Anda di halaman 1dari 7

MODUL 03

ARUS BOLAK-BALIK

1. TUJUAN EKSPERIMEN
1.1 Menentukan tegangan dari sumber catu daya AC dan DC.
2.1 Mengukur tegangan dan hambatan pada rangkaian arus bolak balik.
3.1 Mencari frekuensi resonansi dalam arus bolak-balik.

2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


2.1 Sumber arus searah dan arus bolak balik (masing-masing 1 buah).
2.2 Resistor (1 buah).
2.3 Induktor (1 buah).
2.4 Kapasitor (1 buah).
2.5 Multimeter digital (1 buah).
2.6 Signal generator (1 buah).
2.7 LCR meter (1 buah).
2.8 Osiloskop (1 buah).

3. TEORI DASAR
Arus bolak-balik adalah arus listrik yang berubah-ubah besar dan arahnya. Bentuk arus bolak-
balik yang paling sederhana secara matematis adalah arus sinusoidal. Grafik arus bolak-balik ditunjukkan
pada gambar 3.1.
i (t ) = I m cos(t )
(3.1)

Gambar 3.1. Fungsi arus terhadap waktu.

Berdasarkan Gambar 3.1., dapat dilihat bahwa jumlah muatan yang lewat dalam selang waktu antara t
dan t + dt ditunjukkan oleh luas yang dibatasi kurva i(t) dengan sumbu t, sehingga dapat dirumuskan
bahwa:
dq = i(t )dt (3.2)

M03 - Arus Bolak Balik 1


I
Untuk arus listrik bolak-balik tersebut, nilai yang diukur oleh amperemeter adalah arus efektif, ef , atau
sering disebut pula sebagai I rms .
Karakteristik arus listrik bolak balik yang akan dipelajari dalam praktikum ini adalah arus dan tegangan
yang pada induktor dan kapasitor. Marilah tinjau rangkaian seri RL seperti ditunjukkan pada gambar 3.2.

R L
A B

Gambar 3.2. Rangkaian seri kapasitor (C) dan induktor (L).

Induktor murni, L, jika dialiri arus bolak balik i akan timbul GGL induksi sebesar E = − L di / dt , sehingga
di kedua ujungnya (A-B) akan muncul beda potensial sebesar;
𝑉𝐴𝐵 = 𝑅𝑖 − 𝐸 (3.3)
𝐿𝑑𝑖
𝑉𝐴𝐵 = 𝑅𝑖 + (3.4)
𝑑𝑡
𝜋
𝑉𝐴𝐵 = 𝑅𝑖𝑒𝑓 √2 𝑐𝑜𝑠 (𝜔𝑡) + 𝐿𝜔𝐼𝑒𝑓 √2 𝑐𝑜𝑠 (𝜔𝑡 + 2 ) (3.5)

Penulisan di atas dapat juga dituliskan dalam bentuk :

𝑉𝐴𝐵 = 𝑉𝑚 𝑐𝑜𝑠 (𝜔𝑡 + 𝜑) (3.6)

Untuk mencari Vm dan 𝜑 dapat digunakan diagram fasor. Langkah-langkah pembuatan diagram
fasor adalah:
● Semua fungsi kita ubah menjadi fungsi kosinus.
● Ubah fungsi ini menjadi vektor fasor, sehingga persamaan 3.4 menjadi :
VAB = Vm (3.7)
● Kita gambarkan vektor tersebut seperti dalam Gambar 3.3. (a) atau seperti dalam Gambar 3.3.
(b) dengan menganggap t = 0 .

V AB

VL VAB
VL

 VR

t 
VR

(a) (b)

Gambar 3.3. Diagram fasor.

Berdasarkan gambar 3.3 diperoleh :


𝑉𝐴𝐵 = 𝑉𝑅 + 𝑉𝐿 (3.8)
𝑉𝑅 = 𝑅𝐼𝑒𝑓 √20 ∠ 0 (3.9)

M03 - Arus Bolak Balik 2


𝑉𝐿 = 𝐿𝜔𝐼𝑒𝑓 √2 ∠ 𝜋/2 (3.10)

Nilai Vm dan 𝜑 kemudian dapat diperoleh dari:


1/ 2
Vm = ( RI ef 2) + ( LI ef 2) 
2 2
  I ef 2 R 2 + (L) 2
= (3.11)
𝜔𝐿
𝜑 = 𝑡𝑎𝑛−1 (3.12)
𝑅

V = ZI ef 2
Bentuk di atas dapat juga dituliskan sebagai m , dimana Z adalah suatu besaran dengan
satuan ohm () yang kemudian kita sebut sebagai impedansi, yakni :

𝑍 = √𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 = √𝑅 2 + 𝑋𝐿2 (3.13)

dengan reaktansi induktif X L = L . Impedansi Z dapat juga digambarkan dalam diagram fasor seperti
di bawah ini :
XL


R

Gambar 3.4. Diagram fasor.


