Anda di halaman 1dari 30

A.

SCR (SILICON
CONTROL
1. PENGERTIAN SCR
RECTIFIER)

Silicon Controlled Rectifier atau sering disingkat dengan SCR adalah Dioda yang memiliki
fungsi sebagai pengendali. Silicon Controlled Rectifier ( SCR ) adalah salah satu komponen
yang mirip dengan transistor karena memiliki tiga buah kaki. Tapi kaki pada SCR tidak sama
dengan kaki yang terdapat pada transistor. Kaki Terminal ke-3 pada SCR tersebut dinamai
dengan Terminal “Gate” atau “Gerbang” yang berfungsi sebagai pengendali (Control),
sedangkan kaki lainnya sama seperti Dioda pada umumnya yaitu Terminal “Anoda” dan
Terminal “Katoda”. Jadi jelaslah bahwa fungsi SCR ini beda dengan transistor. Silicon
Controlled Rectifier (SCR) merupakan salah satu dari anggota  kelompok komponen
Thyristor.
Silicon Controlled Rectifier (SCR) atau Thrystor pertama kali diperkenalkan secara komersial
pada tahun 1956. SCR memiliki kemampuan untuk  mengendalikan Tegangan dan daya
yang relatif tinggi dalam suatu perangkat kecil. SCR ini memiliki berbagai macam daya dan
kekuatan, misalnya saja SCR yang memiliki daya dan kekuatan sebesar 100 V / 2A. Ini
berartii SCR tersebut hanya bisa dipakai tidak lebih dari 2 Ampere atau sama dengan tak
lebih dari 200 Watt. Oleh karena itu SCR atau Thyristor sering difungsikan sebagai Saklar
(Switch) ataupun Pengendali (Controller) dalam Rangkaian Elektronika yang menggunakan
Tegangan / Arus menengah-tinggi (Medium-High Power). Beberapa aplikasi SCR di
rangkaian elektronika diantaranya seperi rangkaian Lampu Dimmer, rangkaian Logika,
rangkaian osilator, rangkaian chopper, rangkaian pengendali kecepatan motor, rangkaian
inverter, rangkaian timer dan lain sebagainya.

Dengan karakteristik yang serupa tabung thiratron, maka SCR atau Tyristor (Therystor) masih
termasuk keluarga semikonduktor. Terminal “Gate” yang berfungsi sebagai pengendali
terletak di lapisan bahan tipe-P yang berdekatan dengan Kaki Terminal “Katoda”. Sebetulnya
SCR terbuat dari bahan campuran P dan N. Pada dasarnya SCR atau Thyristor terdiri dari 4
lapis Semikonduktor yaitu PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) atau sering disebut dengan
PNPN Trioda. Cara kerja sebuah SCR hampir sama dengan sambungan dua buah bipolar
transistor (bipolar junction transistor).
2. KARAKTERISTIK SCR
1) Sebuah SCR terdiri dari tiga terminal yaitu anoda, katoda, dan
g a t e . S C R berbeda dengan dioda rectifier biasanya. SCR dibuat dari empat buah
lapis dioda. SCR banyak digunakan pada suatu sirkuit elekronika karena
lebih efisien dibandingkan komponen lainnya terutama pada pemakaian
saklar elektronik
2) SCR biasanya digunakan untuk mengontrol khususnya pada
t e g a n g a n tinggi karena SCR dapat dilewatkan tegangan dari 0
sampai 220 Volt tergantung pada spesifik dan tipe dari SCR
tersebut. SCR tidak akan menghantar atau on, meskipun diberikan
tegangan maju sampai pada t e g a n g a n b r e a k o v e r n y a S C R
t e r s e b u t d i c a p a i ( V B R F ) . S C R a k a n menghantar jika pada
t e r m i n a l g a t e d i b e r i p e m i c u a n y a n g b e r u p a a r u s dengan tegangan
positip dan SCR akan tetap on bila arus yang mengalir  pada SCR lebih besar
dari arus yang penahan (IH).
3) Satu-satunya cara untuk membuka (meng-off-kan) SCR
a d a l a h d e n g a n mengurangi arus Triger (IT) dibawah arus
penahan (IH). SCR adalah thyristor yang uni
d i r e c t i o n a l , k a r e n a k e t i k a t e r k o n d u k s i h a n y a b i s a melewatkan
arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda. Artinya, S C R a k t i f
ketika gate-nya diberi polaritas positif dan antara anoda dan
katodanya dibias maju. Dan ketika sumber yang masuk pada SCR adalah
sumber AC, proses penyearahan akan berhenti saat siklus negatif terjadi

3. SIMBOL SCR

1 | Page
4. DIAGRAM DAN SKEMA SCR

Keterangan :
(a) Susunannya
(b) Susunan ekivalen
(c) Rangkaian ekivalen
(d) Lambang rangkaian

5. KURVA KARAKTERISTIK SCR

Dalam tegangan belakang SCR seperti diode.Ini tidak akan terhubung sampai alat ini breaks-over. Komponen
SCR dirancang untuk brek-over tegangan yang tinggi (dalam hal ini untuk menghindari situasi ini). Vx lebih
besar dari 400 V. Di tegangan depan SCR bisa breaks-over dalam satu dari tiga kasus berikut:
 Tegangan di dalam ini lebih besar dari VH (Holding Voltage) dan arus pulsa yang tetap diterima di
gate.
 Ketika tegangan diantara anoda dan katoda kenaikan setinggi break-overdepan VB
(Break-over Voltage). Dalam keadaan ini, hambatan aliran tetap berhembus dalam
transistor Q1, yang menyebabkan hubungan Q2 dandengan demikian meningkatkan hubungan
untuk Q1 sampai kedua transistor terhubung. Hal ini biasanya bukan hubungan yang
diinginkan,dengan demikian SCR diprogram untuk VB yang sangat tinggi (lebih dari 400 V).
 Perubahan yang sangat cepat dari tegangan dari VAK (tegangan diantara anoda dan
katoda), walaupun jika VAK lebih kecil dari VB.Untuk menghindari situasi ini kapasitor
kadangkala ditambahkan dalam pararel ke SCR yang dijelaskan pada contoh berikut:

2 | Page
Rangkaian SCR

6. PRINSIP KERJA SCR

Pada prinsipnya, cara kerja SCR sama seperti dioda normal, namun SCR memerlukan
tegangan positif pada kaki “Gate (Gerbang)” untuk dapat mengaktifkannya. Pada saat kaki
Gate diberikan tegangan positif sebagai pemicu (trigger), SCR akan menghantarkan arus
listrik dari Anoda (A) ke Katoda (K). Sekali SCR mencapai keadaan “ON” maka selamanya
akan ON meskipun tegangan positif yang berfungsi sebagai pemicu (trigger) tersebut
dilepaskan. Untuk membuat SCR menjadi kondisi “OFF”, arus maju Anoda-Katoda harus
diturunkan hingga berada pada titik Ih (Holding Current) SCR. Besarnya arus Holding atau Ih
sebuah SCR dapat dilihat dari datasheet SCR itu sendiri. Karena masing-masing jenis SCR
memiliki arus Holding yang berbeda-beda. Namun, pada dasarnya untuk mengembalikan
SCR ke kondisi “OFF”, kita hanya perlu menurunkan tegangan maju Anoda-Katoda ke titik
Nol.

