Anda di halaman 1dari 19

MODUL IV

RANGKAIAN SERI DAN PARALEL RL, RC, RLC

Annisa Ridzky Fajrina J (F1B020016)


Asisten : Asrul Deniarahman (F1B019028)
Tanggal Percobaan : 20 April 2022

ES2232 – Praktikum Rangkaian Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Pada praktikum Modul 4 tentang rangkain seri dan paralel RL, RC, RLC akan
dilakukan 2 percobaan utama yaitu pengukuran tegangan pada rangkaian seri dengan
beban RL, RC, RLC dan pengukuran arus pada rangkaian paralel dengan beban RL,
RC, RLC. Percobaan ini bertujuan untuk mengukur arus dan tegangan dengan
rangkaian beban yang bervariasi menggunakan alat ukur Multimeter. Setelah
melakukan percobaan, didapatkan hasil tegangan dan arus yang berbeda-beda
tergantung dari variasi jenis beban yang dirangkai dan digunakan. Tegangan pada
sumber tidak berubah disebabkan karena sumbernya berasal dari satu sumber. Nilai
persentase error yang didapatkan berubah-ubah tergantung besarnya perbedaan arus
dan tegangan ukur terhadap arus dan tegangan hitung.
Kata kunci: RL, RC, RLC

1. PENDAHULUAN 2. Untuk mempelajari hubungan antara


Pada percobaan modul IV pada impedansi, resistansi, reaktansi
praktikum rangkaian listrik yang berjudul kapasitif, dan sudut fase.
rangkaian seri dan parallel RL, RC, RLC 3. Untuk membuktikan hasil pengukuran
terdapat 2 sub-bab, dan setiap sub-bab sesuai dengan teori atau persamaan
memiliki tujuan masing-masing yaitu, yang digunakan dalam praktikum.
antara lain:
1.1 Rangkaian Impedansi Seri C. Rangkaian Impedansi Seri RLC
A. Rangkaian Impedansi Seri RL Tujuan:
Tujuan: 1. Untuk mengukur nilai tegangan pada
1. Untuk mengukur nilai tegangan pada resistor (VR), tegangan pada kapasitor
resistor (VR), tegangan pada induktor (VC), tegangan pada induktor (VL) &
(VL) & arus total yang mengalir pada arus total yang mengalir pada
rangkaian (IT). rangkaian (IT).
2. Untuk mempelajari hubungan antara 2. Untuk mempelajari hubungan antara
impedansi, resistansi, reaktansi impedansi, resistansi, reaktansi
induktif, dan sudut fase. kapasitif, rekatansi induktif dan sudut
3. Untuk membuktikan hasil pengukuran fase.
sesuai dengan teori atau persamaan 3. Untuk membuktikan hasil pengukuran
yang digunakan dalam praktikum. sesuai dengan teori atau persamaan
yang digunakan dalam praktikum
B. Rangkaian Impedansi Seri RC
Tujuan: 1.2 Rangkaian Impedansi Paralel
1. Untuk mengukur nilai tegangan pada A. Rangkaian Impedansi Paralel RL
resistor (VR), tegangan pada kapasitor Tujuan:
(VC)& arus total yang mengalir pada 1. Untuk mengukur nilai arus pada
rangkaian (IT). resistor (IR), arus pada induktor (IL) &

MODUL 4 | | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


arus total yang mengalir pada pada resistor ialah Ohm (Wibowo,
rangkaian (IT). 2010:56).
2. Untuk mempelajari hubungan antara B. Induktor
impedansi, resistansi, reaktansi
induktif, dan sudut fase pada
rangkaian paralel.
3. Untuk membuktikan hasil pengukuran
sesuai dengan teori atau persamaan
yang digunakan dalam praktikum.

B. Rangkaian Impedansi Paralel RC Gambar 4.2.2 Induktor


Tujuan: Induktor merupakan komponen
1. Untuk mengukur nilai arus pada kelistrikan yang dapat menyimpan energi
resistor (IR), arus pada kapasitor (IC) & listrik dalam bentuk medan magnet dan
arus total yang mengalir pada energi panas. Satuan dari induktor ialah
rangkaian (IT). Henley (H) (Wibowo, 2010:63).
2. Untuk mempelajari hubungan antara
impedansi, resistansi, reaktansi C. Kapasitor
kapasitif, dan sudut fase pada
rangkaian paralel.
3. Untuk membuktikan hasil pengukuran
sesuai dengan teori atau persamaan
yang digunakan dalam praktikum.

C. Rangkaian Impedansi Paralel RLC


Tujuan:
Gambar 4.2.3 Kapasitor
1. Untuk mengukur nilai arus pada Kapasitor merupakan komponen
resistor (IR), arus pada kapasitor (IC), kelistrikan yang berfungsi untuk
arus pada induktor (IL) & arus total menyimpan energi listrik dalam bentuk
yang mengalir pada rangkaian (IT). medan listrik. Adapun satuan dari
2. Untuk mempelajari hubungan antara kapasitor ialah Farad (F) (Wibowo,
impedansi, resistansi, reaktansi 2010:59).
kapasitif, rekatansi induktif dan sudut
fase pada rangkaian paralel. 2.2 Rangkaian Impedansi Seri
3. Untuk membuktikan hasil pengukuran A. Rangkaian Impedansi Seri RL
sesuai dengan teori atau persamaan
yang digunakan dalam praktikum.

2. DASAR TEORI
2.1 Pengertian Resistor, Induktor, dan
Kapasitor
A. Resistor

Gambar 4.2.4 Rangkaian Seri RL


Pada suatu rangkaian R-L seri seperti
pada Gambar 2.4 besarnya nilai impedansi
total Z ditentukan oleh nilai komponen
resistif dan nilai reaktansi induktif,
dimana nilai reaktansi induktif tergantung
Gambar 4.2.1 Resistor daripada nilai induktansi dan frekuensi.
Resistor merupakan salah satu alat Hubungan antara resistansi R,
dalam kelistrikan yang berfungsi untuk reaktansi induktif XL, dan impedansi Z
mengontrol aliran elektron, menghambat dapat dirumuskan sebagai berikut:
arus, pembagi arus, dan pembagi
tegangan. Adapun satuan yang digunakan Z= √ R +X
2
L
2

Yang dimana XL:

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


X L  2fL untuk nilai dari sebuah reaktansi kapasitif
XC dengan sudut -90o dari sumbu nyata.
C. Rangkaian Impedansi Seri RLC

Gambar 4.2.5 Diagram impedansi seri RL


Pada Gambar 2.5 terlihat hubungan
antara R dan XL. Sumbu horizontal Gambar 4.2.8 Rangkaian impedansi seri
menunjukkan sumbu nyata (real) untuk RLC
nilai dari sebuah resistansi R dengan Rangkaian impedansi seri RLC terdiri
sudut 0o, sedangkan sumbu vertikal dari resistor, induktor, dan kapasitor yang
menunjukkan sumbu khayal (imajiner) dirangkai secara seri dengan sumber
untuk nilai dari sebuah reaktansi induktif tegangan bolak-balik (AC) dan dialiri
XL dengan sudut 90o dari sumbu nyata. oleh arus yang bernilai sama. Efek
hambatan total yang dilakukan oleh
B. Rangkaian Impedansi Seri RC resistor, induktor, dan kapasitor dalam
rangkaian arus bolak-balik dapat kita
gantikan dengan sebuah hambatan
pengganti yang kita sebut dengan
impedansi rangkaian RLC dengan
persamaan sebagai berikut.

Gambar 4.2.6 Rangkaian impedansi seri


Z= √ R +( X
2
L
2
−X C )
RC
Sifat rangkaian RLC dapat
Besarnya nilai impedansi total Z
digolongkan berdasarkan perbedaan
ditentukan oleh nilai komponen resistif
reaktansi resistif, induktif, dan kapasitif,
dan nilai reaktansi kapasitif, dimana nilai
atau biasa disebut resonansi, yaitu
reaktansi kapasitif tergantung daripada
(Pebriyanti, dkk. 2016:24):
nilai kapasitansi dan frekwensi.
A. Rangkaian bersifat induktif jika XL >
Hubungan antara resistansi R,
XC atau θ > 0 yaitu arus
reaktansi kapasitif XC, dan impedansi Z
tertinggal dari tegangan sebesar θ.
dapat dirumuskan sebagai berikut:
B. Rangkaian bersifat kapasitif jika XL
Z  R 2  XC2 < XC atau θ < 0 yaitu arus
Yang dimana Xc: mendahului tegangan sebesar θ.
1 C. Rangkaian bersifat resistif jika XL =
XC  XC atau θ = 0 yaitu arus
2fC sefase tegangan.

2.3 Rangkaian Impedansi Paralel


A. Rangkaian Impedansi Paralel RL

Gambar 4.2.7 Diagram Impedansi Seri RC


Pada Gambar 2.7 terlihat hubungan
antara R dan XC. Sumbu horizontal Gambar 4.2.9 Ragkaian impedansi
menunjukkan sumbu nyata (real) untuk parallel RL
nilai dari sebuah resistansi R dengan Untuk menganalisa rangkaian paralel
sudut 0o, sedangkan sumbu vertikal AC, perlu adanya pengetahuan mengenai
menunjukkan sumbu khayal (imajiner) analisa rangkaian paralel pada DC. Pada
rangkaian paralel, tegangan yang jatuh

MODUL 4 | | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


pada masing-masing beban sama dengan
tegangan sumber, sedangkan Sarus yang C.2 Rangkaian Impedansi Seri
mengalir pada masing-masing beban A. Rangkaian Impedansi Seri RL
tergantung pada nilai hambatannya.
Untuk komponen resistif,  Gambar rangkaian
hambatannya harga resistansi, untuk
komponen induktif, hambatannya harga
reaktansi induktif dan untuk komponen
kapasitif, hambatannya reaktansi kapasitif.
Adapun nilai impedansinya:
R0 . X L 90
Z 
R0  X L 90

B. Rangkaian Impedansi Paralel RC

Gambar 4.3.1 Rangkaian seri RL

 Langkah percobaan

Gambar 4.2.10 Rangkaian impedansi


parallel RC
Adapun nilai impedansi pada
rangkaian parallel RC, ialah:
R0 . X C   90
Z 
R0  X C   90
4.3.1
C. Rangkaian Impedansi Paralel RLC

Gambar 4.2.11 Rangkaian impedansi


parallel RLC
Adapun nilai impedansi pada rangkaian
parallel RLC, ialah:
R0 . Z1
Z 
R0  Z1
Yang dimana Z1:
X L 90 . X C   90
Z1 
X L 90  X C   90

Gambar 4.3.2 Flowchart percobaan


3. METODOLOGI rangkaian seri RL
C.1 Spesifikasi Alat dan Komponen
1 Basic Electricity Module-4 EFT- 1
ELC-M4
2 Labtech Base Station Basic 1
Electricity Trainer Base Station
EFT-ELC-BS (EFT-LBS-1)
3 Beban Kapasitor 4
4 Beban Resistor 4
5 Beban Induktor 4
6 Kabel Konektor 6
7 Digital Multimeter 1

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


B. Rangkaian Impedansi Seri RC C. Rangkaian Impedansi Seri RLC
 Gambar rangkaian  Gambar rangkaian

Gambar 4.3.3 Rangkaian seri RC Gambar 4.3.5 Rangkaian seri RLC

 Langkah percobaan  Langkah percobaan

4.3.3 4.3.5

Gambar 4.3.4 Flowchart percobaan Gambar 4.3.6 Flowchart percobaan


rangkaian seri RC rangkaian seri RLC

MODUL 4 | | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


C.3 Rangkaian Impedansi Paralel B. Rangkaian Impedansi Paralel RC
A. Rangkaian Impedansi Paralel RL  Gambar rangkaian
 Gambar rangkaian

Gambar 4.3.7 Rangkaian parallel RL Gambar 4.3.9 Rangkaian parallel RC

 Langkah percobaan  Langkah percobaan

4.3.7 4.3.9

Gambar 3.8 Flowchart percobaan Gambar 3.10 Flowchart percobaan


rangkaian parallel RL rangkaian RC

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


Vs = 12.5 V
C. Rangkaian Impedansi Paralel RLC  Menghitung Nilai XL
 Gambar rangkaian XL = jL
XL = j 2 π f L
XL = j 2 x 3,14 x 50 x 0,4
XL = j 125,66
XL = 125,66 90˚

 Menghitung Nilai Impedansi (Z)


