A. Pendahuluan ........................................................................................................2
B. Sistem 3 Fasa ........................................................................................................3
1. Pengertian Sistem 3 Fasa................................................................................3
2. Syarat Sistem 3 Fasa Seimbang .....................................................................4
3. Hubungan Y- ...............................................................................................5
4. Daya pada Sistem 3 Fasa................................................................................12
5. Transformasi Y- ...........................................................................................13
6. Aplikasi Listrik 3 Fasa ...................................................................................15
C. Grounding dan Elektrostatis ..............................................................................22
1. Pengertian Grounding ....................................................................................23
2. Macam-macam Sistem Grounding .................................................................25
3. Fungsi Grounding ..........................................................................................26
4. Cara Pemasangan Instalasi Grounding...........................................................27
5. Bentuk-Bentuk Sistem Grounding .................................................................30
6. Koneksi Grounding sampai di Peralatan Listrik ............................................36
7. Pengertian Elektrostatis ..................................................................................40
8. Manfaat dan Bahaya Elektrostatis ..................................................................43
9. Penangkal Petir...............................................................................................47
10. Prinsip Perlindungan Penangkal Petir ............................................................50
11. Kebutuhan Bangunan terhadap Instalasi Petir ...............................................52
12. Grounding Elektrostatis pada Pesawat ...........................................................52
13. Penangkal Petir pada Pesawat ........................................................................55
D. Lampiran ..............................................................................................................58
frekuensi 50 Hz atau 60 Hz
Sistem 3 fasa dikatakan seimbang jika ketiga vektor arus / tegangan sama
besar, ketiga vektor saling membentuk sudut 120 satu sama lain, serta tidak
terbentuknya arus netral. Sedangkan sistem 3 fasa dikatakan tidak seimbang jika
ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120 satu sama lain, ketiga
vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120 satu sama lain, dan ketiga
vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120 satu sama lain. Hali ini
dapat dilihat melalui diagram fasor berikut :
Diketahui :
VBN = 98,0 30 V
Ditanya : IN ?
Jawab :
VAN 98,0 90 V
IA = = = 4,90 60 A
Z 20 30
VBN 98,0 30 V
IB = = = 4,90 60 A
Z 20 30
IN = IA + IB + IC
Jadi IN = 8,8817 0 A yang berarti, jika digambarkan secara diagram fasor arus
ini tidak memiliki arah atau tidak terbentuk arus karena memiliki sudut 0.
Sehingga jika beban bernilai seimbang akan menghasilkan arus yang sama pada
Diketahui :
VBN = 169,7 0 V
Ditanya : IN ?
Jawab :
VBN 169,7 0 V
IBC = = = 33,9 45 A
Z 5 45
Jadi IN = 154,28 0 A yang berarti, jika digambarkan secara diagram fasor arus
ini tidak memiliki arah atau tidak terbentuk arus karena memiliki sudut 0.
Sehingga jika beban bernilai seimbang akan menghasilkan arus yang sama pada
tiap penghantar, dan jika arus tiap penghantar dijumlahkan akan menghasilkan IN
= 0 dan system 3 fasa tersebut dikatakan seimbang.
Diketahui :
VBN = 86,6 30 V
Ditanya : IN ?
Jawab :
VAN 86,6 90 V
IA = = = 14,43 90 A
Z 6 0
VBN 86,6 30 V
IB = = = 14,43 0 A
Z 6 30
IN = IA + IB + IC
Jadi IN = 10,209 13,01 A yang berarti, jika digambarkan secara diagram fasor
arus ini memiliki arah atau terbentuk arus karena memiliki sudut 0. Sehingga jika
beban bernilai tidak seimbang akan menghasilkan arus yang tidak sama pada tiap
penghantar, dan jika arus tiap penghantar dijumlahkan akan menghasilkan IN 0
dan sistem 3 fasa tersebut dikatakan tidak seimbang.
