NIM : 17/416332/SV/14070
Kelas :B
BAB 1
Pengenalan Elektronika Komunikasi
Komunikasi adalah proses pertukaran informasi. Semua sistem komunikasi elektronik memiliki
transmitter (pemancar), saluran atau media komunikasi, dan receiver (penerima). Proses komunikasi
dimulai ketika ada pesan yang disampaikan antara dua orang/device/perangkat atau lebih. Pesan juga
dapat dihasilkan oleh komputer atau arus elektronik, Dalam sistem komunikasi elektronik, pesan
tersebut disebut sebagai informasi,
Noise adalah sinyal-sinyal yang tidak diinginkan yang selalu ada dalam suatu sistem transmisi.
Transmitter (Pemancar)
adalah kumpulan komponen dan sirkuit elektronik yang dirancang untuk mengubah sinyal
listrik menjadi sinyal yang cocok untuk transmisi melalui media komunikasi tertentu. Transmitter
terdiri dari osilator, amplifier, tuned circuit (sirkuit yang telah disetel) dan filter, modulator, mixer
frekuensi, synthesizer frekuensi, dan sirkuit lainnya.
Untuk pesan suara, mikrofon digunakan untuk menerjemahkan suara menjadi sinyal audio
elektronik. Untuk TV, kamera mengubah informasi cahaya dalam adegan menjadi sinyal video.
Dalam sistem komputer, pesan dikonversi ke kode biner yang dapat disimpan dalam memori atau
ditransmisikan secara serial.
Tipe komunikasi :
Simplex
Adalah komunikasi satu arah dimana transmitter atau receiver akan mengirim data atu
menerima data saja.
Duplex
Full duplex dimana data akan diterima ataupun dikirimkan dalam waktu bersamaan
Half duplex dimana data akan diterima ataupun dikirimkan secara bergantian.
Analog sinyal adalah tipe sinyal yang setiap saat akan mengandung suatu data(continuos).
Digital sinyal adalah tipe sinyal yang setiap perubahan mengandung suatu data (diskrit).
Baseband transmission adalah komunikasi yang secara langsung dimana data yang dikirimkan akan
secara langsung diterima.
Broadband transmission adalah sinyal yang berasal dari sinyal yang telah termodulasi dengan
carrier dan dikuatkan sinyalnya.
Radio Frequency waves adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai rentang frekuensi
tertentu.
Frekuensi Carrier adalah frekuensi tinggi yang sering digunakan untuk memodulasi baseband
transmission.
Multiplexing adalah suatu teknik untuk memodulasi suatu sinyal.
Jenis multiplexing :
Electromagnetic Spectrum
Extremely Low Freq = 30 – 300 Hz
Voice Freq = 300 – 3000 Hz
Very Low Freq = 9kHz – 30kHz
Low Freq = 30 – 300kHz
Subcarrier = frekuensi yang termodulasi pada baseband information
Medium Freq = 0.3 – 3.0 Mhz
High Freq = 3 – 30 MHz
Very High Freq = 30 – 300 MHz
Ultra High Freq = 300 – 3000 MHz
Microwaves = 1GHz and 30GHz
SHFs = 3 – 30 GHz
Extremely High Freq = 30 – 300 GHz
BAB 2
Electronic Fundamentals for Communications
Kapasitive reaktansi
Stray kapasitansi adalah nilai kapasitansi yang ditimbulkan oleh kawat yang berdekatan
atau pada jalur pcb yang berdekatan.
Inductive Reaktansi
Quality Factor adalah salah satu karakteristik inductor dimana rasio induktif power dengan
resistive power.
Resistor jika diaplikasikan pada frekuensi tinggi maka pengaruh dari induktansi dan stray
kapasitive tidak dapat dihindarkan.
Untuk mencari nilai induktansi dan kapasitansi yaitu dengan cara sebagai berikut.
Bandwith resonansi
Dalam grafik tersebut terlihat bahwa besar Ipeak adalah 2mA yang mana pada titik fr sedangkan
pada titik f2 dan f1 nilai arusnya yaitu 0.707*Ipeak yaitu 1.413mA yang disebut half power points
dan akan dirumuskan sebagai berikut.
Fourier Theory
Adalah analisis matematika dari modulasi dan multiplexing. Dalam teori fourier, dapat
menganalisis gelombang non sinus dan dapat membreakdown menjadi masing masing gelombang
harmonic yang relate dengan gelombang sinus maupun cosinus. Rumus fourier adalah sebagai
berikut.
Duty cycle adalah rasio antara periode pada saat high dengan periode pada saat low. Dan dapat
dirumuskan sebagai berikut.
BAB 5
Fundamentals of Frequency Modulation
Gelombang sinus carrier dapat dimodulasi dengan memvariasikan amplitudo, frekuensi, atau
pergeseran fasa. Persamaan dasar untuk gelombang pembawa adalah:
Sinyal FM diilustrasikan pada Gambar 5-1 (c). Biasanya pembawa [Gbr. 5-1 (a)] adalah
gelombang sinus, tetapi ditampilkan sebagai gelombang segitiga di sini untuk menyederhanakan
ilustrasi. [Gbr. 5-1 (b)] adalah gelombang sinus frekuensi rendah. Ketika gelombang sinus menjadi
positif, frekuensi pembawa meningkat secara proporsional.
Ketika sinyal modulasi adalah biner 0, frekuensi pembawa adalah nilai frekuensi pusat.
