Anda di halaman 1dari 9

MODULASI AM

Oleh :

Wahyu Rizkia Rohmah


1541160055
JTD-2B

PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLIKTEKNIK NEGERI MALANG
2016
A. PEMBANGKITAN SINYAL SSB
ADA 3 METODE :
1. Metode Modulator-Filter Balans

Bentuk dari pemancar SSB adalah menggunakan modulator balans untuk


membangkitkan sinyal DSBSC (Double Side Band Suppressed Carrier), yang kemudian
diikuti oleh Filter-filter jalur sisi yaitu filter bandpass sempit yang hanya
meneruskan jalur sisi frekuensi yang dikehendaki. Cukup dipakai sebuah filter
bandpass SSB, dan dilengkapi dengan sarana untuk memilih bagian mana yang akan
diteruskan, (bagian uppernya atau bagian lowernya) dengan cara mengubah
frekuensi pembawa untuk membawa frekuensi ke ujung passband yang lain sehingga
diperoleh jalur sisi yang dikehendaki.

Sebuah penyampur balans dan osilator kristal memberikan konversi ke


frekuensi akhir pemancar, dan sebuah peguat RF linear menyediakan penguatan
daya keluaran. Harus digunakan penguat-penguat linear untuk mencegah timbulnya
cacat di jalur sisi dan kemungkinan dibangkitkanya kembali jalur sisi yang kedua.

Blok diagram pemancar SSBSC

2. Metode Pergeseran Fasa

Metode Pergeseran Fasa memakai prinsip pergeseran fasa yang bertujuan


untuk menghilangkan pembawa/carrier dan jalur sisi yang tidak dikehendaki. Dengan
menggunakan penurunan persamaan trigonometri standar, rumus untuk frekuensi
sisi bawah tunggal :
Suku pertama pada sisi sebelah kanan adalah hasil kali dari pembawa dan
sinyal modulasi yang keduanya digeser sebesar 900, sedangkan suku kedua adalah
hasil kali dari pembawa dan sinyal modulasi. Sumber sinyal primer adalah sebuah
oscilator kristal. Sinyal mendorong modulator balans secara langsung, dan sebuah
modulator balans yang lain lewat suatu rangkaian yang menggeserkan fasanya
sehingga berselisih 900 dengan yang langsung. Kedua modulator balans tersebut
menghapuskan pembawa itu sendiri dari sinyal keluaran. Sinyal audio langsung
dimasukkan ke modulator pembawa yang telah digeser, sedangkan yang menuju
modulator tidak digeser pembawanya dimasukkan sinyal audio yang sebelumnya
sudah digeser fasanya sebesar 900. Modulator pertama menghasilkan dua jalur sisi
yaitu jalur sisi atas dan jalur sisi bawah tetapi masing- masing digeser fasanya dengan
+900. Modulator kedua juga menghasilkan jalur sisi atas dan jalur sisi bawah tetapi
dalam hal ini jalur sisi atas di geser dengan +900, sedangkan jalur sisi bawah digeser
dengan -900. Hasilnya adalah bahwa jalur sisi-jalur sisi atas dari kedua modulator
adalah sefasa satu sama lain dan langsung dijumlahkan dalam peguat penjumlahan
untuk menghasilkan sinyal jalur sisi yang dikehendaki.

Jalur sisi-sisi bawah di geser sedemikian sehingga keduanya berselisih fasa


1800 satu sama lain sehingga akan saling meniadakan bila dijumlahkan. Jalur sisi yang
tertinggal diperkuat oleh penguat- penguat daya linear pada tingkat-tingkat terakhir
sebelum dipancarkan. Pemindahan ke jalur sisi bawah dapat dilakukan dengan
menggantikan jaringan penggeser fasa pembawa dengan yang memberikan
pergeseran fasa sebesar -900.

