(BAGIAN -2)
OPERASI KELAS A
BATI DAYA
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝐺=
𝑃𝑖𝑛
DAYA KELUARAN
Jika kita mengukur tegangan dalam rms volt, daya keluaran yang diperoleh :
𝑉𝑟𝑚𝑠 2
𝑃𝑜𝑢𝑡 =
𝑅𝐿
Jika kita mengukur tegangan keluaran dalam puncak ke puncak menggunakan osiloskop
𝑉𝑜𝑢𝑡 2
𝑃𝑜𝑢𝑡 =
8𝑅𝐿
Faktor 8 muncul karena 𝑉𝑝𝑝 = 2�2𝑉𝑟𝑚𝑠 , jika dikuadratkan maka muncul 8
𝑉𝑝𝑝 sama dengan tegangan keluaran puncak ke puncak maksimum dan daya keluaran
maksimumnya :
𝑀𝑃𝑃2
𝑃𝑜𝑢𝑡 =
8𝑅𝐿
DISIPASI DAYA TRANSISTOR
Ketika tidak ada sinyal yang menjalankan penguat pada gambar 10a, disipasi daya
quiescent-nya adalah :
𝑃𝐷𝑄 = 𝑉𝐶𝐸𝑄 𝐼𝐶𝑄
Ketika ada sinyal, disipasi daya dari transistor meningkat karena transistor mengubah
daya quiescent menjadi daya sinyal. Dengan alasan ini daya quiescent adalah kasusu buruk.
Karena itu, tingkatan daya suatu transsitor dalam penguat kelas A harus lebih besar dari 𝑃𝐷𝑄 ,
jika tidak maka transistor akan dihancurkan.
ALIRAN ARUS
Sumber tegangan DC harus menyediakan arus DC 𝐼𝑑𝑐 ke penguat. Arus DC ini
mempunyai dua komponen, yaitu arus bias melalui pembagi tegangan ddan arus kolektor
melalui transistor. Arus DC ini disebut aliran arus dari tingkat. Jika memiliki penguat banyak
tingkat, maka harus menambahkan aliran arus individual untuk memperoleh aliran arus total.
EFISIENSI
Daya DC yang diberikan kepada penguat oleh sumber DC adalah :
𝑃𝑑𝑐 = 𝑉𝐶𝐶 𝐼𝑑𝑐
Efisiensi ditentukan oleh :
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100%
𝑃𝑖𝑛
Contoh 4:
Jika tegangan keluaran puncak ke puncak adalah 6,2 V dan impedansi masukan dari basis 3
kΩ, berapa bati daya pada gambar 11?
Gambar 11
Jawab :
𝑍𝑖𝑛(𝑠𝑡𝑎𝑔𝑒) = 10 𝑘𝛺‖2,2 𝑘𝛺 ‖3 𝑘𝛺 = 1,13 𝑘𝛺
Daya masukan AC
(50 𝑚𝑉)2
𝑃𝑖𝑛 = = 0,277 𝜇𝑊
8 (1,13 𝑘Ω)
Daya keluaran AC
(6,2 𝑉)2
𝑃𝑜𝑢𝑡 = = 1,02 𝑚𝑊
8 (4,7 𝑘Ω)
Bati tegangannya adalah :
1,02 𝑚𝑊
𝐺= = 3682
0,277 𝜇𝑊
Contoh 5 :
Berapa disipasi daya transistor pada gambar 11
Jawab :
Arus emitter DC adalah :
1,1 𝑉
𝐼𝐸 = = 1,62 mA
680Ω
OPERASI KELAS B
Dalam beberapa aplikasi seperti system yang menggunakan baterai, aliran arus dan
efisiensi tingkat menjadi penting untuk di pertimbangkan dalam perancangan. Hal ini lah
yang menyebabkan ide dasar dari kelas B.
RANGKAIAN DORONG-TARIK
Ketika transistor beroperasi sebagai kelas B, siklus akan dipototng setengah. Untuk
menghindari distorsi hasil, maka digunakan dua transistor dalam susunan dorong-tarik
seperti pada gambar 12. Dorong-tarik (push-pull) berarti bahwa satu transistor mengalirkan
setengah siklus sementara yang lainnya diam (off) dan sebaliknya.
Gambar 12. Penguat dorong-tarik kelas B
Pada setengah siklus yang positif dari tegangan masukan, lilitan sekunder 𝑇1 memiliki
tegangan v1 dan v2. Karena itu transistor yang diatas mengalirkan dan yang dibawah
terpotong. Arus kolektor Q1 mengalir melalui setengah atas dari lilitan primer keluaran. Hal
ini menghasilkan tegangan yang telah dikuatkan dan dibalik, yang tergandeng ke
transformator dan pengeras suara. Pada setengah siklus beriktnya, polaritasnya dibalik.
Transistor yang dibawah bekerja dan yang diatas diam. Transistor bawah menguatkan sinyal
dang anti menampakkan setengah sinyal ke pengeras suara. Kareana setiap transistor
menguatkan setengah siklus masukan, pengeras suara menerima sinyal yang telah dikuatkan
dengan siklus penuh
FREKUENSI RESONANSI
Dengan operasi kelas C, arus kolektor mengalir selama kurang dari setengah siklus.
Rangkaian resonansi parallel dapat menyaring pulsa dari arus kolektor dan menghasilkan
gelombang sinus murni dari tegangan keluaran .Aplikasi utama untuk kelas C adalah penguat
RF yang dapat diatur. Efisiensi maksimum adlah 100 persen.
Gambar 13. (a) Penguat kelas C yang dapt di atur; (b) Bati tegangan terhadap frekuensi; (c)
Rangkaian ekuicvalen DC tak terbiaskan; (d) Dua garis beban; (e) Rangkaian ekuivalen AC
Gambar 13a memperlihatkan penguat RF yang dapat diatur. TEgangan masukan AC
mengaktifkan basis, dan tegangan keluaran yang telah dikuatkan muncul dikolektor. Sinyal
yang telah di kuatkan dan dibalik kemudian digandeng kapasitif ke hambatan beban. Karena
rangkaian resonansi parallel, tegangan keluaran maksimum pada frekuensi resonansi, yang
diperoleh dengan :
1
𝑓𝑟 =
2𝜋√𝐿𝐶
Pada sisi lain dari resonansi 𝑓𝑟 , bati tegangan menurun (gambar 13b). Untuk alaan
inilah, penguat kelas C yang dapat diatur selalu diperuntukkan utnukmenguatkan pita sempit
frekuensi. Hal ini membuatnya ideal untuk menguatkan sinyal radio dan televise karena
setiap stasiun atau saluran diberikan pita sempit frekuesni pada kedua susu dari frekuensi
pusat.
Penguat kelas C tidak terbias, seperti terlihat dalam rangkaian ekuivalen DC dari
gambar 13c. Hambatan Rs dalam rangkaian kolektor merupakan hambatan seri dari inductor.
GARIS BEBAN
Gambar 13d memperlihatkan dua buah garis beban. Garis beban DC kira-kira berupa
garis vertical karena hambatan perkawatan Rs dari inductor RF sangat kecil. Garis beban Dc
tidak begitu penting karena transistor tidak terbiaskan. Yang penting adalah garis beban AC.
Titik Q terdapat sinyal AC, titik operasi bergeser ke atas garis beban AC kea rah titik jenyh.
Pulsa maksimum dari arus kolektor terjadi pada arus jenuh 𝑉𝑐𝑐 /𝑟𝑐
RUMUS KELAS C
Penguat kelas C yang dapat diatur biasanya berupa penguat pita sempit. Sinyal
masukan dalam rangkaian kelas C dikuatkan untuk memeperoleh daya keluaran dengan
efisiensi mendekati 100 %.
RUMUS UMUM
Bati tegangan
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝐺= 𝑃𝑖𝑛
Daya Keluaran AC
𝑉𝑜𝑢𝑡 2
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 8𝑅𝐿
HAMBATAN KOLEKTOR AC
Induktor memliki hambatan seri Rs seperti terlihat pada gambar 14a. Q dari inductor
tersebut ditentukan dengan :
𝑋𝐿
𝑄𝐿 =
𝑅𝑆
Keterangan :
𝑄𝐿 = faktor kualitas dari koil
𝑋𝐿 = reaktansi induktif
𝑅𝑆 = hambatan koil
Gambar 14. (a) Resistan ekuivalen seri untuk inductor; (b) Resistan ekuivalen paralel untuk
inductor
Jika hambatan serial dari inductor dapat digantikan dengan hambatan parallel Rp,
(gambar 14b). Sehingga hambatan ekuivalen menjadi :
𝑅𝑝 = 𝑄𝐿 𝑋𝐿
Hambatan AC yang ditemui oleh kolektor saat resonansi adalah :
𝑟𝑐 = 𝑅𝑝 ‖𝑅𝐿
Rangkaian Q keseluruhan :
𝑟𝑐
𝑄=
𝑋𝐿
SIKLUS TUGAS
Aktifnya diode emitter pada setiap puncak positif pulsa sempit dari arus kolektor,
sepert pada gambar 15a. Dengan pulsa seperti ini, siklus tugas dapat ditentukan sebagai :
𝑊
𝐷=
𝑇
Dimana : D = siklus tugas
W = lebar pulsa
T = periode pulsa
EFISIENSI TINGKAT
Arus kolektor DC tergantung pada sudut konduksi. Untuk sudut konduksi 1800 (sinyal
setengah gelombang), rata-rata arus kolektor DC adalah 𝐼𝐶(𝑠𝑎𝑡) /𝜋. Untuk sudut konduksi
yang lebih kecil, arus kolektor DC lebih kecil dari nilai tersebut (gambar 16d). Arus kolektor
DC hanya berupa aliran arus dalam penguat kelas C karena tidak mempunya resistor terbias.