Diketahui :
VBN = 339,4 0 V
Ditanya : IN ?
Jawab :
IN = IA + IB + IC
Jadi IN = 6,967 10,90 A yang berarti, jika digambarkan secara diagram fasor
arus ini memiliki arah atau terbentuk arus karena memiliki sudut 0. Sehingga jika
beban bernilai tidak seimbang akan menghasilkan arus yang tidak sama pada tiap
penghantar, dan jika arus tiap penghantar dijumlahkan akan menghasilkan IN 0
dan sistem 3 fasa tersebut dikatakan tidak seimbang.
kWh meter adalah alat untuk menghitung pemakaian energi listrik para
konsumen PLN. Ada dua jenis KWH meter yang ada saat ini, yakni jenis prabayar
atau pulsa, dan yang kedua adalah jenis pasca bayar yang biasa disebut dengan
KWH meter konvensional. Supply dari PLN kemudian dihubungkan ke MCCB
(MCB utama). MCB Merupakan kependekan dari Miniature Circuit Breaker
(bahasa inggris), biasanya MCB digunakan oleh pihak PLN untuk membatasi arus
3 fasa yang di supply dari PLN ke pelanggan adalah sebesar 380V untuk
antar fasa dan 220V antar fasa dan groundnya. Spesifikasi Gedung dimaksudkan
untuk mengetahui spesifikasi beban yang akan dilayani dari setiap ruang yang
terdapat dalam sebuah gedung, kita dapat mengetahui pembebanan yang dilayani
dari setiap ruangan dalam sebuah gedung, sehingga dapat diketahui pula jumlah
beban (daya) yang dilayani dari sebuah gedung, yang merupakan penjumlahan
dari total beban yang dilayani dari setiap ruang dalam gedung tersebut. Spesifikasi
gedung dapat membantu dalam proses mengevaluasi instalasi listrik dari gedung
tersebut tersebut.
SOP Fasa R
Pagi - Sore (06.00 WIB 17.00 WIB)
1 Lampu = 1 x 12 Watt = 12 Watt
1 LCD = 1 x 180 Watt = 180 Watt
3 Charger Laptop = 3 x 10 Watt = 30 Watt
4 Charger HP = 4 x 22,5 Watt = 90 Watt
Perhitungan Fasa R
Lampu = 15 x 12 Watt = 180 Watt
SOP Fasa S
Pagi - Sore (06.00 WIB 17.00 WIB)
1 Lampu = 1 x 12 Watt = 12 Watt
1 LCD = 1 x 180 Watt = 180 Watt
3 Charger Laptop = 3 x 10 Watt = 30 Watt
4 Charger HP = 4 x 22,5 Watt = 90 Watt
Perhitungan Fasa S
Lampu = 15 x 12 Watt = 180 Watt
Perhitungan Fasa T
Lampu = 15 x 12 Watt = 180 Watt
Fasa R
Pada fasa R yang merupakan penghantar pada Lantai 1, diketahui beban
yang digunakan adalah sebagai berikut :
P =V.I
4350 VA = 220 . I
I = 19,772 A
Maka dari perhitungan di atas kita dapat mengetahui nilai arus yang akan
dihantarkan. Dari nilai arus tersebut kita dapat mengetahui nilai resistansi
atau tahanan sebagai berikut :
V=I.R
R = V/I
R = 220/19,772
R = 11,126
Dari perhitungan di atas didapatkan nilai tahanan/resistansi pada fasa R
yang merupakan penghantar lantai 1 sebesar 12 .
Fasa S
Pada fasa S yang merupakan penghantar pada Lantai 2, diketahui beban
yang digunakan adalah sebagai berikut :
P =V.I
4350 VA = 220 . I
I = 19,772 A
Maka dari perhitungan di atas kita dapat mengetahui nilai arus yang akan
dihantarkan. Dari nilai arus tersebut kita dapat mengetahui nilai resistansi
atau tahanan sebagai berikut :
V=I.R
R = V/I
R = 220/19,772
R = 11,126
Dari perhitungan di atas didapatkan nilai tahanan/resistansi pada fasa S
yang merupakan penghantar lantai 2 sebesar 12 .