7. JENIS – JENIS SCR


Dalam prakteknya, dikenal berbagai piranti pnpn  yang serupa dengan SCR. Berikut ini adalah
penjelasan dari berbagai jenis SCR tersebut.

a. LASCR ( light-activated SCR)

LASCR atau SCR aktivasi-cahaya ditunjukkan pada gambar diatas ini. Tanda - tanda panah
menunjukkan cahaya datang yang akan menembus jendela piranti dan mengenai lapisan-lapisan
pengosongan transistor. Bila cahaya itu cukup kuat, elektron-elektron valensi akan dilepaskan
dari orbit-orbitnya menjadi elektron-elektron bebas. Ketika elektron-elektron ini mengalir
keluar dari kolektor dan memasuki basis transistor, maka proses regenerasi akan
berlangsung sampai LASCR menjadi tertutup atau menyambung. Setelah LASCR ditutup oleh suatu
picu cahaya, keadaan ini akan bertahan terus walaupun tidak mendapat masukan cahaya
selanjutnya. Untuk memberi sensitivitas maksimum terhadap cahaya, gerbang SCR dibiarkan

3 | Page
terbuka seperti ditunjukkan oleh. Jika dikehendaki tingkat alih (tingkat acuan) yang dapat diubah-
ubah, maka rangkaian pengatur dapat ditambahkan seperti diperlihatkan pada Gambar.
Hambatan gerbang akan mengalihkan sebagian dari elektron elektron yang dihasilkan oleh cahaya masuk
dan dengan demikian mengubah kepekaan rangkaian terhadap cahaya yang masuk.

b. GCS ( gate-controlled switch)

Seperti yang telah diketahui, pemutusan arus rendah merupakan cara yang normal
untuk membuka saklar SCR. Namun saklar kendali gerbang (GCS) adalah saklar yang
dirancang untuk dibuka secara mudah dengan picu prategangan balik. Untuk GCS penutupan
dilakukan dengan picu positif dan pembukaan dilakukan picu dengan negatif (atau
dengan pemutusan arus rendah). Rangkaian GCS diberikan pada Gambar . Setiap picu positif akan
menutup saklar tersebut dan setiap picu negatif akan membukanya. Sebagai akibatnya
akan diperoleh keluaran gelombang persegi seperti terlihat dalam gambar. Piranti GCS digunakan dalam
rangkaian-rangkaian pencacah , rangkaian-rangkaian digital , dan penerapan - penerapan lain yang
menyediakan picu negatif untuk penghentian operasi.

c. SCS ( silikon-controlled switch)

(a) (b) (c) (d)

Keterangan :
(a) Susunannya
(b) Susunan ekivalen
(c) Rangkaian ekivalen
(d) Lambang rangkaian
Daerah - daerah pengandung tak - murnian dari suatu saklar kendali silikon (SCS)
diperlihatkan pada Gambar , Masing-masing daerah tersebut dihubungkan dengan penyalur

4 | Page
luar. Bayangkan bahwa piranti ini terdiri dari dua bagian yang terpisah seperti ditunjukkan pada Gambar.
Dengan demikian sistem ini ekuivalen dengan saklar penahan yang menyediakan saluran kepada kedua
basisnya. Suatu picu prategangan maju yang diberikan kepada salah satu basis tersebut akan
menutup SCS. Begitu pula suatu picu prategangan balik pada salah satu basisinya akan
membuka piranti saklar ini.Lambang rangkaian SCS diperlihatkan pada Gambar. Gerbang di bawah
disebut gerbang katode. Gerbang di atas disebut gerbang anode. Dibandingkan dengan SCR, SCS
terhitung sebagai piranti daya rendah. Arus yang dihadapi berukuran mili ampere dan bukan
berukuran ampere seperti dijumpai dalam operasi SCR.

d. Crowbar Scr

Gambar 4.2.9 Crowbar SCR


Salah satu aplikasi penting dari SCR adalah melindungi beban sepertiI C digital terhadap kelebihan
tegangan yang berasal dari catu daya, dimanakelebihan tegangan ini dapat menyebabkan kerusakan pada
piranti tersebut.Gambar 4.2.9 menunjukkan catu daya VCC yang digunakan pada beban yang diproteksi.
Dibawah kondisi normal, VCC lebih kecil dari tegangan breakdowndida zener. Dalam kasus ini, tidak ada
tegangan pada R, dan SCR akan tetap terbuka. Beban akan menerima tegangan VCC dan semuanya
baik.

Apabila tegangan catu daya naik sehingga VCC terlalu besar, dioda zener akan
breakdown 
dan tegangan akan terlihat pada hambatan R. Apabila tegangan ini lebih besar daripada
tegangan pemicu SCR, SCR akan tersulut dan menjadi grendel yang tertutup. Tindakan
ini mirip dengan melempar sebuah crowbar melalui terminal beban. Karena SCR akan
hidup sangat cepat (1ms untuk 2N4441), beban akan secara cepat dilindungi dari efek
yang merusakkan karena kelebihan tegangan. Kelebihan tegangan yang menyulut SCR

adalah :

VCC = VZ + VGT
Crowbar, melalui bentuk proteksi yang drastis, merupakan hal yang perlu untuk banyak IC digital yang tidak
dapat menahan kelebihan tegangan yang cukup besar. Daripada merusakkan IC yang mahal, kita dapat
menggunakan SCR crowbar untuk mempersingkat terminal beban pada saat pertama kali ada tanda
kelebihan tegangan. Dengan SCR crowbar, sebuah sekering atau pembatas arus dibutuhkan untuk
mencegah kerusakan pada catu daya.

5 | Page
Crowbar pada Gambar 4.2.9 merupakan sebuah prototipe, sebuahrangkaian dasar yang dapat dimodifikasi
dan dikembangkan. Prototipe ini tepat bagi banyak aplikasi . Akan tetapi tidak memiliki soft turn-on karena
sudut pada zener berbentuk melengkung dan tidak bersudut tajam. Ketika kita melakukan perhitungan
toleransi tegangan zener , soft turn-on tersebut dapat mengakibatkan tegangan daya menjadi sangat
berbahaya sebelum SCR terbakar.

Salah satu cara untuk mengatasi soft turn-on adalah dengan menambahkan sedikit
perolehan tegangan seperti Gambar 4.2.10. Umumnya, transistor dalam keadaan mati.
Namun ketika tegangan keluaran meningkat, transistor akhirnya menyala dan
menghasilkan tegangan tegangan tinggi diluar R4. Karena transistor menyediakan
perolehan tegangan swamped kira-kira R4 / R3, sedikit kelebihan tegangan dapat
menggerakkan SCR.

Gambar 4.2.10 Penambahan perolehan transistor ke crowbar

Dioda yang digunakan akan mengkompensasikan temperature dioda emitter dasar transistor. Penyesuaian
pelatuk ini menyebabkan kita mengatur trip point dari rangkaian tersebut, yang secara tipikal berada 10
sampai 15 persen di atas tegangan normal.

