Anda di halaman 1dari 16

Rangkaian Listrik III

RANGKAIAN TIGA FASA SEIMBANG

Hampir semua listrik yang digunakan oleh industry, dibangkitkan,


ditransmisikan, dan didistribusikan dalam system tiga fasa. System tiga fasa ini
memiliki besar yang sama (untuk tegangan atau urus) tetapi mempunyai perbedaan
sudut sebesar 120 antar fasanya. Sumbu ini juga disebut dengan sumbu yang
seimbang.

System tiga fasa sering juga disebut dengan system fasa banyak. Adapun yang
dimaksud dengan sumber bolak balik (ac) fase banyak (polyphase) adalah sumber
bolak balik yang bekerja pada amplitudo dan frekuensi yang sama akan tetapi
berbeda phasa (misalnya pada sistem dua fase), sedangkan sumber tiga fase adalah
suatu sumber terdiri dari tiga sumber yang ditempatkan pada satu poros, dimana
frekuensi setiap sumber sama akan tetapi memiliki beda fase satu sama lainnya
sebesar 120°.

Gambar 1. Sistem Tiga Fase Empat Kawat

Ada beberapa hal, yang perlu diperhatikan dari sistem tiga fase ini,
diantaranya :

1. Kebanyakan pembangkit tenaga listrik dibangkitkan dengan tiga fase pada


frekuensi 50 Hz (ω = 314.rad/det) atau 60.Hz (ω = 377 rad/det). Seandainya pada
suatu saat yang diperlukan hanya satu dua fase, maka ini dapat diambil dari
sistem tiga fase tersebut.
2. Adapun daya sesaat (instantaneous power) konstan/tidak mengandung pulsasi.

Suparman BP / D41107113
Rangkaian Listrik III

3. Untuk daya yang sama, maka sistem tiga fase lebih ekonomis daripada sistem
satu fase, hal ini disebabkan jumlah konduktor yang diperlukan lebih sedikit
pada system tiga fase.
4. Daya yang dibangkitkan lebih besar.

A. Sumber tiga fase yang seimbang


Generator/altenator tiga phasa dapat dibayangkan sebagai berikut :

Gambar 2 Generator Tiga Fase

Generator ini terdiri dari dua bagian, dimana rotor merupakan bagian magnet
yang berputar dan disekeliling rotor ini ditempatkan kumparan yang diam
disebut stator, dimana kumparan ini dengan terminal a-a’; b-b’ dan c-c’ yang
ditempatkan satu dengan lainnya berbeda 120°, dengan demikian akan terjadi
tiga buah bentuk gelombang tegangan sebagai berikut.

Gambar 3 Tegangan yang dibangkitkan generator tiga fase berbeda fase 120°
satu dengan lainnya
B. Sumber tegangan tiga fase seimbang hubungan “Y”

Suparman BP / D41107113
Rangkaian Listrik III

Sistem 4 kawat
Sumber ini sering juga dikatakan sumber tegangan hubungan bintang yang
dilambangkan seperti Gambar 4 dibawah ini.

Gambar 4. Sumber tegangan tiga fase dengan hubungan Y empat kawat

Pada hubungan ini generator memiliki dua besaran tegangan, tegangan antara
kawat fase dengan kawat netral yang disebut dengan tegangan fase VP.
disebut tegangan fase Vp.
Van tegangan antara kawat c – n
Vbn tegangan antara kawat b –n disebut tegangan fase V p
Vcn tegangan antara kawat a – n

dan tegangan antara kawat fase dengan kawat fase yang disebut dengan
tegangan fasefase/line. VL.
Vab tegangan antara kawat a – b
Vbc tegangan antara kawat b – c disebut tegangan fase VL
Vca tegangan antara kawat c – a

Sistem 3 kawat
Sumber ini hanya memiliki kawat fase dan tidak memiliki kawat netral, sehingga
sumber ini hanya memiliki tegangan fase-fase (VL).
Maka dengan demikian dapat dikatakan yang dimaksud dengan sumber
tegangan tiga fase seimbang adalah : Magnitud ketiga tegangan sama akan
tetapi berbeda fase satu sama lainnya sebesar 120°.
Kalau digambarkan diagram fasor-nya :

Suparman BP / D41107113
Rangkaian Listrik III

Gambar 5 Urutan fase abc

dimana secara matematik dapat dinyatakan dengan :


