Anda di halaman 1dari 36

PENGUAT DAYA KELAS C

Disusun Oleh :
 Hanif Zuraida (21060116083011)
 Deva Aditya R (21060116083013)
 Agustian Bayu P
(21060116083021)
 Raditya Ridho K
(21060116083018)
Penguat kelas C dapat memberikan daya beban yang lebih besar
daripada penguat kelas B. Tetapi untuk memperkuat gelombang sinus,
penguat kelas C harus ditala (tuned) ke frekuensi gelombang sinus.
Penguat kelas C yang ditala adalah rangkaian pita sempit (narrowband)
dan hanya dapat memperkuat frekuensi resonan dan frekuensi-frekuensi
di dekatnya. Penguat daya kelas C biasanya menggunakan transistor
daya RF. Transistor ini mempunyai karakteristik yang dioptimasikan
untuk sinyal RF. Rating PD(maks) tipikal (khusus) untuk transistor daya RF
adalah dari 1 sampai lebih dari 75 W.
KERJA KELAS C DASAR
Kelas C berarti arus kolektor mengalir kurang dari 180o . Dalam
rangkaian kelas C praktis, arus mengalir jauh lebih kecil dari 180 o dan
tampak seperti pulsa sempit dalam gambar 12-1a. Jika pulsa arus sempit
seperti ini menggerakkan rangkaian resonan dengan Q tinggi, tegangan
pada rangkaian hampir gelombang sinus sempurna.

Clamping
Sebelum membahas rangkaian ternala, diperlukan gambaran dasar
rangkaian kelas C tak ternala (gambar 12-1c).
Tanpa sinyal input AC, tidak ada arus kolektor yang mengalir. Karena
dioda emiter tidak dibias. Karena itu, titik Q pada titik sumbat seperti
ditunjukkan dalam gambar 12-1d.
Apa yang terjadi jika sinyal ac masuk? Ide dari clamper adalah mengisi
kapasitor kopling sampai kira-kira tegangan puncak dari sinyal input. Ini
persis apa yang kita lakukan dalam gambar 12-1c. Perioda, positif
membuka dioda emiter dan mengisi kapasitor dengan polaritas plus
minus seperi ditunjukan. Pada setengah perioda negatif, satu-satunya
lintasan pegosongan adalah melalui resistor 100kΩ. Selama perioda T
dari sinyal input jauh lebih kecil dari konstanta waktu penggosongan
RC, kapasitor hanya kehilangan sejumlah kecil muatanya. Karena itu
tegangan kapasitor mendekati sama dengan teganan puncak dari sinyal
input. Ini menghasilkan bentuk gelombang ter-clamp secara negatif yang
terkenal seperti gambar 12-1e.
Untuk mengganti jumlah yang kecil dari muatan kapasitor yang hilang
selam tiap perioda, tegangan basis berayun diatas nol dan secara singkat
menyalakam dioda emiter pada tiap puncak positif. Sudut konduksi jauh
lebih kecil daripada 180⁰. Inilah sebabnya bentuk gelombang arus
kolektoradlah rentetan dari pulsa-pulsa sempit seperti gambar 12-1a.
Dalam hubunganya dengan garis beban, pada titik puncak positif dari
tegangan basis, dioda emiter segera menyala. Hal ini mendorong titik
kerja sesaat untuk bergerak dari titik sumbat( cutoff) menuju
penjenuhan, sperti gambar 12-1d.
BREAKDOWN EMITER
BVEBO, tegangan breakdown dati emiter ke basis dengan kolektor
terbuka(ekivalen dengan arus kolektor nol). Karena gelombang terclamp
dalam gambar 12-1e mencapai puncak negatif kira-kira -2 V p, ini adalah
tegangan balik maksimum pada dioda emiter. Kecuali jika dioda emiter
dapat menahan tegangan ini, dia akan breakdown. Lembar data untuk
transistor daya RF, mendaftar BVEBO atau ekivalenya VBE(maks) untuk
menunjukan tegangan breakdown dari dioda emiter. Rating ini harus
lebih besar dari 2 Vp (kira-kira) jika tidakdioda emiter akan breakdown.
Sebagai contoh,lembar data dari sebuah 2N3950 memberikan rating
VBE(maks) sebesar 4v. Jika kita menggunakan transustor ini dlam gambar
12-1c, dioda emiter tidak breakdown selama tegangan input puncak-
puncak lebih kecil daripada kira-kira 4v. Tetapi jika tegangan puncak-
puncak lebih dar 4v, dioda emiter akan breakdown.
HUBUNGAN KELAS C LAIN
Gambar 12-3a menunjukkan penguat kelas C yang tidak ditala yang
mencakup sebuah resistor emiter. Jika ditheveninkan rangkaian basis,
impedansi Thevenin adalah paralel dari C dari R B . Karena itu, gambar
12-3b adalah alternatif dari penguat kelas C yang tidak ditala, dapat
digunakan jaringan RC dalam gambar 12-3a atau b.