Karakteristik untuk rangkaian seri RC dapat juga diturunkan dengan cara yang serupa. Jika pada
rangkaian seri RL tegangan mendahului arus, maka pada rangkaian seri RC tegangan mengalami
keterlambatan dari arus.

4. BAHAN LATIHAN
4.1 Tuliskan 2 contoh fungsi lain dari arus bolak-balik dan gambarkan grafiknya!
4.2 Buktikan untuk arus bolak-balik sinusoidal bahwa hubungan antara arus efektif dan arus
I = Im / 2
maksimumnya adalah: ef !
4.3 Gambarkan bentuk diagram fasor impedansi rangkaian seri antara hambatan murni R dan kapasitor
C!
4.4 Gambarkan bentuk diagram fasor impedansi rangkaian seri antara hambatan murni R dan kapasitor
C dan induktor L !
4.5 Tunjukan bahwa beda potensial antara kedua ujung dari kapasitor dan hambatan terhubung seri

yang dilewati arus bolak-balik adalah V = Vef 2 cos(t −  / 2) atau V = Vm cos(t −  / 2)


V = I ef X C
dimana ef atau Vm = I m X C dengan X C = 1 / C , yang disebut sebagai reaktansi
kapasitif (dengan satuan Ohm) !

M03 - Arus Bolak Balik 3


4.6 Apakah yang dimaksud dengan keadaan resonansi dalam rangkaian arus bolak-balik ? Kaitkan
dengan pengertian impedansi!

5. LANGKAH EKSPERIMEN

5.1. Mengukur tegangan efektif sumber AC dan DC.


1. Siapkan sumber tegangan DC.
2. Dengan menggunakan multimeter, ukur tegangan sumber DC dengan menyambungkan kutub +
multimeter ke kaki + sumber tegangan DC dan kutub - multimeter ke kutub -sumber tegangan DC.
3. Catat nilai tegangan yang terbaca pada layar multimeter.
4. Lakukan pengukuran kembali dengan membalik kutub pengukuran, kutub - multimeter ke kaki +
sumber tegangan DC dan kutub + multimeter ke kutub sumber tegangan DC.
5. Catat nilai tegangan yang terbaca pada layar multimeter.
6. Ulangi langkah 2-5 dengan mengguakan sumber tegangan AC.
7. Tabulasikan data yang didapat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Hasil pengukuran sumber AC dan DC dengan menggunakan multimeter.


Vterukur (Volt),
Vtertulis Vterukur
Sumber kondisi kutub
(Volt) (Volt)
dibalik
DC
AC

5.2. Mengukur tegangan total dan impedansi rangkaian dengan R, L, dan C.

⮚ Karakterisasi komponen RLC


1. Siapkan komponen berupa resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C).
2. Ukur dan catat nilai induktansi L dan kapasitansi C dengan menggunakan RLC meter.
3. Ukur dan catat masing-masing hambatan R, L, dan C dengan menggunakan RLC meter pada mode
pengukuran hambatan.
4. Tabulasikan data yang didapatkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Hasil pengukuran komponen RLC.


L (mH) C (uF) R (Ohm) RL (Ohm) Rc (Ohm)

⮚ Rangkaian R-L
1. Susun komponen R dan L sehingga membentuk rangkaian seperti pada gambar 3.5.

M03 - Arus Bolak Balik 4


induktor

L RL
R

E
S

Gambar 3.5. Susunan rangkaian RL

E = sumber arus searah


L = induktor, RL = hambatan dalam induktor.
R = resistor
S = sakelar/pemutus arus
2. Berikan tegangan DC sebesar 5 V pada rangkaian R-L.
3. Ukur dan catat tegangan pada kaki R (VR) dan kaki L (VL) dengan menggunakan multimeter.
4. Lakukan langkah 2 kembali dengan mengganti sumber tegangan AC dengan tegangan 6 V.
5. Hitung tegangan total (Vtotal) rangkaian R-L dengan menggunakan data VR dan VL yang telah didapat.
6. Tabulasikan hasilnya pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Hasil pengukuran tegangan rangkaian RL.


Sumber VR (Volt) VL (Volt) VTotal (Volt)
AC
DC

⮚ Rangkaian R-C
1. Susun komponen R dan C sehingga membentuk rangkaian seperti pada Gambar 3.6.

C R

E
S

Gambar 3.6. Susunan rangkaian RC.