Ketika sinyal modulasi adalah biner 1, frekuensi pembawa tiba-tiba berubah ke tingkat frekuensi
yang lebih tinggi. Jumlah pergeseran tergantung pada amplitudo sinyal biner. Modulasi semacam ini,
yang disebut frequency-shift keying (FSK), banyak digunakan dalam transmisi data biner dalam
headset Bluetooth, speaker nirkabel, dan banyak bentuk nirkabel industri.
Gambar 5.2 Frekuensi modulasi carrier dengan data biner yang menghasilkan FSK
Gambar 5.3 (a) Modulasi sinyal. (B) sinyal FM. (c) sinyal PM.
Dalam FM, penyimpangan frekuensi berbanding lurus dengan amplitudo sinyal modulasi.
Deviasi maksimum terjadi pada puncak amplitudo positif dan negatif dari sinyal modulasi. Dalam
PM, deviasi frekuensi juga berbanding lurus dengan amplitudo sinyal modulasi. Jumlah maksimum
pergeseran fasa depan atau fase lag terjadi pada amplitudo puncak sinyal modulasi.
Mengkonversi PM ke FM
Untuk membuat PM kompatibel dengan FM, penyimpangan yang dihasilkan oleh variasi
frekuensi dalam sinyal modulasi harus dikompensasi. Hal ini dapat dilakukan dengan melewatkan
sinyal intelijen melalui jaringan RC low-pass.
Sideband
ialah suatu sinyal yang timbul akibat suatu modulasi, dan mengambil tempat selebar
spectrum frekuensi sinyal informasi yang memodulasi gelombang pembawa (carrier). Dalam
keadaan normal setiap proses modulasi selalu menghasilkan dua buah side band, Upper dan Lower
Side Band.
Gambar 5.7 Spektrum frekuensi dari sinyal FM, contoh amplitudo carrier dan sideband
Bessel Function
Fungsi Bessel merupakan solusi kanonik y(x) dari persamaan diferensial Bessel. umumnya,
fungsi bessel juga dikenal sebagai fungsi silinder atau harmonika silindris (cylindrical harmonics),
sebab mereka dijumpai dalam penyelesaian persamaan Laplace pada koordinat tabung/silindris.
Dengan indeks modulasi, jumlah dan amplitudo dari sideband yang signifikan dapat
ditentukan dengan menyelesaikan persamaan dasar dari sinyal FM.
DimanaVFM adalah nilai sesaat dari sinyal FM dan mf adalah indeks modulasi.
Gambar 5.8 Amplitudo carrier dan sideband untuk indeks modulasi sinyal FM yang berbeda
berdasarkan pada fungsi Bessel.
Gambar 5.9 Plot data fungsi Bessel dari gambar 5.8
Gambar 5.10 Contoh spektrum sinyal FM. (a) Indeks modulasi 0 (tidak ada modulasi atau sideband).
(B) Indeks modulasi 1. (c) Indeks modulasi 2. (d) Indeks modulasi 0,25 (NBFM).
Dengan indeks modulasi 0,25 gambar 5.10 (d), sinyal FM tidak menempati ruang spektrum
lebih dari sinyal AM. Jenis FM ini disebut narrowband FM, atau NBFM. Definisi formal NBFM
adalah setiap sistem FM di mana indeks modulasi kurang dari π/2 = 1,57, atau mf < π/2.
FM Signal Bandwidth
Secara umum, sinyal FM dengan indeks modulasi 2 dan frekuensi modulasi tertinggi 3 kHz
akan menempati bandwidth 24-kHz. Cara lain untuk menentukan bandwidth sinyal FM adalah
dengan menggunakan aturan Carson. Aturan ini hanya mengenali daya pada sideband yang paling
signifikan dengan amplitudo lebih besar dari 2 persen dari carrier (0,02 atau lebih tinggi pada
Gambar 5.8). Aturan Carson seperti dibawah ini:
Noise
adalah gangguan yang ditimbulkan oleh petir, motor, sistem pengapian otomotif, dan setiap
peralihan saluran listrik yang menghasilkan sinyal sementara. Noise seperti itu biasanya lonjakan
tegangan yang sempit dengan frekuensi yang sangat tinggi. Jika sinyal noise cukup kuat, mereka
dapat sepenuhnya menghilangkan sinyal informasi.
Dimungkinkan untuk menentukan berapa banyak dari frekuensi yang dihasilkan oleh
pergeseran fase tertentu dengan menggunakan rumus
dimana δ = penyimpangan frekuensi dihasilkan oleh noise, ϕ = pergeseran fasa, rad fm =frekuensi
sinyal modulasi.
Gambar 5.12 Gambaran noise dengan pergeseran fase
Preemphasis
adalah upaya cara penyesuaian agar level base-band pada bagian frekuensi tinggi masih
memiliki kualitas sinyal yg baik (carrier to noise ratio yg baik) penyesuaian / penguatan ini
diperhitungkan berdasar kenaikkan noise pada daerah ini sehingga dibutuhkan equalizer (penyelaras)
yg dapat mengatur tinggi sinyal terhadap level noise yg ada.
Gambar 5.13 (a) Sirkuit preemphasis. (B) kurva preemphasis. (c) Sirkuit deemphasis. (D) kurva
Deemphasis. (e) Gabungan respons frekuensi.
Keuntungan FM
Lebih tahan terhadap noise dibandingkan AM
Pada frekuensi yang sama dapat menangkap sinyal yang lebih kuat dan menghilangkan sinyal
yang lebih lemah
Transmitter lebih efektif dibandingkan dengan transmitter AM
Kerugian FM
Penggunaan ruang spectrum terlalu banyak/berlebihan
Sirkuit lebih kompleks
Pengaplikasian FM dan AM
BAB 6
Sirkuit FM
Frequency Modulator
adalah rangkaian yang mengubah frekuensi pembawa (carrier) sesuai dengan sinyal modulasi.
