Anda di halaman 1dari 5

Renza Yuarifaldi

20191330037

JAWABAN UTS TEKNIK TEGANGAN TINGGI

1. Rangkaian Pembangkit Tegangan Impuls


➢ Gambar Rangkaian Tegangan Impuls RLC

➢ Gambar Rangkaian Dasar Pembangkit Tegangan Impuls

Kapasitor impuls Cs dimuati tegangan Uo dari suatu penyearah dan kemudian diluahkan
dengan menyalakan sela F dengan waktu yang sangat singkat sekali (orde mikro sekon). Saat
terjadi peluahan terjadi aliran muatan kearah kapasitor beban melalui Rd. Kecepatan
pengisian muatan pada kapasitor beban Cb hingga mencapai tegangan puncak menentukan
bentuk kecuraman dari muka gelombang impuls. Makin cepat proses pengisian itu, maka
makin curam atau makin cepat mencapai puncak gelombang. Setelah pengisian muatan pada
Cb selanjutnya terjadi peluahan muatan melalui Rd dan Re untuk rangkaian b dan melalui Re
untuk rangkaian a. Lama waktu dalam proses peluahan muatan menentukan punggung dari
gelombang impuls. Segera setelah penyalaan F pada t=0 maka hampir seluruh tegangan Uo
muncul pada rangkaian seri Rd dan Cb dalam keduan rangkaian. Semakin kecil nilai Rd dan Cb
maka akan semakin cepat tegangan U(t) mencapai nilai puncak.

➢ Gambar Rangkaian Marx Untuk 3 Tingkat


Renza Yuarifaldi
20191330037

Dari rangkaian 19 dapat dijelaskan bahwa masing-masing Cs dimuati dengan tegangan


pemuat Uo melalui resistansi RL. Bila seluruh sela F tembus, maka Cs akan terhubung seri dan
memuati Cb melalui hubungan seri resitor redaman R’d dan setelah itu muatan dalam C’s dan
Cb akan melalui R’d dan R’e. Sebaliknya R’L >> R’e. Dalam menggunakan rangkaian Marx
tembus dalam setiap sela F harus bersamaan. Effisiensi medan bergantung pada bentuk
tegangan impuls yang dibangkitkan dan umumnya berkisar antara 0.6-0.9.

2. Rangkaian Penyearah Tegangan DC


➢ Penyearah Setengah Gelombang

Penyearah setengah gelombang memiliki kelebihan dari segi rangkaian yang sangat simpel
dan sederhana. Karena menggunakan satu dioda maka biaya yang dibutuhkan untuk
rangkaian lebih murah.
Kelemahan dari penyearah setengah gelombang adalah keluarannya memiliki riak (ripple)
yang sangat besar sehingga tidak halus dan membutuhkan kapasitor besar pada aplikasi
frekuensi rendah seperti listrik PLN 50Hz. Kelemahan ini tidak berlaku pada aplikasi power
supply frekuensi tinggi seperti pada rangkaian SMPS yang mempunyai duty cycle diatas 90%.
Kelemahan lainnnya adalah kurang efisien karena hanya mengambil satu siklus sinyal saja.
Artinya siklus yang lain tidak diambil alias dibuang. Ini mengakibatkan keluaran dari power
supply yang menggunakan penyearah ini memiliki daya yang lebih kecil.
➢ Penyearah Satu Gelombang

Dalam rangkaian ini, pada waktu gelombang tegangan bernilai positif (1/2 cycle yang
pertama), diode D1 meneruskan arus, dan kapasitor C diberi muatan dan bila gelombang
mencapai nilai negative (1/2 cycle kedua) diode D2 meneruskan arus dan D1 tidak mengalirkan
dan kapasitor C diberi muatan. Besarnya ripple pada rangkaian ini lebih kecil dari pada
rangkaian ½ gelombang, karena itu dV tergantung pada Frekuensi Tegangan, Konstanta Waktu
Ri dan C serta Reaktansi dari Trafo.
Renza Yuarifaldi
20191330037

