Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai mahasiswa teknik elektronika,

wajib mengetahui rangkaian dasar

elektronika dan memahaminya karena dengan memahami dasar

dasar rangkaian

elektronika akan mempermudah mendalami lebih jauh kedalam rangkaian yang lebih
kompleks. Salah satu rangkaian dasar dari elektronika yaitu penguat kelas A dimana
rangkaian ini cukup menggunakan satu transistor untuk yang tingkat satu, rangkaian ini
juga sangat baik untuk penguat sinyal kecil.
Penguat kelas A ini sangat baik untuk dipelajari untuk mahasiswa teknik
elektronika karena dengan memahaminya, akan mudah untuk mempelajari penguat tipe
yang lainnya. Selain itu hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan percobaan
penguat kelas A ini adalah dengan memperhatikan spesifikasi atau datasheet dari transistor
yang akan digunakan karena akan berpengaruh terhadap komponen yang akan dipakai
nanti.

1.2 Perumusan Masalah


Perumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1
2
3
4

Transistor apa yang digunakan untuk rangkaian penguat kelas A ini?


Bagaimana cara merangkai penguat kelas A ini?
Apa saja komponen yang diperlukan?
Bagaimana analisa perhitungan dan pengukuran dari penguat kelas A ini?

1.3 Tujuan
1
2
3

Untuk mengetahui fungsi dari penguat kelas A.


Untuk mengetahui karakteristik dari penguat kelas A.
Untuk menganalisa hasil pengukuran dengan hasil perhitungan.

BAB II
PERHITUNGAN TEORI

2.1 Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai


sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau
sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada
keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor dibedakan lagi menjadi 2 bagian, yaitu Transistor PNP dan Transistor
NPN. Untuk dapat membedakan kedua jenis tersebut, dapat kita lihat dari bentuk arah
panah yang terdapat pada kaki emitornya. Pada transistor PNP arah panah akan
mengarah ke dalam, sedangkan pada transistor NPN arah panahnya akan mengarah ke
luar. Saat ini transistor telah mengalami banyak perkembangan, karena sekarang ini
transistor sudah dapat kita gunakan sebagai memori dan dapat memproses sebuah
getaran listrik dalam dunia prosesor komputer.

2.2 Teori Penguat Kelas A

Pada penguat kelas A mensyaratkan bahwa transistor harus dalam daerah aktif
untuk seluruh siklus ac. Untuk membedakan operasi ini dari jenis lain, maka dinamakan

Operasi Kelas A. Dalam memahami rangkaian penguat daya operasi kelas A ini
maka kita harus mempelajari mengenai garis beban AC

dan garis beban DC

terlebih dahulu. Kedua garis beban ini membantu perancang untuk

menentukan

daerah kerja dari transistor.

Setiap penguat melihat dua macam beban, beban dc dan beban ac. Ini berarti
dikenal dua jenis garis beban, garis beban dc dan garis beban ac. Dapat
menurunkan garis beban
memperoleh

garis

dc,

beban

dengan

menganalisa rangkaian ekivalen dc. Untuk

ac, harus menganalisa rangkaian ekivalen ac. Untuk

mendapatkan garis beban ac maka yang pertama dilakukan adalah mencari garis
beban dc. Untuk memperoleh garis beban dc bayangkan rangkaian ekivalen dc.

Gambar: Penguat CE

Gambar: Rangkaian Ekivalen DC


Rangkaian Ekivalen DC diperlukan untuk menentukan tegangan dan arus pada emiter,
basis dan kolektor. Rangkaian ekivalen ini diperoleh dengan menganggap semua kapasitor
terbuka sehingga dapat dihilangkan dari rangkaian.Rangkaian Ekivalen DC diperlukan untuk
menentukan tegangan dan arus pada emiter, basis dan kolektor. Rangkaian ekivalen ini diperoleh
dengan menganggap semua kapasitor terbuka sehingga dapat dihilangkan dari rangkaian.