Carrier dihasilkan oleh LC atau sirkuit osilator kristal, dan karenanya harus ditemukan cara untuk
mengubah frekuensi osilasi. Ketika carrier dihasilkan oleh osilator kristal, frekuensi ditetapkan oleh
kristal. Menghubungkan kapasitor eksternal ke kristal memungkinkan variasi kecil dalam frekuensi
operasi diperoleh.
Tujuannya adalah untuk menemukan rangkaian atau komponen yang kapasitansinya akan
berubah sebagai respons terhadap sinyal modulasi. Komponen yang paling sering digunakan untuk
tujuan ini adalah varactor.
Varactor
Adalah dioda yang mempunyai sifat kapasitas berubah-ubah sesuai dengan tegangan yang
diberikannya, dioperasikan dalam mode reverse bias. Varactor dibuat dengan berbagai nilai kapasitansi,
sebagian besar unit memiliki kapasitansi nominal dalam kisaran 1 hingga 200-pF. Kisaran variasi
kapasitansi dapat menapai 12: 1.
Varactor Modulator
Gambar 6.3, osilator pembawa untuk pemancar, menunjukkan konsep dasar modulator
frekuensi varactor. Kapasitansi dioda varactor D1 dan L1 membentuk rangkaian osilator paralel-
tuned. Nilai C1 dibuat sangat besar pada frekuensi operasi sehingga reaktansinya sangat rendah.
Akibatnya, C1 menghubungkan sirkuit yang disetel ke sirkuit osilator. Juga C1 memblokir bias dc
pada dasar Q1 dari yang disingkat ke tanah melalui L1. Nilai L1 dan D1 memperbaiki frekuensi
pembawa tengah.
Gambar 6.4 Frekuensi modulasi Kristal osilator dengan VVC
Voltage-controlled oscillator (VCO) : Osilator yang frekuensinya dikontrol oleh tegangan input
eksternal.
Voltage-controlled crystal oscillator (VXO) : Osilator Kristal yang dikontrol tegangan
Gambar 6.6 VCO 10GHz
Pemindah fase sederhana tidak menghasilkan respons linier dalam rentang besar pemindahan fase.
Untuk mengimbangi ini, batasi total pergeseran fasa yang diijinkan untuk memaksimalkan linearitas.
Pengganda juga harus digunakan untuk mencapai penyimpangan yang diinginkan.
Gambar 6.9 RC phase-shifter basics
Detektor quadrature menggunakan sirkuit pergeseran fasa untuk menghasilkan perpindahan fasa 90 °
pada frekuensi pembawa yang tidak termodulasi.
Konfigurasi Transmitter
Salah satu pemancar yang digunakan saat ini adalah pemancah CW. Pemancar CW ini dapat
ditingkatkan dengan cara menambahkan power amplifier, seperti yang diilustrasikan pada Gambar
8.1. Osilator ini dapat di matikan dan aktifkan untuk menghasilkan titik dan putus-putus, dan
amplifier meningkatkan level daya sinyal..
a) High-Level AM Transmitters.
Pada High-Level AM Transmitters ini sinyal carrier akan diumpankan ke penguat
buffer yang tujuan utamanya adalah untuk mengisolasi osilator dari tahapan power amplifier
yang tersisa. Penguat buffer biasanya beroperasi pada level kelas A dan memberikan
peningkatan sederhana pada output daya. Tujuan utama dari buffer amplifier adalah hanya
untuk mencegah perubahan beban pada tahap power amplifier atau pada antena.
b) Low-Level FM Transmitters.
Dalam modulasi tingkat rendah, modulasi dilakukan pada carrier saat level daya
rendah, dan sinyal kemudian diamplifikasi oleh power amplifier. Pengaturan ini bekerja
untuk AM dan FM.
c) SSB Transmitters
Pemancar single-sideband (SSB) ini tunjukan pada Gambar 8.2, yaitu sebuah
sinyal osilator yang menghasilkan carrier, kemudian diumpankan ke buffer amplifier.
Buffer amplifier ini menyediakan sinyal input carrier ke modulator seimbang.
Crystal Oscillators
a) Typical Crystal Oscillator Circuits
Osilator kristal yang paling umum digunakan adalah jenis Colpitts, di mana
umpan balik berasal dari pembagi tegangan kapasitif yang dibuat dari C1 dan C2. Versi
emitter-follower ditunjukkan pada Gambar 8.3.
Frequency Synthesizers
Frequency Synthesizers adalah generator frekuensi-variabel yang memberikan
stabilitas frekuensi osilator kristal tetapi dengan kenyamanan penyetelan tambahan di
seluruh rentang frekuensi. Frequency Synthesizers juga digunakan dalam penerima
sebagai osilator lokal dan melakukan fungsi tuning penerima.
Gb. 8.5 Basic concept of a DDS frequency Gb. 8.6 Complete DDS block diagram.
Phase Noise
Spesifikasi dan karakteristik penting dari sumber sinyal (carrier), osilator
kristal, atau Frequency Synthesizers adalah phase noise. Kebisingan fase adalah variasi
minor dalam amplitudo dan fase output generator sinyal. Kebisingan ini
berasal dari sumber semikonduktor alami, variasi catu daya, atau agitasi termal dalam
komponen.
