Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI


SEMESTER III TH 2015/2016

JUDUL
SINGLE SIDEBAND DOUBLE SIDEBAND (SSB-DSB)

GRUP
2(DUA)

3B
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


2015
1

PEMBUAT LAPORAN

KELOMPOK 2

NAMA PRAKTIKAN

1. Dwi Ana Ambar Rofiqoh


2. Fabriandi Rezkihasto
3. Fairuzia Auditia Amir
4. Febri Haryanto
5. Hanna Chamad Al-jaidi

TGL. SELESAI PRAKTIKUM

: Kamis, 10 September 2015

TGL. PENYERAHAN LAPORAN

: Kamis, 17 September 2015

NILAI

KETERANGAN

SINGLE SIDEBAND DOUBLE SIDEBAND (SSB-DSB)

I.

TUJUAN

II.

Menggambar sinyal SSB dan DSB serta menjelaskan manfaat penekanan carrier dan
sideband ditinjau dari pemakaian daya
Menjelaskan pengaruh sinyal modulasi terhadap frekuensi dan amplitdo sinyal SSB
Menunjukkan demodulasi SSB dan DSB dan menentukan penekanan carrier

DIAGRAM RANGKAIAN

III. ALAT DAN KOMPONEN


No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Alat

Jumlah

DC Power Supply 15 Volt (SO 3538-8D)


CF Transmitter, 20KHz (SO 3537-8G)
SSB/DSB Receiver (SO 3537-8X)
Universal Counter (HP-5314 A)
Frequency Analizer (SO 3537-6D)
Multimeter Analog (Metrix MX 430)
Function Generator (GW-INSTEK GFG-9210)
Oscilloscope (GW-INSTEK GOS-653G)
Resistor 4,7 K
BNC to Banana Cable
Banana to Banana Cable
Jumper plug-in besar

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

IV. DASAR TEORI


Pengertian
Modulasi amplitude merupakan proses modulasi yang mengubah amplitude sinyal
pembawa sesuai dengan amplitude sinyal pemodulasinya dengan cara menumpangkan
sinyal informasi tersebut pada amplitude sinyal carriernya. Sinyal AM rentan terhadap
noise namun rangkaianya lebih sederhana daripada rangkaian yang digunakan dengan
metode modulasi yang lain. Modulasi AM terdiri dari AM DSB-SC, AM SSB, AM DSBFC.
Double Side Band Modulation
a

Double SideBand-Suppressed Carrier (DSB-SC)


Merupakan sinyal yang sebenarnya hampir sama dengan sinyal AM DSB SC,
hanya saja komponen dihilangkan. Jika dilihat dalam komponen domain frekuensi, nilai
dari daya dari frekuensi carriernya ditekan sehingga dianggap bernilai 0. Sehingga AM
DSB SC dapat menghemat daya hingga 66.7% dari total daya yang ditansmisikan.
m(t) = Vm cos m t ; Vc (t) = Vc cos m t
Gambar spektum frekuensi:
a. Persamaan umum
Persamaan : VAM = m (t). Vc (t)
= (Vc.Vm)/2 x [ cos 2 (fc + fm)t + cos 2 (fc - fm)t]
4

Bandwidth : BW = fUSB - fLSB = (fc + fm) - (fc - fm) = 2 fm


Daya : (Vc.Vm /2)2 /2R +(Vc.Vm /2)2 /2R
Efisiensi : = (PLSB + PUSB )/ Ptot x 100 %
Ket : Vc = Amplitude carrier
Vm = Amplitude info
Fc = frekuensi carrier
Dalam modulasi AM, amplitudo dari suatu sinyal carrier, dengan frekuensi dan
phase tetap, divariasikan oleh suatu sinyal lain (sinyal informasi). DSB-SC dibuat
dengan mengatur agar amplitudo sinyal carrier berubah secara proporsional sesuai
perubahan amplitudo pada sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Penerimaan kembali
sinyal DSB-SC (t) untuk memperoleh sinyal informasi f(t) memerlukan translasi
frekuensi lain untuk memindahkan spektrum sinyal ke posisi aslinya. Proses ini disebut
demodulasi atau deteksi dan dilakukan dengan mengalikan sinyal (t) dengan sinyal
carrier c. Persamaan Matematis DSB-SC:

