Anda di halaman 1dari 35

PERCOBAAN I

MODULASI AMPLITUDO
A. TUJUAN
A.1 PENGAMATAN RANGKAIAN AM
1. Mengamati bentuk rangkaian sinyal modulasi amplitudo
2. Mengamati pengaruh induktor dan kapasitor terhadap sinyal modulasi
3. Mengamati pengaruh filter RLC pada modulasi AM
A.2 PENGAMATAN DOMAIN WAKTU
1. Mengamati bentuk sinyal keluaran dari modulasi amplitudo pada domain
waktu
2. Mengamati pengaruh indeks modulasi terhadap sinyal modulasi
A.3 PENGAMATAN DOMAIN FREKUENSI
1. Mengamati bentuk sinyal keluaran dari modulasi amplitudo domain
frekuensi
2. Menentukan nilai upper side band (USB) dan lower side band (LSB) dari
pengamatan spektrum sinyal AM
B. DASAR TEORI
B.1 Pengertian Modulasi
Modulasi adalah suatu proses dimana parameter dari suatu gelombang
divariasikan secara proposional terhadap gelombang lain. Parameter yang diubah
tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi
membutuhkan dua buah sinyal pemodulasi yang berupa sinyal informasi dan
sinyal pembawa (carrier) dimana sinyal informasi tersebut ditumpangkan oleh
sinyal carrier.
Maka secara garis besar dapat diasumsikan bahwa modulasi merupakan
suatu proses dimana gelombang sinyal termodulasi ditransmisikan dari
transmitter ke receiver. Pada sisi receiver sinyal modulasi yang diterima
dikonversikan kembali kebentuk asalnya, proses ini disebut dengan demodulasi.
Rangkaian yang digunakan untuk proses modulasi disebut dengan modulator,
sedangkan rangkaian yang digunakan untuk proses demodulasi disebut
demodulator.
Sinyal informasi biasanya memiliki spektrum yang rendah dan rentan
untuk tergangu oleh noise. Sedangakan pada transmisi dibutuhkan sinyal yang
memiliki spektrum tinggi dan dibutuhkan modulasi untuk memindahkan posisi
spektrum dari sinyal data, dari pita spektrum yang rendah ke spektrum yang jauh
lebih tinggi. Hal ini dilakukan pada transmisi data tanpa kabel (dengan antena),
dengan membesarnya data frekuensi yang dikirim maka dimensi antenna yang
digunakan akan mengecil.
Keperluan akan modulasi mula-mula timbul dalam transmisi radio dari
sinyal-sinyal berfrekuensi rendah (misalnya frekuensi audio). Untuk radiasi yang
efisien, besar orde dimensi-dimensi antena (ukuran antena) kira-kira harus sama
besar dengan orde panjang gelombang (wave-length) dari sinyal yang
dipancarkan.
Kebanyakan sinyal-sinyal informasi berfrekuensi rendah mempunyai
frekuensi dalam orde 1 kHz. Karena gelombang-gelombang elektromagnetis
bergerak dalam ruang angkasa sehingga cepat rambat gelombang sama dengan
cepat rambat cahaya yaitu 3.108 m/s, maka panjang gelombang () sinyal yang
ditransmisikan adalah sekitar 300 km. Jelas tidak mungkin untuk membuat antena
dengan ukuran ini. Masalah ini diatasi dengan menggunakan sinyal frekuensi-
rendah tersebut untuk memodulasi sebuah sinyal frekuensi-tinggi yang dinamakan
gelombang pembawa (carrier wave),yang kemudian dipancarkan (Wiryawan,
Rohmah, & Pambudi, 2015).
Tujuan modulasi diantaranya sebagai berikut:
1. Transmisi menjadi efisien atau memudahkan pemancaran.
2. Masalah perangkat keras menjadi lebih mudah.
3. Menekan derau atau interferensi.
4. Untuk memudahkan pengaturan alokasi frekuensi radio.
5. Untuk multiplexing, proses penggabungan beberapa sinyal informasi untuk
disalurkan secara bersama-sama melalui satu kanal transmisi.
B.2 Modulasi Amplitudo
Modulasi amplitudo (Amplitude Modulation / AM) adalah proses
penumpangan sinyal pembawa terhadap sinyal informasi dimana amplitudo sinyal
pembawa yang dipancarkan berubah mengikuti perubahan amplitudo sinyal
informasi. Salah satu cara memahami mekanisme sinyal AM adalah dengan
memahami karakteristik fisik sinyal AM. Ini adalah hal yang tidak mudah karena
sinyal AM melibatkan persamaan matematika kompleks. Perangkat lunak yang
digunakan adalah GUI Matlab. Analisis dilakukan dengan terlebih dahulu
menentukan persamaan matematis sinyal AM dan komponen parameter sinyal
yaitu amplitudo dan frekuensi. Selanjutnya membuat desain template figure,
mengatur properti komponen setiap UI Control, membuat listing programnya
untuk kemudian dianalisis dengan memasukkan nilai parameter amplitudo sinyal
yang berbeda untuk menghasilkan nilai indeks modulasi (mA) yang bervariasi
yaitu 0.25, 0.5, 1 dan 1.5. Frekuensi informasi sebesar 250 Hz dan 500 Hz,
frekuensi pembawa 1,5 kHz dan 400 Hz. Hasil analisis menunjukkan bahwa
batas-batas nilai indeks modulasi (mA) yang ideal adalah : 0 mA 1 dengan
frekuensi sinyal pembawa harus lebih tinggi daripada sinyal informasi
(Khairunnisa, 2017).