Gambar: Rangkaian Ekuivalen AC

Gambar: Garis Beban DC dan AC


Bila terminal kolektor emitor dihubung pendekan, transistor akan menjadi jenuh
dan arus dc dari kolektor menjadi maksimum dan diberikan oleh:

Dimana

Tegangan dc kolektor emitor adalah

Setelah menentukan garis beban dc. Pada Gambar Rangkaian Ekuivalen AC


menunjukkan rangkaian ekivalen ac. Emiter untuk ac tersambung ke bumi, oleh
adanya kapasitor pintas, dan kolektor memacu suatu tahanan beban sebesar.

Apabila tegangan masukan ac dari Gambar tersebut disusutkan menjadi nol,


transistor akan beroperasi di titik Q yang diperlihatkan dalam Gambar Garis Beban DC
dan AC. Apabila isyarat masukan ac diperbesar mulai dari nol, perubahan perubahan
akan terjadi dalam arus kolektor total dan tegangan kolektor total . Oleh karena,
tahanan beban ac berbeda dengan tahanan beban dc, maka operasi berlangsung sepanjang
garis beban ac daripada garis beban dc. Perhatikan bahwa garis beban acmempunyai
titik jenuh (saturation point) yang diberi lambing ()dan suatu titik pancung yang
ditunjukkan dengan ( ).
Untuk mendapatkan harga dari () dan ( ) dalam Gambar
Rangkaian Ekuivalen AC, tegangan kolektor ac diberikan oleh

Dimana tanda minus menunjukkan pembalikan fasa. Oleh karena tegangan ac


dan arus ac ekivalen dengan perubahan dalam arus dan tegangan total, persamaan di
atas dapat ditulis sebagai:

Dalam Gambar Garis Beban DC dan AC, perubahan dalam arus total antara titik Q dan
titik jenuh dari garis beban adalah:

Ini menyatakan kenaikan dalam arus total apabila berpindah dari titik Q ke titik
jenuh yang terletak pada garis beban. Dengan jalan yang sama, perubahan dalam tegangan
total antara titik Q dan titik jenuh adalah

Hal ini diperhatikan oleh karena tegangan total menurun bila dipindah dari titik Q ke
titik jenuh yang terletak pada garis beban, sehingga diperoleh:

Dengan menyelesaikan persamaan untuk () ini diperoleh :

Arus ini adalah arus di ujung atas dari garis beban. Dengan penurunan yang serupa,
tegangan di ujung bawah dari garis beban adalah

Gambar: Garis Beban AC untuk Penguat yang


Sembarang

Kepatuhan DC

Kepatuhan dc dari sebuah penguat transistor adalah jangakauan tegangan


operasi dc dari kolektor. Misalnya, pada Gambar Garis Beban AC Untuk Penguat yang
Sembarang memperlihatkan sebuah garis beban dc dari sebuah rangkaian yang

diberi

pra-tegangan oleh sebuah pembagai tegangan. Oleh karena titik Q dapat ditempatkan di
mana saja sepanjang garis beban dc, maka kepatuhan tegangan dc sama dengan
V CC . Apabila

V CC

= 15 V maka penguat

transistor

tersebut

mempunyai

kepatuhan 1

Gambar: Kepatuhan DC Sama Sengan Seluruh Garis Beban DC

Sinyal Maksimum Tak Terpotong


Sebuah penguat akan beroperasi sepanjang garis beban ac, bila penguat tersebut
dijalankan oleh sebuah tegangan ac. Apabila sinyalnya terlalu besar, sinyal tersebut akan
terpotong di salah satu ujungnya. Apabila titik Q berada di bawah pusat garis beban, diperoleh
pemotongan. Apabila titik Q berada di atas pusat dari garis beban,diperoleh pemotongan jenuh.
Apabila menempatkan Q di tengah-tengah garis beban, diperoleh sinyal terbesar yang tidak
terpotong.