ARUS JENUH dan TEGANGAN BASIS RATA-RATA


Seperti telah ditunjukkan, titik Q adalah pada titik sumbat seperti
ditunjukkan dalam gambar 12-3c. Arus penjenuhan yaitu
Karena ICQ = 0 dan VCEQ = VCC

(kelas C tidak ditala)

Ini adalah aproksimasi yang dekat, untuk harga yang lebih teliti, harus
mengurangi VCE(sat) dari VCC dalam pembilang. Jika ada sinyal didapatkan
bentuk gelombang dalam gambar 12-3d. Secara ideal, tegangan kapasitor
adalah
• Tegangan basis adalah bentuk gelombang ter-clamp secara negatif
seperti ditunjukkan idealnya.

• Tegangan rata-rata gelombang ini adalah :


Vav = -Vp

• Untuk aproksimasi kedua, kenyataannya bentuk gelombang berada


di atas level nol dengan kira-kira 0,7 V, ini berarti tegangan basis
rata-rata adalah 0,7 lebih besar dari –Vp, dengan lambang :
Vav = -Vp + 0,7 ………….(12-3)
CEK TEGANGAN BASIS
• Untuk rangkaian kelas C, satu cek mengatasi gangguan
(troubleshooting) adalah tegangan basis rata-rata yang diberikan oleh
persamaan (12-3). Sebagai contoh, jika sinyal input mempunyai
puncak 4V.
Vav = -4 + 0,7 = -3,3

• Dengan volume dc yang mempunyai impedansi tinggi, anda dapat


mengukur tegangan dc dari basis ke tanah. Jika anda menemukan
pembacaan sekitar -3,3 V maka anda tahu bahwa clamper bekerja.
Anda harus menggunakan voltmeter dc dengan impedansi tinggi jika
mengukur tegangan basis ini untuk menghindari perubahan konstanta
waktu RC.
LAMANYA PEMBEBANAN
• Pembukaan segera dari dioda emiter pada tiap puncak positif
menimbulkan pulsa-pulsa sempit dari arus kolektor. Jika arus ini
mengalir melalui rc, kita dapatkan pulsa tegangan yang menuju
negatif. Dengan pulsa-pulsa seperti ini, kita sering mengacu lamanya
pembebanan, didefinisikan sebagai :
Lamanya pembebanan = W/T x 100% ………..(12-4)
W = lebar tiap pulsa
T = periode
• Contoh : Osiloskop menunjukkan bentuk gelombang pulsa dengan
lebar tiap pulsa 0,2 µs dan perioda 1,6 µs. Maka lamanya pembebanan
gelombang adalah:
Lamanya pembebanan = 0,2/1,6 x 100%
=12,5%
Lamanya pembebanan mempengaruhi disipasi daya transistor. Makin
kecil lamanya pembebanan disipasi daya rata-rata dari transistor makin
kecil.

PENGUAT KELAS C TERNALA


Dengan menggunakan rangkaian resonan dalam kolektor, kita bisa
mendapatkan gelombang sinus dari pulsa arus sempit.
• Sebagai clamper negatif dan dioda emiter segera terbuka pada tiap
puncak positif. Ini menghasilkan pulsa arus kolektor sempit.

