Abstrak
Pada praktikum Modul 4 tentang rangkain seri dan paralel RL, RC, RLC akan
dilakukan 2 percobaan utama yaitu pengukuran tegangan pada rangkaian seri dengan
beban RL, RC, RLC dan pengukuran arus pada rangkaian paralel dengan beban RL,
RC, RLC. Percobaan ini bertujuan untuk mengukur arus dan tegangan dengan
rangkaian beban yang bervariasi menggunakan alat ukur Multimeter. Setelah
melakukan percobaan, didapatkan hasil tegangan dan arus yang berbeda-beda
tergantung dari variasi jenis beban yang dirangkai dan digunakan. Tegangan pada
sumber tidak berubah disebabkan karena sumbernya berasal dari satu sumber. Nilai
persentase error yang didapatkan berubah-ubah tergantung besarnya perbedaan arus
dan tegangan ukur terhadap arus dan tegangan hitung.
Kata kunci: RL, RC, RLC
2. DASAR TEORI
2.1 Pengertian Resistor, Induktor, dan
Kapasitor
A. Resistor
Langkah percobaan
4.3.3 4.3.5
4.3.7 4.3.9
VR = I . R
Hasil perhitungan lainnya disajikan pada
tabel berikut : Pada tabel hasil perhitungan VL
menjelaskan bahwa nilai tegangan pada
induktor menurun seiring penambahan
besar beban induktor yang digunakan atau
Tabel 4.4.2 Hasil Perhitungan Rangkaian berbanding terbalik, hal tersebut
Impedansi Seri RL dikarenakan kurang presisi alat sehingga
R VS L Z XL tidak memenuhi memenuhi persamaan :
(Ω) (V) (mH) (Ω) (Ω)
50 12,5 0,4 135,2 125,66
4 VL = I .jXL
100 12,5 0,6 213,2 188,4
9 Berdasarkan tabel perhitungan IT
150 12,5 0,8 292,5 251,2 menunjukkan bahwa semakin besar nilai
8
200 12,5 1,0 372,2 314 impedansi, maka semakin kecil nilai arus
8 total yang didapatkan, karena nilai arus
berbanding terbalik dengan nilai
Tabel 4.4.3 Hasil Perhitungan Rangkaian impedansi, hal ini sesuai dengan
Impedansi Seri RL persamaan :
VR (V) VL (V)
Hit. Ukur %Eror Hit. Ukur %Eror Vs
4,5 4,35 3,33 11,3 11,45 1,32 IT =
5 5,35 35 9,42 11,57 22,8 Z
6 6 0 10 10,7 7
6 6,43 7,16 9,42 10,62 12,7 Pada tabel hasil perhitungan nilai
fasor dari impedansi seri RL dapat
Tabel 4.4.4 Hasil perhitungan impedansi seri dianalisa bahwa semakin meningkatnya
RL nilai resistansi maka nilai pada fasor akan
IT (A) Teta menurun. Hal ini sesuai persamaan yang
Hit Ukur %Eror (θ ¿ menunjukkan bahwa nilai fasor
. berbanding terbalik dengan nilai resistif.
0,09 0,091 1,11 0,14 Besar sudut fase pada arus beban
0,05 0,0589 17,8 0,1 kapasitor yang ditunjukkan pada tabel
0,04 0,0311 22,2 0,09 bersifat lagging atau tegangan
0,03 0,0386 28,6 0,08
mendahului arus:
Berdasarkan tabel perhitungan
reaktansi induktif (XL) dapat dianalisa
XL
θ = 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
bahwa semakin besar nilai induktor (L) R
yang diberikan maka nilai reaktansi
induktif akan semakin meningkat atau Pada Persentase error VL dan IT dan
berbanding lurus, sehingga sesuai dengan yang didapatkan diatas batas toleransi
persamaan : error (≤ 5%) karena nilai hitung memiliki
selisih yang cukup jauh terhadap nilai
XL= 2. π .f.L ukur, sehingga dapat dikatakan bahwa
hasil percobaan tidak sesuai dengan teori.
