Anda di halaman 1dari 18

Modul

Modul 3
Sistem Modulasi
Sistem Modulasi

Amplitudo
Amplitudo
3.1. Pengertian Komunikasi Radio
Kata radio berasal dari kata to radiate yang mempunyai arti memancarkan, sehingga
menunjukkan bahwa proses komunikasi radio terjadi dengan menggunakan media non
fisis, yaitu udara. Proses yang terjadi di dalam komu-nikasi radio adalah memodulasi
gelombang pembawa (carrier wave) dengan suatu sinyal pemodulasi (modulating wave),
sehingga hasilnya adalah gelombang termodulasi (mo-dulated wave) yang akhirnya
dipancarkan ke udara dengan menggunakan satu sistem antena. Ilustrasi gambar yang
diberikan di atas ini adalah sistem antena pemancar MW (medium wave) RRI Pontianak
yang bekerja dengan sistem modulasi AM (amplitude modulation).
Gelombang pembawa adalah satu sinyal sinusoidal yang selalu mempunyai frekuensi
jauh lebih tinggi dari frekuensi spektrum sinyal pemodulasinya, yaitu yang termasuk
kelompok radio frekuensi (RF). Sedang sinyal pemodulasi mempunyai spektrum
frekuensi dari kelompok audio frequency (AF) sampai RF seperti misalnya sinyal video
yang mempunyai spektrum hingga 5,5 MHz.
Sebetulnya proses modulasi juga terjadi pada sistem komunikasi yang lain, misalnya
pada bidang telegrafi, yaitu sistem-VFT (Voice Frequency Telegraphy)
1
yang
menggunakan frekuensi pada range frekuensi suara sebagai gelombang pembawanya .
Juga pada sistem komunikasi serat optik
2
, yang menggunakan sinar laser sebagai
gelombang pem-bawanya .
1
Sistem VFT yang dioperasikan oleh PT Telkom adalah type WT-1000 buatan Siemens, dengan
carrier frequency, 420 Hz ~ 3300 Hz (FM-120).
2
Frekuensi sinar laser antara 430 THz ~ 750 THz; Kennedy, Electronic Communication System,
p445.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 1
Tanpa proses modulasi ini, sinyal pemodulasi yang lazim disebut sinyal informasi sulit
untuk dikirimkan melalui komunikasi radio. Terdapat dua alasan untuk hal tersebut,
yaitu :
Karena sinyal informasi terdiri atau merupakan gabungan dari beberapa frekuensi
tunggal yang relatif rendah frekuensinya, sehingga sistem antena yang digunakan
harus mempunyai ukuran yang relatif panjang dan juga harus broadband.
Persyaratan ini secara praktis tidaklah mungkin. Misalnya kita ambil saja salah
satu frekuensi audio, 1000 Hz, maka ukuran antena -nya sampai mencapai 3 x
10
5
meter atau 300 km.
Karena sinyal informasi dari berbagai sumber mempunyai kombinasi yang
sama, maka tidak mungkin dipancarkan bersamaan sebab akan terjadi
interferensi antara sumber-sumber tersebut satu sama lain.
Gelombang pembawa dalam bentuk umum dinyatakan sebagai,
e
C
= A
C
sin ( t + ),
yang merupakan nilai sesaat gelombang tersebut. Terlihat, bahwa nilai sesaat itu
akan tertentu oleh tiga parameternya, yaitu, amplitude, frekuensi, dan fasa, yang
dapat dipengaruhi besarnya oleh satu sinyal pemodulasi. Inilah hakekat proses
modulasi yang disebutkan diatas. Dengan demikian, pada sistem komunikasi radio