• Frekuensi dasar dari rentetan pulsa didefinisikan sebagai :


f1 = 1/T
f1 = dasar atau harmonik pertama
• Jika pulsa arus sempit menggerakkan rangkaian resonan, kita dapat
gelombang sinus dari tegangan yang hampir sempurna. Untuk
mendapat gelombang sinus dengan frekuensi dasar, berikut ini adalah
yang kita kerjakan.
1. Frekuensi resonan harus sama dengan frekuensi dasar dari
gelombang yang dipulsakan.
2. Rangkaian yang ditala harus mempunyai Q yang tinggi (lebih
besar dari 10)
KERJA KELAS C TERNALA

Permulaan pengisian kapasitor


+
10
-

Kapasitor mengosongkan muatannya


Arus indikator maksimum
Medan induktor yang menghilang mengisi kapasitor
Kapasitor mengosongkan muatannya
Arus induktor maksimum
Akhir dari siklus
HUBUNGAN DAYA
Penguat kelas C dapat memberikan daya beban lebih banyak daripada
penguat kelas B. Ini berarti kelas C lebih efisien daripada kelas B.
+Vcc

c L

RS
RL

RB
Dalam penguat kelas C, keadaan stasioner atau tidak ada sinyal tegangan
kolektor adalah
VCEQ = VCC

≈ 2 VCC

VCC

VCE (sat)
0

Jika ada sinyal, dia mendorong tegangan kolektor total untuk berayun di
atas dan di bawah tegangan ini. Tegangan kolektor dapat turun tidak
lebih dari VCE (sat).
C L R paralel RL

Resistansi seri dari induktornya dapat diganti denngn resistansi paralel


ekivalennya
Rparalel ini dalam hubungan paralel dengan RL
C rC

Hasil daripada jumlah kedua resistansi ini adalah resistansi beban ac


ekivalen rc
Daya output AC maksimum

atau
DISIPASI DAYA

100% garis beban


Setengah garis beban yang digunakan

50% garis beban

Rasio dari disipasi yang terbaik dengan daya output AC maksimum

100% garis beban


EFISIENSI MAKSIMUM
Daya input DC dari pencatu

Efisiensi dari penguat kelas C

Dengan substitusi didapatkan


PENGALI FREKUENSI
• Penggunaan lain dari rangkaian C yang ditala adalah dalam pengali
frekuensi. Idenya adalah menala tank resonan (resonant tank) ke
harmonic atau kelipatan (multiple) dari frekuensi input. Gambar 12-11a
menunjukkan pulsa arus sempit yang menggerakkan rangkaian yang
ditala. Pulsa arus sempit mempunyai frekuensi dasar 1 Mhz. Dalam
penguat kelas C ditala yang biasa, kita menala rangkaian resonan ke
frekuensi dasar. Maka, tiap pulsa arus mengisi kembali kapasitor sekali
per siklus output (Gambar 12-11b).
• Misalkan kita merubah frekuensi resonan dari tank menjadi 2 Mhz, ini
adalah kelipatan kedua dari harmonic kedua 1 Mhz. Kapasitor dan
Induktor akan berinteraksi dengan kelajuan 2 Mhz dan menimbulkan
tegangan output 2 Mhz seperti ditunjukkan dalam Gmabar 12-11c.
Sekarang pulsa arus 1 Mhz mengisi kembali kapasitor pada tiap periode
output lain.
• Jika kita tala tank tersebut ke 3 Mhz, harmonic ketiga 1 Mhz, kita
dapatkan sinyal output 3 Mhz (Gambar 12-11d). Dalam hal ini, pulsa
arus 1 Mhz mengisi kembali kapasitor tiap periode output ketiga. Selama
Q dari rangkaian resonan tinggi, tegangan output tampak hamper seperti
gelombang sinus sempurna.
• Gambar 12-12 menunjukkan satu cara untuk membuat pengali
frekuensi. Sinyal input mempunyai frekuensi f, sinyal ini di-clamp
secara negative pada basis. Arus kolektoryang dihasilkan adalah rentetan
pulsa arus sempit dengan frekuensi dasar f. Dengan menala tank resonan
ke harmonic ke-n, kita dapatkan tegangan output yang frekuensinya nf.
• Dalam Gambar 12-12, pulsa arus mengisi kembali kapasitor tiap
periode output ke-n. Karena ini, daya output berkurang jika kita menala
ke harmonic – harmonic yang lebih tinggi, makin tinggi n, daya output
makin rendah, Karena efisiensi yang berkurang pada harmoni-harmonik
yang lebih tinggi, pengali frekuensi kelas C yang ditala
• Gambar 12-12 biasanya hanya digunakan untuk harmonic – harmonic
rendah seperti yang kedua atau ketiga. Untuk n lebih besar dari 3,
biasanay kita kembali kea lat semi konduktor yang lebih efisien seperti
step recovery diode.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai