Anda di halaman 1dari 21

MODUL IV

RANGKAIAN SERI DAN PARALEL RL, RC, RLC

M. Iqballul Haq (F1B021062)


Asisten : Erlan Taneza (F1B019047
Tanggal Percobaan : 15 Maret 2023

ES2232 – Praktikum Rangkaian Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Pada praktikum kali ini akan membahas tentang rangkaian seri dan paralel RL,RC,RLC, di mana
terdapat 2 percobaan, yaitu percobaan pertama mengenai rangkaian impedansi seri RL,RC, dan RLC
adapun sub percobaannya adalah rangkaian impedansi seri RL, rangkaian impedansi seri RC dan
rangkaian imperdansi seri RLC. Sedangkan sub yang kedua mengenai rangkaian impedansi paralel RL,
RC, dan RLC adapun sub percobaannya adalah rangkaian impedansi paralel RL, rangkaian impedansi
paralel RC dan rangkaian imperdansi paralel RLC.
.

Kata kunci: RL, RC, RLC.

4. 1. PENDAHULUAN B. Rangkaian Impedansi Seri RC


Percobaan IV pada Praktikum Rangkaian Tujuan:
Listrik dilaksanakan dengan tujuan utama
1. Untuk mengukur nilai tegangan pada
mengenalkan praktikan dengan sifat-sifat
rangkaian impedansi seri dan paralel. Adapun resistor (VR), tegangan pada kapasitor
tujuan-tujuan dari percobaan IV Praktikum
(VC)& arus total yang mengalir pada
Rangkaian Listrik ini antara lain:
rangkaian (IT).
4.1.1 Rangkaian Impedansi Seri
2. Untuk mempelajari hubungan antara
A. Rangkaian Impedansi Seri RL
impedansi, resistansi, reaktansi
Tujuan:
kapasitif, dan sudut fase.
1. Untuk mengukur nilai tegangan pada
3. Untuk membuktikan hasil pengukuran
resistor (VR), tegangan pada induktor
sesuai dengan teori atau persamaan
(VL) & arus total yang mengalir pada
yang digunakan dalam praktikum.
rangkaian (IT).
2. Untuk mempelajari hubungan antara
C. Rangkaian Impedansi Seri RLC
impedansi, resistansi, reaktansi
Tujuan:
induktif, dan sudut fase.
1. Untuk mengukur nilai tegangan pada
3. Untuk membuktikan hasil pengukuran
resistor (VR), tegangan pada kapasitor
sesuai dengan teori atau persamaan
(VC), tegangan pada induktor (VL) &
yang digunakan dalam praktikum.
MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 202/F1B021062
arus total yang mengalir pada 3. Untuk membuktikan hasil pengukuran
rangkaian (IT). sesuai dengan teori atau persamaan
2. Untuk mempelajari hubungan antara yang digunakan dalam praktikum.
impedansi, resistansi, reaktansi C. Rangkaian Impedansi Paralel RLC
kapasitif, rekatansi induktif dan sudut Tujuan:
fase. 1. Untuk mengukur nilai arus pada
3. Untuk membuktikan hasil pengukuran resistor (IR), arus pada kapasitor (IC),
sesuai dengan teori atau persamaan arus pada induktor (IL) & arus total
yang digunakan dalam praktikum yang mengalir pada rangkaian (IT).
2. Untuk mempelajari hubungan antara
4.1.2 Rangkaian Impedansi Paralel impedansi, resistansi, reaktansi
A. Rangkaian Impedansi Paralel RL kapasitif, rekatansi induktif dan sudut
Tujuan: fase pada rangkaian paralel.
1. Untuk mengukur nilai arus pada 3. Untuk membuktikan hasil pengukuran
resistor (IR), arus pada induktor (IL) & sesuai dengan teori atau persamaan
arus total yang mengalir pada yang digunakan dalam praktikum.
rangkaian (IT).
2. Untuk mempelajari hubungan antara 4.2 DASAR TEORI
impedansi, resistansi, reaktansi 4.2.1 Elemen Pasif
induktif, dan sudut fase pada rangkaian Elemen pasif adalah elemen yang tidak
paralel. menghasilkan energi. Elemen ini hanya
3. Untuk membuktikan hasil pengukuran menerima energi dalam bentuk menyerap dan
sesuai dengan teori atau persamaan menyimpan energi. Berikut beberapa elemen
yang digunakan dalam praktikum. pasif yang akan dibahas seperti elemen resistor,
B. Rangkaian Impedansi Paralel RC induktor dan kapasitor.
Tujuan: 1. Resistor (R)
1. Untuk mengukur nilai arus pada Elemen ini menerima energi dengan cara
resistor (IR), arus pada kapasitor (IC) & menyerap sehingga menimbulkan panas. Sering
arus total yang mengalir pada juga disebut dengan tahanan, hambatan,
rangkaian (IT). penghantar, atau resistansi di mana resistor
2. Untuk mempelajari hubungan antara mempunyai fungsi sebagai penghambat arus,
impedansi, resistansi, reaktansi pembagi arus, dan pembagi tegangan. Nilai
kapasitif, dan sudut fase pada resistor tergantung dari hambatan jenis bahan
rangkaian paralel. resistor itu sendiri (tergantung daribahan
pembuatnya), panjang dari resistor itu sendiri

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2021/F1B021062


dan luas penampang dar i resistoritu sendiri. 3. Kapasitor (C)
Secara matematis: Sering juga disebut dengan kondensator
atau kapasitansi. Mempunyai fungsi
dapatmenyimpan energi dalam bentuk medan
listrik. Nilai suatu kapasitor tergantung dari
Di mana :
nilai permitivitas bahan pembuat kapasitor, luas
ρ = hambatan jenis
l = panjang dar i resistor penampang dari kapasitor tersebut dan jarak
A= luas penampang antara dua keping penyusun dari kapasitor
tersebut. Secara matematis:
Satuan dari resistor: Ohm (Ω )