E = sumber arus searah


C = kapasitor
R = resistor
S = sakelar / pemutus arus

2. Berikan tegangan DC sebesar 6 V pada rangkaian R-C.


3. Ukur dan catat tegangan pada kaki R (VR) dan kaki C (VC) dengan menggunakan multimeter.
4. Lakukan langkah 2 kembali dengan mengganti sumber tegangan AC dengan tegangan 6 V.
5. Hitung tegangan total (Vtotal) rangkaian R-C dengan menggunakan data VR dan VC yang telah
didapat.

M03 - Arus Bolak Balik 5


6. Tabulasikan hasilnya pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Hasil pengukuran tegangan rangkaian RC.


Sumber VR (Volt) VC (Volt) VTotal (Volt)
AC
DC

⮚ Rangkaian RLC
1. Susun komponen R, L, dan C sehingga membentuk rangkaian seperti pada Gambar 3.7.

L R C

E
S
~
Gambar 3.7. Susunan rangkaian RLC seri.

E = sumber arus bolak-balik.


R = resistor
L = induktor
C = kapasitor
S = sakelar/pemutus arus.

2. Berikan tegangan AC 5 V pada rangkaian RLC dengan menggunakan generator sinyal frekuensi 1
kHz.
3. Ukur dan catat tegangan pada kaki R (VR), kaki L (VL), dan kaki C (VC) dengan menggunakan
multimeter.
4. Ukur dan catat arus yang melewati rangkaian dengan membuat rangkain seri RLC terhadap
multimeter.
5. Hitung tegangan total rangkaian RLC dengan menggunakan data tegangan V R,VL, dan VC yang telah
didapat.
6. Jika arus listrik berhasil terukur, hitung impedansi rangkaian (Z) dengan menggunakan data arus
listrik dan VTotal..
7. Jika arus listrik tidak terukur, hitung impedansi rangkaian (Z) dengan dengan menggunakan data X L
dan Xc .
8. Tabulasikan data yang telah didapatkan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Hasil pengukuran tegangan rangkaian RLC.


VR VL VC VTotal I XL XC R Z VRL VLC
(Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (A) (Ohm) (Ohm) (Ohm) (Ohm) (Ohm) (Ohm)

M03 - Arus Bolak Balik 6


5.3. Resonansi rangkaian RLC
1. Susun rangkaian RLC seri seperti pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8. Susunan rangkaian RLC seri.

2. Hubungkan voltmeter/osiloskop pada ujung L dan C untuk mengukur besar tegangan LC.
3. Ubah nilai frekuensi pada generator sinyal hingga besar tegangan LC yang terukur sama dengan
atau mendekati 0.
4. Catat nilai frekuensinya.
5. Dengan menggunakan data LC yang digunakan, perkirakan nilai frekuensi resonansi secara teori.
6. Perhitungan frekuensi resonansi dapat dilakukan dengan perumusan di bawah ini :
1 1
fresonansi =
2 LC
7. Apakah besar frekuensi yang didapat sesuai dengan frekuensi resonansi secara teori ?

6. TUGAS ANALISIS
6.1 Bandingkan nilai tegangan yang diperoleh saat kutub/probe pengukuran dibalik dan tidak dibalik
untuk sumber AC dan DC. Mengapa hasilnya demikian?
6.2 Bagaimana pengaruh induktor dan kapasitor dalam rangkaian DC?
6.3 Apakah tegangan hasil pengukuran sama dengan tegangan teori/perhitungan? Apakah tegangan
rangkaian dihitung dengan cara yang sama untuk rangkaian DC dan AC ? Jelaskan!
6.4 Untuk menentukan tegangan total VTotal, apakah dapat digunakan persamaan VTotal = VR + VL + VC?.
Jelaskan!
6.5 Jelaskan mengapa pada rangkaian RLC Vsumber tidak sama dengan VR + VL + VC!
6.6 Jelaskan bagaimana tanggapan rangkaian RLC seri pada frekuensi resonansinya !

7. PUSTAKA
Halliday, D., Resnick, R., Walker, J. (2006): Fundamentals of Physics 6th Edition, John Wiley & Sons,
769 – 770.
Sutrisno, (2000) : Seri Fisika Dasar, Penerbit ITB, 158 – 159.
Loyd, David H. (2008): Physics Laboratory Manual, Angelo University, 369 – 371.
Foundation of Physics II. (2010): Physics 200 Laboratory Manual, 75 – 78.
Physics Department. (2011): Introductory Physics Laboratory Manual, The City University of New
York, 77 – 79.
Giri, P. K., (2005): Physics Laboratory Manual for Engineering Undergraduates, Indian Institute of
Technology Guwahati, 72 – 75.

M03 - Arus Bolak Balik 7

Anda mungkin juga menyukai