Anda di halaman 1dari 61

DAFTAR ISI

A. Pendahuluan ........................................................................................................2
B. Sistem 3 Fasa ........................................................................................................3
1. Pengertian Sistem 3 Fasa................................................................................3
2. Syarat Sistem 3 Fasa Seimbang .....................................................................4
3. Hubungan Y- ...............................................................................................5
4. Daya pada Sistem 3 Fasa................................................................................12
5. Transformasi Y- ...........................................................................................13
6. Aplikasi Listrik 3 Fasa ...................................................................................15
C. Grounding dan Elektrostatis ..............................................................................22
1. Pengertian Grounding ....................................................................................23
2. Macam-macam Sistem Grounding .................................................................25
3. Fungsi Grounding ..........................................................................................26
4. Cara Pemasangan Instalasi Grounding...........................................................27
5. Bentuk-Bentuk Sistem Grounding .................................................................30
6. Koneksi Grounding sampai di Peralatan Listrik ............................................36
7. Pengertian Elektrostatis ..................................................................................40
8. Manfaat dan Bahaya Elektrostatis ..................................................................43
9. Penangkal Petir...............................................................................................47
10. Prinsip Perlindungan Penangkal Petir ............................................................50
11. Kebutuhan Bangunan terhadap Instalasi Petir ...............................................52
12. Grounding Elektrostatis pada Pesawat ...........................................................52
13. Penangkal Petir pada Pesawat ........................................................................55
D. Lampiran ..............................................................................................................58

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 1


A. Pendahuluan

Sistem jaringan listrik yang terpasang di Indonesia merupakan jaringan


listrik 3 fasa yang disalurkan oleh produsen (PLN) ke konsumen yaitu rumah
tangga dan industry. Secara umum sistem tenaga listrik terbagi ke dalam
beberapa bagian yakni pembangkitan, penyaluran (transmisi) dan beban.

Gambar 1.1 Sistem Distribusi Listrik

Generator akan membangkitkan daya listrik yang akan disalurkan. Daya


yang dibangkitkan adalah daya listrik 3 fasa. Pada sistem transmisi dibutuhkan
daya yang besar, untuk mengurangi rugi-rugi daya maka tegangan dinaikkan
dengan menggunakan trafo step up menjadi tegangan tinggi atau extra tinggi agar
dapat didistribusikan ke konsumen maka tegangan kembali diturunkan menjadi
380/220V menggunakan trafo step down. Daya yang diterima konsumen adalah
daya listrik arus bolak balik tiga fasa. Untuk industri, daya yang digunakan adalah
daya listrik 3 fasa, sedangkan untuk rumah tangga daya yang digunakan adalah
daya listrik satu fasa.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 2


B. Sistem 3 Fasa
1. Pengertian Sistem 3 fasa

Gambar 2.1 Sistem 3 Fasa

Listrik 3 fasa adalah listrik AC (alternating current) yang menggunakan 3


penghantar yaitu penghantar R, S dan T yang mempunyai tegangan sama tetapi
berbeda dalam sudut phase sebesar 120 degree. Listrik 3 fasa biasa digunakan
utuk daya yang sangat besar. Karena jika menggunakan listrik 3 fasa, daya akan
dibagi ke tiap fasa dengan nilai yang sama besar. Ada 2 macam hubungan dalam
koneksi 3 penghantar tadi : hubungan bintang (Y atau star) dan hubungan delta.

Listrik 3 fasa menggunakan listrik AC (alternating current) karena


transmisi listrik harus menggunakan tegangan yang sangat tinggi agar rugi-rugi
rendah, serta untuk distribusi dan pemakaian tegangan diturunkan kembali
menggunakan trafo. Trafo bekerja untuk tegangan AC tidak bisa DC

Listrik yang digunakan di Indonesia (PLN) sebagai berikut :

Tegangan rms fasa = 220 V

Tegangan fasa ke fasa (Line Voltage) = 380 V

frekuensi 50 Hz atau 60 Hz

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 3


2. Syarat Sistem 3 Fasa Seimbang

Sistem 3 fasa dikatakan seimbang jika ketiga vektor arus / tegangan sama
besar, ketiga vektor saling membentuk sudut 120 satu sama lain, serta tidak
terbentuknya arus netral. Sedangkan sistem 3 fasa dikatakan tidak seimbang jika
ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120 satu sama lain, ketiga
vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120 satu sama lain, dan ketiga
vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120 satu sama lain. Hali ini
dapat dilihat melalui diagram fasor berikut :

Gambar 1.3 Diagram Fasor Tegangan

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 4


3. Hubungan Y-

Ada 2 macam hubungan dalam koneksi 3 penghantar yaitu Y dan .

Karakteristik dari rangkaian Y adalah sebagai berikut :

Gambar 1.4 Hubungan Y

Pada rangkaian star ujung-ujung R, S, T dihubungkan menjadi titik netral.

Syarat agar seimbang :

Beban harus sama


Jika nilai polar dijumlahkan maka akan menghasilkan IN=0 (Imasuk = Ikeluar)

Jika beban tidak seimbang :

Maka IN0 dan akan meenghasilkan vektor arus IN


Arus IN akan semakin bertambah karena beban yang tidak seimbang, dan
akan menghasilkan panas dan bahkan panas yang berlebihan dapat
menyebabkan kerusakan pada alat.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 5


Karakteristik dari rangkaian delta adalah :

Gambar 1.5 Hubungan

Pada rangkaian delta pangkal-pangkal R, S, T dihubungkan. Tidak ada titik


netral.

Syarat agar seimbang :

Beban harus sama

Jika beban tidak seimbang :

Karena tidak adanya IN maka beban yang tidak seimbang akan


menghasilkan vektor 3 fasa yang tidak seimbang. Hal ini akan
menghasilkan panas dan bahkan panas yang berlebihan dapat
menyebabkan kerusakan pada motor.

Untuk mencapai system 3 fasa yang seimbang, maka beban pada


penghantar R, S, T harus seimbang sehingga menghasilkan besar arus yang sama.
Jika besar arus pada penghantar R, S, T bernilai sama, saat dijumlahkan akan
menghasilkan IN=0 sehingga system 3 fasa tersebut dinyatakan seimbang. Hal ini
dapat dilihat melalui contoh perhitungan berikut :

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 6


Contoh 1 Beban Seimbang Pada Rangkaian Y (Star)

Diketahui :

Tegangan antar saluran

VAN = 98,0 -90 V

VBN = 98,0 30 V

VCN = 98,0 150 V

Ditanya : IN ?

Jawab :

VAN 98,0 90 V
IA = = = 4,90 60 A
Z 20 30

VBN 98,0 30 V
IB = = = 4,90 60 A
Z 20 30

VCN 98,0 150 V


IC = = = 4,90 180 A
Z 20 30

IN = IA + IB + IC

IN = (4,90 60 A) + (4,90 60 A) + (4,90 180 A) = 8,8817 0 A

Jadi IN = 8,8817 0 A yang berarti, jika digambarkan secara diagram fasor arus
ini tidak memiliki arah atau tidak terbentuk arus karena memiliki sudut 0.
Sehingga jika beban bernilai seimbang akan menghasilkan arus yang sama pada

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 7


tiap penghantar, dan jika arus tiap penghantar dijumlahkan akan menghasilkan IN
= 0 dan system 3 fasa tersebut dikatakan seimbang.

Contoh 2 Beban Seimbang Pada Rangkaian (Delta)

Diketahui :

Tegangan antar saluran

VAN = 169,7 120 V

VBN = 169,7 0 V

VCN = 169,7 240 V

Ditanya : IN ?

Jawab :

VAN 169,7 120 V


IAB = = = 33,9 75 A
Z 5 45

VBN 169,7 0 V
IBC = = = 33,9 45 A
Z 5 45

VCN 169,7 240 V


ICA = = = 33,9 195 A
Z 5 45

IA = IAB + IAC = (33,9 75) (33,9 45) = 58,745A

IB = IBC + IBA = (33,9 45) (33,9 75) = 58,7 75A

IC = ICA + ICB = (33,9 195) (33,9 45) = 58,7165A

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 8


IN = IA + IB + IC

IN = (58,745 A) + (58,7 75 A) + (58,7165 A) = 154,28 0 A

Jadi IN = 154,28 0 A yang berarti, jika digambarkan secara diagram fasor arus
ini tidak memiliki arah atau tidak terbentuk arus karena memiliki sudut 0.
Sehingga jika beban bernilai seimbang akan menghasilkan arus yang sama pada
tiap penghantar, dan jika arus tiap penghantar dijumlahkan akan menghasilkan IN
= 0 dan system 3 fasa tersebut dikatakan seimbang.