A
C=ε
d

Di mana :
ε = permitivitas bahan
A= luas penampang bahan
d = jarak dua keping
Gambar 4.1 Resistor
Satuan dari kapasitor : Farad (F)
2,Induktor/ Induktansi/ Lilitan/ Kumparan
(L)
Seringkali disebut sebagai induktansi,
lilitan, kumparan, atau belitan. Pada induktor
mempunyai sifat dapat menyimpan energi
dalam bentuk medan magnet.
Gambar 4.3 Kapasitor.
Satuan dari induktor: Henry (H)
4.2.2 Rangkain Impedansi Seri RL, RC,
RLC
4.2.2.1 Rangkain Seri RL
Rangkaian R-L seri adalah suatu rangkaian
yang terdiri dari sebuah resistor dan sebuah
induktor yang dihubungkan secara seri dengan
sumber tegangan bolak-balik sinusioda yang
menyebabkan terjadinya pembagian tegangan
Gambar 4.2 Induktor. secara vektoris. Arus (I) yang mengalir pada
Arus yang mengalir pada induktor akan hubungan seri adalah sama besar. Arus (I)
menghasilkan fluksi magnetik (φ) tertinggal 90o terhadap tegangan inductor (VL).
Tidak terjadi perbedaan fasa antara tegangan
yangmembentuk loop yang melingkupi jatuh pada resistor (VR) dan arus (I). Gambar di
kumparan. Jika ada N lilitan, maka total fluks. bawah ini memperlihatkan rangkaian seri R-L
dan hubungan arus (i), tegangan resistor (VR)
dan tegangan induktor (VL) secara vektoris.

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 202/F1B021062


Konsep impedansi pada rangkaian RL seri
serupa dengan rangkaian RC seri. 4.2.3 Rangkaian Impedansi Paralel
RL, RC, RLC
4.2.3.1 Rangkaian Paralel RL
Jika dalam suatu rangkaian arus AC
terdapat sebuah resistor dan sebuah induktor
dipasang pada satu rangkaian, maka
rangkaian tersebut dinamakan rangkaian
Gambar 4.4 Rangkaian RL seri
paralel RL. Di dalam rangkaian paralel
terdapat beberapa karakteristik, diantaranya:
4.2.2.2 Rangkain Seri RC Besaran tegangan sama di setiap komponen
Rangkaian RC (Resistor-Kapasitor), atau
 VR dalam fase yang sama dengan VL
sering dikenal dengan istilah RC filter atau RC
 IR sefase dengan VR
network, adalah rangkaian listrik yang tersusun
dari resistor dan kapasitor.Rangkaian RC orde  IL tertinggal (lags) dengan IR
satu (first order) tersusun dari satu resistor dan  IT merupakan penjumlahan vektor dari IR
satu kapasitor yang merupakan rangkaian RC dan IL
paling sederhana.  θ sudut yang dibentuk oleh IT dan IR

Gambar 4.5 Rangkaian RC


Gambar 4.7 Fasor Rangkaian RL paralel (kiri),
4.2.2.3 Rangkain Seri RLC dan skema Rangkaian RL Paralel(kanan).
Rangkaian seri RLC pada arus bolak-balik
terdiri dari resistor (R), induktor (L) dan Rumus-rumus perhitungan yang terdapat
kapasitor (C) yang dihubungkan dengan sumber pada rangkaian RL paralel adalah sebagai
tegangan AC dan disusun secara seri.Hambatan berikut :
yang dihasilkan oleh resistor disebut resistansi,  Untuk mencari besar nilai arus total ( IT )
2 2 2
hambatan yang dihasilkan oleh induktor disebut I T =I R + I L
reaktansi induktif (XL), dan hambatan yang
dihasilkan oleh kapasitor disebut reaktansi V
kapasitif (XC). Ketiga besar hambatan tersebut |I T|=√ I R2+ I L2 ¿ I T = Z
ketika digabungkan dalam disebut impedansi T

(Z) atau hambatan total  Untuk mencari besar nilai impedansi


rangkaian ( ZT)

Z1 . Z2 R . j XL
ZT = ¿ ZT =
Z 1 + Z2 R+ j X L

 Untuk mencari besar sudut (θ ) maka


rumusnya
−I L
Gambar 4.6 Rangkaian seri RLC θ=tan −1
IR

4.2.3.2 Rangkaian Paralel RC

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2021/F1B021062


Jika dalam suatu rangkaian arus AC referensi dan arus resistor I R dan arus induktor
terdapat sebuah resistor dan sebuah kapasitor IL, tertinggal 90° terhadap tegangan, sedangkan
dipasang pada satu rangkaian, maka rangkaian arus kapasitor mendahului tegangannya 90° .
tersebut dinamakan rangkaian paralel RC. Di sehingga arus I merupakan penjumlahan vektor
dalam rangkaian paralel terdapat beberapa dengan besar I dan sudut, di mana :
karakteristik, diantaranya:
 Besaran tegangan sama di setiap √ 2 2
V = I R + ( I L−I C ) ……..........……….(5.1)
komponen I −I
 VR dalam fase yang sama dengan VC φ=tan−1 L C …………………......…...
IR
 IR sefase dengan VR
(5.2)
 IC mendahului dengan IR
1 1
 IT merupakan penjumlahan vektor dari IR Z= = =Z <φ ………..….........(5.3)
dan IC Y Y ←φ
 θ sudut yang dibentuk oleh IT dan IR

