Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul
"Rangkaian R, L, dan C". Makalah ini disusun sebagai salah satu bentuk kewajiban dalam
memahami konsep dasar rangkaian listrik yang melibatkan resistor (R), induktor (L), dan
kapasitor (C).
Rangkaian R, L, dan C merupakan topik yang mendalam dalam dunia elektronika dan listrik.
Pemahaman tentang besar arus reaktansi, induktansi, dan kapasitansi dalam suatu rangkaian
menjadi kunci utama dalam mengoptimalkan kinerja perangkat listrik. Melalui makalah ini,
kami akan membahas cara menghitung komponen-komponen tersebut serta menggambarkan
diagram phasor dari hasil perhitungan masing-masing R, L, dan C.
Selain itu, kami juga akan membahas fenomena yang terjadi pada arus dan tegangan dalam
rangkaian ini. Melalui pengamatan dari virtual lab, kami akan menyimpulkan bahwa pada
resistor, arus dan tegangan berada dalam fase yang sama, sementara pada induktor, arus
tertinggal sebesar 90 derajat terhadap tegangan. Sebaliknya, pada kapasitor, arus mendahului
sebesar 90 derajat terhadap tegangan. Penjelasan ini akan memberikan gambaran yang jelas
mengenai karakteristik gelombang pada masing-masing elemen rangkaian.
Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang konsep dasar
rangkaian R, L, dan C. Kami menyadari bahwa pembahasan ini masih merupakan langkah
awal, namun kami berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi pembaca yang ingin
memahami lebih lanjut tentang dunia listrik dan elektronika.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan bimbingan dalam proses penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang elektronika dan listrik.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Pengertian Rangkaian RCL........................................................................................................5
B. Fungsi Rangkaian RLC..............................................................................................................5
C. Karakteristik Rangkaian RLC....................................................................................................5
D. Jenis – jenis Rangkaian RLC.....................................................................................................7
2.1 MENGHITUNG BESAR REAKTANSI, INDUKTANSI DAN KAPASITANSI.....................10
2.1.1 Rangkaian Resistor......................................................................................................10
2.1.2 Rangkaian Induktor......................................................................................................12
2.1.3 Rangkaian Kapasitor....................................................................................................14
2.2 LANGKAH LANGKAH UNTUK MENGGAMBAR DIAGRAM PHASOR..........................16
2.3 PEMBUKTIAN SIFAT RANGKAIAN....................................................................................17
BAB III...............................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................19
3.2 Saran..........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rangkaian listrik merupakan suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen dasar seperti
resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C). Konsep dasar rangkaian R, L, dan C sangat
penting dalam memahami perilaku arus dan tegangan pada suatu sistem listrik.
Pengenalan terhadap besar arus reaktansi, induktansi, dan kapasitansi dalam suatu
rangkaian menjadi landasan utama bagi para praktisi dan peneliti di bidang teknik elektro.
Pentingnya pemahaman terhadap diagram phasor dari hasil perhitungan masing-masing
R, L, dan C juga menjadi landasan untuk menggambarkan hubungan fasa antara arus dan
tegangan dalam suatu rangkaian. Diagram phasor menjadi alat visual yang sangat efektif
untuk merepresentasikan sifat fasa dan amplitudo sinyal dalam domain frekuensi.
Dalam rangka memberikan gambaran yang lebih nyata, penelitian ini juga akan mencoba
menyimpulkan fenomena arus dan tegangan pada masing-masing elemen rangkaian.
Dengan memanfaatkan virtual lab, pengamatan langsung terhadap gelombang arus pada
resistor, induktor, dan kapasitor dapat dilakukan. Dengan mempertimbangkan masing-
masing gelombang tersebut, diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang lebih baik
mengenai karakteristik dan perilaku dari rangkaian R, L, dan C.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara menghitung besar arus reaktansi, induktansi, dan kapasitansi dalam
suatu rangkaian yang melibatkan resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C)?
Bagaimana langkah-langkah untuk menggambarkan diagram phasor dari hasil
perhitungan masing-masing R, L, dan C dalam rangkaian listrik?
Bagaimana fenomena arus dan tegangan pada resistor, induktor, dan kapasitor dapat
disimpulkan dengan memperhatikan masing-masing gelombang dari virtual lab?
Apakah arus dan tegangan sepase pada resistor, arus tertinggal sebesar 90 o terhadap
tegangan pada induktor, dan arus mendahului sebesar 90o pada kapasitor?
