Anda di halaman 1dari 9

PERKULIAHAN KE-3

AST 1 (Kelas A)
Wellem Fridz Galla

RANGKAIAN TIGA PHASA SEIMBANG


(Bagian Pertama)

A. PENDAHULUAN

Sistem tenaga listrik dalam operasinya untuk memenuhi kebutuhan beban


secara terus menerus maka dalam sistem harus selalu tersedia daya yang
memadai. Daya listrik di suplai dari generator yang ada di pusat pembangkit,
dalam jumlah yang besar bisanya merupakan generator tiga phasa. Umunnya
generator-generator itu mencatu beban-bban tiga phasa seimbang, artinya
beban tersebut mempunyai impedansi yang identik untuk ketiga phasanya.
Walaupun ada beban yang satu phasa, misalnya beban penerangan, motor-
motor berdaya kecil yang umumnya satu phasa, tetapi sistem instalasi dan
distribusi tenaga listriknya dirancang sedemikian hingga semua phasa
terbebani secara seimbang.
Sistem tenaga tiga phasa akan membentuk rangkaian tiga phasa baik yang
seimbang maupun tidak seimbang dalam model hubung Y dan hubung .
Rangkaian tiga phasa yang seimbang akan lebih mudah dianalisis seperti pada
rangkaian satu phasa, sedangkan yang tidak seimbang dapat dianalisis dengan
komponen simetri dalam rangkaian urutan.
Dalam modul ini, anda akan mempelajari tentang rangkaian tiga phasa
seimbang pada suatu sistem tenaga, dengan cakupan pembahasan dalam
modul ini meliputi : (1) tegangan dan arus pada rangkaian tiga phasa
seimbang, (2) daya sesaat pada rangkaian tiga phasa seimbang dan (3) daya
kompleks tiga phasa. Sesuai cakupan pembahasan, maka setelah mempelajari
modul ini anda diharapkan mampu menentukan tegangan, arus dan daya pada
rangkaian tiga phasa seimbang. Berdasarkan pemahaman anda tentang

16
cakupan pembahasan, sebagai indikator setelah mempelajari modul ini, anda
diharapkan mampu :
a. menentukan tegangan dan arus pada rangkaian tiga phasa hubung Y
dan hubung .
b. menentukan daya tiga phasa pada suatu sistem tenaga

B. DAYA PADA RANGKAIAN TIGAPHASASEIMBANG

1. Tegangan dan Arus pada Rangkaian Tiga Phasa Seimbang

a. Hubung-Y Seimbang
Gambar 2.1 menunjukkan suatu hubungan-Y tiga phasa, sumber tegangan
menyuplai suatu beban seimbang hubung–Y. Pada hubungan-Y netral semua
phasa terhubung, yang dinotasikan dengan bus n dan netral beban dinotasikan
dengan bus N. Sumber tiga phasa diasumsikan ideal karena impedansi sumber
diabaikan. Impedansi saluran antara sumber dan beban juga diabaikan. Beban
tiga phasa adalah seimbang artinya impedasi beban ke tiga phasa adalah
identik.

Gambar 2.1 Sumber tiga phasa hubung-Y dan beban hubung-Y

b. Tegangan line-to-netral yang seimbang

17
Terminal bus sumber tiga phasa ditandai dengan a, b, dan c dan tegangan line
to netral sumber ditandai dengan Ean, Ebn dan Ecn, sumber tegangan
dikatakan seimbang jika sumber tegangan ini mempunyai magnitude yang
sama dengan phasa 1200 antar phasa. Sebagai contoh sumber tegangan line–
to-netral tiga phasa seimbang.