V an=V p ∠0 °
V bn=V p ∠−120°
V cn =V p ∠−240 °=V p ∠ 120 ° (1)

Sedangkan VP merupakan tegangan fase (efektif/rsm). Adapun susunan


tegangan phasor ini dikenal sebagai urutan abc atau urutan positif, dimana Van
mendahului Vbn dengan sudut 120° dan V bn mendahului Vcn dengan sudut 120°,
urutan terjadi bilamana generator pada Gambar 1 arah putaranya berlawanan
arah dengan putaran jarum jam.
Kemungkinan lain dari susunan tegangan fasor ini adalah :

Gambar 6 Urutan fase acb


disini terlihat :

Suparman BP / D41107113
Rangkaian Listrik III

V an=V p ∠0 °
V cn =V p ∠−120 °
V bn=V p ∠−240° =V p ∠120 ° ° (2)

dimana Van mendalui Vcn dengan sudut 120° dan Vcn mendahului Vbn dengan
sudut 120°, urutan ini disebut sebagai urutan abc atau urutan negatif, hal ini
terjadi bilamana generator pada Gambar 8.5 berputar searah putaran jarum
jam.
Pada sistem sumber tiga fase yang seimbang ini berlaku :
V an +V bn +V cn=0 (3)
¿ V an∨¿∨V bn∨¿∨V cn∨¿ (4)

untuk lebih jelasnya ambil Persamaan (1) :


V an +V bn +V cn=V p ∠ 0 ° +V p ∠−120 ° +V p ∠ 120°
atau :
V a n +V bn +V cn =Vp ( 1 – 0,5+ j 0,866 – 0,5 – j0,866 )=0
Dan demikian pula dengan Persamaan (2) :
V an +V bn +V cn=V p ∠ 0 ° +V p ∠ 120° +V p ∠−120°
atau :
V an +V bn +V cn=Vp ( 1 – 0,5+ j 0,866 – 0,5 – j0,866 )=0
Adapun yang dimaksud dengan urutan fase adalah urutan dari harga maksimum
yang dicapai oleh setiap gelombang tegangan tersebut, misalnya dikatakan
urutan abc ini berarti bahwa harga maksimum gelombang a lebih dahulu
tercapai baru diikuti oleh harga maksimum gelombang b dan gelombang c dan
demikian pula halnya dengan urutan abc. Sistem urutan ini penting dalam
pendistribusian tegangan tiga phasa, karena urutan ini menentukan arah
putaran dari motor-motor listrik tiga phasa, karena urutan ini menentukan arah
putaran dari motor-motor listrik tiga phasa yang dihubungkan ke sumber
tegangan tersebut.
Tegangan line pada terminal beban dalam hubungannya dengan tegangan-
tegangan fase diperoleh dengan menerapkan hokum Kirchhoff tentang
tegangan adalah :
V ab=V an+V nb=V an−V bn=V p [ 1∠0 °−1∠−120 ° ] =√ 3 V p ∠ 30 °
V bc =V bn +V nc =V an−V cn =V p [ 1 ∠−120° −1∠−240 ° ] =√ 3 V p ∠−90 °

Suparman BP / D41107113
Rangkaian Listrik III

V ca =V cn +V na=V cn−V an=V p [ 1 ∠−240 °−1 ∠0 ° ] =√ 3 V p ∠ 150 ° (5)

Jika nilai efektif dari tegangan line dinyatakan sebagai V L, maka beban tiga fasa
hubungan Y dapat dinyatakan sebagai berikut :
V L= √3 V p ∠ 30° (6)
Arus-arusnya dapat pula dinyatakan sebagai berikut:
V an
I a= =|I p|∠−θ
Zp
V
I b= bn =|I p|∠−120 °−θ
Zp
V cn
I c= =|I p|∠−240−θ (7)
Zp
Dimana :  = sudut fasa impedansi.
Dalam hubungan Y arus line juga arus fase sehingga : I L =I p (8)

C. Sumber tegangan tiga fase seimbang hubungan delta


Sumber ini sering juga disebut dengan sumber hubungan bintang yang
dilambangkan seperti Gambar 7 dibawah ini.

