Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTIKUM PENGUKURAN LISTRIK


“INDUKTOR DAN KAPASITOR”

Disusun oleh:

Nama : Ari Nasanius


Kelas : 2-J
Absen/NIM : 4/1215020044
Nama Kelompok : Andy Setya Utama
Aji Wiyastoadi
Bimo Putra Mustafa Sebo
Fathurrahman Santosa
Firda Amalia
Grup/Kelompok : 1
Tanggal Praktek : 17 Mei 2016
Tanggal Pengumpulan : 24 Mei 2016
Penguji/Pembimbing : P. Jannus, MT.
Ir. Benhur Nainggolan, MT.

Jurusan Teknik Mesin


Politeknik Negeri Jakarta
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Harga reaktansi dalam suatu rangkaian AC sangat dipengaruhi oleh frekuensi dari
sumber. Pada percobaan ini kita akan mencari harga kapasitansi dan induktansi dari
kapasitor maupun induktor, berdasarkan frekuensi dan reaktansi. Khusus pada
rangkaian AC kita tidak bisa mengabaikan adanya impedansi. Dimana impedansi
tersebut bisa berupa reaktansi kapasitif, reaktansi induktif, reaktansi resistif,
maupun kombinasi ketiganya.

B. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menentukan harga reaktansi kapasitif dalam rangkaian AC.
2. Menentukan harga reaktansi induktif dalam rangkaian AC.
3. Menghitung nilai kapasitansi dan induktansi berdasarkan reaktansi dan frekuensi.

C. Dasar Teori
1. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 lembar plat metal yang dipisahkan oleh
suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara
vakum, keramik, gelas, dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan
listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki
(elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul
pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung
kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup
positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini
"tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas,
fenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan
negatif di awan.

a. Kapasitansi
Kapasitansi terdapat pada dua buah pelat/lempengan yang sejajar. Besarnya
kapasitansi tersebut tergantung dari luas penampang pelat dan jarak antara
kedua pelat serta zat perantara di antara kedua pelat tersebut. Besarnya
kapasitansi juga merupakan perbandingan antara muatan kedua pelat dan
tegangan dari kedua pelat tersebut. Satuan internasional untuk kapasitansi
adalah Farad (F), “satu Farad adalah jumlah muatan listrik sebesar satu Coulomb
yang disimpan di dalam dielektrika (zat perantara) dengan beda potensial
sebesar satu volt”.
Q
C=
V
Q = muatan elektron C (Coulomb)
C = nilai kapasitans dalam F (Farad)
V = tinggi tegangan dalam V (Volt)

Gambar 2.1 simbol kapasitor dalam rangkaian

b. Reaktansi kapasitif
Reaktansi kapasitif berfungsi sebagai penghambat arus dalam rangkaian AC
untuk kapsitor murni, dengan lambang XC , dan satuan ohm (Ω). Reaktansi
kapasitif didefinisikan sebagai hasil bagi antara tegangan antara ujung-ujung
kapasitor dan kuat arus melalui kapasitor.
1
XC =
2 πfC
C = kapasitas kapasitor (Farad/F)
XC = reaktansi kapasitif (ohm/Ω)
f = frekuensi (Hz)

Gambar 2.2 Kapasitor

2. Induktor
Induktor atau kumparan adalah salah satu komponen pasif elektronika yang dapat
menghasilkan magnet jika dialiri arus listrik dan sebaliknya dapat menghasilkan listrik
jika diberi medan magnet. Induktor ini biasanya dibuat dengan kawat penghantar
tembaga yang dibentuk menjadi lilitan atau kumparan.

Kegunaan Induktor:
1. Pemroses sinyal pada rangkaian analog
2. Mengholangkan noise (dengung)
3. Mencegah interferensi frekwensi radio
4. Komponen utama pembuatan Transformator
5. Sebagai filter pada rangkaian power supply

Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi, beberapa


resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Induktor akan
berfungsi sebagai tahanan jika dialiri arus listrik bolak-balik (AC).
a. Induktansi
Induktansi adalah kemampuan suatu penghantar untuk menghasilkan tegangan
induksi bila arus berubah-ubah. Satuan internasional untuk induktansi adalah
Henry (H), dengan symbol L. “satu Henry adalah besarnya induktansi yang
menimbulkan tegangan sebesar satu volt akibat perubahan arus sebesar satu
ampere tiap detik.”
V
L = di
dt
Volt . detik
L=
Ampere
b. Reaktansi induktif
Reaktansi induktif sebagai penghambat arus listrik dalam rangkaian AC untuk
induktor murni, diberi lambang X L, dengan satuan ohm (Ω). Reaktansi induktif
didefinisikan sebagai hasil bagi antara tegangan pada ujung-ujung induktor dan
kuat arus yang melaui induktor.
XL = 2πfL
XL = reaktansi induktif (ohm/Ω)
f = frekuensi (Hz)
L = kapasitas induktif (Henry/H)

