Anda di halaman 1dari 36

PERCOBAAN II

MODULASI FREKUENSI

A. TUJUAN
A.1 PENGAMATAN RANGKAIAN FM
1. Mengetahui bentuk rangkaian sinyal modulasi frekuensi
2. Mengamati pengaruh induktor dan kapasitor terhadap sinyal modulasi
A.2 PENGAMATAN DOMAIN WAKTU
1. Mengamati bentuk sinyal keluaran dari modulasi frekuensi pada domain waktu
2. Menentukan nilai indeks modulasi pada sinyal modulasi frekuensi
A.3 PENGAMATAN DOMAIN FREKUENSI
1. Mengamati bentuk sinyal keluaran dari modulasi frekuensi pada domai
frekuensi.
2. Mengetahui pengaruh perubahan frekuensi sinyal informasi dan sinyal carrier
terhadap spektrum sinyal FM.
B. DASAR TEORI
B.1 Pengertian dan Tujuan Modulasi, serta Teorema Nyquist
B.1.1 Pengertian Modulasi
Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi ke sinyal pembawa.
Dengan menumpangkan sinyal informasi ke sinyal pembawa, maka sinyal
informasi tersebut dapat dikirimkan tak terbatas jangkauannya. Sinyal informasi
pada umumnya mempunyai frekuensi rendah, sedangkan sinyal pembawa
umumnya gelombang sinusoidal yang mempunyai frekuensi tinggi. Dengan
memanfaatkan karakteristik masing-masing sinyal, maka modulasi dapat
digunakan untuk mentransmisikan sinyal informasi pada daerah yang luas atau
jauh. Sebagai contoh sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke
tempat lain, sinyal tersebut harus ditumpangkan pada sinyal lain. Dalam konteks
radio siaran, sinyal yang menumpang adalah sinyal suara, sedangkan yang
ditumpangi adalah sinyal radio yang disebut sinyal pembawa (carrier).
Jenis dan cara penumpangan sangat beragam. Yaitu untuk jenis
penumpangan sinyal analog akan berbeda dengan sinyal digital. Penumpangan
sinyal suara juga akan berbeda dengan penumpangan sinyal gambar, sinyal film,
atau sinyal lain. Teknik yang digunakan untuk menumpangkan sinyal informasi
pada suatu gelombang pembawa Sinyal informasi dengan frekuensinya rendah,
ditumpangkan pada gelombang pembawa dg frekuensi yg jauh lebih tinggi
Modulator Melakukan proses modulasi, ada di transmitter (Tx) Demodulator.
B.1.2 Tujuan Modulasi
Tujuan modulasi diantaranya sebagai berikut:
1. Transmisi menjadi efisien atau memudahkan pemancaran.
2. Masalah perangkat keras menjadi lebih mudah.
3. Menekan derau atau interferensi.
4. Untuk memudahkan pengaturan alokasi frekuensi radio.
5. Untuk multiplexing, proses penggabungan beberapa sinyal informasi untuk
disalurkan secara bersama-sama melalui satu kanal transmisi.
B.1.3 Teorema Nyquist
Teorema nyquist adalah teorema yang menyatakan frekuensi suara yang
dicuplik adalah dua kali dari kanal tunggal atau lebar pita. Dalam pemrosesan
sinyal digital, ada suatu proses untuk mendapatkan data digital melalui proses
pencuplikan, artinya sinyal analog dicuplik (diambil) secara diskrit dengan periode
Ts atau frekuensi cuplik Fs. Agar tidak terjadi kesalahan, Nyquist memberikan
aturan bahwa frekuensi cuplik minimal harus 2 (dua) kali lipat frekuensi maksimum
yang dikandung sinyal yang bersangkutan. Semakin banyak proses pencuplikan
maka sinyal akan mendekati sinyal asli.
Dalam dunia pemrosesan sinyal digital, ada suatu proses untuk
mendapatkan data digital melalui proses pencuplikan, artinya sinyal analog
dicuplik (diambil) secara diskrit dengan periode Ts atau frekuensi cuplik Fs. Agar
tidak terjadi kesalahan (yang kemudian diberi nama aliasing), Nyquist memberikan
aturan bahwa frekuensi cuplik minimal harus 2 (dua) kali lipat frekuensi
maksimum yang dikandung sinyal yang bersangkutan. Semakin banyak proses
pencuplikan maka sinyal akan mendekati sinyal asli (Sakti, 2019).
B.2 Modulasi amplitudo (FM), persamaan sinyal FM, dan indeks modulasi
frekuensi.
B.2.1 Modulasi Amplitudo (FM)
Frequency Modulation (FM) atau Modulasi Frekuensi adalah proses
penumpangan sinyal informasi pada sinyal pembawa (carrier) sehingga frekuensi
gelombang pembawa (carrier) berubah sesuai dengan perubahan tegangan
(simpangan) sinyal informasi. Pada Modulasi Frekuensi ini, sinyal informasi akan
mengubah frekuensi gelombang pembawanya sedangkan amplitudonya tetap
selama proses modulasi. Salah satu implementasi dari teknik modulasi frekuensi
adalah Radio FM. Radio FM ini ditemukan oleh Edwin Howard Amstrong pada
tahun 1930-an setelah adanya sistem jaringan. Radio FM memiliki keunggulan
seperti kualitas suara yang lebih bagus, jernih, dan bebas dari gangguan siaran.
Radio broadcasting adalah salah satu sistem komunikasi, pada sistem
komunikasi baik analog maupun digital, harus memiliki pemancar (TX) dan
penerima (RX). Sistem pemancar FM berawal dari sistem pemancar FM analog.
Sistem pemancar ini menggunakan Phase Locked Loop (PLL). PLL adalah suatu
sistem umpan balik dimana sinyal umpan balik digunakan untuk masih banyak
memiliki kekurangan diantaranya seperti, masih banyak ditemukan noise seperti
thermal noise pada varactor dan komponen lainnya, penuaan komponen analog
yang mengarah pada kebutuhan untuk penyesuaian sesekali dan kompensasi untuk
mengatasi masalah penyimpangan dan penyetelan, kompromi yang kompleks
antara noise, kecepatan dan bandwidth loop menggunakan nilai komponen yang
dapat direalisasikan. Karena hal tersebut, dikembangkanlah suatu sistem
pemancar FM yang dapat mengurangi kekurangan-kekurangan pada sistem
pemancar FM analog, yaitu pemancar FM Digital. Sistem pemancar FM digital
menggunakan DDS. Direct Digital Synthesiser (DDS) adalah proses mereproduksi
sinyal analog menggunakan nilai-nilai digital yang disimpan dalam tabel
pencarian (LUT). DDS memiliki kelebihan yaitu frekuensi, phase, dan amplitudo
outputnya dapat dimanipulasi secara tepat dan cepat di bawah kendali prosesor
digital (Balilayaran, Darlis, & Nurmantris, 2020).
B.2.2 Persamaan Sinyal FM
Dalam modulasi frekuensi, frekuensi diasumsikan sebagai turunan sudut

