Anda di halaman 1dari 18

Rangkaian Komutasi

(dc line commutation circuits)

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 1
Apakah rangkaian komutasi itu ?

 Rangkaian yang digunakan untuk meng-OFF-kan SCR dalam


suatu rangkaian tertutup.
 Rangkaian komutasi digunakan jika SCR difungsikan sebagai
sakelar elektronis dan sumber masukannya berupa tegangan arus
searah (dc line commutation)
 Ditinjau dari sumber masukannya, terdapat 2 (dua) rangkaian
komutasi:
Komutasi alami (natural commutation)
Komutasi paksa (forced commutation)

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 2
Komutasi Alami

 Jika SCR digunakan dalam sebuah rangkain tertutup dengan


sumber masukan berupa tegangan AC, maka SCR akan OFF
secara otomatis ketika mencapai titik lintas nol (zero
crossing) yang disebabkan sifat alami dari sumber AC
tersebut.

Secara alami setelah mencapai ,


SCR akan OFF secara otomatis

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 3
Komutasi Paksa
 Jika SCR digunakan dalam sebuah rangkain tertutup dengan
sumber masukan berupa tegangan DC, maka SCR akan OFF
jika arus beban dilawan (dipaksa sama dengan) dengan arus
komutasi yang dibangkitkan dari rangkaian komutasi.

a. Ketika S di-ON dan SCR di-ON, maka


SCR akan ON terus, dan SCR akan OFF
jika S di-OFF.
b. Ketika SCR di-ON dan S masih OFF,
maka SCR akan ON terus, dan akan SCR
OFF jika S di-ON

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 4
Prinsip Komutasi Paksa

Ketika SCR OFF dan S di-ON terjadi


proses pengisian C
Ketika S dalam kondisi OFF dan SCR
di-ON-kan, maka mengalir arus beban
IL=IT = E/R
Ketika S di-ON  SCR akan OFF
karena arus IC melawan IT ( IC = IT)

S (manual) diganti dengan sakelar elektronis

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 5
Sifat Rangkaian RC

(a) dan (b) ketika kondisi awal C


belum diisi (uncharged)
(c) dan (d) ketika C sedang
dimuati (charged) menuju V
T = RC

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 6
Sifat Rangkaian RLC
Jika resistor-induktor-kapasitor
(Gambar a) dhubungkan seri
akan terjadi salah satu dari tiga
respon ini :

 Underdamped, jika R2 < 4L/C


(Gambar b)
 Critically damped, jika R2 = 4L/C
(Gambar c)
 Overdamped, jika R2 > 4L/C
(Gambar d)

Umumnya, saat kondisi OFF dalam


Lander p.163 koondisi respon underdamped

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 7
Jenis Rangkaian Komutasi
 RK dengan Kapasitansi Paralel

• T1 sbg SCR utama (beban)


• T2 sbg SCR bantu (komutasi)
• C sbg pembangkit teg komutasi
• L diperlukan agar polaritas C
sesuai utk komutasi.
• D utk mencegah arus balik.

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 8
Proses Komutasi

+
E

• Ketika T2 di-ON, terjadi proses pengisian C -> Vc  2E


• Ketika T1 di-ON terjadi aliran arus beban (IR)
• Ketika T1 masih ON (dan T2 masih ON), maka terjadi osilasi pada LC
sehingga terjadi pembalikan arah arus. Akibat kejadian ini T1 akan OFF
(IR = IC)

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 9
Bentuk Gelombang

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 10
Rangkaian Komutasi Resonansi Seri

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 11
Rangkaian Komutasi Resonansi Paralel

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 12
Klasifikasi metode komutasi paksa

 Kelas A – komutasi sendiri dgn resonansi beban


 Kelas B – komutasi sendiri dgn rangkaian LC
 Kelas C – komutasi komplemen
 Kelas D – komutasi bantu
 Kelas E – komutasi pulsa luar
 Kelas F – komutasi jaringan ac.
Baca juga: Datta p112-124

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 13
Kelas A – komutasi sendiri dgn resonansi beban (komutasi resonansi)

Terdapat 2 (dua) jenis rangkaian:


 Beban paralel dengan kapasitor
 Beban seri dengan kapasitor

 Komutasi ini menggunakan metode komutasi arus.


 LC merupakan komponen komutasi, untuk pembangkit resonansi
underdamped yang ditentukan oleh frekuensi resonansinya.
Baca Singh h.25-30

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 14
Kelas B – komutasi sendiri dgn rangkaian LC

 Komponen komutasi LC dihubungkan paralel dg SCR


 Ketika SCR di-ON, terdapat 2 (dua) aliran arus: arus beban (IL)
dan arus pengisian (Ic)
 Ketika Ic mengalir terjadi pengisian C (ketika penuh terjadi
pembalikan polaritas) sehingga SCR OFF.
 Ketika SCR OFF terjadi pengisian C melalui L dan R (beban),
jika C penuh maka SCR ON kembali
 Proses ON dan OFF berlangsung kontinu, dimana ditentukan
oleh frekuensi resonansi dari nilai LC
Baca Singh h.30-31
 1
LC


I c ( peak )  Edc C
L
toff  LC
2
I c ( peak )  2 I L

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 15
Kelas C – komutasi komplemen ( f < 1000 Hz )
 SCR utama ( T1 ) dihubungkan seri dengan beban
 SCR bantu ( T2 ) dihubungkan paralel dg T1
 Cara kerja rangkaian : (gambar 1.17)

Kondisi awal-0 : T1 dan T2 OFF tegangan pada C ( Ec ) = 0


Kondisi 1 : T1 ON dan T2 masih OFF, terjadi 2 aliran: arus beban (IL )dan arus
pengisian C (IC) sehingga EC = Edc.
Kondisi 2 : T2 di-ON, maka T1 akan OFF karena EC (IC melawan IL), dan
terjadi pengisian C melalui beban sehingga Ec = - Edc
Kondisi 3 : T1 di-ON maka T2 akan OFF (akibat pelepasan muatan C),
sehingga kembali seperti kondisi-1.
Baca Singh h. 32-34

toff  0,6931RbebanC

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 16
Kelas D – komutasi bantu
 SCR utama ( T1 )
 SCR bantu ( T2 )
 T1 dan Beban (RL) merupakan rangkaian daya, sedangkan L,D, dan C
merupakan rangkaian/elemen komutasi
 Cara kerja rangkaian : (gambar 1.19)

Kondisi awal-0 : T1 dan T2 OFF tegangan pada C ( Ec ) = 0


Kondisi-1 : T2 di-ON, terjadi pengisian C, dan T2 akan OFF setelah C penuh
(sifat RCseri : tegangan pengisian C naik, arusnya akan turun). Kondisi akhir
T1 ON, T2 OFF, dan EC = Edc
Kondisi-2 : T1 ON dan T2 OFF, terjadi 2 aliran: arus beban (IL )dan arus
pengisian C (IC) sehingga EC = - Edc. D berfungsi utk pemblok pelepasan C
balik.
Kondisi-3 : T2 di-ON, C melepaskan muatan sehingga T1 akan OFF (IC > IL).
Ketika T1 OFF, T2 masih ON, terjadi pengisian C kembali sehingga T2 OFF
T1 dan T2 OFF berarti kembali seperti kondisi-0.
Baca Singh h. 35-38

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 17
Wassala’alaikum Wr. Wb.

IWJ-2006 : Perkuliahan 5 18

Anda mungkin juga menyukai