Gambar 2.3 Induktor


Gambar 2.4 Simbol Induktor
BAB II
ALAT DAN BAHAN

Alat yang dibutuhkan:


1. Kapasitor 47µF; 100 µF; 470 µF @1 buah

2. Multitester 2 buah

3. Induktor 500;1000

4. Resistor 100 Ω
5. Trafo 240 V

6. Kabel seperlunya
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

A. Langkah Kerja

R = 100 Ω C R = 100 Ω L

VV
AC 4,5 AC 4,5 VV

A A

Gambar 3.1 Rangkaian RC Gambar 3.2 Rangkaian RL

1. Buat rangkaian seperti pada gambar 3.1.


2. Masukkan sumber tegangan AC dan catat penunjukkan alat ukur.
3. Masukkan hasilnya di tabel 1.
4. Ulangi langkah 1 dan 2 dengan mennganti harga kapasitor lainnya.
5. Buat rangkaian seperti pada gambar 3.2.
6. Masukkan tegangan sumber AC dan catat penunjukkan alat ukur.
7. Ulangi percobaan untuk harga induktor yg lain.
8. Kembalikan peralatan.

a. Pertanyaan/Problem
1. Berapa harga reaktansi kapasitif dari tiap-tiap kapasitor?
2. Hitung kapatansi dari kapasitor, serta bandingkan nilainya dengan yang tertulis
pada kapasitor tersebut!
3. Berapa harga reaktansi induktif dari tiap-tiap induktor?
4. Hitung nilai induktansinya!
5. Berikan kesimpulan lengkap dari hasil percobaan!

BAB IV
DATA DAN ANALISA

A. Data dan Analisa


1. Data Pengukuran untuk Rangkaian RC
No Kapasitor (µF) Tegangan (V) Arus (mA) Xc (Ω) Cteori (µF)
1 50 0,009 0,14 64,28 49,5
2 100 0,0075 0,29 28,84 110

Spesifikasi untuk Tabel I


1. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai Xc pada tabel I adalah:
V
Xc =
I
Keterangan:
 Xc : Reaktansi kapasitif dari tiap-tiap kapasitor (Ω)
 V : Tegangan yang didapat dengan mengukur menggunakan multimeter (V)
 I : Arus yang mengalir pada rangkaian yang didapat pada praktikum dan diukur
menggunakan multimeter (A)

Ambil contoh perhitungan pada data Nomor 1 dengan tegangan V = 0,006 Volt dan
arus I = 0,0001 Ampere. Maka:
0,009 V
Xc = = 64,28 Ω
0,00014 A
Dengan cara yang sama diperoleh nilai Xc untuk data Nomor 2.
2. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai C pada tabel I adalah:
1
C=
2 πf X C
Keterangan:
 C : Kapasitansi dari kapasitor (µF)
 f : Frekuensi PLN (Hertz)
 Xc : Reaktansi kapasitif (Ω)

Ambil contoh perhitungan pada data Nomor 1 dengan f = 50 Hertz dan Xc = 60 Ω.


Maka:
1
C= = 49,5 µF
2(3,14)(50)(64,28)

Dengan cara yang sama diperoleh nilai C untuk data Nomor 2.


49,5−47
Presentase kesalahan : X 100% = 5,32 % (KAPASITOR NO 1)
47
110−100
: X 100% = 10% (KAPASITOR NO 2)
100
Hasil Presentase masih menunjukkan angka yang akurat karena presentase
kesalahan kurang dari sama dengan 10%. Hal tersebut memberikan informasi bahwa
alat praktikum yang digunakan masih dalam keadaan baik dan cukup presisi serta
meminimalisir kesalahan pengukuran maupun pembacaan angka oleh praktikan.

2. Data Pengukuran untuk Rangkaian RL


No Induktor (mH) Tegangan (V) Arus (mA) XL (Ω) Lteori (mH)
1 500 0,0085 0,530 160,37 510,73
2 1000 0,009 0,286 327,27 1040
3 110 V 0,009 0,230 39,13 124,61
4 220 V 0,01 0,138 72,46 230,76

Spesifikasi untuk Tabel II


1. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai XL pada tabel II adalah:
V
XL =
I
Keterangan:
 XL : Reaktansi induktif dari tiap-tiap induktor (Ω)
 V : Tegangan yang didapat dengan mengukur menggunakan multimeter (mV)
 I : Arus yang mengalir pada rangkaian yang didapat pada praktikum dan diukur
menggunakan multimeter (mA)
Ambil contoh perhitungan pada data Nomor 1 dengan tegangan V = 0,106 mV dan
arus I = 0,13 mA. Maka:
0,0085V
XL = = 160,37 Ω
0,53 mA

Dengan cara yang sama diperoleh nilai XL untuk data Nomor 2.


2. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai L pada tabel II adalah:
XL
L=
2 πf
Keterangan:
 L : Induktansi dari induktor (mH)
 f : Frekuensi PLN (Hertz)
 XL : Reaktansi induktif (Ω)

Ambil contoh perhitungan pada data Nomor 1 dengan f = 50 Hertz dan X L = 0,8154 Ω.
Maka:
160,37
L= = 510,73 mH
(2)(3,14)(50)
Dengan cara yang sama diperoleh nilai L untuk data selanjutnya.
510,73−500
Presentase kesalahan : X 100% = 2,15 % (INDUKTOR NO 1)
500
1040−1000
: X 100% = 4,00 % (INDUKTOR NO 2)
1000
124,61−110
: X 100% = 13,28 % (INDUKTOR NO 3)
110
230,76−220
: X 100% = 4,90 % (INDUKTOR NO 4)
220
Hasil Presentase masih menunjukkan angka yang akurat karena presentase
kesalahan kurang dari sama dengan 10%. Hal tersebut memberikan informasi bahwa
alat praktikum yang digunakan masih dalam keadaan baik dan cukup presisi serta
meminimalisir kesalahan pengukuran maupun pembacaan angka oleh praktikan.

B. Jawaban Pertanyaan/Problem
1. Harga X C Masing-masing Kapasitor:
 Kapasitor 47 µF
V 0,009
XC = I = 0,00014 = 64,28 Ω
 Kapasitor 100 µF
V 0,0075
XC = I = 0,00026 = 28,84 Ω

2. Harga Kapasitansi:
 Kapasitor 47 µF
1 1
C=
2 πf X C
= 2(3,14)(50)(64,28)
= 49,5 µF

Selisih C perhitungan dan C tertulis = 49,5 - 47 = 2,5 µF


 Kapasitor 100 µF
1 1
C=
2 πf X C
= 2(3,14)(50)(28.84)
= 110 µF

Selisih C perhitungan dan C tertulis = 110 - 100 = 10 µF

3. Harga XL Masing-masing Induktor:


 Induktor 500 mH
V 0,0085
XL = I = 0,00053 = 160,37 Ω
 Induktor 1000 mH
V 0,009
XL =
I
= 0,000286
= 327,27 Ω

 Induktor 110 mH
V 0,009
XL = I = 0,00023 = 39,13 Ω

 Induktor 110 mH
V 0,01
XL = I = 0,000138 = 72,46 Ω

4. Harga Induktansi:
 Induktor 500 mH
XL 160,37
L= = (2)(3,14)(50) = 510,73 mH
2 πf
Selisih L perhitungan dan L tertulis = 510,73 - 500 = 10,73 mH
 Induktor 1000 mH
XL 327,27
L= = 2 x 3,14 x 50
= 1040 mH
2π f
Selisih L perhitungan dan L tertulis = 1040 - 1000 = 40 mH
 Induktor 110 mH
XL 39,13
L= = (2)(3,14)(50) = 124,61 mH
2 πf
Selisih L perhitungan dan L tertulis = 124,61 - 110 = 14,61 mH
 Induktor 220 mH
XL 72,46
L= = (2)(3,14)(50) = 230,76 mH
2 πf
Selisih L perhitungan dan L tertulis = 230,76- 220 = 10,76 mH

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Harga reaktansi dalam suatu rangkaian AC sangat dipengaruhi oleh frekuensi dari
sumber tegangan.
2. Pada rangkaian AC kita tidak bisa mengabaikan adanya impedansi yang berupa
reaktansi kapasitif maupun induktif.
3. Dari percobaan yang dilakukan, terbukti bahwa induktor dan kapasitor berfungsi
sebagai penghambat arus listrik dalam arus AC.

B. Saran
1. Paham secara teori terlebih dahulu sebelum praktik
2. Dalam setiap melakukan percobaan, disarankan bekerja sesuai langkah kerja.
3. Mengenal cara pakai alat-alat terlebih dahulu sebelum praktik.
4. Gunakan alat sesuai kegunaannya.
5. Kerja sama tim sangat dibutuhkan.
6. Utamakan keselamatan, kebersihan dan kesehatan kerja.
7. Cek rangkaian sebelum dinyalakan,untuk menghindari sesuatu yang tidak
diinginkan.
8. Cek kabel terlebih dahulu sebelum digunakan.
9. Teliti dalam melakukan praktik

Anda mungkin juga menyukai