dikenal tiga jenis modulasi, yaitu,
Modulasi Amplitude (AM = Amplitude modulation)
Modulasi Frekensi (FM = Frequency modulation)
Modulasi Fasa (PM = Phase modulasi)
3.2. Simbol pemancaran (emisi) radio
Basis proses modulasi pada dasarnya adalah AM dan FM, sedang modulasi fasa
sebenarnya diturunkan dari sistem modulasi frekuensi. Terdapat juga satu sistem
yang dikenal dengan nama modulasi pulsa yang sebenarnya salah satunya adalah
modulasi pada satu carrier secara AM oleh satu sinyal dalam bentuk pulsa. Jenis
modulasi ini disebut On-Off Keying. Terdapat juga sebutan PCM yang merupakan
kependekan dari Pulse Code Modulation, yang telah banyak dibahas pada Modul-2.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 2
Pemancaran (emisi) gelombang radio yang termodulasi tersebut diberi kode oleh ITU-R
mengikuti urutan tiga simbol, yaitu :
1) simbol pertama (huruf besar), yang menyatakan jenis modulasi pada carrier
utama;
2) simbol kedua (angka), yang menyatakan bentuk sinyal informasi serta jumlah
kanalnya;
3) simbol ketiga (huruf besar), yang menyatakan jenis sinyal informasi, seperti
suara, video, dsb.
Misalnya siaran radio RRI gelombang pendek (shortwave) yang bekerja dengan
modulasi AM akan mempunyai simbol emisi A3E. Untuk selengkapnya seluruh kode
tersebut dapat dilihat pada Lampiran-1 yang dikutib dari Buku RR (radio regulation)
ITU, serta perubahannya pada Lampiran-2.
3.3. Modulasi Amplitudo
Seperti telah disinggung di depan, bahwa proses modulasi amplitudo dilakukan dengan
mempengaruhi level amplitudo sinyal pembawa oleh sinyaJ yang dibawa (sinyal
pemodulasi). Sistem modulasi yang tergolong modulasi amplitudo disimbolkan
emisinya sebagai A3E yang menunjukkan, bahwa sinyal pembawa utamanya (main
carrier) di-modulasi secara AM standard/double sideband (simbol pertama = A), dan
sinyal pemo-dulasinya adalah satu kanal informasi analog (simbol kedua = 3), serta
sinyal pemo-dulasi tersebut adalah sinyal audio (simbol ketiga = E).
Sistem modulasi amplitudo tergolong luas digunakan terutama untuk penyiaran program
radio (audio broadcasting) seperti sistem radio MW (medium wave), SW (short wave),
maupun sistem penyiaran televisi dan komunikasi serat optik. Dengan sistem radio SW
misalnya, program radio dari satu tempat di dunia ini dimungkinkan dapat diterima di
lokasi lain di balik bola dunia ini.
3.3-1. Spektrum dan Index Modulasi
Misalkan persamaan gelombang pembawa, e
C
= A
C
sin
C
t, dan persamaan
gelombang pemodulasi, e
m
= A
m
sin
m
t, maka persamaan gelombang AM adalah,
e = (A
C
+ e
m
) sin
C
t
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 3
= (A
C
+ A
m
sin
m
t) sin
C
t
= A
C
(1 + A
m
/ A
C
sin
m
t) sin
C
t . (3-1)
dimana, A
m
/ A
C
= m, adalah index modulasi, atau derajat modulasi, atau prosentase
modulasi. Sehingga persamaan (3-1) menjadi,
e = A
C
(1 + m sin
m
t) sin
C
t
= A
C
sin
C
t + m A
C
sin
m
t . sin
C
t
= A
C
sin
C
t +
,
_

