Anda di halaman 1dari 3

RANGKAIAN KOMUTASI

Ditinjau dari sumber masukannya, terdapat 2 (dua) rangkaian komutasi, yaitu: komutasi
alami (natural commutation) dan komutasi paksa (forced commutation). Jika SCR
digunakan dalam sebuah rangkain tertutup dengan sumber masukan berupa tegangan
AC, maka SCR akan OFF secara otomatis ketika mencapai titik lintas nol (zero
crossing) yang disebabkan sifat alami dari sumber AC tersebut.

Jika SCR digunakan dalam sebuah rangkain tertutup dengan sumber masukan berupa
tegangan DC, maka SCR akan OFF jika arus beban dilawan (dipaksa sama dengan)
dengan arus komutasi yang dibangkitkan dari rangkaian komutasi. Proses inilah yang
disebut komutasi paksa.
Ilustrasi prinsip dasar dari komutasi paksa ini dapat dijelaskan melalui Gambar dibawah
ini (a) dan (b). Ketika SCR OFF dan S di-ON terjadi proses pengisian C. Ketika S dalam
kondisi OFF dan SCR di-ON- kan, maka mengalir arus beban IL=IT = E/R. Ketika S diON kembali, maka SCR akan OFF karena arus IC melawan IT ( IC = IT).

Kapasitor merupakan komponen utama yang digunakan dalam rangkaian komutasi. Metode rangkaian
komutasi paksa dapat dibedakan dalam enam jenis, yaitu: komutasi sendiri dgn resonansi beban, komutasi

sendiri dgn rangkaian LC, komutasi komplemen, komutasi bantu, komutasi pulsa luar, dan komutasi jaringan ac.
Sebagai contoh, Gambar dibawah ini merupakan rangkaian komutasi paksa dengan metode komplemen. T1
merupakan SCR utama yang dihubungkan seri dengan beban (R1) , sedangkan T2 merupakan SCR bantu yang
dihubungkan paralel dg T1.
Prinsip kerja rangkaian komutasi paksa dengan metode komplemen dapat dijelaskan dengan empat tahapan kondisi
sebagai berikut:

rangkaian pemicu dasar yang digunakan untuk menyulut signal arus pada terminal gate pada
SCR, dengan cara meng- ON-kan sakelar manual (Sw). Uraian selanjutnya akan difokuskan
pada rangkaian pemicu untuk SCR.Untuk menentukan rangkaian pemicu yang tepat
perlu memperhatikan karakteristik Vg-Ig dari SCR seperti ditunjukkan pada Gambar
Rangkaian pemicu ditinjau dari proses pembentukan tegangan pemicu yang dihasilkan dapat
dilakukan melalui beberapa proses, antara lain: proses sifat komponen pasif (resistor,
kapasitor), proses elektromagnetis (dengan trafo pulsa), proses modulasi lebar pulsa, dan
proses optokopler. Rangkaian pemicu berikut merupakan beberapa contoh rangkaian pemicu
yang umum digunakan.

Komutasi adalah proses untuk membuat thyristor off yang biasanya dicapai dengan
mengalirkan arus ke bagian lain dari rangkaian. Rangkian komutasi biasanya memerlukan
tambahan komponen untuk dapat menghasilkan turn-off.

Jadi dari pengertian diatas dapat saya ketahui perbedaan karakteristik antara
SCR dan transistor adalah sebagai berikut :
- Penyulutanpada
Penyulutan
padaSCR
SCRmampu
mampudiberi
diberisumber
sumberdengan
denganarus
arussearah
searah(DC)
(DC)dan
dan
arus bolak balik, dan tegangan yang masuk melalui anoda dan
katoda.Sedangkan pada transistor dalam kondisi ON tegangannya mengalir
pada dua terminal yaitu emitor dan kolektor (VCE)

Anda mungkin juga menyukai