Gambar 1.1 Karakteristik Sinyal AM


B.2.1 Indeks Modulasi
Besarnya nilai indeks modulasi pada umumnya berkisar antara nilai 0 dan 1.
Keadaan diamana nilai indeks modulasi lebih dari 1 disebut dengan keadaan
overmodulation. Pada saat keadaan overmodulasi sinyal tegangan keluaran
cenderung lebih besar namun nilai harmonisa cenderung meningkat (Aliyan,
Hasanah, & Muslim, 2014).
Maka dapat dihitung persamaan nilai indeks modulasi amplitudo dengan
persamaan :

Vm
m=
Vc

Keterangan :

m = Indeks Modulasi

Vm = Amplitudo Sinyal Informasi (V)

Vc = Amplitudo Sinyal Carrier (V)


Apabila indeks modulasi terlalu besar (m>1) maka hasil sinyal termodulasi
AM akan cacat atau over modulation dan apabila index modulasi terlalu rendah
(m<1) maka daya sinyal termodulasi tidak maksimal. Untuk menghindari keadaan
overmodulasi yaitu keadaan dimana gelombang pembawa termodulasi lebih dari
100 %, maka kita harus dapat membatasi besar-kecilnya modulasi yang terjadi.
Hal ini dapat diatasi dengan cara menentukan nilai index modulasi (m). Kondisi
indeks modulasi m = 1 adalah kondisi ideal, dimana proses modulasi amplitudo
menghasilkan output terbesar di penerima tanpa distorsi.
Pengaruh indeks modulasi terhadap proses modulasi sinyal pembawa dapat
dipahami dari gambar berikut:

(a) (b) (c)


Gambar 1.2 (a) Modulasi Tidak Sempurna (m<1) (b) Modulasi Sempurna (m=1)
(c) Over Modulation (m>1)
B.3 Teorema Nyquist
Teorema nyquist adalah teorema yang menyatakan frekuensi suara yang
dicuplik adalah dua kali dari kanal tunggal atau lebar pita. Dalam pemrosesan
sinyal digital, ada suatu proses untuk mendapatkan data digital melalui proses
pencuplikan, artinya sinyal analog dicuplik (diambil) secara diskrit dengan
periode Ts atau frekuensi cuplik Fs. Agar tidak terjadi kesalahan, Nyquist
memberikan aturan bahwa frekuensi cuplik minimal harus 2 (dua) kali lipat
frekuensi maksimum yang dikandung sinyal yang bersangkutan. Semakin banyak
proses pencuplikan maka sinyal akan mendekati sinyal asli.
Dalam dunia pemrosesan sinyal digital, ada suatu proses untuk
mendapatkan data digital melalui proses pencuplikan, artinya sinyal analog
dicuplik (diambil) secara diskrit dengan periode Ts atau frekuensi cuplik Fs. Agar
tidak terjadi kesalahan (yang kemudian diberi nama aliasing), Nyquist
memberikan aturan bahwa frekuensi cuplik minimal harus 2 (dua) kali lipat
frekuensi maksimum yang dikandung sinyal yang bersangkutan. Semakin banyak
proses pencuplikan maka sinyal akan mendekati sinyal asli.

Gambar 1.3 Ilustrasi Teorema Nyquist


B.4 Jenis-Jenis Modulasi Amplitudo
B.4.1 Single Side Band (SSB)
Dalam modulasi AM diketahui bahwa daya untuk memancarkan sinyal
adalah daya-daya pada komponen pembawa dan kedua side band (USB dan LSB).
Untuk memancarkan dengan derajat modulasi 100% diketahui bahwa hanya 1/6
dari jumlah daya keseluruhan terdapat pada komponen side band. Sedangkan 2/3-
nya terserap pada sinyal pembawa yang tidak mengandung sinyal informasi.
Apabila sinyal pembawa dan salah satu dari komponen side band dihilangkan dari
sinyal sebelumnya, maka sinyal pancarnya hanya setengah dari lebar jalur
frekuensi yang digunakan. Sedangkan 1/6 dari jumlah daya yang diperlukan untuk
pemancaran. Metode Filter untuk membangkitkan SSB. Salah satu cara utntuk
membangkitkan sinyal SSB adalah dengan metode filter. Komponen pembawa
diredam oleh filter yang sangat sempit (Narrow Band Filter).
Keuntungan-keuntungan transmisi single sideband;
1. Penghematan bandwidth
2. Penghematan daya
3. Penurunan noise, karena sistem single sideband mempergunakan setengah
sebesar bandwidth AM konvensional, daya noise thermal diturunkan hingga
setengah dari sistem double sideband.