Contoh 3 Beban Tidak Seimbang Pada Rangkaian Y (Star)

Diketahui :

Tegangan antar saluran

VAN = 86,6 -90 V

VBN = 86,6 30 V

VCN = 86,6 150 V

Ditanya : IN ?

Jawab :

VAN 86,6 90 V
IA = = = 14,43 90 A
Z 6 0

VBN 86,6 30 V
IB = = = 14,43 0 A
Z 6 30

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 9


VCN 86,6 150 V
IC = = = 17,32 105 A
Z 5 45

IN = IA + IB + IC

IN = (14,43 90 A) + (14,43 0 A) + (17,32 105 A)


= 10,209 13,01 A

Jadi IN = 10,209 13,01 A yang berarti, jika digambarkan secara diagram fasor
arus ini memiliki arah atau terbentuk arus karena memiliki sudut 0. Sehingga jika
beban bernilai tidak seimbang akan menghasilkan arus yang tidak sama pada tiap
penghantar, dan jika arus tiap penghantar dijumlahkan akan menghasilkan IN 0
dan sistem 3 fasa tersebut dikatakan tidak seimbang.

Contoh 4 Beban Tidak Seimbang Pada Rangkaian (Delta)

Diketahui :

Tegangan antar saluran

VAN = 339,4 120 V

VBN = 339,4 0 V

VCN = 339,4 240 V

Ditanya : IN ?

Jawab :

VAN 339,4 120 V


IAB = = = 33,94 120 A
Z 10 0

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 10


VBN 33,94 0 V
IBC = = = 33,9 30 A
Z 10 30

VCN 33,94 240 V


ICA = = = 22,63 270 A
Z 15 30

IA = IAB + IAC = (33,94 120) (22,63 270) = 54,72 108,1A

IB = IBC + IBA = (33,94 30) (33,94 120) = 65,56 45A

IC = ICA + ICB = (22,63 270) (33,94 30) = 22,93 169,1A

IN = IA + IB + IC

IN = (54,72 108,1A) + (65,56 45A) + (22,93 169,1A)


= 6,967 10,90 A

Jadi IN = 6,967 10,90 A yang berarti, jika digambarkan secara diagram fasor
arus ini memiliki arah atau terbentuk arus karena memiliki sudut 0. Sehingga jika
beban bernilai tidak seimbang akan menghasilkan arus yang tidak sama pada tiap
penghantar, dan jika arus tiap penghantar dijumlahkan akan menghasilkan IN 0
dan sistem 3 fasa tersebut dikatakan tidak seimbang.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 11


4. Daya Pada Sistem 3 Fasa
1. Daya seimbang
Jumlah daya yang diberikan oleh suatu generator 3 fase atau daya yang
diserap oleh beban 3 fase, diperoleh dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap
fase. Pada sistem yang seimbang, daya total tersebut sama dengan tiga kali daya
fase, karena daya pada tiap-tiap fasenya sama.

Gambar 1.6 Hubungan Rangkaian Y-


Jika sudut antara arus dan tegangan adalah sebesar , maka besarnya daya perfasa
adalah
Pfase= Vfase.Ifase.cos
sedangkan besarnya total daya adalah penjumlahan dari besarnya daya tiap fase,
dan dapat dituliskan dengan,
PT = 3.Vf.If.cos
Pada hubungan bintang, karena besarnya tegangan saluran adalah 1,73Vfase
maka tegangan perfasanya menjadi Vline/1,73, dengan nilai arus saluran sama
dengan arus fase, IL = If, maka daya total (PTotal) pada rangkaian hubung
bintang (Y) adalah:
PT = 3.VL/1,73.IL.cos = 1,73.VL.IL.cos
Dan pada hubung segitiga, dengan besaran tegangan line yang sama dengan
tegangan fasanya, VL= Vfasa, dan besaran arusnya Iline= 1,73Ifase, sehingga arus
perfasanya menjadi IL/1,73, maka daya total (Ptotal) pada rangkaian segitiga
adalah:
PT = 3.IL/1,73.VL.cos = 1,73.VL.IL.cos

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 12


Dari persamaan total daya pada kedua jenis hubungan terlihat bahwa besarnya
daya pada kedua jenis hubungan adalah sama, yang membedakan hanya pada
tegangan kerja dan arus yang mengalirinya saja, dan berlaku pada kondisi beban
yang seimbang. Sifat terpenting dari pembebanan yang seimbang adalah jumlah
phasor dari ketiga tegangan adalah sama dengan nol, begitupula dengan jumlah
phasor dari arus pada ketiga fase juga sama dengan nol
2. Daya Tidak Seimbang
Pada daya system 3 fasa tidak seimbang nilai impedansi beban dari ketiga fase
tidak sama sehingga jumlah phasor dan arus netralnya (In) tidak sama dengan nol
dan beban dikatakan tidak seimbang. Ketidakseimbangan beban ini dapat saja
terjadi karena hubung singkat atau hubung terbuka pada beban.
Dalam sistem 3 fase ada 2 jenis ketidakseimbangan, yaitu:
1. Ketidakseimbangan pada beban.
2. ketidakseimbangan pada sumber listrik (sumber daya).
Pada saat terjadi gangguan, saluran netral pada hubungan bintang akan
teraliri arus listrik. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase dapat diketahui
dengan indikasi naiknya arus pada salah satu fase dengan tidak wajar, arus pada
tiap fase mempunyai perbedaan yang cukup signifikan, hal ini dapat menyebabkan
kerusakan pada peralatan.
5. Transformasi Y-
Dalam rangkaian elektronik seringkali kita jumpai rangkaian yang rumit
sehingga kita harus menyederhanakan rangkaian tersebut agar
perhitungannya jauh lebih mudah.

Gambar 4 transformasi dari star ke delta

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 13


Berikut cara mencari resistor pengganti untuk transformasi dari rangkaian star
ke delta.

Dari transformasi delta ke star didapat :

Kemuadian kalikan tiap tiap R pada rangkaian star;

Kemudian jumlahkan ketiga persamaan tersebut;

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 14


Sehingga diperoleh;

6. Aplikasi Listrik 3 Fasa

kWh meter adalah alat untuk menghitung pemakaian energi listrik para
konsumen PLN. Ada dua jenis KWH meter yang ada saat ini, yakni jenis prabayar
atau pulsa, dan yang kedua adalah jenis pasca bayar yang biasa disebut dengan
KWH meter konvensional. Supply dari PLN kemudian dihubungkan ke MCCB
(MCB utama). MCB Merupakan kependekan dari Miniature Circuit Breaker
(bahasa inggris), biasanya MCB digunakan oleh pihak PLN untuk membatasi arus

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 15


serta pengaman instalasi listrik. MCB berfungsi sebagai pengaman hubungan
singkat/korselet serta mempunyai fungsi pengaman beban lebih,MCB otomatis
akan memutuskan arus bila arus yang melewatinya melebihi batas nominal yang
telah ditentukanpada MCB tersebut, nominal arus MCB adalah 1A, 2A, 4A, 6A,
10A, 16A, 20A dan lain sebagainya.Nominal MCB ditentukan dari besarnya arus
yang bisa MCB hantarkan ,satuan dari arus adalah Ampere. MCCB disini
berfungsi sebagai pengaman dari hubungan arus pendek dan beban berlebih pada
ketiga fasa. Dari MCCB arus kemudian dialirkan ke MCB tiap fasa (R, S, T).
MCB tiap fasa ini berfungsi sebagai pengaman dari hubungn arus pendek dan
beban berlebih pada tiap fasa atau tiap lantai.

3 fasa yang di supply dari PLN ke pelanggan adalah sebesar 380V untuk
antar fasa dan 220V antar fasa dan groundnya. Spesifikasi Gedung dimaksudkan
untuk mengetahui spesifikasi beban yang akan dilayani dari setiap ruang yang
terdapat dalam sebuah gedung, kita dapat mengetahui pembebanan yang dilayani
dari setiap ruangan dalam sebuah gedung, sehingga dapat diketahui pula jumlah
beban (daya) yang dilayani dari sebuah gedung, yang merupakan penjumlahan
dari total beban yang dilayani dari setiap ruang dalam gedung tersebut. Spesifikasi
gedung dapat membantu dalam proses mengevaluasi instalasi listrik dari gedung
tersebut tersebut.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 16


3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 17
Perhitungan Pada Saluran R.S.T ( 1 fasa )
Didalam perencanaan instalasi listrik di Gedung ini pada saluran R,S,T
untuk 1 fasa sudah pada posisi aman, dikarenakan diperencanaan awal MCB yang
digunakan adalah MCB 1 fasa arus 20 A.

