Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH RANGKAIAN LISTRIK I

RANGKAIAN R,L, DAN C

Dosen Pengampu :

Dr. Faried Wadjdi, M.Pd., MM.

DISUSUN OLEH :

ERNA WULAN SARI (1501623003)

MALIKUL FAUZI (1501623014)

RAVISHA RAGHAVAN (1501623028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul
"Rangkaian R, L, dan C". Makalah ini disusun sebagai salah satu bentuk kewajiban dalam
memahami konsep dasar rangkaian listrik yang melibatkan resistor (R), induktor (L), dan
kapasitor (C).

Rangkaian R, L, dan C merupakan topik yang mendalam dalam dunia elektronika dan listrik.
Pemahaman tentang besar arus reaktansi, induktansi, dan kapasitansi dalam suatu rangkaian
menjadi kunci utama dalam mengoptimalkan kinerja perangkat listrik. Melalui makalah ini,
kami akan membahas cara menghitung komponen-komponen tersebut serta menggambarkan
diagram phasor dari hasil perhitungan masing-masing R, L, dan C.

Selain itu, kami juga akan membahas fenomena yang terjadi pada arus dan tegangan dalam
rangkaian ini. Melalui pengamatan dari virtual lab, kami akan menyimpulkan bahwa pada
resistor, arus dan tegangan berada dalam fase yang sama, sementara pada induktor, arus
tertinggal sebesar 90 derajat terhadap tegangan. Sebaliknya, pada kapasitor, arus mendahului
sebesar 90 derajat terhadap tegangan. Penjelasan ini akan memberikan gambaran yang jelas
mengenai karakteristik gelombang pada masing-masing elemen rangkaian.

Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang konsep dasar
rangkaian R, L, dan C. Kami menyadari bahwa pembahasan ini masih merupakan langkah
awal, namun kami berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi pembaca yang ingin
memahami lebih lanjut tentang dunia listrik dan elektronika.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan bimbingan dalam proses penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang elektronika dan listrik.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Pengertian Rangkaian RCL........................................................................................................5
B. Fungsi Rangkaian RLC..............................................................................................................5
C. Karakteristik Rangkaian RLC....................................................................................................5
D. Jenis – jenis Rangkaian RLC.....................................................................................................7
2.1 MENGHITUNG BESAR REAKTANSI, INDUKTANSI DAN KAPASITANSI.....................10
2.1.1 Rangkaian Resistor......................................................................................................10
2.1.2 Rangkaian Induktor......................................................................................................12
2.1.3 Rangkaian Kapasitor....................................................................................................14
2.2 LANGKAH LANGKAH UNTUK MENGGAMBAR DIAGRAM PHASOR..........................16
2.3 PEMBUKTIAN SIFAT RANGKAIAN....................................................................................17
BAB III...............................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................19
3.2 Saran..........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Rangkaian listrik merupakan suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen dasar seperti
resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C). Konsep dasar rangkaian R, L, dan C sangat
penting dalam memahami perilaku arus dan tegangan pada suatu sistem listrik.
Pengenalan terhadap besar arus reaktansi, induktansi, dan kapasitansi dalam suatu
rangkaian menjadi landasan utama bagi para praktisi dan peneliti di bidang teknik elektro.
Pentingnya pemahaman terhadap diagram phasor dari hasil perhitungan masing-masing
R, L, dan C juga menjadi landasan untuk menggambarkan hubungan fasa antara arus dan
tegangan dalam suatu rangkaian. Diagram phasor menjadi alat visual yang sangat efektif
untuk merepresentasikan sifat fasa dan amplitudo sinyal dalam domain frekuensi.
Dalam rangka memberikan gambaran yang lebih nyata, penelitian ini juga akan mencoba
menyimpulkan fenomena arus dan tegangan pada masing-masing elemen rangkaian.
Dengan memanfaatkan virtual lab, pengamatan langsung terhadap gelombang arus pada
resistor, induktor, dan kapasitor dapat dilakukan. Dengan mempertimbangkan masing-
masing gelombang tersebut, diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang lebih baik
mengenai karakteristik dan perilaku dari rangkaian R, L, dan C.
1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana cara menghitung besar arus reaktansi, induktansi, dan kapasitansi dalam
suatu rangkaian yang melibatkan resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C)?
 Bagaimana langkah-langkah untuk menggambarkan diagram phasor dari hasil
perhitungan masing-masing R, L, dan C dalam rangkaian listrik?
 Bagaimana fenomena arus dan tegangan pada resistor, induktor, dan kapasitor dapat
disimpulkan dengan memperhatikan masing-masing gelombang dari virtual lab?
Apakah arus dan tegangan sepase pada resistor, arus tertinggal sebesar 90 o terhadap
tegangan pada induktor, dan arus mendahului sebesar 90o pada kapasitor?
1.3 Tujuan
 Menganalisis metode perhitungan besar arus reaktansi, induktansi, dan kapasitansi
dalam rangkaian R, L, dan C untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang
sifat dasar komponen tersebut.
 Mengevaluasi langkah-langkah yang diperlukan untuk menggambarkan diagram
phasor dari hasil perhitungan masing-masing R, L, dan C, sehingga dapat memberikan
gambaran visual yang jelas terkait hubungan fasa antara arus dan tegangan dalam
rangkaian.
 Menyelidiki fenomena arus dan tegangan pada resistor, induktor, dan kapasitor
melalui pengamatan gelombang dari virtual lab, dengan tujuan menyusun simpulan
terkait dengan arus dan tegangan sepase pada resistor, arus tertinggal sebesar 90o
terhadap tegangan pada induktor, dan arus mendahului sebesar 90o pada kapasitor.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rangkaian RCL