Gambar 4.8 Fasor Rangkaian RC paralel (kiri),


dan skema Rangkaian RC Paralel(kanan) Gambar 4.9 Rangkaian RLC Paralel

Rumus-rumus perhitungan yang terdapat 4.3 . METODOLOGI


pada rangkaian RC paralel adalah sebagai
4.3.1 SPESIFIKASI ALAT DAN
berikut :
 Untuk mencari besar nilai arus total ( IT ) KOMPONEN
1. Sumber AC 220 Volt
I T 2=I R 2+ I C 2
2. Kabel Penghubung
3. Multimeter Digital
V
|I T|=√ I C 2 + I C2 ¿ I T = Z 4. Beban Resistor
T 5. Beban Induktor
 Untuk mencari besar nilai impedansi 6. Beban Kapasitor
rangkaian ( ZT)
Sebelum melakukan percobaan semua alat
Z1 . Z2 R . j XC diperiksa terlebih dahulu.
ZT = ¿ ZT =
Z 1 + Z2 R+ j X C 4.3.2 Percobaan Rangkaian Impedansi Seri
4.3.2.1 Rangkaian Impedansi Seri RL
 Untuk mencari besar sudut (θ ) maka
rumusnya
- Gambar rangkaian :
−1 IC
θ=tan
IR

4.2.3.3 Rangkaian Pararel RL


sebuah rangkaian RLC paralel yang terdiri
dari sebuah resistor, induktor dan kapasitor.
Tegangan sumber, tegangan resistor, induktor
dan kapasitor adalah sama, yaitu V. arus I
adalah penjumlahan secara vektor antara arus
resistor R arus indutor dan arus kapasitor Ic
karena tegangan resistor , induktor dan Gambar 4.10 Rangkaian Seri RL
kapasitor sama , maka tegangan sebagai
MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 202/F1B021062
- Langkah percobaan

4.3.2.3 Rangkaian Impedansi Seri RLC


- Gambar rangkaian :

Gambar 4.12 Rangkaian Seri RLC


4.3.2.2 Rangkaian Impedansi Seri RC
- Langkah percobaan :
- Gambar rangkaian

Gambar 4.11 Rangkaian Seri RC


- Langkah percobaan

4.3.3 Percobaan RangkaianImpedansi


Paralel

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2021/F1B021062


4.3.3.1 Rangkaian Impedansi Paralel RL

- Gambar rangkaian

Gambar 4.13 Rangkaian Paralel RL

- Langkah percobaan : 4.3.3.3 Rangkaian Impedansi Paralel RLC


- Gambar rangkaian

Gambar 4.15 Rangkaian Paralel RC


- Langkah percobaan

4.3.3.2 Rangkaian Impedansi Paralel RC


- Gambar rangkaian

4.4 HASIL DAN ANALISIS


4.4.1 PERCOBAAN 1 RANGKAIAN
IMPEMDASI SERI RL, RC, RLC
4.4.1.1 Data Hasil Rangkaian Impedansi Seri
Gambar 4.14 Rangkaian Paralel RC RL, RC, RLC
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran impedansi seri RL
- Langkah percobaan : R VS L VR VL IT
MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 202/F1B021062
semakin menurun dengan nilai beban yang
(V) sama, hal tersebut di sebabkan oleh nilai arus
(Ω) (V) (H) (V) (A)
total, sesuai dengan persamaan
50 15 0.4 2.9 14.6 0.10 VL=IT x XL.
100 15 0.6 5.59 13.5 0.08 Dan nilai Vs kostan pada 15 V. Sedangkan arus
150 15 0.8 5.8 13.54 0.062 IT yang didapatkan semakin kecil seiring
200 15 1.0 6.2 13.39 0.058 dengan bertambahnya beban. Sesuai dengan
250 15 1.2 6.4 13.26 0.05 persamaan
IT = Vs/Z
dimana arus berbanding terbalik dengan beban.
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran impedansi seri RC
R VS C VR VC IT
4.4.2.2 Analisa perhitungan hasil
(Ω) (V) (µF) (V) (V) (A) pengukuran impedansi seri RL
50 15 2 0.8 11.1 0.009
100 15 2 1.98 12.15 0.0081 Diketahui :
150 15 4 2.62 15.31 0.0075 R =50 Ω
200 15 8 6.5 13.92 0.0072 L = 0,4 H
250 15 16 12.05 9.7 0.0069 VS = 15 V
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran impedansi seri a. Menghitung nilai reaktansi induktor
RLC
XL = 2. π . f . L
= 2 x 3,14 x 50 x 0,4
= 125,66 Ω

b. Menghitung nilai reaktansi induksi total


(ZT)
ZT = R + jXL
4.4.2 Analisa Data Hasil dan perhitungan = 50 + j 125,66
Rangkaian Impedansi Seri RL, RC, RLC
4.4.2.1 Analisa Data Hasil Pengukuran = 135,24 < 68,30° Ω
Rangkaian Impedansi Seri RL
c. Menghitung arus total (IT)
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran impedansi seri RL Vs
IT =
R VS L VR VL IT Z
(Ω) (V) (H) (V) (V) (A) 15
50 15 0.4 2.9 14.6 0.10 =
135,24<68,30 °
100 15 0.6 5.59 13.5 0.08 = 0,1109←68,30 ° A
150 15 0.8 5.8 13.54 0.062
200 15 1.0 6.2 13.39 0.058 d. Menghitung nilai tegangan resistor (VR)
250 15 1.2 6.4 13.26 0.05 VR = IT. R
= 0,1109 X 50
Berdasakan tabel 4.4 dapat dianalisa
= 5,545 V
bahwa pada saat nilai beban R diatur semakin
e. Menghitung nilai tegangan induktif (VL)
meninggkat dari 50 sampai dengan 250 ohm
VL = IT . XL
maka besar tegangnan pada beban R semakin
= 0,11x 125,66
besar. Hal ini, sesuai dengan persamaan
= 13,82 V
P=IxR
Dimana semakin besar nilai beban R maka
tegangan yang di dapatkan akan semakin besar. f. Menghitung persentase error
Untuk nilai tegangan L yang di dapatkan

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2021/F1B021062


%error IT = IT (A)

| ¿ hitung –ukur
¿ hitung |
×100 %
Hitun
g
0,1109
Ukur
0,1
%error
9,836
Theta
-68,30
=

|0,1109−0,10
0,1109 |
0,0703 0,08 13,802 -62,05
×100 % 0,0512 0,062 20,977 -59,17
0,0403 0,058 44,002 -57,52
= 9,836%
0,0332 0,05 50,784 -56,45
%error VR =
Berdasarkan tabel 4.5, dapat dianalisa

| V hitung−V ukur
V hitung
× 100 % | bahwa semakin besar nilai resistor (R) dan
induktor (L) yang di atur semakin meninggkat
dengan Vs konstan maka diperoleh nilai
= |5,545−2,9
5,545 |
x 100 % reaktansi induktif (XL) semakin meningkat.
Dimana untuk mengetahui nilai reaktansi
induktif (XL) menggunakan persamaan :
= 47,700 %

XL = jω L
%error VL=

|Vhitung−V
V hitung
ukur
|× 100 % Kemudian semakin meningkatnya nilai
reaktansi induktif (XL), maka nilai impedansi
(Z) yang di peroleh semakin meningkat.

|13,937−14,6
=
13,937 |
x 100% Dimana untuk mengetahui nilai impedansi (Z)
menggunakan persamaan :
= 4,7 Z = R + jXL

kemuian semakin besar nilai impedansi (Z),


maka nilai arus total (IT) yang diperoleh baik
untuk nilai IT hitung maupun nilai IT ukur
semakin kecil dimana diketahui bahwa nilai
Tabel 4.5 Hasil perhitungan arus total (IT) berbanding terbalik dengan nilai
R VS L Z XL impedansi (Z). Hal ini sesuai dengan
persamaan :
(Ω) (V) (H) (Ω) (Ω)
50 15 0,4 135,25 125,66 Vs
IT =
100 15 0,6 213,38 188,50 Z
150 15 0,8 292,69 251,33 pada saat beban (R) di atur meninggkat,
200 15 1 372,42 314,16 diperoleh nilai VR hitung semakin meningkat
250 15 1,2 452,35 376,99 dan VR ukur fluktuatif . seharunya nilai VR
berbanding lurus dengan nilai resistansi nya
V R (V ) V L (V ) (R). adanya nilai fluktuatif kartena kurang nya
kepresisisan alat .Nilai VR hitung diperoleh
Hitung Ukur %Error Hitung Ukur %Erro
r
dengan persamaan :
5,545 2,9 47,7 13,937 14,6 4,76
VR = IT x R
7,030 5,59 20,5 13,251 13,5 1,88
7,687 5,8 24,6 12,880 13,54 5,12 dan semakin besar nilai induktor, maka nilai
8,055 6,2 23,0 12,653 13,39 5,82 untuk VL hitung dan VL ukur yang diperoleh
8,290 6,4 22,8 12,501 13,26 6,07 semakin menurun. Nilai VL hitung dan
diperoleh dengan perasamaan:
MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 202/F1B021062
4.4.2.4 Analisa perhitungan Rangkaian
VL = IT x XL Impedansi Seri RC
persentase Nilai variabel dan parameter yang diketahui
error yang terdapat pada tegangan resistor (VR) Diketahui
dan tegangan kapasitor (VL) fluktuatif. Dimana
Munculnya nilai error dikarenakan alat yang R = 50 Ω
kurang presisi serta terdapat selisih antara nilai C = 2 μF
hitung dan nilai ukurnya. namun dalam
percobaan tersebuat alat yang di gunakan sudah Vs = 15 V
cukup baik karena di antara nilai fluktuatif a. Menghitung nilai reaktansi kapasitor
tersebut terdapat % error yang mendekati 0%
Hal ini sesuai dengan persamaan : 1
XC =
V hitung−V ukur 2. π . f . C
%error V = | ∨¿ x 100% 1
V hitung =
2.3,14 .50 .2 x 10−6
Kemudian nilai arus total (IT) ukur dan IT
hitung semakin menurun seiring meningkatnya = 7957,90 Ω
nilai impedansi.
b. Menghitung nilai impedansi
4.4.2.3 Analisa Data Hasil Pengukuran Z = R – jXc
Rangkaian Impedansi Seri RC
= 50 –𝑗7957,90
Tabel 4.6 Hasil Pengukuran impedansi seri RC = 5306,11 ∠- 89,64° Ω
R VS C VR VC IT
(Ω) (V) (µF) (V) (V) (A) c. Menghitung nilai arus total
50 15 2 0.8 11.1 0.009 Vs
IT =
100 15 2 1.98 12.15 0.0081 Z
150 15 4 2.62 15.31 0.0075 15
200 15 8 6.5 13.92 0.0072 =
5306,11∠−89,64 °
250 15 16 12.05 9.7 0.0069
= 0,0019 ∠ 89,64 ° Ma
Berdasakan tabel 4.6 dapat dianalisa
bahwa pada saat nilai beban R diatur semakin
d. enghitung nilai tegangan di resistor
meninggkat dari 50 sampai dengan 250 ohm
VR = IT . R
maka besar tegangnan beban R (VR) semakin
= 0,0019 . 50
besar. Hal ini, sesuai dengan persamaan
= 0,094 V
P=IxR
Dimana semakin besar nilai beban R maka
tegangan yang di dapatkan akan semakin e. Menghitung nilai tegangan di kapasitor
besar. Untuk nilai tegangan C yang di dapatkan VC = IT . XC
semakin menurun dengan nilai beban C yang = 0,0019 x 7957,90
semakin meninggkat, hal tersebut di sebabkan = 15 V
oleh nilai arus total, sesuai dengan persamaan
VT=IT x XC. f. Menghitung nilai %error
Dan Vs yang di berikan kontan pada 15 V.
%error IT =
Sedangkan arus IT yang didapatkan semakin
kecil seiring dengan bertambahnya beban.
Sesuai dengan persamaan
IT = Vs/Z
|¿ Hitung−¿ Ukur
¿ Hitung |.100 %
dimana arus berbanding terbalik dengan beban
|0,0019−0,09
0,0019 |
= . 100 %

