Anda di halaman 1dari 5

Gambar 2.22 Salah satu fasa rangkaian pada Gambar 2.

13

Gambaar 2.22. Rangkaian itu merupakan setara fasa tunggal untuk rangkaian pada Gambar 2.13.
Perhitungan-perhitungan yang dilakukan untuk jalur itu dapat diperluas untuk ketiga fasa
rangkaian tersebut mengingat bahwa arus-arus dalam kedua fasanya yang lain sama besarnya
seperti arus fasa yang dihitung itu dan fasanya masing-masing terpisah 120° dan 240° . Di sini
tidak penting apakah beban setimbang itu, yang ditentukan oleh tegangan antar salurannya, daya
keseluruhan dan factor dayanya, dihubungkan secara ∆ atau Y karena bentuk ∆ selalu dapat
digantikan oleh setara Y-nya untuk keperluan perhitungan. Impedansi masing-masing fasa dalam
setara Y itu besarnya sepertiga impedansi masing-masing fasa pada ∆ yang digantikannya.

CONTOH 2.3

Tegangan kutub suatu beban yang dihubungkan secara Y yang terdiri dari tiga impedansi yang
sama besar sebesar 20/30° Ω adalah 4,4 kV antar saluran. Impedansi masing-masing saluran
yang menghubungkan beban tersebut ke suatu ril dalam sebuah gardu induk adalah ZL = 1,4/75°
Ω . Tentukan tegangan antar saluran pad aril gardu induk tersebut.

PENYELESAIAN
Besar tegangan ke netral pada beban itu adalah 4400/√ 3 = 2540 V. Jika Van, tegangan di antara
beban, dipilih sebagai acuan,
Van = 2540/0° V
dan
2540/0 °
Ian = = 127,0/-30° A
20/30 °
Tegangan saluran ke netral pada gardu induk adalah
Van + IanZL = 2540/0° + 127/-30° x 1,4/75°
= 2540/0° + 177,8/45°
= 2666 + j125,7 =2670/2,70° V
Gambar 2.23 Diagram rangkain dengan nilai-nilai untuk contoh 2.3

dan besar tegangan pada ril gardu induk itu adalah

√ 3 x 2,67 = 4,62 kV
Gambar 2.23 menunjukkan rangkaian dengan besaran-besarannya yang terlibat

2.9 DAYA DALAM RANGKAIAN FASA TIGA SETIMBANG

Daya keseluruhan yang dikirimkan oleh suatu generator fasa tiga atau yang diserap oleh suatu
beban fasa tiga dapat dengan mudah diperoleh dengan menjumlahkan daya pada masing-masing
fasanya. Dalam suatu rangkaian setimbang hal itu samadengan mengalikan daya pada salah satu
fasanya dengan 3, karena daya itu sama untuk setiap fasanya.

Jika besar tegangan-tegangagn ke netral Vp untuk suatu beban yang dihubungkan secara
Y adalah

Vp = | Van | = | Vbn | = | Vcn | (2.29)

dan jika besar arus fasanya Ip untuk suatu beban yang dihubungkan ssecara Y adalah

Ip = | Ian | = | Ibn | = | Icn | (2.30)

Daya fasa tiga keseluruhannya adalah

P = 3VpIp cos θ p (2.31)

dimana θ p adalah sudut dimana arus fasa tertinggal oleh tegangan fasanya, yaitu sudut impedansi
dalam masing-masing fasanya. Jika VL dan IL adalah besar tegangan antar saluran dan arus
salurannya,

VL
Vp = dan Ip = IL (2.32)
√3
Dan dengan memasukkannya ke Persamaan (2.31) menghasilakn
P = √ 3 VL IL cos θ P (2.33)
Var keseluruhannya adalah

Q = 3VPIP sin θ P (2.34)

Q =√ 3 VL IL sin θ P (2.35)

dan voltampere beban menjadi

| S | = √ P 2 + Q 2 = √ 3 V L IL (2.36)

Persamaan-persamaan (2.33) , (2.34) , dan (2.36) merupakan persamaan-persamaan yang


sering kali dipakai untuk menghitung P, Q, dan | S | dalam jaringan fasa tiga setimbang karena
besaran-besaran yang umumnya diketahui adalah tegangan antar saluran, arus saluran dan factor
daya, cos θ P. Dalam membicarakan system fasa tiga selalu diandaikan dalam keadaan setimbang
kecuali bila ada keterangan lain, dan istilah-istilah tegangan, arus dan daya, kecuali bila
disebutkan lain, selalu berarti tegangan antar saluran, arus saluran dan daya keseluruhan dalam
ketiga fasanya.

Jika beban itu dihubungkan secara ∆ , tegangan di antara masing-masing impedansinya adalah
tegangan antar saluran dan arus yang mengalir melalui masing-masing impedansinya itu adalah
besar arus saluran dibagi dengan √ 3, atau

IL
VP = VL dan Ip = (2.37)
√3
Daya fasa tiga keseluruhannya adalah
P = 3Vp Ip cos θ p (2.38)

dan dengan memasukkan nilai-nilai Vp dan Ip dalam Persamaan (2.37) ke persamaan di atas
memberikan.