Rangkaian RLC adalah jenis rangkaian yang menggunakan komponen penyusun berupa
kapasitor, induktor, dan juga resistor. Baik dihubungkan secara seri maupun paralel,
ketiga komponen utama tersebut harus ada pada sebuah instalasi RLC.
Jadi pada rangkaian ini, baik kapasitor, induktor maupun resistor akan digabungkan
menjadi satu dalam sebuah instalasi. Gabungan dari ketiga rangkaian tersebut disebut
sebagai impedansi (Z) dan dilambangkan dengan satuan Ohm.
Pada perangkat elektronik, penerapan rangkaian RLC terbilah jauh lebih kompleks. Oleh
karenanya, rangkaian tersebut dapat membentuk isolator harmonik serta dapat
beresonansi dengan rangkaian RLC.

B. Fungsi Rangkaian RLC

Berikut beberapa fungsi dari rangkaian RLC berserta dengan pengaplikasiannya:


 RLC digunakan dalam rangkaian osilator. Yaitu untuk menyalakan TV, menerima
gelombang radio dan fungsi lainnya.
 Rangkaian ini juga dapat digunakan untuk sistem komunikasi maupun pemrosesan
sinyal, terutama untuk jenis rangkaian RLC seri.
 RLC juga digunakan untuk menyediakan pembesaran tegangan, terutama untuk
jenis rangkaian RLC seri.
 Rangkaian RLC seri dan paralel juga sering diaplikasikan dalam proses
pemanasan induksi dan lain sebagainya.

C. Karakteristik Rangkaian RLC


Penggunaan RLC memang banyak diaplikasikan pada berbagai perangkat elektronik. Bahkan
pada perangkat elektronik yang umumnya mudah kita temui sehari-hari.

Misalnya saja penggunaan RLC pada TV, radio, dan lain sebagainya. Dimana pada rangkaian
di dalamnya umumnya memiliki kapasitor, induktor dan juga resistor sebagai bagian dari
komponennya.

Lalu, apa sebenarnya yang membedakan alat yang menggunakan RLC dari jenis rangkaian
lainnya? Untuk hal itu, mungkin kita perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai karakteristik
rangkaian RLC.

Seperti yang kita ketahui, rangkaian RLC ini memang terdiri dari gabungan antara resistor,
kapasitor dan juga induktor.