Fasa T
Pada fasa T yang merupakan penghantar pada Lantai 3, diketahui beban
yang digunakan adalah sebagai berikut :
P =V.I
4350 VA = 220 . I
I = 19,772 A
Maka dari perhitungan di atas kita dapat mengetahui nilai arus yang akan
dihantarkan. Dari nilai arus tersebut kita dapat mengetahui nilai resistansi
atau tahanan sebagai berikut :
Diketahui :
Rp = 12
Rq = 12
Rr = 12
Untuk nilai Ra
Rp . Rq + Rq . Rr + Rr . Rp
Ra =
Rq
12 . 12 + 12 . 12 + 12 . 12
Ra =
12
R a = 36
Untuk nilai Rb
Rp . Rq + Rq . Rr + Rr . Rp
Rb =
Rr
12 . 12 + 12 . 12 + 12 . 12
Rb =
12
R b = 36
Untuk nilai Rc
Rp . Rq + Rq . Rr + Rr . Rp
Rc =
Rp
12 . 12 + 12 . 12 + 12 . 12
Rc =
12
R c = 36
Grounding adalah suatu jalur langsung dari arus listrik menuju bumi atau
koneksi fisik langsung ke bumi. Dipasangnya koneksi grounding pada instalasi
listrik adalah sebagai pencegahan terjadinya kontak antara makhluk hidup dengan
tegangan listrik berbahaya akibat terjadi kegagalan isolasi. Grounding atau
pertanahan adalah bagian dari Peralatan Listrik rumah.
1. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada data center harus
merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-
kaidah tertentu.
RF Grounding
Kabel grounding secara umum terkoneksi di kWh meter PLN. Pada saat
pemasangan kWh meter, petugas PLN yang melakukan pemasangan instalasi
grounding dan juga menyambung kabel grounding di dalam kWh meter tersebut.
Dalam hal ini petugas PLN akan memastikan grounding terpasang dengan benar.
Karena kWh meter adalah milik PLN dan disegel. Sistem grounding yang
terpasang ada dua macam yaitu untuk instalasi listrik rumah dan instalasi
penangkal petir. Dua system grounding ini harus dipisahkan pemasangannya dan
Harus anda ketahui dahulu bahwa pembumian yang baik atau yang benar-
benar efektif mempunyai nilai dibawah 1 Ohm, namun itu semua bisa dicapai
dengan kondisi tanah yang agak lembab. Kalau tanah ini kering atau gersang atau
bahkan berpasir, maka akan berbeda lagi nilainya. Itulah mengapa kita sering
menjumpai sistem pentanahan yang digali sangat dalam, hal itu untuk mencari
kondisi tanah yang baik dan mencari nilai grounding dibawah 1 ohm.
Tabel di atas hanya dapat digunakan sebagai pedoman karena tanah memiliki
lapisan dan jarang yang sama (homogen). Maka dari itu, nilai tahanannya akan
sangat berbeda-beda.
Untuk mencapai nilai tahanan sebaran tersebut, tidak semua daerah bisa
terpenuhi karena ada beberapa aspek yang mempengaruhinya, yaitu:
1. Kadar air, bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan sebaran
mudah didapatkan.
4. Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit
untuk mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti
ini air dan mineral akan mudah hanyut
Jadi kondisi tanah yang bagus untuk grounding adalah : tanah liat
(persawahan/ladang), tanah rawa. Untuk mengkondisikan agar tanah selalu
lembab, bisa dengan menambahkan tanah humus, garam dan areng ke sekitar
elektroda yang ditanam.