Z = R+XL
Z = 50+ j 125,66
Gambar 4.3.11 Rangkaian parallel RLC Z = 135,24 68,3 Ohm
 Menghitung Arus Total (IT)
Vs
IT =
 Langkah percobaan Z
12,5
IT =
135,24 68,3
IT = 0,09 -68,3 A

 Menghitung Tegangan Resistor (VR)


VR = IT x R
VR = 0,09 x 50
4.3.11 VR = 4,5 V

 Menghitung Tegangan Induktif (VL)


VL = IT x XL
VL = 0,09 x 125,66
VL = 11,3 V

 Menghitung nilai fasor


Xl
 = tan -1 x
R
0.12566
= tan -1 x
50
= 0,14˚

 Menghitung Nilai %Erorr


¿ hitung−¿ ukur
Gambar 4.3.12 Flowchart percobaan %Eror IT = ¿ | x 100%
rangkaian parallel RLC ¿ hitung
0,09−0,091
=¿ | x 100%
4. HASIL DAN ANALISIS 0,09
4.1 Hasil dan Perhitungan = 1,11 %
4.1.1 Rangkaian Impedansi Seri
A. Rangkaian Impedansi Seri RL VRhitung−VR ukur
Tabel 4.4.1 Hasil pengukuran impedansi seri %Eror VR = ¿ |x
RL VR hitung
R VS L VR VL IT 100%
(Ω) (V) (mH) (V) (V) (A) 4,5−4,35
50 12.5 0.4 4.35 11.45 0.091 =¿ | x 100%
100 12.5 0.6 5.35 11.57 0.0589 4,5
150 12.5 0.8 6 10.7 0.0311 = 3,33 %
200 12.5 1.0 6.43 10.62 0.0386
Nilai variabel dan parameter yang diketahui
R = 50 Ohm
L = 0,4 mH

MODUL 4 | | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


VLhitung−VLukur Z = R + jXL
%Eror VL = ¿ |x
VL hitung
Pada tabel hasil perhitungan VR
100%
menjelaskan bahwa nilai tegangan pada
11,3−11,45
=¿ |x resistor meningkat seiring penambahan
11,3 besar beban resistor yang digunakan atau
100% berbanding lurus, hal tersebut sesuai
= 1,32 % dengan persamaan :

VR = I . R
Hasil perhitungan lainnya disajikan pada
tabel berikut : Pada tabel hasil perhitungan VL
menjelaskan bahwa nilai tegangan pada
induktor menurun seiring penambahan
besar beban induktor yang digunakan atau
Tabel 4.4.2 Hasil Perhitungan Rangkaian berbanding terbalik, hal tersebut
Impedansi Seri RL dikarenakan kurang presisi alat sehingga
R VS L Z XL tidak memenuhi memenuhi persamaan :
(Ω) (V) (mH) (Ω) (Ω)
50 12,5 0,4 135,2 125,66
4 VL = I .jXL
100 12,5 0,6 213,2 188,4
9 Berdasarkan tabel perhitungan IT
150 12,5 0,8 292,5 251,2 menunjukkan bahwa semakin besar nilai
8
200 12,5 1,0 372,2 314 impedansi, maka semakin kecil nilai arus
8 total yang didapatkan, karena nilai arus
berbanding terbalik dengan nilai
Tabel 4.4.3 Hasil Perhitungan Rangkaian impedansi, hal ini sesuai dengan
Impedansi Seri RL persamaan :
VR (V) VL (V)
Hit. Ukur %Eror Hit. Ukur %Eror Vs
4,5 4,35 3,33 11,3 11,45 1,32 IT =
5 5,35 35 9,42 11,57 22,8 Z
6 6 0 10 10,7 7
6 6,43 7,16 9,42 10,62 12,7 Pada tabel hasil perhitungan nilai
fasor dari impedansi seri RL dapat
Tabel 4.4.4 Hasil perhitungan impedansi seri dianalisa bahwa semakin meningkatnya
RL nilai resistansi maka nilai pada fasor akan
IT (A) Teta menurun. Hal ini sesuai persamaan yang
Hit Ukur %Eror (θ ¿ menunjukkan bahwa nilai fasor
. berbanding terbalik dengan nilai resistif.
0,09 0,091 1,11 0,14 Besar sudut fase pada arus beban
0,05 0,0589 17,8 0,1 kapasitor yang ditunjukkan pada tabel
0,04 0,0311 22,2 0,09 bersifat lagging atau tegangan
0,03 0,0386 28,6 0,08
mendahului arus:
Berdasarkan tabel perhitungan
reaktansi induktif (XL) dapat dianalisa
XL
θ = 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
bahwa semakin besar nilai induktor (L) R
yang diberikan maka nilai reaktansi
induktif akan semakin meningkat atau Pada Persentase error VL dan IT dan
berbanding lurus, sehingga sesuai dengan yang didapatkan diatas batas toleransi
persamaan : error (≤ 5%) karena nilai hitung memiliki
selisih yang cukup jauh terhadap nilai
XL= 2. π .f.L ukur, sehingga dapat dikatakan bahwa
hasil percobaan tidak sesuai dengan teori.
Semakin besar nilai resistor maka nilai Terjadinya error saat pembuktian dapat
impedansi akan meningkat. Hal ini sesuai disebabkan oleh kurangnya ketelitian dari
dengan persamaan : alat ukur dan pembaca atau pun
kurangnya ketelitian perhitungan dalam

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


pembuktiannya. Sedangkan VR didapatkan
batas toleransi error (≤ 5%)karena nilai
hitung masih mendekati ukur, sehingga
dapat dikatakan bahwa hasil percobaan
sesuai dengan teori.