1.3 Tujuan
Menganalisis metode perhitungan besar arus reaktansi, induktansi, dan kapasitansi
dalam rangkaian R, L, dan C untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang
sifat dasar komponen tersebut.
Mengevaluasi langkah-langkah yang diperlukan untuk menggambarkan diagram
phasor dari hasil perhitungan masing-masing R, L, dan C, sehingga dapat memberikan
gambaran visual yang jelas terkait hubungan fasa antara arus dan tegangan dalam
rangkaian.
Menyelidiki fenomena arus dan tegangan pada resistor, induktor, dan kapasitor
melalui pengamatan gelombang dari virtual lab, dengan tujuan menyusun simpulan
terkait dengan arus dan tegangan sepase pada resistor, arus tertinggal sebesar 90o
terhadap tegangan pada induktor, dan arus mendahului sebesar 90o pada kapasitor.
BAB II
PEMBAHASAN
Rangkaian RLC adalah jenis rangkaian yang menggunakan komponen penyusun berupa
kapasitor, induktor, dan juga resistor. Baik dihubungkan secara seri maupun paralel,
ketiga komponen utama tersebut harus ada pada sebuah instalasi RLC.
Jadi pada rangkaian ini, baik kapasitor, induktor maupun resistor akan digabungkan
menjadi satu dalam sebuah instalasi. Gabungan dari ketiga rangkaian tersebut disebut
sebagai impedansi (Z) dan dilambangkan dengan satuan Ohm.
Pada perangkat elektronik, penerapan rangkaian RLC terbilah jauh lebih kompleks. Oleh
karenanya, rangkaian tersebut dapat membentuk isolator harmonik serta dapat
beresonansi dengan rangkaian RLC.
Misalnya saja penggunaan RLC pada TV, radio, dan lain sebagainya. Dimana pada rangkaian
di dalamnya umumnya memiliki kapasitor, induktor dan juga resistor sebagai bagian dari
komponennya.
Lalu, apa sebenarnya yang membedakan alat yang menggunakan RLC dari jenis rangkaian
lainnya? Untuk hal itu, mungkin kita perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai karakteristik
rangkaian RLC.
Seperti yang kita ketahui, rangkaian RLC ini memang terdiri dari gabungan antara resistor,
kapasitor dan juga induktor.
Oleh karenanya, karakteristik dari rangkaian tersebut juga mengikuti sifat-sifat dari
komponen penyusunnya. Mari kita ulas karakteristik masing-masing komponen penyusun
RLC di bawah ini:
Karakteristik Resistor
Resistor mempunyai karakteristik utama berupa daya listrik, daya induktansi, desah listrik,
koefisien suhu. Selain itu bias juga resistensinya yang diboroskan.
Karakteristik Kapasitor
Kapasitor merupakan salah satu komponen elektronika yang terbuat dari 2 plat metal yang
dipisahkan. Proses pemisahannya sendiri yakni menggunakan bahan dielektrik.
Karakteristiknya yaitu dapat digunakan dalam proses penyimpanan muatan yang terdapat
pada medan listrik tertentu.
Pada kapasitor, medan listrik ini didapatkan dari proses mengumpulkan muatan yang berasal
dari ketidakseimbangan internal yang ada di dalam rangkaian tersebut.
Karakteristik Induktor
Jadi, karakteristik komponen ini adalah untuk menyimpan medan magnet dan melawan
fluktuasi arus yang melewatinya.
D. Jenis – jenis Rangkaian RLC
Berdasarkan jenisnya, rangkaian RLC dibedakan menjadi dua macam, yakni rangkaian
RLC seri dan paralel. Apa perbedaan dari keduanya? Simak selengkapnya berikut ini.
Khusus pada rangkaian RLC seri, komponen penyusun seperti kapasitor, resistor
maupun induktor akan disusun atau dihubungkan secara seri juga. Jenis arus yang
digunakan pada rangkaian seri adalah jenis arus bolak-balik (AC).
Untuk mengetahui analisis yang terjadi pada rangkaian RLC seri, Anda dapat
melihatnya fmulai dari ketika arus masuk ke resistor, induktor, hingga kapasitor.
Simak pembahasan mengenai proses tersebut di bawah ini.
VR = IR
Arus AC Pada Induktor
Ketika arus AC masuk pada induktor, maka nilainya akan terus berubah-ubah atau
tidak menentu. Untuk menggambarkan nilai tegangan pada induksi VL, dapat
diilustrasikan dengan persamaan berikut :
VL=L dl/dt
Arus AC Pada Kapasitor
Tegangan AC yang terdapat pada kapasitor umumnya akan semain naik perlahan.