Gambar 4.2.11 Penambahan amplifier IC ke crowbar


Crowbar dapat ditambah dengan amplifier IC seperti Gambar 4.2.11. Kotak segitiga merupakan sebuah IC
penguat yang disebut dengan pembanding ( comparator ). Penguat ini memiliki masukan nonpembalik(+)
dan inverting (-). Saat masukan nonpembalik lebih besar dari masukan pembalik , maka keluaran akan
positif. Ketika masukan pembalik lebih besar daripada masukan nonpembalik, maka keluarannya akan
menjadi negatif.

Penguat memiliki perolehan tegangan yang cukup besar, biasanya 100.000 kali atau lebih. Karena
perolehan tegangan yang besar ini, rangkaian dapat mendeteksi kelebihan tegangan yang paling kecil.
Dioda zener
menghasilkan tegangan 10 V, yang diberikan ke masukan minus dari penguat.

6 | Page
Ketika tegangan catu 20 V (keluaran normal), penala pemicu diset untuk menghasilkan tegangan sedikit
lebih kecil daripada 10 V pada masukan positif. Karena masukan negatif lebih besar daripada masukan
positif, keluaran penguat akan negative dan SCR terbuka.

Apabila tegangan catu di atas 20 V, masukan positif pada penguat menjadi lebih besar daripada 10 V.
Kemudian, keluaran penguat menjadi positif dan SCR tersulut. Hal ini secara cepat akan memutus catu
dengan crowbar terminal beban.

8. APLIKASI SCR
1) Scr Sebagai Saklar Pengaman Elektronik
SCR sebagai saklar dapat dipergunakan sebagai proteksi arus yang mengalir ke
beban baik berupa lampu maupun motor listrik. Pengaturan ini dapat dilakukan
dengan memanfaatkan rangkaian umpan balik (feed back) yang menghubungkan
keluaran SCR ke gate SCR. Beban maksimum yang dapat ditanggung SCR
tergantung pada karakteristik dari SCR tersebut serta penyulutan yang dilakukan
pada gate SCR.

Umpan balik tersebut tidak dapat langsung dihubungkan dengan gate SCR karena
tegangan keluaran yang dihasilkan keluaran SCR terlampau besar untuk menyulut
gate SCR, sehingga perlu tambahan rangkaian agar SCR tidak rusak. Gambar
rangkaian di bawah ini merupakan pemakaian atau penggunaan komponen SCR
sebagai proteksi khususnya proteksi terhadap arus lebih.

Gambar Rangkaian SCR Sebagai Saklar Pengaman Elektronik

Sumber tegangan pada rangkaian terebut di atas langsung berasal dari jala-jala
PLN 220 Volt, yang langsung disambung seri dengan beban lampu dan SCR.
Selanjutnya untuk rangkaian pengendali diperlukan penyearah tegangan sistem
jembatan (bridge diode) yaitu D1 - D4. Rangkaian pengendali SCR terdiri dari dua
buah transistor yaitu Q 1 dan Q2. Apabila beban yang ditanggung SCR terlampau
besar, rangkaian pengendali bekerja dan SCR berada pada kondisi “OFF”. Besar
arus maksimum yang dapat ditanggung SCR dapat ubah-ubah dengan mengatur
potensiometer atau tahanan variabel (VR).

7 | Page
2) Rangkaian Untuk Mengetahui Kebocoran Gas

Rangkaian untuk Mengetahui Kebocoran Gas ini dapat mendeteksi atau mengetahui
adanya kebocoran gas. Dalam rangkaian ini tahanan dari Sensor akan berubah bila
adanya kebocoran Gas yang mencapai maksimum. Dengan adanya perubahan
tahanan tersebut, maka tegangan akan berubah dan mengaktifkan Transistor, oleh
Transistor tersebut tegangan akan diperkuat untuk mentriger SCR yang akan
menggerakan relay.Relay dapat dihubungkan dengan beban berupa lampu atau
alarm.

Rangkaian untuk mengetahui kebocoran gas

9. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SCR

a. Keuntungan SCR :
 penekanan tombol yang sangat pendek berdasarkan penekanan tombol yang regeneratif. Ini
mengurangi penurunan tegangan di dalam ini dan mengijinkan produksi komponen SCR, yang bisa
menahan arus yang sangat besar (100 ampere)
 Sebuah transistor bisa juga menekan tombol arus dalam cara yang sama. Keuntungan dari transistor

adalah pematian ini dilakukan dengan sederhana yaitu menghentikan arus di base.

b. Kerugian SCR :

8 | Page
 Keburukan dari SCR adalah pematian ini. Pematian dari SCR hanya ada satu cara

yaitu mengurangi arus yang mengalir melalui ini disamping arus yang utama.
 Kerugiannya adalah waktu penekanan tombol lebih lama dan selama penekanan
tombol dalam keadaaan tegangan yang tinggi dibangun dalam ini, dengan demikian
ini tidak bisa digunakan untuk penekanan tombol untuk arus yang besar.

B. UJT (UNI JUNCTION TRANSISTOR)


\

1. PENGERTIAN UJT

Uni Junction Transistor (UJT) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Transistor
Sambungan Tunggal adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan
semikonduktor, UJT memiliki tiga terminal dan hanya memiliki satu sambungan. Pada
umumnya UJT digunakan sebagai Saklar Elektronik dan penghasil Isyarat Pulsa. Seperti
namanya, Uni Junction Transistor atau UJT juga digolongkan sebagai salah satu anggota dari
keluarga Transistor, namun berbeda dengan Transistor Bipolar pada umumnya, Uni Junction
Transistor atau UJT ini tidak memiliki Terminal/Elektroda Kolektor. UJT  yang memiliki Tiga
Terminal ini terdiri dari 1 Terminal Emitor (E) dan 2 Terminal Basis (B1 dan B2). Oleh karena
itu, Transistor UJT ini sering disebut juga dengan Dioda Berbasis Ganda ( Double Base
Diode).

2. STRUKTUR DASAR UJT

9 | Page
Struktur dasar Uni Junction Transistor atau UJT dapat dilihat pada gambar ini. Pada dasarnya
UJT terdiri dari semikonduktor jenis Silikon yang bertipe N yang didoping ringan dan sepotong
Silikon bertipe P yang berukuran kecil dengan doping tinggi (berat) di satu sisinya untuk
menghasilkan sambungan tunggal P-N (P-N Junction). Komponen ini dikenal dengan nama
“Dioda dua Basis”. Sambungan Tunggal inilah yang kemudian dijadikan terminologi UJT yaitu
Uni Junction Transistor. Di kedua ujung batang silikon yang bertipe N, terdapat dua kontak
Ohmik yang membentuk terminal B1 (Basis 1) dan (Basis 2). Daerah Semikonduktor yang
bertipe P menjadi Terminal Emitor (E) pada UJT tersebut.