apabila sudut tersebut berubah-ubah terhadap waktu ω i= dan fekuensi radian
dt
termodulasi ini sebagai perubahan frekuensi sinyal pembawa oleh gelombang
pemodulasi ω i=ω c + Kf (t ), sehingga gelombang pembawa dimodulasi frekuensi
dapat dinyatakan sebagai :
f c (t )= A cos θ ( t )

dimana :
f c (t ) : gelombang pembawa dimodulasi frekuensi
A : amplitudo gelombang pembawa (V)
θ (t ) : sudut gelombang pembawa ( 0 )

Jika θ ( t ) berubah sesuai dengan gelombang pemodulasi f ( t ) maka akan


diperoleh:

θ ( t ) =∫ ωi dt
=ωc t+θ0 +K ∫ f (t ) dt

Bila
f ( t )=a cos ωm t dengan f ( t ) adalah gelombang pemodulasi, a

adalah amplitudo gelombang pemodulasi dan


ω m adalah frekuensi sudut
gelombang pemodulasi, maka :
K .a
θ ( t )=ω c t+θ0 + sin ωm t
ωm
Δω
=ω c t+ sin ωm t
ωm

Dengan Δω adalah suatu kontanta yang bergantung pada amplitudo a

sinyal pemodulasi dan rangkaian pengubah variasi-variasi dalam amplitudo sinyal


ke perubahan-perubahan dalam frekuensi pembawa yang bersesuaian. Sedangkan
θ0 diambil pada nilai sama dengan nol dengan mengacu pada suatu acuan fasa
yang tepat (Sigit Kusmaryanto,2018:4).
Dari analisa di atas, gelombang yang dimodulasi frekuensi dapat ditulis sebagai :