Blok diagram pembangkit SSB metode pergeseran fasa


3. Metode Ketiga

Ketiga untuk memperoleh modulasi SSBSC (Single Side Band Suppressed


Carrier) dengan sederhana dinamakan juga metode ketiga. Cara ini mirip dengan
metoda pergeseran fasa, dalam hal digunakannya penggeseran dan penghapusan
dalam operasinya, tetapi berbeda dalam kenyataan bahwa sinyal audio
dimodulasikan dulu pada suatu sub pembawa audio. Sistem ini di perlihatkan pada
Gambar 3. Modulator 1 dan 2 bekerja untuk mengkombinasikan sinyal audio dengan
bagian pembawa audio, sehingga keluaran modulator 1 mengandung jalur sisi atas
dan bawah, yang keduanya fasanya bergeser sebesar 900, sedangkan keluaran
modulator 2 mengandung jalur sisi atas dan bawah yang tidak tergeser fasanya. Jalur
sisi-sisi atas dari keduanya di hilangkan oleh filter low pass yang memotong pada
frekuensi pembawa fo. Sinyal ini kemudian dimasukkan kemodulator 3 dan 4, yang
didorong berturut-turut oleh frekuensi pembawa RF langsung, dan pembawa RF
yang digeser fasanya 900. Keluaran dari modulator 3 mengandung suatu kelompok
jalur sisi(fc + fo fm) yang digeser dengan +900 dan suatu kelompok jalur sisi yang
kedua(fc fo + fm) yang digeser dengan -900. Modulator menghasilkan (fc + fo fm)
yang digeser dengan +900, sefasa dengan komponen pertama dari modulator 3 dan
dapat di jumlahkan langsung dengannya, modulator yang sama juga menghasilkan
(fc + fo fm) yang digeser dengan +900 yang adalah berselisih fasa 1800 dengan
komponen yang sesuai dari modulator 3, sehingga akan saling menghapus. Keluaran
yang diperoleh dari rangkaian penjumlahan adalah komponen(fc + fo fm) yang
sesuai dengan jalur sisi bawah dari fm pada frekuensi pembawa(fc + fo) sedangkan
jalur sisi yang lain dihapuskan.

Jika masukan pembawa ke modulator 3 dan 4 saling ditukar, keluarannya


adalah jalur sisi atas pada frekuensi pembawa (fc fo). Bagian pembawa audio dapat
ditempatkan ditengah-tengah frekuensi modulasi. Jika ini dilakukan, frekuensi
modulasi dapat lebih besar dari fo dan setengah dari jalur sisi bawah dari modulator-
modulator 1 dan 2 akan terlipat di dalam daerah dari 0 sampai fo dan dicampur
dengan setengah yang lain dari jalur sisi. ini tidak akan berakibat apa-apa, karena
modulator akhir 3 dan 4 bekerja dengan cara sedemikian sehingga frekuensi-
frekuensi jalur sisi yang timbul olehnya adalah seluruhnya pada satu sisi saja dari
pembawa (fc + fo).

Blok diagram pembangkitan SSB metode ketiga

Persamaan umum SSB :


Upper sideband (USB) dan Lower sideband (LSB) dari sinyal adalah
SSB(t) = cos [2 ( fc fm ) t]

Dengan cos(a + b ) = cos a cos b - sin a sin b, maka persamaan untuk sinyal SSB-USB
bisa ditulis :
SSB-USB(t) = SSB+(t) = [ cos 2fm t cos 2fc t - sin 2fm t sin 2fc t]

SSB-USB(t) = [ cos m t cos c t - sin m t sin c t]

dengan cara serupa diperoleh sinyal SSB-LSB mempunyai persamaan:


SSB-LSB(t) = SSB-(t) = [ cos m t cos c t + sin m t sin c t ]