Oleh karenanya, karakteristik dari rangkaian tersebut juga mengikuti sifat-sifat dari
komponen penyusunnya. Mari kita ulas karakteristik masing-masing komponen penyusun
RLC di bawah ini:

 Karakteristik Resistor

Resistor mempunyai karakteristik utama berupa daya listrik, daya induktansi, desah listrik,
koefisien suhu. Selain itu bias juga resistensinya yang diboroskan.

 Karakteristik Kapasitor

Kapasitor merupakan salah satu komponen elektronika yang terbuat dari 2 plat metal yang
dipisahkan. Proses pemisahannya sendiri yakni menggunakan bahan dielektrik.

Karakteristiknya yaitu dapat digunakan dalam proses penyimpanan muatan yang terdapat
pada medan listrik tertentu.

Pada kapasitor, medan listrik ini didapatkan dari proses mengumpulkan muatan yang berasal
dari ketidakseimbangan internal yang ada di dalam rangkaian tersebut.

 Karakteristik Induktor

Induktor merupakan komponen listrik yang berbentuk kumparan atau lilitan.

Jadi, karakteristik komponen ini adalah untuk menyimpan medan magnet dan melawan
fluktuasi arus yang melewatinya.
D. Jenis – jenis Rangkaian RLC

Berdasarkan jenisnya, rangkaian RLC dibedakan menjadi dua macam, yakni rangkaian
RLC seri dan paralel. Apa perbedaan dari keduanya? Simak selengkapnya berikut ini.

1. Rangkaian RLC Seri

Khusus pada rangkaian RLC seri, komponen penyusun seperti kapasitor, resistor
maupun induktor akan disusun atau dihubungkan secara seri juga. Jenis arus yang
digunakan pada rangkaian seri adalah jenis arus bolak-balik (AC).
Untuk mengetahui analisis yang terjadi pada rangkaian RLC seri, Anda dapat
melihatnya fmulai dari ketika arus masuk ke resistor, induktor, hingga kapasitor.
Simak pembahasan mengenai proses tersebut di bawah ini.

 Arus AC Ketika Masuk Resistor


Arus yang masuk pada resistor akan mempunyai jumlah tegangan yang sama dengan
arus yang keluar.
Dengan begitu, jika arus yang masuk bernilai besar, maka demikian pula dengan arus
yang keluar juga sama besarnya (sefase). Untuk menggambarkan kondisi tersebut,
dapat dilihat dari persamaan berikut ini :

VR = IR
 Arus AC Pada Induktor
Ketika arus AC masuk pada induktor, maka nilainya akan terus berubah-ubah atau
tidak menentu. Untuk menggambarkan nilai tegangan pada induksi VL, dapat
diilustrasikan dengan persamaan berikut :

VL=L dl/dt
 Arus AC Pada Kapasitor
Tegangan AC yang terdapat pada kapasitor umumnya akan semain naik perlahan.
Jadi, apabila arus masuk ke dalam rangkaian maka akan muncul tegangan yang
nilainya adalah Vc. Bila diilustrasikan dalam rumus adalah sebagai berikut :

Vc =1/C integral (Icdt)

Sedangkan pada rangkaian seri RLC, jumlah tegangan arus yang ada pada resistor
umumnya mempunyai kesamaan. Terutama sama antara fasa yang dimiliki dengan
tegangan yang terdapat pada komponen induktor. Yakni mendahului sejauh 90o,
demikian pula dengan kapasitor yang didahului sebanyak 90o.

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai impedansi rangkaian RLC, simak gambar
diagram fasor rangkaian RLC di bawah ini :

Adapun untuk tingkat persamaan yang digunakan pada tegangan seri yakni seperti
berikut :
2. Rangkaian RLC Paralel

Pada rangkaian RLC paralel terdapat juga tiga komponen utama sebagai
penyusunnya. Ketiganya yakni indikator maupun kapasitor yang mana akan
dihubungkan dengan susunan dari rangkaian paralel.
Jadi, pada rangkaian tersebut tegangan supply akan dibagi menjadi 3. Yakni masing-
masing mengarah pada kapasitor, indikator ataupun resistor.
Tegangan yang terdapat pada masing-masing komponen, mulai dari kapasitor,
induktor, maupun resistor ini memiliki nilai yang berbeda. Jadi, untuk dapat
menemukan impedansi yang terdapat pada RLC paralel, Anda dapat menggunakan
rumus berikut ini :