Gambar 2.2 Diagran phasor tegangan line-to-netral seimbang urutan positif


dengan Ean sebagai referensi

Ean=10∠0°
Ebn=10∠−120°=10 ∠240 °
Ecn=10∠120 °=10∠−240 ° (2.1)

Dimana magnitude tegangan line–to-netral adalah 10 volt dan Ean adalah


phasa referensi. Urutan phasa disebut urutan positif atau urutan abc jika Ean
mendahului Ebn dengan sudut 1200 dan Ebn mendahului Ecn dengan sudut
1200. Urutan phasa disebut urutan negatif atau urutan acb jika Ean mendahului
Ecn dengan sudut 1200 dan Ecn mendahului Ebn dengan sudut 1200. Tegangan
pada contoh diatas adalah tegangan urutan positif karena Ean mendahului Ebn
dengan sudut 1200.

c. Tegangan line–to-line seimbang


Tegangan Eab, Ebc dan Eca antara phasa–phasa disebut tegangan line-to-line.
Penulisan persamaan KVL untuk suatu lintasan tertutup pada bus a, b dan n
pada Gambar 2.1 adalah:

Eab = Ean – Ebn (2.2)

18
Sehingga untuk tegangan line–to–line dari contoh diatas adalah:

Eab=10∠0°−10∠−120°=10 √ 3∠30 °=15+ j 5 √3 V


Secara sama, untuk tegangan line– to–line Ebc dan Ecn adalah :

Ebc=Ebn−Ecn=10∠−120°−10 ∠120°=10 √ 3∠−90°=− j10 √ 3 V

Eca=Ecn−Ean=10∠120°−10∠0°=10 √ 3∠150°=−15+ j5 √ 3 V

Tegangan line-to-line adalah seimbang karena mempunyai magnitude yang


sama yaitu 103 Volts dan bergeser 1200 antara dua phasa lainnya. Dari
perbandingan tegangan line-to-line dan tegangan line-to-netral diatas
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada suatu sistem tiga phasa seimbang hubungan–Y dengan sumber urutan
positif, tegangan line-to-line adalah 3 kali tegangan line-to-netral dan
phasanya mendahului sebesar 300 sebagai berikut:

Eab=√ 3 Ean ∠+ 30 °
Ebc=√3 Ebn ∠+ 30°
Eca=√ 3 Ecn ∠+ 30° (2.3)

2. Digambarkan dalam diagram phasor dan segitiga tegangan sebagai


berikut:

(a) Diagram phasor (b) Segitiga tegangan

19
Gambar 2.3 Tegangan line-to-line dan line-to-netral urutan positif Pada suatu
system tiga phasa seimbang hubung-Y

Pada Gambar 2.3 (a) setiap phasa dimulai dari diagram phasor aslinya. Pada
Gambar 2.3 (b) tegangan line-to-line membentuk suatu segitiga sama sisi
dengan ditandai dengan a, b, c yang merupakan bus a, b, c pada sistem, dan n
adalah tanda untuk bus netral n. Urutan searah jarum jam menunjukkan
tegangan urutan positif, dan dapat diputar untuk referensi lainnya. Karena
tegangan line-to-line seimbang membentuk suatu segitiga tertutup maka
jumlah tegangan line-to-line (Eab + Ebc + Eca) dan juga jumlah tegangan
line-to-netral (Ean + Ebn + Ecn) adalah nol.

d. Arus pada saluran seimbang


Karena impedansi antara sumber dan netral beban pada Gambar 2.1 diabaikan,
bus n dan N sama potensialnya, EnN = 0. Berdasarkan pemisahan persamaan
KVL setiap phasa, arus pada saluran dapat ditulis sebagai berikut:

Ia = Ean / ZY
Ib = Ebn / ZY (2.4)
Ic = Ecn / ZY

Sebagai contoh, jika setiap phasa dari beban yang terhubung Y mempunyai

impedansi Z Y =2 ∠30° Ω , maka :

10∠0 °
Ia= =5 ∠−30 ° A
2∠30 °
10∠−120 °
Ib= =5 ∠−150 ° A
2∠30 °
10 ∠120°
Ic= =5 ∠90 ° A
2 ∠30°

20
Arus pada saluran juga seimbang karena mempunyai magnitude yang sama
yaitu 5 A dengan pergeseran sudut 1200 antara phasa. Arus netral In
ditentukan dengan menuliskan persamaan KCL pada bus N di Gambar 2.1

In = Ia + Ib + Ic(2.5)

Sehingga
In=5 ∠30 °+5 ∠−150°+5 ∠90 °=0

Diagram phasor untuk arus pada saluran adalah sebagai berikut:

Gambar 2.4 Diagram phasor arus saluran pada sistem tiga phasa seimbang

e. Beban hubung-∆ seimbang

Gambar 2.5 Sumber tiga phasa hubung-Y dan beban hubung-∆

Gambar 2.5 diatas menunjukkan suatu sumber hubung-Y yang mensuplai


suatu beban seimbang hubung-∆. Untuk suatu hubung-∆ seimbang, impedasi
beban Z∆ terhubung secara segitiga dengan A, B, C adalah bus beban, dan
tidak mempunyai bus netral.
Karena impedasi saluran diabaikan, tegangan line-to-line sama dengan
tegangan line- to-line beban, dan arus beban hubung-∆ IAB, IBCdan ICAadalah:

21
IAB = Eab / Z∆
IBC = Ebc / Z∆ (2.6)
ICA = Eca / Z∆

Contoh tegangan line-to-line

Eab=10 √ 3∠30°
Ebc=10 √3∠−90°
Eca=10 √ 3∠150° Volt

dan Z∆ = 5 300 , maka arus beban hubung-∆ adalah :

10 √ 3 ∠30°
I AB= =2 √3∠0 °
5 ∠30 °
10 √3 ∠−90 °
I BC = =2 √ 3∠−120 °
5 ∠30 °
10 √ 3∠150 °
ICA = =2 √ 3 ∠120°
5 ∠30° A

Untuk arus phasa dapat ditentukan dengan menulis suatu persamaan KCL
pada setiap bus pada beban hubungan ∆ sebagai berikut:

Ia=I AB −I CA=(2 √ 3 ∠0 °)−(2 √ 3 ∠120 °)=6 ∠−30 ° A


Ib=I BC −I AB =(2 √ 3∠−120 °)−(2 √3 ∠0 °)=6 ∠−150 ° A
Ic=I CA−I BC =(2 √ 3∠120 ° )−(2 √ 3∠−120 °)=6 ∠90 ° A (2.7)

Arus phasa (Ia, Ib, dan Ic) dan arus beban hubung-∆ (IAB, IBC, dan ICA) adalah
seimbang. Jumlah arus beban hubung-∆ seimbang (IAB,+IBC,+ICA) adalah nol.
Jumlah arus phasa (Ia + Ib + Ic) selalu nol untuk suatu beban terhubung ∆
(akan berbeda jika sistem tidak seimbang), karena tidak mempunyai kawat
netral.

22
Dari persamaan (2.6) dan (2.7) dapat disimpulkan bahwa untuk suatu beban
hubung-∆ seimbang yang disuplai oleh suatu sumber urutan positif seimbang
maka arus phasa ke beban adalah 3 kali arus beban hubung-∆ dan tertinggal
300, yaitu:
Ia=√ 3 I AB ∠−30°
Ib=√ 3 I BC ∠−30 °
Ic=√ 3 I CA ∠−30 °

sehingga dapat digambarkan dalam diagram phasor untuk arus phasa dan arus
beban hubung-∆ seimbang sebagai berikut:

Gambar 2.6 Diagran phasor arus phasa dan arus beban hubung-∆ seimbang

C. PENUTUP

1. Rangkuman

a. Pada suatu sistem tiga phasa seimbang hubungan–Y dengan sumber urutan
positif, tegangan line-to-line adalah 3 kali tegangan line-to-netral dan
phasanya mendahului sebesar 300 sebagai berikut:

Eab=√ 3 Ean ∠+ 30 °
Ebc=√3 Ebn ∠+ 30°
Eca=√ 3 Ecn ∠+ 30°
b. Pada suatu beban hubung-∆ seimbang yang disuplai oleh suatu sumber
urutan positif seimbang maka arus phasa/saluran ke beban adalah 3 kali
arus beban hubung-∆ dan tertinggal 300, yaitu:

23
Ia=√ 3 I AB ∠−30°
Ib=√ 3 I BC ∠−30 °
Ic=√ 3 I CA ∠−30 °

D. REFERENSI

1. William D. Stevenson, Jr. , Elements of Power System Analysis, 4th Ed,


McGraw-Hill, 1984.
2. J. Duncan Glover & Mulukutla S. Sarma, Power System Analysis and
Design, 3rd Ed, Thomson Learning, Cal, 2002.

24

Anda mungkin juga menyukai