Gambar 1.4 Modulasi AM-SSB dan Spektrum SSB


B.4.2 Double Side Band Suppressed Carrier (DSB-SC)
Dalam modulasi AM, amplitudo dari suatu sinyal carrier, dengan frekuensi
dan phase tetap, divariasikan oleh suatu sinyal lain (sinyal informasi). Sinyal
carrier tidak tergantung dari sinyal informasi, di mana saat pentransmisian sinyal
carrier terjadi pemborosan daya. Sehingga dalam modulasi amplitudo hanya
setengah dari total daya yang ditransmisikan yang dipengaruhi oleh sinyal
informasi. Persamaan sinyal sinusoidal secara umum bisa dituliskan sebagai
berikut:

φ (t) = a(t) cos θ (t)

Di mana a(t) adalah amplitudo sinyal dan θ (t) adalah sudut phase.

Gambar 1.5 Modulasi Double Side Band Suppressed Carrier (DSB-SC)


B.4.3 Double Side Band Full Carrier (DSB-FC)
AM DSB FC merupakan dimana modulasi yang dipancarkan adalah
spektum frekuensi AM yaitu frekuensi LSB dan frekuensi USB. Bandwith
sinyalnya adalah sama dengan dua kali sinyal informasinya (Halomoan, Rohmah,
& Aulia, 2018).

Gambar 1.6 Modulasi Double Side Band Full Carrier (DSB-FC)


B.5 Blok Diagram Sistem Telekomunikasi
Gambar 1.7 Blok Diagram Sistem Telekomunikasi
Berdasarkan gambar tersebut dapat diurakan secara singkat fungsi tiap
komponen penyusun blok diagram sistem komunikasi digital sebagai berikut:
1. Sumber Informasi: memberikan informasi sinyal masukan, dapat dalam
bentuk audio, video, maupun bentuk fisis lainnya.
2. Transducer Input: mengubah informasi masukan (audio,video) menjadi
isyarat elektris sesuai dengan karakteristik komponen elektronika
peralatannya.
3. Modulator Analog: memodifikasi dan menyesuaikan isyarat pembawa
proporsional pada perubahan isyarat elektris masukan dengan media transmisi
yang digunakan, misalnya gelombang radio.
4. Media Transmisi: dapat berupa kabel maupun non-kabel.
Proses di penerima pada dasarnya adalah kebalikan dari proses di pengirim,
dengan kata lain sistem komunikasi adalah simetris antara sisi pengirim dan sisi
penerima dengan garis cerminnya adalah media yang digunakan untuk
menyalurkan informasi.
B.6 LSB (Lower Side Band) dan USB (Upper Side Band)
Informasi pada sinyal termodulasi AM terkandung dalam komponen USB
dan LSB. Dengan demikian, dapat dipilih opsi lain dalam pentransmisian sinyal
termodulasi AM yaitu dengan mentransmisikan salah satu komponen bidang sisi,
komponen USB atau LSB saja. Cara pentransmisian seperti ini disebut transmisi
bidang tunggal (SSB : Single Side Band). Selain lebih hemat daya, transmisi SSB
juga lebih hemat lebar bidang (yaitu hanya membutuhkan setengah dari lebar
bidang yang dibutuhkan pada transmisi DSBFC). Komponen pertama sinyal
termodulasi AM (Vc sin ωc t) disebut komponen pembawa, komponen kedua
( yaitu ½ m.Vc.cos(ωc - ωm) t ) disebut komponen bidang sisi bawah atau LSB :
Lower Side Band), dan komponen ketiga ( yaitu ½ m.Vc.cos(ωc + ωm) t ) disebut
komponen bidang sisi atas atau USB : Upper Side Band). Komponen pembawa
mempunyai frekuensi sudut sebesar ωc , komponen LSB mempunyai frekuensi
sudut sebesar ωc - ωm , dan komponen USB mempunyai frekuensi sudut sebesar
ωc + ωm . Amplitudo puncak komponen pembawa merupakan bagian yang
terbesar, yaitu Vc. Sedangkan kedua komponen yang lain mempunyai amplitudo
puncak yang sama, yaitu :

