KELOMPOK : 4
NAMA PRAKTIKAN : DARA SHANEA HARAFANY
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :1. DAFA HAFIDZ
2. DARA SHANEA HARAFANY
3. FADZA NAUFAL
4. GRACE HANNA
5. NAUFAL AFIF AMIESESA
6. RIFKI NUR ILHAM
7. SAVIENA SALVA
KELAS : 2-E
PEMBIMBING :1. P. JANNUS, MT
2.Ir. BENHUR NAINGGOLAN, MT
TANGGAL PRAKTIKUM : 3 juli 2019
TANGGAL PENYERAHAN : 10 juli 2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelumnya, pada semester I, kami telah di berikan mata kuliah instalasi listrik, baik
instalasi penerangan dan instalasi motor secara teoritis. Sebagai mahasiswa/i program
studi konversi energi, kami harus mempunyai kompetensi untuk memasang instalasi baik
penerangan maupun motor listrik. Sebelumnya kami telah mempraktikan cara
penginstalasian penerangan. Dan pada kesempatan ini kami mempraktikan instalasi motor
listrik.
B. Tujuan Praktikum
1. Dapat menjelaskan cara kerja menjalankan motor dengan sistem operasi star-delta.
2. Dapat menganalisa proses starting dari hubungan bintang ke segitiga.
3. Dapat menggambarkan diagram fungsi dan tabel dari rangkaian.
4. Menyebutkan aplikasi sistem star-delta.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Bila keadaan tersebut berulang terus, maka sistem pengamanan dari motor dan untuk
motor itu sendiri tidak akan lama bertahan. Untuk menghindari hal tersebut, banyak cara
yang dilakukan untuk menjalankan motor. Salah satunya adalah dengan menghubungkan
lilitan pada motor itu dengan sistem bintang dan kemudian pada saat mendekati putaran
nominal motor, lilitan dirubah menjadi hubungan segitiga.
Untuk merubah hubungan dari bintang ke segitiga, diperlukan suatu pengaturan yang
dapat menggunakan cara sebagai berikut:
Pemakaian kontaktor dengan operasi star delta ini, memerlukan komponen pengaman
pada setiap rangkaiannya untuk mengantisipasi terjadinya gangguan pada motor. Alat
yang bisa digunakan untuk pengaman antara lain:
1. MCB (Miniature Circuit Breaker) dimana MCB berfungsi untuk memutus arus listrik
secara otomatis jika terjadi konsleting.
2. TOLR (Thermal Over Load Relay) dimana TOLR berfungsi untuk proteksi motor
listrik dari beban lebih. Seperti halnya sekring (fuse) pengaman beban lebih ada yang
bekerja cepat dan ada yang lambat. Sebab waktu motor start arus dapat mencapai 6
kali nominal, sehingga apabila digunakan pengaman yang bekerja cepat, maka
pengamannya akan putus setiap motor dijalankan.
Gangguan yang mungkin terjadi pada operasi rangkaian star delta adalah adanya
hubungan singkat arus listrik (konsleting) atau beban lebih (over load).
3
Pada rangkaian ini juga diperlukan lampu tanda (pilot lamp) dengan warna merah dan
hijau, dimana lampu ini berfungsi sebagai indikator saat beban bekerja, seperti jika
rangkaian dalam keadaan mati (off) maka lampu indikator dengan warna merah akan
menyala, sebaliknya jika kita menekan switch button (on) maka lampu indikator merah
akan mati dan lampu indikator hijau akan menyala.
4
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
No Alat Jumlah
.
2. Kontaktor 3
3. Avometer 2
6. Kontak Bantu 1
7. Timer 1
10. Lampu 6
C. Langkah Kerja
1. Buatlah rangkaian seperti di bawah ini:
5
Wiring Diagram
K1
K3
K2
M1
3Ø Y
Rangkaian Kerja I
+24V 2
S0
6 7 8 9 10 11
S1
K1
K3
K3 K3
K1 K1 K2 K2
K1
K2
TMR
K2
0V
5 3 2 12 2 6
9 10 11 7 8
Rangkaian Kerja II
6
L
S0
13
S1 K1
14
T1
T1
K1 K1
T
T K3 K2
Keterangan:
BAB IV
7
DATA PRAKTIKUM DAN ANALISA DATA
A. Rangkaian Kerja I
Tabel Kebenaran
No. S0 S1 T K1 K2 K3 H1 H2 H3
1. 0 1 1 1 1 0 1 1 0
2. 1 0 0 0 0 0 0 0 0
3. 0 0 0 1 0 1 1 0 1
4. 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Flow Chart
S0
S1
K1
K2
K3
Timer
H1
H2
H3
Analisa Data
1. Pada kondisi awal semua berada dalam keadaan mati, tidak ada arus yang
mengalir pada kontaktor 1, kontaktor 2 maupun pada kontaktor 3.
2. Lalu pada saat push button S1 ditekan maka arus akan mengalir pada rangkaian
dan akan menghidupkan kontaktor 1, kontaktor 2 dan kontaktor timer yang
sebelumnya telah disetting selama 3 detik.
3. Pada saat kontaktor timer bekerja selama 3 detik maka kontaktor timer akan mati
dan kontak bantu pada kontaktor 2 akan terbuka dan menyebabkan kontaktor 3
menyala.
8
4. Maka ketika kontaktor timer tidak menyala maka kontaktor yang menyala hanya
kontaktor 1 dan kontaktor 3 dan kontak tersebut akan terus menyala sampai S 0
ditekan.
B. Rangkaian Kerja II
Tabel Kebenaran
No
S0 S1 T K1 K2 K3
.
1. 0 0 0 0 0 0
2. 0 1 1 1 0 1
3. 0 0 0 1 1 0
4. 1 0 0 0 0 0
Flow Chart
S0
S1
K1
K2
K3
Timer
Analisa Data
Pada kondisi OFF, semua kontaktor belum aktif. S1 ditekan maka kondisi bintang,
kontaktor utama K1 dan kontaktor bintang K3 aktif dengan kontaktor delta K2 tidak
aktif. Kondisi delta, kontaktor K1 dan kontaktor K2 aktif, sementara kontaktor
bintang K3 tidak aktif.
Aplikasi pemakaian sistem operasi star-delta adalah pada mesin gerinda, mesin bor,
kipas angin, dan lain sebagainya yang membutuhkan soft starting motor dan
setelahnya menggunakan daya yang sangat besar.
9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem operasi star-delta memanfaatkan tegangan catu yang lebih rendah. Sistem
operasi star-delta memiliki keunggulan karena arus start turun menjadi 1/3.
2. Pada saat rangkaian bintang, lampu yang menyala redup. Sedangkan saat sudah
bertransformasi ke rangkaian segitiga, lampu yang menyala terang. Ini sesuai
denga teori, saat rangkaian Y arus yang menyala kecil, dan saat rangkaian Δ arus
yang menyala besar.
B. Saran
1. Penyambungan kabel konektor harus tepat agar tidak terjadi kesalahan yang dapat
menyebabkan lampu hijau dan merah tidak menyala sesuai dengan cara kerja
rangkaian operasi star – delta.
2. Kerja tim yang baik sangat diperlukan untuk membuat rangkaian dan analisa pada
praktikum operasi star – delta.
10