%error VR= |VV Hitung


Hitung-V Ukur
| x 100%

MODUL 4 | | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


B. Rangkaian Impedansi Seri RC %Error IT =
Tabel 4.4.5 Hasil pengukuran impedansi seri
RC
R VS C VR VC IT
|¿ hitung−¿ukur
¿ hitung |X 100 %
(Ω) (V) (nF) (V) (V) (A) =
50
100
150
12,5
12,5
12,5
2
6
10
0,46
1,98
4,15
13,12
13,10
12,91
0,0075
0,0209
0,0346
|0,00785−0,0075
0,00785 |100 %
200 12,5 16 9,34 9,32 0,0473 = 4,45%
Nilai variabel dan parameter yang %Error VR =
diketaui :
R = 50 Ω
C = 2 nF
|VR hitung−VR
VR hitung
ukur
| X 100 %
Vs= 12,5 V
 Menghitung NIlai XC |0,393−0,46
0,393 |
= 100 %
1 = 17,04%
XC = %Error VC =
2 πfC
¿
1
2 x 3,14 x 50 x 2 x 10−6
|VC h itung−VC
VC hitung
ukur
|X 100 %

¿ 1591,55 Ω

Menghitung Nilai Impedansi (Z)


|12,49−13,12
=
12,49 |100 %
= 5,04%
Z = R – jXc
= 50 – j1591,55 Hasil perhitungan lainnya disajikan pada
= 1592,33∠−1,53° tabel berikut :

 Menghitung Arus total (IT) Tabel 4.4.6 Hasil Perhitungan Rangkaian


VS Impedansi Seri RC
I T= R C XC
Z ( Ω) VS (V)
(nF)
Z (Ohm)
(Ohm)
12,5 50 12,5 2 1592,33 1591,55
¿
1592,55 100 12,5 6 540,11 530,78
150 12,5 10 352,02 318,47
¿ 0,00785 A 200 12,5 16 282,16 199,04

 Menghitung Tegangan Resistor (VR) Tabel 4.4.7 Hasil Perhitungan Rangkaian


VR = IT X R Impedansi Seri RC
= 0,00785 X 50 VR (V) VC (V)
= 0,393 V Hitung Ukur
%Erro
Hitung Ukur %Error
r
0,393 0,46 17,04 12,49 13,12 5,04
 Menghitung Tegangan Induktor (VC) 3,314 1,98 40,25 12,28 13,10 6,67
VC = IT x XC 5,325 4,15 22,06 11,30 12,91 14,24
= 0,00785 X 1591,55 8,86 9,34 5,41 8,81 9,32 5,78
= 12,49 V
Tabel 4.4.8 Hasil Perhitungan Rangkaian
 Menghitung nilai sudut (θ ¿ Impedansi Seri RC

( )
IT (A) Teta
− XC
θ=tan −1 Hitung Ukur %Error (θ)
R 0,00785 0,0075 4,45 -1,53

( )
0,02314 0,0209 9,6 -1,38
−1591,55
¿ tan−1 0,03550 0,0346 2,5 -1,13
50 0,04430 0,0473 6,7 -0,78

¿−¿1,53
Berdasarkan tabel perhitungan
reaktansi kapasitif (Xc) dapat dianalisa
 Menghitung nilai %Error
bahwa semakin kecil nilai induktor (C)
yang diberikan maka nilai reaktansi
kapasitif akan semakin meningkat atau

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


berbanding terbalik, sehingga sesuai
dengan persamaan : Pada Persentase error VC,VR dan IT
1 dan yang didapatkan diatas batas
XC= toleransi error (≤ 5%) karena nilai hitung
2 πfC
memiliki selisih yang cukup jauh terhadap
nilai ukur, sehingga dapat dikatakan
Semakin besar nilai resistor maka nilai
bahwa hasil percobaan tidak sesuai
impedansi akan meningkat atau
dengan teori. Terjadinya error saat
berbanding lurus. Hal ini sesuai dengan
pembuktian dapat disebabkan oleh
persamaan :
kurangnya ketelitian dari alat ukur dan
Z = R – Xc
pembaca atau pun kurangnya ketelitian
perhitungan dalam pembuktiannya.
Pada tabel hasil perhitungan VR
%Error dapat dicari menggunakan rumus
menjelaskan bahwa nilai tegangan pada
berikut :
resistor ukur semakin meningkat hal
tersebut dikarenakan alat yang kurang
%Error VR =
presisi sedangkan nilai resistor yang
dihitung semakin besar seiring
penambahan besar beban resistor, sesuai
dengan persamaan :
|VR hitung−VR
VR hitung
ukur
| X 100 %
VR = IT X R

Pada tabel hasil perhitungan VC C. Rangkaian Impedansi Seri RLC


menjelaskan bahwa nilai tegangan pada Tabel 4.4.9 Hasil pengukuran impedansi seri
kapasitor ukur cenderung meningkat, hal RLC
tersebut dikarenakan alat yang kurang R VS C L VR VC VL IT
presisi sedangkan nilai tegangan kapasitor (Ω (V) (µF (H (V) (V) (V) (A)
) ) )
yang dihitung semakin besar seiring
50 12. 2 0.4 0,1 13,2 1 0,01
bertambahnya beban kapasitif, sesuai 5 1 1 3
dengan persamaan : 10 12. 6 0.6 5 18,4 7,5 0,04
0 5 7 6 3
15 12. 10 0.8 6,3 36,8 31, 0,08
VC = IT . XC 0 5 9 8 9
Berdasarkan tabel perhitungan IT
menunjukkan bahwa semakin besar nilai 20 12. 16 1.0 9,3 9,3 15, 0,04
0 5 6 6
impedansi, maka semakin kecil nilai arus
Nilai variabel dan parameter yang diketahui
total yang didapatkan, karena nilai arus
R = 50 Ohm
berbandingterbalik dengan nilai
L = 0,4 H
impedansi, hal ini sesuai dengan
C = 16 µF
persamaan :
Vs = 12,5 V
 Menghitung Nilai XL
VS
I T= XL = 2 π f L
Z XL = 2 x 3,14 x 50 x 0,4
XL = 125,66
Pada tabel hasil perhitungan nilai
XL = 125,66 Ω
fasor dari impedansi seri RC dapat
dianalisa bahwa semakin konstan atau
menurunnya nilai resistansi maka nilai  Menghitung Nilai XC
pada fasor akan meningkat. Hal ini sesuai 1
XC =
persamaan yang menunjukkan bahwa 2 πfC
nilai fasor berbanding terbalik dengan 1
nilai resistif. Besar sudut fase pada arus =

beban kapasitor yang ditunjukkan pada 2 x 3,14 x 50 x 6 x 10−6


tabel bersifat lagging atau tegangan = 1592,33Ω

mendahului arus:

( )
− XC  Menghitung Nilai Impedansi (Z)
−1
θ=tan Z = R+ (XL-XC)
R = 50+j(125,66 – 1592,33)