Grounding system yang hanya terdiri atas satu buah titik penancapan
batang (rod) pelepas arus atau ground rod di dalam tanah dengan kedalaman
tertentu (misalnya 6 meter). Untuk daerah yang memiliki karakteristik tanah
yang konduktif, biasanya mudah untuk didapatkan tahanan sebaran tanah di
bawah 5 ohm dengan satu buah ground rod.
Jika sistem single grounding rod masih mendapatkan hasil kurang baik
(nilai tahanan sebaran >5 ohm), maka perlu ditambahkan ground rod ke
dalam tanah yang jarak antar batang minimal 3 meter dan dihubungkan
dengan kabel BC/BCC. Semakin jauh jarak antar ground rod, maka akan
semakin bagus untuk fail over jika salah satu ground rod tidak berfungsi.
Penambahan ground rod dapat juga ditanam mendatar dengan kedalaman
tertentu, bisa mengelilingi bangunan membentuk cincin atau cakar ayam.
Kedua teknik ini bisa diterapkan secara bersamaan dengan acuan tahanan
sebaran/resistansi kurang dari 5 ohm setelah pengukuran dengan earth ground
tester.
3. basa (berkapur)
maka penggunaan 2 cara pertama akan sulit dan besar kemungkinan gagal
untuk mendapatkan resistansi kecil. Maka dari itu, teknis yang digunakan
adalah dengan cara penggantian tanah dengan tanah yang mempunyai sifat
menyimpan air atau tanah yang kandungan mineral garam dapat menghantar
listrik dengan baik. Misalnya : tanah liat, tanah humus. Lalu Ground
rod ditancapkan pada daerah titik logam dan di kisaran kabel penghubung
antar ground rod-nya. Tanah humus, tanah dari kotoran ternak, dan tanah liat
sawah cukup memenuhi standar hantar tanah yang baik.
1. Letak titik ground rod dibor dengan lebar kisaran 5 cm atau lebih.
2. Kemudian, diisi dengan tanah humus sampai penuh. Bisa juga ditambah
dengan arang dan garam agar tetap lembab.
5. Parit penghubung antar ground rod yang sudah terpasang kabel penghubung
(BC) ditimbun kembali dengan tanah humus (tanah kotoran hewan / sapi).
6. Semakin jauh jarak antar titik akan semakin bagus (> 6 meter). Jika
memungkinankan, hubungkan kabel BC antar titik membentuk jala-jala.
7. Hubungkan kabel BC antar titik dan dengan ground rod menggunakan las
kuningan / las tembaga. Anda bisa meminta bantuan tukang las untuk hal ini
(harganya memang lumayan mahal, tapi lebih bagus hasilnya dibanding
menggunakan mur besi yang bisa karatan sehingga menaikkan tahanan).
1. Panjang/Kedalaman Elektroda
Satu cara yang sangat efektif untuk menurunkan tahanan tanah adalah
memperdalam elektroda. Tanah tidak tetap tahanannya dan tidak dapat
diprediksi. Maka dari itu, ketika memasang elektroda, elektroda berada di
bawah garis beku (frosting line). Ini dilakukan sehingga tahanan tanah tidak
akan dipengaruhi oleh pembekuan tanah di sekitarnya. Secara
umum, menggandakan panjang elektroda bisa mengurangi tingkat tahanan
40%.
Ada kejadian-kejadian di mana secara fisik tidak mungkin dilakukan
pendalaman batang elektroda di daerah-daerah yang terdiri atas batu, granit,
dan sebagainya. Dalam keadaan demikian, metode alternatif yang dapat
digunakan adalah grounding cement.
Jika tahanan pada masing-masing ground rod belum mencapai kurang dari
5 ohm, maka harus ditambah panjangnya hingga mencapai air. Anda bisa
menggunakan jasa pengeboran untuk proses ini, karena kadang butuh
kedalaman 12 meter untuk mencapai air di bawah tanah.