½ .m.Vc

Hal ini berarti bahwa jika m = 1, maka setiap satuan daya pancaran DSB-SC
terdiri atas dua pertiga bagian 26 komponen pembawa dan sisanya terbagi pada
komponen bidang sisi atas (USB) dan bidang sisi bawah (LSB). Kenyataan di atas
merupakan suatu kerugian karena komponen pembawa dengan daya yang terbesar
dari ketiga komponen yang ada ini, sebenarnya tidak membawa informasi apapun.
Jenis transmisi DSB-SC (Double Side Band Suppressed Carrier) merupakan jenis
transmisi sinyal termodulasi AM dimana komponen pembawanya telah ditekan
menjadi nol. Pada jenis ini, lebar bidang yang dibutuhkan sama dengan lebar
bidang yang dibutuhkan pada transmisi DSB-FC.
B.7 Kelebihan dan Kekurangan AM
Kelebihan AM sebagai berikut :
1. Memiliki range jangkauan yang luas karena sinyal AM mampu
dipantulkan pada lapisan udara teratas yaitu ionosfer.
2. Lebih mudah dimodulasi karena lebih sederhana.
3. Gelombang elektromagnetik AM dapat dipantulkan oleh lapisan udara
paling atas, yaitu lapisan ionosfir, hasil modulasi AM dapat diterima
ditempat yang jauh dari pemancarnya.
Kekurangan AM sebagai berikut :
1. Dapat terganggu oleh gangguan atmosfir.
2. Daya yang dibutuhkan lebih besar dibandingkan FM.
3. Efisiensi modulasi amplitudo sangat rendah karena menggunakan banyak
daya.
4. Sistem modulasi amplitudo rentan terhadap pembangkitan kebisingan.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Personal Computer (PC)
2. 1N4001
3. Altenator
4. Capasitor
5. Inductor
6. Resistor
7. Osiloskop
8. Program MATLAB
9. GUI Amplitude Modulation Demo
D. LANGKAH PERCOBAAN
D.1 PENGAMATAN RANGKAIAN AM
1. Menghidupkan komputer yang akan digunakan
2. Membuka aplikasi Proteus
3. Mengklik scematic capture seperti gambar dibawah ini

4. Mengklik component mode , lalu klik pick device.

5. Mencari komponen-komponen yang dibutuhkan untuk membuat rangkaian.


6. Merangkai seperti rangkaian dibawah ini

7. Menentukan parameter sinyal informasi (amplitudo dan frekuensi) pada blok


Modulating Signal.
8. Menentukan parameter sinyal carrier (amplitudo dan frekuensi) pada blok
Carrier Signal.
9. Mengklik tombol run untuk menampilkan keluaran sinyal.
10. Mengamati bentuk sinyal keluaran dan catat hasil percobaan.
D.2 PENGAMATAN DOMAIN WAKTU
1. Menghidupkan Komputer yang akan digunakan.
2. Membuka program MATLAB.
3. Mengketik “guide” pada command window di program MATLAB.
4. Membuka file GUI Amplitude Modulation Demo dengan format *m file atau
*fig.
5. Mengklik tombol “run” pada tampilan GUI atau editor.

6. Menentukan parameter sinyal informasi (amplitudo dan frekuensi) pada blok


Modulating Signal.
7. Menentukan parameter sinyal carrier (amplitudo dan frekuensi) pada blok
Carrier Signal.
8. Menglik tombol Time Domain pada GUI untuk menampilkan keluaran sinyal
AM pada domain waktu.
9. Mengamati bentuk sinyal keluaran dan catat hasil percobaan.
10. Mengulangi pengamatan pada keluaran sinyal AM dengan amplitudo sinyal
informasi yang berbeda.
D.3 PENGAMATAN DOMAIN FREKUENSI
1. Mengikuti langkah 1 sampai 7 pada sub percobaan 2.
2. Mengklik tombol Spectrum pada GUI untuk menampilkan keluaran sinyal AM
pada domain frekuensi.
3. Mengamati bentuk sinyal keluaran dan catat hasil percobaan.
4. Mengulangi pengamatan spektrum sinyal AM dengan frekuensi sinyal
informasi yang berbeda.
E. DATA HASIL PERCOBAAN
E.1 Tabel Hasil Pengamatan Rangkaian
L= 2 mH
C= 5 nF
Frekuensi Resonansi 1 = 70 kHz