Gb.8.8 (a) The ideal carrier plot in the frequency domain. (b) Real-world carrier plot as
shown on a spectrum analyzer.
Dari gambar 8.8 (a). Merupakan ideal carrier dalam frequency domain, namun
karena distorsi atau noise sinyal, sinyal yang terlihat adalah sinyal pembawa (carrier)
disertai dengan sideband di sekitar sinyal carrier yang terdiri dari komponen harmonik
dan kebisingan fase. Sedangkan, gambar 8.8 (b) merupakan real-world carrier, dimana
distorsi harmonik yang tersebar, tetapi kebisingan fase tidak bisa.
Power Amplifiers
Tiga jenis dasar power amplifiers yang digunakan dalam pemancar adalah linier,
kelas C , dan switching.
Tipe ini penguat digunakan pada antara osilator pembawa dan penguat daya
akhir untuk mengisolasi osilator dari beban penguat daya yang dapat mengubah
frekuensi osilator.
High-Power Linear Amplifiers
Class C Amplifiers adalah penguat yang digunakan untuk penguatan daya dalam
bentuk driver, frequency multipliers, dan final amplifiers. Class C amplifier biasanya
memiliki sudut konduksi 908 hingga 150 °.
Gb. 8.9 Using the internal emitter-base threshold for class C biasing.
Gb. 8.10 Methods of biasing a class C amplifier. (a) Signal bias. (b) External
bias. (c) Self-bias.
Frequency Multipliers
Setiap penguat kelas C mampu melakukan frekuensi perkalian jika
rangkaian yang disetel dalam kolektor beresonansi pada beberapa bilangan bulat
dari frekuensi input. Misalnya, frequency multipliers dapat dibangun dengan
sederhana menghubungkan rangkaian paralel-tuned di kolektor penguat kelas C
yang beresonansi dua kali frekuensi input. Seperti yang ditunjukan pada gambar
8.12.
Gb. 8.11 Frequency multiplication with class C amplifiers
Eficiency
Spesifikasi utama untuk semua penguat daya RF, terutama penguat linier,
adalah memiliki efisiensi. Efisiensi merupakan rasio dari output daya penguat (Po) ke
total daya DC (Pdc) yang digunakan untuk menghasilkan output, atau :
Efisiensi adalah persentase matematis dari daya input DC yang diubah menjadi RF
power.
A class E RF amplifier
Superheterodyne
Penerima superheterodyne mengubah semua sinyal yang masuk ke frekuensi yang lebih
rendah, yang dikenal sebagai frekuensi menengah (IF), di mana satu set amplifier dan filter
digunakan untuk memberikan tingkat sensitivitas dan selektivitas yang tetap.
Rangkaian kuncinya adalah mixer, yang bertindak sebagai modulator amplitudo sederhana
untuk menghasilkan jumlah dan perbedaan frekuensi.
Ketika faktor kebisingan dinyatakan dalam desibel, itu disebut noise figure (NF):
Noise Temperature. Sebagian besar noise yang dihasilkan dalam perangkat adalah noise
termal, yang berbanding lurus dengan suhu. Oleh karena itu, cara lain untuk
mengekspresikan noise dalam amplifier atau penerima adalah dalam hal suhu noise TN.
Noise temperature diekspresikan dalam kelvin. Ingat bahwa skala suhu Kelvin terkait
dengan skala Celsius oleh hubungan TK= TC + 273. Hubungan antara noise temperature
dan NR diberikan oleh:
Formula yang digunakan untuk menghitung kinerja noise keseluruhan dari penerima atau
dari beberapa tahap amplifikasi RF, yang disebut rumus Friis, adalah :
Typical Receiver Circuits
RF Input Amplifier
IF Amplifier
Sirkuit Amplifier IF Tradisional. Jika penguat, seperti penguat RF, disetel penguat kelas
A yang mampu memberikan penguatan dalam kisaran 10 hingga 30-dB. Biasanya dua atau
lebih IF amplifier digunakan untuk memberikan penguatan penerima keseluruhan yang
memadai. Gambar 9-30 menunjukkan penguat IF dua kali lipat. Penguat dapat berupa
transistor BJT, JFET, atau MOSFET satu tahap atau penguat diferensial. Kebanyakan
penguat IF adalah penguat diferensial sirkuit terpadu, biasanya bipolar atau MOSFET.
Limiters (Pembatas). Pada penerima FM, satu atau lebih tahapan amplifier IF digunakan
sebagai limiter, untuk menghilangkan variasi amplitudo pada sinyal FM sebelum sinyal
diterapkan pada demodulator. Biasanya, pembatas hanyalah penguat IF kelas A
konvensional. Bahkan, setiap penguat akan bertindak sebagai pembatas jika sinyal input
cukup tinggi. Ketika sinyal input yang sangat besar diterapkan pada tahap transistor
tunggal, transistor secara bergantian didorong antara saturasi dan cutoff.
Mengontrol Penguatan Sirkuit. Jika amplifier IF dan RF adalah amplifier common-emitor
sederhana seperti yang digunakan pada receiver yang lebih tua, AGC dapat
diimplementasikan dengan mengendalikan arus kolektor dari transistor.
Gain dari penguat transistor bipolar sebanding dengan jumlah arus kolektor yang saya
habiskan. Peningkatan arus kolektor dari beberapa level yang sangat rendah menyebabkan
kenaikan meningkat secara proporsional. Pada titik tertentu, gain l berada di atas rentang
arus kolektor yang sempit dan kemudian mulai berkurang ketika arus semakin meningkat.
