Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PRAKTIKUM PENGUKURAN LISTRIK


“JEMBATAN WHEATSTONE”

Disusun oleh:

Nama : Ari Nasanius


Kelas : 2-J
Absen/NIM : 4/1215020044
Nama Kelompok : Andy Setya Utama
Aji Wiyastoadi
Bimo Putra Mustafa Sebo
Fathurrahman Santosa
Firda Amalia
Grup/Kelompok : 1
Tanggal Praktek : 12 April 2016
Tanggal Pengumpulan : 19 April 2016
Penguji/Pembimbing : P. Jannus, MT.
Ir. Benhur Nainggolan, MT.

Jurusan Teknik Mesin


Politeknik Negeri Jakarta
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Setelah selesai melakukan percobaan, praktikan diharapkan dapat :
1. Menentukan nilai tahanan dalam suatu rangkaian dengan menggunakan jembatan
wheat stone.
2. Menerangkan prinsip kerja jembatan wheatstone.

1.2 Dasar Teori


Prinsip kerja jembatan Wheatstone sering digunakan dalam menentukan
suatu nilai tahanan atau impedansi dalam suatu rangkaian listrik. Jembatan
wheatstone pada dasarnya terdiri dari empat buah komponen. Komponen-komponen
tersebut dapat berupa tahanan atau berupa kapasitor, induktor dan transistor.

A +
R3
R1

C D
R2

R4

B -

`
Gambar 1.1 Rangkaian Jembatan Wheastone

Tahanan pada rangkaian jembatan ini ditetapkan sedemikian rupa, sehingga bila
titik C-D dihubungkan tidak ada arus yang mengalir padanya. Kondisi ini kita
katakana jembatan dalam posisi seimbang.

R1 : R2 = R3 : R4
R 2. R 3
R 1=
R4
Yang menjadi persoalan dalam metode ini adalah bagaimana mendapatkan dan
meyakinkan bahwa Vcd = 0. Dalam percobaan ini terdapat dua cara, yaitu dengan
menggunakan voltmeter dan lampu.
BAB II
ALAT DAN BAHAN

1. Resistor variable 75 Ω, 1 buah

2. Resistor 47 Ω, 100 Ω, 1k Ω, dan 1k2 Ω masing – masing 1 buah

3. Sumber tegangan arus searah 0 s.d. 15 V, 1 buah

4. Proto board, 1 buah

5. Multimeter, 1 buah
6. Digital multimeter, 1 buah

7. Kabel secukupnya

8. Lampu 6V
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Langkah Kerja


1. Buat rangkaian seperti pada gambar 3.1 dan beri R1 = 1kΩ dan R2 = 1k2Ω
2. Beri tegangan Vs = 10V
3. Atur Potensiometer (R1,R2,R3,R4) hingga penunjukkan pada voltmeter V
menunjukkan angka 0.

R1
R3

V
Vs C D
R4
R2

Gambar 3.1 Jembatan wheatstone dengan indikator menggunakan voltmeter

4. Lepaskan rangkaian kemudian ukur tahanan (R1,R2,R3,R4) dengan ohmmeter.


Hasil pengukuran masukkan ke dalam tabel 1.
5. Buat rangkaian seperti gambar 3.2 . Gunakan R1 dan R2 adalah resistor yang
bernilai resistansi tetap masing-masing 100Ω dan 47Ω
6. R3 dan R4 adalah potensiometer dengan nilai 75Ω.

R1
100Ω R3

Vs C D
V R4
R2
47Ω

Gambar 3.2 Indikator yang menunjukkan kesetimbangan digunakan lampu

7. Berikan tegangan Vs= 10V


8. Atur Potensiometer hingga lampu tidak menyala
9. Lepaskan rangkaian kemudian ukur R3 dan R4 dengan ohmmeter kemudian
masukkan nilainya pada tabel 2.

10. Buatlah rangkaian seperti gambar 3.3

Rx
R2

V
Vs
R1 R3

Gambar 3.3 Rangkaian untuk menentukan nilai R


11. R3 adalah potensiometer yang berfungsi mengatur tegangan di R3 agar beda
potensial voltmeter V= 0
12. Buat nilai Rx = 100Ω, R1 = 47Ω, R2 = 1kΩ
13. Beri tegangan Vs = 10V dan atur tahanan R3 hingga tegangan di Voltmeter
sama dengan 0
14. Lepaskan rangkaian dan ukur R3 dengan menggunakan ohmmeter
15. Hitung berapa nilai Rx dengan menggunakan rumus. Apakah nilai tahanan
sesuai dengan nilai spesifiknya ? Berikan kesimpulan

3.2 Problem/Pertanyaan
1. Berdasarkan data yang anda peroleh pada tabel 1, jelaskan pengaruh dan
peran masing-masing pada penunjukkan tegangan pada titik c dan d.
2. Jelaskan peran R3 terhadap harga Rx dalam rangkaian 3.2 (tabel data 3)
3. Berikan kesimpulan dari percobaan yang anda lakukan.
BAB IV
ANALISA DATA

4.1Data dan Analisa

Tabel 1. Data untuk rangkaian gambar 3.1


Vs (Volt) R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) R4 (Ω) R1 x R4 =R2 x R3

10 37,8 37,2 37,5 37,5 1417,5 = 1395

R1 x R4 = R2 x R3
37,8Ω x 37,5Ω = 37,2Ω x 37,5Ω
1417,5 Ω = 1395 Ω

Selisih = 1417,5 Ω - 1395 Ω


= 22,5Ω

Selisih yang didapat menunjukkan bahwa nilai R1 x R4 dan R2 x R3tidak sama, karena
kurangnya ketelitian dalam menentukan galvometer tepat menunjukkan angka nol. Hal
tersebut dikarenakan kurangnya ketelitian dalam menentukan posisi tahanan pada
potensiometer pada saat praktik dan adanya faktor usia yang dapat menyebabkan kurang
baiknya alat tersebut saat digunakan.

Nilai R 1 R 4−Nilai R 2 R 3
% Perbedaan = X 100 %=1,56 %
Nilai R 1 R 4

Tabel 2. Data untuk rangkaian gambar 3.2


Vs (Volt) R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) R4 (Ω) R1 x R4 =R2 x R3

10 100 47 51,1 23,9 2390 = 2401,7

R1 x R4 = R2 x R3
100Ω x 23,9Ω = 47Ω x 51,1Ω
2390Ω = 2401,7 Ω

Selisih = 2401,7 Ω - 2390Ω


= 11,7Ω
Selisih yang didapat menunjukkan bahwa nilai R1 x R4 dan R2 x R3tidak sama, karena
kurangnya ketelitian dalam menentukan galvometer tepat menunjukkan angka nol. Hal
tersebut dikarenakan kurangnya ketelitian dalam menentukan posisi tahanan pada
potensiometer pada saat praktik dan adanya faktor usia yang dapat menyebabkan kurang
baiknya alat tersebut saat digunakan.

Nilai R 2 R 3−Nilai R 1 R 4
% Perbedaan = X 100 %=0,5 %
Nilai R 2 R 3

Tabel 3. Data untuk rangkaian gambar 3.3


Vs (Volt) R x (Ω) R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω) R x =R1 x R2 / R3

10 100 47 1000 475 100 = 98,9

Rx = R 1 x R 2 / R3
100 Ω = 47Ω . 1000Ω / 475Ω
100 Ω = 98,9 Ω

Selisih = 100 Ω - 98,9 Ω


= 1,05Ω
Selisih yang didapat menunjukkan bahwa nilai R x dan R1 x R2 / R3tidak sama, karena
kurangnya ketelitian dalam menentukan galvometer tepat menunjukkan angka nol. Hal
tersebut dikarenakan kurangnya ketelitian dalam menentukan posisi tahanan pada
potensiometer pada saat praktik dan adanya faktor usia yang dapat menyebabkan kurang
baiknya alat tersebut saat digunakan.

Rx seharusnya−Rx praktek
% Perbedaan = X 100 %=1,05 %
Rx seharusnya

4.2Jawaban Pertanyaan/Problem
1. Peran titik c dan d digunakan sebagai titik acuan penentu nilai tegangan antara
hambatan R1 dan R2 dengan R3 dan R4. untuk menentukan agar tahanan
masing-masin meiliki nilai yang setara maka dapat digeser nilai tahanan gesernya
dan dapat dilihat nilai tegangan yang mengalir pada voltmater dititik c dan d,
apabila nilai tegangan pada voltmater di titik c dan d sudah bernilai nol maka nilai
tahanan a, b, c, dan d sudah seimbang.

2. R3 adalah nilai resistansi pada potensiometer. Peran R3 terhadap Rx pada tabel


3 adalah sebagai pembanding dalam menentukkan harga Rx untuk dapat
membuktikan persamaan jembatan Wheatstone pada rangkaian tersebut.

3. Kesimpulan dari hasil percobaan ini adalah prinsip jembatan Wheatstone dapat
digunakan untuk mengetahui nilai suatu tahanan atau impedansi yang tidak kita
ketahui dalam suatu rangkaian listrik dengan menggunakan prinsip jembatan
Wheatston.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Jembatan
Wheatstone dipergunakan untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang
mengalir pada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama
besar). Rangkaian ini dibentuk oleh empat buah tahanan (R) yang merupakan segiempat
R1−R 2−R3−R 4dimana rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah
galvanometer nol (0). Tahanan-tahanan itu diatur sedemikian rupa sehingga
galvanometer itu tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan
tersebut.

Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik yang digunakan untuk
mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya (besarannya) dan untuk
memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang
nilainya relative kecil sekali.

5.2 Saran
1. Sebelum praktikum, sebaiknya berdoa terlebih dahulu
2. Sebelum praktikum, sebaiknya pahami dan patuhi SOP
3. Sebelum praktikum, sebaiknya terlebih dahulu baca jobsheet yg ingin dipraktikan
4. Jangan terburu-buru dalam merangkai rangkaian yang ada pada job sheet. Lakukan
dengan pelan-pelan dan hati-hati agar mendapatkan hasil yang baik.
5. Kerja sama tim sangat diperlukan
6. Teliti dalam bekerja

Anda mungkin juga menyukai