MODUL 4 | | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


= 1467,52 -88,05Ω 12,73−13,21
=¿ | x 100%
12,73
 Menghitung Arus Total (IT) =3,7%
Vs
IT =
Z Hasil perhitungan lainnya disajikan pada
12,5 tabel berikut :
=
1467,52−88,05 Ω Tabel 4.4.10 Hasil Perhitungan Rangkaian
=0,008 A Impedansi Seri RLC
 Menghitung Tegangan Resistor (VR) C L
R Vs Z XL XC
VR = IT x R (Ω) (V)
(µF (mH
(Ω) (Ω) (Ω)
) )
= 0,008 x 50 12. 1467,5 125,6 1591,5
50 2 0.4
= 0,4 V 5 2 6 5
10 12.
 Menghitung Tegangan Induktif (VL) 0 5
6 0.6 356,68 188,4 530,78
VL = IT x XL 15 12.
10 0.8 164,39 251,2 318,47
= 0,008 x 125,66 0 5
20 12.
= 1,0052 V 0 5
16 1.0 230,69 314 199,04

 Menghitung Tegangan Induktif (VC) Tabel 4.4.11 Hasil Perhitungan Rangkaian


VC = IT x XC Impedansi Seri RLC.
= 0,008 x 1592,33 VR (V) VC (V)
= 12,73 V Hit. Ukur %Eror Hit. Ukur %Eror
 Menghitung nilai fasor 0,4 0,11 72,5 12,73 13,21 3,7
3,5 5 42,8 18,57 18,47 0,53
Xl−Xc 11,4 6,39 43,9 24,2 36,8 52,06
 = tan -1 x
R 10 9,3 7 9,95 9,3 6,5
125,66−1592,33
= tan -1 x Tabel 4.4.12 Hasil perhitungan impedansi seri
50
RLC
= -88,04˚ VL (V)
%
 Menghitung Nilai %Eror Hit. Ukur
Error
¿ hitung−¿ ukur
- %Eror IT = ¿ | x 1,0052 1 0,51
¿ hitung 6,6 7,56 14,5
100% 19,09 31,8 66,5
0,008−0,013 15,7 15,6 0,63
=¿ | x 100%
0,008
= 62,5%
VRhitung−VR ukur
- %ErorV R = ¿ |x
VR hitung Tabel 4.4.13 Hasil perhitungan impedansi seri
100% RLC
0,4−0,11 IT (A)
=¿ | x 100%
0,4 Hit. Ukur
% Teta (𝜽)
= 72,5 % Error
VLhitung−VLukur 0,008 0,013 62,5 -88,04
- %Eror VL = ¿ |x 0,035 0,043 22,8 -73,7
VL hitung
0,076 0,089 17,1 -23,7
100%
0,05 0,046 8 -35,9
1,0052−1
=¿ | x 100%
1,0052 Berdasarkan tabel perhitungan reaktansi
= 0,51% induktif (XL) dapat dianalisa bahwa semakin
VC hitung−VC ukur besar nilai induktor (L) yang diberikan maka
- %Eror VC = ¿ |x nilai reaktansi induktif akan semakin
VC hitung
100% meningkat atau berbanding lurus, sehingga
sesuai dengan persamaan :

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


Vc = I . XC
XL= 2. π . f.L Pada nilai arus total (IT) yang semakin
menurun. Hal ini disebabkan karna nilai arus
Pada tabel perhitungan reaktansi kapasitif (i) berbanding terbalik dengan nilai impedansi:
(Xc) dapat dianalisa bahwa semakin kecil nilai V
kapasitor (C) yang diberikan maka nilai I=
Z
reaktansi kapasitif akan semakin meningkat
atau berbanding terbalik, Hal ini tidak sesuai
dengan persamaan : Persentase error VR VL Vc maupun IT yang
didapatkan sangat besar, karena nilai
pengukuran dengan perhitungan mempunyai
1 selisih yang cukup besar, hal ini dapat
XC=
2.π. f .C disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kurangnya
ketelitian dari alat ukur dan pembaca atau pun
menjelaskan bahwa dengan nilai resistor kurangnya ketelitian dan metode perhitungan
yang semakin naik , induktor yang meningkat dalam pembuktian yang kurang akurat. Hal ini
dan kapasitor yang menurun maka nilai sesuai persamaan :
impedansi akan semakin besar. Hal ini sesuai

|VV Hitung |
dengan persamaan : Hitung-V Ukur
%error VR= x 100%
Z = R + j(XL – Xc)
Pada perhitungan nilai fasor dari
impedansi seri RLC dapat dianalisa bahwa
semakin konstan atau menurunnya nilai
resistansi maka nilai pada fasor akan 4.1.2 Rangkaian Impedansi Paralel
meningkat. Hal ini sesuai persamaan yang A. Rangkaian Impedansi Paralel
menunjukkan bahwa nilai fasor berbanding RL
terbalik dengan nilai resistif. Besar sudut fase Tabel 4.4.14 Hasil percobaan rangkaian seri
pada arus beban kapasitor yang ditunjukkan RL
pada tabel bersifat leading atau arus R Vs L IR IL IT
(Ω) (V) (H) (mA) (mA) (mA)
mendahului tegangan. Hal ini karena karena
50 12,5 0,4 0,109 0,15 0,19
beban kapasitif lebih dominan:
100 0,075
12,5 0,6 0,071 0,19
8
XL−XC 150 0,075
θ = 𝑡𝑎𝑛−1 ( ) 12,5 0,8
8
0,071 0,19
R 200 0,075
12,5 0,8 0,074 0,105
8
Pada hasil perhitungan VR menjelaskan
bahwa nilai tegangan pada resistor ukur Nilai variabel dan parameter yang diketahui
meningkat seiring penambahan besar beban R = 50 Ω
resistor yang digunakan atau berbanding lurus, L = 0,4 H
tetapi ada data yang nilainya bersifat fluktuatif V = 12,5 V
hal tersebut dikarenakan kurangnya presisi alat.
Sedangkan nilai tegangan pada resistor hitung
semakin besar sehingga memenuhi persamaan: ● Menghitung nilai reaktansi inductor
XL=2 πfL
VR = I . R
¿ 2.3,14 .50 .0,4
Pada hasil perhitungan VL menjelaskan ¿125,6Ω
bahwa nilai tegangan pada induktor menurun
seiring berkurangnya besar beban induktor ● Menghitung nilai impedansi total (ZT)
yang digunakan atau berbanding lurus, Z=R∨¿ Xl
sehingga memenuhi persamaan : ¿ 50∨¿125,6
50 x 125,6
VL = I .jXL ¿
Pada nilai kapasitif (Xc) yang semakin
50+125,6
meningkat dimana pada nilai kapasitor semakin ¿ 35,76 Ω
meingkat . Hal ini berbanding lurus dengan
persamaan: ● Menghitung arus total ( IT)

