Anda di halaman 1dari 9

Percobaan IV

Rangkaian AC
Kintan Mutiara Putri (13115045)
Asisten : Fauzan Ghozi A (13115021)
Tanggal Percobaan : 21/04/2018
EL2202 Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

Abstrak— Alternating Current (AC) adalah bahasannya tentu sesuai dengan judul
arus listrik bolak balik di mana besar dan arah praktikum yaitu rangkaian AC.
arusnya berubah-ubah secara bolak-balik
terhadap waktu. Berbagai rangkaian arus Dengan fokus utamanya adalah pada berbagai
listrik AC yaitu rangkaian RC, rangkaian RL, jenis rangkaian AC. Berbagai jenis rangkaian
AC tersebut diantaranya adalah rangkaian RC,
rangkaian differentiator dan rangkaian
rangkaian RL, rangkaian differensiator dan
Integrator. Pada rangkaian RC dan RL dibahas
rangkaian Integrator. Akan dilihat keluaran
mengenai hubungan antara impedansi,
tegangan di masing masing komponen pada
reaktansi dan resistansi lalu beda fasa nya.
rangkaian tersebut yaitu VR, VL dan VC untuk
Sedangkan pada kedua jenis rangkaian lainnya
dibandingkan dengan Vin dan bagaimana
yaitu rangkaian diferensiator dan integrator hubungan yang terjadi di antaranya.
ditambah ada juga pengaruh terhadap
frekuensi yang akan di amati. Seluruhnya akan Selain itu pada percobaan rangkaian RC dan
kita analisa dengan melihat bentuk gelombang RL akan dianalisa hubungan antara impedansi,
sinyal yang keluar pada osiloskop dan resistansi dan reaktansi lalu beda fasa.
perbedaan letaknya hususnya pada R, L dan C. Bahasan untuk rangkaian diferensiator dan
integrator selain beberapa seperti pada
Kata Kunci—Rangkaian AC, RC, RL, rangkaian RC dan RL tersebut ditambah juga
Diferensiator, Integrator dengan respon terhadap frekuensi.
Selengkapnya akan dibahas pada laporan
praktikum rangkaian AC ini.
I. PENDAHULUAN

A RUS listrik terdiri atas arus searah dan


II. LANDASAN TEORETIS

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik


yang disebabkan dari pergerakan elektron-
arus bolak balik. Alternating Current (AC)
elektron. Arus listrik mengalir melalui suatu
adalah arus listrik bolak balik di mana besar
titik yaitu dari titik positif ke negatif dalam
dan arah arusnya berubah-ubah secara bolak-
balik terhadap waktu. Sedangkan arus searah sirkuit atau rangkaian listrik tiap satuan waktu.
disebut Direct Current (DC) adalah arus listrik Jumlah muatan yang mengalir dari muatan
yang mengalir pada suatu hantaran yang positif ke nagatif ini dapat diukur dalam satuan
tegangannya berpotensial tetap, tidak berubah- coulomb/detik atau ampere. Arus listrik yang
ubah terhadap waktu. Pada percobaan pertama mengalir pada penghantar dapat berupa arus
sudah dibahas mengeenai areas searah atau searah atau direct current (DC) dan arus bolak
DC, hal tersebut menyangkut berbagai teorema balik atau alternating current (AC). Dibawah
yang digunakan untuk menganalisa rangkaian
arus DC. Sedang ada percobaan kali ini
ini grafik yang menggambarkan direct current Gambar Rangkaian RC Sederhana
dan alternating current.
VI = VR + VC

Tegangan resistor VR sefasa dengan I


sedangkan tegangan kapasitor VC ketinggalan
90 derajat dari arus. Arus total mendahului
antara 0 - 90 derajat. Sudut ketinggalan Vi
ditentukan oleh perbandingan resistansi dan
reaktansi nya. Beda fasa antara VC dan i atau
Vi dan i dapat dilihat dengan membandingkan
Alternating current (AC) memiliki grafik fasa antara VC DAN VR atau antara Vi dan
bolak balik VR.

atau naik turun menggambarkan perubahannya B. Rangkaian RL


terhadap waktu. Berbeda dengan Direct
current (DC) dungeon grafik searah atau tetap
tidak berubah ubah terhadap waktu seperti
pada gambar diatas. Rangkaian rangkaian arus
AC diantaranya rangkaian RC, rangkaian RL,
rangkaian differentiator dan rangkaian
Integrator.

Impedansi adalah perbandingan antara phasor Gambar Rangkaian RL Sederhana


tegangan dan phasor arus.Dari hubungan
VI = VR + VL
tegangan dan arus seperti v = R i, maka akan
terlihat bahwa untuk sinyal tegangan
VR sefasa dengan I dan vi mendahului
sinusoidal (sinus atau kosinus) yaitu
terhadap I, seperti pada rangkaian RC, sudut
pada R : tegangan sefasa dengan arusnya
ditentukan oleh perbandingan reaktansi dan
o
pada L : tegangan mendahului 90 terhadap resistansinya.
arusnya
o
pada C : tegangan ketinggian 90 dari arusnya III. HASIL DAN ANALISIS
Bila perbandingan tegangan dan arus pada R
Ada 5 percobaan yang akan dilakukan para
disebut resistansi, dan perbandingan tegangan
praktikum kali ini. Percobaan rangkaian RC,
dan arus pada L dan C disebut reaktansi, maka
rangkaian RL, rangkaian diferensiator,
akan terlihat bahwa resistansi tidak akan
rangkaian integrator, sorta pengaruh frekuensi.
“sebanding” dengan reaktansi.

A. Rangkaian RC A. Percobaan I : Rangkaian RC

Dengan menggunakan komponen dibawah ini.


Table hasil percobaan.
Komponen Nilai Nilai aktual
Vi 2 Vrms Penguku
Pengam Perhitun
R 10 kohm 9,71 kohm ran
atan gan
multimet
C 0,1 nF 110 nF osiloskop rumus
er
f 800 Hz VI =
VI 0,45 V 5,81 V
VL+VR
Tabel hasil percobaan VR+VL =
VR 0,42 V 4,18 V
2
Penguku
Pengam Perhitun Tidak ada yang terbukti dalam pengukuran dan
ran
atan gan pengmatan rangkaian RC. Hasil pengamatan
multimet
osiloskop rumus osiloskop data dilihat pada lampiran (Gambar
er
VI = 2, 3). Beda fasa di bawah ini.
VC 0,925 V 5,8 V
VR+VC
VR+VC = Beda fasa
VR 1,741 V 5,18 V
2
VI dan VR 119,3 - 116,1 = 3,2
Hasil pengukuran sesuai dengan hasil VL dan VR 162,6 - 161,3 = 1,3
perhitungan dimana VR + VC = 2, namun
hasil pengamatan osiloskop tidak terbukti. C. Percobaan 3 : Rangkaian Diferensiator
Hasil pada osiloskop VC dan VR terdapat di
lampiran (Gambar 1, 2), dengan beda bentuk
dan posisi gelombang sinyal yang sangat jelas
dan sudut tercantum. Beda fasa nya yaitu
dibawah ini.

!
Beda fasa
Gambar Rangkaian Percobaan Fungsi
VI dan VR 79,61 - 77,31 = 2,3
Diferensial dengan RC
51,92 - 47,31 =
VC dan VR
5,61 Berikut adalah komponen yang digunakan
pada rangkaian differensiator dan integrator.
B. Percobaan 2 : Rangkaian RL

Tabel komponen rangkaian. Komponen Nilai Nilai aktual


R 1 kohm 0,993 kohm
Komponen Nilai Nilai aktual
10 kohm 9,9 kohm
Vi 2 Vrms 100 kohm 98,1 kohm
R 1 kohm 0,978 kohm C 0,1 nF 104 nF
L 2,5 mH 8,2 nF 8,54 nF
f 60 kHz
Component dikombinasikan para rangkaian E. Percobaan 5 : Pengaruh Frekuensi Diamati
dengan kombinasi di bawah ini. pada Domain Frekuensi

1. R = 1 kohm , C = 0,1 nF Pertama pada percobaan ini dibuat rangkaian


diferensiator menggunakan nilai R = 10 kohm
2. R = 1 ohm , C = 8,2 nF dan C = 8,2 nF. Input gelombang segi empat
sebesar 4 Vpp pada frekuensi 50 Hz,
3. R = 10 kohm , C = 0,1 nF selanjutnya frekuensi diganti dengan 500 Hz, 5
kHz dan 50 kHz. Hasilnya dapat dilihat pada
4. R = 10 ohm , C = 8,2 nF
lampiran (Gambar 17, 18, 19, 20)

5. R = 100 kohm , C = 0,1 nF Kedua dibuat rangkaian integrator


menggunakan nilai R = 10 kohm dan C = 8,2
6. R = 100 ohm , C= 8,2 nF
nF. Input gelombang segi empat sebesar 4 Vpp
pada frekuensi 50 Hz, selanjutnya frekuensi
Input gelombang segi empat dengan besar 4
diganti dengan 500 Hz, 5 kHz dan 50 kHz.
Vpp pada frekuensi 500 Hz. Hasil pada
Hasilnya dapat dilihat pada lampiran (Gambar
osiloskop dapat dilihat pada lampiran (Gambar
21, 22, 23, 24)
5, 6, 7, 8, 9, 10). Didapat sinyal yang paling
ideal sebagai rangkaian diferensiator yaitu
Hitung konstanta waktu
kombinasi nomor 2, kombinasi tersebut
Konstanta waktu = RC
menghasilkan bentuk sinyal seperti impuls.
= 10 kohm x 8,2 nF
D. Percobaan 4: Rangkaian Integrator = 0,000082
Hitung frekuensi cut off
fo = 1 / (2 phi konstanta)
= 1 / (2. 3,14. 0,000082) =1941,89 Hz

Ketiga setelah didapat nilai frekuensi cut off,


dengan menggunakan rangkaian diferensiator,
masukan frekuensi cut off pada generator
Gambar Rangkaian Percobaan Fungsi Integral sinyal dan amati sinyal pada osiloskop, hasil
dengan R pada lampiran (Gambar 25).

Komponen yang digunakan pada rangkaian Hitung zona datar (LPF) dan zona naik (HPF)
integrator sama persis dengan komponen yang LPF = (1/100) fo
digunakan pada rangkaian diferensiator.
= (1/100) 1941,89
Begitu pula dengan kombinasi komponen nya.
= 19,4189 HPF = (1/10) fo
Hasil pada osiloskop dapat dilihat di lampiran
= (1/10) 1941,89
(Gambar 11, 12, 13, 14, 15, 16). Yang paling
= 194,189
ideal untuk rangkaian integrator ini adalah
Banyak dintara berbegai percobaan yang tidak
combines nomor satu. Karena sinyal yang
mendapatkan hasil yang diinginkan atau tidak
dihasilkan lebih tajam mendekati bentuk sinyal
sesuai perhitungan. Hal tersebut dikarenakan
asli integrator yang berbentuk seperti gerigi
rangkaian yang masih salah dan juga
tajam.
komponen yang terlalu sering digunakan.
IV. SIMPULAN

• Resistansi berbanding terbalik dengan


reaktansi, nilainya semakin besar
resistansi maka akan semakin kecil
reaktansi.

• Beda fasa antara VC dan i adalah sama


dengan beda fasa antara VC dan VR.
Beda fasa antara VI dan I sama dengan
beda fasa VI dan VR.

• Pengaruh terhadap frekuensi yaitu


semakin besar frekuensi membuat
tegangan keluar atau Vout yang
semakin besar pula.

REFERENSI
1. Hutabarat, Mervin T. 2018. Petunjuk
Praktikum Rangkaian Elektrik II. Institut
Teknologi Sumatera
LAMPIRAN
Gambar 1, 2 Percobaan rangkaian RC (VC, VR)

Gambar 3, 4 Percobaan rangkaian RL (VL, VR)

Gambar 5, 6, 7, 8, 9, 10 Percobaan Rangkaian Diferensiator dengan kombinasi


komponen 1, 2, 3, 4, 5, 6
Gambar 11, 12, 13, 14, 15, 16 Percobaan Rangkaian Integrator dengan kombinasi
komponen 1, 2, 3, 4, 5, 6
Gambar 17, 18, 19, 20 Percobaan Pengaruh Frekuensi untuk Rangkaian
diferensiator dengan input frekuensi pada generator sinyal berurut 50 Hz, 500 Hz, 5
kHz, 50 kHz
Gambar 21, 22, 23, 24 Percobaan Pengaruh Frekuensi untuk Rangkaian integrator
dengan input frekuensi pada generator sinyal berurut 50 Hz, 500 Hz, 5 kHz, 50 kHz

Gambar 25 Percobaan Pengaruh Frekuensi untuk Rangkaian Diferensiator


Menggunakan Frekuensi Cut Off

Anda mungkin juga menyukai