➢ Penyearah Tegangan Villard

Pada rangkaian ini tegangan output diambil dari titik jepitan yang terdapat pada diode D.
Tegangan diode ini bernilai antara 0 – 2Vmax. Bila rangkaian ini diberi RL, maka nilai tegangan
V tidak lagi tetap. Rangkaian Villard adalah rangkaian sederhana dari sistem penggandaan
tegangan. Kapasitor C dimuati sampai nilai tegangan puncak Vmax yang menyebabkan output
dari tegangan tinggi akan menaik bila dibandingkan dengan tegangan dari trafo. Bila beban
kosong IL – 0, maka V – Vmax dari diode, sedangkan Vmax dari diode D adalah V0(max) –
2Vmax Vd(max) = 2V(max)T dari trafo. Karena itu bila tidak ada pelicin maka tegangan tidak mungkin
rata.
➢ Penyearah Greinacher

Pada rangkaian pengganda seperti diatas, kondensator C1 akan diberi muatan oleh D1 sampai
tegangan mencapai Vmax pada saat gelombang tegangan bolak-balik mencapai nilai (-)
Vmax (waktu ½ cycle). Bilamana tegangan trafo naik sehingga (+) Vmax pada waktu berikutnya
maka tegangan C1- yang satu lagi (+) 2Vmax dan kapsitor C2 mendapat giliran dimuati oleh D2
sampai tegangan mencapai 2Vmax– (biasanya tegangan searah terjadi lebih rendah dari 2Vmax).
Turunnya tegangan yang disebabkan adanya tegangan ripple besarnya tergantung pada nilai
konstanta CI, RI, dan konstanta pemuatan sebelumnya. Bilamana RL/r ≤ 10 dan X/r ≤ 0,25 maka
nilai tegangan ripple akan lebih kecil dari 2% (RL = tahanan beban, r = tahanan dalam dari trafo
dan X = reaktansi dari trafo). Jadi, disini diode dan kondensator haruslah
mempunyai rated yang sama yaitu sebesar 2Vmax.

3. ➔ Penyebab pada penyarah setengah gelombang tegangan Blocking Dioda harus 2 kali adalah
karena Arus searah (DC) yang dihasilkan oleh penyearah setengah gelombang bukan DC murni
tapi DC berdenyut. Dalam output berdenyut DC sinyal, kita menemukan riak. Riak ini dalam output
sinyal DC dapat dikurangi dengan menggunakan filter seperti kapasitor dan induktor.
➔ Dalam rangka untuk mengukur berapa banyak riak yang ada di output DC sinyal kita
menggunakan faktor yang dikenal sebagai faktor riak. Faktor riak dilambangkan dengan γ. Faktor
riak memberitahu kita jumlah riak yang ada pada output sinyal DC. Faktor riak besar menunjukkan
sinyal DC berdenyut tinggi sementara faktor riak rendah menunjukkan sinyal DC berdenyut
rendah. Jika faktor riak sangat rendah maka itu menunjukkan bahwa arus output DC lebih dekat
ke arus DC murni. Dalam kata sederhana, semakin rendah faktor riak halus sinyal DC output.
Renza Yuarifaldi
20191330037

➔ Faktor riak juga hanya didefinisikan sebagai rasio tegangan riak untuk tegangan DC. Faktor
riak harus dijaga seminimal mungkin untuk membangun Penyearah yang baik. Mencari Faktor Riak
dapat dirumuskan :