Gambar menunjukkan susunan dasar UJT. Kira-kira ditengah batang silikon (material Type N)
terdapatlah meterial P ini akan bekerja sebagai emiter E, jadi terdapatlah junction PN pada batangan
tersebut

10 | P a g e
Ada dua tipe dari transistor pertemuan tunggal, yaitu:
\

1. Transistor pertemuan tunggal dasar, atau UJT, adalah sebuah peranti sederhana yang
pada dasarnya adalah sebuah batangan semikonduktor tipe-n yang ditambahkan difusi
bahan tipe-p di suatu tempat sepanjang batangan, menentukan parameter η dari peranti.
Peranti 2N2646 adalah versi yang paling sering digunakan.

2. Transistor pertemuan tunggal dapat diprogram, atau PUT, sebenarnya adalah saudara
dekat tiristor. Seperti tiristor, ini terbentuk dari empat lapisan P-N dan mempunyai sebuah
anoda dan sebuah katoda yang tersambung ke lapisan pertama dan lapisan terakhir, dan
sebuah gerbang yang disambungkan ke salah satu lapisan tengah. Penggunaan PUT
tidak dapat secara langsung dipertukarkan dengan penggunaan UJT, tetapi menunjukkan
fungsi yang mirip. Pada konfigurasi sirkuit konvensional, digunakan dua resistor
pemrogram untuk mengeset parameter η dari PUT, pada konfigurasi ini, UJT berlaku
seperti UJT konvensional. Peranti 2N6027 adalah contoh dari peranti ini

3. SIMBOL UJT

11 | P a g e
4. KURVA KARAKTERISTIK UJT

Pada prinsipnya karakteristik dari sebuah transistor sambungan tunggal (unijunction


transistor ) dapat dijelaskan secara sederhana melalui sebuah kurva seperti yang terlihat
pada gambar 7.5 di atas. Kurva tersebut merupakan kurva dari tegangan emiter (VE) dan arus
emiter (IE) pada sebuah transistor sambungan tunggal (unijunction transistor) serta dinyatakan
sebagai kurva UJT .Pada kurva UJT tersebut dapat kita lihat bahwa saat tidak ada tegangan
emiter VE = 0 Volt maka dioda berkondisi prategangan balik (reverse bias).Dioda yang sedang
dalam kondisi prategangan balik (reverse bias) tersebut akanmengalirkan sebuah arus listrik
yang sangat kecil, yaitu arus jenuh balik reversesaturation current ) dan disimbolkan dengan
–IEO . Saat tegangan emiter VE mulai dinaikan maka dioda (D) menjadi kurang berkondisi
prategangan balik (reverse bias) dan arus emiter IE menjadi kurang bernilai negatif. Saat
tegangan emiter VE menjadi cukup tinggi maka dioda (D) akan berubah kondisi menjadi
prategangan maju (forward bias). Dioda yang berkondisi prategangan maju(forward bias)
tersebut akan memasukan lubang-lubang (holes) ke dalam tahanan basis1 (RB1) sehingga
menyebabkan tahanan basis1 (RB1) tersebut akan memilikikelebihan lubang-lubang (holes) dan
akhirnya akan menurunkan nilai tahanan basis1 (RB1). Sebagai contoh, ketika IE = 0 maka RB1 =
5000 Ω dan ketika IE = 50mA maka RB1 = 40Ω. Kurva UJTtersebut memperlihatkan
bahwa tahanan basis1 (RB1) akan menurun di saat tegangan emiter (VE) menurun dan arus
emiter (IE) meningkat sehingga membuat tahanan basis 1 (RB1) tersebut memiliki konduktivitas
yang tinggi. Perilaku menurunnya RB1 akibat VE dan IE tersebut dinyatakan sebagai tahanan
negatif atau negative resistance.

12 | P a g e
Pada kurva UJT tersebut dapat kita perhatikan bahwa tegangan dan arus pada titik puncak
(peak point ) dari kurva tersebut adalah sama dengan tegangan puncak  VP (peak voltage) dan arus
puncak IP (peak current ). Tegangan puncak VP pada kurva tersebut merupakan tegangan emiter
VE yang membuat sebuah transisi dari daerah terputus (cutoff region) menuju daerah tahanan
negatif (negative resistance region), sedangkan arus puncak IP  pada kurva tersebut
merupakan arus minimum yang dibutuhkan untuk mengaktifkan transistor sambungan tunggal
(unijunction transisto).
Pada kurva UJT tersebut juga terlihat bahwa tegangan dan arus pada titik  lembah (valley
point) dari kurva tersebut adalah sama dengan tegangan lembah VV (valley voltage) dan arus
lembah IV (valley current ). Tegangan lembah VV pada kurva tersebut merupakan tegangan
emiter VE yang membuat sebuah transisi dari daerah tahanan negatif (negative resistance
region) menuju daerah jenuh (saturation region). Pada daerah jenuh (saturation region)
tersebut tahanan basis1 RB1 akan beroperasi layaknya sebuah tahanan positif (positive resistance),
yaitu peningkatan nilai tahanan pada RB1 dan nilai arus pada IE akan menyebabkan kenaikan
tegangan pada VE. Pada kurva UJT tersebut juga terlihat tegangan VEB1(SAT) yang merupakan
tegangan yang melintasi basis1 (B1) dan emiter (E). 

5. PRINSIP KERJA UJT


Saat Tegangan diantara Emitor (E) dan Basis 1 (B1) adalah Nol, UJT tidak menghantarkan
arus listrik, Semikonduktor batang yang bertipe N akan berfungsi sebagai penghambat
(memiliki resistansi yang tinggi). Namun akan ada sedikit arus bocor yang mengalir karena
bias terbalik (reverse bias).

Pada saat tegangan di Emitor (E) dan Basis 1 (B1) dinaikan secara bertahap, resistansi
diantara Emitor dan Basis 1 akan berkurang dan arus terbalik (reverse current) juga akan
berkurang. Ketika Tegangan Emitor dinaikan hingga ke level bias maju, arus listrik di Emitor
akan mengalir. Hal ini dikarenakan Hole pada Semikonduktor yang di doping berat bertipe P
mulai memasuki daerah semikonduktor tipe N dan bergabung kembali dengan Elektron yang
di Batang Semikonduktor bertipe N (yang di doping ringan). Dengan demikian Uni Junction
Transistor atau UJT ini kemudian mulai menghantarkan arus listrik dari B2 ke B1

6. PENGOPERASIAN UJT

13 | P a g e
Pada prinsipnya sebuah transistor sambungan tunggal (unijunctiontransistor) merupakan
komponen pengganti dari rangkaian yang terlihat pada gambar dan rangkaian tersebut
dinyatakan sebagai rangkaian ekivalen UJT. Rangkaian ekivalen UJT tersebut disusun oleh
sebuah dioda (D), sebuah tahanan variabel RB1 dan sebuah tahanan tetap RB2 .Pada rangkaian
ekivalen UJT terse b u t t e r l i h a t b a h w a d i a n t a r a B1 dan B2 terdapat 2 (dua) buah
tahanan, yaitu sebuah tahanan variabel RB1 dan sebuah tahanan tetap RB2 .