Kepatuhan AC
Jika perpotongan dalam keadaan terpancung terjadi lebih dulu, maka kepatuhan ac-nya adalah:

Apabila ICQ= 1mA dan r L = 3K, penguat harus mempunyai kepatuhan AC sebesar

Nilai PP ini menyatakan maksimum dari tegangan keluaran dari puncak ke puncak yang
tak terpancung dari setiap penguat dengan

I CQ = 1mA dan

r L = 3K. Jika titik Q lebih

dekat pada kejenuhan. Ini berarti sinyal keluaran yang terbesar yang tidak tergantung
mempunyai tegan puncak ke puncak sebesar

Jika titik Q ditempatkan di pertengahan di garis beban ac, penguat mempunyai


kepatuhan ac yang maksimal, artinya penguat tersebut dapat menghasilkan sinyal yang tak
terpancung yang maksimal.

Oleh karena itu kita dapat menghitung kepatuhan ac dengan menggunakan


atau 2 I CQ r L .

2V CEQ

2.3 Menentukan Transistor


Datasheet TIP 41C :

TIP41C, dc = 200, Ic = 30 mA = 0,003 A, Vcc = 30 V


V C =0,1 vcc
V E =3
I E =I C

R E=

VE
3
=
=10 0
V E 0,0 3

R E=10 0
RC =4 x
RC =4 x 1 00
RC =40 0
V B =V E + V BE (VBE=0,7)
3+0,7

3,7 V

R E=

IC
30
=
=0,15 mA
dc 200
Arus melalui pembagian tegangan sekurang-kurangnya harus sepuluh kali lebih besar
dari arus basis

10 x I B=10 (0,15)
1,5 mA

RT =

V CC
30
=
=20 k
10 I B 1,5 mA

R 2=

VB
3,7
=
=2,46 k
10 I B 1,5 mA

R1=RT R2=202,46=17,54
RPT =R 1/ R 2
17,54 x 2,46
=2,15 k
17,54+2,46
DC . IC=

VCC
30
=
=0,06 A VCC =30 V
RC + RC 500

VLEQ=VCCIC ( RC + RC )
300,006 ( 500 )

303

27 V

I =RC /
200

IC=ICQ +

RCCQ
RC

0,03+

27
200

0,03+0,135

0,165 A

I
1
T = = =0,1
F 10

T =RC R 1 / R 2=2,15 K

0,1=2,15 C

C 2=

T
0,1
220
=
=0,00 25
F
C 1 46,5
100

XC =

1
1
1
=
=
2 FC 2 .3,14 .10 C 2 .3,14 .10 . 24,6

0,000161 250 F

Maka resistor yang digunakan

R1 = 16

R2 = 470
RC

= 470

R E = 160
R L = 470

C 1=

C 3=XC =

0,1
=46,5 F
2,15

1
=R 2=24,6
10

1
6179,52


IC =

DC Ekivalen
V CC
30
=
=0,006 A
R C + R E 400+ 100

V CC =V CE =30V

AC Ekivalen

RC
R
V CEQ =V CCI C + E
300,006 (500)

303=27 V
r L=RC / 400=200

I C =I CQ +

I E I C =I CEQ

V CEQ
27
=0,003+
=0,165 A
rL
2000

V CE =V CEQ + I CQ . r L
27+0,003 . 200=27,6 V

D
c

0,165
0,00
Q

A
c

27

30

1
1
T= =
=0,1
f 10 Hz
T =R .C 1
0,1=2.161,942 . C1
C1 =46,254 F
T =R .C 2
0,1=400 .C 2
C2 =220 F
C3 =250 F

Rangkaian TIP 41C

R1 / R 2=2.161,942

Hasil Gelombang Penguat Sinyal Kelas A dibuat pada papan PCB :

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari semua percobaan yang telah dilakukan. Dapat disimpulkan penguatan yang didapat
dari rangkaian penguat kelas A yang kami rancang adalah sekitar 1 2 kali penguatan.

Anda mungkin juga menyukai