Amplitudo Sinyal Hasil


Modulasi 1 = 0,5 V
Frekuensi Resonansi 2 = 60 kHz

Amplitudo Sinyal Hasil


Modulasi 2 = 1 V
Frekuensi Resonansi 3 = 50 kHz

Amplitudo Sinyal Hasil


Modulasi 2 = 2,5 V
Frekuensi Resonansi 4 = 40 kHz

Amplitudo Sinyal Hasil


Modulasi 2 = 0,9 V
Frekuensi Resonansi 5 = 30 kHz

Amplitudo Sinyal Hasil


Modulasi 5 = 0,5 V
L= 2 mH
C= 7 nF
Frekuensi Resonansi 1 = 62 kHz

Amplitudo Sinyal Hasil


Modulasi 1 = 0,45 V
Frekuensi Resonansi 2 = 52 kHz

Amplitudo Sinyal Hasil


Modulasi 2 = 0,8 V
Frekuensi Resonansi 3 = 42 kHz

Amplitudo Sinyal Hasil


Modulasi 3 = 2,4 V
Frekuensi Resonansi 4 = 32 kHz

Amplitudo Sinyal Hasil


Modulasi 4 = 0,6 V
Frekuensi Resonansi 5 = 22 kHz

Amplitudo Sinyal Hasil


Modulasi 5 = 0,7 V
L= 3 mH
C= 8 nF
Frekuensi Resonansi 1 = 52kHz

Amplitudo Sinyal Hasil


Modulasi 1 = 0,4 V
Frekuensi Resonansi 2 = 42 kHz

Amplitudo Sinyal Hasil


Modulasi 2 = 0,6 V
Frekuensi Resonansi 3 = 32 kHz

Amplitudo Sinyal Hasil


Modulasi 3 = 1,5 V
Frekuensi Resonansi 4 = 22 kHz

Amplitudo Sinyal Hasil


Modulasi 4 = 0,6 V
Frekuensi Resonansi 5 = 12 kHz

Amplitudo Sinyal Hasil


Modulasi 5 = 0,4 V
E.2 Tabel Hasil Pengamatan Domain Waktu
Sinyal informasi 1 Sinyal carrier 1
Vm = 0,5 V Vc = 1 V
fm = 12 Hz fc =120 Hz

Sinyal informasi 2 Sinyal carrier 2


Vm = 0,6 V Vc = 1 V
fm = 12 Hz fc = 120 Hz

Sinyal informasi 3 Sinyal carrier 3


Vm = 0,7 V Vc = 1 V
fm = 12 Hz fc = 120 Hz

Sinyal informasi 4 Sinyal carrier 4


Vm = 0,8 V Vc = 1 V
fm = 12 Hz fc =120 Hz
Sinyal informasi 5 Sinyal carrier 5
Vm = 0,9 V Vc = 1 V
fm = 12 Hz fc = 120 Hz

Sinyal informasi 6 Sinyal carrier 6


Vm = 1,0 V Vc = 1 V
fm = 12 Hz fc = 120 Hz

Sinyal informasi 7 Sinyal carrier 7


Vm = 1,1 V Vc = 1 V
fm = 12 Hz fc =120 Hz

Sinyal informasi 8 Sinyal carrier 8


Vm = 1,2 V Vc = 1 V
fm = 12 Hz fc = 120 Hz
Sinyal informasi 9 Sinyal carrier 9
Vm = 1,3 V Vc = 1 V
fm = 12 Hz fc = 120 Hz

Sinyal informasi 10 Sinyal carrier 10


Vm = 1,4 V Vc = 1 V
fm = 12 Hz fc = 120 Hz
E.3 Tabel Hasil Pengamatan Domain Frekuensi
Sinyal informasi 1 Sinyal carrier 1
Vm = 1 V Vc = 1 V
fm = 16 Hz fc = 300 Hz

Sinyal informasi 2 Sinyal carrier 2


Vm = 1 V Vc = 1 V
fm = 20 Hz fc = 300 Hz

Sinyal informasi 3 Sinyal carrier 3


Vm = 1 V Vc = 1 V
fm = 24 Hz fc = 300 Hz

Sinyal informasi 4 Sinyal carrier 4


Vm = 1 V Vc = 1 V
fm = 28 Hz fc =300 Hz
Sinyal informasi 5 Sinyal carrier 5
Vm = 1 V Vc = 1 V
fm = 32 Hz fc = 300 Hz

Sinyal informasi 6 Sinyal carrier 6


Vm = 1 V Vc = 1 V
fm = 36 Hz fc = 300 Hz

Sinyal informasi 7 Sinyal carrier 7


Vm = 1 V Vc = 1 V
fm = 40 Hz fc = 300 Hz

Sinyal informasi 8 Sinyal carrier 8


Vm = 1 V Vc = 1 V
fm = 44 Hz fc = 300 Hz
Sinyal informasi 9 Sinyal carrier 9
Vm = 1 V Vc = 1 V
fm = 48 Hz fc = 300 Hz

Sinyal informasi 10 Sinyal carrier 10


Vm = 1 V Vc = 1 V
fm = 52 Hz fc = 300 Hz
F. ANALISA DATA
F.1 Analisa Pengamatan Rangkaian AM

