Anda di halaman 1dari 7

REVIEW SISTEM KOMUNIKASI

I. BLOK DIAGRAM SISTEM KOMUNIKASI ANALOG

1. Baseband
Tahap awal dari sistem komunikasi analog adalah berkaitan dengan sumber informasi yang diproses pada
blok baseband. Apa itu baseband? Baseband adalah tipe kanal dimana satu kanal hanya digunakan oleh satu
user.

2. Modulator-Demodulator Analog
Di dalam blok ini terjadi proses modulasi, yaitu proses penumpangan sinyal informasi pada sinyal carrier.
Sinyal carrier merupakan sebuah sinyal pembawa dimana frekuensi yang dimilikinya lebih besar daripada sinyal
informasi. Adapun tujuan dari modulasi sinyal salah satunya adalah agar sinyal informasi dapat dikirimkan
dengan cepat. Modulasi pada sistem komunikasi analog, dibedakan menjadi dua berdasarkan bentuk sinyalnya,
yaitu modulasi sinyal kontinyu dan modulasi pulsa. Modulasi sinyal kontinyu sendiri terdiri dari tiga jenis, yaitu
amplitude modulation (AM), frekuency modulation (FM), dan phase modulation (PM). Sedangkan untuk
modulasi pulsa terbagi lagi menjadi analog dan digital. Untuk analog terdiri dari Pulse Amplitude Modulation
(PAM) dan Pulse Wide Modulation (PWM). Sedangkan modulasi pulsa digital dikenal dengan nama PCM (Pulse
Code Modulation). Hasil dari blok modulator adalah sebuah sinyal informasi dengan jenis intermediate
frequency (IF), yang memiliki rentang frekuensi antara 70-250 MHz pada komunikasi terrestrial.
Lawan dari modulator adalah demodulator, yaitu proses menghilangkan sinyal carrier pada sinyal
informasi. Prosesnya dapat dilakukan dengan teknik korelasi sinyal.

3. Up Converter-Down Converter
Di blok ini, sinyal yang telah dimodulasi diperbesar frekuensinya (frekuensi modulasi diubah ke frekuensi
radio). Mengapa perlu diubah ke frekuensi radio dan tidak cukup hanya dengan frekuensi modulasi? Hal ini
REVIEW SISTEM KOMUNIKASI
berhubungan dengan dimensi antena. Telah diketahui bahwa dimensi antena berbanding terbalik dengan besar
frekuensi. Jika kita mengirimkan sinyal informasi dengan nilai yang kecil (dalam rentang IF), maka dimensi
antenna yang diperlukan cukuplah besar. Sehingga inilah alasan penggunaan blok up converter dalam sistem
komunikasi analog. Pada blok ini juga terdapat local oscillator. Apa itu? LO adalah sebuah pembangkit sinyal
yang kemudian dapat meningkatkan frekuensi sinyal IF menjadi sinyal RF (Radio Frequency).
Lawan dari up converter adalah down converter, yaitu proses mengembalikan frekuensi sinyal informasi ke
dalam jenis intermediate frequency.

4. PA
PA adalah sebuah amplifier atau penguat sinyal, yang diperlukan sebelum proses transmisi dengan tujuan
agar sinyal dapat menempuh jarak yang cukup jauh. Performansi penguat dipengaruhi oleh beberapa
parameter, yaitu:
- Gain/penguatan: mengetahui seberapa besar penguatan yang diberikan dapat dilihat dari perbandingan
antara daya sinyal yang dihasilkan setelah melewati PA dengan daya sinyal yang sebelum masuk PA.
- Bandwidth: untuk mengetahui pada selang frekuensi berapa amplifier dapat bekerja secara optimum.
- Efisiensi: berkaitan dengan seberapa besar kemampuan amplifier digunakan pada outputan amplifier.
- Linieritas: berkaitan dengan tingkat kestabilan penguatan. Jika sebuah daya dikuatkan terlalu berlebih
atau keluar dari batas daerah linieritas, akan menyebabkan amplifier bekerja pada daerah saturasi yang
dapat menyebabkan terjadinya distorsi sinyal.
Pada bagian receiver, blok yang sifatnya hampir sama dengan PA adalah LNA (Low Noise Amplifier). Setelah
sinyal mengalami pelemahan akibat proses transmisi, sinyal dikuatkan kembali. Selain dikuatkan, LNA juga
berfungsi mereduksi efek noise.

