PENDAHULUAN
Dalam praktek sering kali kita harus menghubungkan suatu penguat dengan suatu
sumber, dengan penguat lain, atau dengan beban secara langsung. Ini perlu dilakukan
bila isyarat berupa arus DC atau tegangan bolak balik dengan frekuensi amat rendah.
Dalam banyak hal kita perlu menghubungkan satu transistor dengan transistor yang
lain secara langsung yaitu apabila diinginkan penguatan arus yang besar untuk isyarat
DC maupun AC. Selain itu, penggandengan langsung antara dua transistor juga
dilakukan untuk membuat rangkaian lebih sederhana, ringkas, dan mempunyai titik
Dalam bab ini mula-mula akan dibahas mengenai penguat gandengan DCyang biasa,
Gambar dibawah ini menunjukkan dua transistor npn yang digandengkan langsung
secara biasa, diamana kolektor transistor pertama dihubungkan dengan basis transistor
kedua. Agar penguat bekerja dengan baik, yaitu mampu menghasilkan isyarat
keluaran yang besar tanpa cacat, titik-q haruslah ditengah garis beban. Penguat
maka tegangan panjar pada satu transistor akan mempengaruhi tegangan panjar
transistor yang lain. Agar transistor Q2 mendapat tegangan panjar kelas A, yaitu
dengan titik kerja di tengah garis beban , maka VCE(q) untuk Q2 haruslah sama dengan
= 1 KΩ, maka IE(q) untuk transistor Q2 haruslah sama dengan 10 mA. Informasi ini
diperlukan untuk menghitung hie2. Oleh karena kolektor Q1 berbeda satu VBE diatas
berarti
tanah. Kemudian tegangan basis Q1 haruslah pada tegangan VB= VE + VBE =0.5
+0.^%= 1.15 V. nilai tegangan pada basis Q1 dapat juga kita hitung dari:
Untuk menganalisa perilaku penguat untuk isyarat kecil, maka dapat dihitung penguat
dibawah ini:
Untuk memudahkan perhitungan, maka dianggap jauh lebih besar dari RE2, dan
.
Dari gambar tersebut,
Sehingga
Akibatnya//
Selanjutnya dihitung,
Jika
Selanjutnya
Dapat juga diperkirakan nilai hambatan masukan Ri dan hambatan keluaran Ro
dengan RB=RB1//RB2
Suatu variasi rangkaian tegangan pancar untuk penguat dengan dua transistor yang
digandengakan langsung dilukiskan pada gambar 3.1 dan 3.2 dibawah ini.
Pada rangkaian tersebut, arus panjar Q1 diambil dari rangkaian pada emitor Q2.
Misalan arus IC2 pada Q2 bertambah besar, tegangan DC pada titik a akan naik.
Akibatnya, arus basis untuk Q1 akan bertambah besar, arus kolektor IC1 pada transistor
Q1 akan bertambah besar dan tegangan DC pada kolektor C1 akan turun. Akibatnya,
VBE pada transistor Q2 akan berkurang, mempengaruhi arus kolektor IC2 pada
transistor Q2, dan tegamgan titik a kan turun. Tampak bahwa dengan tegangan panjar
balikan rangkaian akan menekannya bila karena suatu hal tegangan pada titik a
bertambah. Akibatnya dengan tegangan panjar seperti inidapat kita peroleh titik kerja
yang mantap.
4. Pelepas Gandengan
Pada gambar dibawah ini, resistor R3 dan kapasitor CD dipasang agar pengaruh
tegangan isyarat pada transistor Q2 terhadap VCC karena hambatan dalam VCC tidak
masuk kedalam rangkaian Q1. Apabila hal ini terjadi, maka dapat terjadi osilasi, yaitu
keadaan dimana tanpa isyarat masukan terjadi isyarat keluaran. Osilasi ini biasa
terjadi pada daerah frekuensi amat rendah, sehingga penguat akan menghasilkan
isyarat yang mengeluarkan bunyi sseperti perahu motor. Osilasi semacam ini disebut
osilasi perahu motor. Kombinasi R3 dan CD dipilih agar mempunyai tetapan waktu R3
CD yang amat rendah, sehingga tegangan syarat yang kembali melalui VCC ditekan
melepaskan gandengan antara satu tahap dengan tahap berikutnya terhadap pengaruh
5. Pasangan Darlington
yang tinggi banyak memberi keuntungan. Tetapi untuk maksud tersebut diperlukan
lapisan yang sangat tipis pada daerah basis yang akan mengakibatkan transistor
dua transistor yang biasa disebut dengan pasangan Darlington seperti terlihat pada
gambar di bawah ini. Pasangan transistor tersebut terdapat di pasaran dalam paket
dengan
Jika kita berasumsi arus masukan i seperti diperlihatkan pada gambar 14.10 dan
menghitung arus yang mengalir, akan didapat penguatan efektif β=(IC’IB’) adalah
Pasangan Darlington sering juga digunakan dengan arus emitor yang relative tinggi
sehingga β2 relatif kecil; jika tidak Q1 mempunyai berarus rendah sehingga β1 bisa
Kita mungkin berangan-angan dapat menghitung re dari arus emitor dari Q2. Namun
demikian Q2 dikendalikan dari sumber (Q1) yang memiliki arus yang sangat rendah,
karenanya memiliki hambatan keluaran yang tinggi. Oleh sebab itu harga re efektif
Namun IE1=IE2/β2 dan juga re1=β2re2, dengan demikian harga re efektif diberikan oleh
Contoh 1:
Hitung parameter kinerja penguat diferensial seperti pada gambar dibawah ini, untuk
Jawab:
sebesar
besarnya fraksi masukan modus bersama yang ada pada sambungan B-E adalah
jadi walaupun dengan masukan sebesar 2 volt p-p akan hanya mengubah vbe sebesar
±2,6 mV, dengan demikian masih pada pengoperasian isyarat-kecil. Jika kita
mengasumsikan harga efektif RE sebesar 100 kW, besarnya keluaran modus bersama
Karena adanya toleransi sebesar 1% untuk RL1, RL2, harga di atas dapat berubah-
ubah pada kisaran ±0,0002 volts. Keluaran diferensial ( vo1-vo2) akan berharga paling
Jika masukan berupa isyarat modus bersama yang tergabung (superimpossed) dengan
isyarat diferensial sebesar 2 mV(p-p), maka keluaran sebesar 312 mV(p) dari isyarat
menggunakan keluaran diferensial, perbedaanya akan naik sebesar 624 mV(p) sampai
0,4 mV(p).
Suatu bentuk gandengan langsung antara dua transistor yang sering dijumpai adalah
Perbedaannya hanya terletak pada transistor Q2 yaitu transistor pnp. Dioda D1 dan D2
adalah untuk penyedot arus ICO, agar tak menyebrang sambungan basis kolektor, yang
Kombinasi pnp-npn seringkali digunakan sebagai satu transistor ini dilukiskan pada
gambar 2 berikut:
transistor pertama npn, maka kombinasi akan bersifat sebagai transistor npn pula.
7. Penguat Differensial
Satu bentuk penguat gandengan langsung yang banyak digunakan dapat dilihat pada
Penguat ini mempunyai dua masukan dan dua keluaran. Selisih tegangan isyarat
antara kedua keluaran ini sebanding dengan selisih kedua isyarat pada masukan, jika
penguatan tegangan kedua penguat sama. Ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Penguatan A juga disebut penguatan diferensial. Oleh karena itu ada dua masukan dan
dua keluaran, penguat diferensial seperti itu dikatakan mempunyai masukan berujung
dua dan keluaran berujung dua. Penguat diferensial tersebut dikenal dengan nama
Marilah kita tinjau perilaku penguat di atas untuk isyarat masukan diferensial
Vid = Vi1-V12. Agar lebih mudah dimengerti Vi2 dibuat tetap besarnya, misalnya sama
Jika Vid diperbesar, arus IE1 akan diperbesar pula. Akibatnya tegangan titik A akan
naik, VBE(Q2) akan berkurang sehingga IE2 akan berkurang. Ini berarti
Gambar 3.4. (a) penguat diferensial dengan masukan dan keluaran berimbang; (b)
dipengaruhi oleh isyarat diferensial. Dengan kata lain tegangan pada titik A
mempunyai nilai tetap terhadap isyarat diferensiaL Dapatlah diartikan bahwa untuk
isyarat diferensial, RE tak dilalui arus isyarat sehingga tidak muncul pada rangkaian
setara isyarat kecil. Untuk isyarat diferensial pada suatu penguat diferensial dengan
masukan berimbang dap keluaran berimbang rangkaian setara adalah seperti pada
gambar 5.
Dari gambar 4 tampak bahwa hambatan masukan Ri = 2hie dan hambatan keluaran
1
R0 2 // Rc
hoe
Vod io Ro hoe // Rc
KV h fe
Vid ii Ri hie
Seringkali kolektor salah satu transistor dihubungkan langsung padA Vcc sehingga
berada pada tanah ac. Penguat diferensial semacam ini mempunyai keluaran tunggal
dan disebut penguat diferensial dengan keluaran, tak berimbang. Penguat semacam ini
Marilah kita tinjau perilaku kedua masukan pada penguat di atas. Jika V i2 kita
buat tetap dan V. 1 diperbesar maka arus iEl membesar dan iE2 mengecil maka
tegangan pada keluaran akan naik. Jadi isyarat pada masukan akan menghasilkan
keluaran sefasa. Masukan a disebut masukan tak membalik, dan dinyatakan dengan
tanda +. Jika masukan a dibuat tetap dan tegangan pada masukan b diperbesar,
maka arus kolektor Q2 akan bertambah besar yang berakibatkan tegangan pada
keluaran akan turun. Tampak jika keluaran b dinaikkan, keluaran turun, atau
isyarat pada masukan b akan menghasilkan keluaran dengan fasa berlawanan. Oleh
Suatu bentuk penguat diferensial dengan masukan diferensial dan keluaran tunggal
Rangkaian setara penguat diferensial dengan keluaran tak berimbang dilukiskan pada
gambar berikut
Gambar 3.6. Rangkaian setara penguat diferensial dengan keluaran tak berimbang.
keluaran tak berimbang (keluaran tunggal) kita hubungkan satu dengan yang
bersama (common mode). Berapa besar tegangan isyarat keluaran untuk masukan
modus bersama seperti itu? Jika penguatan tegangan Q2 sama dengan penguatan Q1
V0 = A (V1-V2)
Penguatan tegangan untuk isyarat modus bersama disebut penguatan modus bersama
(ACM). Secara ideal jelaslah penguatan modus bersama harus sama dengan nol (Ac,yr
= 0). Dalam praktek ACM ≠ 0, tetapi bernilai lebih kecil dari penguatan diferensial.
prang mendefinisikan suatu besaran yang disebut nisbah penolakan modus bersama
Adif
CMRR (dB) 20 log atau
ACM
Nilai CMRR = 100 dB termasuk tinggi. Tak mullah dibuat penguat diferensial
dengan CMRR sebesar ini. CMRR = 120 dB hanya dapat dicapai pads penguat
agar mempunyai nilai yang sedekat mungkin. CMRR setinggi ini Bering diperlukan
Agar lebih jelas, misalkan kita mempunyai penguat diferensial dengan CMRR = -100
dB, dan A d i f = 100 = 40 dB, kits peroleh A CM = -60 dB = 10 -3. Jadi andaikan ada
isyarat modus bersama dengan tegangan 10 V, misalnya oleh sebab dengung dari
listrik PLN, maka pada keluarannya, akan ada tegangan isyarat (10 V) (10-3) = 10 mV.
isyarat modus bersama. Perlu kita perhatikan bahwa untuk isyarat modus bersama,
titik pertemuan emitor kedua transistor tidak lagi berperilaku sebagai tanah ac.
Rangkaian setara untuk isyarat modus bersama ditunjukkan pada gambar 10.20
Gambar 3.7. (a) penguat diferensial dengan isyarat modus bersama; (b) Rangkaian
gambar 10.22. Penguat semacam ini disebut penguat gandengan emitor (Emitter
Coupled Amplifier). Penguat ini juga dikenal sebagai penguat diferensial dengan
emitor ini mempunyai tanggapan frekuensi amplitudo yang lebar. Ini disebabkan
karena penguat ini dapat dipandang sebagai suatu pengikut emitor Q1 yang
Penguat pengikut enutor Q1 mempunyai penguatan tegangan sebesar 0,5 bila kedua
transistor yang digunakan identik, seperti dapat dilihat pada gambar 3.8
C
tak berpengaruh terhadap kapasitansi il . Selanjutnya penguat Q2 membentuk
penguat basis ditanahkan dengan frekuensi potong atas yang tinggi. Berdasarkan
radio.
8. Penguat kaskoda
Suatu bentuk penguat gandengan langsung yang dikenal sebagai penguat kaskoda
Gambar 3.9 (a) Penguat kaskoda; (b) Kaskoda dilukiskan sebagai penguat emitor
memperkuat isyarat yang diterima oleh pesawat radio, televisi, ataupun aiat
komunikasi radio yang lain. Penguat kaskoda memiliki tanggapan amplituda yang
amat lebar. Ini dapat dicapai karena penguat kaskoda tak lain adalah suatu penguat
emitor ditanahkan dengan penguatan tegangan satu, dihubungkan dengan penguat basis
ditanahkan.
01eh karena Qr mempunyai penguatan rendah maka efek Miller tak terlalu
frekuensi potong atas mempunyai nilai tinggi Pada penguat frekuensi radio orang
OLEH:
INDRAWANTO P (H21109263)
POKOK PEMBAHASAN
1. PENDAHULUAN
3. PELEPASAN GANDENGAN
4. HUBUNGAN DARLINGTON
6. PENGUAT DIFFERENSIAL
Daftar Pustaka