Harga ground rod yang terbuat dari batang tembaga full cukup mahal,
sekitar 800 ribu untuk 6 meter. Untuk menghemat, Anda bisa menggunakan
pipa besi galvanis dengan panjang 6 18 meter (1-3 pipa), lalu dililit dengan
kabel BC sepanjang minimal 60 cm. Semakin panjang lilitannya, akan
semakin bagus kontaknya dengan tanah, sehingga semakin bagus pula
tahanannya.
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui hasil dari resistans atau
tahanan grounding system pada sebuah instalasi penangkal petir yang telah
terpasang. Alat ukur ini digital, sehingga hasil yang ditunjukan memiliki
tingkat akurasi yang cukup tinggi. Diketahui bahwa pihak Dinas Tenaga
Kerja (disnaker) juga menggunakan alat ini untuk mengukur resistansi,
sehingga pengukuran oleh pihak kontraktor sama dengan hasil pengukuran
pihak disnaker.
Alat ini digunakan sebagai titik temu antara kabel penyalur petir dengan
kabel grounding. Biasanya terbuat dari plat tembaga atau logam yang
berfungsi sebagai konduktor, sehingga kualitas dan fungsi instalasi penangkal
petir yang terpasang dapat terjamin. Pilih Copper Bar yang tebal, jangan yang
tipis).
Jadi dengan menggunakan Bus Bar atau Copper Bar, Anda bisa membuat
common grounding system. maksudnya adalah Anda tidak perlu membuat
grounding untuk masing-masing peralatan, tapi Anda bisa menggunakan 1
grounding untuk semua peralatan. Misal kabel down penangkal petir, kabel
BC dari grounding, kabel ground dari listrik PLN, kabel ground dari
pemancar, kabel ground dari arrester LAN, kabel ground dari kabel kabel
antena dll. Istilah lainnya untuk hal ini disebut dengan bonding
(ikatan/mempersatukan). Bonding ke grounding system yang
sama telah digunakan secara luas untuk memastikan bahwa semua konduktor
(orang, permukaan dan peralatan) berada pada potensial listrik yang sama.
Ketika semua konduktor berada pada potensial yang sama, maka tidak akan
terjadi loncatan arus listrik.
Alat ini digunakan untuk menyambung antar kabel atau kabel dengan Bus
bar grounding. Biasanya kabel yang disambung pada instalasi penangkal petir
adalah kabel grounding system, karena kabel penyalur pada penangkal petir
tidak boleh terputus atau tidak boleh ada sambungan. Setelah kabel
tersambung oleh alat ini tentunya harus diperkuat dengan isolasi sehingga
daya rekat dan kualitas sambungannya dapat terjaga dengan baik.
Penyambungan kabel instalasi penyalur petir konvensional umumnya
menggunakan alat ini, karena pada penangkal petir konvensional jalur kabel
terbuka hanya dilindungi oleh tingkah laku (conduct) dari PVC.
Alat ini dipasang di bagian atas copper rod atau ground rod dan
berfungsi untuk menghindari kerusakan copper rod atau ground rod bagian
atas yang akan dimasukkan ke dalam tanah. Hal tersebut karena:
pada saat copper rod didorong ke dalam tanah dengan cara dipukul, alat
pemukul tersebut tidak mengenai copper rod, akan tetapi mengenai alat ini.
Alat ini digunakan ketika kita akan menyambung beberapa segmen copper
rod atau ground rod yang dimasukkan ke dalam tanah, sehingga copper
rod atau ground rod yang masuk ke dalam tanah akan lebih panjang.
Misalnya, ketika kita akan membuat grounding penangkal petir sedalam 12
meter dengan menggunakan copper rod, maka alat ini sangat diperlukan
karena copper rod yang umumnya ada dipasaran paling panjang hanya 4
meter.
7. Bentonit
Satu hal yang tidak boleh kita abaikan adalah koneksi grounding harus
dipastikan tidak terputus sampai ke peralatan listrik yang kita gunakan sehari-hari.