B. ISB dan VSB


1. ISB (Independent Side Band)
Pada sistem ini dipancarkan kedua sideband dan carrier yang telah diturunkan
levelnya (reduced carrier). Masing-masing sideband berisi informasi yang berbeda-
beda. Nama lengkap sistem ini adalah, ISB reduced carrier.
2. VSB (Vestigial Side Band)
Pada sistem ini dipancarkan carrier, USB (Upper Sideband), dan sebagian kecil
LSB(Low Sideband). Sistem ini diterapkan untuk pengiriman sinyal televisi analog
yang berisi informasi gambar dan suara. Sinyal gambar secara VSB dengan satu
carrier, sedang sinyal audio secara FM dengan carrier dan dengan beda 5,5 MHz
terhadap carrier sinyal gambar (sistem-B, 625 garis). Total bandwidth RF yang
ditempati satu kanal televisi akibat sistem VSB ini sebesar 7 MHz.
C. Alokasi Frekuensi AM Broadcasting
1. Frekuensi AM Broadcasting adalah 530-1700 kHz
(termasuk MF=Medium Frequency), dikenal sebagai "band siaran standar.
2. Amplitudo Modulation adalah mode siaran radio dimana amplitudo sinyal pembawa
di variasikan secara proposional berdasarkan sinyal pemodulasi (sinyal informasi),
sedangkan frekuensi sinyal pembawa tetap konstan.
D. Penerima Superheterodyne

1. Penerima AM Superheterodyne

Penerima AM berfungsi untuk menerima sinyal termodulasi AM dan melakukan


proses demodulasi terhadap sinyal tersebut. Sinyal tersebut pertama kali diterima oleh
antena, kemudian dilakukan pemilihan sinyal yang diinginkan dari semua sinyal yang
dapat diterima oleh antena. Sinyal yang dipisahkan tersebut kemudian diperkuat
sampai pada suatu tingkat yang dapat digunakan. Selanjutnya adalah demodulasi sinyal
radio yaitu proses pemisahan sinyal informasi dari sinyal carrier / sinyal pembawa yang
dilakukan di demodulator AM atau detektor AM.

Penerima-penerima AM model lama yang dipakai untuk penerimaan sinyal yang


dimodulasi amplitudo biasanya menggunakan prinsip frekuensi radio yang ditala atau
tuned radio frequency (TRF). Pada penerima ini, sinyal termodulasi yang diterima akan
melalui proses penguatan pada sebuah rantai penguat yang masing-masing ditala pada
frekuensi yang sama dan kemudian diikuti rangkaian detektor. Penerima semacam ini
mempunyai selektivitas sinyal berbatasan yang buruk, terutama bila diharuskan untuk
menala pada cakupan-cakupan frekuensi yang lebar. Penerima superheterodyne
dikembangkan untuk memperbaiki selektivitas saluran berbatasan (adjacent channel
selectivity) ini dengan menempatkan bagian terbesar dari selektivitas frekuensi pada
tingkat-tingkat frekuensi antara (intermediate frekuensi / IF) setelah konversi frekuensi
yang pertama. Menggunakan alat ini lebih mudah untuk mendapatkan selektivitas pada
intermediate frekuensi, karena rangkaian-rangkaian tinggal tetap-ditala pada IF, dan
tidak berubah-ubah meskipun dipilih stasiun-stasiun yang berbeda.

Diagram Blok Penerima AM

a. Fungsi Masing-Masing Blok Radio Penerima AM Superheterodyne

1. Antena : berfungsi sebagai penangkap getaran/sinyal yang membawa dan


berisikan informasi yang dipancarkan oleh pemancar.
2. Penguat RF : berfungsi untuk menguatkan daya RF ( Radio Frequency/
Frekuensi tinggi) yang berisi informasi sebagai hasil modulasi pemancar asal.
Setelah diperkuat, geteran RF dicatukan ke mixer.
3. Mixer (pencampur) : berfungsi mencampurkan getaran/sinyal RF dengan
Frekuensi Osilator Lokal, sehingga diperoleh frekuensi intermediet
(IF/Intermediate Frequency).
4. Penguat IF : berfungsi untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum
diteruskan ke blok detektor. IF merupakan hasil dari pencampuran
getaran/sinyal antara RF dengan Osilator Lokal.
5. Detektor : berfungsi untuk mengubah frekuensi IF menjadi frekuensi informasi.
Degan cara ini, unit detektor memisahkan antara getaran/sinyal pembawa RF
dengan getaran informasi ( Audio Frequency/AF).
6. Penguat AF : berfungsi untuk menyearahkan getaran/ sinyal AF serta
meningkatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan penguat AF ke suatu
pengeras suara.
7. Speaker : berfungsi untuk mengubah sinyal atau getaran listrik berfrekuensi AF
menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.