SOP Fasa R
Pagi - Sore (06.00 WIB 17.00 WIB)
1 Lampu = 1 x 12 Watt = 12 Watt
1 LCD = 1 x 180 Watt = 180 Watt
3 Charger Laptop = 3 x 10 Watt = 30 Watt
4 Charger HP = 4 x 22,5 Watt = 90 Watt

Perhitungan Fasa R
Lampu = 15 x 12 Watt = 180 Watt

Stopkontak = 11 x 250 Watt = 3300 Watt


P = 3480 Watt
S = 3480/0,8 = 4350 VA
P =V.I
4350 VA = 220 . I
I = 19,772 A

SOP Fasa S
Pagi - Sore (06.00 WIB 17.00 WIB)
1 Lampu = 1 x 12 Watt = 12 Watt
1 LCD = 1 x 180 Watt = 180 Watt
3 Charger Laptop = 3 x 10 Watt = 30 Watt
4 Charger HP = 4 x 22,5 Watt = 90 Watt

Perhitungan Fasa S
Lampu = 15 x 12 Watt = 180 Watt

Stopkontak = 11 x 250 Watt = 3300 Watt


P = 3480 Watt
S = 3480/0,8 = 4350 VA
P =V.I
4350 VA = 220 . I
I = 19,772 A

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 18


SOP Fasa T
Pagi - Sore (06.00 WIB 17.00 WIB)
1 Lampu = 1 x 12 Watt = 12 Watt
1 LCD = 1 x 180 Watt = 180 Watt
3 Charger Laptop = 3 x 10 Watt = 30 Watt
4 Charger HP = 4 x 22,5 Watt = 90 Watt

Perhitungan Fasa T
Lampu = 15 x 12 Watt = 180 Watt

Stopkontak = 11 x 250 Watt = 3300 Watt


P = 3480 Watt
S = 3480/0,8 = 4350 VA
P =V.I
4350 VA = 220 . I
I = 19,772 A

Perhitungan Untuk MCCB (MCB Utama)


Dalam penyaluran tenaga listrik dari suatu sumber ke beban pada suatu
instalasi, akan terjadi suatu perbedaan tegangan antara tegangan di sisi sumber
dan tegangan di sisi beban. Dimana tegangan pada sisi sumber lebih besar dari
pada tegangan di sisi beban. Hal ini disebabkan oleh adanya drop tegangan di
dalam sistem instalasinya. Didalam perencanan instalasi listrik gedung ini MCB
yang di gunakan di gedung ini sebesar 3 x 63A dengan beban total 13050VA.
Beban total = 4350 VA + 4350 VA + 4350 VA = 13050VA

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 19


BATAS DAYA TERSAMBUNG PELANGGAN LISTRIK PT.PLN
DAYA
PEMBATAS
NO TERPASANG
MCB/MCCB (A)
(VA)
1 250 1 X 1,2
2 450 1X2
3 900 1X4
4 1,300 1X6
5 2,200 1 X 10
6 3,500 1 X 16
7 4,400 1 X 20
8 5,500 1 X 25
9 7,700 1 X 35
10 11,000 1 X 50
11 13,900 1 X 63
12 17,000 1 X 80
13 22,000 1 X 100
14 3,900 3X6
15 6,600 3 X 10
16 10,600 3 X 16
17 13,200 3 X 20
18 16,500 3 X 25
19 23,000 3 X 35
20 33,000 3 X 50
21 41,500 3 X 63
22 53,000 3 X 80
23 66,000 3 X 100
24 82,500 3 X 125
25 105,000 3 X 160
26 131,000 3 X 200
27 147,000 3 X 225
28 164,000 3 X 250
29 197,000 3 X 300
30 233,000 3 X 335
31 279,000 3 X 425
32 329,000 3 X 500
33 414,000 3 X 630
34 526,000 3 X 800
35 630,000 3 X 1000
Bisa dilihat pada hasil perhitungan MCCB atau MCB utama bahwa gedung ini
menggunakan beban sebesar 13050 VA. Untuk mengetahui MCCB yang akan kita
gunkan, kita dapat langsung melihat pada Tabel Batas Daya Tersambung
Pelanggan PT. PLN. Kita menggunakan Tabel ini karena sesuai dengan standar
PUIL ( Peraturan Umum Instalasi Listrik ). Menurut Tabel tersebut untuk beban
13050 VA kita dapat menggunkan MCCB dengan besar arus pembatasnya yaitu
63 A. Jadi untuk posisi pembebanan gedung ini sudah aman dan tidak akan drop
tegangan jika terjadi beban puncak.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 20


Perhitungan dengan Menggunakan Transformasi Y-

Fasa R
Pada fasa R yang merupakan penghantar pada Lantai 1, diketahui beban
yang digunakan adalah sebagai berikut :
P =V.I
4350 VA = 220 . I
I = 19,772 A
Maka dari perhitungan di atas kita dapat mengetahui nilai arus yang akan
dihantarkan. Dari nilai arus tersebut kita dapat mengetahui nilai resistansi
atau tahanan sebagai berikut :
V=I.R
R = V/I
R = 220/19,772
R = 11,126
Dari perhitungan di atas didapatkan nilai tahanan/resistansi pada fasa R
yang merupakan penghantar lantai 1 sebesar 12 .

Fasa S
Pada fasa S yang merupakan penghantar pada Lantai 2, diketahui beban
yang digunakan adalah sebagai berikut :
P =V.I
4350 VA = 220 . I
I = 19,772 A
Maka dari perhitungan di atas kita dapat mengetahui nilai arus yang akan
dihantarkan. Dari nilai arus tersebut kita dapat mengetahui nilai resistansi
atau tahanan sebagai berikut :
V=I.R
R = V/I
R = 220/19,772
R = 11,126
Dari perhitungan di atas didapatkan nilai tahanan/resistansi pada fasa S
yang merupakan penghantar lantai 2 sebesar 12 .

Fasa T
Pada fasa T yang merupakan penghantar pada Lantai 3, diketahui beban
yang digunakan adalah sebagai berikut :
P =V.I
4350 VA = 220 . I
I = 19,772 A
Maka dari perhitungan di atas kita dapat mengetahui nilai arus yang akan
dihantarkan. Dari nilai arus tersebut kita dapat mengetahui nilai resistansi
atau tahanan sebagai berikut :

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 21


V=I.R
R = V/I
R = 220/19,772
R = 11,126
Dari perhitungan di atas didapatkan nilai tahanan/resistansi pada fasa T
yang merupakan penghantar lantai 3 sebesar 12 . Dengan menggunakan
nilai beban atau tahanan pada fasa R, S, T kita dapat mengetahui nilai
beban atau tahanan total dengan menggunakan transformasi Y-.

Diketahui :
Rp = 12
Rq = 12
Rr = 12

Untuk nilai Ra
Rp . Rq + Rq . Rr + Rr . Rp
Ra =
Rq
12 . 12 + 12 . 12 + 12 . 12
Ra =
12
R a = 36

Untuk nilai Rb
Rp . Rq + Rq . Rr + Rr . Rp
Rb =
Rr
12 . 12 + 12 . 12 + 12 . 12
Rb =
12
R b = 36

Untuk nilai Rc
Rp . Rq + Rq . Rr + Rr . Rp
Rc =
Rp
12 . 12 + 12 . 12 + 12 . 12
Rc =
12
R c = 36

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 22


C. Grounding dan Elektrostatis
1. Pengertian Grounding

Grounding adalah suatu jalur langsung dari arus listrik menuju bumi atau
koneksi fisik langsung ke bumi. Dipasangnya koneksi grounding pada instalasi
listrik adalah sebagai pencegahan terjadinya kontak antara makhluk hidup dengan
tegangan listrik berbahaya akibat terjadi kegagalan isolasi. Grounding atau
pertanahan adalah bagian dari Peralatan Listrik rumah.

