RANGKAIAN AC
NIM : 225090707111018
Kelompok : 06
Korektor Asisten
Catatan:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
____________________________________
Dapat diketahui bahwa: 𝑽=𝑰.𝑹 dan 𝑽𝑪=𝑰.𝑿𝑪 .Dengan 𝑿𝑪=𝟏𝝎𝑪=𝟏𝟐𝝅𝒇𝑪, maka berdasarkan
diagram fasor yang mana 𝑋𝐶 tertinggal -90⁰ terhadap R akan didapatkan hambatan total atau
impedansi yang dijumlahkan secara vektor, yaitu:
Selain dirangkai seri, rangkaian RC juga disusun secara paralel. Berdasarkan hukum
kirchoff ketika rangkaian disusun paralel tegangan yang mengalir pada resistor dan kapasitor
sama dengan tegangan sumber. Dengan demikian berdasarkan diagam fasor arus total sebesar
90⁰ yang mengalir pada resistor dan kapasitor serta impedansinya dapat dinyatakan sebagai
berikut:
𝑍=𝑅.𝑋c/√(𝑅)2+(𝑋c)2 (1.3)
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙=√(𝐼𝑅)2+(𝐼𝐶)2 (1.4)
(a) (b)
Gambar 1.1 (a) Rangkaian Paralel RC (b) Diagram fasor rangkaian paralel RC pada arus
(Floyd, et al., 2014).
Kemudian rangkaian AC yang melibatkan resistansi, reaktansi induktif dan reaktansi
kapasitif yang disusun seri disebut rangkaian RLC.
Gambar 1.2 (a) Rangkaian seri RLC (b) Diagram fasor ketika 𝑋𝐿>𝑋𝑐 (c) Diagram fasor
ketika 𝑋𝐿<𝑋𝑐 (Young, et al., 2012).
Sumber AC merupakan sumber bolak-balik dalam waktu tertentu pada suatu
rangkaian atau memiliki karakteristrik gelombang yang berulang dengan selang waktu
tertentu yang disebut dengan periode. Berikut macam-macam gelombang AC yang mana pada
gelombang AC memiliki dua polaritas yang berubah-ubah, dari polaritas yang lebih tinggi ke
polaritas yang lebih rendah atau naik turun dalam satuan waktu tergantung pada besar
frekuensinya
(a) (b)
Gambar 2.1 Rangkaian RLC (a) seri (b) paralel
(a) (b)
Gambar 2.2 Rangkaian RC (a) seri (b) paralel
2.2.3 Rangkaian Rl Seri dan Paralel
Yang pertama keadaan signal generator dan oscilloscope dipastikan tidak
diubah. Lalu keadaan saklar pada rangkaian uji diatur sehingga didapatkan rangkaian
RL seri seperti pada gambar 2.3.a. Bentuk sinyal tegangan 𝑉𝐴𝐷 yang dilihatkan pada
oscilloscope disimpan. Kemudian dengan digunakannya voltmeter, nilai RMS diukur dan
tegangan pada 𝑉𝐴𝐷,𝑉𝐴𝐵,𝑉𝐵𝐶, dan 𝑉𝐵𝐷dicatat. Arus 𝐼1 diukur dengan digunakannya
amperemeter yang diposisikan di 𝐼1. Selanjutnya keadaan saklar pada rangkaian uji diatur
kembali sehingga didapat rangkaian RL paralel seperti pada gambar 2.3.b. Bentuk
sinyal tegangan 𝑉𝐴𝐷 dan 𝑉𝐵𝐷 yang dilihatkan pada oscilloscope disimpan. Lalu dengan
digunakannya voltmeter, nilai RMS diukur dan tegangan pada 𝑉𝐴𝐷,𝑉𝐴𝐵, dan
𝑉𝐵𝐷dicatat. Arus 𝐼1,𝐼2, dan 𝐼3 diukur dengan digunakannya amperemeter yang
diposisikan di titik-titik yang sesuai. Yang terakhir semua alat dimatikan.
(a) (b)
f =1 kHz
Tegangan Nilai RMS
V AD 3,558
V AB 0,060
V BC 3,532
V CD 0,027
3.2 PERHITUNGAN
Z = √(R^2+ 〖(XL-XC)〗^2 )
= √(R^2+ 〖(XL-XC)〗^2 )
3.2.2 RANGKAIAN RLC PARALEL
XC = 1 / 2πfC
= 1 / (2 . 3,14 . 1000 . 0,000001)
= 159,24 Ω
XL = 2πfL
= 2 . 3,14 . 1000 . 0,0022
= 13,816 Ω
IR = V/R
= 3,548/10000
= 0,0003548 A
IL = V/XL
= 3,548/13,816
= 0,2568037058 A
IC = V/XC
= 3,548/159,24
= 0,022280834 A
VR = IR x R
= 0,0003548 x 10000
= 3,548
VL = IL x XL
= 0,2568037058 x 13,816
= 3,5483 V
VC = IC x XC
= 0,022280834 x 159,24
= 3,5480000062 V
3.2.3 RANGKAIAN RC SERI
XC = 1 / 2πfC
=0.00157 ohm
Z = √ R2 + XC 2
= √ 100002 +0,001572
= 10000 ohm
V
IR =
R
= 3,59/10000
= 0,000359 A
V
IC =
XC
V
I= = IR=IC
Z
= 3,59/10000
= 0,000359 A
= 3,59 v
=0.00157 ohm
V=VR=VC = 3,54 V
VR = IR R
= 0,000354 . 10000
= 3,54 V
VC = IC XC
= 3,54 V
V
IR =
R
= 3,54/10000
= 0,000354 A
V
IC =
XC
= 3,54/ 0.00157
=2254,77707 A
I=IR+IC
= 2254.777424 A
Z=
= 1,59.2154847
Z = √ R2 + XL2
¿ √ 10000 +13,816
2 2
¿ 10190,881856 Ω
VR = IR x R
= 0,0003547 x 10000
= 3,547 V
VL = IL x Xl
= 0,256731326 x 13,816
= 3,547 V
V
IR=
R
3,547
=
10000
= 0,0003547 A
V
IL =
XL
3,547
¿
13,816
= 0,256731326 A
I=IR+IL
= 0,0003547 + 0,256731326
= 0,257086026 A
3.3 PEMBAHASAN
3.3.1 Analisa Prosedur
3.3.1.1 Fungsi Alat
Alat dan bahan yang digunakan yaitu voltmeter AC, ampermeter AC, signal
generator, oscilloscope, dan rangkaian uji. Lalu untuk komponen yang digunakan
pada rangkaian uji yaitu tahanan 1 k𝛺; 2 watt, tahanan 10 k𝛺; 2 watt, kapasitor 1
𝜇𝐹, dan induktor 2,2 mH. Voltmeter AC digunakan untuk pengukuran tegangan
listtik AC. Amperemeter AC digunakan untuk pengukuran arus bolak-balik. Signal
generator berfungsi untuk penghasil sinyal elektronik dengan bentuk gelombang
yang dihasilkan umumya berupa sinus, kotak, gigi gergaji, dan segitiga.
Oscilloscope digunakan agar sinyal listrik dalam bentuk gelombang dapat
ditampilkan. Rangkaian uji digunakan sebagai tempat komponen-komponen listrik
diuji. Lalu, komponen yang digunakan pada rangkaian uji fungsinya juga berbeda-
beda. Tahanan digunakan sebagai penghambat dan pengatur aliran listrik pada
rangkaian. Kapasitor untuk arus AC berfungsi sebagai konduktor dan agar arus
listrik dapat dilewatkan. Induktor berfungsi untuk penahan arus bolak-balik dan
agar frekuensi tertentu dapat difilter.
Langkah yang pertama agar didapatkan rangkaian RLC seri maka caranya
saklar diatur sesuai pada rangkaian uji pada gambar 2.1.a, jangan lupa voltmeter dan
amperemeter diatur pada mode AC. Selanjutnya, agar bentuk sinyal tegangan 𝑉𝐴𝐷
dapat ditampilkan di oscilloscope maka caranya pada channel 1 (CH1) oscilloscope ,
coupling GND dipilih, vertical position diatur agar sinyal berada di tengah layar,
kemudian coupling AC dan pengaturan volt/div = 2 volt/div dan time/div = 500 uS
dipilih. Kemudian CH1 oscilloscope dihubungkan ke titik A. Signal generator diatur
agar dapat dihasilkan sinyal keluaran dengan bentuk gelombang sinus dengan cara
Amplitudonya sebesar 5 𝑉𝑝𝑒𝑎𝑘, frekuensinya 1 kHz, dan offset DC-nya 0 V.
Sedangkan agar tegangan 𝑉𝐴𝐷,𝑉𝐴𝐵,𝑉𝐵𝐶, dan 𝑉𝐶𝐷dapat diukur (nilai RMS) dan
dicatat maka caranya yaitu voltmeter diatur sedemikian rupa. Lalu agar arus 𝐼1 dapat
dihasilkan maka caranya amperemeter diatur dengan diposisikan di 𝐼1. Setelah itu,
agar didapatkan rangkaian RLC paralel maka caranya saklar diatur kembali seperti
pada gambar 2.1.b, dan pengaturan yang ada di oscillocope dan signal generator tadi
tidak diubah agar bentuk sinyal tegangan 𝑉𝐴𝐷 dan 𝑉𝐵𝐷 dapat dihasilkan dan
ditampilkan di oscilloscope. Sedangkan agar tegangan 𝑉𝐴𝐷,𝑉𝐴𝐵, dan 𝑉𝐵𝐷dapat
diukur (nilai RMS) dan dicatat maka caranya yaitu voltmeter diatur sedemikian rupa.
Yang terakhir, Agar didapatkan arus 𝐼1, 𝐼2, 𝐼3, dan 𝐼4 maka caranya amperemeter
diatur dengan diposisikan di titik-titik yang sesuai.
4.2 SARAN
saran untuk praktikum elektronika dasar 1 dengan Materi Rangkaian AC. mungkin
untuk alat-alat yang akan digunakan bisa di cek kembali sebelum digunakan praktikum
sehingga alat dapat berfungsi dengan baik dan praktikum dapar berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Floyd, Thomas L., & David Buchla. 2014. Electronics Fundamentals Circuits, Devices, and
Applications. London, UK: Pearson Education, Inc.
Palpialy, Jemi V., Benny Suherman, Faizal Zaini. 2021. Rangkaian Listrik. Medan, Indonesia:
Yayasan Kita Menulis.
Young, Hugh D., & Roger A. Freedman. 2012. University Physics with Modern Physics. San
Fransisco, USA: Pearson Education, Inc.
LAMPIRAN
LAMPIRAN DASAR TEORI
(Young, et al., 2012).