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2021/F1B021062


= 4674,743% Berdasarkan tabel 4.7 dapat dianalisa
%error VR = bahwa semakin besar nilai resistor ( R ) dan

|V r Hitung−Vr |.100 %
kapasitor (C), diperoleh nilai reaktansi kapasitif
Ukur (Xc) yang semakin menurun. Untuk mengetahui
Vr Hitung nilai reaktansi kapasitif (Xc) menggunakan

|0,0940,094– 0,8|. 100


persamaan :
=

= 748,34 % Xc =
1
%error Vc = |V Hitung−V
¿ Hitung
Ukur
| x
2 πfc
Kemudian ketika nilai reaktansi kapasitif (X c)
semakin menurun maka diperoleh nilai
100 % impedansi (Z) yang semakin menurun juga.

= |15−11,1
15 |
x 100%
Untuk mencari nilai impedansi
menggunakan persamaan berikut :
(Z)

= 26 % Z = R - jXc

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Serta semakin kecil nilai impedansi (Z),
maka semakin besar nilai arus total (IT) hitung
R VS C Z Xc
yang diperoleh semakin meningkat dan IT ukur
(Ω) (V) (µF) (Ω) (Ω) di dapat semakin menurun. Dapat diketahui
50 15 2 1592.33 1591.55 bahwa nilai arus total (IT) berbanding terbalik
100 15 2 1594.69 1591.55 dengan nilai impedansi (Z). Hal ini sesuai
dengan persamaan :
150 15 4 809.79 795.77
200 15 8 445.32 397.89 IT =
250 15 16 319.50 198.94 Vs
semakin besar nilai resistor (R)
diperoleh maka Z VR hitung semakin
nilai
V R (V ) VC (V ) meninggkat dan VR –juga semakin meninggkat ,
Uku %Erro Uku %Erro di mana nilai tegangan resistor (V R) berbanding
Hitung Hitung
r r r r lurus dengan nilai beban R. Hal ini sesuai
0.471 0.8 69.8 14.993 11.1 25.96 dengan persamaan
12.1
0.941 1.9 8 110.5 14.970 18.84
5 VR = IT. R
15.3
2.779 2.62 5.7 14.740 3.86
1
13.9 semakin besar nilai kapasitor (C), diperoleh
6.737 6.5 3.5 13.402 3.86
2 nilai Vc hitung yang semakin menurun dan
11.737
12.0
2.7 9.340 9.7 3.85 nilai Vc ukur yang semakin besar. Hal ini
5 sesuai dengan
persamaan :
VC = IT . XC
IT
Hitung Ukur %error teta
0.0094 0.009 4.460 88.20 4.4.2.5 Analisa Data Hail Rangkaian
0.0094 0.0081 13.887 86.40 Impedansi Seri RLC
0.0185 0.0075 59.511 79.33
0.0337 0.0072 78.624 63.31 Tabel 4.8 Hasil Pengukuran impedansi seri
0.0469 0.0069 85.303 38.51 RLC

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 202/F1B021062


 Menghitung nilai arus total
Vs
IT =
ZT
13,08
=
0,319∠ 89,85 Ω
Berdasarkan tabel 4.8 dapat di analisa = 41∠−89,85 A
bahwa beban R, L dan C di atur semakin
meninggkat dengan Vs konstan pada 15 V.  Menghitung nilai arus di resistor
kemudian didapat kan VR, VL dan VC Z paralel = XC // XL
semakin meningkat juga.
Arus total (IT) semakin naik. yang dimana - j677,59 . j3,14x 10-3
seharunya nilai IT semakin menurun seiring =
dengna besarnya beban, sesuai dengan
j3,14x 10 -3 - j677,59
pesamaan =3,15∠ 90 Ω
IT = Vs/Z
Dimana arus berbanding terbalik dengan beban Z paralel
IR = . 219
Z paralel+R
4.4.2.6 Analisa Perhitunggan Rangkaian
Impedansi Seri RLC 3,15
= . 219
diketahui 3,15 +1200
R = 1200Ω = 0,57 A
L = 0,4 H  Menghitung nilai Arus Kapasitor ( I C) &
C = 2 µF Arus Induktor ( I L ).
V = 15 V
Vs
IC = .
 Menghitung nilai reaktansi induktor XC
XL= 2 π fL 13,08
=
XL= 2 . 3,14 . 50 . 0,4 677,59
XL=3,14 Ω = 0,019 A
 Menghitung nilai reaktansi kapasitor Vx
IL =
1 Xl
XC =
2 πfc 13,08
=
1 3,14
XC= -6
2 . π .50. 2 x 10 = 4,16 A
XC= j677,59 Ω  Menghitung nilai fasor RLC Pararel
ZL−ZC
θ = tan -1
 Menghitung nilai impedansi total (Z) ZR
Z = R∥XL || Xc 3,14−677,59
= tan -1( )
1200
1 1 1
= + - = -29,33
1200 j3,14 j677,59
= 0,319∠89,85 Ω

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2021/F1B021062


 Menghitung nilai persentase error dari arus
total (IT),arus kapasitor (Ic), arus
induktor (IL) dan asrus resistor (IR)

% Error I T =
| I T Hitung- IT Ukur
I T Hitung |.