X DSB SC (t ) m(t ) cos ct

Kesulitan yang terjadi pada penerima adalah perlunya rangkaian yang bisa
membangkitkan carrier serta rangkaian untuk sinkronisasi phase.
Proses demodulasi dilakukan dengan mengalikan sinyal carrier termodulasi dengan
sinyal local oscillator (pada penerima) yang sama persis dengan sinyal oscillator pada
pemancar, kemudian memasukan hasilnya ke sebuah low pass filter (LPF)
X DSB SC (t )

d(t)
LPF

y (t ) 1 m(t )
2

cos c t

Syarat Penting Dalam Demodulasi Sinyal DSB-SC adalah Local Oscillator harus
menghasilkan sinyal cos ct yang frequency dan phasa nya sama dengan yang
dihasilkan oleh oscillator pada pemancar (Synchronous Demodulation/Detection)
b Double Side Band-Large Carrier (AM)
Penggunaan metode modulasi suppressed carrier memerlukan peralatan yang
kompleks pada bagian penerima, berkaitan dengan perlunya pembangkitan carrier dan
sinkronisasi phase. Jika sistem didisain untuk memperoleh penerima yang relatif
sederhana, maka beberapa kompromi harus dibuat walaupun harus mengurangi efisiensi
pemancar. Untuk itu identitas carrier dimasukkan ke dalam sinyal yang ditransmisikan,
dimana sinyal carrier dibuat lebih besar dari sinyal yang lain. Karena itu sistem seperti
ini disebut Double-Sideband Large Carrier (DSB-LC) atau umumnya dikenal dengan
istilah AM.
Pembangkitan sinyal AM
Bentuk gelombang sinyal AM bisa diperoleh dengan menambahkan identitas carrier A
cos c t pada sinyal DSB-SC.
AM (t) = f(t) cos c t + A cos c t
Kerapatan spektrum dari sinyal AM adalah :
AM ( ) = F(+c) + F(-c) + A (+c )+ A ( -c )
Spektrum frekuensi dari sinyal AM adalah sama dengan sinyal DSB-SC f(t) cos c t ;
dengan tambahan impuls pada frekuensi c.
Sinyal termodulasi amplitudo bisa ditulis dalam bentuk :
AM(t) = [ A + f(t) ] cos c t (1.10)
Dengan demikian sinyal AM dapat dinyatakan sebagai sinyal dengan frekuensi c
dan amplitudo [ A + f(t) ]. Jika amplitudo carrier cukup besar, maka selubung dari sinyal
termodulasi akan proporsional dengan f(t). Dalam kasus ini, demodulasi akan sederhana
yaitu dengan mendeteksi selubung dari sinyal sinusoidal, tanpa tergantung dari
frekuensi maupun phase. Tapi jika A tidak cukup besar, selubung dari AM(t) tidak
akan selalu proporsional dengan sinyal f(t). Amplitudo carrier A harus cukup besar
sehingga
[ A + f(t) ] 0 ; untuk semua t, atau | A min { f(t) } |

Jika kondisi di atas tidak dipenuhi akan muncul distorsi selubung karena overmodulasi. Untuk sinyal sinus frekuensi tunggal, tinjau sinyal f(t) = E cos mt sebagai
sinyal pemodulasi. Sinyal termodulasi amplitudo akan berbentuk :
AM(t) = [ A + f(t) ] cos c t= [ A + E cos mt ] cos c t
Suatu faktor tanpa dimensi m didefinisikan sebagai indeks modulasi, yang berguna
untuk menentukan ratio dari sideband terhadap carrier.
AEm= carrier puncak amplitude SC-DSB puncak amplitudo
Persamaan sinyal AM ditulis dalam m menjadi :
AM(t) = A cos c t + mA cos mt . cos c t (1.15a)
AM(t) = A [ 1 + m cos mt ] cos c t (1.15b)
Amplitudo maksimum dari sinyal termodulasi AM adalah A [1 + m ]; dan
amplitudo minimum A [1 - m ]. Indeks modulasi m bisa dinyatakan dalam persen (%)
dan bisa dicari dengan membandingkan antara amplitudo maksimum dengan minimum.
Biasa disebut dengan AM saja. Dihasilkan dengan Large Carrier Signal kepada
sinyal DSB-SC. Persamaan Matematis:
X AM (t ) m(t ) cos c t A cos c t
X AM (t ) A m(t ) cos c t