2
C
mA
cos (
C
-
m
) t
,
_

2
C
mA
cos (
C
+
m
) t ....... (3-2)
Terlihat, bahwa persamaan gelombang AM terdiri dari tiga komponen, yaitu,
A
C
sin
C
t = sinyal carrier

,
_

2
C
mA
cos (
C
-
m
) t = lower side band (LSB)

,
_

2
C
mA
cos (
C
+
m
) t = upper side band (USB)
Sehingga bila digambarkan spektrum frekuensinya (dengan nilai efektif) akan
nampak seperti Gbr-1 berikut ini. Sementara osilogram gelombang AM yang dapat
dilihat di layar osiloskop, ditunjukkan pada Gbr-2(d).
Gbr-1 Spektrum frekuensi sinyal AM
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 4
A
C
m A
C
/ 2
m A
C
/ 2
f
C
( f
C
+ f
m
) ( f
C
- f
m
)
l e b a r b i d a n g A M
3.3-2. Cara Menentukan Index Modulasi
Ukuran index modulasi ditentukan dengan melakukan pengukuran pada
osilogram sinyal AM di layar osiloskop seperti ditunjukkan pada Gbr-2. Nilai
index modulasi tersebut tertentu dari persamaan (3-3).
m =
B A
B A
+

............................................................... (3-3)
Gbr-2 Osilogram sinyal AM pada
layar osiloskop.
Langkah pengukurannya :
Ditempatkan osilogram sinyal AM simetri dengan menggunakan tombol
y-position,
Diukur dengan skala layar osiloskop nilai A dan B,
Nilai index modulasi tertentu dari persamaan (3-3)
Bukti :
Dari osilogram,
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 5
A
C
A
m
A
B
s e b e l u m m o d u l a s i
A = A
C
+ A
m
B = A
C
- A
m
,
sehingga, m =
m C m C
m C m C
A A A A
A A A A
+ +
+ +
=
C
m
A
A
2
2
=
C
m
A
A
terbukti
3.3-3. Daya Sinyal AM
Seperti diuraikan di depan, bahwa sinyal AM mempunyai tiga komponen sinyal,
sehingga mempunyai besar daya yang tertentu oleh daya ketiga komponen
tersebut yang dapat dinyatakan oleh persamaan (3-4) sebagai berikut,
P
t
=
R
E
C
2
+
R
E
LSB
2
+
R
E
USB
2
........................................ (3-4)
Dimana harga E, adalah nilai efektif tegangan masing-masing komponen itu,
sedang R, adalah beban yang dalam hal ini adalah impedansi antena pemancar.
Karena E, adalah nilai efektif, maka besarnya dapat tertentu oleh amplitudo
sinyal, yaitu, E = A/2, maka persamaan (3-4) menjadi,
P
t
=
R
A
C
2
2
+
R
A m
C
8
2
2
+
R
A m
C
8
2
2
......................................... (3-5)
atau,
P
t
=

,
_

+
2
1
2
2 2
m
R
A
C
=

,
_

+
2
1
2
m
P
C ................................ (3-5a)
Terlihat pada persamaan (3-5) bahwa, perbandingan daya antara carrier, dengan
kedua sideband-nya adalah,
P
C
: P
LSB
: P
USB
= 1 :
4
2
m
:
4
2
m
................................ (3-6)
Bila index modulasi mencapai 100 %, maka perbandingan daya tersebut
menjadi, 1 : : , sehingga daya total satu pemancar AM dapat mencapai
1,5 x daya carrier-nya.
_________________________________________________________
Contoh Soal :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 6
1). Rangkaian tuning satu osilator dalam pemancar AM, menggunakan nilai
induktansi dan kapasitansi sebesar 50 H dan 1 nF. Bila output osilator
tersebut dimodulasi oleh sinyal audio sampai frekuensi 10 kHz, berapakah
range frekuensi yang ditempati sideband-nya ?
Penyelesaian :
f
C
=
LC 2
1
=
9 6
10 1 10 50 2
1

x x x
= 712 kHz
Jadi range frekuensi yang ditempati sideband-nya adalah,
702 kHz ~ 722 kHz
2). Satu carrier dengan daya 400 watt, dimodulasi secara AM dengan prosentase
modulasi 75 %. Hitung daya total sinyal AM tersebut ?
Penyelesaian :
P
t
=

,
_

+
2
1
2
m
P
C = 400

,
_

+
2
75 , 0
1
2
= 512,5 watt
3). Suatu pemancar AM meradiasikan daya sebesar 10 kW bila index
modulasinya 60 %. Berapakah besar daya carrier-nya ?
Penyelesaian :
P
t
=

,
_

+
2
1
2
m
P
C , sehingga
P
C
=
2
1
2
m
P
t
+
=
2
6 , 0
1
10
2
+
= 8,47 kW
____________________________________________________________
3.3-4. Proses Modulasi oleh Lebih Dari Satu Sinyal
Uraian di atas menjelaskan proses modulasi berlangsung dengan satu sinyal
pemodulasi saja, sehingga sinyal sideband yang muncul hanya (f
c
- f
m
) dan (f
c
+ f
m
)
de-ngan spektrum seperti ditunjukkan pada Gbr-1.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 7
Dalam kenyataannya, sinyal pemodulasi berjumlah lebih dari satu frekuensi tunggal,
misalnya sinyal suara (voice) yang mempunyai spektrum dari 300 ~ 3400 Hz.
Akibatnya sinyal sideband yang muncul akan bervariasi sebanyak frekuensi yang
ada pada spektrum tersebut, dan kemudian kali dua sideband.
Misalnya beberapa sinyal pemodulasi tersebut mempunyai tegangan efektif, V
1
, V
2
,
V
3
, dst. Maka tegangan total sinyal pemodulasi tersebut merupakan jumlah vektoris
yang besarnya sama dengan akar jumlah kuadrat masing-masing tegangan yang ada,
atau,
V
t
= . ..........
2
3
2
2
2
1
+ + + V V V .............................. (3-7)
Bila kedua ruas persamaan dibagi tegangan efektif sinyal carrier, kita dapatkan,
C
t
V
V
= ........
2
2
3
2
2
2
2
2
1
+ + +
C C C
V
V
V
V
V
V

atau, m
t
= .........
2
3
2
2
2
1
+ + + m m m ................................. (3-8)
yang merupakan index modulasi total beberapa sinyal pemodulasi tersebut. Dengan
adanya beberapa sinyal pemodulasi itu, maka penambahan daya terjadi juga pada
sideband-nya yang tertentu dari perubahan index modulasinya, yaitu index modulasi
total seperti dinyatakan pada persamaan (3-8). Nilai daya total persamaan (3-5a)
kemudian menjadi,
P
t
=

,
_

+
2
1
2
t
C
m
P
.................................................. (3-9)
Bila dinyatakan dalam besaran arus, maka arus total sinyal AM adalah,
I
t
=
2
1
2
t
C
m
I +
...................................................... (3-
10)
dimana :
I
t
= arus sinyal AM
I
C
= arus sinyal carrier (tanpa modulasi)
m
t
= index modulasi total
_______________________________________________________________
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 8
Contoh Soal :
4). Satu transmiter meradiasikan daya (ERP = effective radiated power) sebesar
9 kW tanpa modulasi, dan sebesar 10,125 kW dengan modulasi sinyal sinus.
a). Tentukan index modulasi pada kondisi tersebut ?
b). Bila satu sinyal sinus yang lain bersama-sama dimodulasikan dengan
index 40%, tentukan daya yang diradiasikan pada kondisi kedua ini ?
Penyelesaian :
P
t
=

,
_

+
2
1
2
m
P
C
2
2
m
=
1
C
t
P
P
=
1
9
125 , 10

= 0,125
m
1
= 0,5
Pada kondisi yang kedua,
m
t
=
2
2
2
1
m m + =
2 2
4 , 0 5 , 0 + = 0,64
P
t
=

,
_

+
2
1
2
t
C
m
P
=

,
_

+
2
64 , 0
1 9
2
= 10,84 kW
5). Dengan index modulasi 40%, arus antena satu pemancar AM terbaca sebesar
11 Amper. Penunjukan meter naik menjadi 12 amper setelah adanya modulasi
tambahan oleh sinyal sinusoidal yang lain. Berapakah index modulasi sinyal
kedua tersebut ?
Penyelesaian :
I
t
=
2
1
2
m
I
C
+
2
2
m
= 1
2