Dalam penguat kelas C, sebagain besar daya masukan DC dikonversi ke daya beban
AC karena hilangnya transisitor dan koinnya kecil. Dengan semikian, penguat kelas C
mempunyai efisiensi tingkat yang tinggi. Gambar 16e menunjukkan bagaimana efisiensi
tingkat optimum berubah sesuai dengan sudut konduksi. Saat sudutnya 1800, efisiensi
tingkatnya adalah 78,5 %, nilai maksimum teoritis untuk penguat kelas B, ketika sudut
konduksi mengecil, efisiensi tingkat meningkat. Sebagaimana telah dinyatakan, kelas C
memiliki efisiensi maksimum 100%, pada sudut konduksi yang sangat kecil.
Contoh 7 :
Jika QL dalam gambar 17 adalah 100, berapakah lebar pita dari penguat?
(a) (b)
Gambar 17
Jawab :
𝑋𝐿 = 2𝜋𝑓𝐿 = 2𝜋(519𝑀𝐻𝑧)(2𝜇𝐻 ) = 65,2 Ω
𝑅𝑃 = 𝑄𝐿 𝑋𝐿 = (100)(65,2 Ω) = 6,52 𝐾Ω
𝑟𝑐 = 6,52 𝐾Ω‖1 𝐾Ω = 867 Ω
𝑟𝑐 867 Ω
𝑄= = = 13,3
𝑋𝐿 65,2 Ω
5,19 𝑀𝐻𝑧
𝐵𝑊 = = 390 𝑘𝐻𝑧
13,3
Contoh 8 :
Masih pada gambar 17, berapa disipasi daya terburuk?
𝑀𝑃𝑃 = 2𝑉𝐶𝐶 = 2(15𝑉 ) = 30𝑉𝑝𝑝
𝑀𝑃𝑃2 (30𝑉)2
𝑃𝐷 = = = 26 𝑚𝑊
40𝑟𝑐 40(867Ω)
TINGKAT DAYA TRANSISTOR
Tingkat daya transistor menurun saat temperature meningkat. Lembar data dari
transistor memiliki daftar derating factor atau gambar perbandingan tingkat daya dan
temperatur. Penggunaan heat sink bertujuan membuang panas dengan lebih cepat,
sehingga menghasilkan tingkat daya yang lebih tinggi.
LATIHAN SOAL
1. Dorong tarik hamper selalu digunakan oleh …..
a. Kelas A b. Kelas B c. Kelas C d. semua benar
2. Salah satu keuntungan penguat dorong-tarik kelas B adalah …..
a. Tidak ada aliran arus quiescent c. Efisiensinya lebih besar dari kelas A
b. Efisiensi maksimumnya 78,5 % d. Semua benar
3. Penguat kelas C hampr selalu …..
a. Tergandeng transformator antara tingkat c. Penguat RF yang bias diatur
b. Beroperasi pada frekuensi radio d. Pita Lebar
4. Sinyal masukan penguat kelas C …..
a. Negatively clamped di basis c. Dikuatkan dan dibalik
b. Menghasilkan pulsa singkat arus kolektor d. Semua benar
5. Arus kolektor penguat kelas C …..
a. Merupakan penguat tegangan masukan c. Negatively clamped
b. Mengalir sepanjang setengah siklus d. Memiliki harmonik
6. Lebar pita penguat C menurun saat …..
a. Frekuensi resonansi meningkat c. Q meningkat
b. XL menurun d. Hambatan beban menurun
7. Disipasi transistor dalam penguat kelas C menurun saat …..
a. Frekuensi resonansi meningkat c. Koil Q meningkat
b. Hambatan beban menurun d. Kapasitans meningkat
8. Tingkat daya transistor dapat dibangkitkan dengan …..
a. Menaikkan temperatur c. Menggunakan heat sink
b. Mengoperasikan tanpa sinyal masukan d. Menggunakan derating curve