Gambar Spektrum Sinyal sebagai berikut :


X AM ( )

A c
USB

A c
LSB

LSB
c

USB

Penggunaan metode modulasi suppressed carrier memerlukan peralatan yang


kompleks pada bagian penerima, berkaitan dengan perlunya pembangkitan carrier dan
sinkronisasi phase. Jika sistem didisain untuk memperoleh penerima yang relative
sederhana, maka beberapa kompromi harus dibuat walaupun harus mengurangi efisiensi
pemancar. Untuk

itu

identitas

carrier

dimasukkan

ke

dalam

sinyal

yang

ditransmisikan,dimana sinyal carrier dibuat lebih besar dari sinyal yang lain. Karena itu
sistem seperti ini disebut Double-Sideband Large Carrier (DSB-LC) atau umumnya
dikenal dengan istilah AM. Dalam sinyal DSB-LC (AM), sinyal informasi f(t) terdapat
dalam selubung sinyal termodulasi. Untuk mendapatkan kembali sinyal pesan,
demodulasi bisa dilakukan dengan metoda detektor selubung (envelope detector).
SINGLE SIDE BAND (SSB)
Sinyal SSB (Single Side Band) merupakan salah satu bentuk sinyal modulasi
amplitudo. Sinyal ini secara praktis diaplikasikan pada komunikasi radio amatir yaitu pada
pesawat radio SSB.
Penggunaan sinyal SSB lebih efisien jika dibanding sinyal AM, dimana spektrum
yang dipancarkan hanya salah satu dari side band AM (USB atau LSB). Hal ini
menyebabkan pemakaian daya/ energi listrik pada radio SSB jauh lebih efisien jika
dibandingkan dengan radio AM maupun radio FM. Sinyal SSB tidak dapat dibangkitkan
secara langsung, akan tetapi melalui pembangkitan sinyal AM terlebih dahulu.
Pembangkitan sinyal SSB ini dapat dilakukan dengan beberapa cara/ teknik.
AM SSB (Single Sideband) adalah salah satu jenis modulasi amplitudo dimana
spektrum frekuensi yang dipancarkan hanya salah satu dari spektrum frekuensi AM yaitu
frekuensi LSB (Lower Sideband) atau frekuensi USB (Upper Sideband) saja.
Sideband adalah beberapa komponen yang ada di setiap proses modulasi.
Contohnya pada AM SSB maka sideband yang di transmisikan adalah sideband frekuensi
LSB atau USB saja. Tentunya di suatu sistem terdapat juga transmisi sideband.

Dalam audio input filter sinyal masukan akan di filter sehingga menghasilkan
sinyal dengan frekuensi di bawah 3400 Hz, kemudian sinyal akan masuk ke audio
amplifier agar amplitudo sinyal dapat dikuatkan, kemudian sinyal akan masuk ke
amplitudo modulator, disini terjadi proses modulasi dimana terjadi penumpangan sinyal
informasi ke sinyal carrier. Kemudian sinyal yang termodulasi akan masuk ke output filter.
di output filter sinyal termodulasi akan di filter sehingga menghasilkan sinyal AM dengan
satu sideband saja. Baik itu LSB maupun USB.
SSB dikembangkan karena DSB-SC membutuhkan Bandwith yang besar (2 kali
bandwith sinyal informasi). Jadi sistem AM boros dalam penggunaan daya dan bandwidth,
dengan keuntungan kemudahan dalam penerimaan. Namun ternyata USB atau LSB
mengandung informasi yang lengkap, sehingga dirasa cukup mentransmisikan salah satu
side band saja. Sistem komunikasi didisain untuk menghasilkan transmisi informasi
dengan bandwidth dan daya pancar minimal. DSB-SC menggunakan daya yang lebih
sedikit, tapi bandwidth yang dipergunakan sama dengan dalam AM. Baik AM maupun
DSB-SC mempertahankan upper sideband dan lower sideband walaupun masing-masing
sideband (USB atau LSB) mempunyai kandungan informasi yang lengkap. Akibatnya
bandwidth transmisi menjadi dua kali bandwidth sinyal informasi. Dalam modulasi SSB,
hanya satu dari kedua sideband yang dipancarkan. Dilihat dari penggunaan bandwidth,
modulasi ini lebih efisien karena mempunyai bandwidth transmisi setengah dari AM
maupun DSB-SC. Spektrum SSB
X SSB ( )