b. Cara kerja Blok diagram dari penerima AM Superheterodyne :

Prinsip superheterodyne terjadi apabila jika dua buah sinyal sinusoida dengan
frekuensi berbeda dicampur, sehingga keduanya mengalikan atau saling
menambah dan sinyal keluaran akan mengandung komponen-komponen sinyal
pada frekuensi frekuensi yang merupakan jumlah, selisih, dan masing-masing
dari kedua frekuensi asal tersebut. Juga akan terdapat campuran-campuran
harmonisa dari sinyal-sinyal ini, tetapi jika kedua frekuensi dasar dipilih dengan
hati-hati, ini tidak akan saling mengganggu (interference). Istilah
superheterodyne adalah singkatan dari supersonic heterodyne, yang dapat
diartikan sebagai pembangkitan frekuensi-frekuensi campuran di atas batas
pendengaran Tingkat pertama dari sebuah penguat RF ditala, yang kegunaan
utamanya adalah untuk memperbaiki perbandingan S/N. Tingkat ini juga
memberikan sedikit perbaikan dalam selektivitas RF dan penurunan pancaran
kembali dari osilator (oscillator re-radiation). Keluaran dari tingkat RF tala
diumpankan ke masukan sinyal dari sebuah rangkaian osilator-penyampur
dimana terjadi pembangkitan frekuensi-frekuensi campuran (heterodyning).
Rangkaian osilator biasanya ditala dengan penalaan kapasitansi, dan ketiga
kapasitor tala (tuning capacitor) disatukan (ganged) secara mekanis pada
sebuah sumbu dan tombol pengaturan bersama. Osilator dan penyampur dapat
merupakan rangkaian-rangkaian terpisah, atau dapat juga dikombinasikan
seperti dalam rangkaian penyampur autodyne. Keluaran penyampur (frekuensi
selisih untuk konversi ke-bawah dalam penerima) diumpankan ke dua buah
penguat tala IF, yang ditala-tetap dan mempunyai cukup selektivitas untuk
menolak sinyal-sinyal dari saluran yang berbatasan. Keluaran dari penguat IF
dimasukkan ke detektor, dimana sinyal audio dihasilkan kembali, atau
didemodulasi (demodulated). Detektor juga menyediakan sinyal-sinyal untuk
pengaturan perolehan otomatis (Automatic Gain Control =AGC). Sinyal AGC
dikenakan pada satu atau beberapa dari penguat IF dan RF. Keluaran audio
diteruskan melalui sebuah pengatur volume ke penguat audio, yang biasanya
terdiri dari satu penguat tegangan tingkat-rendah yang diikuti oleh sebuah
penguat daya, dan akhirnya dihubungkan ke sebuah pengeras suara.

E. PERSAMAAN dan PERBEDAAN TRF dan SUPERHETERODYNE


1. Persamaan
Aplikasi proses penerimaan sinyal untuk modulasi AM yang digunakan TRF dan
Superheterodyne.
2. Perbedaan
TRF : Sinyal selektivitasnya buruk
Superheterodyne : Sinyal selektivitas bagus karena sudah ada perkembangan.
TRF : cakupan frekuensi yang digunakan sempit
Superheterodyne : cakupan frekuensi yang digunakan lebar.
TRF : tidak menggunakan mixer
Superheterouyne : menggunakan mixer.
TRF : memiliki 4-5 tahap RF yang digunakan untuk amplikasi
sampai sinyal dikeluarkan atau dikirim.
Superheterodyne : memiliki 1-2 tahap RF yang digunakan untuk amplikasi
sampai sinyal dikeluarkan atau dikirim.

Referensi :

file:///Modul -Teknik-Telekomunikasi-S1-Reguler-Paralel-Semester-Genap-2013-2014

Anda mungkin juga menyukai