3.1 Tujuan
1. Mempelajari sifat- sifat komponen dari induktor yang merupakan salah satu
elemen pasif yang paling penting dalam rangkaian AC.
2. Mengembangkan hubungan untuk menemukan Induktansi total pada induktor-
induktor Seri dan Paralel.
= volt................................................(3.1)
Jika tegangan antara kawat tersebut diketahui dan arusnya merupakan
besaran yang dicari, maka persamaan diatas menjadi :
= ∫ ampere………...…………………(3.2)
= ……………………..….…………(3.3)
= 0 …...…....................…….……...…(3.4)
= 0 volt ....……………………………(3.5)
Karena nilai v = 0, maka rangkaian akan terhubung singkat ( short circuit ).
Transformator merupakan salah satu contoh dari gabungan beberapa
induktor yang digabungkan bersama- sama. Pada transformator, saat seluruh
kumparan sekunder dilepaskan maka seluruh kumparan primernya hanyalah
sebagai induktor biasa. Rektansi induktif XL adalah sifat dari induktor untuk
bertindak sebagai resistor akan tetapi hanya pada sinyal AC. XL merupakan hasil
dari rumus berikut :
XL = ω.L = 2πfL ............................................ (3.6)
dimana f = frekuensi dalam Hertz
L = Induktansi dalam H
N= ,
................................................... (3.8)
Celah udara adalah kesenjangan yang disediakan dalam bentuk seri dengan
jalur magnetik fluks. Tujuan dari celah udara adalah untuk mencegah inti dari
kejenuhan ketika kekuatan medan magnet yang berlebihan diterapkan pada inti.
Sebagai contoh, arus AC naik diatas arus DC, atau besar arus AC puncak ke puncak
dapat menyebabkan kejenuhan inti.
Induktansi dari sebuah induktor inti udara dapat dihitung dengan persamaan
berikut:
,
= . H ...................................... (3.9)
Dimana:
N = Jumlah lilitan
r = jari – jari lilitan (cm)
l = Panjang dari lilitan (cm)
µ = Permeabilitas (air = 1)
Kumparan dapat menyimpan energi di dalam medan magnet. Namun,
kumparan itu sendiri dapat menghilangkan energi pada saat yang sama disebabkan
oleh resistansi (R) DC dari kumparan.
Rasio antara energi yang tersimpan dan hilang dalam kumparan
didefinisikan sebagai faktor kualitas (Q).
Q sebuah kumparan = energi yang tersimpan / energi dihamburkan
= = ............................................. (3.10)
Dalam sebuah induktor, tegangan dan arus memiliki pergeseran fasa 90
derajat. Tegangan mendahului arus. Namun, ketika resistansi DC dipertimbangkan
seperti yang ditunjukkan di bawah ini, total resistansi terhadap sinyal AC disebut
sebagai impedansi Z.
E= E + E ………………………….…(3.13)
Keterangan :
ER = tegangan R
EL = tegangan L
= + ……………………….…………..…………….………(3.14)
Z=Rx ………………………………………………..……(3.15)
( )
Hubungan fase dalam rangkaian paralel R-XL seperti yang ditunjukkan pada
gambar 3.1.4 sebagai berikut :
∅ = tan ……………………………………….……..(3.16)
I= I + I ……………………………………….…..(3.17)
Keterangan :
IR = Arus melalui R
IL = Arus melalui L
= + + ……………......................... (3.19)
3.4 Cara Kerja
1. Memasang papan No. 6 (Induktor dan Induktansi)
3.4.1 Reaktansi Induktif
1. Mengatur output generator fungsi (FG) menjadi gelombang sinus, 100
KHz, 20Vp-p dan hubungkan output ke tempat yang ditandai dengan "f"
di sisi kiri dari papan. Lihat gambar 8-4. Hubungkan CH-1 dan CH-2
dari sebuah osiloskop seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.8.
2. Menyetel basis waktu dari osiloskop untuk mendapatkan dua siklus
sinyal 100 KHz pada layar. Ukur tegangan puncak pada "a" dan "b" yang
direferensikan ke GND.
= +X
= +
5. Atur Tegangan puncak CH-1 dan CH-2 menjadi sama besar dan ukur
beda phase antara 2 bentuk gelombang. Bandingkan hasil pengukuran
dengan nilai yang didapat menggunakan rumus berikut:
∅ = tan
×
=
+
4. Bandingkan nilai yang terukur dengan nilai-nilai dihitung. Cek apakah
hasil pengukuran sesuai.