100%

= |4141 - 6,73 | . 100%

= 8,3 %

% Error IL =
|
I L Hitung- I L Ukur
I L Hitung
.
| Pada tabel 4.9, dapat dianalisa bahwa
semakin besar nilai induktor (L), diperoleh nilai
reaktansi induktif (XL) yang semakin besar pula
100% atau nilai XL berbanding lurus dengan beban L.
Hal ini sesuai dengan persamaan :
= |4,16−6,69
4,16 |
. 100% XL= 2. π .f.L

= 6,08 % Kemudian semakin besar beban kapasitor (C),


maka diperoleh nilai reaktansi kapasitif (Xc)
% Error IC =
|
I C Hitung- IC Ukur
I C Hitung | .
yang semakin menurun. Hal ini karena Xc
berbanding terbalik engan beban C sesuai
dengan persamaan :
100%

= |0,019
0,019 - 0,02
| . 100% XC =
1
2.π. f.C
= 9,5%

% Error IR =
| I R Hitung- I R Ukur
I R Hitung
. | Dengan beban R diatur semakin besar dan Vs
konstan
Kemudian semakin besar nilai beban R, L
100% dan C, diperoleh nilai impedansi yang fluktuatif

= |0,57
0,57−10,8
|. 100%
dimana faktor yang mempeengaruhi nilai
fluktuatif adalah kurang nya kepresissian alat .
dimana seharus nya semakin besar nilai beban
= 17,94 % R, L, C maka ipedansinya akan semakin besar .
Hal ini sesuai dengan persamaan :
Tabel 4.9 Hail Perhitungan
Z= R + j(XL-Xc)

semakin besar nilai resistor (R) diperoleh maka


nilai VR hitung dan VR ukur yang semakin
besar, di mana nilai tegangan resistor (VR)
berbanding lurus dengan nilai beban R. Hal ini
sesuai dengan persamaan :

VR = IT. R

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 202/F1B021062


R Vs C IR
IC IT
kemudian semakin besar nilai induktor (L), (Ω) (V) (µF) (A)
diperoleh nilai VL hitung dan nilai VL ukur 50 15 2 0.32 0.0092 0.0025
yang semakin besar. Dimana nilai VL 100 15 2 0.3 0.0092 0.00127
berbanding lurus dengan beban L. Hal ini 150 15 4 0.28 0.0083 0.00092
sesuai dengan persamaan 200 15 8 0.25 0.0077 0.00088
250 15 16 0.21 0.0071 0.00072
VL = IT . XL
Tabel 4.12 Hail Pengukuran Impedansi RLC
Pararel
kemudian semakin besar nilai kapasitor (C),
diperoleh nilai Vc hitung dan nilai Vc ukur
yang semakin besar. Dimana nilai Vc
berbanding lurus dengan beban C.Hal ini sesuai
dengan persamaan :

VC = IT . XC

Pada tabel tersebut dapat dilihat persentase 4.4.2.2Analisa Data Hasil dan perhitungan
error pada VR, VL dan Vc adalah fluktuatif. Rangkaian Impedansi Pararel RL, RC, RLC
Dimana munculnya nilai persentase error 4.4.2.2.1 Analisa Data Hasil Pengukuran
dikarenakan alat yang kurang presisi serta Rangkaian Impedansi Pararel RL
terdapat selisih antara nilai hitung dan nilai
ukurnya. namun dalam percobaan tersebuat alat Tabel 4.13 Hail Pengukuran Impedansi RL
yang di gunakan sudah cukup baik karena di Pararel
antara nilai fluktuatif tersebut terdapat % error R Vs L IR
IL IT
yang mendekati 0% Hal ini sesuai dengan (Ω) (V) (H) (A)
persamaan : 50 15 0.4 0.21 0.15 0.3
100 15 0.6 0.15 0.1 0.29
V hitung−V ukur 150 15 0.8 0.12 0.097 0.25
%error V = | ∨¿ x 100% 200 15 1 0.097 0.093 0.1
V hitung 250 15 1.2 0.084 0.093 0.1
Kemudian nilai arus total (I T) ukur semakin
meninggkat dan IT hitung fluktuatuf seiring Analisa Perhitngan
meningkatnya nilai impedansi. R= 50 Ω
V = 15 V
4.4.2 PERCOBAAN 2 RANGKAIAN L = 0,4 H
IMPEMDASI PARAREL RL, RC, RLC a. Menghitung reaktansi induktif
4.4.2.1 Data Hasil Rangkaian Impedansi
Pararel RL, RC, RLC X L = j 2 πfL

Tabel 4.10 Hail Pengukuran Impedansi RL X L = j 2 π ×50 × 0.4


Pararel
R Vs L IR X L = j 125 ,664
IL IT
(Ω) (V) (H) (A)
X L =125,664<90 Ω
50 15 0.4 0.21 0.15 0.3
100 15 0.6 0.15 0.1 0.29 b. Menghitung nilai impedansi
150 15 0.8 0.12 0.097 0.25
200 15 1 0.097 0.093 0.1 R
Z=
250 15 1.2 0.084 0.093 0.1 √R +X
2 2
L