P = √ 3 VL IL cos θp (2.39)

Yang identik dengan Persamaan (2.33). Demikian pula Persamaan (2.35) dan Persamaan (2.36)
juga berlaku tanpa memandang apakah suatu beban itu terpasang secara ∆ atau Y.
2.10 BESARAN PER SATUAN

Saluran transmisi daya bekeja pada tingkat-tingkat tegangan dimana kV merupakan satuan yang
paling memudahkan dalam menyatakan tegangan. Karena sangat besarnya daya yang dikirimkan
kilowatt atau megawatt dan kilovoltampere atau megavoltampere merupakan istilah-istilah yang
umum. Tetapi besaran-besaran itu, sebagaimana halnya dengan ampere dan ohm, sering
dinyatakan sebagai persen atau per satuan dengan suatu nilai dasar atau acuan yang ditetapkan
untuk masing-masingnya. Misalnya jika 120 kV dipilih sebagai dasar tegangan, tegangan-
tegangan 108, 120 dan 126 kV berturut-turut menjadi 0.90 , 1.00 , dan 1.05 per satuan, atau 90,
100 dan 105%. Nilai per satuan suatu besaran didefenisikan sebgai perbandingan antara besaran
tersebut dengan nilai dasarnya dan dinyatakan sebagai suatu decimal. Perbandingan itu dalam
persen adalah 100 kali nilainya dalam per satuan. Metode perhitungan itu, baik dalam persen
maupun dalam per satuan, lebih mudah daripada menggunakan ampere, ohm, dan volt yang
sebenarnya. Metoda per satuan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan metoda persen
karena hasilkali dua besaran yang dinyatakan dalam persen harus dibagi 100 untuk mendapatkan
hasilnya dalam persen.

Tegangan, arus, kilovoltampere dan impedansi mempunyai hubungan sedemikian rupa


sehingga pemilihan nilai dasar untuk dua besaran di antaranya akan menentukan dua nilai dasar
untuk besaran-besaran yang lain. Jika kita tetapkan nilai-nilai dasar untuk arus dan tegangan,
impedansi dasar dan kilovoltampere dasarnya dapat ditentukan. Impedansi dasar adalah
impedansi yang mempunyai tegangan jatuh diantaranya yang samadengan tegangan dasarnya
bila arus yang mengalir dalam impedansi itu samadengan nilai dasar untuk arusnya.
Kilovoltampere dasar dalam system fasa tunggal adalah hasilkali tegangan dasar dalam kilovolt
dengan arus dasar dalam ampere. Biasanya megavoltampere dasar dan tegangan dasar dalam
kilovolt merupakan besaran-besaran yang dipilih sebagai dasar. Untuk system fasa tunggal, atau
system fasa tiga dimana istilah arus berhubungan dengan arus saluran, dimana istilah tegangan
berarti tegangan ke netral dan dimana istilah kilovoltampere berarti kilovoltampere per fasa,
rumus-rumus berikut memberikan hubungan untuk berbagai besaran :

kVA 1 ∅ dasar
Arus dasar, A = (2.40)
tegangan dasar , kV ln

tegangan dasar , V ln
Impedansi dasar = (2.41)
arus dasar , A

Impedansi dasar = ¿ ¿ (2.42)

Impedansi dasar = ¿ ¿ (2.43)

Daya dasar kW 1 ∅ = kVA 1 ∅ dasar . (2.44)


Daya dasar, MW 1 ∅ = MVA1 ∅ dasar (2.45)

impedansi sesungguhnya , Ω
Impedansi per satuan suatu unsure rangkaian =
impedansi dasar , Ω
(2.46)

Dalam persamaan-persamaan tersebut di atas subskrip 1∅ dan LN berturut-turut menyatakan


“per fasa” dan “saluran ke netral,” dimana persamaan-persamaan tersebut digunakan untuk suatu
rangkain-rangkaian fasa tiga. Jika persamaan-persamaan tersebut digunakan untuk suatu
rangkaian fasa tunggal, kVLN berarti tegangan di antara saluran fasa tunggal atau tegangan
saluran ke tanah jika salah satu sisinya ditanahkan.

Karena rangkaian-rangkaian fasa tiga diselesaikan sebagai suatu saluran tunggal dengan
suatu jalur kembali netral, dasar untuk besaran-besaran dalam diagram impedansinya adalah
kilovoltampere per fasa dan kilovolt dari saluran ke netral. Data biasanya diberikan sebagai
kilovoltampere atau megavoltampere fasa tiga keseluruhan dan kilovolt antar saluran. Karena
kebiasaan untuk memberikan tegangan antar saluran dan kilovoltampere atau megavoltampere
keseluruhan itu dapat timbul kebingungan mengenai hubungan antara nilai per satuan tegangan
saluran dengan nilai per satuan tegangan fasa. Meskipun suatu tegangan saluran dapat ditetapkan
sebagai dasar ke netral itu adalah tegangan dasar antar saluran dibagi dengan √ 3. Karena hal itu
juga merupakan perbandingan antara tegangan antar saluran dengan tegangan saluran ke netral
dalam suatu system fasa tiga setimbang, nilai per satuan suatu tegangan saluran ke netral pada
dasar tegangan saluran kenetral samadengan nilai per satuan tegangan antar saluran pada titik
yang sama pada dasar tegangan antar saluran jika system itu setimbang. Demikian pula
kilovoltampere fasa tiga adalah tiga kali kilovoltampere per fasa, dan dasar kilovoltampere fasa
tiga adalah tiga kali kilovoltampere dasar per fasa. Oleh karena itu, nilai per satuan
kilovoltampere fasa tiga pada dasar kilovoltampere fasa tiga identik dengan nilai per satuan
kilovoltampere per fasa pada dasar kilovoltampere per fasa.

Sebuah contoh dengan bilangan berikut akan dapat memperjelas hubungan-hubungan


yang telah dibahas di atas. Misalnya jika

kVA 3 ∅ dasar = 30.000 kVA

Anda mungkin juga menyukai