Dari MCB Box atau kWh meter, kabel grounding yang berwarna hijau-kuning ini
bersama dengan kabel phase dan netral akan melewati seluruh instalasi listrik
rumah dan akhirnya terkoneksi di stop kontak.
Pengertian Elektrostatis
Gaya elektrostatis adalah gaya yang timbul pada dua benda yang memiliki
muatan listrik statik. Jika muatannya sama atau sejenis maka akan saling menolak
sementara jika muatannya berlawanan jenis maka akan saling menarik.
Gambar Batang logam netral memperoleh muatan ketika disentuh dengan benda
logam lain yang bermuatan.
Bila benda yang bermuatan positip didekatkan pada batang logam yang
netral, tetapi tidak disentuhkan, maka elektron-elektron batang logam tidak
meninggalkan batang, namun elektron-elektron tersebut bergerak dalam logam
menuju benda yang bermuatan, dan meninggalkan muatan positif pada ujung yang
berlawanan, seperti diperlihatkan pada Gambar dibawah ini.
Cara lain untuk menginduksi muatan pada benda logam adalah dengan jalan
menghubungkan logam tersebut menuju ground melalui kawat konduktor
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar dibawah ini (berarti ground).
1. Manfaat elektrostatis
Mesin Fotokopi
Tabung drum adalah silinder dari bahan aluminium yang dilapisi dengan
selenium yang sangat sensitif terhadap cahaya.
Cahaya yang sangat terang yang berasal dari lampu expose yang
menyinari dokumen yang sudah diletakkan di atas kaca dengan posisi terbalik
ke bawah pada kaca, gambar pada dokumen kemudian akan dipantulkan
melalui lensa, kemudian lensa akan mengarahkan gambar tersebut kea rah
tabung drum.
Printer Laser
Penggumpal Asap
Alat ini membersihkan partikel-partikel abu hasil pembakaran gas, sehingga
mengurangi pencemaran udara. Alat penggumpal asap ini terdiri dari kawat dan
pelat logam, kawat dibuat bermuatan negatif, partikel abu ketika melewati kawat
akan bermuatan negatif. Pelat logam dibuat bermuatan positif sehingga akan
menarik partikel abu yang bermuatan negatif. Gumpalan-gumpalan partikel abu
itu kemudian jatuh ke dasar cerbong sehingga mudah dibersihkan. Teknik
penggumpal asap ini sering digunakan dalam pabrik baja, pabrik semen, dan
industri kimia yang banyak mengeluarkan asap.
Cat Semprot
Butiran cat dari aerosol menjadi bermuatan ketika bergesekan dengan mulut pipa
semprot dan udara. Bila benda yang dicat diberi muatan berlawanan, maka butiran
cat akan tertarik ke badan benda. Metode ini sangat efektif, efisien, dan murah.
2. Bahaya elektrostatis
Petir
Petir disebabkan awan yang kelebihan elektron berada di atas atap sebuah
gedung, maka gedung terinduksi menjadi bermuatan positif. Loncatan elektron
terjadi dari awan ke atap gedung karena adanya gaya tarik-menarik antara
keduanya. Peristiwa ini menyebabkan gedung disambar petir.Untuk menghindari
sambaran petir, atap gedung dilengkapi dengan penangkal petir.Penangkal petir
melindungi gedung dengan cara sebagai berikut :
Percikan Api
Putaran pada saat mobil truk berjalan menghasilkan muatan negatif yang
diperoleh dari gesekan ban dengan jalan. Bagian dalam logam yang berdekatan
dengan ban menjadi bermuatan positif dengan cara induksi. Hal ini dapat
menimbulkan percikan api. Untuk menghindari peristiwa tersebut, truk
pengangkut bensin atau bahan yang mudah terbakar lainnya dilengkapi dengan
sepotong logam di bagian belakang mobil menyentuh tanah. Logam ini
menghantarkan elektron dari tanah untuk menetralisir muatan positif yang ada di
badan logam mobil sebelum terjadi percikan api.