Gambar 7 Sumber tiga fase hubungan delta (Δ)

Pada hubungan delta ini yang ada hanyalah tegangan line, dimana tegangan line
sama dengan tegangan fasa.
V L=V P (9)

Hubungan arus-arus pada beban yang terhubung delta dinyatakan sebagai


berikut:
I ab=I p ∠0 °
I bc=I p ∠−120 °

Suparman BP / D41107113
Rangkaian Listrik III

I ca=I p ∠−240 ° (10)


Dimana :
I p=magnituda arus fase

Hubungan antara arus fase dan arus line dapat diperoleh dengan hokum
Kirchhoff tentang arus sebagai berikut:
I a=I ab−I ca=I p [ 1 ∠ 0 °−1 ∠−240° ]= √3 I p ∠−30 °
I b=I bc + I ab=I p [ 1 ∠−120 ° −1∠ 0 ° ] =√ 3 I p ∠−150°
I c =I ca + I bc =I p [ 1 ∠−240° −1∠−120 ° ] =√ 3 I p ∠90 ° (11)

Jika nilai efektif dari arus line dinyatakan sebagai I L, maka arus line dapat
dituliskan :
I L =√ 3 I P ∠−30 ° (12)

D. Transformasi Delta- Way

Bentuk rangkaian pada umumnya dapat dengan mudah disederhanakan


menjadi satu impedansi atau admitansi, namun adapula rangkaian yang tidak
tampak sebagai hubungan seri atau parallel (Hubung Delta). Untuk hubungan
yang terakhir ini dapat disederhanakan secara langsung menjadi satu impedansi

Suparman BP / D41107113
Rangkaian Listrik III

atau admitansi dan bentuk rangkaiannya bisa disebut dengan rangkaian tiga
ujung. Pada rangkaian ini terdapat tiga cabang. Rangkaian tiga ujung dalam
bentuknya yang sederhana tampil sebagai rangkaian hubung bintang (Y) atau T
dan rangkaian hubung delta seperti pada gambar diatas.
Suatu rangkaian hubung delta dikatakan setara dengan rangkaian hubung
bintang, dan demikian pula sebaliknya, bila tegangan antar ujung-ujung dan arus
dari setiap ujung yang sealamat pada kedua rangkaian sama. Terhadap ujung-
ujung rangkaian dapat diganti dengan rangkaian setaranya tanpa mempengaruhi
tegangan dan arus pada setiap ujung-ujung tersebut.
Untuk rangkaian hubung , arus fasa Ia diperoleh:
V ab V ac V ab +V ac
I a= + = (13)
Z∆ Z∆ Z∆

Dimana V ab= √ 3 V an ∠30 ° dan V ac =√ 3 V an ∠30 °


V ab +V ac =√ 3 V an ∠ 30 ° + √ 3V an ∠ 30 °=3 V an (14)

Subtitusi persamaan (14) ke persamaan (13)


3 V an
I a=
Z∆
Z∆
V an= ∙ I a
3

Untuk rangkaian hubungan Y diperoleh:

V an=Z y ∙ I a

Dari kedua persamaan terakhir diperoleh :

1
ZY = Z ∆ atau Z ∆=3 ZY (15)
3

E. Daya Pada Sistem Tiga Fasa Seimbang


Adapun daya sesaat yang diserap oleh suatu beban misalkan beban dengan
hubungan Y dimana tegangan fasa pada beban ini dinyatakan dengan :

V an= √2 V p cos ( ωt )

Suparman BP / D41107113
Rangkaian Listrik III

V bn= √2 V p cos ( ωt−120 ° ) (16)


V cn =√ 2V p cos ( ωt +120 ° )
I a=√ 2 I p cos ( ωt +θ )
I b=√ 2 I p cos ( ωt +θ−120° ) (17)
I c =√ 2 I p cos ( ωt +θ+120 ° )
V p , I p =magnituda tegangan dan arus fasa efektif

Daya total 3 fasa adalah:


P3 ∅ =V an I a +V bn I b +V cn I c (18)

Subtitusi persamaan (16, dan 17) kle persamaan (18), maka diperoleh:
P3 ∅ =2V p I p cos ( ωt ) cos ( ωt+θ ) +2V p I p cos ( ωt−120 ° ) cos ( ωt+ θ−120 ° ) +2 V p I p cos ( ωt +120 ° ) cos ( ω
P3 ∅ =2V p I p ¿