MODUL 4 | | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


Vs Hit Ukur
%
IT = (A) (A)
Z 0,145 0,109 24,8
12,5 0,0754 0,0758 0,5
¿ 0,051 0,0758 48,6
35,76 0,04 0,0758 89,5
¿ 0,349 mA
Tabel 4.4.17 Hasil Perhitungan Rangkaian
● Menghitung nilai tegangan resistor (IR) Impedansi paralel RL
Z IL
IR = IT Hitung Ukur Error
Z+R (A) (A) %
35,76 0,204 0,15 26,4
¿ x 0,349 0,115 0,071 38,2
50+35,76
0,082 0,071 13,4
¿ 0,145 mA 0,072 0,074 2,77

● Menghitung nilai tegangan induktif (IL)


Tabel 4.4.18 Hasil Perhitungan Rangkaian
IL = IT - IR
Impedansi paralel RL
= 0,349 – 0,145
= 0,204 mA IT
Hitung Ukur Error
● Menghitung nilai %error: (A) (A) %

|ITIT hithit - ITukur |


- % error IT = x 100%
0,349
0,191
0,133
0,19
0,19
0,19
45,5
0,52
42,85

¿|
0,349 |
0,349−0,19 0,112 0,105 6,25
x 100%
Berdasarkan tabel perhitungan untuk
¿ 4,5 % reaktansi induktif (XL) dapat di analisa bahwa

|ILhit
- % error IL =
ILhit
- ILukur
| x 100% ketika nilai induktor (L) yang diberikan konstan
maka nilai reaktansi induktif akan semakin

¿|
0,204 |
besar, sehingga untuk mencari nilai XL
0,204−0,15 terdapat persamaan:
x 100%

¿ 2,6 % XL=2 πfL


- % error IR = |IRhit
IRhit
- IRukur
| x 100% Berdasarkan tabel hasil perhitungan diatas
dapat dianalisa juga bahwa nilai dari impedansi
¿| |
0,145−0,109 yang didapatkan juga cenderung meningkat.
x 100%
0,145 Hal ini sesuai dengan persamaan:
¿ 2,4 %
Z=R∨¿ Xl
Hasil perhitungan lainnya disajikan pada
tabel berikut : Pada perhitungan arus total berbanding
terbalik terhadap nilai impedansi, suhingga
Tabel 4.4.15 Hasil perhitungan rangkaian nilai impedansi akan semakin meningkat
impedansi RL sedangkan nilai arus total akan semkain
R VS L Z XL Θ menurun. Ha ini seuai dengan persamaan:
(Ω) (V) (H) (Ω) (Ω) (mA)
50 12,5 0,4 35,76 125,6 35,57 Vs
100 12,5 0,6 65,32 188,4 33,15 IT =
150 12,5 0,8 93,91 251,2 32,04 Z
200 12,5 0,8 111,34 251,2 29,1
Pada perhitungan nilai IR tergantung
pada nilai resistor dan impedansi, dimana nilai
R diatur meningkat dan tegangan sumber tetap,
Tabel 4.4.16 Hasil Perhitungan Rangkaian maka nilai arus yang didapat fsemakin
Impedansi paralel RL menurun, sesuai persamaan :
IR Error

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


Z  Menghitung Arus total (IT)
IR= IT VS
Z +R
I T=
Z
Pada perhitungan nilai IL bergantung pada 12,5
nilai XL, dimana semakin besar nilai XL ¿
semakin kecil arus yang didapat, sesuai dengan 49,97 ∠ 3.11°
persamaan : ¿ 0,25 ∠−3,11° A

V  Menghitung Nilai Arus di Resistor (IR)


IL= − j XC
XL IR = X IT
− j Xc + R
Persentase error IR IL maupun IT yang =
didapatkan fluktuatif, hal ini dapat disebabkan − j1592,35
oleh beberapa hal, yaitu kurangnya ketelitian X 0,25 ∠−3,11°
dari alat ukur dan pembaca atau pun kurangnya − j 1592,35+50
ketelitian dan metode perhitungan dalam = 0,249 ∠−3,14 °
pembuktian yang kurang akurat. Hal ini sesuai
persamaan :  Menghitung Nilai Arus di Kapasitor
R
X IT
| |
IC =
I Hitung-I Ukur − j Xc + R
%error IR= x 100%
IHitung =
50
X 0,25 ∠−3,11°
− j 1592,35+50
B. Rangkaian Impedansi Paralel = 0,007 ∠−1,57 °
RC
Tabel 4.4.19 Hasil percobaan rangkaian seri
 Menghitung nilai sudut (θ ¿
RC

R
(Ω)
VS
(V)
C
( μ F)
IR
(A)
IC
(A)
IT
(mA)
θ=tan −1
( ) IC
IR
50
100
150
12,5
12,5
12,5
2
6
10
0,26
0,13
0,084
0,0064
0,026
0,042
0,26
0,13
0,093
¿ tan−1 ( 0,007
0,249 )
200 12,5 16 0,019 0,0651 0,021 ¿ 1,61
Nilai variabel dan parameter yang diketaui:
R = 50 Ω  Menghitung nilai %Error dari arus
C = 2 μF total (IT), arus kapasitor (IC), dan arus
Vs= 12,5 V resistor (IR)
 Menghitung NIlai Reaktansi Kapasitor
%Error IT =
(XC)
XC =
1
2 πfC
|¿ hitung−¿ukur
¿ hitung |X 100 %
¿
1
2 x 3,14 x 50 x 2 x 10
−6 |0,25−0,26
=
0,25 |
100 %

¿ 1592,35 Ω = 4%
%Error IR =
 Menghitung Nilai Impedansi Total(Z)
Z = R∥ -jXc | IR hitung−IR ukur
IR hitung |
X 100 %

| |
= 50 ∥(−7961,78) 0,249−0,26
50 x j1592,35 = 100 %
= 0,249
50− j1592,35 = 4,41%
= 49.97∠ 3.11°

MODUL 4 | | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


%Error IC = Z = R∥ -jXc

| IC h itung−IC
IC hitung
ukur
|X 100 % Dapat dilihat juga besar arus pada
beban R mengalami penurunan seiring
bertambahnya nilai dari beban R yang
=
digunakan, Hal ini sesuai dengan

|0,0070,007
– 0,0064
|100 % persamaan :

IR =
− j XC
X IT
= 8,57% − j Xc + R
Ketika beban C diberikan nilai yang
semakin besar maka arus pada beban C
akan meningkat juga seiring kenaikan
Hasil perhitungan lainnya disajikan pada
beban C . hal ini sesuai dengan rumus :
tabel berikut :
R
IC = X IT
Tabel 4.4.20 Hasil perhitungan rangkaian − j Xc + R
impedansi RC Sedangkan arus total menunjukan arus
R C Z XC yang semakin kecil seiring dengan
VS (V)
(Ω) ( μ F) (Ω ) (Ω ) meningkat nilai impedansi karena
50 12,5 2 49,99 1592.35 keduanya memiliki hubungan berbanding
100 12,5 6 98,27 530,78 terbalik. Sesuai dengan persamaan
150 12,5 10 135,70 318,47
200 12,5 16 141,08 199,04
VS
I T=
Z
Untuk persentase error pada Arus total
yang didapat fluktuatif ada yanbg sangat
Tabel 4.4.21 Hasil perhitungan rangkaian kecil hingga ada yang hampir mendekati
impedansi RC 100% menandakan bahwa perbedaan nilai
IR (V) IC (V)
arus hitung dan ukur yang didapatkan
Hitun %Erro Hitun %Erro
g
Ukur
r g
Ukur
r berbeda jauh. Persentase error arus hasil
0,006 pengukuran dan perhitungan pada beban
0,249 0,26 4,41 0,007 8,57
4 R dan C serta arus total yang fluktuatif
0,117 0,13 11,11 0,022 0,026 18,18 tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya
0,08
0,081
4
3,7 0,038 0,042 10,52 ketelitian dari alat ukur dan adanya human
0,01 0,065 error. Untuk mencari persentase error
0,056 66,07 0,056 16,25
9 1 dapat menggunakan rumus :
%Error IT =
Tabel 4.4.22 Hasil perhitungan rangkaian
impedansi RC
IT (mA) Teta
|¿ hitung−¿ukur
¿ hitung |X 100 %
Hitung Ukur %Error (θ)
0,25 0,26 4 1,61
0,12 0,13 8,3 10,6 C. Rangkaian Impedansi Paralel
0,09 0,093 3,3 25,1 RLC
0,08 0,021 73,75 45 Tabel 4.4.23 Hasil percobaan rangkaian seri
RC
Berdasarkan tabel di atas dapat C L
R VS IT
dianalisa bahwa semakin besar nilai C (V (μ
(m IR IL IC
(A
maka nilai Xc akan semakin (Ω) ) F)
H) (A) (A) (A)
)
kecil,dikarenakan keduanya memiliki 12, 0,000 0,34 0,000 0,3
hubungan berbanding terbalik. Hal ini 50 2 0,4
5 52 1 30 2
sesuai dengan rumus : 10 12,
6 0,6
0,000 0,34 0,000 0,3
0 5 52 1 30 2
1
XC= 15 12,
10 0,8
0,000 0,34 0,000 0,3
2 πfC 0 5 52 1 30 2
Dengan semakin kecilnya nilai Xc 20 12, 0,000 0,34 0,000 0,3
16 0,8
0 5 52 1 30 2
maka nilai impedansi yang didapatkan
NIlai variabel dan parameter yang diketaui :
semakin besar atau berbanding
terbalik,sesuai dengan rumus : R = 50 Ω

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


L = 0,4 mH j 0,125
C = 2 μF =
j 0,125− j1591,55
Vs= 12,5 V = 0,000157∠ 180 °A
 XL = 2 πfL IL = ICL-IC
= 2 x 3,14 x 50 x 0,4x10-3 = 1,996−0,000157
= j0,125 Ω = 1,995 A
 Menghitung NIlai Reaktansi Kapasitor
(XC)
1
XC =
2 πfC  Menghitung nilai %Error dari arus
1 total (IT), arus kapasitor (IC), dan arus
¿ −6 resistor (IR)
2 x 3,14 x 50 x 2 x 10
¿ j 1591,55 Ω %Error IT =

 Menghitung Nilai Impedansi Total(Z)


Z = R∥ X L ∥ Xc
|¿ h itung−¿
¿ h itung
ukur
|X 100 %
=
1 1
+
R XL XC

1 =|2,001−0,32
2,001 |
100 %
= 84%
1 1 1 %Error IR =
= + −

| IR h itung−IR |X 100 %
50 j 0,125 j 1591,55 ukur
= 6,246∠ 91,79 ° Ω
IR h itung
=
 Menghitung Arus total (IT)

I T=
VS
Z
|0,00495−0,00052
0,00495 |100 %
= 89,55%
12,5
¿ %Error IL =
6,246∠ 91,79
¿ 2,001∠ 91,79° A | IL hitung−IL
IL h itung
ukur
| X 100 %
 Menghitung Nilai Arus di Resistor (IR)
Z lc = Xc // Xl
=|1,995−0,341
1,995 |100 %
= 88,29%
= %Error IC =
J 0,125 x− j1591,55
j 0,125− j1591,55
=0,1249∠90 ° Ω
| IC h itung−IC
IC h itung
ukur
|X 100 %
=
Z lc
IR = xI
Z lc+ R T
0,1249
|0,000157 – 0,00030
0,000157 |100 %
= x 2,001 = 91,08%
0,1249−50
= 0,00498

 Menghitung Nilai Arus di Kapasitor Hasil perhitungan lainnya disajikan pada


(IC) dan arus inductor (IL) tabel berikut :

Tabel 4.4.24 Hasil Perhitungan Rangkaian


Impedansi Paralel RLC
IC dan IL = 2,001-0,00498 R L C
VS XL Xc Z
= 1,996 A (Ω
(V)
(mH (nF
(Ω) (Ω) (Ω)
) ) )
XL . I
IC = CL 50 12, 0,4 2 0,12 1591,5 6,24
XL+ Xc 5 5 5 6
10 12,5 0,6 6 0,18 530,51 18,4

MODUL 4 | | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


0 8 7 Dan untuk Zlc nilainya semakin menurun.
15 12,5 0,8 10 0,25 318,31 34,0 Hal ini sesuai dengan rumus :
0 1 3
20 12,5 0,8 16 0,25 198,94 35,3
0 1 8 Z lc
IR = xI
Z lc+ R T
Tabel 4.4.25 Hasil Perhitungan Rangkaian
Impedansi Paralel RLC Untuk nilai arus pada inductor dapat
IR (A) IL (A)
%Erro Hitun %Er
dilihat perhitungan arus yang diasilkan
Hitung Ukur Ukur semakin menurun hal ini dikarenakan
r g ror
0,0049 0,0005 0,34 nilainya berbanding terbalik dengan nilai
89,55 1,995 88,9
8 2 1 reaktansi induktif yang digunakan. Hal ini
0,0012 0,0005 0,34 49,3 sesuai dengan persamaan :
59,05 0,673
7 2 1 3
0,0006 0,0005 0,34
20,63 0,365 6,57
5 2 1 Vs
0,0005 0,34 IL =
0,0004
2
18,18 0,351
1
2,04 XL

Tabel 4.4.26 Hasil Perhitungan Rangkaian Untuk nilai arus kapasitor dapat
Impedansi Paralel RLC dilihat pada tabel diatas nilainya semakin
IC (A) IT (A) meningkat, berbanding terbalik dengan
%Erro Hitun Uku %Erro nilai reaktansi kapasitif yang digunakan.
Hitung Ukur
r g r r Hal ini sesuai dengan persamaan :
0,00015 0,0003
91,08 2,001 0,32 84
7 0
0,0003 Vs
0,00023 26,05 0,676 0,32 52,66 IC =
0 Xc
0,0003
0,00028
0
4,17 0,367 0,32 12,8 Sedangkan untuk arus total yang
0,00030 0,0003 didaptkan semakin kecil,dikarenakan
1,96 0,353 0,32 9,4
6 0 pembagi yang digunakan yaitu nilai Z
total semakin meningkat. Sehingga
Berdasarkan perhitungan di atas dapat keduanya memiliki hubungan berbanding
diketahui bahwa nilai reaktansi induktif terbalik,sesuai dengan persamaan :
berbanding lurus dengan nilai induktor
yang diberikan,sesuai dengan rumus : VS
XL = 2 πfL I T=
Sedangkan untuk nilai reaktansi
Z
kapasitif berbanding terbalik dengan
Untuk nilai persentase error yang
beban kapasitif yang diberikan,sesuai
didapatkan baik untuk It,Ir,Il,dan Ic
dengan rumus :
sangat tinggi hal ini dikarenakan besarnya
1
XC= perbedaan selisih antara hasil perhitungan
2 πfC dan hasilpengukuran yang disebabkan
oleh faktor kurang presisi alat ataupun
Dari tabel diatas dapat dianalisa human error. Untuk mencari persentase
bahwa dengan nilai R semakin besar, C error dapat menggunakan rumus :
semakin besar, dan L yang semakin besar,
didapatkan impedansi total yang semakin %Error IR =

| |
meningkat. Hal ini tidak sesuai dengan IR hitung−IR ukur
persamaan: X 100 %
IR hitung
Z = R∥ X L ∥ Xc
1 1 1 5. KESIMPULAN
= + −
R XL XC 1. Rangkaian impedansi seri
Nilai Tegangan dan nilai arus
Pada tabel di atas dapat dianalisa pada rangkaian impedansi seri
bahwa nilai arus resistif yang didaptkan RLC dipengaruhi oleh nilai resistor
semakin menurun,dikarenakan nilai It (R), kapasitor (C), dan Induktor
yang digunakan juga semakin meniurun. (L). Ketika induktor (L) semakin
besar maka tegangan VL akan

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2022


semakin besar pula. Ketika kurang presisinya alat yang
kapasitor (C) semakin besar maka digunakan atau human error.
tegangan VC semakin kecil.
Sedangan resistor (R) diatur tetap
sehingga tegangan konstan. Nilai
arus dipengaruhi oleh impedansi.
Ketika impendasi semakin besar
maka arus akan semakin kecil
begitu sebaliknya.
Hubungan antara impedansi
dengan resistansi adalah
berbanding lurus begitu juga
dengan hubungan antara reaktansi
induktif dengan resistansi, nilai
reaktansi kapasitif berbanding
terbalik dengan kapasitansi.
Hasil dan analisa pada DAFTAR PUSTAKA
percobaan ini sesuai dengan teori
atau persamaan yang digunakan Hayt, William. 2005. Rangkaian Listrik I Jilid
pada praktikum ini. Namun, ada
6. Jakarta: Erlangga.
beberapa percobaan yang kurang
tepat dengan teori, hal ini karena
kurang presisinya alat yang
Ramdhani, Mohamad. 2005. Rangkaian Listrik
digunakan atau human error.
(Revisi). Bandung: Sekolah Tinggi
2. Rangkaian Impedansi Paralel Teknologi Telkom Bandung.
Nilai arus pada rangkain
impedansi parallel RLC
dipengaruhi oleh kompenen. Tim Lab Listrik Dasar. 2022. Penuntun
Ketika nilai induktor (L)
meningkat maka nilai arus akan Praktikum Rangkaian Listrik. Mataram:
menurun sedangkan ketika nilai Lab Listrik Dasar FT UNRAM.
kapasitif (C) meningkat maka nilai
arus juga akan meningkat. Untuk
nilai arus resistansi bernilai
konstan karena diatur konstan dan
tegangan tidak berubah karena
diatur konstan.
Nilai Impedansi total rangkaian
paralel dipengaruhi oleh nilai
resistansi, reaktansi induktif, dan
reaktansi kapasitif. Reaktansi
induktif berbanding lurus dengan
nilai induktansi dan reaktansi
kapasitif berbanding terbalik
dengan nilai kapasitansi. Besar
sudut fase dipengaruhi oleh nilai
selisi antara nilai induktansi dan
kapasitansi yang berbandik
terbalik dengan resistansi.
Hasil dan analisa pada
percobaan ini sesuai dengan teori
atau persamaan yang digunakan
pada praktikum ini. Namun, ada
beberapa percobaan yang kurang
tepat dengan teori, hal ini karena

MODUL 4 | | Praktikum Rangkaian Listrik 2022

Anda mungkin juga menyukai