Untuk mengetahui grafik rangkaian RLC, berikut diagram fasor yang sering
digunakan untuk jenis rangkaian tersebut :
2.1 MENGHITUNG BESAR REAKTANSI, INDUKTANSI DAN KAPASITANSI

2.1.1 Rangkaian Resistor

Sebuah resistor akan dialiri arus bolak-balik ketika dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik. Fungsi rangkaian resistor dalam arus bolak-balik ialah
untuk menurunkan potensial listrik dalam rangkaian, atau sebagai pembatas arus
listrik yang masuk. Nah jika sudah dibatasi, arus dan tegangan dalam rangkaian
resistor mempunyai fase yang sama saat terhubung dengan sumber tegangan
bolak-balik.

Rangkaian resistor pada arus bolak-balik

Grafik hubungan tegangan dan arus terhadap waktu pada resistor

Berdasarkan grafik terlihat bahwa tegangan dan arus berada pada keadaan sefase,
yang artinya mencapai nilai maksimum pada saat yang sama. Sebuah resistor
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, besarnya tegangan pada resistor
sama dengan tegangan sumber.

Di bawah ini merupakan rumus tegangan resistor dan arus yang mengalir melalui
resistor.
Contoh Soal
Sebuah sumber arus sinusoidal AC memiliki frekuensi sudut 100 rad/s dan mempunyai arus

maksimum sebesar 10 mA, maka arus yang terjadi pada selang waktu adalah…
A. 10 mA
B. 5 mA
C. 5 √3 mA
D. 10 √3 mA
E. 5 √2 mA

Jawaban:
Pertama, kita tulis dulu apa aja yang diketahui di soal.
Diketahui:
ω = 100 rad/s
Im = 10 mA

t=
Ditanya: i …?

Jadi, arus yang terjadi pada selang waktu adalah 5mA.


Jawaban yang tepat B.
2.1.2 Rangkaian Induktor

Sebuah induktor mempunyai hambatan yang disebut reaktansi induktif saat


dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik. Hambatan atau reaktansi induktif
ini bergantung pada frekuensi sudut arus, dan induktansi diri induktor. Secara singkat,
dapat dirumuskan sebagai:

Keterangan:

XL = Reaktansi Induktif (Ω)

ω = Kecepatan sudut (rad/s)

L = Induktansi induktor (H)

Rangkaian induktor pada arus bolak-balik

Grafik hubungan tegangan dan arus terhadap waktu pada induktor

Berdasarkan grafik, terlihat bahwa besar tegangan pada induktor adalah nol saat arus
induktornya maksimum, begitupun sebaliknya. Artinya tegangan pada induktor mencapai
nilai maksimum lebih cepat seperempat periode daripada saat arus mencapai maksimumnya.
Rumus tegangan dan arus yang mengalir pada induktor seperti berikut:
Contoh Soal
Sebuah hambatan sebesar 50 Ω, dihubungkan dengan sumber tegangan AC yang memenuhi
persamaan V = 200 Sin (200t), kuat arus rata-rata yang mengalir pada rangkaian tersebut
adalah…
A. 5,55 A
B. 4,55 A
C. 3,55 A
D. 2,55 A
E. 1,55 A
Jawaban:
Diketahui pada soal:
R = 50 Ω
V = 200 sin (200t)
Persamaan tegangan tiap saat diberikan oleh
V = Vmaks sin ωt
V = 200 sin (200t)
Sehingga,
Vmaks = 200 V
Maka arus maksimum pada rangkaian yaitu:

Dengan demikian arus rata-rata dalam rangkaiannya yaitu:

Jadi, kuat arus rata-rata yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah 2,55
A. Jawaban yang tepat adalah D.
2.1.3 Rangkaian Kapasitor

Sebuah kapasitor memiliki karakteristik yang dapat menyimpan energi dalam bentuk
muatan listrik ketika dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maupun
tegangan searah.

Kapasitor yang dialiri arus bolak-balik akan timbul resistansi semu atau biasa disebut
dengan reaktansi kapasitif. Besar nilai reaktansi kapasitif bergantung pada besarnya nilai
kapasitansi kapasitor dan frekuensi sudut arus atau dapat dirumuskan sebagai:

Keterangan:
Xc = Reaktansi kapasitif (Ω)
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
L = Induktansi induktor (H)

Rangkaian kapasitor pada arus bolak-balik


Grafik hubungan tegangan dan arus terhadap waktu pada kapasitor

Berdasarkan grafik, terlihat bahwa arus pada kapasitor maksimum saat tegangan kapasitor
bernilai nol, begitupun sebaliknya. Artinya, arus mencapai nilai maksimumnya seperempat
periode lebih cepat daripada saat tegangan mencapai nilai maksimumnya. Rumus tegangan
dan arus yang mengalir pada kapasitor seperti berikut:

Contoh Soal
Kapasitas pengganti susunan kapasitor di atas adalah…
A. 1,2F
B. 3,0F
C. 6,0F
D. 9,0F
E. 12,0F

Jawaban:
Diketahui:
C1 = 6F
C2 = 3F
C3 = 3F
Ditanya: Cp = …
Kapasitor di atas disusun secara paralel, maka kapasitas pengganti memenuhi:
Cp = C1 + C2 + C3
Cp = 6F + 3F + 3F
Cp = 12F
Jadi, jawaban yang tepat adalah E.

2.2 LANGKAH LANGKAH UNTUK MENGGAMBAR DIAGRAM PHASOR

Fasor berasal dari kata “Phase” dan “vector” yang dalam bahasa Inggris berarti
“Vektor Fase”. Fasor digunakan untuk menyatakan besaran dalam arus bolak-balik
misalnya tegangan dan arus. Untuk menggamabr fasor dari rangkaian seri RLC
dibutuhkan:
1. Cari nilai XL, XC, Z, I, dan R juga ∅
Untuk mencari Besarnya sudut fase rangkaian ( ∅ ) dapat menggunakan rumus:

2. Setelah itu masukkan ke dalam vektor


Gambar 1. Fasor rangkaian seri RLC

Berdasarkan selisih nilai reaktansi induktif 𝑋𝐿 dengan reaktansi kapasitif 𝑋𝐶


dikenal 3 jenis sifat rangkaian:
1. Jika XL > XC, rangkaian bersifat induktif di mana arus tertinggal oleh
tegangan dengan beda sudut fase -90o.
2. Jika XL < XC, rangkaian bersifat kapasitif di mana arus mendahului
tegangan dengan beda sudut fase 90o.
3. Jika XL = XC, rangkaian bersifat resistif di mana arus tertinggal oleh
tekanan dengan beda sudut fase 0.

2.3 PEMBUKTIAN SIFAT RANGKAIAN

Rangkaian RLC memiliki 3 sifat yang berbeda tergantung pada nilai XL dan
XC pada setiap rangkaian, sebagai contoh:
1) Rangkaian 2, nilai XL lebih besar dari nilai XC
Sebuah rangkaian seri RLC AC memiliki nilai sebagai berikut:
V= 12 V
R= 10 Ω
L= 5 H
C= 0,10 F
F= 0,5 Hz
XL=?
XC=?
Jawab:
Mencari XL
XL=2 πfL
XL=2 x 3 ,14 x 0 , 5 x 5
XL=15 , 7 Ω
Mencari XC
1
XC=
2 πfC

1
XC =
2 x 3 ,14 x 0 , 5 x 0 , 10

XC=3 , 18 … Ω

Dari perhitungan keduanya didapatkan XL > XC maka rangkaian bersifat


induktif dan arus tertinggal dari tegangan dengan beda sudut fase -90o.

Hasil uji coba rangkaian 1 pada virtual lab


Dari hasil ujicoba pada gambar 4 terlihat arus tertinggal dari tegangan dengan
beda sudut fase -90o.