Namun kebanyakan dari masyarakat Indonesia sudah terbiasa menyebut


pertanahan atau grounding ini dengan kata arde grounding ata arde pada instalasi
listrik berguna sebagai pencegahan teradinya kontak antara makhluk hidup dengan
tegangan listrik berguna sebagai pencegahan terjadinya kontak antara makhluk
hisup dengan tegangan listrik terjadi akibat kegagalan isolasi. Grounding dalam
rumah terpasang 2 macam, yaitu untuk instalasi listrik rumah dan instalasi
penangkal petir. Dua system grounding ini memang harus dipisahkan
pemasangannya dan berjarak paling tidak 10 meter. Koneksi grounding untuk
instalasi listrik rumah terpasang di kWh meter ke bumi.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 23


Gambar 1.11 Penanaman Ground

Komponen instalasi grounding adalah sebagai berikut :


Grounding rod, yaitu batang grounding yang ditanam di dalam tanah.
Terdiri dari pipa galvanis medium , kawat tembaga BC berdiamater 16
mm2, Dan dilengkapi dengan splitzen yang dikencangkan dengan baut.
Panjang grounding rod ini biasanya antara 1.5 m s/d 3 m.
Pipa PVC, yang digunakan sebagai selubung (konduit) dari kabel grounding
yang ditanam dalam dinding / tembok atau untuk jalur kabel penangkal
petir.
Dari kWh meter, kawat tembaga BC yang terpasang dalam pipa PVC
sebagai konduit bertemu dengan grounding rod dalam satu bak kontrol.
Untuk instalasi penangkal petir, air terminal yang terpasang harus mampu
meng-cover sampai radius 120 derajat. Dan di posisi air teminal, batang
tembaga disambung dengan kabel BC langsung menuju grounding rod.
Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-
impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik
dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic
discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient
voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 24


Karakteristik Sistem Grounding yang Efektif

1. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada data center harus
merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-
kaidah tertentu.

2. Verifikasi secara visual dapat dilakukan.

3. Sesuai dengan ukuran

4. Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat.

5. Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan, dengan


tujuan untuk meminimalkan arus listrik melalui material yang bersifat
konduktif pada potensial listrik yang sama.

2. Macam Sistem grounding


Safety Grounding

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 25


Bisa juga disebut grounding untuk keselamatan perangkat. Safety
grounding ini diaplikasikan pada jalur kelistrikan dan pada penangkal
petir. Tujuan dari pemasangan Safety Grounding, harapannya adalah untuk
meminimalisir dampak arus jahat yang dihasilkan oleh naik turunnya tegangan
dan arus listrik atau akibat gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh
petir.

RF Grounding

Sistem grounding ini digunakan kusus untuk instalasi perangkat


komunikasi radio. Tujuan RF grounding adalah untuk mengurangi dampak
pancaran radiasi gelombang radio komunikasi. RF grounding ini diterapkan pada
perangkat-perangkat HIfh Frequensi (HF) dan perangkat yang membutuhkan
power besar (sampai dengan kW). Harapan dengan pemasangan RF Grounding
pada sistem komunikasi High Frequensi adalah dapat mengurangi dampak radiasi
dari gelombang radio komunikasi.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 26


3. Fungsi Grounding
Tujuan keselamatan

Grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi


atau tanah saat terjadi tegangan listrik yang timbul akibat kegagalan isolasi dari
system kelistrikan atau peralatan listrik.
Contohnya, bila suatu saat kita menggunakan setrika listrik dan terjadi tegangan
yang bocor dari elemen pemanas di dalam setrika tersebut, maka tegangan yang
bocor tersebut akan mengalir langsung ke bumi melalui penghantar grounding.
Dan kita sebagai pengguna akan aman dari bahaya kesetrum. Perlu diingat,
peristiwa kesetrum terjadi bila ada arus listrik yang mengalir dalam tubuh kita.
Dalam instalasi penangkal petir
Sistem grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik yang besar
langsung ke bumi. Dalam prakteknya, pemasangan grounding untuk instalasi
penangkal petir dan instalasi listrik rumah harus dipisahkan.
Pada pesawat terbang
Saat beroperasi tentu tidak memiliki koneksi fisik yang langsung ke bumi.
Karena itu pada pesawat udara, terdapat suatu konduktor besar yang berfungsi
sama seperti grounding, sebagai jalur kembali dari berbagai arus listrik. Selain itu
pesawat udara memiliki static discharge system yang dipasang pada ujung-ujung
sayap, yang gunanya membuang kembali ke udara muatan listrik yang timbul
akibat gesekan dengan angkasa saat terbang, sehingga pesawat aman dari
sambaran petir.

4. Cara Pemasangan Instalasi Grounding

Kabel grounding secara umum terkoneksi di kWh meter PLN. Pada saat
pemasangan kWh meter, petugas PLN yang melakukan pemasangan instalasi
grounding dan juga menyambung kabel grounding di dalam kWh meter tersebut.
Dalam hal ini petugas PLN akan memastikan grounding terpasang dengan benar.
Karena kWh meter adalah milik PLN dan disegel. Sistem grounding yang
terpasang ada dua macam yaitu untuk instalasi listrik rumah dan instalasi
penangkal petir. Dua system grounding ini harus dipisahkan pemasangannya dan

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 27


berjarak paling tidak 10 m. Tingkat kehandalan sebuah grounding ada di nilai
konduktivitas logam terhadap tanah yang berhubungan secara langsung atau
logam tertanam. Semakin konduktif tanah terhadap benda logam, maka semakin
baik.
Grounding diukur nilainya dengan OHM. Alat pengukurnya menggunakan
Earth Ground Tester. Nilai standar mengacu pada Persyaratan Umum Instalasi
Listrik atau PUIL 2000 (peraturan yang sesuai dan berlaku hingga saat ini)
yaitu kurang dari atau sama dengan 5 (lima) ohm. Dijelaskan bahwa nilai sebesar
5 ohm merupakan nilai maksimal atau batas tertinggi dari hasil resistan
pembumian (grounding) yang masih bisa ditoleransi. Nilai yang berada pada
range 0 ohm 5 ohm adalah nilai aman dari suatu instalasi pembumian /
grounding. Nilai tersebut berlaku untuk seluruh sistem dan instalasi yang terdapat
pembumian (grounding) di dalamnya.
Untuk membuat instalasi pembumian (grounding) dengan nilai resistan
pembumian yang sesuai peraturan, bisa dilakukan dengan beberapa teknik.
Beberapa teknik pendekatan di antaranya yaitu : memparalel, menambah
kedalaman atau memperbesar luas penampang hataran. Dengan melakukan salah
satu atau ketiga tehnik tersebut, sehingga dapat memperoleh hasil yang
diharapkan. Terdapat banyak cara untuk mendapatkan hasil nilai resistan
pembumian (grounding) yang standar, tetapi diharapkan melakukan cara yang
sesuai (legal) dan tidak mengandung unsur non legal yang dapat merugikan untuk
kedepannya.

Harus anda ketahui dahulu bahwa pembumian yang baik atau yang benar-
benar efektif mempunyai nilai dibawah 1 Ohm, namun itu semua bisa dicapai
dengan kondisi tanah yang agak lembab. Kalau tanah ini kering atau gersang atau
bahkan berpasir, maka akan berbeda lagi nilainya. Itulah mengapa kita sering
menjumpai sistem pentanahan yang digali sangat dalam, hal itu untuk mencari
kondisi tanah yang baik dan mencari nilai grounding dibawah 1 ohm.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 28


Aspek-aspek yang Mempengaruhi Sistem Pembumian (Grounding System)

Tabel di atas hanya dapat digunakan sebagai pedoman karena tanah memiliki
lapisan dan jarang yang sama (homogen). Maka dari itu, nilai tahanannya akan
sangat berbeda-beda.

Untuk mencapai nilai tahanan sebaran tersebut, tidak semua daerah bisa
terpenuhi karena ada beberapa aspek yang mempengaruhinya, yaitu:

1. Kadar air, bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan sebaran
mudah didapatkan.

2. Mineral/Garam, kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan


sebaran/resistansi karena jika tanah semakin banyak mengandung logam
maka arus petir semakin mudah menghantarkan.

3. Derajat Keasaman, semakin asam PH tanah makaarus petir semakin


mudah menghantarkan.

4. Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit
untuk mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti
ini air dan mineral akan mudah hanyut

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 29


Untuk daerah yang bertekstur pasir dan berpori (porous) akan sulit untuk
mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan
mineral akan mudah hanyut dan tanah mudah kering.

Jadi kondisi tanah yang bagus untuk grounding adalah : tanah liat
(persawahan/ladang), tanah rawa. Untuk mengkondisikan agar tanah selalu
lembab, bisa dengan menambahkan tanah humus, garam dan areng ke sekitar
elektroda yang ditanam.