(
f c (t )= A cos ωc t+
Δω
ωm
sin ω m t
)
dimana :
f c (t ) : gelombang pembawa dimodulasi frekuensi
A : amplitudo gelombang pembawa (V)
ωc : frekuensi sudut gelombang pembawa ( 0 )
Δω : simpangan frekuensi sudut gelombang pembawa(Hz)
ωm : frekuensi sudut gelombang pemodulasi (Hz)
Dalam persamaan dapat dilihat bahwa amplitudo gelombang pembawa tidak
berubah, meskipun telah dimodulasi. Amplitudo gelombang pemodulasi
menentukan besarnya perubahan frekuensi pembawa, sedangkan frekuensi
pemodulasi menentukan kecepatan perubahan frekuensi pembawa (Sigit
Kusmaryanto,2018:5).
B.2.3 Indeks Modulasi Frekuensi
Indeks modulasi (m) adalah nilai yang menggambarkan hubungan antara
amplitudo sinyal modulasi dan amplitudo sinyal pembawa. Semakin besar
amplitudo sinyal pemodulasi, maka semakin besar pula frekuensi sinyal
termodulasi FM. Besar selisih antara frekuensi sinyal termodulasi FM pada suatu
saat dengan frekuensi sinyal pembawa disebut dengan deviasi.
B.3 Macam-macam Filter
Filter adalah suatu sistem yang dapat memisahkan sinyal
berdasarkan frekuensinya; ada frekuensi yang diterima, dalam hal ini
dibiarkan lewat; dan ada pula frekuensi yang ditolak, dalam hal ini secara praktis
dilemahkan. Hubungan keluaran masukan suatu filter dinyatakan dengan fungsi
alih (transfer function).
1. Low Pass Filter (LPF)
Low pass filter adalah sebuah rangkaian tegangan keluarannya
tetap dari DC naik sampai frekuensi diatas fc, tegangan keluarannya
diperlemah (turun). Low pass filter adalah jenis filter yang melewatkan
frekuensi rendah serta meredam atau menahan frekuensi tinggi.
2. High Pass Filter (HPF)
High pass filter memperlemahkan tegangan keluaran untuk semua
frekuensi dibawah frekuensi cutoff fc. Diatas fc, besarnya tegangan keluaran
tetap. Garis penuh adalah kurva idealnya sedangkan kurva putus-putus
menunjukkan bagaimana filter atau saringan yang praktis menyimpang dari
ideal. Pengertian lain dari high pass filter yaitu jenis filter yang melewatkan
frekuensi tinggi serta meredam atau menahan frekuensi rendah.
Gambar 2.1 Respon Low Pass Filter dan Respon High Pass Filter

3. Band Pass Filter


Band pass filter hanya melewatkan sebuah pita frekuensi saja
sekaligus memperlemah semua frekuensi diluar pita itu. Pengertian lain dari
band pass filter adalah filter yang melewatkan suatu range frekuensi. Dalam
perancangannya diperhitungan nilai θ (faktor mutu).
4. Band Stop Filter
Band stop filter adalah yang menolak frekuensi tertentu sekaligus
melewatkan semua frekuensi diluar pita tersebut. Bisa juga disebut sebagai
filter yang menolak suatu range frekuensi. Sama seperti BPF, BSF juga
memperhitungkan faktor mutu.

Gambar 2.2 Band Stop Filter

B.4 Spektrum Frekuensi FM


Spektrum frekuensi radio adalah susunan pita frekuensi radio yang
mempunyai frekuensi lebih kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran gelombang
eletromagnetik yang merambat dan terdapat dalam dirgantara (ruang udara dan
antariksa). Pengaturan radio siaran FM dilakukan berdasarkan pengelompokkan
kelas kelas menurut daya pancar, tinggi efektif antena dan radius cakupan.

Relative Amplitude
Gambar 2.3 Spektrum Sinyal FM

Tabel 2.1 Tabel Bessel

B.5 Komponen Pada Rangkaian FM


1. Generator Sinyal
Generator sinyal adalah salah satu kelas perangkat elektronik yang
menghasilkan sinyal listrik dengan mengatur sifat amplitudo, frekuensi, dan
bentuk gelombang.
2. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang bersifat menghambat arus
listrik. Resistor termasuk dalam komponen pasif karena komponen ini tidak
membutuhkan arus listrik untuk bekerja. Dalam rangkaian FM, resistor yang
digunakan sebanyak 2 buah dan masing-masing memiliki nilai yang berbeda.
3. Kapasitor
Kondensator atau kapasitor adalah komponen listrik yang digunakan
untuk menyimpan muatan listrik. Kapasitor yang digunakan dalam rangkaian
FM sebanyak 2 buah.
4. Induktor
Induktor adalah sebuah komponen elektronika pasif yang dapat
menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet
ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry.
5. Transistor
Transistor merupakan sebuah alat semikonduktor yang dapat dipakai
sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching),
stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal.
6. Osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan
bentuk sinyal listrik sehingga dapat dilihat dan dipelajari. Alat
ukur osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Kemudian peranti
pemancar elektron akan memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar
katode.
7. Time Domain
Domain waktu adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data.
Secara samar-samar, analisis domain waktu menganalisis data selama periode
waktu tertentu. Dalam analisis domain waktu, variabel selalu diukur terhadap
waktu.
8. Domain Frekuensi
Domain frekuensi adalah metode yang digunakan untuk menganalisis
data. Analisis domain frekuensi sebagian besar digunakan untuk sinyal atau
fungsi yang periodik dari waktu ke waktu.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Laptop
2. Program Proteus 8.0
3. Osiloskop
4. Generator Sinyal
5. 2N2222
6. IND-AIR
7. CAP
8. CAP ELEC
9. MINRES47K
10. MINRES220R
11. Ground
12. Battery
13. Program MATLAB 2013 a
14. GUI Frequency Modulation Demo
A. LANGKAH PERCOBAAN
D.1 PENGAMATAN RANGKAIAN FM
1. Hidupkan komputer yang akan digunakan
2. Buka program PROTEUS