Jadi, apabila arus masuk ke dalam rangkaian maka akan muncul tegangan yang
nilainya adalah Vc. Bila diilustrasikan dalam rumus adalah sebagai berikut :
Sedangkan pada rangkaian seri RLC, jumlah tegangan arus yang ada pada resistor
umumnya mempunyai kesamaan. Terutama sama antara fasa yang dimiliki dengan
tegangan yang terdapat pada komponen induktor. Yakni mendahului sejauh 90o,
demikian pula dengan kapasitor yang didahului sebanyak 90o.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai impedansi rangkaian RLC, simak gambar
diagram fasor rangkaian RLC di bawah ini :
Adapun untuk tingkat persamaan yang digunakan pada tegangan seri yakni seperti
berikut :
2. Rangkaian RLC Paralel
Pada rangkaian RLC paralel terdapat juga tiga komponen utama sebagai
penyusunnya. Ketiganya yakni indikator maupun kapasitor yang mana akan
dihubungkan dengan susunan dari rangkaian paralel.
Jadi, pada rangkaian tersebut tegangan supply akan dibagi menjadi 3. Yakni masing-
masing mengarah pada kapasitor, indikator ataupun resistor.
Tegangan yang terdapat pada masing-masing komponen, mulai dari kapasitor,
induktor, maupun resistor ini memiliki nilai yang berbeda. Jadi, untuk dapat
menemukan impedansi yang terdapat pada RLC paralel, Anda dapat menggunakan
rumus berikut ini :
Untuk mengetahui grafik rangkaian RLC, berikut diagram fasor yang sering
digunakan untuk jenis rangkaian tersebut :
2.1 MENGHITUNG BESAR REAKTANSI, INDUKTANSI DAN KAPASITANSI
Sebuah resistor akan dialiri arus bolak-balik ketika dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik. Fungsi rangkaian resistor dalam arus bolak-balik ialah
untuk menurunkan potensial listrik dalam rangkaian, atau sebagai pembatas arus
listrik yang masuk. Nah jika sudah dibatasi, arus dan tegangan dalam rangkaian
resistor mempunyai fase yang sama saat terhubung dengan sumber tegangan
bolak-balik.
Berdasarkan grafik terlihat bahwa tegangan dan arus berada pada keadaan sefase,
yang artinya mencapai nilai maksimum pada saat yang sama. Sebuah resistor
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, besarnya tegangan pada resistor
sama dengan tegangan sumber.
Di bawah ini merupakan rumus tegangan resistor dan arus yang mengalir melalui
resistor.
Contoh Soal
Sebuah sumber arus sinusoidal AC memiliki frekuensi sudut 100 rad/s dan mempunyai arus
maksimum sebesar 10 mA, maka arus yang terjadi pada selang waktu adalah…
A. 10 mA
B. 5 mA
C. 5 √3 mA
D. 10 √3 mA
E. 5 √2 mA
Jawaban:
Pertama, kita tulis dulu apa aja yang diketahui di soal.
Diketahui:
ω = 100 rad/s
Im = 10 mA
t=
Ditanya: i …?
Keterangan:
Berdasarkan grafik, terlihat bahwa besar tegangan pada induktor adalah nol saat arus
induktornya maksimum, begitupun sebaliknya. Artinya tegangan pada induktor mencapai
nilai maksimum lebih cepat seperempat periode daripada saat arus mencapai maksimumnya.
Rumus tegangan dan arus yang mengalir pada induktor seperti berikut:
Contoh Soal
Sebuah hambatan sebesar 50 Ω, dihubungkan dengan sumber tegangan AC yang memenuhi
persamaan V = 200 Sin (200t), kuat arus rata-rata yang mengalir pada rangkaian tersebut
adalah…
A. 5,55 A
B. 4,55 A
C. 3,55 A
D. 2,55 A
E. 1,55 A
Jawaban:
Diketahui pada soal:
R = 50 Ω
V = 200 sin (200t)
Persamaan tegangan tiap saat diberikan oleh
V = Vmaks sin ωt
V = 200 sin (200t)
Sehingga,
Vmaks = 200 V
Maka arus maksimum pada rangkaian yaitu:
Jadi, kuat arus rata-rata yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah 2,55
A. Jawaban yang tepat adalah D.
2.1.3 Rangkaian Kapasitor
Sebuah kapasitor memiliki karakteristik yang dapat menyimpan energi dalam bentuk
muatan listrik ketika dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maupun
tegangan searah.