5. Bentuk Bentuk Sistem Grounding

Sistem pembumian dapat dibuat dalam 4 bentuk, di antaranya:

1. Single Grounding Rod (Batang Grounding Tunggal)

Grounding system yang hanya terdiri atas satu buah titik penancapan
batang (rod) pelepas arus atau ground rod di dalam tanah dengan kedalaman
tertentu (misalnya 6 meter). Untuk daerah yang memiliki karakteristik tanah
yang konduktif, biasanya mudah untuk didapatkan tahanan sebaran tanah di
bawah 5 ohm dengan satu buah ground rod.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 30


2. Paralel Grounding Rod (multiple grounding rod)

Jika sistem single grounding rod masih mendapatkan hasil kurang baik
(nilai tahanan sebaran >5 ohm), maka perlu ditambahkan ground rod ke
dalam tanah yang jarak antar batang minimal 3 meter dan dihubungkan
dengan kabel BC/BCC. Semakin jauh jarak antar ground rod, maka akan
semakin bagus untuk fail over jika salah satu ground rod tidak berfungsi.
Penambahan ground rod dapat juga ditanam mendatar dengan kedalaman
tertentu, bisa mengelilingi bangunan membentuk cincin atau cakar ayam.
Kedua teknik ini bisa diterapkan secara bersamaan dengan acuan tahanan
sebaran/resistansi kurang dari 5 ohm setelah pengukuran dengan earth ground
tester.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 31


3. Multi Grounding System (maximal grounding)

Atau juga yang disebut dengan anyaman grounding (grounding mesh),


merupakan anyaman kawat tembaga (BC) yang saling terhubung satu dengan
yang lain.
4. Pelat Grounding (grounding plate)

Yaitu menggunakan plat tembaga yang ditanam di dalam tanah.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 32


Bila didapati kondisi tanah yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. kering atau air tanah dalam

2. kandungan logam sedikit

3. basa (berkapur)

4. pasir dan berpori (porous).

maka penggunaan 2 cara pertama akan sulit dan besar kemungkinan gagal
untuk mendapatkan resistansi kecil. Maka dari itu, teknis yang digunakan
adalah dengan cara penggantian tanah dengan tanah yang mempunyai sifat
menyimpan air atau tanah yang kandungan mineral garam dapat menghantar
listrik dengan baik. Misalnya : tanah liat, tanah humus. Lalu Ground
rod ditancapkan pada daerah titik logam dan di kisaran kabel penghubung
antar ground rod-nya. Tanah humus, tanah dari kotoran ternak, dan tanah liat
sawah cukup memenuhi standar hantar tanah yang baik.

Adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut :

1. Letak titik ground rod dibor dengan lebar kisaran 5 cm atau lebih.

2. Kemudian, diisi dengan tanah humus sampai penuh. Bisa juga ditambah
dengan arang dan garam agar tetap lembab.

3. Kemudian, diisi air.

4. Kemudian, ground rod dimasukkan.

5. Parit penghubung antar ground rod yang sudah terpasang kabel penghubung
(BC) ditimbun kembali dengan tanah humus (tanah kotoran hewan / sapi).

6. Semakin jauh jarak antar titik akan semakin bagus (> 6 meter). Jika
memungkinankan, hubungkan kabel BC antar titik membentuk jala-jala.

7. Hubungkan kabel BC antar titik dan dengan ground rod menggunakan las
kuningan / las tembaga. Anda bisa meminta bantuan tukang las untuk hal ini
(harganya memang lumayan mahal, tapi lebih bagus hasilnya dibanding
menggunakan mur besi yang bisa karatan sehingga menaikkan tahanan).

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 33


Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya dipengaruhi oleh karena
komposisinya makin padat dan umumnya juga lebih basah. Oleh karena itu, dalam
memasang batang grounding, makin dalam pemasangannya akan makin baik
hasilnya dalam arti akan didapat tahanan grounding yang makin rendah.

Ada beberapa variabel yang dapat memengaruhi performa grounding


system pada jaringan listrik. Salah satu yang menjadi acuan, yaitu NEC code
(1987, 250-83-3), mensyaratkan panjang elektroda grounding system minimum
2,5 meter (8 kaki) dihubungkan dengan tanah. Ada empat variabel yang
mempengaruhi tahanan grounding system. Adapun empat variabel tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Panjang/Kedalaman Elektroda
Satu cara yang sangat efektif untuk menurunkan tahanan tanah adalah
memperdalam elektroda. Tanah tidak tetap tahanannya dan tidak dapat
diprediksi. Maka dari itu, ketika memasang elektroda, elektroda berada di
bawah garis beku (frosting line). Ini dilakukan sehingga tahanan tanah tidak
akan dipengaruhi oleh pembekuan tanah di sekitarnya. Secara
umum, menggandakan panjang elektroda bisa mengurangi tingkat tahanan
40%.
Ada kejadian-kejadian di mana secara fisik tidak mungkin dilakukan
pendalaman batang elektroda di daerah-daerah yang terdiri atas batu, granit,
dan sebagainya. Dalam keadaan demikian, metode alternatif yang dapat
digunakan adalah grounding cement.
Jika tahanan pada masing-masing ground rod belum mencapai kurang dari
5 ohm, maka harus ditambah panjangnya hingga mencapai air. Anda bisa
menggunakan jasa pengeboran untuk proses ini, karena kadang butuh
kedalaman 12 meter untuk mencapai air di bawah tanah.
Harga ground rod yang terbuat dari batang tembaga full cukup mahal,
sekitar 800 ribu untuk 6 meter. Untuk menghemat, Anda bisa menggunakan
pipa besi galvanis dengan panjang 6 18 meter (1-3 pipa), lalu dililit dengan
kabel BC sepanjang minimal 60 cm. Semakin panjang lilitannya, akan
semakin bagus kontaknya dengan tanah, sehingga semakin bagus pula
tahanannya.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 34


2. Diameter Elektroda
Menambah diameter elektroda berpengaruh sangat kecil dalam
menurunkan tahanan. Misalnya, bila diameter elektroda digandakan, maka
tahanan grounding system hanya menurun sebesar 10%. Jadi mendingan
memperpanjang elektroda.
3. Jumlah Elektroda
Cara lain menurunkan tahanan tanah adalah dengan menggunakan banyak
elektroda. Dalam desain ini, lebih dari satu elektroda yang dimasukkan ke
dalam tanah dan dihubungkan secara paralel untuk mendapatkan tahanan
yang lebih rendah. Agar penambahan elektroda efektif, jarak batang
tambahan setidaknya harus sama dalamnya dengan batang yang ditanam.
Tanpa pengaturan jarak elektroda yang tepat, bidang pengaruhnya akan
berpotongan dan tahanan tidak akan menurun. Untuk membantu dalam
memasang batang grounding system yang akan memenuhi kebutuhan tahanan
tertentu, maka dapat menggunakan tabel tahanan grounding system di bawah
ini.
4. Desain

Grounding system sederhana terdiri atas satu elektroda yang dimasukkan


ke dalam tanah. Penggunaan satu elektroda adalah hal yang umum dilakukan

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 35


dalam pembuatan grounding system dan bisa ditemukan di luar rumah atau
tempat usaha perorangan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Ada pula grounding system kompleks terdiri atas banyak batang
pentanahan yang terhubung, jaringan bertautan atau kisi-kisi, plat tanah, dan
loop tanah. Sistem-sistem ini dipasang secara khusus di substasiun
pembangkit listrik, kantor pusat, dan tempat-tempat menara seluler. Jaringan
kompleks meningkatkan secara dramatis jumlah kontak dengan tanah
sekitarnya dan menurunkan tahanan tanah.

Alat dan Material Bantu dalam Sistem Pembumian (Grounding System)

1. Alat Ukur Resistansi / Earth Ground Tester

Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui hasil dari resistans atau
tahanan grounding system pada sebuah instalasi penangkal petir yang telah
terpasang. Alat ukur ini digital, sehingga hasil yang ditunjukan memiliki
tingkat akurasi yang cukup tinggi. Diketahui bahwa pihak Dinas Tenaga
Kerja (disnaker) juga menggunakan alat ini untuk mengukur resistansi,
sehingga pengukuran oleh pihak kontraktor sama dengan hasil pengukuran
pihak disnaker.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 36


2. Bus Bar Grounding (Terminal)

Alat ini digunakan sebagai titik temu antara kabel penyalur petir dengan
kabel grounding. Biasanya terbuat dari plat tembaga atau logam yang
berfungsi sebagai konduktor, sehingga kualitas dan fungsi instalasi penangkal
petir yang terpasang dapat terjamin. Pilih Copper Bar yang tebal, jangan yang
tipis).