1
dalam trigonometri :cos A cos B= [ cos ( A + B ) +cos( A−B)]]
2
1 1
2 [
P3 ∅ =2V p I p [ cos ( ωt + ( ωt +θ ) ) +cos ( ωt−( ωt +θ ) ) ] + [ cos ( ωt −120° + ( ωt +θ−120 ° ) )+ cos ( ωt −120
2
1
P3 ∅ =2V p I p [ cos ( 2 ωt +θ ) +cos (θ )+ cos ( 2 ωt+ θ−240 ° ) +cos ( θ )+ cos ( 2 ωt+θ+ 240° ) +cos ( θ ) ]
2

P3 ∅ =V p I p [ cos ( 2 ωt+ θ ) +3 cos ( θ ) +cos ( 2 ωt +θ−240° ) ]+cos ( 2ωt +θ+ 240° )

Misalkan α =2 ωt +θ, maka:


P3 ∅ =V p I p [ cos ( α )+ 3cos ( θ ) +cos ( α −240 ° ) +cos ( α +240 ° ) ]

Mengingat :
cos ( A−B )=cos A cos B+ sin A sin B
cos ( A+ B ) =cos A cos B−sin A sin B

Maka:
P3 ∅ =V p I p [ cos ( α )+ 3cos ( θ ) +cos ( α ) cos ( 240° ) +sin ( α ) sin (240 ° ) +cos ( α ) cos ( 240 ° )−sin ( α ) sin ( 240 ° ) ]

atau
P3 ∅ =V p I p [ cos ( α )+ 3cos ( θ ) +2 cos ( α ) cos ( 240 ° ) ]

Maka:
P3 ∅ =3 V p I p cos ( θ )

Suparman BP / D41107113
Rangkaian Listrik III

maka terlihat bahwa harga sesaat dari daya pada sistem fasa tidak berubah
terhadap waktu seperti daya sesaat per fasa-nya dan ini juga berlaku untuk
beban dengan hubungan Δ.
Oleh karena total daya sesaat pada sistem tiga fasa bukan merupakan fungsi
waktu, maka daya rata-rata per fasa PP untuk beban Y ataupun Δ adalah p/3,
atau :
P p=V p I p cos ( θ ) (19)
Sehingga :
Daya reaktif : Q p=V p I p sin ( θ )
Daya semu : S p=V p I p
Sedangkan daya komplek per-fasa :
S=P p+ jQ p=V p ∙ I p¿ (20)
Dimana Vp dan Ip adalah tegangan dan arus per-fasa dengan magnitude Vp dan Ip.
Daya total rata-rata pada sistem tiga fasa adalah jumlah daya rata-rata per-fasa,
sehinggadengan demikian dapat dituliskan.
P=P a+ P b+ P c =3 P p=3 V p I p cos ( θ ) (21)
Pada beban hubungan Y arus line (I L) sama dengan arus fasa (IP) akan tetapi
VL 1
tegangan Line V L= √ 3 V p atau: V p= = √ 3 V L sehingga persamaan (21)
√3 3
menjadi :
1
( )
P=3 √ 3V L I L cos θ
3
P= √3 V L I L cos ( θ ) (22)
Demikian pula halnya dengan :
Q= √ 3 V L I L sin θ (23)
S= √ 3 V L I L (24)
Pada beban hubungan Δ tegangan line (VL) sama dengan tegangan fasa (Vp) akan
IL 1
tetapi pada beban Δ ini I L =√ 3 I p atau I p= = √ 3 I L sehingga persamaan (21)
√3 3
menjadi :

P=3 V L ( 13 √3 I ) cos θ
L

P= √3 V L I L cos ( θ ) (25)

Suparman BP / D41107113
Rangkaian Listrik III

maka dengan demikian untuk rumus daya pada beban Y dan Δ seimbang adalah
sama.
Adapun total daya komplek pada sistem tiga fasa seimbang adalah :
¿ 2 3 V p2
S=3 S p=3 V p I p =3 I p Z p= (26)
Z p¿
dalam hal ini Z p =Z p ∠θ merupakan impedansi beban per-fasa (Y ataupun Δ)
yang seimbang dan secara umum Persamaan (25) dapat dituliskan dengan
bentuk :
S=P+ jQ=√ 3V L I L cos (θ ) (27)
Perlu diingat bahwa Vp; Ip; VL dan IL berupa harga rms dan θ adalah sudut
impedansi dari beban atau sudut antara tegangan fasa dengan arus fasa.

F. Contoh Soal

1. Hitunglah arus line pada system dibawah ini.

Jawab :

Sistem diatas adalah sistem hubungan Y-Y seimbang tiga kawat (tanpa kawat netral)
dan untuk menghitung arus-arus line (Ia; Ib ; dan Ic) dapat dihitung dengan
engambil rangkaian ekivalen satu fase misalnya fase a; Dalam rangkaian ini dapat
dihitung :

Suparman BP / D41107113
Rangkaian Listrik III

ZY =Z aA + Z YA =( 5− j 2 )+ (10+ j 8 )=( 15+ 6 )=16,155 ∠21,80 ° 

sehingga arus line a :

V an 110 ∠ 0°
I a= = =6,81∠−21,8 A
Z Y 16,155 ∠ 21,80 °

dari tegangan-tegangan fase terlihat bahwa urutan sistem ini adalah urutan abc,
sehingga arus line b :

I b=I a ∠−120 °=( 6,81 ∠−21,80° ) ( 1∠−120 ° )=6,81 ∠−141,80° A

atau dapat juga dicari dengan :

V bn 110 ∠−120 °
I b= = =6,81∠−141,80° A
Z Y 16,155 ∠ 21,80 °

Selanjutnya arus line c :

V cn 110 ∠−240°
I c= = =6,81∠−261,80 °=6,81 ∠ 98,20 ° A
Z Y 16,155 ∠21,80 °

2. Sebuah sumber tegangan hubungan Y urutan abc yang seimbang dengan Van =
10010° volt dihubungkan ke beban Δ seimbang dengan impedansi per fase
adalah : ZΔ = (8 +j4)Ω. Hitunglah arus-arus fase dan line!
Jawab :
ZΔ = 8 + j4 = 8,944 26,57° Ω
Bilamana tegangan fase : Van = 100 10° volt, maka tegangan-tegangan line :
V ab=( V an ) √ 3 ∠30 °=100 √ 3 ∠10 ° +30 °=100 √ 3∠ 40° =V AB
Atau :
V AB=173,1 ∠40 ° volt
Maka:
Arus-arus fase:
V 173,2 ∠40 °
I AB= AB = =19,36 ∠ 13,43 ° A
Z ∆ 8,944 ∠26,57 °

I BC =I AB ∠−120 °=( 19,36 ∠13,43 ° )( 1 ∠−120 ° )=19,36 ∠−106,57 ° A

Suparman BP / D41107113
Rangkaian Listrik III

I CA =I AB ∠ 120 °=( 19,36 ∠13,43° ) ( 1∠ 120 ° )=19,36 ∠ 133,43 ° A

Arus-arus line:

I a=I AB √3 ∠−30° =√ 3 ( 19,36 ∠13,43 ° )( 1 ∠−30° ) =√3 ( 19,36 ∠−16,57 ° ) A

Atau:

I a=33,53 ∠−16,57° A

I b=I a ∠−120 °=( 33,53 ∠−16,57 ° )( 1 ∠−120 ° )=33,53 ∠−136,57 ° A

I c =I a ∠ 120 °=( 33,53 ∠−16,57° ) ( 1∠ 120 ° )=33,53 ∠103,43 ° A

3. Pada rangkaian dibawah ini carilah total daya aktif, reaktif dan daya komplek pada
sumber; pada beban dan juga pada saluran (ambil urutan abc)

Jawab :
Diambil satu fasa (misalnya fasa a) maka :
V an=110 ∠ 0° =V P
Dan :
V an 110 ∠ 0°
I a= = =6,81∠−21,8 °=I p
Z Y 16,155 ∠ 21,80 °
Sehingga daya komplek dari sumber :
Ss =−3 V p I p¿ =−3 ( 110 ∠0 ° )( 6,81 ∠ 21,8 ° )=−2247,3 ∠21,8 °
Atau:
Ss =−2247,3 ∠21,8° =−( 2087,3+ j 834,5 ) VA
Sehingga :

Suparman BP / D41107113
Rangkaian Listrik III

Daya aktif/nyata dan daya reaktif dari sumber :


