Rangkaian penguat akhir pada system audio berfungsi sebagai penguat daya, maka dari
itu penguat akhir juga disebut sebagai penguat daya. Rangkaian penguat daya terdiri dari penguat
tegangan dan penguat arus. Bagian Penguat akhir pada sistem audio terdiri dari dua bagian yaitu :
1. Pengemudi (driver), berupa rangkaian penguat tegangan dengan penguatan yang besar.
Pengaturan titik kerja penguat pada klasifikasi kelas A.
2. Penguat arus, berupa rangkaian penguat daya dengan penguatan yang tidak terlalu besar,
bahkan penguatannya mendekati satu. Agar mencapai effisiensi kerja yang besar, maka
pengaturan kerjanya pada klasifikasi kelas AB mendekati kelas B. Rangkaian penguat daya
dibuat kelas AB agar mencegah terjadinya cacat sileng (Cross Over Distortion).
Rangkaian penguat OCL (Output Condensator Less) termasuk rangkaian penguat Push-pull
Complementer. Transistor Q2 dan Q3 membentuk rangkaian Push-pull Complementer. Sinyal output
dihasilkan lewat pertemuan elektroda emitter pada transistor penguat push-pull Q2 dan Q3, dengan
demikian penguat Q2 dan Q3 membentuk konfigurasi Common Colllector yang penguatannya mendekati
satu.
Output penguat akhir ini adalah tanpa condensator output, berarti koplingnya adalah langsung. Oleh
karena itu disebut juga penguat DC (DC Ampifier), DC berarti Direct Coupling artinya tegangan output
harus tidak mengandung tegangan DC (Vdc output = 0).
Pada daerah kerja kelas A semua gelombang yang diolah memerlukan arus IC. Walaupun tidak ada
sinyal pada input, penguat (transistor) sudah menghantarkan arus. Sedangkan pada daerah kerja kelas
b, arus diperlukan saat setengah gelombang saja. Karena saat belum ada sinyal, belum ada aliranarus
pada IC, maka sering menimbulkan cacat silang (Cross Over Distortion). Untuk itu daerah kerjanya
dirubah menjadi kelas AB. Pada kelas AB sebelum diberi sinyal arus IC sudah mengalir saat sinyal input
= 0 (nol). Penguat kelas AB digunakan untuk menghilangkan cacat silang, gambar penguat kelas AB
ditunjukkan seperti di bawah ini.