Jadi dengan menggunakan Bus Bar atau Copper Bar, Anda bisa membuat
common grounding system. maksudnya adalah Anda tidak perlu membuat
grounding untuk masing-masing peralatan, tapi Anda bisa menggunakan 1
grounding untuk semua peralatan. Misal kabel down penangkal petir, kabel
BC dari grounding, kabel ground dari listrik PLN, kabel ground dari
pemancar, kabel ground dari arrester LAN, kabel ground dari kabel kabel
antena dll. Istilah lainnya untuk hal ini disebut dengan bonding
(ikatan/mempersatukan). Bonding ke grounding system yang
sama telah digunakan secara luas untuk memastikan bahwa semua konduktor
(orang, permukaan dan peralatan) berada pada potensial listrik yang sama.
Ketika semua konduktor berada pada potensial yang sama, maka tidak akan
terjadi loncatan arus listrik.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 37


3. Copper Butter Connector

Alat ini digunakan untuk menyambung antar kabel atau kabel dengan Bus
bar grounding. Biasanya kabel yang disambung pada instalasi penangkal petir
adalah kabel grounding system, karena kabel penyalur pada penangkal petir
tidak boleh terputus atau tidak boleh ada sambungan. Setelah kabel
tersambung oleh alat ini tentunya harus diperkuat dengan isolasi sehingga
daya rekat dan kualitas sambungannya dapat terjaga dengan baik.
Penyambungan kabel instalasi penyalur petir konvensional umumnya
menggunakan alat ini, karena pada penangkal petir konvensional jalur kabel
terbuka hanya dilindungi oleh tingkah laku (conduct) dari PVC.

4. Ground Rod Drilling Head

Alat ini berfungsi untuk membantu mempercepat


pembuatan grounding suatu instalasi penangkal petir, yaitu dengan cara
memasang di bagian bawah copper rod atau ground rod yang akan
dimasukkan ke dalam tanah, sehingga copper rod atau ground rod tersebut
ketika didorong ke dalam tanah akan cepat masuk karena bagian ujung alat

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 38


ini runcing. Selain itu, alat ini juga dapat menghindari kerusakan copper
rod ketika dipukul ke dalam tanah.

5. Ground Rod Drive Head

Alat ini dipasang di bagian atas copper rod atau ground rod dan
berfungsi untuk menghindari kerusakan copper rod atau ground rod bagian
atas yang akan dimasukkan ke dalam tanah. Hal tersebut karena:
pada saat copper rod didorong ke dalam tanah dengan cara dipukul, alat
pemukul tersebut tidak mengenai copper rod, akan tetapi mengenai alat ini.

6. Ground Rod Coupler

Alat ini digunakan ketika kita akan menyambung beberapa segmen copper
rod atau ground rod yang dimasukkan ke dalam tanah, sehingga copper
rod atau ground rod yang masuk ke dalam tanah akan lebih panjang.
Misalnya, ketika kita akan membuat grounding penangkal petir sedalam 12
meter dengan menggunakan copper rod, maka alat ini sangat diperlukan
karena copper rod yang umumnya ada dipasaran paling panjang hanya 4
meter.

7. Bentonit

Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit


dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Dalam
aplikasi grounding system, bentonit digunakan untuk membantu menurunkan
nilai resistansi atau tahanan tanah. Bentonit digunakan saat
pembuatan grounding (jika sudah tidak ada cara lain untuk menurunkan nilai
resistansi). Pada umumnya, para kontraktor cenderung memilih menggunakan
cara pararel grounding rod atau multi grounding system untuk menurunkan
resistansi.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 39


6. Koneksi Grounding Sampai di Peralatan Listrik

Satu hal yang tidak boleh kita abaikan adalah koneksi grounding harus
dipastikan tidak terputus sampai ke peralatan listrik yang kita gunakan sehari-hari.
Dari MCB Box atau kWh meter, kabel grounding yang berwarna hijau-kuning ini
bersama dengan kabel phase dan netral akan melewati seluruh instalasi listrik
rumah dan akhirnya terkoneksi di stop kontak.

Gambar 1.14 Koneksi Grounding Melalui Sambungan T

Sebaiknya gunakan, stop kontak, sambungan T, dan colokan ( Steker ) listrik


yang mempunyai fasilitas koneksi grounding terpasang. Untuk peralatan listrik
dengan kapasitas cukup besar atau sering kita gunakan/sentuh sehari-hari seperti
TV, Rice-cooker, setrika listrik, kabel rol, mesin air, kulkas, dll, sebaiknya
menggunakan colokan listrik dengan fasilitas grounding ini.

Pengertian Elektrostatis

Gaya elektrostatis adalah gaya yang timbul pada dua benda yang memiliki
muatan listrik statik. Jika muatannya sama atau sejenis maka akan saling menolak
sementara jika muatannya berlawanan jenis maka akan saling menarik.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 40


Elektrostatik berarti elektro (listrik) dan statis/statik (diam), jadi elektro
statik adalah muatan listrik yang diam. Dapat secara tiba-tiba bergerak atau terjadi
loncatan bila didekati oleh suatu unsur penghantar listrik seperti logam atau kabel
listrik. Loncatan ini terkadang dapat menimbulkan percikan api bila muatannya
besar. Contoh paling mudah adalah petir. Muatan listrik adalah muatan yang
membuatnya mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki
muatan listrik

Cara Memperoleh Muatan Listrik


Bila sebuah benda logam bermuatan positif disentuhkan dengan benda logam
lain yang tidak bermuatan (netral), maka elektron-elektron bebas dalam logam
yang netral akan ditarik menuju logam yang bermuatan positif tersebut
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar di bawah ini. Karena sekarang logam
kedua tersebut kehilangan beberapa elektronnya, maka logam ini akan bermuatan

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 41


positif. Proses demikian disebut memuati dengan cara konduksi atau dengan cara
kontak, dan kedua benda tersebut akhirnya memiliki muatan dengan tanda yang
sama.

Gambar Batang logam netral memperoleh muatan ketika disentuh dengan benda
logam lain yang bermuatan.

Bila benda yang bermuatan positip didekatkan pada batang logam yang
netral, tetapi tidak disentuhkan, maka elektron-elektron batang logam tidak
meninggalkan batang, namun elektron-elektron tersebut bergerak dalam logam
menuju benda yang bermuatan, dan meninggalkan muatan positif pada ujung yang
berlawanan, seperti diperlihatkan pada Gambar dibawah ini.

Gambar Memberi muatan dengan jalan induksi

Muatan tersebut dikatakan telah diinduksikan pada kedua ujung batang


logam. Proses demikian disebut memuati dengan cara induksi. Tentu saja tidak
ada muatan yang dihasilkan dalam batang; muatan hanya dipisahkan. Jumlah
muatan pada batang logam masih sama dengan nol. Meskipun demikian, jika
dipotong menjadi dua bagian, kita akan memiliki dua benda yang bermuatan, satu
bermuatan positif dan yang lain bermuatan negatif.

Cara lain untuk menginduksi muatan pada benda logam adalah dengan jalan
menghubungkan logam tersebut menuju ground melalui kawat konduktor
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar dibawah ini (berarti ground).

Selanjutnya benda dikatakan di ground-kan atau dibumikan. Karena


bumi sangat besar dan dapat menyalurkan elektron, maka bumi dengan mudah
dapat menerima ataupun memberi elektron-elektron; karena itu dapat bertindak

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 42


sebagai penampung (reservoir) untuk muatan. Jika suatu benda bermuatan
negatif didekatkan ke sebuah logam, maka elektron-elektron bebas dalam
logam akan menolak dan beberapa electron akan bergerak

menuju bumi melalui kabel.

Induksi muatan pada suatu benda yang dihubungkan ke bumi. Ini


menyebabkan logam bermuatan positif. Jika sekarang kabel dipotong, maka
logam akan memiliki muatan induksi positif

Manfaat dan Bahaya Elektrostatis

1. Manfaat elektrostatis
Mesin Fotokopi

Mesin fotokopi menggunakan daya tarik muatan listrik berbeda. Suatu


pola muatan positif pada pelat tadi, mencitrakan bidang hitam yang akan
digandakan, menarik partikel bermuatan negatif dari bubuk hitam halus yang
disebut toner, toner tersebut jadi bermuatan negatif karena berhubungan dengan
butir-butir gelas kecil di baki pengembang. Pola toner dipindahkan ke atas secarik
kertas kosong dan dipanggang di atasnya.

