Anda di halaman 1dari 13

RANGKAIAN LISTRIK I

MENGAMBIL GAMBARAN GELOMBANG ARUS, TEGANGAN, DAN VEKTOR


DALAM RANGKAIAN R, L, DAN C

Dosen pengampu

Dr. Faried Wadjdi, M.Pd., M.M

KELOMPOK 1

Mochammad Jibriel Fairuzy 1501623051

Muhammad Daffa 1501623030

Raihan Rizky Ramadhan 1507623020

PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2023
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 3

1.1. LATAR BELAKANG......................................................................................................................................3


1.2. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................................................ 3

2.1. REAKTANSI, INDUKTANSI, DAN CAPASITANSI..............................................................................3


2.2. GELOMBANG ARUS DAN TEGANGAN...............................................................................................4
2.3. VEKTOR RANGKAIAN R, L, DAN C.....................................................................................................4
2.4 MENGGAMBARKAN DIAGRAM PHASOR DARI HASIL PERHITUNGAN MASING MASING R,
L DAN C...........................................................................................................................................................5
2.5 MENYIMPULKAN ARUS DAN TEGANGAN SEPASE PADA RESISTOR, ARUS TERTINGGAL
SEBESAR 90° TERHADAP TEGANGAN PADA INDUKTOR,DAN ARUS MENDAHULUI SEBESAR
90° PADA CAPASITOR DENGAN MEMPERHATIKAN MASING- MASING GELOMBANG DARI
VIRTUAL LAB..............................................................................................................................................10

BAB III : PENUTUP................................................................................................................................. 12

3.1. KESIMPULAN........................................................................................................................................12
BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam era modern ini, ketergantungan masyarakat terhadap teknologi dan listrik
semakin meningkat. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang sifat gelombang arus
dan tegangan dalam rangkaian elektrik menjadi suatu keharusan. Pada tingkat dasar,
komponen-komponen seperti resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C) memegang peranan
sentral dalam membentuk karakteristik gelombang dalam suatu rangkaian. Makalah ini akan
mengulas secara mendalam bagaimana gelombang arus dan tegangan berkaitan dengan
komponen-komponen ini serta bagaimana vektor digunakan untuk menggambarkan
hubungan antara arus dan tegangan dalam rangkaian R, L, dan C.

1.2. Rumusan Masalah


Dalam menggambarkan gelombang arus, tegangan, dan vektor dari rangkaian R, L,
dan C, terdapat beberapa permasalahan yang dapat menjadi fokus penelitian. Adapun
rumusan masalah yang dapat diidentifikasi meliputi:

1. Bagaimana cara menghitung reaktansi pada induktor (XL) dan kapasitor (XC)
dalam suatu rangkaian RLC?

2. Bagaimana gelombang arus dan tegangan pada rangkaian R, L, dan C


membedakan diri satu sama lain?

3. Bagaimana vektor arus dan tegangan digunakan untuk merepresentasikan


hubungan di dalam rangkaian R, L, dan C?

BAB II : PEMBAHASAN

2.1. REAKTANSI, INDUKTANSI, DAN CAPASITANSI


1. Reaktansi (XL) pada Induktor (L):

o Reaktansi pada induktor (XLXL) diukur dalam ohm dan terkait dengan sifat
magnetik perubahan arus.

o Formula: XL=2πfLXL=2πfL, dengan ff sebagai frekuensi arus dan LL sebagai


induktansi.
2. Induktansi (L):

o Induktansi (LL) merupakan kemampuan induktor menyimpan energi dalam


bentuk medan magnetik.

o Persamaan fundamental: VL=LdidtVL=Ldtdi, menghubungkan tegangan,


induktansi, dan laju perubahan arus.

3. Reaktansi (XC) pada Kapasitor (C):

o Reaktansi pada kapasitor (XCXC) diukur dalam ohm dan terkait dengan sifat
penyimpanan muatan kapasitor.

o Formula: XC=12πfCXC=2πfC1, dengan ff sebagai frekuensi arus dan CC


sebagai kapasitansi.

4. Kapasitansi (C):

o Kapasitansi (CC) adalah kemampuan kapasitor menyimpan muatan listrik.

o Persamaan dasar: iC=CdvdtiC=Cdtdv, menghubungkan arus, kapasitansi,


dan laju perubahan tegangan.

2.2. GELOMBANG ARUS DAN TEGANGAN


1. Rangkaian Resistor (R):

o Arus dan tegangan pada resistor (R) berada dalam fase yang sama sesuai
dengan hukum Ohm (VR=IR⋅RVR=IR⋅R).

o Gelombangnya linier dan tidak mengalami perubahan fasa.

2. Rangkaian Induktor (L):

o Arus pada induktor (L) tertinggal fase 90 derajat dibandingkan dengan


tegangan (VL=IL⋅XLVL=IL⋅XL).

o Gelombangnya mengalami pergeseran fasa.

3. Rangkaian Kapasitor (C):

o Arus pada kapasitor (C) mendahului tegangan sebesar 90 derajat


(VC=IC⋅XCVC=IC⋅XC).

o Gelombangnya juga mengalami pergeseran fasa.

2.3. VEKTOR RANGKAIAN R, L, DAN C


1. Vektor pada Rangkaian R:

o Vektor arus dan tegangan pada resistor sejajar dan memiliki magnitudo
sebanding dengan amplitudo keduanya.

2. Vektor pada Rangkaian L:

o Vektor arus dan tegangan pada induktor membentuk sudut 90 derajat,


menciptakan fasa antara keduanya.

3. Vektor pada Rangkaian C:

o Vektor arus dan tegangan pada kapasitor juga membentuk sudut 90 derajat,
tetapi dengan arah yang berlawanan.

2.4 MENGGAMBARKAN DIAGRAM PHASOR DARI HASIL PERHITUNGAN


MASING MASING R, L DAN C
Rangkaian Seri RLC

Ketika resistansi murni sebesar R ohm, induktansi murni L Henry dan kapasitansi murni C
farad dihubungkan secara seri satu sama lain maka akan terbentuk Rangkaian Seri RLC .
Karena ketiga elemen dihubungkan secara seri, maka arus yang mengalir melalui setiap
elemen rangkaian akan sama dengan arus total I yang mengalir dalam rangkaian.

Rangkaian RLC ditunjukkan di bawah ini:


RLC-SERI-SIRKUITPada rangkaian RLC Series

X L = 2πfL dan X C = 1/2πfC

Ketika tegangan AC dialirkan melalui rangkaian Seri RLC, arus yang dihasilkan I mengalir
melalui rangkaian, sehingga tegangan pada setiap elemen adalah:

V R = IR yaitu tegangan melintasi hambatan R dan sefasa dengan arus I.

V L = IX L yaitu tegangan melintasi induktansi L dan memimpin arus I dengan sudut 90


derajat.

V C = IX C yaitu tegangan pada kapasitor C dan tertinggal dari arus I dengan sudut 90
derajat.

Diagram Fasor Rangkaian Seri RLC

Diagram fasor rangkaian seri RLC ketika rangkaian tersebut bertindak sebagai rangkaian
induktif yang berarti (V L >V C ) ditunjukkan di bawah ini dan jika (V L < V C ) maka
rangkaian tersebut akan berperilaku sebagai rangkaian kapasitif

Langkah-langkah menggambar Diagram Fasor Rangkaian RLC Seri

- Ambil arus I sebagai acuan seperti yang ditunjukkan pada gambar di


atas
- Tegangan pada induktor L yaitu V L ditarik mendahului arus I
dengan sudut 90 derajat.
- Tegangan melintasi kapasitor c yaitu V c ditarik tertinggal dari arus I
dengan sudut 90 derajat karena pada beban kapasitif arus mendahului
tegangan dengan sudut 90 derajat.
- Kedua vektor V L dan V C saling berhadapan.

Dimana, Ini adalah oposisi total yang ditawarkan


terhadap aliran arus oleh Rangkaian RLC dan dikenal sebagai Impedansi rangkaian.

Sudut Fase

Dari diagram fasor, nilai sudut fasa akan menjadi

Daya pada Rangkaian Seri RLC

Produk tegangan dan arus didefinisikan sebagai daya


Dimana cosϕ adalah faktor daya rangkaian dan dinyatakan sebagai:
Tiga kasus Rangkaian Seri RLC

Ketika X L > X C , sudut fasa ϕ positif. Rangkaian berperilaku seperti rangkaian seri RL
dimana arus tertinggal dari tegangan yang diberikan dan faktor daya tertinggal.

Ketika X L < X C , sudut fasa ϕ adalah negatif, dan rangkaian bertindak sebagai rangkaian
RC seri yang arusnya mendahului tegangan sebesar 90 derajat.

Ketika X L = X C , sudut fasa ϕ adalah nol, akibatnya rangkaian berperilaku seperti


rangkaian resistif murni. Pada rangkaian jenis ini, arus dan tegangan berada dalam satu
fasa satu sama lain. Nilai faktor daya adalah kesatuan .

Segitiga Impedansi Rangkaian Seri RLC

Apabila besaran-besaran diagram fasor dibagi dengan faktor persekutuan I maka diperoleh
segitiga siku-siku yang disebut segitiga impedansi. Segitiga impedansi rangkaian seri RL jika
(X L > X C ) ditunjukkan di bawah ini:
IMPEDANSI-SEGITIGA-DARI-RLC-SERI-SIRKUIT-1Jika reaktansi induktif lebih besar
dari reaktansi kapasitif maka reaktansi rangkaian bersifat induktif sehingga menghasilkan
sudut fasa tertinggal .

Segitiga impedansi ditunjukkan di bawah ini ketika rangkaian bertindak sebagai rangkaian
seri RC (X L < X C )

Ketika reaktansi kapasitif lebih besar dari reaktansi induktif, keseluruhan reaktansi
rangkaian bertindak sebagai kapasitif dan sudut fasa akan memimpin.

Aplikasi Rangkaian Seri RLC

Berikut penerapan rangkaian RLC :

- Ini bertindak sebagai sirkuit yang disetel variabel


- Ini bertindak sebagai filter low pass, high pass, bandpass, bandstop
tergantung pada jenis frekuensi.
- Rangkaian ini juga berfungsi sebagai osilator
- Pengganda tegangan dan rangkaian pelepasan pulsa
2.5 MENYIMPULKAN ARUS DAN TEGANGAN SEPASE PADA RESISTOR, ARUS
TERTINGGAL SEBESAR 90° TERHADAP TEGANGAN PADA INDUKTOR,DAN
ARUS MENDAHULUI SEBESAR 90° PADA CAPASITOR DENGAN
MEMPERHATIKAN MASING- MASING GELOMBANG DARI VIRTUAL LAB

dalam rangkaian RLC,perilaku arus dan tegangan pada resistor, induktor, dan kapasitor
memiliki perbedaan fase yang penting untuk dipahami.

•Resistor

Pada gelombang arus dan tegangan resistor, kedua gelombang ini berada pada fase yang
sama. Artinya, ketika tegangan berada pada puncaknya, arus juga berada pada titik
tertinggi. Ini menunjukkan bahwa resistansi tidak menghasilkan perbedaan fase antara arus
dan tegangan.

Rumus yang menggambarkan hubungan antara arus (I) dan tegangan (V) pada resistor
adalah Hukum Ohm:

V=I×R

di mana V adalah tegangan, I adalah arus, dan R adalah nilai resistansi.

•Induktor

Gelombang arus pada induktor tertinggal secara fase sebesar 90 derajat dari tegangan
yang diberikan padanya. Ketika tegangan berada pada puncaknya, arus pada induktor
masih dalam fase pertumbuhan atau penurunan terbesarnya. Ini menunjukkan bahwa
induktor memperlambat perubahan arusnya sebagai respons terhadap perubahan tegangan,
sehingga menghasilkan perbedaan fase.

Arus pada induktor tertinggal sebesar 90 derajat terhadap tegangan yang diberikan. Ini
dapat direpresentasikan dengan rumus :
V : L di/dt

di mana V adalah tegangan, L adalah nilai induktansi, dan di/dt adalah turunan arus
terhadap waktu

•Kapasitor

Gelombang arus pada kapasitor mendahului secara fase sebesar 90 derajat dari tegangan
yang diberikan. Ketika tegangan mencapai puncaknya, arus pada kapasitor sudah mencapai
titik terbesarnya atau pun sedang pada titik terendahnya. Ini menunjukkan bahwa kapasitor
bereaksi terhadap perubahan tegangan dengan mengalirkan arus secara cepat di awal dan
kemudian mengurangi arusnya seiring dengan peningkatan tegangan.

Arus pada kapasitor mendahului sebesar 90 derajat terhadap tegangan. Hubungan antara
arus dan tegangan pada kapasitor dinyatakan oleh rumus

i = C dv/dt

yang dimana i adalah arus,C adalah nilai kapasitansi,dan dv/dt adalah turunan tegangan
terhadap waktu.

Selain itu,untuk memperhitungkan nilai reaktansi pada induktor (XL) dan kapasitor (XC),
rumus yang umum digunakan adalah:

•Induktansi (L) memiliki reaktansi (XL) yang berkaitan dengan frekuensi sumber tegangan
(f) dan dihitung menggunakan rumus XL= 2πfL

•Kapasitansi (C) memiliki reaktansi (XC) yang juga terkait dengan frekuensi sumber
tegangan (f) dan dihitung menggunakan rumus XC = 1/2πfC

mengamati gelombang arus dan tegangan dari masing-masing komponen ini dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perbedaan fase antara arus dan
tegangan pada resistor, induktor, dan kapasitor dalam sebuah rangkaian RLC. Pemahaman
ini sangat penting dalam menganalisis respons keseluruhan rangkaian terhadap sumber
tegangan dan dalam merancang rangkaian yang lebih kompleks dan dapat juga membantu
menggambarkan perbedaan fase antara arus dan tegangan pada masing-masing komponen
dalam rangkaian RLC.Dengan memperhatikan gelombang-gelombang ini saat memakai
virtual lab,kita dapat lebih baik memahami bagaimana fase arus dan tegangan bergeser
dalam komponen-komponen tersebut.
BAB III : PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Pemahaman yang mendalam terhadap reaktansi, induktansi, dan kapasitansi penting
dalam menggambarkan gelombang arus, tegangan, dan vektor dalam rangkaian R, L, dan C.
Fase antara arus dan tegangan pada masing-masing komponen memberikan gambaran yang
unik, memungkinkan insinyur untuk merancang dan menganalisis sistem listrik yang lebih
kompleks dengan lebih baik. Masing-masing elemen dalam rangkaian memberikan
kontribusi yang khas terhadap dinamika dan karakteristik keseluruhan sistem.

TUGAS

1. Sebuah generator berkutup empat dengan putaran 1500 rpm membangkitkan tegangan
listrik max 4.242 volt. Apabila banyak lilitan di dalam kumparan generator itu 400.
Berapakah banyaknya garis gaya max yang dipotong oleh kumparan itu?

Emf = 4242 V


ω = 1500 × = 50 π rad/s
60

N = 400

Emf = N.B.A.ω

4242 = 400.B.A.50 π

4242 = 20000 π .B.A

B.A = 0,0675

∅ =0,0675


N garis =
∅0
−2
6 , 75 ×10
N garis= −15
2 , 07 ×10
11
N garis=3 , 26 ×10 Lilitan
2. Sebuah kumparan yang diputar di dalam medan magnit dari 4 kutub dapat menghasilkan
tegangan efektif sebesar 6600 volt. Berapa banyak lilitan di dalam kumparan itu apabila
garis gaya magnet (fluks) yang dipotong oleh kumparan sebesar 5 mega garis gaya
(maxell), n = 1800) ?

Vef = 6600 volt


B = 5 megamaxell = 5 ×106

ω = 1800 rpm× rad /s=60 π rad /s
60

V ef =N ×ω × B

6600=N × 60 π × 500

6600
N=
60 π ×500

N=0,07002817496 lilitan

Anda mungkin juga menyukai