Gambar 1.8 Rangkaian Modulasi Amplitudo


Berdasarkan rangkaian di atas terdapat dua buah altenator yang berfungsi
sebagai sumber dimana satu altenator sebagai sumber sinyal carrier dan altenator
lainnya sebagai sumber sinyal informasi. Kemudian, terdapat empat buah resistor
yaitu resistor R1, R2, R3, dan R4 yang berfungsi sebagai penghambat arus yang
mengalir pada rangkaian. Terdapat sebuah diode yang berfungsi sebagai
penyearah arus dan mengubah arus AC menjadi DC. Lalu terdapat tiga buah
ground untuk menetralisir noise yang timbul. Terdapat sebuah kapasitor yang
dalam rangkaian berfungsi untuk mem-filter sinyal dan sebagai penentu frekuensi.
Induktor pada rangkaian di atas berfungsi sebagai penghasil medan magnet dan
pembangkit frekuensi. Dan terdapat sebuah osiloskop yang berfungsi untuk
menampilkan gambar sinyal.
Pada rangkaian di atas dapat dilihat bahwa sumber sinyal carrier terhubung
secara seri ke channel A pada osiloskop. Sedangkan, sumber sinyal informasi
terhubung secara seri ke channel B pada osiloskop. Sumber sinyal carrier juga
dihubungkan ke resistor R1 sedangkan sumber sinyal informasi juga terhubung ke
resistor R2. Output dari R2 kemudian terhubung dengan output dari R1 lalu
diteruskan ke diode dan resistor R3. Resistor R3 terhubung langsung dengan
ground sementara output diode akan terhubung ke resistor R4 dan terhubung juga
ke rangkaian induktor L1 dan kapasitor C1 yang disusun secara paralel. Pada
rangkaian paralel induktor L1 dan kapasitor C1 terjadi proses modulasi yang
output-nya kemudian dihubungkan ke channel D pada osiloskop.
Sinyal carrier

Sinyal informasi

Sinyal termodulasi
Gambar di atas merupakan bentuk sinyal yang ditampilkan oleh
osiloskop. Gelombang berwarna kuning merupakan sinyal carrier.
Gelombang berwarna biru merupakan sinyal informasi. Gelombang hijau
merupakan gelombang AM. Bentuk sinyal AM akan selalu berubah
tergantung nilai kapasitor dan induktor pada rangkaian. Sedangkan, sinyal
informasi dan sinyal carrier tak akan berubah karena tak dipengaruhi oleh
nilai kapasitor dan induktor.
Tabel 1.1 Perhitungan Frekuensi
N Frekuensi Resonansi Amplitudo Induktor Kapasitor
o Sinyal AM (L) (C)
1 70 kHz 0,5 V

2 60 kHz 1V
1 2,5 V
3 F= 50 kHz 2mH 5 nF
2π √L .C
4 40 kHz 0,9 V
5 30 kHz 0,5 V

1 62 kHz 0,45 V

2 52 kHz 0,8 V
1 2,4 V
3 F= 42 kHz 2mH 7 nF
2π √L .C
4 32 kHz 0,6 V
5 22 kHz 0,7 V
1 52 kHz 0,4 V
2 42 kHz 0,6 V
1 32 kHz 1,5 V
3 F= 3mH 8 nF
2π √L .C
4 22 kHz 0,6 V

5 12 kHz 0,4 V

Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa semakin besar nilai kapasitor dan
induktor diturunkan maka frekuensi nya akan semakin besar namun jika nilai
kapasitor dan induktor di naikkan maka frekuensi nya akan menurun.
Gambar sinyal AM di Gambar Sinyal AM pada Gambar Sinyal AM di
Bawah Frekuensi Frekuensi Resonansi Atas Frekuensi
Resonansi Resonansi

Berdasarkan dari ketiga gambar sinyal di atas, dapat diketahui bahwa saat
frekuensi berada di bawah dan di atas frekuensi resonansi, nilai amplitudo sinyal
AM akan lebih kecil dibandingkan dengan nilai amplitudo sinyal AM yang
frekuensinya berada pada frekuensi resonansi. Hal tersebut dikarenakan saat
rangkaian bekerja pada frekuensi
F.2 Analisa Sinyal Domain Waktu
Diketahui :

Sinyal informasi Sinyal carrier


Vm = 0,6 v Vc = 1v
fm = 12 Hz fc = 120 Hz

Persamaan sinyal: Persamaan sinyal:


Sm(t) = V m cos (2 π f m t) Sc(t) = V c cos(2 π f c t)
= 0,6 cos (2𝜋12t) = 1 cos (2𝜋120t)
= 0,6 cos (24𝜋t) = 1 cos (240𝜋t)

Persamaan sinyal AM :
m m
SAM(t) = V c cos ( 2 π f c t ) + cos 2 π ( fc−fm ) t+¿ cos 2 π ( fc+fm ) t ¿
2 2
1 1
= 1 cos(2 π 120 t )+ cos 2 π ( 120−12 ) t+¿ cos 2 π (120+12)t ¿
2 2
1 1
= 1 cos(2 π 120 t )+ cos 2 π ( 108 ) t +¿ cos 2 π (132)t ¿
2 2
1 1
= 1 cos(2 40 πt)+ cos (216 πt )+ ¿ cos ⁡(264 π t) ¿
2 2

Indeks Modulasi AM :
V m 0,6
m= = =0,6
Vc 1
Tabel 1.2 Analisa Sinyal Domain Waktu :