Tahanan variabel RB1 dan tahanan tetap RB2 pada rangkaian ekivalen UJT tersebut
membentuk sebuah tahanan antar basis (inter - base resistance) serta disimbolkan dengan
RBB .Tahanan variabel pada RB1 disebut demikian karena nilai tahanan tersebut akanberubah-ubah
sesuai dengan arus emiter IE sehingga membuat tahanan pada RB1 tersebut beroperasi layaknya
sebuah tahanan variabel (variable resistance).Rangkaian ekivalen UJT tersebut juga
menunjukan sebuah persambungan PN (PN  junction) yang dibuat oleh dioda (D) dan tegangan
yang melintasi dioda tersebut dinyatakan sebagai tegangan dioda serta disimbolkan dengan VD .
Tahanan variabel RB1 dan tegangan pada titik A VA di dalam rangkaian ekivalen UJT tersebut
membentuk sebuah pembagi tegangan (voltage division). Secara matematis pembagi
tegangan VA dapat ditulis sebagai berikut:

RB 1
VA = VBB
RB1+ RB 2

VA = n VBB

Dimana :

VA = Tegangan pada titik A (Volt)

RB1 = Tahanan variabel B1 (Ω)

RB2 = Tahanan variabel B2 (Ω)

VBB = Tegangan B1 – B2 (Volt)

RB 1 RB 1
n = Rasio pengimbang (intrinsic standoff ratio), dimana n= =
RB 1+ RB2 RBB

7. PRINSIP KERJA UJT SEBAGAI OSCILATOR

14 | P a g e
Mula-mula pada C tidak ada muatan (Uc = 0). Tegangan ini adalah tegangan UE yang
diberikan kepada emitor. Maka antara emitor E dan basis B1 ada perlawanan yang tinggi,
sebab dikatakan ada potensial positip. Potensial pada katoda ini ditentukan oleh
perbandingan antara P2-RB-RA (yang ada didalam transistor) dan R. Tegangan di C (Uc)
naik dengan kecepatan yang ditentukan oleh konstanta waktu P1 dengan C. Maka tegangan
pada E menjadi positip. Jika tegangan Uc mencapai harga UpUJT (UE = Uc ³ Up) maka UJT
akan menghantar, dan turunlah perlawanan antara Emitor E dan Basis 1.Penurunan
perlawanan (tahanan) RE - B1 menghubung singkat C (kondensator membuang muatan).
Bila tegangan C (Uc = UE) turun hingga mencapai ± 2V, maka UJT menyumbat lagi (sakelar
S terbuka), pada kondisi ini C pun akan kembali mengisi muatan. Demikian kejadian ini terjadi
berulang- ulang

Rangkaian ujt sebagai oscilator Denyut tegangan selama C


membuang muatan

Bentuk tegangan pada kondensator dan Arus buang muatan(pengosongan)kondensator


membangkitkan tegangan denyut pada R. Perubahan tahanan pada basis 2 diatur dengan
potensiometer P2. P2 mengatur amplitudo gigi gergaji, sebab dengan P2 kita menetapkan
tingginya amplitudo Up, makin besar P2, makin tinggi pula tegangan katoda, sehingga
diperlukan tegangan UE yang lebih tinggi untuk menjadikan dioda menghantar. R berguna
untuk mengatasi arus pengosongan dari C supaya dioda tidak rusak. Besarnya frekuensi
ditentukan oleh konstanta waktu P1 - C dan juga oleh karakteristik UJT. Makin besar
P1,makin rendah pula frekuensinya. Selama C membuang muatan, maka arus yang lewat R
akan menimbulkan tegangan bentuk denyut (pulsa). Sirkuit UJT pernah terkenal pada
penggemar elektronika transistor sekitar tahun 1970-an dan awal 1980 karena UJT
memungkinkan pembuatan osilator sederhana yang dibuat hanya dengan satu peranti aktif.
Sekarang, karena IC menjadi lebih populer , osilator seperti IC pewaktu 555 lebih sering
digunakan. Selain penggunaan pada osilator relaksasi, salah satu penggunaan UJT dan PUT
yang paling penting adalah untuk menyulut tiristor (seperti SCR, TRIAC, dll). Faktanya,

15 | P a g e
tegangan DC dapat digunakan untuk mengendalikan sirkuit UJT dan PUT karena waktu hidup
peranti meningkat sesuai dengan peningkatan tegangan kendali DC. Penggunaan ini penting
untuk pengendalia AC arus tinggi. Transistor Unijunction (UJT) biasanya digunakan untuk
membangkitkan sinyal trigger untuk SCR

8. PARAMETER TRANSISTOR SAMBUNGAN TUNGGAL

Pada dasarnya transistor sambungan tunggal ( unijunction transistor) memiliki 8 (delapan)


parameter yang sebaiknya diketahui untuk mengoperasikantransistor sambungan tunggal
tersebut, yaitu:

1) Tegangan maksimum emiter (peak emitter voltage)

Pada dasarnya tegangan maksimum emiter atau yang disebut juga dengan peak emitter
voltage merupakan tegangan maksimum dari emiter sebelum transistor sambungan
tunggal (unijunction transistor) memasuki daerah tahanan negatif (negative resistance
region). Secara matematis tegangan maksimum emiter (peak emitter voltage) tersebut
disimbolkan dengan V P

2) Arus maksimum emiter (peak emitter current)

Pada prinsipnya arus maksimum emiter atau yang disebut juga dengan peak emitter
current merupakan arus maksimum dari emiter sebelum transistor sambungan tunggal
(unijunction transistor) memasuki daerah tahanan negatif (negative resistance region).
Arus maksimum emiter (peak emitter current) tersebut juga dapat dipahami sebagai arus
minimum yang dibutuhkan oleh emiteruntuk mengaktifkan transistor sambungan tunggal
(unijunction transistor) . S e c a r a matematis arus maksimum emiter (peak emitter
current) tersebut disimbolkan dengan IP

3) Tegangan lembah emiter (valley emitter voltage)

Pada prinsipnya tegangan lembah emiter atau yang disebut juga dengan valley emitter voltage
merupakan tegangan emiter pada titik lembah (valley point).Secara matematis tegangan
lembah emiter (valley emitter voltage) tersebut disimbolkan dengan VV

4) Arus lembah emiter (valley emitter current)

Pada prinsipnya arus lembah emiter atau yang disebut juga dengan valley emitter current 
merupakan arus emiter pada titik lembah (valley point). Secara matematis a r u s
l e m b a h e m i t e r ( valley emitter current) tersebut disimbolkan dengan IV

5) Tegangan antar-basis (inter-base voltage)

Pada prinsipnya tegangan antar-basis atau yang disebut juga dengan inter - base voltage
merupakan tegangan di antara basis1 (B1) dan basis2 (B2) . Secara matematis tegangan
antar-basis (inter - base voltage) tersebut disimbolkan dengan VBB

16 | P a g e
6) Tegangan jenuh emiter (emitter saturation voltage)

Pada prinsipnya tegangan jenuh emiter atau yang disebut juga dengan emitter saturation
voltage merupakan tegangan yang melintasi emiter (E) dan basis1 (B1) pada arus emiter IE dan
tegangan antar-basis VBB tertentu. Secara matematis tegangan jenuh emiter (emitter
saturation voltage) tersebut disimbolkan dengan VBE(SAT),

7) Tahanan antar-basis (inter-base resistance)

Pada prinsipnya tahanan antar-basis atau yang disebut juga dengan inter –base
resistance merupakan tahanan dc (direct current) di antara basis1 (B1) dan basis2 (B2) saat
emiter (E) dalam kondisi terbuka (opened circuit). Secara matematis tahanan antar-
basis (inter -base resistancce) tersebut disimbolkan dengan RBB

8) Rasio Pengimbang (intrinsic standoff ratio)

Pada prinsipnya rasio pengimbang atau yang disebut juga dengan intrinsic standoff ratio
merupakan perbandingan antara tahanan basis 1 –emiter (RB1) dan tahanan antar-basis
(RBB). Secara matematis rasio pengimbang ( intrinsic standoff ratio) tersebut disimbolkan
dengan n

RB 1
n=
RBB

9. APLIKASI UJT

Pada umumnya Uni Junction Transistor atau UJT ini digunakan pada beberapa aplikasi
rangkaian elektronika seperti berikut ini :

 Osilator Relaksasi (Relaxation Oscillator).