Tabung drum adalah silinder dari bahan aluminium yang dilapisi dengan
selenium yang sangat sensitif terhadap cahaya.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 43


Cara kerja mesin fotokopi yaitu berdasarkan konsep listrik statis dan optik.
Di dalam mesin ini terdapat logam selenium (merupakan konduktor foto),
yang menghantarkan arus listrik saat terkena cahaya dan merupakan isolator
listrik saat dalam kegelapan.

Prinsip kerja mesin fotokopi adalah sebagai berikut.

Cahaya yang sangat terang yang berasal dari lampu expose yang
menyinari dokumen yang sudah diletakkan di atas kaca dengan posisi terbalik
ke bawah pada kaca, gambar pada dokumen kemudian akan dipantulkan
melalui lensa, kemudian lensa akan mengarahkan gambar tersebut kea rah
tabung drum.

Printer Laser

Ketika drum yang bermuatan positif berputar, laser bersinar melintasi


permukaan yang tidak bermuatan. Laser akan menggambar pada kertas yang
bermuatan negatif. Setelah melewati drum yang berputar kertas akan melewati
fuser. Pada bagian fuser ini kertas akan mengalami pemanasan, hal ini yang
menyebabkan kertas terasa panas pada saat keluar dari printer. Printer laser lebih
cepat, lebih akurat, dan lebih ekonomis.

Generator Van de Graff


Muatan listrik yang diperoleh melalui cara menggosok.Untuk memperoleh muatan
listrik yang sangat besar digunakan generator Van de Graff. Gesekan antara pita
karet dan roda pemutar menyebabkan pita karet bermuatan listrik. Muatan listrik

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 44


ini ditampung pada bola logam.Distribusi muatan listrik ini terdapat pada
permukaan luar bola yang berongga.

Penggumpal Asap
Alat ini membersihkan partikel-partikel abu hasil pembakaran gas, sehingga
mengurangi pencemaran udara. Alat penggumpal asap ini terdiri dari kawat dan
pelat logam, kawat dibuat bermuatan negatif, partikel abu ketika melewati kawat
akan bermuatan negatif. Pelat logam dibuat bermuatan positif sehingga akan
menarik partikel abu yang bermuatan negatif. Gumpalan-gumpalan partikel abu
itu kemudian jatuh ke dasar cerbong sehingga mudah dibersihkan. Teknik
penggumpal asap ini sering digunakan dalam pabrik baja, pabrik semen, dan
industri kimia yang banyak mengeluarkan asap.

Cat Semprot
Butiran cat dari aerosol menjadi bermuatan ketika bergesekan dengan mulut pipa
semprot dan udara. Bila benda yang dicat diberi muatan berlawanan, maka butiran
cat akan tertarik ke badan benda. Metode ini sangat efektif, efisien, dan murah.

2. Bahaya elektrostatis
Petir

Petir disebabkan awan yang kelebihan elektron berada di atas atap sebuah
gedung, maka gedung terinduksi menjadi bermuatan positif. Loncatan elektron
terjadi dari awan ke atap gedung karena adanya gaya tarik-menarik antara
keduanya. Peristiwa ini menyebabkan gedung disambar petir.Untuk menghindari
sambaran petir, atap gedung dilengkapi dengan penangkal petir.Penangkal petir
melindungi gedung dengan cara sebagai berikut :

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 45


Loncatan elektron dari awan mengalir melalui penangkal petir dan masuk
ke dalam tanah. Jika molekul-molekul udara bermuatan listrik positif berkumpul
di sekitar ujung runcing penangkal petir mengalir ke luar, maka muatan listrik
induksi pada atap berkurang dan sebagian muatan negatif pada awan menjadi
netral sehingga kemungkinan sambaran petir diperkecil.

Percikan Api

Putaran pada saat mobil truk berjalan menghasilkan muatan negatif yang
diperoleh dari gesekan ban dengan jalan. Bagian dalam logam yang berdekatan
dengan ban menjadi bermuatan positif dengan cara induksi. Hal ini dapat
menimbulkan percikan api. Untuk menghindari peristiwa tersebut, truk
pengangkut bensin atau bahan yang mudah terbakar lainnya dilengkapi dengan
sepotong logam di bagian belakang mobil menyentuh tanah. Logam ini
menghantarkan elektron dari tanah untuk menetralisir muatan positif yang ada di
badan logam mobil sebelum terjadi percikan api.

Bahaya Listrik Statis di Pesawat

Listrik statis pesawat dibuang ke semua ujung dari struktur badan pesawat
yaitu di atap sayap dan ekor bentuknya seperti penangkal petir berbentuk logam
mencuat dan memanjang instrument pesawat sudah diproteksi sedemikian rupa
tetapi bisa juga terjadi walaupun hanya berupa visual. Visual ini terlihat jika
pesawat berada di ketinggian 30000 feet ke atas dan altimeter set ke 29.92Hg,
partikel bebas dan ion2 di udara akan terkena gesekan body pesawat dan radiasi
elektromagnetik dari sinyal HP akan meningkatkan sekian persen radiasi didalam
pesawat, dimana sinyal HP akan dianggap sebagai radiasi dan diserap oleh
struktur body dan dibuang ke setiap ujung badan pesawat, hal ini bisa
mengakibatkan ujung-ujung pembuangan elektrostatis berpendar dan menyala
sepeti kilat kecil. Hal ini memang tidak berbahaya, namun jika frekuensi HP sama

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 46


dengan pesawat hal ini dapat menyebabkan mesin pesawat mati.

Bahaya Listrik Statis di Rel Kereta Api


Roda KA dari baja berjenis ferritic, mempunyai medan magnet yang sangat kuat.
Medan magnet inilah yang dapat mengakibatkan mesin kendaraan mati di tengah
rel kereta api. Biasanya kendaraan yang mudah mati adalah kendaraan berbahan
bakar bensin karena endaraan berbahan bakar bensin masih menggunakan platina
dan CDI. Jika terkena medan magnet, maka pengapiannya akan terpengaruh
sehingga mesin bisa mati. Sedangkan solar berbeda. Selain accunya di atas 12 volt
juga tidak menggunakan platina.
Bahaya Listrik Statis di SPBU
Terjadi 29 kebakaran dimana kendaraan dimasuki kembali dan nozzle disentuh
saat pengisian bahan bakar dari berbagai jenis merek dan model. Untuk
menghindari hal ini jangan sekali-kali masuk kembali kedalam kendaraan anda
saat pengisian bensin sedang berlangsung. Jika anda memang terpaksa harus
masuk kembali kedalam kendaraan anda saat bensin dipompa, pastikan anda
keluar, menutup pintu sambil menyentuh logam, sebelum anda menarik nozzle
keluar. Dengan cara ini listrik statis dari tubuh anda akan dibuang sebelum anda
menarik keluar nozzle.

1. Penangkal Petir

Gambar 1.15 Petir

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 47


Gesekan Antar Awan

Pada awalnya awan bergerak mengikuti arah mata angina, selama proses
bergeraknya awan ini maka saling bergesekan satu dengan lainnya, dari proses ini
terlahir electron-electron bebas bermuatan negative yang memenuhi permukaan
awan. Proses ini bias digambarkan secara sederhana pada sebuah penggaris plastic
yang digosokkan pada rambut maka penggaris ini akan mampu menarik potongan
kertas. Pada saat awan ini terkumpul di sebuah kawasan, saat inilah petir
dimungkinkan terjadi karena electron-electron bebas ini saling menguatkan satu
dengan lainnya. Sehingga memiliki cukup beda potensial untuk menyambar
permukaan bumi

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 48


Gambar 1.16 Penangkal Petir

Penangkal petir merupakan sebuah alat penangkal petir yang dipakai


sebagai jalan bagi petir menuju ke permukaan bumi (earthing / ground), dengan
alat penangkal petir ini, diharapkan petir tidak merusak benda-benda yang
dilewatinya.

Gambar 1.17 Batang Penangkal Petir

Batang penangkal petir konvensional adalah batang tembaga penangkal


petir konvensional yang ujungnya runcing. Batang penangkal petir konvensional
ini dibuat runcing karena muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan
lepas pada ujung logam yang runcing penangkal petir konvensional itu. Sehingga
dapat memperlancar proses tarik menarik dengan muatan listrik yang ada di awan.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 49


Batang runcing penangkal petir konvensional ini dipasang pada bagian puncak
suatu bangunan / gedung.