Sinyal Informasi Sinyal Carrier


Indeks
No Vm Fm Vc fc SAM(t) Modulasi
Sm(t) Sc(t) (m)
(V) (Hz) (V) (Hz)
0,5 0,5
1 cos (240πt) + cos (216πt) +
1 0,5 12 0,5 cos(24πt) 1 120 1 cos (240πt) 2 2 0,5
(264πt)
0,6 0,6
1 cos (240πt) + cos (216πt) +
2 0,6 12 0,6 cos(24πt) 1 120 1 cos (240πt) 2 2 0,6
(264πt)
0,7 0,7
1 cos (240πt) + cos (216πt) +
3 0,7 12 0,7 cos(24πt) 1 120 1 cos (240πt) 2 2 0,7
(264πt)
0,8 0,8
1 cos (240πt) + cos (216πt) +
4 0,8 12 0,8 cos(24πt) 1 120 1 cos (240πt) 2 2 0,8
(264πt)
0,9 0,9
1 cos (240πt) + cos (216πt) +
5 0,9 12 0,9 cos(24πt) 1 120 1 cos (240πt) 2 2 0,9
(264πt)
1 1
6 1,0 12 1 cos(24πt) 1 120 1 cos (240πt) 1 cos (240πt) + cos (216πt) + (264πt) 1
2 2
1,1 1,1
1 cos (240πt) + cos (216πt) +
7 1,1 12 1,1 cos(24πt) 1 120 1 cos (240πt) 2 2 1,1
(264πt)
1,2 1,2
1 cos (240πt) + cos (216πt) +
8 1,2 12 1,2 cos(24πt) 1 120 1 cos (240πt) 2 2 1,2
(264πt)
1,3 1,3
1 cos (240πt) + cos (216πt) +
9 1,3 12 1,3 cos(24πt) 1 120 1 cos (240πt) 2 2 1,3
(264πt)
1,4 1,4
1 cos (240πt) + cos (216πt) +
10 1,4 12 1,4 cos(24πt) 1 120 1 cos (240πt) 2 2 1,4
(264πt)
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai indeks modulasi berubah saat
nilai amplitudo dari sinyal informasi berubah. Jika nilai amplitudo sinyal
informasi naik maka indeks modulasi akan naik. Jika nilai amplitudo turun maka
indeks amplitudo akan turun. Perubahan indeks modulasi ini akan menyebabkan
perubahan tampilan dari gelombang AM. Jika nilai indeks modulasi meningkat
maka gelombang AM akan merapat. Sedangkan jika nilai menurun maka
gelombang akan meregang.
F.3 Analisa Sinyal Domain Frekuensi
Diketahui :

Sinyal informasi Sinyal carrier


Vm = 1 v Vc = 1v
fm = 20 Hz fc = 300 Hz

Persamaan sinyal: Persamaan sinyal:


Sm(t) = V m cos (2 π f m t) Sc(t) = V c cos(2 π f c t)
= 1 cos (2𝜋20t) = 1 cos (2𝜋300t)
= 1 cos (40𝜋t) = 1 cos (600𝜋t)

Persamaan sinyal AM :
m m
SAM(t) = V c cos ( 2 π f c t ) + cos 2 π ( fc−fm ) t+¿ cos 2 π ( fc+fm ) t ¿
2 2
1 1
=1 cos ( 2 π 300 t ) + cos 2 π ( 300−20 ) t+ ¿ cos 2 π ( 300+20 ) t ¿
2 2
1 1
=1 cos ( 600 πt ) + cos ( 560 π ) t +¿ cos ( 640 π ) t ¿
2 2

Upper Side Band :


USB = fc+fm = 300+20 =320
Lower Side Band :
LSB = fc-fm = 300 – 20 = 280
Tabel 1.3 Analisa Sinyal Domain Frekuensi :