2) Rangkaian 2, nilai XL lebih kecil dari nilai XC


Sebuah rangkaian seri RLC AC memiliki nilai sebagai berikut:
V= 12 V
R= 10 Ω
L= 1,5 H
C= 0,05 F
F= 0,5 Hz
XL=?
XC=?
Jawab:
Mencari XL
XL=2 πfL
XL=2 x 3 ,14 x 0 , 5 x 1 ,5
XL=4 , 71 Ω
Mencari XC
1
XC=
2 πfC

1
XC =
2 x 3 ,14 x 0 , 5 x 0 , 05

XC =6 , 36 … Ω

Dari perhitungan keduanya didapatkan XL < XC maka rangkaian bersifat


induktif dan arus mendahului tegangan dengan beda sudut fase 90o.

Gambar 5. Hasil ujicoba rangkaian 2 pada virtual lab


Dari hasil ujicoba pada gambar 5 terlihat arus mendahului tegangan dengan
beda sudut fase 90o.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam rangkaian yang terdiri dari resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C), telah
dilakukan perhitungan besar arus reaktansi, induktansi, dan kapasitansi. Selain itu, diagram
phasor telah digambarkan untuk masing-masing elemen rangkaian.
Dari hasil perhitungan, dapat disimpulkan bahwa arus pada resistor (R) memiliki fase yang
sama dengan tegangan. Pada induktor (L), arus tertinggal sebesar 90 derajat terhadap
tegangan, sementara pada kapasitor (C), arus mendahului sebesar 90 derajat terhadap
tegangan. Hal ini sesuai dengan karakteristik masing-masing elemen pasif dalam rangkaian.

3.2 Saran

Dalam pengembangan makalah mengenai rangkaian R, L, dan C sebagai indikator,


disarankan untuk lebih mendalami analisis eksperimental. Selain menghitung besar arus
reaktansi, induktansi, dan kapasitansi, penulis dapat menyertakan eksperimen yang lebih
terperinci menggunakan data dari virtual lab. Hasil eksperimen yang dicatat dapat
memperkaya makalah dengan data empiris yang mendukung perhitungan teoretis,
meningkatkan ketepatan dan validitas kesimpulan. Hal ini akan memberikan dampak positif
terhadap pemahaman pembaca terhadap fenomena dalam rangkaian R, L, dan C, serta
memberikan landasan kuat untuk aplikasi praktis konsep tersebut dalam berbagai konteks
teknologi.
Selanjutnya, dalam merancang diagram phasor dari perhitungan masing-masing elemen,
disarankan agar penulis memberikan penjelasan yang lebih rinci dan intuitif. Diagram phasor
dapat diilustrasikan dengan lebih jelas melalui visualisasi yang mendukung, seperti grafik
atau gambar yang menjelaskan interaksi antara arus dan tegangan pada resistor, induktor, dan
kapasitor. Dengan memberikan perhatian khusus pada presentasi visual, pembaca dapat
dengan lebih mudah memahami hubungan fase antara arus dan tegangan pada masing-masing
elemen rangkaian, mengoptimalkan pemahaman konsep dasar rangkaian R, L, dan C.
DAFTAR PUSTAKA

Parinduri, I. (2018). Model dan simulasi rangkaian RLC menggunakan aplikasi matlab
metode simulink. Journal of Science and Social Research, 1(1), 42-47.
Lizelwati, N. (2016). Resonansi pada rangkaian RLC. Sainstek: Jurnal Sains dan Teknologi,
3(1), 90-95.
Fatmaryanti, S. D. (2019). Buku Ajar Fisika Dasar Kemagnetan, Melalui Pendekatan Multi
Representasi Dan Analisis Tpack Bagi Calon Guru. Deepublish.
Rezki Nalandari, S. T., & MM, R. (2021). Modul Rangkaian Listrik sebagai panduan
Praktikum Rangkaian Listrik edisi tahun 2021.
John Bird, Electrical Circuit Theory and Technology. Great Britain; newnes, 2003

Anda mungkin juga menyukai