Oleh :
I Putu Gede Adi Wiguna (42120891)
Pada sistem fasa banyak, tiap sumber tenganan terdiri atas suatu kelompok
tegangan yang mempunyai ukuran besar (magnituda) dan sudut fasa yang
berkaitan. Jadi, sebuah sistem n-fasa akan menggunakan sumber tegangan yang
secara konvensional terdiri dari n tegangan dengan magnituda yang sama dan
berturut-turut berbeda fasa sebesar 360°/n. Sebuah sistem 3 fasa akan
menggunakan sumber tegangan yang secara konvensional terdiri atas tiga buah
tegangan dengan magnituda yang sama dan berbeda fasa sebesar 120°.
Masing-masing tegangan dari sumber 3 fasa dapat dihubungkan pada
rangkaian yang berlainan. Dengan demikian kita mempunyai tiga buah sistem satu
fasa yang terpisah. Selain itu, seperti akan diperlihatkan pada bagian A-1, dapat
dibuat hubungan listrik simetris antara ketiga tegangan dan rangkaian yang
bersangkutan untuk membentuk sebuah sistem 3-fasa.
Seperti tampak pada Gambar 1.3, ketiga gelombang tersebut akan berbeda
sebesar 120° listrik dalam waktu sebagai akibat dari perbedaan fasa sebesar 120°
dalam ruang.
Gambar 1.3. Gelombang tegangan yang dibangkitkan pada lilitan gambar 1.1 dan gambar 1.2
(2.1)
Seperti tampak pada Gambar 2.1 dengan cara yang sama, dan
(2.2)
(2.3)
Dengan kata lain persmaan diatas menyatakan bahwa suatu Hubungan Y,
tengangan saluran adalah √ 3 kali tegangan fasa atau tegangan saluran-kesaluran
adalah √ 3kali tegangan saluran ke netral.
Diagram Fasor arus yang bersangkutan pada hubungan Y pada gambar 2.2,
dimna jala-jala dan arus fasa sma besar, sedangkan apabila ketiga faa tersusun
dalam hubungan Δ diagram fasor tegangan seperti pada gambar 2.3, tegangan
jala-jala dan tegangan fasa sama besar.
Gambar 2.2. Diagram fasor arus untuk hubungan Y
(2.4)
seperti tampak pada Gambar 2.4. Demikian pula,
(2.5)
(2.6)
Dengan kata-kata, Pers. 2.4 sampai dengan 2.6 menunjukkan bahwa bagi
hubungan Δ, arus jala-jala adalah √ 3 kali arus fasa. Jelas, hubungan antara fasa
dan arus jala-jala pada hubungan Δ serupa dengan antara fasa dan tegangan jala-
jala pada hubungan Y.
Pada kedua sistem hubungan - Y dan hubungan- Δ dapat ditunjukkan bahwa
daya sesaat keseluruhan untuk ketiga fasa dari rangkaian 3-fasa setimbang tidak
berpulsa menurut waktu. Jadi, dengan mengambil titik awal waktu pada titik
positif maksimum dari gelombang tegangan fasa-a, tegangan sesaat dari ketiga
fasa tersebut adalah:
Gambar 2.4. Diagram fasor arus untuk hubungan Δ
(2.7)
(2.8)
(2.9)
Di mana Ep merupakan harga rms dari tegangan fasa. Apabila arus fasa
berbeda dari tegangan fasa yang bersangkutan sebesar sudut θ , maka besar arus
fasa sesaat adalah
(2.10)
(2.11)
(2.12)
Di mana Ip merupakan harga rms dari arus fasa.Maka daya sesaat pada
masing-masing fasa menjadi
(2.13)
(2.14)
(2.15)
Daya sesaat keseluruhan bagi ketiga fasa adalah
(2.16)
Perhatikan bahwa jumlah dari suku-suku cosinus yang menyangkut waktu
pada Pers. 2.13 sampai dengan 2.15 (suku-suku pertama di dalam tanda kurung)
adalah nol. Dengan demikian maka daya sesaat keseluruhan adalah tidak
tergantung pada waktu. Keadaan ini dijelaskan secara grafis pada Gambar 2.5.
Daya sesaat bagi ketiga fasa diplot bersama-sama dengan daya sesaat
keseluruhan, yang merupakan jumlah dari ketiga gelombang masing-masing.