 Rangkaian Saklar Elektronik.
 Sensor Magnetik flux.
 Rangkaian Pembatas Tegangan dan Arus listrik.
 Osilator Bistabil (Bistable oscillators).
 Rangkaian Regulator Tegangan dan Arus Listrik.
 Rangkaian Pengendali Fase (Phase control circuits).

17 | P a g e
C. TRIAC (TRIODE FOR ALTERNATING CURRENT)
1. PENGERTIAN TRIAC

TRIAC, atau Triode for Alternating Current (Trioda untuk arus bolak-balik) adalah sebuah
komponen elektronik yang kira-kira ekivalen dengan dua SCR yang disambungkan
antiparalel dan kaki gerbangnya disambungkan bersama. Nama resmi untuk TRIAC adalah
Bidirectional Triode Thyristor. Ini menunjukkan sakelar dwiarah yang dapat mengalirkan arus
listrik ke kedua arah ketika dipicu (dihidupkan). Ini dapat disulut baik dengan tegangan positif
ataupun negatif pada elektrode gerbang. Sekali disulut, komponen ini akan terus menghantar
hingga arus yang mengalir lebih rendah dari arus genggamnya, misal pada akhir paruh siklus
dari arus bolak-balik. Hal tersebut membuat TRIAC sangat cocok untuk mengendalikan
kalang AC, memungkinkan pengendalian arus yang sangat tinggi dengan arus kendali yang
sangat rendah. Sebagai tambahan, memberikan pulsa sulut pada titik tertentu dalam siklus
AC memungkinkan pengendalian persentase arus yang mengalir melalui TRIAC
(pengendalian fase). Low-Current TRIAC dapat mengontak hingga kuat arus 1 ampere dan
mempunyai maksimal tegangan sampai beberapa ratus volt. Medium-Current TRIACS dapat
mengontak sampai kuat arus 40 ampere dan mempunyai maksimal tegangan hingga 1.000
volt

18 | P a g e
Triac merupakan komponen semikonduktor yang tersusun atas diode empat lapis berstruktur
p-n-p-n dengan tiga p-n junction. Triac memiliki tiga buah elektrode, yaitu : gate, MT1, MT2.
Triac biasanya digunakan sebagai pengendali dua arah ( bi-directional).  Apabila kita akan
menggunakan triac dalam pembuatan perangkat atau sistem kontrol elektronik, ada beberapa
hal yang harus diketahui dalam memilih triac sebagai berikut

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Triac  :

 tegangan breakover maju dan mundur


 arus maksimum ( IT maks)
 arus genggam minimum (Ih min)
 tegangan dan arus picu gate yang diperlukan
 kecepatan pensaklaran
 tegangan maksimum dV/dt
 tegangan blocking triac (VDRM)

Boleh dikatakan SCR adalah thyristor yang uni-directional, karena ketika ON hanya bisa
melewatkan arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda. Struktur TRIAC sebenarnya
adalah sama dengan dua buah SCR yang arahnya bolak-balik dan kedua gate-nya
disatukan.Simbol TRIAC ditunjukkan pada gambar-6. TRIAC biasa juga disebut thyristor bi-
directional ( Dua arah ).

TRIAC bekerja mirip seperti SCR yang paralel bolak-balik, sehingga


dapat melewatkan arus dua arah. SCR, TRIAC juga merupakan piranti
t i g a terminal yang digunakan untuk pengaturan daya. Berbeda dengan SCR,
TRIAC dapat mengalirkan arus dalam dua arah. Rangkaian penyulut untuk TRIAC dapat pula
berupa R maupun RC. Untuk mendapatkan pengaturan yang simetris, maka digunakan DIAC.

19 | P a g e
Triac adalah komponen 3 elektroda dari keluarga thyristor yang dapat
menyakelarkan AC atau DC. Tidak seperti diac, triac mempunyai
elektroda kendali (gerbang) yang terpisah yang akan memberikan level
t e g a n g a n y a n g memulai triac untuk konduksi. Seperti Thyristor lainnya, triac
mempunyai perilaku seperti tabung tiratron.

Keterangan :
(a) Rangkaian ekuivalen
(b) Sistem Saklar-Penahan ekuivalen
(c) Lambang rangkaian

Karena lapisan p dan n dalam triac di susun secara seri,


m a k a komponen ini, seperti halnya dengan diac, tidak dapat melewatkan
a r u s d a r i terminal 1 ke terminal 2 dalam arah maju tetapi berperilaku sebagai
dioda yang diberi prategangan terbalik

2. SIMBOL TRIAC

Triac akan tersambung (on) ketika  berada di quadran I yaitu saat arus positif kecil  melewati
terminal gate ke MT1,dan polaritas MT2 lebih tinggi dari MT1, saat triac terhubung dan
rangkaian gate tidak memegang kendali, maka triac tetap tersambung selama polaritas MT2
tetap lebih tinggi dari MT1 dan arus yang mengalir lebih besar dari arus genggamnya

20 | P a g e
(holding current/Ih), dan triac juga akan tersambung saat arus negatif melewati terminal gate
ke MT1,dan polaritas MT1 lebih tinggi dari MT2, dan triac akan tetap terhubung walaupun
rangkaian gate tidak memegang kendali selama polaritas MT1 lebih tinggi dari MT2. Selain
dengan cara memberi pemicuan melalui teminal gate, triac juga dapat dibuat tersambung (on)
dengan cara memberikan tegangan yang tinggi  sehingga melampaui tegangan breakover-
nya terhadap terminal MT1 dan MT2, namun cara ini tidak diizinkan karena dapat
menyebabkan triac akan rusak. Pada saat triac tersambung (on) maka tegangan jatuh maju
antara terminal MT1 dan MT2 sangatlah kecil yaitu berkisar antara 0.5 volt sampai dengan 2
volt.

3. KURVA KARAKTERISTIK TRIAC

4. KARAKTERISKTIK TRIAC

TRIAC tersusun dari lima buah lapis semikonduktor yang


b a n y a k digunakan pada pensaklaran elektronik. TRIAC biasa juga disebut
thyristor bidirectional. TRIAC merupakan dua buah SCR yang dihubungkan
secara paralel berkebalikan dengan terminal gate bersama.