Semakin besar nilai resistor maka nilai Terjadinya error saat pembuktian dapat
impedansi akan meningkat. Hal ini sesuai disebabkan oleh kurangnya ketelitian dari
dengan persamaan : alat ukur dan pembaca atau pun
kurangnya ketelitian perhitungan dalam
( )
IT (A) Teta
− XC
θ=tan −1 Hitung Ukur %Error (θ)
R 0,00785 0,0075 4,45 -1,53
( )
0,02314 0,0209 9,6 -1,38
−1591,55
¿ tan−1 0,03550 0,0346 2,5 -1,13
50 0,04430 0,0473 6,7 -0,78
¿−¿1,53
Berdasarkan tabel perhitungan
reaktansi kapasitif (Xc) dapat dianalisa
Menghitung nilai %Error
bahwa semakin kecil nilai induktor (C)
yang diberikan maka nilai reaktansi
kapasitif akan semakin meningkat atau
mendahului arus:
( )
− XC Menghitung Nilai Impedansi (Z)
−1
θ=tan Z = R+ (XL-XC)
R = 50+j(125,66 – 1592,33)
|VV Hitung |
dengan persamaan : Hitung-V Ukur
%error VR= x 100%
Z = R + j(XL – Xc)
Pada perhitungan nilai fasor dari
impedansi seri RLC dapat dianalisa bahwa
semakin konstan atau menurunnya nilai
resistansi maka nilai pada fasor akan 4.1.2 Rangkaian Impedansi Paralel
meningkat. Hal ini sesuai persamaan yang A. Rangkaian Impedansi Paralel
menunjukkan bahwa nilai fasor berbanding RL
terbalik dengan nilai resistif. Besar sudut fase Tabel 4.4.14 Hasil percobaan rangkaian seri
pada arus beban kapasitor yang ditunjukkan RL
pada tabel bersifat leading atau arus R Vs L IR IL IT
(Ω) (V) (H) (mA) (mA) (mA)
mendahului tegangan. Hal ini karena karena
50 12,5 0,4 0,109 0,15 0,19
beban kapasitif lebih dominan:
100 0,075
12,5 0,6 0,071 0,19
8
XL−XC 150 0,075
θ = 𝑡𝑎𝑛−1 ( ) 12,5 0,8
8
0,071 0,19
R 200 0,075
12,5 0,8 0,074 0,105
8
Pada hasil perhitungan VR menjelaskan
bahwa nilai tegangan pada resistor ukur Nilai variabel dan parameter yang diketahui
meningkat seiring penambahan besar beban R = 50 Ω
resistor yang digunakan atau berbanding lurus, L = 0,4 H
tetapi ada data yang nilainya bersifat fluktuatif V = 12,5 V
hal tersebut dikarenakan kurangnya presisi alat.
Sedangkan nilai tegangan pada resistor hitung
semakin besar sehingga memenuhi persamaan: ● Menghitung nilai reaktansi inductor
XL=2 πfL
VR = I . R
¿ 2.3,14 .50 .0,4
Pada hasil perhitungan VL menjelaskan ¿125,6Ω
bahwa nilai tegangan pada induktor menurun
seiring berkurangnya besar beban induktor ● Menghitung nilai impedansi total (ZT)
yang digunakan atau berbanding lurus, Z=R∨¿ Xl
sehingga memenuhi persamaan : ¿ 50∨¿125,6
50 x 125,6
VL = I .jXL ¿
Pada nilai kapasitif (Xc) yang semakin
50+125,6
meningkat dimana pada nilai kapasitor semakin ¿ 35,76 Ω
meingkat . Hal ini berbanding lurus dengan
persamaan: ● Menghitung arus total ( IT)
¿|
0,349 |
0,349−0,19 0,112 0,105 6,25
x 100%
Berdasarkan tabel perhitungan untuk
¿ 4,5 % reaktansi induktif (XL) dapat di analisa bahwa
|ILhit
- % error IL =
ILhit
- ILukur
| x 100% ketika nilai induktor (L) yang diberikan konstan
maka nilai reaktansi induktif akan semakin
¿|
0,204 |
besar, sehingga untuk mencari nilai XL
0,204−0,15 terdapat persamaan:
x 100%
R
(Ω)
VS
(V)
C
( μ F)
IR
(A)
IC
(A)
IT
(mA)
θ=tan −1
( ) IC
IR
50
100
150
12,5
12,5
12,5
2
6
10
0,26
0,13
0,084
0,0064
0,026
0,042
0,26
0,13
0,093
¿ tan−1 ( 0,007
0,249 )
200 12,5 16 0,019 0,0651 0,021 ¿ 1,61
Nilai variabel dan parameter yang diketaui:
R = 50 Ω Menghitung nilai %Error dari arus
C = 2 μF total (IT), arus kapasitor (IC), dan arus
Vs= 12,5 V resistor (IR)
Menghitung NIlai Reaktansi Kapasitor
%Error IT =
(XC)
XC =
1
2 πfC
|¿ hitung−¿ukur
¿ hitung |X 100 %
¿
1
2 x 3,14 x 50 x 2 x 10
−6 |0,25−0,26
=
0,25 |
100 %
¿ 1592,35 Ω = 4%
%Error IR =
Menghitung Nilai Impedansi Total(Z)
Z = R∥ -jXc | IR hitung−IR ukur
IR hitung |
X 100 %
| |
= 50 ∥(−7961,78) 0,249−0,26
50 x j1592,35 = 100 %
= 0,249
50− j1592,35 = 4,41%
= 49.97∠ 3.11°
| IC h itung−IC
IC hitung
ukur
|X 100 % Dapat dilihat juga besar arus pada
beban R mengalami penurunan seiring
bertambahnya nilai dari beban R yang
=
digunakan, Hal ini sesuai dengan
|0,0070,007
– 0,0064
|100 % persamaan :
IR =
− j XC
X IT
= 8,57% − j Xc + R
Ketika beban C diberikan nilai yang
semakin besar maka arus pada beban C
akan meningkat juga seiring kenaikan
Hasil perhitungan lainnya disajikan pada
beban C . hal ini sesuai dengan rumus :
tabel berikut :
R
IC = X IT
Tabel 4.4.20 Hasil perhitungan rangkaian − j Xc + R
impedansi RC Sedangkan arus total menunjukan arus
R C Z XC yang semakin kecil seiring dengan
VS (V)
(Ω) ( μ F) (Ω ) (Ω ) meningkat nilai impedansi karena
50 12,5 2 49,99 1592.35 keduanya memiliki hubungan berbanding
100 12,5 6 98,27 530,78 terbalik. Sesuai dengan persamaan
150 12,5 10 135,70 318,47
200 12,5 16 141,08 199,04
VS
I T=
Z
Untuk persentase error pada Arus total
yang didapat fluktuatif ada yanbg sangat
Tabel 4.4.21 Hasil perhitungan rangkaian kecil hingga ada yang hampir mendekati
impedansi RC 100% menandakan bahwa perbedaan nilai
IR (V) IC (V)
arus hitung dan ukur yang didapatkan
Hitun %Erro Hitun %Erro
g
Ukur
r g
Ukur
r berbeda jauh. Persentase error arus hasil
0,006 pengukuran dan perhitungan pada beban
0,249 0,26 4,41 0,007 8,57
4 R dan C serta arus total yang fluktuatif
0,117 0,13 11,11 0,022 0,026 18,18 tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya
0,08
0,081
4
3,7 0,038 0,042 10,52 ketelitian dari alat ukur dan adanya human
0,01 0,065 error. Untuk mencari persentase error
0,056 66,07 0,056 16,25
9 1 dapat menggunakan rumus :
%Error IT =
Tabel 4.4.22 Hasil perhitungan rangkaian
impedansi RC
IT (mA) Teta
|¿ hitung−¿ukur
¿ hitung |X 100 %
Hitung Ukur %Error (θ)
0,25 0,26 4 1,61
0,12 0,13 8,3 10,6 C. Rangkaian Impedansi Paralel
0,09 0,093 3,3 25,1 RLC
0,08 0,021 73,75 45 Tabel 4.4.23 Hasil percobaan rangkaian seri
RC
Berdasarkan tabel di atas dapat C L
R VS IT
dianalisa bahwa semakin besar nilai C (V (μ
(m IR IL IC
(A
maka nilai Xc akan semakin (Ω) ) F)
H) (A) (A) (A)
)
kecil,dikarenakan keduanya memiliki 12, 0,000 0,34 0,000 0,3
hubungan berbanding terbalik. Hal ini 50 2 0,4
5 52 1 30 2
sesuai dengan rumus : 10 12,
6 0,6
0,000 0,34 0,000 0,3
0 5 52 1 30 2
1
XC= 15 12,
10 0,8
0,000 0,34 0,000 0,3
2 πfC 0 5 52 1 30 2
Dengan semakin kecilnya nilai Xc 20 12, 0,000 0,34 0,000 0,3
16 0,8
0 5 52 1 30 2
maka nilai impedansi yang didapatkan
NIlai variabel dan parameter yang diketaui :
semakin besar atau berbanding
terbalik,sesuai dengan rumus : R = 50 Ω
| IR h itung−IR |X 100 %
50 j 0,125 j 1591,55 ukur
= 6,246∠ 91,79 ° Ω
IR h itung
=
Menghitung Arus total (IT)
I T=
VS
Z
|0,00495−0,00052
0,00495 |100 %
= 89,55%
12,5
¿ %Error IL =
6,246∠ 91,79
¿ 2,001∠ 91,79° A | IL hitung−IL
IL h itung
ukur
| X 100 %
Menghitung Nilai Arus di Resistor (IR)
Z lc = Xc // Xl
=|1,995−0,341
1,995 |100 %
= 88,29%
= %Error IC =
J 0,125 x− j1591,55
j 0,125− j1591,55
=0,1249∠90 ° Ω
| IC h itung−IC
IC h itung
ukur
|X 100 %
=
Z lc
IR = xI
Z lc+ R T
0,1249
|0,000157 – 0,00030
0,000157 |100 %
= x 2,001 = 91,08%
0,1249−50
= 0,00498
Tabel 4.4.26 Hasil Perhitungan Rangkaian Untuk nilai arus kapasitor dapat
Impedansi Paralel RLC dilihat pada tabel diatas nilainya semakin
IC (A) IT (A) meningkat, berbanding terbalik dengan
%Erro Hitun Uku %Erro nilai reaktansi kapasitif yang digunakan.
Hitung Ukur
r g r r Hal ini sesuai dengan persamaan :
0,00015 0,0003
91,08 2,001 0,32 84
7 0
0,0003 Vs
0,00023 26,05 0,676 0,32 52,66 IC =
0 Xc
0,0003
0,00028
0
4,17 0,367 0,32 12,8 Sedangkan untuk arus total yang
0,00030 0,0003 didaptkan semakin kecil,dikarenakan
1,96 0,353 0,32 9,4
6 0 pembagi yang digunakan yaitu nilai Z
total semakin meningkat. Sehingga
Berdasarkan perhitungan di atas dapat keduanya memiliki hubungan berbanding
diketahui bahwa nilai reaktansi induktif terbalik,sesuai dengan persamaan :
berbanding lurus dengan nilai induktor
yang diberikan,sesuai dengan rumus : VS
XL = 2 πfL I T=
Sedangkan untuk nilai reaktansi
Z
kapasitif berbanding terbalik dengan
Untuk nilai persentase error yang
beban kapasitif yang diberikan,sesuai
didapatkan baik untuk It,Ir,Il,dan Ic
dengan rumus :
sangat tinggi hal ini dikarenakan besarnya
1
XC= perbedaan selisih antara hasil perhitungan
2 πfC dan hasilpengukuran yang disebabkan
oleh faktor kurang presisi alat ataupun
Dari tabel diatas dapat dianalisa human error. Untuk mencari persentase
bahwa dengan nilai R semakin besar, C error dapat menggunakan rumus :
semakin besar, dan L yang semakin besar,
didapatkan impedansi total yang semakin %Error IR =
| |
meningkat. Hal ini tidak sesuai dengan IR hitung−IR ukur
persamaan: X 100 %
IR hitung
Z = R∥ X L ∥ Xc
1 1 1 5. KESIMPULAN
= + −
R XL XC 1. Rangkaian impedansi seri
Nilai Tegangan dan nilai arus
Pada tabel di atas dapat dianalisa pada rangkaian impedansi seri
bahwa nilai arus resistif yang didaptkan RLC dipengaruhi oleh nilai resistor
semakin menurun,dikarenakan nilai It (R), kapasitor (C), dan Induktor
yang digunakan juga semakin meniurun. (L). Ketika induktor (L) semakin
besar maka tegangan VL akan