Daya sesaat keseluruhan pada sistem 3-fasa setimbang adalah tetap dan sama
besarnya dengan 3 kali daya rata-rata tiap fasa
(2.17)
Di mana EP, IP dan RP masing-masing adalah tegangan, arus, dan tahanan
tiap fasa. Daya 3-fasa keseluruhan P adalah
(2.18)
Demikian pula, untuk daya reaktif tiap fasa Qp dan daya reaktif 3-fasa
keseluruhan Q,
(2.19)
(2.20)
Voltarnper tiap fasa (VA)p dan voltamper 3-fasa keseluruhan VA adalah
(2.21)
(2.22)
Pada Pers. (A-17) dan (A-19) θ merupakan sudut antara tegangan fasa dan
arus fasa. Seperti halnya pada satu-fasa, besarnya sudut tersebut adalah
(2.23)
Faktor daya pada sistem 3-fasa setimbang dengan demikian sama dengan
yang terdapat pada salah satu fasanya.
a. Hitunglah (1) arus jala-jala I; (2) tegangan beban EL ; (3) daya, daya reaktif,
dan voltamper yang diambil oleh beban; dan (4) daya dan rugi-rugi daya-
reaktif pada jala-jala. Misalkan sekarang akan disusun tiga sistem yang identik
untuk memberi catu pada tiga buah beban yang identik. Susunan rangkaiannya
adalah seperti pada Gambar 3.2.
b. Untuk Gambar 3.2 berikanlah besarnya arus pada tiap jala-jala; tegangan pada
masing-masing beban; daya, daya-reaktif, dan voltamper yang diambil oleh
masing-masing beban; daya dan rugi-rugi daya reaktif pada masing-masing
sistem transmisi; daya keseluruhan, daya-reaktif dan voltamper yang diambil
beban; dan daya keseluruhan serta rugi-rugi daya-reaktif pada ketiga sistem
transmisi.
Gambar 3.3. Rangkaian untuk bagian c sampai dengan e pada contoh soal 3.1
Sekarang, ketiga konduktor balik digabungkan menjadi satu dan hubungan fasa
dari sumber tegangan adalah sedemikian sehingga terjadi sištem 4-kawat 3-
fasa setimbang, seperti pada Gambar 3.3.
c. Untuk Gambar 3.3 berikan besar arus jala-jala; tegangan beban, jala-jala-ke-
jala-jala dan jala-jala-ke-netral; daya, daya reaktif, dan voltamper yang diambil
oleh masing-masing fasa dari beban; daya dan rugi-rugi daya-reaktif pada
masing-masing jala-jala; daya 3-fasa keseluruhan, daya reaktif dan voltamper
yang diambil oleh beban; dan daya keseluruhan serta rugi-rugi daya reaktif
pada jala-jala.
d. Pada Gambar 3.3 berapa besar arus pada konduktor balik gabungan atau
konduktor netral?
e. Dapatkah konduktor ini ditiadakan pada Gambar 3.3 jika diinginkan? Sekarang
anggaplah bahwa konduktor netral ini dihilangkan. Hasilnya adalah suatu
sistem 3-kawat 3-fasa seperti pada Gambar 3.4.
b. Keempat yang pertama jelas mempunyai harga yang sama seperti pada bagian
(a)
Daya keseluruhan = 3PL = 3(1300) = 3900 W
Daya reaktif keseluruhan = 3QL = 3(390) = 1170 VA reaktif
VA keseluruhan = = 3(1360) = 4080 VA
Rugi-rugi daya keseluruhan = 3Pi = 3(6,5) = 19,5 w
Rugi-rugi daya reaktif keseluruhan = 3Qt = 3(26) = 78 VA reaktif
c. Hasil yang diperoleh pada bágian (b) tidak terpengaruh Oleh perubahan ini.
Tegangan pada bagian (b) dan (a) sekarang merupakan tegangan jala-jala-ke-
netral. Tegangan jala-jala-ke-jala-jala adalah
√ 3 (119) = 206 V
d. Dengan hukum arus Kirchhoff, arus netral merupakan jumlah fasor dari ketiga
arus jala-jala. Arus jala-jala tersebut besarnya sama dan berbeda fasa 1200.