Gambar 1.18 Kabel Konduktor

Kabel konduktor/ kabel bc penangkal petir terbuat dari jalinan kawat


tembaga. Diameter jalinan kabel konduktor sekitar 1 cm hingga 2 cm . Kabel
konduktor / kabel bc penangkal petir berfungsi meneruskan aliran muatan listrik
dari batang penangkal petir bermuatan listrik ke tanah atau bumi. Kabel konduktor
/ kabel bc penangkal petir tersebut dipasang pada dinding di bagian luar bangunan
sebagai alat proteksi penangkal petir.

Gambar 1.19 Grounding Penangkal Petir


Tempat pembumian (grounding) penangkal petir berfungsi mengalirkan
semua muatan listrik dari kabel konduktor (kabel bc) ke batang pembumian
(ground rod) yang tertanam di tanah. Batang pembumian sebaiknya terbuat dari
bahan tembaga murni, dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 3 m

2. Prinsip Perlindungan Penangkal Petir


Menangkap Petir

Dengan cara menyediakan system penerimaan (Air Terminal Unit) yang


dapat dengan cepat menyambut sambaran arus petir, dalam hal ini mampu untuk
lebih cepat dari sekelilingnya dan memproteksi secara tepat dengan

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 50


memperhitungkan besaran petir. Terminal Petir Flash Vectron mampu
memberikan solusi sebagai alat penerima sambaran petir karena desainnya
dirancang untuk digunakan khusus di daerah tropis.

Menyalurkan Arus Petir

Sambaran petir yang telah mengenai terminal penangkal petir sebagai alat
penerima sambaran akan membawa arus yang sangat tinggi, maka dari itu harus
dengan cepat disalurkan ke bumi (grounding) melalui kabel penyalur sesuai
standart sehingga tidak terjadi loncatan listrik yang dapat membahayakan struktur
bangunan atau membahayakan perangkat yang ada di dalam sebuah bangunan.

Menampung Petir

Dengan cara membuat grounding system dengan resistansi atau tahanan


tanah kurang dari 5 Ohm. Hal ini agar arus petir dapat sepenuhnya diserap oleh
tanah tanpa terjadinya step potensial. Bahkan dilapangan saat ini umumnya
resistansi atau tahanan tanah untuk instalasi penangkal petir harus dibawah 3
Ohm.

Proteksi Grounding System

Selain memperhatikan resistansi atau tahanan tanah, material yang


digunakan untuk pembuatan grounding juga harus diperhatikan, jangan sampai
mudah korosi atau karat, terlebih lagi jika didaerah dengan dengan laut. Untuk
menghindari terjadinya loncatan arus petir yang ditimbulakn adanya beda
potensial tegangan maka setiap titik grounding harus dilindungi dengan cara
integrasi atau bonding system.

Proteksi Petir Jalur Power Listrik

Proteksi terhadap jalur dari power muntak diperlukan untuk mencegah


terjadinya induksi yang dapat merusah peralatan listrik dan elektronik.

Proteksi Petir Jalur PABX

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 51


Melindungi seluruh jaringan telepon dan signal termasuk pesawat
faxsimile dan jaringan data

Proteksi Petir Jalur Elektronik

Melindungi seluruh perangkat elektronik seperti CCTV, mesin dll dengan


memasang surge arrester elektronik

3. Kebutuhan Bangunan Terhadap Instalasi Petir

Jenis Bangunan yang perlu diberi penangkal petir dikelompokan menjadi :


Bangunan tinggi seperti gedung bertingkat, menara dan cerobong pabrik.
Bangunan penyimpanan bahan mudah meledak atau terbakar, misalnya
pabrik amunisi, gudang bahan kimia.
Bangunan untuk kepentingan umum seperti gedung sekolah, stasiun,
bandara dan sebagainya.
Bangunan yang mempunyai fungsi khusus dan nilai estetika misalnya
museum, gedung arsip negara.
4. Grounding Elektrostatis pada Pesawat

Setiap pesawat terbang yang bergerak di udara akan mengalami gesekan


dengan udara, debu, air hujan atau salju. Akibatnya pada badan pesawat (fuselage)

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 52


dan bagian-bagian lain seperti sayap (wing), ekor (emperage) akan terkumpul
muatan elektrostatis.

Potensial pada bagian-bagian besarnya bisa tidak sama jika masing-masing


bagian terisolasi akan terjadi loncatan listrik yang dikenal dengan istilah spark
(bunnga api) dansering mengakibatkan gangguan komunikasi radio (radio
interference/noise). Untuk menanggulangi spark komponen-komponen pesawat
diberi bonding, yaitu memberi metal atau kawat bertahanan rendah antara bagian-
bagian pesawat.

Bagian-bagian yang perlu diberi bonding :

Ailerons
Flaps, dengan bagian badan dan sayap
Rudder

Alat-alat elektronika :

Kabel yang dialiri arus AC, dapat menimbulkan / terjadi muatan


elektrostatis. Supaya tidak mengganggu perlu diberi shielding. Pada pesawat jet
pembuangan gas panas dengan kecepatan tinggi menimbulkan elektrostatis pada
tailpipe.

Untuk menetralkan muatan-muatan elektrostatis pada pesawat dinetralkan ke


udara dengan cara ke bagian runcing. Pembuangan muatan dengan cara ini disebut
corona discharge dan keluar dengan frekuensi tinggi dapat dilihat diwaktu
malam dengan warna kemerahan. Corona discharge dpaat mengakibatkan
gangguan radio (komunikasi). Penanggulangannya dibagian yang runcing
dipasang static discharge wick, yaitu menyalurkan elektristatis melalui wool
bercampur metal. Static discharge wick dipasang pada :

Wing tip kiri, kanan


Aileron paling luar

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 53


Vertical stabilizer
Ujung elevator control surface

1.20 Gambar Penyalur Muatan

Pada pesawat modern (jenis jet), static discharge yang dipakai Nul Field
Discharge

1.21 Gambar Penyalur Muatan

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 54


5. Penangkal Petir pada Pesawat

Benda yang terbang di udara akan menimbulkan muatan listrik statis yang
diakibatkan karena gesekan antara benda tersebut dengan udara atau awan , atau
hampir sama kejadiannya dengan terjadinya petir begitu pula dengan pesawat
terbang badan pesawat akan bermuatan listrik static saat mengudara saat peristiwa
gesekan badan pesawat dengan udara, mungkin dahulu pesawat kerap sekali
tersambar petir tetapi pada jaman sekarang sambaran petir yang mengenai
pesawat sudah tidak membahayakan lagi sebab pesawat sudah dilengkapi dengan
sistem static discharge atau penangkal petir pesawat.

Pada saat pesawat terbang diangkasa bergesekan dengan udara dan awan
akan timbul muatan listrik statis diseluruh badan pesawat , karena terdapat static
discharger pada beberapa tempat di badan pesawat maka akan segera membuang
listrik ke udara tanpa harus menggunakan sistem grounding penangkal petir pada
umumnya .

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 55


Sama halnya bila pesawat tersambar petir aliran listrik dari petir tersebut
akan segera di lepas kembali ke udara , Bahan material dari Static Discharge
walau berbentuk kecil tetapi mampu dilalui oleh arus listrik yang besar sebab
memakai bahan material yang sangat keras . Sehingga sangat kecil kemungkinan
pesawat rusak di sistem instrument nya akibat tersambar petir.

Bentuk dari batang Static Discharge pada pesawat sangat simple dan
sederhana , karena hanya berupa potongan logam yang dibungkus plastik yang
jika dilihat secara visual seperti Paku dan ditempatkan pada ujung sayap, ekor dan
hidung pesawat dan hanya berjumlah kurang lebih antara 12 atau 16.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 56


Ketika ada sambaran petir yang mengenai pesawat maka muatan listrik
tersebut akan dialirkan menuju permukaan kawat yang lebih runcing yang berada
di sayap maupun di ekor pesawat , dengan begitu muatan listrik tidak akan masuk
kedalam ruang pesawat itu atau merusak peralatan instrumen elektroniknya dan
apabila ada kejadian pesawat tersambar petir berarti alat atau static discharge
/penangkal petir yang terpasang tidak bekerja dengan baik tapi itupun jarang
sekali terjadi. Dengan adanya batang Static Discharger sebuah pesawat terbang
yang sedang mengudara akan aman dari semua efek petir , baik efek Static badan
pesawat dengan awan, ataupun efek dari sambaran petir yang mengenainya.

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 57


D. Lampiran

3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 58


3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 59
3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 60
3 FASA SEIMBANG DAN GROUNDING ELEKTROSTATIS 61

Anda mungkin juga menyukai