USB

USB
c

X SSB ( )

LSB

LSB
c

Pembangkitan sinyal SSB dilakukan dengan membangkitkan sinyal DSB


terlebih dahulu, kemudian menekan salah satu sideband dengan filter. Jika USB yang
ditekan, maka akan menghasilkan sinyal SSB-LSB. Sebaliknya menghasilkan SSB-

10

USB. Kesulitan lain yang timbul adalah perlunya sinkronisasi seperti pada teknik DSB.
Untuk itu, komponen carrier bisa ditambahkan pada sinyal SSb dan demodulasi bisa
dilakukan dengan menggunakan envelope detector. Tapi metode ini boros daya pancar
dan bisa menghasilkan distorsi pada sinyal. Demodulasi Sinyal SSB Sinyal SSB
dimodulasi dengan cara yang sama dengan demodulasi sinyal DSB-SC (Synchronous
Detection)
d(t)

X SSB (t )

LPF

y (t )

cos c t

Aplikasi
Dalam sinyal radio AM termodulasi , sinyal dasar , yang disebut carrier , terus
disiarkan . Dua sinyal modulasi disebut sidebands . Setiap audio yang Anda dengar di
stasiun siaran AM adalah dari dua sidebands . Ketika stasiun radio tidak transmisi suara
apapun , Anda masih dapat mendengar bahwa sinyal hadir , yaitu carrier. Kedua modulasi (
audio) sidebands terletak di kedua sisi sinyal pembawa satu di atas yang lain di bawah .
Akibatnya , sideband terletak tepat di atas frekuensi pembawa disebut sideband atas dan itu
yang terletak tepat di bawah frekuensi pembawa disebut sideband rendah .
Sidebands
Potongan-potongan yang cocok bersama-sama untuk membentuk sebuah sinyal
broadcast AM yang cukup penting. Meskipun sinyal AM ditransmisikan hampir secara
eksklusif selama puluhan tahun, ditemukan bahwa sinyal AM bisa dibedah . Yang pertama
operator radio amatir untuk bereksperimen dengan proses ini sering digunakan kedua
sidebands tanpa carrier. Hal ini dikenal sebagai sideband ganda ( DSB ). DSB yang
biasanya digunakan dalam operasi sebelumnya karena itu jauh lebih mudah untuk
menghapus hanya pembawa daripada menghapus pembawa dan salah satu sidebands .
Beberapa tahun kemudian ( dan masih benar hari ini ), itu jauh lebih umum pada
band amatir untuk mengirimkan hanya menggunakan salah satu sidebands, yang dikenal
sebagai sideband tunggal ( SSB ). Transmisi sideband tunggal dapat terdiri dari baik

11

sideband rendah ( LSB ) atau sideband atas ( USB ) . Jika Anda mendengarkan sinyal SSB
pada penerima AM modulasi , suara-suara yang diubah dan suara banyak seperti bebek

12

kartun. Akibatnya, Anda harus memiliki receiver SSB khusus untuk mendengarkan
transmisi ini. Meskipun ini sering sulit bagi operator radio amatir dari tahun 1950-an untuk
mendapatkan , maka tidak ada lagi masalah dengan transceiver SSB modern saat ini,
seperti SG 2000 dan SG -2020 .
Penyiar Butuh Fidelity
Modulasi SSB digunakan untuk beberapa aplikasi dan AM yang digunakan untuk
penyiaran. Penyiar harus memiliki kesetiaan audio yang sangat baik ketika transmisi
musik, jika tidak, khas radio pendengar akan menyetel ke stasiun lain. Untuk mencapai
kesetiaan yang sangat baik ketika transmisi musik, baik sidebands dan pembawa
diperlukan.

V.

DATA PERCOBAAN
V.1. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah ini (saklar switch ke DSB):

Dari Function Generator masukkan ke input mixer (1)

Gelombang sinus = 1KHz


VLF = 2 Vpp (Amplitudo sinyal input)
13

Tampilkan kedua gambar pada TP1 dan TP2 di osiloskop

14

TP1

TP

A (TP1) = 2 Vpp
F = 1KHz
A (TP2) = 0,4 Vpp

Berikan penjelasan kedua gambar diatas:


TP1 merupakan sinyal audio. Sedangkan TP2 merupakan sinyal termodulasi
DSB yang merupakan hasil penumpangan sinyal audio oleh carrier.
15

V.2. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah ini (Saklar switch ke DSB):

Dari Function Generator masukkan ke input Band Limiting Filter (1)

Gelombang sinus = 1 KHz


VLF = 2 Vpp (Amplitudo sinyal input)

16

Tampilkan kedua gambar pada TP1 dan TP2 di osiloskop


Gambar hasilnya pada input band limiting filter (1) dan output mixer (2)

TP1

TP2
17

A (TP1)= 2Vpp
F = 1 KHz
A (TP2) = 2Vpp

Berikan penjelasan kedua gambar di atas:


Pada TP1, gelombang sinus yang terbentuk merupakan sinyal audio. Pada TP2,
dikarenakan sinyal melalui filter maka akan menggeser sinyal termodulasi DSB,
sehingga puncak sinyal audio dan puncak sinyal termodulasi DSB tidak sejajar.
IV.3. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah ini (saklar switch ke DSB):

Dari Function Generator masukkan ke input Band Limiting Filter (1)

Gelombang sinus = 1 KHz


VLF = 2 Vpp
18

Tampilkan kedua gambar pada TP1 dan TP2 di osiloskop


Gambar hasilnya pada input band limiting filter (1) dan output filter SSB (2)

TP1

TP2

A (TP1) = 2 Vpp
F = 1 KHz
A (TP2) = 0,22 Vpp
Penjelasan kedua gambar di atas:
Pada TP1, gelombang sinus yang terbentuk merupakan sinyal audio. Pada TP2,
merupakan bentuk gelombang termodulasi SSB.

19

IV.4. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah ini


Menentukan penekanan carrier (DSB)

20

Dari Function Generator masukkan ke input Band Limiting Filter (1)

Gelombang sinus = 2 KHz


VLF = 1 Vpp (Amplitudo sinyal input)

Dengan Frequency Analyzer ukur output mixer (TP2):


21

Sideband
Lower Side Band
(LSB)
Pembawa/Carrier
(Fc)
Upper Side Band
(USB)

Frekuensi

AM Amplitudo

DSB Amplitudo

(KHz)

(Vdc)

(Vdc)

0,5V

0,6V

2,5V*

19mV = 0,019V**

0,55V

0,55V

Penekanan carrier oleh AM/DSB : 20 Log */** = 20 log

22

2,5 V
0,019V

= 42,383 dB

VI. ANALISA DATA


Setelah melakukan percobaan mengenai SSB-DSB, dapat dilihat pada gambar
percobaan pertama, bahwa gambar yang ditampilkan merupakan Double Sideband
Supprosed Carrier. Gambar tersebut didapat setelah memberikan input frekuensi 1
KHz dan Amplitudo sinyal input sebesar 2 Vpp yang berasal dari function
generator dan dihubungkan melalui input modulator. Pada percobaan pertama ini,
gambar TP1 merupakan sinyal audio dengan amplitudo 2 Vpp dan frekuensi 1
KHz dan TP2 merupakan gambar sinyal termodulasi DSB yang didapat dari input
yang dipasang pada mixer dan tidak melalui filter. Hal ini menyebabkan
gelombang yang dihasilkan memiliki nilai amplitudo lebih kecil, dan amplitudo
sinyal carrier akan berubah sesuai dengan amplitudo sinyal informasi, dengan
frekuensi tetap, dan tidak memiliki beda fasa.
Pada percobaan ke dua, diberikan input dari Function Generator ke input Band
Limiting Filter (BPF) dengan frekuensi 1KHz dan gelombang amplitudo 2 Vpp.
Pada TP1, gelombang sinus yang terbentuk merupakan gelombang audio. Karena
input melalui BPF, maka amplitudo pada DSB yang dihasilkan lebih besar dan
gelombang audio memiliki beda fasa. Itulah yang menyebabkan gambar
gelombang sinyal audio dan sinyal termodulasi DSB tidak sejajar. Pada percobaan
ini, output dari modulator yang dihubungkan dengan amplfier tidak boleh
melewati filter. Karena, apabila melewati filter, maka frekuensi USB tidak dapat
melewati filter tersebut dan hanya melewatkan LSB.
Pada percobaan ke tiga, diberikan input dari Function Generator ke input Band
Limiting Filter (300 Hz-3,4 KHz) dengan Amplitudo gelombang sinus 2 Vpp dan
frekuensi 1 KHz. Pada TP1 gelombang tersebut merupakan gelombang sinyal
audio. Sedangkan pada TP2, gelombang yang terbentuk merupakan gelombang
termodulasi SSB. Pada percobaan ini, karena untuk menganalisa gelombang SSB,
maka output modulator disambungkan ke SSB filter. Hal ini dilakukan agar USB
tersaring pada filter tersebut dan hanya melewatkan LSB. Pada SSB, frekuensi
23

Lower Side Band tidak ada dan frekuendi carrier diredam. Hal ini menghasilkan
bentuk gelombang yang lebih halus karena gelombang SSB melalui 2 tahap filter
yaitu filter BF audio dan filter BPF SSB.
Pada percobaan ke empat, diberikan input dari Function Generator ke input Band
Limiting Filter dengan frekuensi 2 KHz dan gelombang amplitudo 1 Vpp.
Percobaan ini menggunakan frequency analyzer yang berfungsi untuk
menganalisa dan mengontrol pita nilai frekuensi. Multimeter analog juga
digunakan untuk mengukur VDC LSB, USB, dan Fc pada Amplitudo AM maupun
DSB.
AM

14
FLSB

16
FC

18
FUSB

FLSB = FC FINFORMASI = 16 KHz- 2 KHz = 14 KHz


Pada saat multimeter disambungkan dengan output frequency analyzer, tegangan
pada multimeter menunjukkan angka 0,5V.
FUSB = FC + FINFORMASI = 16 KHz + 2 KHz = 18 KHz
Pada saat multimeter disambungkan dengan output frequency analyzer, tegangan
pada multimeter menunjukkan angka 0,55V.
Pada AM, frekuensi carrier tetap ada, sehingga, walaupun nilai frequency carrier
dengan nilai pada frequency analyzer sama, tegangan tetap ada dan dapat terbaca
pada multimeter dengan nilai 2,5V.
24

DSB

14
FLSB

16
FC

18
FUSB

FLSB = FC FINFORMASI = 16 KHz- 2 KHz = 14 KHz


Pada saat multimeter disambungkan dengan output pada frequency analyzer,
tegangan yang terukur pada multimeter menunjukkan angka 0,6V.
FLSB = FC FINFORMASI = 16 KHz- 2 KHz = 14 KHz
Pada saat multimeter disambungkan dengan output pada frequency analyzer,
tegangan yang terukur pada multimeter menunjukkan angka 0,55V.
Pada DSB, pada saat frequency analyzer mencapai nilai frequency carrier, carrier
tanpa modulasi ditekan. Hal ini menyebabkan nilai tegangan pada multimeter
sangat kecil bahkan mendekati tidak ada dan dapat diabaikan. Pada saat
pengukuran, multimeter menunjukkan angka 0,19 mV.
Untuk mengetahui nilai penekanan carrier oleh AM/DSB, dapat dilakukan
perhitungan dengan:
20 log

VDC AM
VDC DSB

2,5 V
0,019V

= 42, 383 dB

25

VI.

KESIMPULAN

Double Side Band (DSB) adalah suatu amplitudo modulasi dimana


gelombang pembawa (carrier) yang memuat sisi atas (USB) dan sisi bawah

(LSB) dipancarkan bersama.


Double Side Band (DSB) terdiri dari Upper Side Band (USB) dan Lower
Side Band (LSB) yang dipancarkan bersama dengan gelombang pembawa

(carrier).
Pada Double Sideband, frekuensi carrier ditekan seminimal mungkin hingga
nyaris 0 Hz yang bertujuan untuk menghemat daya. Carrier tanpa modulasi

bila ditransmisikan sangat membuang daya.


Pada SSB frekuensi lower Side Band (FLSB) tidak ada dan frekuensi
carriernya direndam. Bentuk gelombang SSB nya lebih halus karena

melalui 2 filter yaitu filter BF audio dan filter BPF SSB.