,
_

C
t
I
I
2
4 , 0
2
=
1
11
2

,
_

C
I
I
C
= 10,58 amper
I
t
=
2
1
2
t
C
m
I +

2
2
t
m
= 1
2

,
_

C
t
I
I

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 9
m
t
=
1
1
]
1


,
_

1
58 , 10
12
2
2
= 0,757
m
t
=
2
2
2
1
m m + m
2
=
2
1
2
m m
t
= 0,64 atau 64 %
3.3-5. Cara Menghasilkan Sinyal AM
Pada dasarnya untuk proses modulasi AM, terdapat dua sinyal yang dicampurkan
(mixed) satu sama lain, yaitu dalam hal ini, adalah sinyal gelombang pembawa dan
sinyal pemodulasi. Melalui penguat linier, pencampuran dua sinyal tersebut
merupakan sinyal jumlah biasa yang mendapat penguatan tertentu (gain
amplification). Akan tetapi bila pencampuran dua sinyal itu terjadi pada satu device
atau penguat yang tidak linier, maka outputnya merupakan sinyal AM.
Berikut ini akan dibuktikan dengan percobaan sederhana, yaitu dengan
menggunakan sebuah dioda untuk menghasilkan sinyal AM (amplitude modulation),
dengan memanfaatkan area karakteristiknya yang non linier. Akan ternyata nanti
pada outputnya muncul beberapa frekuensi walaupun pada inputnya hanya dua
sinyal dengan frekuensi tertentu. Rangkaian percobaan tersebut ditunjukkan pada
Gbr-3. Nampak pada gambar, dua generator frekuensi audio yang berbeda
frekuensinya, yaitu rendah dan tinggi, dirangkaikan seri dengan sebuah dioda.
Rangkaian tersebut dicatu oleh sebuah sumber tegangan variabel, E, sementara arus
diamati melalui sebuah resistor yang terpasang seri dalam rangkaian tersebut.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan sebuah osiloskop yang memantau
ujung-ujung resistor.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 10
G e n e r a t o r
A u d i o F r e k .
T i n g g i
G e n e r a t o r
A u d i o F r e k .
R e n d a h
E
D
i
v
D a e r a h l i n i e r
D a e r a h n o n l i n i e r
( a )
( b )
e
m
( t )
e
c
( t )
e
m i x
( t )
e
a m
( t )
t
t
t
t
Gbr-3 Rangkaian percobaan
Linieritas :
(a) rangkaian percobaan,
(b) karakteristik dioda.
Cara percobaannya
Dengan mengatur nilai tegangan E, yang berarti memberikan prategangan pada
dioda D, kita dapat menempatkan titik kerja pada kurva karakteristik pada nilai
tertentu. Pada saat berada pada daerah linier, output yang terlihat pada osiloskop
adalah merupakan hasil penjumlahan biasa (mixing) antara kedua sinyal tersebut
yang bentuk gelombangnya ditunjukkan pada Gbr-4(c). Tetapi begitu digeser titik
kerja itu pada daerah non-linier kurva karakteristik, bentuk gelombang yang
terpantau berubah menjadi seperti Gbr-4(d), yaitu satu sinyal modulasi AM
(a)
(b)
(c)
(d)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 11
Gbr-4 Osilogram pada layer osiloskop
(a) gel. Audio frek. rendah, (b) gel. Audio frek. Tinggi,
(c) gel. snyal pencampuran, (d) gel. sinyal AM.
Fenomena proses dihasilkan gelombang AM dapat dijelaskan secara matematis
sebagai berikut. Secara umum, bentuk matematis fungsi non-linier adalah,
y = a + bx + cx
2
+ dx
3
+ ex
4
+ ............. .............. (3-11)
dimana y dapat mewakili output satu sistem, sementara x mewakili inputnya. Huruf
a ~ e, adalah koefisien masing-masing suku deret pangkat yang menjadi sangat kecil
dengan meningkatnya pangkat variabel x. Secara praktis, satu fungsi yang
kompleks diwakili oleh hanya sampai beberapa suku pertama saja. Dalam hal
menghasilkan sinyal AM tersebut di atas, untuk keperluan pembuktian, jumlah suku
diambil sampai suku x
2
saja, sehingga persamaan (3-11) disederhanakan menjadi,
y = a + bx + cx
2
........................................................ (3-12)
Untuk satu karakteristik yang melewati titik awal (nol, origin) seperti karakteristik
dioda, maka fungsi matematis yang berkaitan dapat disederhanakan dari persamaan
(3-12) menjadi,
y = bx + cx
2
............................................................. (3-13)
atau,
v
out
= Gv
in
+ Hv
in
2