Gambar 1. Tampilan Isis Proteus


3. Klik pick from libraries

Gambar 2. Tampilan Pick From Libraries


4. Buat rangkaian frekuensi modulasi

Gambar 3. Rangkaian FM
5. Klik tombol “run” pada tampilan isi proteus
6. Tentukan parameter sinyal informasi (amplitudo dan frekuensi) pada blok
Modulating Signal.
7. Tentukan parameter sinyal carrier (amplitudo dan frekuensi) pada blok
Carrier Signal.
8. Amati bentuk sinyal keluaran dan catat hasil percobaan pada tabel 2.1.
9. Ulangi pengamatan pada keluaran sinyal FM dengan frekuensi sinyal informasi
yang berbeda.
D.2 PENGAMATAN DOMAIN WAKTU
1. Hidupkan Komputer yang akan digunakan.
2. Buka program MATLAB.

Gambar 4. Tampilan Command Window


3. Ketik “guide” pada command window di program MATLAB.

Gambar 5. Tampilan Command Window


4. Buka file GUI Frequency Modulation Demo dengan format *m file atau *fig.

Gambar 6. Tampilan GUI Frequency Modulation Demo


5. Klik tombol “run” pada tampilan GUI atau editor.

(a)
(b)
Gambar 7a dan 7b. Tampilan GUI Frequency Modulation
6. Tentukan parameter sinyal informasi (amplitudo dan frekuensi) pada blok
Modulating Signal.
7. Tentukan parameter sinyal carrier (amplitudo dan frekuensi) pada blok
Carrier Signal.
8. Klik tombol Time Domain pada GUI untuk menampilkan keluaran sinyal FM
pada domain waktu.
9. Amati bentuk sinyal keluaran dan catat hasil percobaan.
10. Ulangi pengamatan pada keluaran sinyal FM dengan frekuensi sinyal informasi
yang berbeda.
D.3 PENGAMATAN DOMAIN FREKUENSI
1. Ikuti langkah 1 sampai 7 pada sub percobaan 2.
2. Klik tombol Spectrum pada GUI untuk menampilkan keluaran sinyal FM pada
domain frekuensi.
3. Amati bentuk sinyal keluaran dan catat hasil percobaan.
4. Ulangi pengamatan spektrum sinyal FM dengan frekuensi sinyal informasi dan
carrier yang berbeda
B. DATA HASIL PERCOBAAN
E.1 Tabel Hasil Pengamatan Rangkaian
Rangkaian Hasil modulasi

C1=10 pF C2=75 pF L=360 uH

C1=15 pF C2=85 pF L=380 uH

C1=20 pF C2=95 pF L=390 uH


E.2 Tabel Hasil Pengamatan Domain Waktu

Sinyal informasi 1 Sinyal carrier 1


Vm = 0,9 (Volt) Vc = 1,2 (Volt) Sinyal FM 1
fm = 3 (Hz) fc = 24 (Hz)

Sinyal informasi 2 Sinyal carrier 2


Vm = 0,9 (Volt) Vc = 1,2 (Volt) Sinyal FM 2
fm = 4 (Hz) fc = 24 (Hz)

Sinyal informasi 3 Sinyal carrier 3


Vm = 0,9 (Volt) Vc = 1,2 (Volt) Sinyal FM 3
fm = 5 (Hz) fc = 24 (Hz)

Sinyal informasi 4 Sinyal carrier 4


Vm = 0,9 (Volt) Vc = 1,2 (Volt) Sinyal FM 4
fm = 6 (Hz) fc = 24 (Hz)
Sinyal informasi 5 Sinyal carrier 5
Vm = 0,9 (Volt) Vc = 1,2 (Volt) Sinyal FM 5
fm = 7 (Hz) fc = 24 (Hz)

Sinyal informasi 6 Sinyal carrier 6


Vm = 0,9 (Volt) Vc = 1,2 (Volt) Sinyal FM 6
fm = 8 (Hz) fc = 24 (Hz)

Sinyal informasi 7 Sinyal carrier 7


Vm = 0,9 (Volt) Vc = 1,2 (Volt) Sinyal FM 7
fm = 9 (Hz) fc = 24 (Hz)

Sinyal informasi 8 Sinyal carrier 8


Vm = 0,9 (Volt) Vc = 1,2 (Volt) Sinyal FM 8
fm = 10 (Hz) fc = 24 (Hz)
Sinyal informasi 9 Sinyal carrier 9
Vm = 0,9 (Volt) Vc = 1,2 (Volt) Sinyal FM 9
fm = 11 (Hz) fc = 24 (Hz)