Berbeda dengan SCR yang hanya melewatkan tegangan


d e n g a n polaritas positif saja, tetapi TRIAC dapat dipicu dengan tegangan polaritas
positif dan negatif, serta dapat dihidupkan dengan menggunakan tegangan bolak-
balikp a d a Gate. TRIAC banyak digunakan pada
r a n g k a i a n p e n g e d a l i d a n pensaklaran.

TRIAC hanya akan aktif ketika polaritas pada Anoda lebih


positif dibandingkan Katodanya dan gate-nya diberi polaritas
p o s i t i f , b e g i t u j u g a sebaliknya. Setelah terkonduksi, sebuah TRIAC akan
tetap bekerja selama arus y a n g m e n g a l i r p a d a T R I A C ( I T ) l e b i h b e s a r
d a r i a r u s p e n a h a n ( I H ) w a l a u p u n arus gate dihilangkan. Satu-satunya cara untuk
membuka (meng-off-kan) TRIAC adalah dengan mengurangi arus IT di bawah arus IH.

21 | P a g e
Perbedaan antara SCR dan TRIAC dapat dilihat juga pada Rangkaiannya y a i t u
pada rangkaian TRIAC tidak terdapat dioda hal ini disebabkan
k a r e n a TRIAC dapat bekerja atau dipicu dengan tegangan positif dan negatif.

Setelah rangkaian selesai di rangkai, kemudian sumber


t e g a n g a n d i berikan pada rangkaian tersebut dimana kondisi TRIAC pada saat itu belum
aktif ,hal ini disebabkan TRIAC belum terpicu.

Apabila sumber tegangan sudah diberikan, maka untuk mengaktifkan


TRIAC dilakukan pemicuan dengan mengatur Resistor Variabel (VR)
s a m p a i lampu menyala atau arus yang mengalir pada TRIAC (IT) lebih besar
dari arus penahan (IH).U n t u k p e m i c u a n T R I A C d e n g a n t e g a n g a n p o s i t i f ,
polaritas anoda harus l e b i h p o s i t i f d i b a n d i n g k a n k a t o d a n y a
s e d a n g k a n u n t u k p e m i c u a n d e n g a n tegangan negative maka polaritas
katodanya harus lebih positif dibandingkan nodanya.

Apabila TRIAC sudah aktif maka kita dapat mengetahui besarnya arus Gate
(IG), arus penahan (IH) dengan melihat pada Ampermeter dan juga dapat
mengetahui besarnya tegangan Gate (VGT), tegangan Anoda Katoda
( V A K ) pada Voltmeter

Selain mengetahui besarnya arus dan tegangan melalui Ampermeter dan Voltmeter, untuk
mengetahui karakteristik dari arus yang mengalir pada TRIAC dengan osiloskop.

5. PRINSIP KERJA TRIAC

Rangkaian TRIAC
Sebelum menghidupkan Triac, sebuah arus yang sangat kecil mengalirpada beban dan semua sumber
tegangan turun ke RC filter dobel. Tegangan inidibagi dan bergerak di fase VC. Ketika VG melewati
penghidupan tegangan, triac hidup dan terhubung sampai ke input tegangan setengah lingkaran dan
berhenti. Ketika input tegangan turun menjadi 0V, triac mati dan prosedur penghidupannya berulang di
tegangan yang terbalik.

6. JENIS – JENIS TRIAC

Ada dua jenis TRIAC:

22 | P a g e
1) Low–Current

Low-Current TRIAC dapat mengontak hingga kuat arus 1 ampere dan mempunyai maksimal
tegangan sampai beberapa ratus volt.

2) Medium-Current

Medium-Current TRIACS dapat mengontak sampai kuat arus 40 ampere dan mempunyai
maksimal tegangan hingga 1.000 volt

7. KELEBIHAN TRIAC

Kelebihan TRIAC diantaranya adalah :

 Dapat mengalirkan arus listrik dalam 2 arah.

 Dapat digunakan untuk mengendalikan tegangan listrik AC (Alternating Current)

 Dapat digunakan sebagai interface antara sistem kendali digital dengan beban dengan
tegangan kerja AC

8. APLIKASI TRIAC

TRIAC merupakan komponen elektronika yang dapat digunakan untuk mengendalikan arus
listrik dalam 2 arah, sehingga TRIAC dapat digunakan untuk mengendalikan arus listrik AC
(Alternating Current). Aplikasi TRIAC pada umumnya digunakan untuk mngendalikan beban
listrik AC seperti lampu listrik AC. Pada rangkaian pengatur kecerahan lampu (dimmer) kita
dapat menemukan TRIAC sebagai komponen utama untuk mengendalikan cahaya lampu.
Selain digunakan sebagai komponen utama dalam rangkaian dimmer, TRIAC juga digunakan
sebagai komponen untuk mengalirkan arus pada suatu solid state relay.Berikut adalah
contoh aplikasi TRIAC dalam rangkaian dimmer lampu AC yang sederhana

Aplikasi TRIAC dalam rangkaian Dimmer lampu listrik AC

23 | P a g e
Dari gambar rangkaian dimmer lampu AC diatas TRIAC merupakan komponen yang
berfungsi untuk menaglirkan arus listrik AC untuk lampu dengan tegangan kerj AC. Dalam
aplikasinya TRIAC pada umumnya dikendalikan menggunakan DIAC sebagai peneyarah
tegangan AC untuk triger pada gate TRIAC

D. DIAC ( DIODE ALTERNATING CURRENT)


1. PENGERTIAN DIAC

DIAC adalah komponen aktif Elektronika yang memiliki dua terminal dan dapat
menghantarkan arus listrik dari kedua arah jika tegangan melampui batas breakover-nya.
DIAC merupakan anggota dari keluarga Thyristor, namun berbeda dengan Thyristor pada
umumnya yang hanya menghantarkan arus listrik dari satu arah, DIAC memiliki fungsi yang
dapat menghantarkan arus listrik dari kedua arahnya atau biasanya disebut juga dengan
“Bidirectional Thyristor”.

Diac merupakan komponen yang paling sederhana dari


k e l u a r g a thyristor, semi konduktor yang terdiri dari tiga lapisan seperti pada transistor pnp.
DIAC dibuat dengan struktur PNP mirip seperti transistor. Lapisan N
pada t r a n s i s t o r d i b u a t s a n g a t t i p i s s e h i n g g a e l e k t r o n
d e n g a n m u d a h d a p a t menyeberang menembus lapisan ini. Sedangkan
pada DIAC, lapisan N di buat cukup tebal sehingga elektron cukup sukar untuk
menembusnya. Struktur DIAC y a n g d e m i k i a n d a p a t j u g a d i p a n d a n g
s e b a g a i d u a b u a h d i o d a P N d a n N P , sehingga dalam beberapa literatur DIAC
digolongkan sebagai dioda.

Hubungan hanya dilakukan dengan tiga lapisan luarnya saja, sehingga dengan demikian diac hanya
mempunyai dua macam terminal, komponen ini dapat bekerja pada tegangan AC maupun DC, dan dapat
konduksi dari dua arah, seperti thyristor lainnya diac mempunyai sifat seperti tabung tiratron.