Karena jumlah fasor dari tiga buah fasor yang sama dan berbeda 120 0 adalah
nol, maka arus netral besarnya nol.
e. Karena arus netral adalah nol, maka konduktor dapat ditiadakan jika
dikehendaki.
f. Karena ada atau tidaknya konduktor netral tidak mempengaruhi keadaan, maka
harga-harganya sama seperti pada bagian (c).
g. Sebuah konduktor netral dianggap ada, tanpa memandang apakah secara fisik
memang ada. Karena konduktor netral pada rangkaian 3-fasa setimbang tidak
mengalirkan arus dan karenanya tidak ada jatuh tegangan padanya, maka
konduktor netral dapat dianggap mempunyai impedansi nol. Dengan demikian,
satu fasa dari Y, bersama-sama dengan konduktor netral, dapat dipelajari
tersendiri. Karena fasa ini diambil pada fasanya, maka harus digunakan
tegangan jala-jala-ke netral. Prosedur ini menghasilkan rangkaian pengganti
satu-fasa, di mana semua besaran bersangkutan dengan besaran satu fasa dari
rangkaian 3-fasa. Keadaan pada kedua fasa Iainnya sama (kecuali adanya
pergeseran fasa sebesar 1200 pada arus dan tegangan), sehingga tidak perlu
diselidiki satu per satu. Arus jala-jala pada sistem 3-fasa besarnya sama seperti
pada rangkaian satu-fasa, dan daya 3-fasa keseluruhan, daya reaktif, dan
voltamper besarnya 3 kali masing-masing besaran tersebut pada rangkaian
satu-ľasa. Apabila diinginkan tegangan jala-jala-ke-jala-jala, besaran tersebut
diperoleh dengan mengalikan tegangan pada rangkaian satu-fasa dengan√ 3 .
b. Contoh permasalahan 3.2
Tiga buah impedansi berharga ZP = 4,00 + J3,00 = 5,00 ∠36,9° Ω
dihubungkan dalam Y, seperti tampak pada Gambar 3.5. Untuk tegangan jala-jala
ke jala-jala setimbang sebesar 208 V, carilah besar arus jala-jala, faktor daya, dan
daya keseluruhan, daya reaktif dan voltampere.
Penyelesaian:
Tegangan jala-jala ke netral pada salah satu fasa, misalkan a0, adalah:
208
EP = = 120 V
√3
Maka,
Ep 120
It = I p = = = 24,0 A
¿ Z p∨¿ ¿ 5,00
Perlu dicatat bahwa fasa ab dan bc tidak membentuk suatu rangkaian seri
sederhana, ataupun lintasan cba tidak membentuk suatu gabungan paralel
sederhana dengan lintasan langsung melalui fasa ca. Akibatnya, arus jalajala tidak
dapat dicari dengan membagi 208 V dengan impedansi ekivalen Zea yang paralel
dengan Zab + Zbc . Persamaan hukum Kirchhoff yang melibałkan besaran-
besaran yang lebih dari satu fasa dapat ditulis, tetapi merupakan besaran-besaran
fasor yang memperhitungkan pergeseran fasa sebesar 1200 di antara arus fasa dan
di antara tegangan fasa. Hasilnya, metoda yang digariskan di atas membawa ke
penyelesaian yang paling sederhana.
Dengan membandingkan hasil dari Contoh 3.2 dan 3.3 sampailah kita pada
kesimpulan yang berharga dan menarik. Perlu dicatat bahwa tegangan jala-jala-
ke-jala-jala, arus jala-jala, faktor daya, daya keseluruhan, daya reaktif, dan
voltamper pada kedua contoh tersebut besarnya tetap sama; dengan perkataan lain
keadaan yang dipandang dari terminal-terminal A, B dan C semuanya sepadan,
dan orang tidak dapat membedakan di antara kedua rangkaian tersebut hanya
dengan melihat besaran-besaran pada terminal-terminalnya. Di samping itu juga
dapat dilihat bahwa impedansi, resistansi, dan reaktansi tiap fasa pada hubungan
Y (Gambar 3.5 ) besarnya tepat sepertiga dari harga masing-masing tiap fasa pada
hubungan Δ (Gambar 3.6). Dengan demikian maka suatu hubungan Δ setimbang
dapat diganti dengan suatu hubungan Y setimbang asalkan tetapan-tetapan
rangkaian tiap fasa memenuhi hubungan