5. Antena
Antena adalah sebuah perangkat transmisi yang berfungsi sebagai transformator. Gelombang terbimbing
yang awalnya berada dalam sebuah medium kabel ditransformasikan menjadi sebuah gelombang yang berada
dalam ruang bebas/nirkabel. Dalam proses transmisi, hal yang perlu diperhatikan adalah tentang hal match
impedance, yaitu output pemancar dengan saluran transmisi dan juga dengan antenna penerima diupayakan
mempunyai impedansi yang sama (match). Hal ini bertujuan agar daya sinyal yang telah ditransmisikan tidak
banyak yang terpantul ketika sampai di sisi penerima.

II. TEORI SINYAL INFORMASI


Sinyal informasi adalah suatu obyek yang dihasilkan dari sebuah sumber informasi. Sinyal informasi dibagi
ke dalam empat jenis, yaitu speech, music,citra/gambar, dan data. Sinyal informasi merupakan sebuah sinyal
REVIEW SISTEM KOMUNIKASI
yang bersifat random di dalam sistem komunikasi. Adapun cara yang digunakan untuk mempermudah analisis
sinyal informasi yang bersifat random adalah dengan mengunakan Transformasi Fourier, yaitu transformasi
sinyal dari domain waktu ke domain frekuensi. Tujuan mengubah domain sinyal dari waktu ke frekuensi, adalah
untuk melihat bentuk spectral dari sinyal informasi.
+∞
S ( f )= ∫ s ( t ) . e
− j 2 πft
dt
−∞

Dimana S(f) adalah sinyal dalam domain frekuensi sedangkan s(t) adalah sinyal dalam domain waktu.
Adapun kebalikan dari Transformasi Fourier adalah Inverse Transformasi Fourier, yaitu untuk mengetahui
sinyal dalam domain waktu. Tujuan mengetahui sinyal dalam domain waktu seringkali dikaitkan dengan hal
durasi sinyal.
+∞
s ( t ) =∫ S ( f ) . e
j2 πft
df
−∞

III. MODULASI
Terdapat dua jenis modulasi berdasarkan gelombang yang digunakan yaitu Continue Wave Modulation dan
Pulse Modulation. CW adalah modulasi yang menggunakan gelombang sinusoidal sebagai carrier-nya. Dalam
CW, terdapat tiga bentuk modulasi berdasarkan komponen sinyal carrier yang diubah, yaitu AM, FM, dan PM.
Sedangkan Pulse Modulation adalah modulasi yang menggunakan pulsa sebagai carrier-nya. Terdapat dua
tipe Pulse Modulation, yaitu analog dan digital. Pada Analog Pulse Modulation, sinyal carrier diubah sedemikian
hingga dari segi amplitude (PAM), durasi (PDM), dan posisi (PPM) mengikuti sinyal pembawa. Sedangkan untuk
Digital Pulse Modulation lebih dikenal dengan nama PCM (Pulse Code Modulation).

a. Continue Wave Modulation


Multipexing yang digunakan pada sistem yang menggunakan Continue Wave Modulation adalah FDM, yaitu
proses penggabungan sinyal informasi yang satu dengan yang lainnya dengan membedakan sinyal berdasarkan
frekuensi carrier-nya. Pada FDM, sinyal pesan saling tumpang tindih satu dengan yang lainnya pada kanal input.
Inilah yang terkadang menyebabkan terjadinya crosstalk apabila kanal tidak linier.
a.1 Amplitude Modulation (AM)
Pada AM, amplitude sinyal carrier dibuat berubah-ubah mengikuti amplitude sinyal pemodulasi (sinyal
informasi). Karena sinyal carrier akan diubah mengikuti sinyal pemodulasi maka nilai fasa pada sinyal carrier
dianggap nol. Sehingga persamaan untuk sebuah sinyal carrier c(t) pada AM adalah:
c ( t ) =A c cos ⁡(2 π f c t )
REVIEW SISTEM KOMUNIKASI
Sebuah sinyal AM merupakan penjumlahan aljabar dari sinyal carrier dan sideband (gelombang sisi atas,
dan gelombang sisi bawah). Sideband adalah range frekuensi sampling yang terdiri dari sebuah pita frekuensi
yang lebih besar dan lebih kecil dari frekuensi carrier. Di sideband inilah terkandung sinyal informasi. Sehingga
untuk penghitungan daya total dilakukan dengan menjumlahkan daya sinyal carrier dengan daya dari dua
sideband.

[a] [b]
Gambar Sinyal AM [a] Proses Pembetukan Sinyal AM [b]
Dari diketahuinya sideband, baik upper sideband dan lower sideband, dapat ditentukan nilai bandwidth
atau lebar pita yang diperlukan. Bandwidth adalah lebar pita frekuensi yang dibutuhkan dan dapat dihitung
dengan cara mengurangi nilai frekuensi tertinggi dengan frekuensi terendah. Contoh menghitung bandwidth
yang dibutuhkan untuk mentransmisikan sinyal dengan teknik AM: Sebuah pemancar radio AM diperbolehkan
memancarkan sebuah sinyal informasi dengan frekuensi yang telah dimodulasi hingga 5 kHz, jika pemancar
tersebut memancarkan sebesar 980 kHz, maka dapat dihitung untuk masing-masing sideband dan juga
bandwidthnya sebagai berikut: FUSB= 980+5= 985 kHz; FLSB= 980-5= 975; BW= 985-975= 10 kHz
Selain dipengaruhi sideband, hasil dari sinyal AM juga dipengaruhi oleh nilai konstanta sensitivitas
modulator atau k a. Hasil mixer sinyal dapat direpresentasikan secara matematis sebagai berikut:

c ( t ) =A c [ 1+ k a m ( t ) ] cos ⁡(2 π f c t)

Untuk nilai 1+k a m ( t ) selalu positif karena nilai selubung/envelope juga positif. Untuk konstanta sensitivitas
modulator yang cukup besar, dapat mengakibatkan overmodulated yang mengakibatkan terjadinya fasa sinyal
carrier menjadi reverse saat melewati nol.

[a] [b]
REVIEW SISTEM KOMUNIKASI
Gambar Ilustrasi gelombang AM apabila |k a m ( t ) ∨¿<1 [a] dan gelombang AM apabila |k a m ( t ) ∨¿>1
Telah diketahui bahwa inti dari modulasi sinyal AM ini adalah mengubah amplitude sinyal AM secara
proporsional mengikuti bentuk sinyal informasi. Apabila amplitude sinyal AM melebihi amplitude sinyal carrier
sebelumnya (V a >V c ¿, akan mengakibatkan terjadinya distorsi sinyal. Pasti anda akan bertanya bagaimana
menentukan V c dari sebuah sinyal AM. V c ini terletak pada perpotongan bukit dan lembah sinyal dari selubung
atau envelope. Sedangkan jika Anda ingin mengetahui amplitude sinyal informasi atau V m dari sinyal AM, Anda
dapat mengurangi V a dengan V c .

Gambar Distorsi terjadi saat V a >V c

Dari amplitude yang diketahui dapat dihitung sebuah nilai indeks modulasi atau μ, yaitu besar perubahan
amplitude sinyal carrier terhadap sinyal informasi. Adapun persamaannya adalah:
A max− A min
μ=
A max + Amin
Selain rumus di atas, Indeks modulasi juga dapat diketahui jika nilai sensitivitas amplitude modulator
diketahui. Adapun rumusnya: μ=k a A m.
Beberapa jenis modulasi AM:
- AM DSB-SC
Modulasi analog yang menggunakan dua sideband. Akibat dikirimnya dua sideband hasil
modulasi, modulasi DSB-SC ini dianggap tidak efisien karena membutuhkan bandwidth yang besar,
yaitu dua kali BW sinyal informasi. Mengapa dua kali BW sinyal informasi? Karena pada masing-masing
sideband mengandung sinyal informasi. Cara kerja modulasi ini adalah dengan mengalikan sinyal
informasi dengan sinyal carrier yang dihasilkan oleh oscillator.
- AM SSB
Bentuk AM dimana sinyal informasi ditekan dengan menghilangkan satu sideband-nya (yang
dikirimkan USB-nya saja atau LSB-nya saja). Mengapa ditekan? Karena masing-masing sideband
(USB/LSB) ternyata sudah mengandung sinyal informasi secara lengkap. Sehingga untuk menghemat
BW, cukup dengan mengirimkan salah satu sideband-nya saja. Selain menghemat BW, kelebihan dari
REVIEW SISTEM KOMUNIKASI
SSB ini adalah semua daya hanya disalurkan pada satu sideband sehingga akan menghasilkan sinyal
yang lebih kuat dan dapat menempuh jarak yang lebih jauh. Cara pembangkitan sinyal modulasi AM
SSB ini sama dengan pembangkitan sinyal DSB-SC pada awalnya, hanya saja ditambahkan metode
diskriminasi frekuensi pada sistem yaitu dengan meloloskan frekuensi sinyal yang dikehendaki dan
menekan yang lainnya dengan menggunakan BPF.
- AM VSB
Bentuk AM yang lebih menghemat dari segi daya dan BW. Pada VSB ini, juga digunakan filter
BPF. Hanya saja yang membedakan filter BPF di SSB dengan VSB adalah di VSB terdapat frekuensi
vestige yang digunakan untuk menggeser batas frekuensi cut off. Jika frekuensi vestige ini di set nol
maka filter BPF yang terjadi akan menghasilkan SSB. VSB ini banyak digunakan untuk memancarkan
sinyal TV.

[a]

[b] [c] [d]


Gambar Modulasi AM-VSB [a] sinyal informasi [b] double sideband yang dihasilkan [c] filter BPF biasa [d]
filter BPF yang telah digeser fc-nya sehingga menjadi VSB

a.2 Phase Modulation


Adalah salah satu dari teknik modulasi sudut (angle modulation) dengan mengubah-ubah nilai fasa dari
sinyal carrier secara linier mengikuti sinyal pemodulasi m(t). Nilai amplitude dari sinyal carrier tidak mengalami
perubahan. Adapun kelebihan dari modulasi fasa ini adalah lebih tahan terhadap noise dan interferensi jika
dibandingkan dengan modulasi amplitude. Persamaan sinyal carrier pada modulasi fasa dapat dideskripsikan
sbb:
s ( t )=A c cos ⁡( 2 π f c t+ k p m ( t ))
Dimana kp adalah konstanta sensitivitas fasa dari pemodulasi yang memiliki satuan radians per volt (apabila
amplitude juga dalam bentuk volt)

a.3 Frequency Modulation


Adalah salah satu dari teknik modulasi sudut (angle modulation) dengan mengubah-ubah frekuensi dari
sinyal carrier secara linier mengikuti sinyal pemodulasi m(t). Adapun hubungan dari modulasi fasa dan
modulasi frekuensi adalah sbb:
REVIEW SISTEM KOMUNIKASI

Gambar hubungan antara modulasi fasa dan modulasi frekuensi

Sehingga untuk persamaan sinyal carrier pada modulasi frekuensi adalah sbb:

s ( t )=A c ¿

s ( t )=A c ¿

s ( t )=A c ¿

b. Pulse Modulation
Adalah modulasi yang menggunakan sinyal pulsa sebagai pembawa sinyal informasi. Modulasi pulsa terdiri
dari analog dan digital. Modulasi pulsa yang bersifat analog adalah PAM dan PWM. Sedangkan modulasi pulsa
yang bersifat digital adalah Pulse Code Modulation (PCM).

b.1 PAM

b.2 PWM

b.3 Pulse Code Modulation (PCM)


Di dalam PCM, proses yang terjadi adalah sampling, kuantisasi, dan encoding. Sampling adalah proses
pencuplikan sinyal analog ke dalam bentuk sinyal diskrit. Kuantisasi adalah proses pendekatan nilai amplitude
sinyal diskrit ke dalam nilai tertentu. Sedangkan encoding adalah proses pengkodean yang mengubah sinyal
diskret ke dalam sinyal digital yang bernilai biner (0 dan 1). Representasi sinyal digital dapat dilakukan dengan
memilih line coding yang ada (NRZ, Manchester, RZ, dll). Untuk sistem multiplexing sinyal yang dimodulasi
dengan teknik PCM, digunakan teknik TDM. Adapun TDM yang digunakan di Indonesia adalah standard Eropa
yaitu TDM-30 (E1) yang artinya sistem dapat memultipex sinyal informasi hingga 30 kanal atau 30 user dalam
sekali kirim. Standard TDM lainnya adalah PCM-24 (Standard Amerika).

Anda mungkin juga menyukai