Maka nilai faktor riak sebesar 1.21


➔ Pada setengah gelombang, diode akan berfungsi sebagai penghantar pada siklus positif dan
tidak berfungsi sebagai penghantar pada siklus negatif, sehingga dinamakan sebagai
penyearah setengah gelombang. Berikut ini gambar output penyearah setengah gelombang
3 siklus.
➔ Pada perencanaan rangkaian penyearah, harus diketahui besar/batas tegangan maksimum
yang diperbolehkan pada diode. Disebut tegangan maksimum atau tegangan puncak balik
atau PIV {peak- inverse - voltage}karena pada saat dioda mendapat bias mundur {balik}
maka tidak ada arus yang mengalir.
➔ Berdasarkan kondisi diatas maka dapat dirumuskan bahwa besarnya tegangan output dari
rangkaian penyearah adalah Vmax dibagi dengan π (pi). Dimana besarnya Vmax adalah
tegangan puncak (V-peak) dari salah satu siklus sinyal AC. Atau sebesar 0.318Vmax. Dan jika
dihitung dengan nilai RMS menjadi 0.318 kali √2 sama dengan 0.45Vrms.
➔ Maka atas dasar diatas, Spesifikasi Dioda yang dipakai untuk penyearah tegangan DC harus 2
kali dari tegangan supply input yang dipakai.

4. Perbedaan karakteristik transformator uji dan transformator daya adalah sebagai berikut :
➢ Perbandingan lilitan transformator uji lebih besar dibanding transformator daya. Hal tersebut
dikarenakan trafo uji hanya memiliki catu sebesar 220 Volt atau tegangan distribusi sedangkan
yang akan dibangkitkan untuk pengujian tegangan tinggi bisa mencapai satuan Kilo Volt. Maka
dari pada itu perbandingan lilitan sekunder dan primernya lebih besar transformator daya.
➢ Kapasitas KVA-nya lebih kecil dibandingkan dengan kapasitas transformator daya oleh karena
keperluan mengadakan lompatan api tidak perlu tenaga yang besar.Yang diperlukan disini
adalah tegangan, bukan daya/tenaga.
➢ Hanya transformator satu fasa yang digunakan. Hal ini disebabkan karena biasanya pengujian
dilakukan fasa-demi-fasa.
➢ Biasanya terminalnya (ujung lilitannya) ditanahkan (grounded) untuk keperluan proteksi dan
keamanan.
➢ Pada waktu merencanakan isolasi untuk transformator penguji hanya diperhitungkan isolasi
terhadap tegangan penguji maksimum, karena tidak diharapkan transformator tersebut tidak
mengalami tegangan lebih.
➢ Trafo uji dipasang pada sebuah laboratorium yang cukup dilindungi dari tegangan lebih.
Renza Yuarifaldi
20191330037

5.

Gambar diatas menunjukan Cascade Transformers dimana trafo pertama adalah tanah bersama
dengan tangkinya. Trafo kedua disimpan pada insulator dan dipertahankan pada V2, tegangan
output dari unit pertama diatas tanah. Belitan tegangan tinggi dari unit ini terhubung ke tangki
unit ke dua. Belitan tegangan rendah dari unit ini disupply dari belitan eksitasi dari trafo pertama
yang diseri dengan belitan tengan tinggi trafo pertama pada akhir tegangan tingginya. Rating dari
belitan eksitasi hampir identik dengan sisi primer atau belitan tegangan rendah. Hubungan
tegangan tinggi dari belitan trafo pertama dan belitan eksitasi terminal diambil dari bushing ke
trafo kedua. Dengan cara yang sama trafo ketiga disimpan pada insulator diatas tanah pada
tegangan 2V2 dan di supply dari trafo kedua. Jumlah tahapan dari susunan jenis ini biasanya dua
atau empat, tetapi sangat sering, yang digunakan adalah tiga tahap untuk memfasilitasi operasi
tiga-fasa sehingga dapat diperoleh antar line-line.

Pasokan ke unit dapat dipertahankan dari genset motor atau melalui regulator induksi untuk
variasi tegangan output. Jumlah tegangan dari lilitan utamanya biasanya sebesar 230 volt atau ada
juga yang sebesar 400 volt untuk unit trafo yang lebih kecil, hingga 100 kVA. Untuk output
biasanya dihasilkan sebesar 3,3 KV, 6,6 KV, dan 11 KV.

Anda mungkin juga menyukai