Listrik statis pesawat dibuang ke semua ujung dari struktur badan pesawat
yaitu di atap sayap dan ekor bentuknya seperti penangkal petir berbentuk logam
mencuat dan memanjang instrument pesawat sudah diproteksi sedemikian rupa
tetapi bisa juga terjadi walaupun hanya berupa visual. Visual ini terlihat jika
pesawat berada di ketinggian 30000 feet ke atas dan altimeter set ke 29.92Hg,
partikel bebas dan ion2 di udara akan terkena gesekan body pesawat dan radiasi
elektromagnetik dari sinyal HP akan meningkatkan sekian persen radiasi didalam
pesawat, dimana sinyal HP akan dianggap sebagai radiasi dan diserap oleh
struktur body dan dibuang ke setiap ujung badan pesawat, hal ini bisa
mengakibatkan ujung-ujung pembuangan elektrostatis berpendar dan menyala
sepeti kilat kecil. Hal ini memang tidak berbahaya, namun jika frekuensi HP sama
1. Penangkal Petir
Pada awalnya awan bergerak mengikuti arah mata angina, selama proses
bergeraknya awan ini maka saling bergesekan satu dengan lainnya, dari proses ini
terlahir electron-electron bebas bermuatan negative yang memenuhi permukaan
awan. Proses ini bias digambarkan secara sederhana pada sebuah penggaris plastic
yang digosokkan pada rambut maka penggaris ini akan mampu menarik potongan
kertas. Pada saat awan ini terkumpul di sebuah kawasan, saat inilah petir
dimungkinkan terjadi karena electron-electron bebas ini saling menguatkan satu
dengan lainnya. Sehingga memiliki cukup beda potensial untuk menyambar
permukaan bumi
Sambaran petir yang telah mengenai terminal penangkal petir sebagai alat
penerima sambaran akan membawa arus yang sangat tinggi, maka dari itu harus
dengan cepat disalurkan ke bumi (grounding) melalui kabel penyalur sesuai
standart sehingga tidak terjadi loncatan listrik yang dapat membahayakan struktur
bangunan atau membahayakan perangkat yang ada di dalam sebuah bangunan.
Menampung Petir
Ailerons
Flaps, dengan bagian badan dan sayap
Rudder
Alat-alat elektronika :
Pada pesawat modern (jenis jet), static discharge yang dipakai Nul Field
Discharge
Benda yang terbang di udara akan menimbulkan muatan listrik statis yang
diakibatkan karena gesekan antara benda tersebut dengan udara atau awan , atau
hampir sama kejadiannya dengan terjadinya petir begitu pula dengan pesawat
terbang badan pesawat akan bermuatan listrik static saat mengudara saat peristiwa
gesekan badan pesawat dengan udara, mungkin dahulu pesawat kerap sekali
tersambar petir tetapi pada jaman sekarang sambaran petir yang mengenai
pesawat sudah tidak membahayakan lagi sebab pesawat sudah dilengkapi dengan
sistem static discharge atau penangkal petir pesawat.
Pada saat pesawat terbang diangkasa bergesekan dengan udara dan awan
akan timbul muatan listrik statis diseluruh badan pesawat , karena terdapat static
discharger pada beberapa tempat di badan pesawat maka akan segera membuang
listrik ke udara tanpa harus menggunakan sistem grounding penangkal petir pada
umumnya .
Bentuk dari batang Static Discharge pada pesawat sangat simple dan
sederhana , karena hanya berupa potongan logam yang dibungkus plastik yang
jika dilihat secara visual seperti Paku dan ditempatkan pada ujung sayap, ekor dan
hidung pesawat dan hanya berjumlah kurang lebih antara 12 atau 16.