Gambar 9-31 menunjukkan perkiraan hubungan antara variasi penguatan dan arus kolektor
dari transistor bipolar yang khas. Gain memuncak pada 30 dB pada rentang 6- hingga 15-
mA.
Gain dapat dikurangi dengan mengurangi arus kolektor. Sirkuit AGC yang mengurangi
arus yang mengalir dalam amplifier untuk mengurangi penguatan disebut reverse AGC.
Gain dapat dikurangi dengan meningkatkan arus kolektor. Ketika sinyal semakin kuat,
tegangan AGC meningkat; ini meningkatkan arus basis dan, pada gilirannya,
meningkatkan arus kolektor, mengurangi keuntungan. Metode kontrol gain ini dikenal
sebagai forward AGC.
Turunkan Tegangan Kontrol. Tegangan dc yang digunakan untuk mengontrol penguatan
biasanya diperoleh dengan memperbaiki sinyal IF atau sinyal informasi yang dipulihkan
setelah demodulator.
Squelch Circuits
Squelch circuits digunakan untuk mematikan audio penerima sampai sinyal RF muncul di
input penerima.
Noel-Derived Squelch. Sirkuit squelch yang diturunkan dari noise, biasanya digunakan
pada penerima FM, memperkuat kebisingan latar frekuensi tinggi ketika tidak ada sinyal
dan menggunakannya untuk mematikan audio. Ketika sinyal diterima, sirkuit noise diganti
dan penguat audio dihidupkan.
Continuous Tone-Control Squelch System.Sistem ini diaktifkan oleh nada frekuensi
rendah yang dikirimkan bersama dengan audio. Tujuan CTCSS adalah untuk memberikan
privasi komunikasi pada saluran tertentu.
Beat Frequency Oscillator (BFO), biasanya dirancang untuk beroperasi di dekat IF dan
diterapkan pada demodulator bersama dengan sinyal IF yang berisi modulasi
Sirkuit penerima VHF tipikal dirancang untuk menerima komunikasi pesawat dua arah
antara pesawat dan pengontrol bandara, yang berlangsung dalam kisaran VHF dari 118
hingga 135 MHz.
Transceiver
komunikasi radio dua arah dikemas sehingga kedua pemancar dan penerima dalam unit
yang dikenal sebagai transceiver.
BAB 13
Transmission Lines
Transmisi Dasar Jalur
Dua syarat utama dari saluran transmisi:
1. Lines memredamkan sinyal minimum.
2. Lines tidak memancarkan salah satu sinyal sebagai energy radio.
Jenis Lines Transmisi:
1. Parallel-Wire line
2. Coaxial Cable
3. Twisted-Pair Cable
Velocity Factor
Time delay
Shorted Lines
Radio Wave
Sinyal radio disebut gelombang elektromagnetik karena terdiri dari listrik dan medan magnet
Antena adalah jenis elektromagnet yang dihasilkan di sekitar konduktor ketika arus mengalir
melalui. Kekuatan medan magnet yang dihasilkan oleh antena kawat dinyatakan oleh
Electric Filed merupakan kekuatan tak terlihat yang dihasilkan oleh beda potensial antara dua
konduktor. Kekuatan listrik dinyatakan
Antena Operation
Antena digunakan sebagai antarmuka antara pemancar dengan penerima. Itu memancarkan atau
merasakan medan elektromagnetik.
The Nature of an Antenna adalah saluran transmisi yang jika kabel paralel dibiarkan terbuka
maka medan listrik dan magnet pada kabel akan berkurang atau menghilang ke udara.
The Electromagnetic Field Medan adalah listrik dan magnet yang dihasilkan oleh
antena pada sudut yang tepat antara satu sama lain atau keduanya tegak lurus terhadap arah
propagasi gelombang.
Near Field and Far Field adalah wilayah di sekitar antena yang mengandung informasi dengan
kondisi medan listrik dan magnet berbeda.
Polarization adalah orientasi medan magnet dan listrik yang sehubungan dengan bumi. Jika
medan listrik sejajar dengan bumi, elektromagnetik gelombang dikatakan terpolarisasi
horizontal. Artinya, jika listrik tegak lurus terhadap bumi, gelombang terpolarisasi vertikal.
Antena horisontal terhadap bumi akan menghasilkan polarisasi horizontal dan antena yang
vertikal ke bumi menghasilkan vertikal
polarisasi.
Antenna Reciprocity
Sifat-sifat anten yaitu penguatan, direktivitas, frekuensi operasi dan lain-lain.
The Basic Antenna
Antena terdiri dari kawat, batang logam, atau sepotong tabung. Panjang konduktor tergantung
pada frekuensi operasi. Antena terpancar paling efektif ketika panjangnya berhubungan langsung
dengan panjang gelombang sinyal yang ditransmisikan.
The Dipole Antenna
Jenis antena yang paling banyak digunakan adalah dipol setengah gelombang yang ditunjukkan
pada Gambar berikut
Dipol kawat didukung dengan kaca, keramik, atau plastik isolator di ujung dan tengah, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar berikut
Dipole Length, rumus λ = 984 / f dapat digunakan untuk menghitung satu panjang gelombang
pada frekuensi tertentu.
Antenna Resonance, generator antena terlihat seri seperti gambar berikut
Jika dipol digunakan pada frekuensi dengan frekuensi berbeda maka impedansinya tidak lagi
sesuai dengan impedansi saluran transmisi yang menyebabkan SWR naik dan kekuatannya
hilang.