Sinyal Informasi Sinyal Carrier


No Vm Fm Vc Fc SAM(t) USB LSB
Sm(t) Sc(t)
(V) (Hz) (V) (Hz)
1 1 316 284
1 1 16 1 cos(32πt) 1 300 1 cos (600𝜋t) 1 cos(600πt) + cos(568πt) + cos(632πt)
2 2
1 1 320 280
1 cos(600πt) + cos(560πt) +
2 1 20 1 cos(40πt) 1 300 1 cos (600𝜋t) 2 2
cos(640πt)
1 1 324 276
1 cos(600πt) + cos(552πt) +
3 1 24 1 cos(48πt) 1 300 1 cos (600𝜋t) 2 2
cos(648πt)
1 1 328 272
1 cos(600πt) + cos(544πt) +
4 1 28 1 cos(56πt) 1 300 1 cos (600𝜋t) 2 2
cos(656πt)
1 1 332 268
1 cos(600πt) + cos(536πt) +
5 1 32 1 cos(64πt) 1 300 1 cos (600𝜋t) 2 2
cos(664πt)
1 1 336 264
6 1 36 1 cos(72πt) 1 300 1 cos (600𝜋t) 1 cos(600πt) + cos(528πt) + cos(672πt)
2 2
7 1 40 1 cos(80πt) 1 300 1 cos (600𝜋t) 1 1 340 260
1 cos(600πt) + cos(520πt) +
2 2
cos(680πt)
1 1 344 256
1 cos(600πt) + cos(512πt) +
8 1 44 1 cos(88πt) 1 300 1 cos (600𝜋t) 2 2
cos(688πt)
1 1 348 252
1 cos(600πt) + cos(504πt) +
9 1 48 1 cos(96πt) 1 300 1 cos (600𝜋t) 2 2
cos(696πt)
1 1 352 248
1 cos(600πt) + cos(496πt) +
10 1 52 1 cos(104πt) 1 300 1 cos (600𝜋t) 2 2
cos(704πt)
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai indeks modulasi tetap karena
nilai amplitudo gelombang sinyal carrier dan sinyal informasi tetap. Selain tak
ada perubahan ada nilai frekuensi sinyal carrier yang berubah hanyalah nilai
amplitude dari sinyal informasi. Namun perubahan sinyal informasi ini
menyebablkan perubahn tampilan spektrum sinyal AM. Saat amplitudo sinyal
informasi dinaikkan spektrum sinyal AM semakin banyak. Namun saat amplitudo
sinyal informasi diturunkan tampilan sinyal AM berkurang.
G. KESIMPULAN
1. Pada rangkaian sinyal modulasi amplitudo terdapat dua altenator sebagai
sumber sinyal dan beberapa komponen seperti empat buah resistor sebagai
penghambat arus, sebuah kapasitor untuk mem-filter sinyal, sebuah induktor
sebagai penentu frekuensi, sebuah diode sebagai pengubah arus dari AC ke
DC, tiga buah ground untuk menetralisir noise, dan sebuah osiloskop untuk
menampilkan gambar sinyal.
2. Pengaruh perubahan nilai induktor dan kapasitor pada rangkaian akan
berpengaruh terhadap nilai frekuensi sinyal modulasi. Semakin besar nilai
induktor dan kapasitor, semakin kecil nilai frekuensi resonansi. Sebaliknya,
semakin kecil nilai induktor dan kapasitor, maka semakin besar nilai
frekuensi resonansi.
3. Filter RLC pada modulasi AM akan berpengaruh pada nilai amplitudo sinyal
AM. Saat nilai frekuensi sinyal AM lebih rendah atau lebih tinggi dari
frekuensi resonansi maka nilai amplitudo sinyal tidak semaksimal saat sinyal
AM berada pada frekuensi resonansi karena sinyal akan diredam oleh
rangkaian filter.
4. Bentuk sinyal dari keluaran AM pada frekuensi domain waktu di pengaruhi
oleh indeks modulasinya, dimana ada tiga kondisi yaitu :
 Jika m < 1, maka sinyal carrier akan termodulasi sebagian
 Jika m = 1, maka akan menghasilkan sinyal termodulasi sempurna
 jika m > 1, maka akan terjadi over modulasi dan sinyal termodulasi akan
mengalami distorsi
5. Perubahan nilai amplitudo sinyal informasi akan berpengaruh pada besarnya
nilai indeks modulasi. Semakin besar amplitudo sinyal informasi maka
semakin besar nilai indeks modulasi. Sebaliknya, semakin kecil amplitudo
sinyal informasi, maka semakin kecil nilai indeks modulasi.
6. Perubahan nilai frekuensi sinyal informasi akan mempengaruhi lebar jarak
antara USB dan LSB. Semakin besar nilai frekuensi sinyal informasi maka
semakin lebar jarak antara USB dengan LSB. Sebaliknya semakin kecil nilai
jarak antara USB dengan LSB.
7. Nilai USB (Upper Side Band) dapat ditentukan dengan menjumlahkan nilai
frekuensi sinyal carrier (fc) dengan frekuensi sinyal informasi (fm).
Sedangkan nilai LSB (Lower Side Band) dapat ditentukan dengan
mengurangi nilai frekuensi sinyal carrier (fc) dengan frekuensi sinyal
informasi (fm).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2022. Modul Praktikum Dasar Telekomunikasi. Laboratorium


Telekomunikasi. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik. Universitas Mataram.

Aliyan, L. R., Hasanah, R. N., & Muslim, M. A. (2014). Desain Inverter Tiga Fasa
dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM.
Jurnal EECCIS, 79-84.

Halomoan, A., Rohmah, Y. S., & Aulia, S. (2018). PERANCANGAN SIMULATOR


MODULASI DAN DEMODULASI AM PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH.
e-Proceeding of Applied Science, 4(3), 2735-2747.

Khairunnisa. (2017). ANALISIS DAN SIMULASI SPEKTRUM SINYAL AM DENGAN


MENGGUNAKAN MATLAB. Jurnal ELTIKOM, 1, 47-55.

Wiryawan, I. M., Rohmah, Y. S., & Pambudi, A. D. (2015). PERANCANGAN


SIMULATOR MODULASI DAN DEMODULASI AM MENGGUNAKAN
LABVIEW. e-Proceeding of Applied Science, 1, 1359-1365.

Anda mungkin juga menyukai