24 | P a g e
Diac banyak digunakan sebagai Pembantu untuk memicu TRIAC dalam rangkaian AC Switch,
DIAC juga sering digunakan dalam berbagai rangkaian yaitu rangkaian pengendali , penyaklaran,
dan pemicu. Diac digunakan tersndiri atau digabungkan dengan triac, transistor atau SCR
seperti rangkaian lampu dimmer (peredup) dan rangkaian starter untuk lampu neon (florescent
lamps).

2. SIMBOL DIAC

DIAC memiliki dua terminal (elektroda) saja. DIAC ini dirancang (di posisi ke yang lain) untuk dihidupkan
oleh teganganyang lebih besar dari VB -nya.Tegangan VB sangatlah kecil. Ada perbedaan diacdengan VB
tegangan berkisar antara +- 10 V sampai 15 V.

3. STRUKTUR DASAR DIAC

Ditinjau dari segi strukturnya, DIAC terdiri dari 3 lapis semikonduktor yang hampir mirip
dengan sebuah Transistor PNP. Berbeda dengan Transistor PNP yang lapisan N-nya dibuat
dengan tipis agar elektron mudah melewati lapisan N ini, Lapisan N pada DIAC dibuat cukup
tebal agar elektron lebih sulit untuk menembusnya terkecuali tegangan yang diberikan ke
DIAC tersebut melebihi batas Breakover (V BO) yang ditentukannya. Dengan memberikan
tegangan yang melebihi batas Breakovernya, DIAC akan dapat dengan mudah

25 | P a g e
menghantarkan arus listrik dari arah yang bersangkutan. Kedua Terminal DIAC biasanya
dilambangkan dengan A1 (Anoda 1) dan A2 (Anoda 2) atau MT1 (Main Terminal 1) dan MT2
(Main Terminal 2).

4. KURVA KARAKTERISTIK DIAC

Ketika tegangan dari diac bergerak dari tegangan V B, diac break-over dan berperan sebagai
diode penghubung. Peranan ini sama pada kedua arah. Menambahkan diac pada gerbang triac meningkatkan
substansi tegangan penghidupan dari triac dan dengan demikian didapatkan tenaga yang lebih dalam
pengontrolan dalam tegangan tinggi. Dimer yang digunakan sebagai berikut:

Rangkaian DIAC

5. RANGKAIAN EKUIVALEN DIAC

Keterangan :
(a) Rangkaian ekuivalen
(b) Sistem saklar – penahan ekuivalen
(c) Saklar penahan kiri tertutup

26 | P a g e
Rangkaian ekuivalen dari diac adalah dua buah diode empat lapis yangdipasang secara paralel seperti terlihat
pada dibawah. Dilihat secara ideal inisama dengan sistem saklar penahan dalam Gambar (b). Diac
tidak akan menghantar sampai tegangan yang melaluinya melebihi tegangan breakover dalam salah satu
arahnya.

Sebagai contoh apabila tegangan v mempunyai polaritas seperti pada Gambar (a), maka dioda yang
berada di sebelah kiri akan menghantar bila harga v mulai melampaui tegangan breakover Diac. Dalam hal
ini saklar penahan kiritertutup seperti yang terlihat pada Gambar (c) saat v memiliki polaritas
yang berlawanan dengan yang ditunjukkan dalam Gambar (a), maka saklar-penahan kanan
yang akan menutup bila v mulai melampaui tegangan breakover .

Saat penghantaran arus pada Diac sudah mulai berlangsung, satu-satunya cara untuk
membukanya kembali adalah dengan cara pemutusan arusrendah. Ini berarti mengurangi
arus sampai di bawah batas arus-penahan dari piranti yang bersangkutan

6. PRINSIP KERJA DIAC


Seperti yang disebutkan, DIAC merupakan komponen yang dapat menghantarkan arus listrik
dari dua arah jika diberikan tegangan yang melebih batas Breakovernya. Pada prinsipnya,
DIAC memiliki cara kerja yang mirip dengan dua Dioda yang dipasang paralel berlawanan
seperti gambar Rangkaian Ekuivalen diatas.

Apabila tegangan yang memiliki polaritas diberikan ke DIAC, dioda yang disebelah kiri akan
menghantarkan arus listrik jika tegangan positif yang diberikan melebihi tegangan breakover
DIAC. Sebaliknya, apabila DIAC diberikan tegangan positif yang melebih tegangan breakover
DIAC dari arah yang berlawanan, maka dioda sebelah kanan akan menghantarkan arus listrik.

Setelah DIAC dijadikan ke kondisi “ON” dengan menggunakan tegangan positif ataupun
negatif, DIAC akan terus menghantarkan arus listrik sampai tegangannya dikurangi hingga 0
(Nol) atau hubungan pemberian listrik diputuskan.

7. APLIKASI DIAC

1) Piranti Diac banyak digunakan sebagai pemicu rangkaian pengendali daya,


misalnyapemicu TRIAC agar ON pada tegangan input tertentu yang relatif tinggi.
2) Diac banyak di gunakan dalam rangkaian rangkaian pengendali, penyaklaran, danpemicu.
Diac digunakan tersndiri atau digabungkan dengan triac, transistor atau SCR.
3) Aplikasi dimmer lampu

27 | P a g e
REFERENSI
 http://elektronika-dasar.web.id/pengertian-scr-silicon-controlled-rectifier/
 https://id.scribd.com/doc/33212330/SCR-DIAC-TRIAC
 http://teknikelektronika.com/pengertian-scr-silicon-controllled-rectifier-
prinsip-kerja-scr/
 http://teknik-ketenagalistrikan.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-dan-
fungsi-scr-sillicon.html#.WDl1rYVOLIU
 http://belajarelektronika.net/pengertian-dan-fungsi-scr-serta-prinsip-
kerjanya/
 http://dasarelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-scr/
 http://xeroctxentral.blogspot.co.id/2014/04/aplikasi-thyristor-dan-
scr.html
 http://pendidikan.id/main/forum/diskusi-pendidikan/mata-
pelajaran/1737-pengertian-scr-silicon-controlled-rectifier-dan-prinsip-
kerjanya
 http://mamaynisaa.blogspot.co.id/2011/05/ujt_02.html
 http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Pengenalan_Wajah_
Komponen_Elektronika#Uni_Junktion_Transistor_.28UJT.29
 http://teknikelektronika.com/pengertian-uni-junction-transistor-ujt-dan-
cara-kerjanya/
 https://id.scribd.com/doc/171167968/The-Unijunction-Transistor
 https://id.wikipedia.org/wiki/TRIAC
 http://elektronika-dasar.web.id/definisi-dan-prinsip-kerja-triac/
 https://id.scribd.com/doc/171604054/Pengertian-Triac-Dan-Diac
 https://id.scribd.com/doc/43605796/Laporan-Scr-Diac-Triac
 http://sinelectronic.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-triac.html
 http://zonaelektro.net/triac/
 http://ezafauzy.blogspot.co.id/2013/06/3.html

28 | P a g e
29 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai