Anda di halaman 1dari 14

Panas yang berlebih menjadi masalah tersendiri pada penguat kelas A.

Untuk
meningkatkan efisiensi daya penuh dari penguat (amplifier) Kelas A sebelumnya
dengan mengurangi daya yang terbuang dalam bentuk panas, dimungkinkan untuk
merancang rangkaian power amplifier (penguat daya) dengan dua transistor dalam
tahap outputnya yang menghasilkan apa yang biasa disebut sebagai penguat Kelas
B yang juga dikenal sebagai konfigurasi Amplifier Push-pull. Penguat kelas B
dirancang dengan titik Q yang digeser ke titik B (pada gambar-3.1). Titik B adalah
satu titik pada garis beban dimana titik ini berpotongan dengan garis arus I b = 0.
Karena letak titik yang demikian, maka transistor hanya bekerja aktif pada satu
bagian phase gelombang saja. Oleh sebab itu penguat kelas B selalu dibuat dengan
2 buah transistor Q1 (NPN) dan Q2 (PNP).

Gambar 3.1. Titik Q penguat A, AB dan B

3.1. Rangkaian Penguat Daya Kelas B


Rangkaian dasar penguat daya kelas B ditunjukkan pada gambar 3.2.
Rangkaian penguat daya kelas B menggunakan 2 buah transistor yang identik tapi
berlawanan tipe yaitu PNP dan NPN, ini berarti bahwa satu transistor bekerja selama
setengah siklus, dan transistor yang lain bekerja selama setengah siklus yang lain.
Apabila transistor satu (Q1) on, maka transistor (Q2) off, dan sebaliknya.
Efisiensi penguat kelas B kira-kira sebesar 75%, namun bukan berarti masalah
sudah selesai, sebab Transistor memiliki ketidakidealan. Pada kenyataanya ada
tegangan jepit V kira-kira sebesar 0,7 volt yang menyebabkan Transistor masih
BE

dalam keadaan OFF walaupun arus I telah lebih besar beberapa mA dari 0. Ini yg
B

1
menyebabkan masalah cross-over pada saat transisi dari Transistor Q menjadi
1

Transistor Q yang bergantian menjadi aktif.


2

Gambar 3.2. Rangkaian dasar penguat daya kelas B


Gambar 3.3 menunjukkan masalah cross-over ini yang penyebabnya adalah adanya
dead zone Tr Q dan Q pd saat transisi. Pada penguat akhir, salah satu cara
1 2

mengatasi masalah cross-over adalah dengan menambah filter cross-over (filter


pasif L dan C) pada masukan speaker.

Gambar 3.3. Kurva penguat daya kelas B


Rangkaian penguat pada gambar 3.2 bekerja sebagai pengikut emitter.

3.2. Rangkaian Ekivalen dc Penguat Daya Kelas B


Gambar 3.4 menunjukkan rangkaian ekivalen dc dari penguat, didapatkan
tegangan pada dioda emitter sama karena transistor-transistor berada dalam seri.

2
Sebagai akibatnya, setengah tegangan catu daya jatuh pada setiap transistor
dimana pada keadaan ini tegangan tenang kolektor-emiter (VCEQ) dari masing-
masing transistor dapat ditentukan dengan persamaan (1).

V  ............................................................................... (1)
VCC
CEQ
2
Tahanan pemberi bias untuk menetapkan titik Q berada pada titik cutt-off (putus).
Arus tenang kolektor dari rangkaian sama dengan nol : ICQ = 0.

+VCC

R1

R2

R3

R4

Gambar 3.4. Rangkaian ekivalen dc penguat daya kelas B

Dari rangkaian ekivalen dc terlihat tidak adanya tahanan pada kolektor maupun
emitter, sehingga arus DC saturasinya menjadi tak terhingga ditunjukkan pada
gambar 3.5 garis beban DC vertikal.

Gambar 3.5. Garis beban DC dan AC

3
3.3. Rangkaian Ekivalen ac Penguat Daya Kelas B
Rangkaian ekivalen AC dari penguat ditunjukkan pada gambar 3.6. Rangkaian
penguat pengikut emitter, arus jenuh ac pada rangkaian dinyatakan dengan
persamaan (2).

IC ( V
sat)
 ICQ  C ........................................................................... (2)
C

rL

Gambar 3.6. Rangkaian ekivalen AC


Teganan putus ac dari rangkaian ditentukan dengan menggunakan persamaan (3).
VCE (cutoff )  VCEQ  ICQ
.................................................................... (3)
rL

Dimana ICQ = 0 dan rL= RL, dengan subsitusi ke persamaan (2) dan (3) didapatkan
arus kolektor saturasi dengan persamaan (4).

I  .................................................................................. (4)
VCEQ
C ( sat )
RL
dan
VCE (cutoff )  ............................................................................... (5)
VCEQ

Kepatuhan keluaran ac penguat kelas B lebih besar dari kelas A, dimana bila
salah satu transistor bekerja maka titik operasi transitor ini akan berayun ke atas
sepanjang garis beban ac dan titik operasi transistor yang satunya lagi tetap berada
pada titik cutoff-nya. Artinya tegangan dari transistor yang menghantar dapat
berayun dari kedaan putus sampai keadaan jenuh, dan pada setengah siklus yang
lain transistor yang lain melakukan hal yang sama.
Maka besarnya output peak to peak dari penguat ditentukan dengan persamaan

4
(6). PP  VCC...........................................................................................(6)
Dari rangkaian ekivalen ac, besarnya penguatan (bati) tegangan pada beban R L
sesuai dengan persamaan (7).

5
AV  RL
................................................................................... (7)
RL  r'e
Impedansi masukan dengan beban pada basis ditentukan dengan persamaan (8).

Zin  
 r'e  ............................................................................. (8)
R
L

Dan Impedansi keluaran dinyatakan dengan persamaan (9).


r
Zout  r'e B
............................................................................ (9)

Maka besarnya penguatan (bati) daya, dengan bati arus (Ai) sama dengan , sesuai
dengan persamaan (10).
 
Ap  Av Ai   R  .................................................... (10)
 RL  r'e 

3.4. Analisa Rangkaian Penguat Kelas B


Bentuk gelombang arus dan tegangan maksimum dari transistor yang tidak
dipotong ditunjukkan pada gambar 3.7. Transistor Q 1 menghasilkan setengah siklus
sedangkan transistor Q2 menghasilkan setengah siklus (garis putus-putus).

Gambar 3.7. Bentuk gelombang Arus dan Tegangan penguat daya kelas B
 Disipasi Daya Transistor dalam keadaan tenang
Pada saat tidak ada isyarat atau tenang, transistor-transistor pada

6
penguat daya kelas B berada pada keadaan tidak aktif, karena hanya arus yang

7
sangat kecil yang melaluinya. Untuk menghitung daya dalam keadaan tenang
menggunakan persamaan (11).
PDQ  VCEQ ................................................................... (11)
ICQ

Dimana nilai PDQ ini kecil, karena ICQ bernilai 1% sd 5% dari IC(sat).

 Disipasi Daya Transistor Maksimum


Pada saat terdapat masukan isyarat ac, maka masing-masing transistor
akan mempunyai arus dan tegangan yang mempunyai ayunan besar, dimana
hal ini menyebabkan kenaikan disipasi daya.
Disipasi daya transistor mencapai maksimum dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan (12).
PP2
PD(m aks)  ................................................................ (12)
40RL
Berdasarkan persamaan (12), dimana disipasi daya pada kasus terburuk
adalah PP2/40RL, maka setiap transistor pada penguat kelas B harus
mempunyai batas kemampuan daya lebih besar daripada PP2/40RL.
Disipasi daya transistor berubah dengan berubahnya tegangan puncak ke
puncak, seperti ditunjukkan pada gambar 3.8.

Gambar 3.8. Disipasi daya transistor

 Daya pada Beban RL


Daya dari beban RL pada rangkaian penguat ditentukan dengan
menggunakan persamaan (13).
2
PL(maks) V PP
....................................................................... (13)
8RL
8
Dengan VPP merupakan tegangan beban maksimum yang tidak terpotong,
maka daya beban ac maksimum dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (14).

PL(m aks) VCEQ 2

 2R .................................................................. (14)
L

dimana : PP = 2VCEQ dan PP  VCC


PL = daya beban ac
VPP = tegangan beban puncak ke puncak
RL = resistansi beban

 Penguras Arus
Penguras arus dc dari penguat daya kelas B dapat dihitung dengan
persamaan (15).
IS = I1 + I2...................................................................................(15)
Dimana : I1 = arus dc yang melalui tahanan-tahanan pemberi tegangan
I2 = arus dc melalui kolektor yang diatas
Pada saat tidak ada sinyal, I2 = ICQ, dan penguras arus menjadi kecil, dan bila
ada sinyal penguras arus naik karena arus kolektor yang diatas menjadi
besar. Harga rata-rata atau nilai dc dari sinyal setengah gelombang dapat
dihitung menggunakan persamaan (16).

I2 
0,318I C ( sat ............................................... (16)
) 
0,318VCEQ
R
L

 Daya Input DC
Daya input dc yang diberikan pada rangkaian penguat ditentukan
dengan menggunakan persamaan (17).
PS = VCC IS..................................................................................(17)
Pada keadaan tanpa sinyal, daya dc kecil karena penguras arus minimum.
Tetapi bila sinyal menggunakan semua garis beban ac, daya dc yang
diberikan ke rangkaian mencapai maksimum.

9
 Efisiensi
Penguat daya kelas B mempunyai efisiensi tahapan yang lebih besar
daripada penguat daya kelas A, karena menghasilkan jauh lebih banyak daya
keluaran dengan lebih sedikit daya dc dari tegangan catu.
Efisiensi penguat dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (18).

PL(maks)
P x100%
S (maks) ........................................................ (18)

Contoh soal :
Diketahui Rangkaian penguat daya kelas B dengan beban R L = 100 , dan VCC = 25
Volt, seperti pada gambar 3.9. Apabila ICQ satu persen dari ic(max) berapakah besarnya
PDQ, PD(max) dan PL(max) dari penguat.

Gambar 3.9. Penguat daya kelas B dengan beban RL 100


Penyelesaian :
 Untuk menentukan arus saturasi (jenuh) ac, tentukan terlebih dahulu nilai VCEQ,
dengan menggunakan persamaan (1) didapatkan :

VCE 25
   12,5volt
Q VCC
2
2
Sehingga besarnya arus jenuh ac adalah :

iC ( sat  12,5V
VCEQ  100
)
RL
10
 0,125 A
 125mA

11
dan arus tenang kolektor (ICQ) dapat ditentukan dengan
ICQ
 ic(sat)  ic(sat)
1% 0,01
 0,01(125mA)  1,25mA
Disipasi daya pada masing-masing transistor pada keadaan menganggur adalah :
PDQ 
 12,5V x 1,25mA  mwatt
VCEQICQ 15,625
Kepatuhan keluaran ac dari penguat sesuai dengan persamaan (6) :
PP  2VCEQ 
 25V
VCC
 Apabila suatu sinyal masukan menjalankan penguat, kehilangan daya transistor
dalam keadaan yang paling buruk sesuai dengan persamaan (12) adalah :
PP2
(25V )2
PD(m aks)   40(100)
40R L

 0,15625watt  156,25mW
 Daya beban ac maksimum sesuai dengan persamaan (13) adalah :
V 2
25
PL(maks)  PP

8RL 8(100)
 0,78125 W  781,25 mW
 Jika arus yang mengalir melalui tahanan-tahanan prategangan adalah 3 persen
dari ic(sat), tentukan efisiensi penguat dengan sinyal keluaran maksimal?
Penyelesaian :
Arus yang melewati titik tahanan-tahanan prategangan adalah :
ICQ  3% ic(sat) 
(125mA)  3,75 mA
0,03
Dengan sinyal keluaran maksimum, arus yang melewati transistor yang di atas
adalah setengah gelombang dari gelombang sinus yang diserahkan dengan
harga rata-rata kira-kira diberikan oleh :
Idc  0,318 ic(sat)  (125mA)  39,75 mA
0,318
12
Oleh karena itu, arus maksimum yang di ambil dari catu daya kurang lebih adalah
:

Icc  I1  Idc  3,75


mA  mA  43,5 mA
39,75
Dimana daya dc dari catu daya adalah :

13
Pcc
 Icc  25 V  x mA 1.087,5 mW
Vcc
43,5
Maka Efesiensi penguat sesuai dengan persamaan (18) adalah :
PL(maks)
 x100%  781,25 mW
PCC  71,84 %
1.087,5 mW

3.5. Rangkuman
Penguat daya kelas B menggunakan 2 buah transistor yang identik tapi
berlawanan tipe yaitu PNP dan NPN, bila salah satu transistor bekerja selama
setengah siklus, dan transistor yang lain bekerja selama setengah siklus yang lain.
Apabila transistor satu (Q1) on, maka transistor (Q2) off, dan sebaliknya.
Penguat kelas B dirancang untuk meningkatkan efisiensi daya penuh dari
penguat kelas A dengan mengurangi daya yang terbuang dalam bentuk panas.

3.6. Latihan
1. Sebuah penguat daya kelas B mempunyai tegangan catu 30V, arus pemberi
prategangan 1 mA, dan arus kolektor tenang 1 mA. Bila penguat
mempunyai garis penguat ac seperti di bawah. Bila RL = 100 Ω, hitunglah
kepatuhan AC dan daya beban maksimum.

IC

Garis beban DC
Garis beban AC
150 mA

VCE
15 V

14

Anda mungkin juga menyukai