Perubahan tegangan input akan mengakibatkan perubahan amplitudo pada
gelombang output dan perubahan frekuensi input akan mengakibatkan
perubahan kerapatan gelombang output.

REFERENSI

link

: http://irham93.blogspot.co.id/2013/06/macam-macam-ampitudo-

modulasi-am.html
Dalam bidang telekomunikasi tentu kita sering mendengar tentang modulasi amplitudo
(AM). Sebelum kita membahas lebih jauh tentang AM, mungkin kita harus mengetahui
terlebih dahulu pengertian dari AM itu sendiri.

26

Modulasi Amplitudo (AM) adalah penumpangan sinyal informasi terhadap sinyal carrier
(pembawa) dimana amplitudo sinyal carrier akan berubah-ubah mengikuti perubahan
amplitudo sinyal informasinya.
Sideband adalah beberapa komponen yang ada di setiap proses modulasi. Pada AM SSB
maka sideband yang di transmisikan adalah sideband frekuensi LSB atau USB
AM mempunyai jenis-jenis modulasi sebagai berikut:

Single-sideband Full Carrier (SSBFC) Merupakan suatu bentuk modulasi


amplitudo dimana signal pembawa ditransmisikan pada daya penuh (full), tapi
hanya satu sideband yang ditransmisikan.

AM Single Sideband Suppressed Carrier (SSBSC) AM Single Sideband


Suppressed Carrier (SSBSC) adalah suatu bentuk modulasi amplitudo dimana
signal pembawa ditekan secara total dan satu sideband dibuang.

AM Single Sideband Reduced Carrier (SSBRC) AM Single Sideband Reduced


Carrier (SSBRC) adalah suatu bentuk modulasi amplitudo dimana satu sideband
27

dibuang secara total dan tegangan signal pembawa diturunkan hingga kira-kira
10% dari amplitudo tidak termodulasinya.

AM DSBFC (Double Sideband Full Carrier) disebut juga full AM dimana


spektrum yang dipancarkan adalah spektrum frekuensi AM yaitu frekuensi LSB
dan frekuensi USB. Bandwidth sinyal termodulasinya adalah sama dengan dua
kali sinyal informasinya

AM DSBSC (Double Sideband Supprised Carrier) adalah jenis modulasi


amplitudo dimana spektrum frekuensi carrier di tekan mendekati nol.

AM VSB (Vestigial Sideband) sering digunakan pada industri televisi komersial


untuk transmisi dan penerimaan sinyal video. Pada VSB sebagian komponen LSB
ikut di transmisikan dengan komponen USB dan komponen pembawa

28

Link :http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:yQ2Re3VX5H8J:mariza_w.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/3212
5/BAB%2BIII.ppt+&cd=3&hl=en&ct=clnk
X SSB ( )

USB

USB
c

X SSB ( )

LSB

LSB
c

Pembuatan Sinyal SSB:


Frequency Discrimination Method

29

Spektrum SSB

X DSB (t )

m(t )

BPF

X SSB(t )

cos c t

Gambar Spektrum Sinyal DSB-SC


X DSB SC ( )

USB

LSB

LSB
c

USB

Persamaan Matematis :
X DSB SC ( )

1
1
M ( c ) M ( c )
2
2

Pembuatan Sinyal DSB-SC :


Dibuat dengan mengalikan sinyal informasi m(t) dengan sinyal carrier yang
dihasilkan oscillator

30

m(t)

X DSB SC (t ) m(t ) cos ct

cos ct

Demodulasi Sinyal DSB-SC :


Proses demodulasi dilakukan dengan mengalikan sinyal carrier termodulasi
dengan sinyal local oscillator (pada penerima) yang sama persis dengan sinyal
oscillator pada pemancar, kemudian memasukan hasilnya ke sebuah low pass
filter (LPF)\
X DSB SC (t )

d(t)
LPF

y (t ) 1 m(t )
2

cos c t

Index Modulasi:
m

Peak _ DSB SC _ amplitude


Peak _ Carrier _ Amplitude

menjadi
% mod

1 m A 1 m A *100% X AM (t ) A cos ct mA cos mt cos c t


X AM (t ) A(1 m cos mt ) cos c t
1 m A 1 m A
31

Presentase Modulasi :

32

Anda mungkin juga menyukai