Ps = - 2087, 3 watt
Qs = - 834,5.VAR
Catatan : tanda negatif pada Ss hanyalah menandakan sumber sebagai pemberi
daya.
Impedansi beban per-fasa
Zp = (10 +j8) = 12,838,66° Ω
Dimana arus beban per-fasa : Ia = 6,81-21,8°A = Ip
Sehingga daya komplek pada beban :
Sload = 3|Ip|2Zp
atau :
Sbeban = 3|6,81|2(12,81 36,66°) = 1782,23  38,66° VA
atau :
Sbeban = (1391,68 + j1113,35)VA
maka :
Daya aktif/nyata yang diserap oleh beban :
Sload = 3|Ip|2Zp
atau :
Sbeban = 3|6,81|2(12,81c36,66°) = 1782,2338,66°VA
Atau:
Sbeban = (1391,68 + j1113,35)VA
maka :
Daya aktif/nyata yang diserap oleh beban :
Pbeban = 1391,68 watt
Daya reaktif yang diserap oleh beban :
Qbeban = 1113,35.VA
Adapun impedansi kawat yang menghubungkan sumber dengan beban
ZL = (5 – j2) = 5,38  21,8° Ω
Sehingga daya komplek yang diserap oleh kawat penghubung tersebut :
SK = 3|Ip|2ZL = 3(6,81)2(5,385 21,8°) = 749,2  21,8°VA
atau :
SK = (695,62 – j278,22)VA
maka :
Daya aktif/nyata yang diserap oleh kawat penghubung :
Pk = 695,62 watt

Suparman BP / D41107113
Rangkaian Listrik III

Daya reaktif yang diserap kawat :


Qk = - 278,22 VAR

4. Selesaikan soal berikut:

VL = 207,85 V
ZL= 2 + j4 Ω
ZY = 30 + j40 Ω (seimbang)
Z= 60 – j45 Ω (seimbang)

Carilah :

a. Arus, daya aktif, reaktif, yang diperoleh dari supply


b. Tegangan line pada terminal beban
c. Arus per fasa pada setiap beban
d. Daya total yang diserap oleh setiap beban dan daya total yang diserap oleh
saluran

Jawab :

Suparman BP / D41107113
Rangkaian Listrik III

Gambar rangkaian ekivalen 1 fasa


207,85 0 °
a. V 1= =120 ∠ 0 ° volt
√3
Z1 =30+ j 40 Ω=50∠53 ° Ω
1
Z2 = ( 60− j 45 Ω )=20− j 15=25 ∠−37 Ω
3
Ztotal =[ ( 20− j15 ) /¿ ( 30+ j 40 ) ] +2− j 4=22− j 4 +2+ j 4=24 Ω

120∠ 0 °
I= =5 ∠ 0 ° Amp
24

S3 φ =3 V 1 I ¿ =3 x 120 ∠ 0 ° x 5 ∠ 0 °=1800VA =1800 W

b. V 2=…?
V 1=I ( 2+ j 4 )+V 2 V 2=120 ∠0 °−( 2+ j 4 ) ( 5 ∠0 ° )=111,803∠−10 °
V 2 line =√ 3∙ V 2 ∠ 30° =√ 3 ∙ ( 111,803∠−10 ° ) ∠ 30 °=193,648 ∠20 ° volt

V 2 193,648 ∠ 20°
c. I 1= = =2,236 ∠−63 ° Amp
Z1 50 ∠53°
V 193,648 ∠ 20°
I 2= 2 = =4,472∠ 27 ° Amp
Z2 25 ∠−37
Arus fasa dalam hubungan  adalah Iab :
I2 4,472∠ 27 °
I ab= = =2,582 ∠57 ° Amp
√3 ∠−30 ° √ 3 ∠−30 °
d. Daya 3 yang diserap oleh beban :
S1=3 V 2 I 1¿ =3 ( 111,803∠−10 ° )( 2,236 ∠63 ° )=749,975 ∠53° VA =451,346+ j598,956
S2=3 V 2 I 2¿ =3 ( 111,803∠−10 ° )( 4,472∠−27 ° )=1499,949 ∠−37° VA =1197,913− j 903,692
Daya 3 yang diserap oleh saluran :
2
S L=3|I | Z =3 (5 )2 ( 2+ j 4 )=15000+ j300 VAR

Suparman BP / D41107113

Anda mungkin juga menyukai