Dosen pengampu
KELOMPOK 1
FAKULTAS TEKNIK
2023
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................................................ 3
3.1. KESIMPULAN........................................................................................................................................12
BAB I : PENDAHULUAN
1. Bagaimana cara menghitung reaktansi pada induktor (XL) dan kapasitor (XC)
dalam suatu rangkaian RLC?
BAB II : PEMBAHASAN
o Reaktansi pada induktor (XLXL) diukur dalam ohm dan terkait dengan sifat
magnetik perubahan arus.
o Reaktansi pada kapasitor (XCXC) diukur dalam ohm dan terkait dengan sifat
penyimpanan muatan kapasitor.
4. Kapasitansi (C):
o Arus dan tegangan pada resistor (R) berada dalam fase yang sama sesuai
dengan hukum Ohm (VR=IR⋅RVR=IR⋅R).
o Vektor arus dan tegangan pada resistor sejajar dan memiliki magnitudo
sebanding dengan amplitudo keduanya.
o Vektor arus dan tegangan pada kapasitor juga membentuk sudut 90 derajat,
tetapi dengan arah yang berlawanan.
Ketika resistansi murni sebesar R ohm, induktansi murni L Henry dan kapasitansi murni C
farad dihubungkan secara seri satu sama lain maka akan terbentuk Rangkaian Seri RLC .
Karena ketiga elemen dihubungkan secara seri, maka arus yang mengalir melalui setiap
elemen rangkaian akan sama dengan arus total I yang mengalir dalam rangkaian.
Ketika tegangan AC dialirkan melalui rangkaian Seri RLC, arus yang dihasilkan I mengalir
melalui rangkaian, sehingga tegangan pada setiap elemen adalah:
V C = IX C yaitu tegangan pada kapasitor C dan tertinggal dari arus I dengan sudut 90
derajat.
Diagram fasor rangkaian seri RLC ketika rangkaian tersebut bertindak sebagai rangkaian
induktif yang berarti (V L >V C ) ditunjukkan di bawah ini dan jika (V L < V C ) maka
rangkaian tersebut akan berperilaku sebagai rangkaian kapasitif
Sudut Fase
Ketika X L > X C , sudut fasa ϕ positif. Rangkaian berperilaku seperti rangkaian seri RL
dimana arus tertinggal dari tegangan yang diberikan dan faktor daya tertinggal.
Ketika X L < X C , sudut fasa ϕ adalah negatif, dan rangkaian bertindak sebagai rangkaian
RC seri yang arusnya mendahului tegangan sebesar 90 derajat.
Apabila besaran-besaran diagram fasor dibagi dengan faktor persekutuan I maka diperoleh
segitiga siku-siku yang disebut segitiga impedansi. Segitiga impedansi rangkaian seri RL jika
(X L > X C ) ditunjukkan di bawah ini:
IMPEDANSI-SEGITIGA-DARI-RLC-SERI-SIRKUIT-1Jika reaktansi induktif lebih besar
dari reaktansi kapasitif maka reaktansi rangkaian bersifat induktif sehingga menghasilkan
sudut fasa tertinggal .
Segitiga impedansi ditunjukkan di bawah ini ketika rangkaian bertindak sebagai rangkaian
seri RC (X L < X C )
Ketika reaktansi kapasitif lebih besar dari reaktansi induktif, keseluruhan reaktansi
rangkaian bertindak sebagai kapasitif dan sudut fasa akan memimpin.
dalam rangkaian RLC,perilaku arus dan tegangan pada resistor, induktor, dan kapasitor
memiliki perbedaan fase yang penting untuk dipahami.
•Resistor
Pada gelombang arus dan tegangan resistor, kedua gelombang ini berada pada fase yang
sama. Artinya, ketika tegangan berada pada puncaknya, arus juga berada pada titik
tertinggi. Ini menunjukkan bahwa resistansi tidak menghasilkan perbedaan fase antara arus
dan tegangan.
Rumus yang menggambarkan hubungan antara arus (I) dan tegangan (V) pada resistor
adalah Hukum Ohm:
V=I×R
•Induktor
Gelombang arus pada induktor tertinggal secara fase sebesar 90 derajat dari tegangan
yang diberikan padanya. Ketika tegangan berada pada puncaknya, arus pada induktor
masih dalam fase pertumbuhan atau penurunan terbesarnya. Ini menunjukkan bahwa
induktor memperlambat perubahan arusnya sebagai respons terhadap perubahan tegangan,
sehingga menghasilkan perbedaan fase.
Arus pada induktor tertinggal sebesar 90 derajat terhadap tegangan yang diberikan. Ini
dapat direpresentasikan dengan rumus :
V : L di/dt
di mana V adalah tegangan, L adalah nilai induktansi, dan di/dt adalah turunan arus
terhadap waktu
•Kapasitor
Gelombang arus pada kapasitor mendahului secara fase sebesar 90 derajat dari tegangan
yang diberikan. Ketika tegangan mencapai puncaknya, arus pada kapasitor sudah mencapai
titik terbesarnya atau pun sedang pada titik terendahnya. Ini menunjukkan bahwa kapasitor
bereaksi terhadap perubahan tegangan dengan mengalirkan arus secara cepat di awal dan
kemudian mengurangi arusnya seiring dengan peningkatan tegangan.
Arus pada kapasitor mendahului sebesar 90 derajat terhadap tegangan. Hubungan antara
arus dan tegangan pada kapasitor dinyatakan oleh rumus
i = C dv/dt
yang dimana i adalah arus,C adalah nilai kapasitansi,dan dv/dt adalah turunan tegangan
terhadap waktu.
Selain itu,untuk memperhitungkan nilai reaktansi pada induktor (XL) dan kapasitor (XC),
rumus yang umum digunakan adalah:
•Induktansi (L) memiliki reaktansi (XL) yang berkaitan dengan frekuensi sumber tegangan
(f) dan dihitung menggunakan rumus XL= 2πfL
•Kapasitansi (C) memiliki reaktansi (XC) yang juga terkait dengan frekuensi sumber
tegangan (f) dan dihitung menggunakan rumus XC = 1/2πfC
mengamati gelombang arus dan tegangan dari masing-masing komponen ini dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perbedaan fase antara arus dan
tegangan pada resistor, induktor, dan kapasitor dalam sebuah rangkaian RLC. Pemahaman
ini sangat penting dalam menganalisis respons keseluruhan rangkaian terhadap sumber
tegangan dan dalam merancang rangkaian yang lebih kompleks dan dapat juga membantu
menggambarkan perbedaan fase antara arus dan tegangan pada masing-masing komponen
dalam rangkaian RLC.Dengan memperhatikan gelombang-gelombang ini saat memakai
virtual lab,kita dapat lebih baik memahami bagaimana fase arus dan tegangan bergeser
dalam komponen-komponen tersebut.
BAB III : PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Pemahaman yang mendalam terhadap reaktansi, induktansi, dan kapasitansi penting
dalam menggambarkan gelombang arus, tegangan, dan vektor dalam rangkaian R, L, dan C.
Fase antara arus dan tegangan pada masing-masing komponen memberikan gambaran yang
unik, memungkinkan insinyur untuk merancang dan menganalisis sistem listrik yang lebih
kompleks dengan lebih baik. Masing-masing elemen dalam rangkaian memberikan
kontribusi yang khas terhadap dinamika dan karakteristik keseluruhan sistem.
TUGAS
1. Sebuah generator berkutup empat dengan putaran 1500 rpm membangkitkan tegangan
listrik max 4.242 volt. Apabila banyak lilitan di dalam kumparan generator itu 400.
Berapakah banyaknya garis gaya max yang dipotong oleh kumparan itu?
Emf = 4242 V
2π
ω = 1500 × = 50 π rad/s
60
N = 400
Emf = N.B.A.ω
4242 = 400.B.A.50 π
B.A = 0,0675
∅ =0,0675
∅
N garis =
∅0
−2
6 , 75 ×10
N garis= −15
2 , 07 ×10
11
N garis=3 , 26 ×10 Lilitan
2. Sebuah kumparan yang diputar di dalam medan magnit dari 4 kutub dapat menghasilkan
tegangan efektif sebesar 6600 volt. Berapa banyak lilitan di dalam kumparan itu apabila
garis gaya magnet (fluks) yang dipotong oleh kumparan sebesar 5 mega garis gaya
(maxell), n = 1800) ?
V ef =N ×ω × B
6600=N × 60 π × 500
6600
N=
60 π ×500
N=0,07002817496 lilitan