Sinyal informasi 10 Sinyal carrier 10


Vm = 0,9 (Volt) Vc = 1,2 (Volt) Sinyal FM 10
fm = 12 (Hz) fc = 24 (Hz)
E.3 Tabel Hasil Pengamatan Domain Frekuensi

Sinyal informasi 1 Sinyal carrier 1


Vm = 1 (Volt) Vc = 1,32 (Volt) Spektrum FM 1
fm = 12 (Hz) fc = 24 (Hz)

Sinyal informasi 2 Sinyal carrier 2


Vm = 1 (Volt) Vc = 1,32 (Volt) Spektrum FM 2
fm = 12 (Hz) fc = 27 (Hz)

Sinyal informasi 3 Sinyal carrier 3


Vm = 1 (Volt) Vc = 1,32 (Volt) Spektrum FM 3
fm = 12 (Hz) fc = 30 (Hz)

Sinyal informasi 4 Sinyal carrier 4


Vm = 1 (Volt) Vc = 1,32 (Volt) Spektrum FM 4
fm = 12 (Hz) fc = 33 (Hz)
Sinyal informasi 5 Sinyal carrier 5
Vm = 1 (Volt) Vc = 1,32 (Volt)
Spektrum FM 5
fm = 12 (Hz) fc = 36 (Hz)

Sinyal informasi 6 Sinyal carrier 6


Vm = 1 (Volt) Vc = 1,32 (Volt)
Spektrum FM 6
fm = 12 (Hz) fc = 39 (Hz)

Sinyal informasi 7 Sinyal carrier 7


Vm = 1 (Volt) Vc = 1,32 (Volt) Spektrum FM 7
fm = 12 (Hz) fc = 42 (Hz)

Sinyal informasi 8 Sinyal carrier 8


Vm = 1 (Volt) Vc = 1,32 (Volt) Spektrum FM 8
fm = 12 (Hz) fc = 45 (Hz)
Sinyal informasi 9 Sinyal carrier 9
Vm = 1 (Volt) Vc = 1,32 (Volt) Spektrum FM 9
fm = 12 (Hz)M fc = 48 (Hz)

Sinyal informasi 10 Sinyal carrier 10


Vm = 1 (Volt) Vc = 1,32 (Volt) Spektrum FM 10
fm = 12 (Hz) fc = 51 (Hz)
C. ANALISA DATA
F.1 Analisa Rangkaian FM
F.1.1 Analisa Rangkaian

Pada gambar di atas merupakan rangkaian frekuensi modulasi. Berdasarkan


gambar rangkaian di atas ada beberapa komponen yang digunakan yaitu signal
generator, baterai, kapasitor, induktor, resistor, transistor 2N2222, ground dan
osiloskop. Dimana generator berfungsi untuk memasukkan nilai atau sinyal, baterai
berfungsi sebagai sumber daya perangkat listrik, kapasitor berfungsi sebagai tempat
penyimpanan energi muatan listrik, induktor berfungsi sebagai pengatur dan
memfilter frekuensi serta tempat menyimpan arus listrik, resistor berfungsi
menghambat serta mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian, transistor 2N2222
merupakan jenis transistor NPN yang berdaya rendah dan mampu memperkuat arus
kecil hingga menengah. Osiloskop berfungsi untuk menampilkan hasil gambar
gelombang.
Pada gambar diatas, generator menghasilkan dua buah output yaitu positif
bagian atas dan negatif bagian bawah. Pada positif terbagi menjadi dua buah sinyal,
salah satu sinyal terhubung secara langsung ke osiloskop dan sinyal lainnya
terhubung secara seri dengan kapasitor C4 dan transistor Q1. Sedangkan pada
sinyal negatif terbagi menjadi dua sinyal salah satunya terhubung langsung ke
ground dan sinyal lainnya terhubung secara parallel dengan baterai, resistor R2,
kapasitor C1, dan induktor L1. Pada resistor R2, sinyal terhubung secara seri
dengan kapasitor. Sinyal pada transistor Q1 terhubung ke induktor L1, kapasitor C1
dan C2, yang kemudian sinyal tersebut dimodulasikan dan terhubung ke osiloskop
bagian B yang menampilkan hasil termodulasi.
F.1.2 Analisa Hasil Osiloskop
C1 = 10pF, C2 = 75pF, L1 = 360uH

Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa sinyal informasinya


konstan/tetap sedangkan sinyal modulasinya dapat diubah tergantung nilai dari
kapasitor (C1), kapasitor (C2) dan induktor (L1). Dapat terlihat bahwa
perubahan nilai L1 dan C2 (induktor dan kapasitor) pada gelombang modulasi
tersebut ketika dimasukkan nilai rendah, amplitudo pada gelombang modulasi di
dapat nilai sebesar 6.60 V. Sedangkan pada amplitudo gelombang informasi
sebesar 5.70 V. Sehingga pengaruh dari nilai induktor dan kapasitor terhadap
sinyal modulasi frekuensi adalah terjadi pertambahan amplitudo pada
gelombang modulasi. Semakin besar nilai induktor dan kapasitor maka semakin
besar pula amplitudonya. Dapat dilihat bahwa sinyal yang berwarna kuning
adalah sinyal informasi sedangkan sinyal yang berwarna biru adalah sinyal
termodulasi.
F.1.3 Analisa Perhitungan Rangkaian Modulasi Frekuensi

1
F=
2 π √L . C

1
F=
2 π √L . C
1
F=
2 x 3,14 √360.(10+ 75)
1
F=
2 x 3,14 √360.(85)
1
F=
6,28 √30.600
1
F=
6,28 x 174,92
1
F=
6,28 x 174,92
1
F=
1098,49
F=0,000913 Hz

Perhitungan nilai frekuensi


1
F= Hasil perhitungan
2 π √ L . C total
1
F= 0,00091 Hz
2. 3,14 √ 360 .85
1
F= 0,00081 Hz
2. 3,14 √ 380 .100
1
F= 0,00075 Hz
2. 3,14 √ 390 .115
F.2 Analisa Sinyal Domain Waktu

Diketahui:
Sinyal informasi Sinyal carrier
Vm = 0,9 (volt) Vc = 1,2 (volt)
fm = 3 (Hz) fc = 24 (Hz)

Persamaan sinyal: Persamaan sinyal:


Sm(t) = Vm max cos (2𝜋fm t) Sc(t) = Vc max cos (2πfc t)

= 0,9 cos (2π 3 t) = 1,2 cos (2π 24 t)


= 0,9 cos 6π t = 1,2 cos 48 π t
Indek modulasi FM :
(fc−fm)
β=
fc

(24−3)
β=
24

β=0,875

Persamaan sinyal FM:

SFM (t) = Vc max cos (2πfc t) + β sin (2πfm t)


= 1,2 cos (2π 24 t) + 0,875 sin (2π 3 t)
= 1,2 cos (48 π t) + 0,875 sin (6 π t)
Gambar Sinyal FM
Menentukan persamaan sinyal termodulasi FM bila diketahui nilai
konstantan perubahan frekuensi (k)
Diketahui : k = 1
V m max . k 0,9 .1
F= = =0,3
fm 3

f1 (t) = fc + k . Sm (t)
= fc + k . Vmax cos (2πfmt)
= 24 + 1 . 0,9 cos (3.2πt)
= 24 + 0,9 cos (6πt)
ω1 (t) = 2π f1 (t)
= 2π (24 + 0,9 cos (6πt))
= 48π + 1,8π cos (6πt)
t
θ ( t )=∫ ω1 ( t ) dt
0

t
¿ ∫ ( 48 π +1,8 π cos ( 6 πt ) ) dt
0

¿¿

¿ 48 π +1,8 π sin ⁡(6 πt)


Sfm (t) = Vc max cos (ө(t))
= 1,2 cos (48πt+ 1,8π sin (6πt))
Tabel F.2 Analisa Sinyal Domain Waktu
Sinyal Informasi Sinyal Carrier
Indeks
Vm Fm Vc fc
No Sm(t) Sc(t) Modulasi (β)
(volt) (Hz) (volt) (Hz) SFM(t)

1. 1,2 24 1,2 cos 48 π t 0,875


0,9 3 0,9 cos 6π t 1,2 cos (48 π t ) + 0,875 sin (6π t)

2. 1,2 24 1,2 cos 48 π t 0,833


0,9 4 0,9 cos 8π t 1,2 cos (48πt ) + 0,833 sin (8πt)

3. 1,2 24 1,2 cos 48 π t 0,791


0,9 5 0,9 cos 10π t 1,2 cos (48πt) + 0,791 sin (10πt)

4. 1,2 24 1,2 cos 48 π t 0,9


0,9 6 0,9 cos 12π t 1,2 cos (48πt) + 0,9 sin (12πt)

5. 1,2 24 1,2 cos 48 π t 0,85


0,9 7 0,9 cos 14π t 1,2 cos (48πt) + 0,85 sin (1πt)

6. 1,2 24 1,2 cos 48 π t 0,8


0,9 8 0,9 cos 16π t 1,2 cos (48πt) + 0,8 sin (13πt)

7. 1,2 24 1,2 cos 48 π t 0,78


0,9 9 0,9 cos 18π t 1,2 cos (48πt) + 0,78 sin (15πt)

8. 1,2 24 1,2 cos 48 π t 0,583


0,9 10 0,9 cos 20π t 1,2 cos (48πt) + 0,583 sin (17πt)

9. 1,2 24 1,2 cos 48 π t 0,59


0,9 11 0,9 cos 22π t 1,2 cos (48πt) + 0,59 sin (19π t)

10. 1,2 24 1,2 cos 48 π t 0,5


0,9 12 0,9 cos 24π t 1,2 cos (120π ) + 0,5 sin(21πt)
Berdasarkan tabel diatas ini dapat dilihat bahwa masing-masing sinyal
memiliki nilai frekuensi dan amplitudo, nilai frekuensi dari sinyal informasi
tersebut terus-menerus bertambah sebanyak 3 angka dimana dimulai dari angka
ganjil 1-19 Hz serta pada nilai frekuensi sinyal carrier tetap (konstan) dimana
bernilai 60 Hz sedangkan untuk nilai amplitudonya tetap yaitu 1,2 volt. Sinyal
termodulasi FM yang dihasilkan sesuai dengan nilai dari indeks modulasinya.
Indeks modulasi sinyal FM berbanding terbalik dengan nilai frekuensi sinyal
informasi. Jadi, apabila nilai dari frekuensi sinyal informasi semakin besar, maka
nilai indeks modulasinya akan semakin kecil begitupun sebaliknya dimana semakin
kecil nilai sinyal frekuensi rendah, maka nilai indeks modulasinya akan semakin
besar. Serta gelombang sinyal termodulasi FM akan terlihat lebih renggang (jauh)
apabila nilai indeks modulasinya besar dan akan rapat apabila nilai indeks
modulasinya kecil.
F.3 Analisa Sinyal Domain Frekuensi
Diketahui:

Sinyal informasi Sinyal carrier


Vm = 1 (volt) Vc = 1,32 (volt)
fm = 12 (Hz) fc = 24 (Hz)

Persamaan sinyal: Persamaan sinyal:


Sm(t) = Vm cos (2π fm t)
Sc(t) = Vc cos (2π Fc t)
= 1 cos (2π 12 t)
= 1,2 cos (2π 24 t)
= 1 cos 24πt
= 1,2 cos 48πt
Indeks modulasi
( fm−fc )
β=
fm
12−24
β=
12
β=−1

Gambar Spektrum Sinyal FM


Persamaan sinyal FM:
SFM(t) = Vc cos ϴ (t)
= Vc cos (2πfct + 2π Δf ʃ cos (2π fm t)
= Vc cos (2πfct + Δf/fc sin 2 π fm t)
= Vc cos (2πfct + β sin 2π fm t)
= 1,2 cos (2π24t+ 5 sin 2π12t)
= 1,2 cos (48πt + 5 sin 24πt)
Menentukan spektrum frekuensi sinyal FM bila diketahui nilai konstanta
perubahan frekuensi (k)
a. Menghitung nilai amplitudo berdasarkan indeks modulasi
diketahui : k = 2
Sm (t) = 1 cos (24πt)
Ditanya : 𝛽 =…..?
∆ f k .Vm max
β= =
fm fm
2.1 2
β= = =0,167
12 12
Berdasarkan tabel fungsi Bessel spektrum fm dengan β = 0,167 maka diperoleh
nilai:

J0 = 0,765

J1 = 0,223

J2 = 0,260

 Amplitudo carrier
Vc . J0 = 1,32. 0,765= 1,009 v

 Amplitudo bidang sisi 1


Vc . J1 = 1,32. 0,223 = 0,294 v

 Amplitudo bidang sisi 2


Vc . J2 = 1,32 . 0,260 = 0,3435 v

a. Menghitung frekuensi masing-masing bidang sisi

Fc = 24 Hz

Frekuensi komponen bidang sisi 1 ( fc ± fm )

 Fc + fm = 24 + 12 = 36 Hz
 Fc – fm = 24 – 12 = 12 Hz
Frekuensi komponen bidang sisi 2 ( fc ± 2fm )

 Fc + 2fm = 24 + 24 = 48 Hz
 Fc – 2fm = 24 – 24 = 0 Hz
Bandwidth
= 2.n.fm
= 2.2.12
= 48 Hz

1,009 v

0,3435 v 0,3435 v
0,294 v 0,294 v

0 Hz 12 Hz 24 Hz 36 Hz 48 Hz
(fc-2fm) (fc-fm) (fc+fm) (fc+2fm)

Bw = 48 Hz
Tabel F.3 Analisa Sinyal Domain Frekuensi:
Sinyal Informasi Sinyal Carrier
Indeks
Vm (volt) fm (Hz) Sm(t) Vc (volt) fc (Hz) Sc(t) Modulasi
No SM(t)

1. 1 12 1 cos 22πt 1,32 24 1,32 cos132πt 1,2 cos (48 πt + 10 sin 24 πt) 10

2. 1 12 1 cos 22πt 1,32 27 1,32 cos 138πt 1,2 cos (48 πt + 10 sin 27 πt) 9,75

3. 1 12 1 cos 22πt 1,32 30 1,32 cos 144πt 1,2 cos (48 πt + 10 sin 30 πt) 9,5

4. 1 12 1 cos 22πt 1,32 33 1,32 cos 150πt 1,2 cos (48 πt + 10 sin 33 πt) 9,25

5. 1 12 1 cos 22πt 1,32 36 1,32 cos 156πt 1,2 cos (48 πt + 10 sin 36 πt) 9

6. 1 12 1 cos 22πt 1,32 39 1,32 cos 162πt 1,2 cos (48 πt + 10 sin 39 πt) 8,75

7. 1 12 1 cos 22πt 1,32 42 1,32 cos 168πt 1,2 cos (48 πt + 10 sin 42 πt) 8,5

8. 1 12 1 cos 22πt 1,32 45 1,32 cos 174πt 1,2 cos (48 πt + 10 sin 45 πt) 8,25

9. 1 12 1 cos 22πt 1,32 48 1,32 cos 180πt 1,2 cos (48 πt + 10 sin 48 πt) 8

10. 1 12 1 cos 22πt 1,32 51 1,32 cos 186πt 1,2 cos (48 πt + 10 sin 51 πt) 7,75
Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisa bahwa frekuensi dapat dilihat dari
sinyal carrier dengan nilai frekuensi yang berbeda-beda dan nilai amplitudo tetap.
Dan juga sinyal informasi dengan nilai frekuensi dan amplitudo tetap. Bentuk
sinyal termodulasi FM yang dihasilkan tergantung dari nilai indeks modulasi. Dapat
dilihat nilai frekuensi sinyal carrier meningkat. Pada domain frekuensi, yang
diamati adalah perubahan bentuk spektrum sinyal termodulasi FM. LSB (lower
side-band) merupakan bagian spektrum yang memiliki frekuensi rendah dan
merupakan selisih dari frekuensi sinyal carrier dengan sinyal informasi, dimana
persamaanya adalah fc-fm. Sedangkan USB (upper side-band) merupakan bagian
dari spektrum yang berfrekuensi tinggi dan merupakan gabungan antara sinyal
carrier dengan sinyal informasi, dimana persamaanya adalah fc+fm. Pada gambar
terlihat bahwa semakin besar nilai frekuensi sinyal informasi, maka jarak antara
LSB (lower side-band) dengan USB (upper side-band) yang ada pada spektrum
sinyal termodulasi FM akan semakin menjauh atau renggang dan apabila nilai
frekuensi sinyal informasi mengecil maka jarak antara LSB dan USB akan
mendekat atau rapat. Hal ini sama halnya dengan domain terhadap waktu yaitu
dipengaruhi oleh besarnya nilai frekuensi dan nilai amplitudo pada sinyal informasi
dan sinyal pembawa. Jadi sinyal Fc akan berbanding lurus dengan LSB dan USB.
D. KESIMPULAN
1. Pada rangkaian FM dapat dilihat bahwa input rangkaian menggunakan
generator sinyal dan outputnya menggunakan osiloskop. Generator sinyal
berfungsi untuk menginputkan sinyal pembawa sedangkan osiloskop berfungsi
untuk menampilkan output berupa gelombang sinyal. Dalam rangkaian ini juga
terdapat beberapa komponen lain seperti baterai, resistor, induktor, kapasitor,
dan transistor.
2. Pada Analisa sinyal Domain waktu, nilai amplitudo dan frekuensi sinyal
informasi tetap. ketika nilai frekuensi sinyal carrier meningkat maka indeks.
Modulasi nya juga meningkat dan sebaliknya. Ini di sebabkan karena
perbandingan lurus antara frekuensi sinyal carrier terhadap Indeks Modulasi,
sesuai dengan persamaan: SFM (t) = Vc max cos (2πfc t) + β sin (2πfm t).
3. Pada Analisa sinyal Domain Frekuensi, diketahui semakin besar nilai fm maka
indeks modulasinya semakin besar dan jarak antara LSB dan USB nya semakin
renggang sedangkan semakin kecil nilai fm maka indeks modulasinya semakin
kecil dan jarak antara LSB dan USB nya semakin rapat sesuai dengan
(f c −f m )
persamaan: β=
fc
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2022. Modul Praktikum Dasar Telekomunikasi. Laboratorium
Telekomunikasi. Jurusan Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Mataram.

Fahmi Prasetyo Delcadiz,2007.Teknik Telekomunikasi Dasar.Bandung : Sekolah


Tinggi Teknologi Telkom.

Gouzali Saydam.2005.Teknologi Telekomunikasi Perkembangan dan Aplikasi.


Bandung: ALFABE

Purwadi, Adi.2012.Penerapan Jenis Teknik Modulasi Pada Komunikasi Data.Jakarta

Sakti, Wahyu Septriandi.2019.”Teorema Nyquist”.kupdf.net

Anda mungkin juga menyukai