Antenna Q and Bandwidth ditentukan oleh frekuensi operasi dan Q antena sesuai dengan
hubungan BW 5 fr / Q. Semakin tinggi Q maka semakin sempit bandwidth BB dan semakin
rendah Q maka Bandwidth semakin lebar.
Conical Antennas, Cara untuk meningkatkan bandwidth adalah dengan menggunakan versi
antena dipol yang dikenal sebagai antena berbentuk kerucut seperti gambar berikut ini
Dipole Polarization adalah pemasangan antena pada frekuensi yang lebih tinggi (VHF dan UHF),
di mana antena lebih pendek dan dibuat tubing mandiri.
Radiation Pattern and Directivity adalah bentuk energi elektromagnetik yang dipancarkan dari
atau diterima oleh antena itu. Pola radiasi dipol setengah gelombang memiliki bentuk donat
seperti gambar berikut
Antenna Gain adalah keuntungan penguatan output dari sirkuit elektronik atau
perangkat dibagi dengan input.
Daya yang dipancarkan oleh antena dengan directivity disebut daya radiasi efektif (ERP). ERP
dihitung dengan mengalikan daya pemancar ke antena Pt oleh power gain Ap antena seperti
berikut
Folded Dipoles adalah variasi populer dari dipol setengah gelombang yang dipol terlipat,
ditunjukkan pada Gambar berikut
Directivity
Karakteristik rekta omnidi yaitu antena yang dapat mengirim dan menerima pesan dari segala
arah.
Tiga dimensi versi pola radiasi horizontal ditunjukkan pada Gambar berikut
Parasitic Arrays
terdiri dari antena dasar yang terhubung ke saluran transmisi plus satu atau lebih banyak
konduktor tambahan yang tidak terhubung ke saluran transmisi. Unsur-unsur parasit ditempatkan
secara paralel dan dekat dengan elemen lainnya seperti gambar berikut
Selain gain dan lebar balok yang harus di perhitungkan dari Yagi adalah rasio kekuatan yang
dipancarkan dan daya yang terpancar atau rasio depan-ke-belakang (F / B):
Driven Arrays
Jenis utama antena directional lainnya adalah array yaitu antena yang memiliki dua
atau lebih banyak elemen yang digerakkan. Setiap elemen menerima energi RF dari saluran
transmisi,
dan susunan elemen yang berbeda menghasilkan tingkat direktivitas. Tiga tipe dasar array
didorong adalah collinear, sisi lebar, dan end-i re. Tipe keempat adalah antena log-periodik
bandwidth lebar.
Collinear Antennas terdiri dari dua atau lebih setengah gelombang dipol yang dipasang ujung ke
ujung seperti gambar berikut
Garis yang menghubungkan berbagai elemen untuk menghasilkan energi sehingga mencapai
setiap antena dalam fase dengan semua antena lainnya. Pola collinear yang khas ditunjukkan
pada
Gambar berikut
Broadside Antennas adalah collinear bertumpuk antena yang terdiri dari dipol setengah
gelombang berjarak satu sama lain dengan panjang gelombang satu setengah, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar berikut
End-Fire Antennas adalah Array yang menggunakan dua setengah gelombang dipol berjarak satu
setengah panjang gelombang terpisah dan digerakkan oleh transmisi baris seperti gambar berikut
Log-Periodic Antennas adalah tipe khusus dari array yang digerakkan dengan antena periodik
log bandwidth lebar. Panjang elemen penggerak bervariasi dari panjang hingga pendek dan
terkait secara logaritma. Elemen terpanjang memiliki panjang gelombang satu setengah pada
frekuensi terendah seperti gambar berikut
Impedance Matching
Salah satu aspek terpenting dari sistem antena adalah memastikan daya maksimum transfer dari
pemancar ke antena
Q Sections adalah seperempat panjang gelombang koaksial atau saluran transmisi seimbang dari
impedansi spesifik yang terhubung antara beban dan sumber untuk tujuan pencocokan impedansi
seperti gambar berikut
Saluran transmisi panjang gelombang seperempat dapat digunakan untuk membuat satu
impedansi terlihat seperti yang lain untuk hubungan
Optical Characteristics of Radio Waves
Reflection, Hubungan antara sudut dan indeks bias dikenal sebagai hukum Snell:
Teknologi komunikasi pada telepon genggam menggunakan sistem radio selular yang dapat
melakukan komunikasi radio secara dua arah di tempat saling berjauhan.
Pada awal perkembangan sistem telepon selular, teknologi radio FM digunakan sebagai basis
komunikasi dan terbatas hanya pada area tertentu. Namun, sekarang telah diganti sampai dengan
teknologi 5G yang merupakan jaringan yang jauh lebih luas.
Konsep yang digunakan dalam sistem radio selular adalah dengan membagi area layanan menjadi
area yang lebih kecil yang disebut dengan cell. Tiap cell me mencakup beberapa km2 dan terdiri
atas receiver dan transmitter berdaya rendah masing-masing.
Untuk area dengan pengguna layanan selular yang banyak/padat maka semakin banyak cell yang
digunakan, dan untuk area dengan pengguna lebih sedikit maka semakin sedikit cell yang
digunakan namun cakupannya lebih luas jika dibandingkan dengan cell di area padat pengguna.
Setiap cell terhubung dengan jalur telepon atau radio relay link ke Mobile Telephone Switching
Office (MTSO). MTSO ini yang mengontrol semua cell dan menghubungkannya ke kantor telepon
pusat. MTSO juga akan memindahkan transmisi kepada seorang pengguna dari cell yang memiliki
transmisi lemah ke cell lain yang lebih kuat. Hal ini disebut handoff.
Alokasi frekuensi pada sistem radio selular bekerja pada pita UHF dan microwave. Rentang
frekuensi ini terbagi 2 menjadi reverse channel (transmisi up-link dari telepon selular ke base
station) dan forward channel (rentang downlink dari base station ke telepon selular).
Tiap spektrum 25 MHz masing-masing blok dibagi menjadi 832 channel dengan lebar 30 kHz.
Namun, seiring berjalannya waktu dan tergantung wilayah, rentang frekuensi bisa mencapai 2500-
2700 MHz dengan lebar tiap spektrum hingga 60 Mhz.
Mulpile Acces adalah bagaimana cara tiap pengguna layanan dialokasikan ke spektrum frekuensi
tertentu. Adapun metode Akses, yaitu cara tiap pengguna berbagi batasan spektrum tertentu.
Metode akses yang digunakan terdiri dari frekuensi reuse, Frequency Division Multiple Access
(FDMA), Time-Division Multiple Acces (TDMA), Spatial Division Multiple Access (SDMA),
dan Code Division Multiple Access (CDMA).
Secara umum, metode akses menggunakan cara multiplexing.
Duplexing adalah cara komunikasi dua arah radio/telepon diatasi. Untuk telepon selular,
digunakan full duplex.
Duplexing biasanya menggunakan frequency Division Duplexing (FDD). Channel frekuensi
berbeda-beda disusun sedemikian rupa untuk ditransmisikan. Channel transmitter dan receiver
tidak akan tercampur karena terdapat jarak diantara.
Setelah teknologi pertama komunikasi selular yang menggunakan komunikasi analog FM mulai
ditinggalkan, muncul teknologi baru yaitu second generation (2G).
2G merupakan teknologi yang digunakan untuk ponsel digital pertama dengan sistem komunikasi
digital.
Teknologi komunikasi geenrasi kedua ini terdiri dari dua jenis yang umum digunakan yaitu GSM
(Global System for Mobile Communication) dan CDMA.
GSM pada awalnya bekerja di frekuensi 900 Mhz. GSM bekerja pada fitur timeslot yang
merupakan bagian dari Time Division Multiple Access (TDMA) yabg memungkinkan pengguna
layanan dapat mengirimkan datar dan informasi berdasarkan satuan yang terbagi ke dalam timeslot
tertentu. Slot tersebut merupakan tampungan sementara yang akan digunakan oleh jaringan GSM
selama beberapa waktu sebelum data dan informasi dikirimkan.
CDMA (Code Division Multiple Access) yang cara kerjanya menggunakan kode tertentu agar bisa
mengakses channel yang ada pada sistem. Setiap pengguna layanan memiliki kode masing-masing
untuk dapat mengakses frekuensi dan channel dalam sistem.
Pengembangan berikutnya dari sistem GSM adalah GPRS (Generated Packet Radio Service).
GPRS menggunakan satu atau lebih delapan timeslot TDMA untuk mentransmisi data. Dengan
demikian, rasio data dapat mencapai 160 kbps. GPRS sudah dapat digunakan untuk mengirim e-
mail dan SMS, namun akses internet yang masih lambat. Sistem GPRS ini disebut sebagai
teknologi 2,5G yang menjadi perantara 2G dengan 3G.
Kemudian hadir teknologi EDGE (Enhanched DataRate for GSM Evolution). Teknologi ini tetap
berbasis GPRS, namun menggunakan 8-PSK modulation dibanding GMSK pada GPRS. Rasio
data yang dihasilkan dapat mencapai 283 kbps.
Third Generation (3G) merupakan ponsel selular yang disebut true packet data phones. Transmisi
data tingkat tinggi dan pengembangan digital voice adalah ciri teknologi ini. 3G bekerja pada
rentang frekuensi 1800-2200 MHz dengan center frekuensi = 2000 MHz.
Ponsel 3G telah mampu mengakses internet dengan cukup cepat dan mengirimkan e-mail dengan
sangat cepat. Karena mampu mengirim dara lebih cepat, bahkan ponsel 3G telah mampu
mengirim, menonton video dan foto dengan sangat baik.
4G LTE merupakan sistem nirkabel yang paling kompleks yang pernah dikembangkan dari
sebelumnya. Pengembangan meliputi modulasi, akses, duplexing dan MIMO (Multiple Input
Multiple Output).
4G bekerja pada rentang frekuensi yang banyak mulai dari LTE Band Number 1 hingga 44 dengan
rentang frekuensi uplink 698 MHz – 3900 MHz dan rentang frekuensi downlink dari 703 MHz –
3800 MHz.
Modulasi yang digunakan adalah Orthogonal Frequency Division Multipexing (OFDM). OFDM
memungkinkan banyak pengguna untuk mengakses channel yang sama dengan jarak tiap channel
sebesar 15 kHz.
Dalam perkembagan 4G LTE terdapat VoLTE (Voice over LTE) yang tercipta karena 4G LTE
tidak mendukung mode komunikasi suara dan teks dimana jika komunikasi suara atau teks harus
dilakukan, perangkat 4G LTE harus menurunkan komunikasi ke 3G atau dibawahnya. Dengan
VoLTE komunikasi teks dan suara dapat tetap dilakukan di teknologi 4G.
Saat ini tengah dikembangkan teknologi 5G yang merupakan generasi kelima sistem komunikasi.