Kapasitor yang dialiri arus bolak-balik akan timbul resistansi semu atau biasa disebut
dengan reaktansi kapasitif. Besar nilai reaktansi kapasitif bergantung pada besarnya nilai
kapasitansi kapasitor dan frekuensi sudut arus atau dapat dirumuskan sebagai:
Keterangan:
Xc = Reaktansi kapasitif (Ω)
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
L = Induktansi induktor (H)
Berdasarkan grafik, terlihat bahwa arus pada kapasitor maksimum saat tegangan kapasitor
bernilai nol, begitupun sebaliknya. Artinya, arus mencapai nilai maksimumnya seperempat
periode lebih cepat daripada saat tegangan mencapai nilai maksimumnya. Rumus tegangan
dan arus yang mengalir pada kapasitor seperti berikut:
Contoh Soal
Kapasitas pengganti susunan kapasitor di atas adalah…
A. 1,2F
B. 3,0F
C. 6,0F
D. 9,0F
E. 12,0F
Jawaban:
Diketahui:
C1 = 6F
C2 = 3F
C3 = 3F
Ditanya: Cp = …
Kapasitor di atas disusun secara paralel, maka kapasitas pengganti memenuhi:
Cp = C1 + C2 + C3
Cp = 6F + 3F + 3F
Cp = 12F
Jadi, jawaban yang tepat adalah E.
Fasor berasal dari kata “Phase” dan “vector” yang dalam bahasa Inggris berarti
“Vektor Fase”. Fasor digunakan untuk menyatakan besaran dalam arus bolak-balik
misalnya tegangan dan arus. Untuk menggamabr fasor dari rangkaian seri RLC
dibutuhkan:
1. Cari nilai XL, XC, Z, I, dan R juga ∅
Untuk mencari Besarnya sudut fase rangkaian ( ∅ ) dapat menggunakan rumus:
Rangkaian RLC memiliki 3 sifat yang berbeda tergantung pada nilai XL dan
XC pada setiap rangkaian, sebagai contoh:
1) Rangkaian 2, nilai XL lebih besar dari nilai XC
Sebuah rangkaian seri RLC AC memiliki nilai sebagai berikut:
V= 12 V
R= 10 Ω
L= 5 H
C= 0,10 F
F= 0,5 Hz
XL=?
XC=?
Jawab:
Mencari XL
XL=2 πfL
XL=2 x 3 ,14 x 0 , 5 x 5
XL=15 , 7 Ω
Mencari XC
1
XC=
2 πfC
1
XC =
2 x 3 ,14 x 0 , 5 x 0 , 10
XC=3 , 18 … Ω
1
XC =
2 x 3 ,14 x 0 , 5 x 0 , 05
XC =6 , 36 … Ω
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam rangkaian yang terdiri dari resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C), telah
dilakukan perhitungan besar arus reaktansi, induktansi, dan kapasitansi. Selain itu, diagram
phasor telah digambarkan untuk masing-masing elemen rangkaian.
Dari hasil perhitungan, dapat disimpulkan bahwa arus pada resistor (R) memiliki fase yang
sama dengan tegangan. Pada induktor (L), arus tertinggal sebesar 90 derajat terhadap
tegangan, sementara pada kapasitor (C), arus mendahului sebesar 90 derajat terhadap
tegangan. Hal ini sesuai dengan karakteristik masing-masing elemen pasif dalam rangkaian.
3.2 Saran
Parinduri, I. (2018). Model dan simulasi rangkaian RLC menggunakan aplikasi matlab
metode simulink. Journal of Science and Social Research, 1(1), 42-47.
Lizelwati, N. (2016). Resonansi pada rangkaian RLC. Sainstek: Jurnal Sains dan Teknologi,
3(1), 90-95.
Fatmaryanti, S. D. (2019). Buku Ajar Fisika Dasar Kemagnetan, Melalui Pendekatan Multi
Representasi Dan Analisis Tpack Bagi Calon Guru. Deepublish.
Rezki Nalandari, S. T., & MM, R. (2021). Modul Rangkaian Listrik sebagai panduan
Praktikum Rangkaian Listrik edisi tahun 2021.
John Bird, Electrical Circuit Theory and Technology. Great Britain; newnes, 2003