.................................................... (3-14)
sedang,
v
in
= A.sin2f
c
t + B.sin2f
m
t
sehingga persamaan (3-14) menjadi,
v
out
= G(A.sin2f
c
t + B.sin2f
m
t) + H(A.sin2f
c
t + B.sin2f
m
t)
2
...... (3-15)
Untuk menyelesaikan persamaan (3-15), kita selesaikan dulu masing-masing
faktornya,
(A.sin2f
c
t + B.sin2f
m
t)
2
= A
2
.sin
2
2fct + B
2
.sin
2
2f
m
t + 2AB.sin2f
c
t. sin2f
m
t
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 12
Sedangkan masing-masing sukunya adalah,
A
2
.sin
2
2fct = A
2
/2 [ 1- cos 2(2fc)t ]
B
2
.sin
2
2f
m
t = B
2
/2 [ 1- cos 2(2fm)t ]
2.AB.sin2f
c
t. sin2f
m
t = AB [ cos(2f
c
t - 2f
m
t) cos(2f
c
t + 2f
m
t) ]
= AB [ cos 2(f
c
- f
m
)t cos 2(f
c
+ f
m
)t ]
Sehingga persamaan (3-15) menjadi,
v
out
= G(A.sin 2f
c
t + B.sin 2f
m
t) + H(A.sin 2f
c
t + B.sin 2f
m
t)
2
= GA.sin 2f
c
t + GB.sin 2f
m
t + HA
2
/2 [ 1- cos 2(2fc)t ] + HB
2
/2 [ 1-
cos 2(2fm)t ] + HAB [ cos 2(f
c
- f
m
)t cos 2(f
c
+ f
m
)t ]
Terlihat pada persamaan terakhir ini, bahwa sinyal hasil komponen non-linier pada
proses di atas, menghasilkan spektrum frekuensi yang banyak, yaitu, f
m
, 2f
m
, (f
c
- f
m
), f
c
, 2f
c
, dan (f
c
+ f
m
). Selanjutnya, bila sinyal tersebut dilewatkan satu bandpass
filter, maka spektrum yang tertinggal hanya, f
c
, (f
c
- f
m
), dan (f
c
+ f
m
), yang sesuai
dengan spektrum sinyal AM, yaitu, sinyal carrier, lower sideband, dan upper
sideband. Sinyal AM yang dimaksudkan adalah,
v
out
= GA.sin 2f
c
t + HAB.cos 2(f
c
- f
m
)t HAB.cos 2(f
c
+ f
m
)t
__________________________________________________________________
Daftar Kepustakaan
1. Kennedy, George; Electronic Communication Systems, McGraw-Hill Co.,
Singapore, 1988.
2. Stallings, William; Komunikasi Data & Komputer, Penerbit Salemba Teknika,
Jakarta, 2001.
3. Wahana Komputer; Kamus Lengkap Jaringan Komputer, Penerbit Salemba
Infotek, Jakarta, 2004.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 13
4. Wheland Couch II, Leon; Digital & Analog Communication Systems,
Macmillan Publishing Company, New York, 1993.
Lampiran-1
A. RR4-2
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 14
B. RR4-3
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 15
C. RR4-4
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 16
D. RR4-5
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 17
Lampiran-2
Simbol Emisi Khusus Modulasi AM
A3E (sebelumnya A3), adalah untuk AM standar yang memancarkan kedua sideband-
nya dan full carrier. Umumnya digunakan untuk penyiaran radio MW dan SW, dan
serta beberapa unit lain dalam sistem telekomunikasi.
R3E (sebelumnya A3A), adalah sistem modulasi single-sideband dengan pengurangan
level carrier-nya. Level carrier yang dikurangi tersebut, ditambahkan kembali pada sisi
receiver untuk keperluan tuning dan demodulasi.
H3E (sebelumnya A3H), adalah sistem single-sideband full carrier. Sistem ini dapat
diterima oleh receiver AM standar dengan tingkat distorsi kurang dari 5%.
J3E (sebelumnya A3J), adalah sistem modulasi single-sideband dengan penekanan atau
menghilangkan level carrier-nya. Sistem ini dikenal sebagai sistem SSB, yang level
carrier-nya ditekan hingga sedikitnya sampai 45 dB pada sisi transmiter sebelum dipan-
carkan. Sistem ini digunakan untuk komunikasi radio dan penerbangan yang menempati
beberapa frekuensi dalam pita frekuensi HF.
B8E (sebelumnya A3B), adalah sistem modulasi AM yang memanfaatkan masing-
masing sideband-nya untuk membawa informasi yag berbeda. Dikenal sebagai emisi
independent-sideband (ISB) dengan carrier umumnya diredam atau ditekan.
C3F (sebelumnya A5C), adalah sistem modulasi AM yang mengirimkan carrier, USB,
dan hanya sebagian kecil pita LSB-nya. Digunakan untuk transmisi sinyal televisi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB HIDAYANTO DJAMAL
SISTEM KOMUNIKASI I 18

Anda mungkin juga menyukai