Pada dasarnya, 5G tetap berada di jalur 4G namun menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan
lebarpita yang lebih besar dan bahkan ratio data yang lebih besar.
Dengan dilakukan pengembangan untuk beberapa parameter diatas, maka ponsel 5G akan
menggunakan MIMO level tinggi, antena dengan gain tinggi, dan akan memiliki rasio data
download hingga 10 Gbps. Sehingga 5G dapat dikatakan sebagai beberapa cell yang bekerja pada
beberapa pita gelombang.
BAB 22
Communication Tests and Measurements
Dalam aplikasi komunikasi, tegangan supply dan output suatu perangkat juga perlu diukur.
Berbeda dengan aplikasi lain, yang perlu diperhatikan juga adalah kemampuan alat ukur dalam
menangani frekuensi tinggi.
Alat ukur terbaik ukur mengukur tegangan untuk aplikasi komunikasi adalah Digital Storage
Oscilloscope (DSO). DSO juga disebut dengan digital, sampling, oscilloscope yang dapat
melakukan sampling kecepatan tinggi terhadapt sinyal ukur. DSO dapat melakukan sampling 20
kuta hingga 50 miliar sample per detik. Selain itu, DSO dapat mengukur sinyal hingga 70 GHz.
Alat ukur lain yang biasa digunakan untuk mengukut tegangan adalah RF (Radio Frequency)
Voltmeter yang dapat mengukur hingga 10 Mhz. Output yang ditampilkan berupa sinyal analog
dari Vrms sinyal. Adapun RF Probe/detector probe yang dapat mengukur sinyal hingga 250 MHz.
Data yang ditampilkan juga berupa Vrms.
Dalam hal pengukuran, daya/power lebih diperhitungkan daripada arus/tegangan. Maka dari itu
dibutuhkan pengukur daya (Power Meter).
Untuk mengukur daya, dilakukan dengan memasukkan power meter ke kabel coaxial antara
transmitter dan antenna. Meter digunakan untuk mengukur output dari daya transmitter. Cara kerja
power meter adalah dengan mengkonversi sinyal menjadi panas. Panas ini yang kemudian diubah
ke bentuk sinyal elektrik.
Jika impedansi beban dan resistif telah diketahui, maka hanya dilakukan pengukuran tegangan di
beban kemudian diketahui dayanya melalui formula :
P = V2 / R
Untuk menghindari adanya radiasi dari transmitter saat terjadi masalah maka daya output perlu
dikurangi agar tidak mengganggu perangkat/stasiun dengan frekuensi sama. Agar dapat
mengurangi daya output, diperlukan Dummy Loads. Dummy Loads adalah resistor yang
terhubung ke jalur transmisi menuju antenna , besarnya resistor ini adalah sama dengan output
impedansi transmitter.
Standing Wave Ratio adalah rasio daya yang tidak dapat diterima beban dan dikembalikan ke jalur
transmisinya. SWR dapat diketahui jika daya yg masuk dan dikembalikan diketahui. SWR meter
daoat dibuat dengan rangkaian bridge seperti pada gambar berikut
Function Generator merupakan pembangkit sinyal yang dapat menghasilkan gelombang sinus,
kotak, dan segitiga yang memiliki rentang 0,001 Hz – 3 Mhz. Function Generator paling luas
digunakan karena fleksibilitas gelombang yang dihasilkan. Output impedansi yang dihasilkan
adalah 50 Ohm. Pembangkit sinyal yang dapat menghasilkan sinyal lebih besar yaitu RF Signal
Generator rentang frekuensinya berkisar dari 100 kHz – 500 Mhz.
Selain tegangan dan daya, frekuensi juga merupakan variabel yang sangat penting untuk diukut
dalam aplikasi komunikasi. Untuk mengukur frekuensi dilakukan dengan menghitung jumlah
siklus input dalam 1 s kemudian diolah dengan rangkaian elektrode seperti pada blok diagram
dibawah ini
Untuk pengukuran frekuensi yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan cara prescaling. Prescaling
dilakukan dengan mengkonversi sinyal input ke dalam beberapa divisi untuk disesuaikan dengan
rentang frekuensi counter. Hal ini dilakukan agar counter dapat mengukur frekuensi tersebut.
Selain melakukan pengukuran, tes yang dilakukan pada beberapa komponen juga perlu dilakukan
untuk mengetahui kemampuan/kesesuaian komponen dengan spesifikasinya. Tes yang dilakukan
idealnya dilakukan sesuai dengan manual book yang dikeluarkan pembuat komponen.
Tes transmitter dapat dilakukan dengan empat cara yaitu : tes frekuensi, modulasi, daya, dan tes
sinyal output yang tidak diinginkan
Tes frekuensi dilakukan dengan mengukur output frekuensi transmitter secara langsung dengan
frekuensi counter. Tes modulasi dilakukan dengan mengukur output AM transmitter yang telah
dipasang dummy load dengan osiloskop. Hasil pembacaan akan dibandingkan antara frekuensi
informasi dengan frekuensi carrier.
Untuk tes antenna dan jalur transmisi dapat dilakukan dengan SWR tes dan TDR (Time Domain
Reflectometry). SWR tes dilakukan dengan cara menempatkan SWR meter di coaxial kabel dari
transmitter menuju antenna.
Tes receiver dilakukan dengan cara melakukan tes pada noise yang dihasilkan oleh receiver. Noise
yang dihasilkan harus berada pada nilai yang aman. Selain itu, data output juga perlu dilakukan
tes dan daya yang dihasilkan harus sesuai dengan spesifikasi yang dicantumkan.