Tabel 4.11 Hail Pengukuran Impedansi RC


Pararel

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2021/F1B021062


50 %error =−7,085
Z=
√50 +125,664
2 2
 Arus resistor

| |
Z=46,5 Ω i hitung −i ukur
%error = ×100 %
c. Menghitung nilai arus total ihitung
VS
I T=
Z %error = |0,231−021
0,231 |
× 100 %
15
I T= %error =9,081 %
46,5
 Arus induktor
I T =0,323 A

d. Menghitung nilai arus resistor


%error =
| |
i hitung −i ukur
ihitung
×100 %

I R=
Xl
R+ Xl
x IT %error = |0,092−0,15
0,092 |
×100 %

125,664 %error =63,218 %


I R= x 0,323
50+125,664
I R =0,231 A
Tabel 4. Hail perhitungan rangkaian impedansi
e. Menghitung nilai arus induktor Pararel RL
R R Vs L
Xl Z
I L= x IT (Ω) (V) (H)
R + Xl 50 15 0.4 125.664 46.5
50 100 15 0.6 188.496 88.3
I L= x IT
50+125,664 150 15 0.8 251.327 128.8
I L =0,092 A 200 15 1 314.159 168.7
250 15 1.2 376.991 208.4
f. Menghitung nilai fasor

 ¿ tan−1
( )
XL
R

¿ tan
−1
( 125,664
50 )
¿ 27,947
g. Menghitung presentase error
It
 Arus total
Hitung Ukur Error %
i
| −i
|
%error = hitung ukur ×100 %
ihitung
0.323
0.170
0.116
0.3
0.29
0.25
7.085
70.788
114.673
%error = |0,323−0,3
0,323 |
×100 % 0.089
0.072
0.1
0.1
12.475
38.900
MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 202/F1B021062
50 15 2 0.32 0.0092 0.0025
Berdasarkan tabel 4. Pada perhitungan 100 15 2 0.3 0.0092 0.00127
reaktansi induktif (XL) dapat dianalisa bahwa 150 15 4 0.28 0.0083 0.00092
semakin besar nilai induktor (L) yang diberikan 200 15 8 0.25 0.0077 0.00088
maka nilai reaktansi induktif (XL) akan 250 15 16 0.21 0.0071 0.00072
semakin meningkat atau berbanding lurus. Hal
ini sesuai dengan persamaan: Analisa Perhitungan
XL= 2. 𝜋.f.L
Kemudan semakin besar R yang di berikan
maka dan nilai XL di dapatkan semakin a. Menghitung Reaktansi kapasitif
meningkat maka nila ipedansi (Z) semakin Diketahui
meninggkat. Dimana R berbandng terbalik
dengan XL, sesuai dengan persamaan R = 50 Ω
Z = R / XL C = 2 µF
Pada perhitungan arus total berbanding terbalik
terhadap nilai impedansi, suhingga nilai Vs = 15 V
impedansi akan semakin meningkat maka nilai 1
arus total akan semkain mengecil. Hal ini XC =
berbanding terbalik dengan persamaan: j 2 πfC
IT = Vs / Z 1
Pada perhitungan XC = −6
Pada perhitungan arus Resistor jika resistor di j 2 π X 50 X 2 X 10
atur semakin meninggkat dan impedansi Xc = 1591,549 Ω
semakn meningkat serta arus total semakin
menurun, maka arus resistor yang di dapatkan b. Menghitung Nilai Impedansi Total (Z)
semakin menurun. Hal ini sesuai dengan
R x Xc
persamaan: Z=
√R +X
2 2
C

Kemudian jika nilai arus total (IT) semakin 50 x 1591,549


Z=
menurun dan nilai arus (IR) juga semakin
menuru, maka nilai arus induktor nya akan
√502 +1591,5492
semakin kecil Hal ini sesuai dengan persmaan: Z=49,98 Ω
IL= It – IR
Pada presentase error didapatkan bahwa c. Menghitung Nilai Arus Total
nilai presentase error IL, IR dan It fluktuatif. VS
Dimana % error didapatkan dari selisih antara IT =
nilai hitung dan nilai ukurnya. namun dalam Z
percobaan tersebuat alat yang di gunakan sudah 15
cukup baik karena di antara nilai fluktuatif IT =
tersebut terdapat % error yang mendekati 0% 49,98
Hal ini sesuai dengan persamaan : IT = 0,3 A

% error = |hitung hitung - ukur|. 100% d. Menghitung Nilai Arus Resistor


1591,549
IR = x 0,3
4.4.2.2.2 Analisa Data Hasil Pengukuran 1591,549+ 50
Rangkaian Impedansi Pararel RC
IR = 0,291 A
Tabel 4.14 Hail Pengukuran Impedansi RC e. Menghitung Nilai Arus capasitor
Pararel
R Vs C Ir R
IC IT Ic = xIt
(Ω) (V) (µF) (A) jXc + R

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2021/F1B021062


50 150 15 4 795.775 147.40
= x 0,3°
1591,549+ 50 200 15 8 397.887 178.70
= 0,009 A 250 15 16 198.944 155.67
f. Menghitung Persentase Error
 Arus Total (IT)
%error =

|ihitung−iukur
ihitung |X 100 %
%error =

|0,3−0,0025
0,3 |X 100 % Hitung
It
Ukur Error %
%error = 99,167 % 0.300 0.0025 99.167
0.150 0.00127 99.155
 Arus Resistor (IR)
0.102 0.00092 99.096
%error =
0.084 0.00088 98.952

|ihitung−iukur
ihitung |X 100 % 0.096 0.00072 99.253

%error = Berdasarkan tabel 4.15 Pada perhitungan


reaktansi capasitif (XC) dapat dianalisa bahwa

|0,291−0,32
0,291 |
X 100 %
semakin besar nilai capasitor (C) yang
diberikan maka nilai reaktansi capasitif (XC)
akan semakin menurun atau berbanding terbalik
%error = 9,963% Hal ini sesuai dengan persamaan:

 Arus Kapasitor (Ic) 1


XC =
%error = j 2 πfC

|ihitung−iukur
ihitung |X 100 % Kemudan semakin besar R yang di berikan
maka dan nilai Xc di dapatkan semakin
%error = menurun maka nila ipedansi (Z) semakin
meninggkat. Hal ini, sesuai dengan persamaan:

|0,009−0,0092
0,009 |X 100 % Z=
R x Xc
%error = 0,632 % √R +X
2 2
C

Pada perhitungan arus total berbanding


terbalik terhadap nilai impedansi, suhingga nilai
Tabel 4.15. Hail perhitungan rangkaian impedansi akan semakin meningkat maka nilai
impedansi Pararel RL arus total akan semkain mengecil. Hal ini
R Vs C berbanding terbalik dengan persamaan:
XC Z
(Ω) (V) (µF)
50 15 2 1591.549 49.98 IT = Vs / Z
100 15 2 1591.549 99.80

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 202/F1B021062


Pada perhitungan arus Resistor pada saat 1
resistor di atur semakin meninggkat dan XC=
j 2 πfc
impedansi semakn meningkat serta arus total
semakin menurun, maka arus resistor yang di 1
dapatkan semakin menurun. Hal ini sesuai XC=
dengan persamaan:
2.3,14 . 50. 2 x 10 -6
XC= j 1591,55 Ω
1591,549
IR = x 0,3
1591,549+ 50
 Menghitung nilai impedansi total (Z)

Kemudian jika nilai arus total (IT) semakin Z = R∥XL|| Xc


menurun dan nilai IR juga semakin menuru, 1 1 1 1
maka nilai arus capasitor akan semakin = + -
meninggkat. Hal ini sesuai dengan persmaan: Z 50 j125,664 j1591,55
= 35 Ω
R
Ic = xIt
jXc + R
 Menghitung nilai arus total
Pada presentase error didapatkan bahwa
nilai presentase error IL, IR dan It fluktuatif. Vs
IT =
Dimana % error didapatkan dari selisih antara ZT
nilai hitung dan nilai ukurnya. namun dalam
percobaan tersebuat alat yang di gunakan sudah 15
=
cukup baik karena di antara nilai fluktuatif 35
tersebut terdapat % error yang mendekati 0%
Hal ini sesuai dengan persamaan : = 0,43 A
 Menghitung nilai arus di resistor
% error = |hitung hitung - ukur|. 100%
 ZLC = XC // XL
4.4.2.2.3 Analisa Data Hasil Pengukuran 1591,5 5 . 125,664
=
Rangkaian Impedansi Pararel RLC 1591,55 - - 125,664
Tabel 4.12 Hail Pengukuran Impedansi RLC = 116,47 Ω
Pararel Z LC
 IR = . IT
Z LC +R
116,47
= .0,43
116,47 + 50
= 0,3 A
Analisa Perhitungan
 Menghitung nilai reaktansi induktor
 Menghitung nilai Arus Kapasitor (IC I C) &
XL=j2 π fL
Arus Induktor (IL I L ).
XL= j2 . 3,14 . 50 . 10x10-3
Vs
XL=j125,664 Ω IL =
Xl
15
 Menghitung nilai reaktansi kapasitor =
125,664

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2021/F1B021062


= 0,119 A
= |0,0 ,33 -10,7 | . 100%

Vs = 3466,67 %
IC =
Xc Tabel 4.16. Hail perhitungan rangkaian
impedansi Pararel RLC
15
=
1591,55
= 0,0094 A

 Menghitung nilai persentase error


dari arus total (IT),arus kapasitor (Ic),
arus induktor (IL) dan asrus resistor
(IR).
% Error IT =
|
I T Hitung- IT Ukur
I T Hitung
.
|
100%

= |00,43, 43- 100,2| . 100%

= 23325,12 %

% Error IL =
| I L Hitung- I L Ukur
I L Hitung
.
| Berdasarkan perhitungan di atas bahwa
nilai reaktansi kapasitif berbanding terbalik
100% dengan nilai kapasitif. Hal ini seusai dengan

|0,119−0,5
0,119 |
persamaan:
= . 100% 1
XC=
j 2 πfc
= 318,88 %
Pada reaktasi induktif dapat dianalisa bahwa

% Error IC =
|
I C Hitung- IC Ukur
I C Hitung | .
nilai reaktansi induktif semakin meningkat
seiring besarnya nilaiyang di atur . Hal ini
sesuai dengan persamaan:
100%
XL=j2 π fL
= |
0, 0094 -0,015
0, 0094
. 100% | Kemudian nilai impedansi semakin
meningkat seiring dengan menurun nya nilai
= 59,15 % reaktansi kapasitif. Dan semakin meningkatnya
nilai induktif . Dengan persamaan

Z= R∥XL|| Xc
% Error IR =
I R Hitung |
I R Hitung- I R Ukur
. | Pada nilai arus total yang nilai arus yang
dihasilkan fluktuatif. Dimana seharusnya arus
100%
MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 202/F1B021062
total bberbanding terbalik dengan impedansi kapasitor (VC) yang di dapatkan
(Z), sesuai dengan persamaan : fluktuatif. Tegangan VR, VL dan VC
dapat di ukur dengan menggunakan
Vs Voltmeter dengan menghubungkan secara
IT =
ZT pararel. Nilai arus totla (IT) yang di dapat
Kemudian arus resistor yang di dapatkan kan semakin menurun seiring dengan
semakin menurun seiring semakin besar L dan C. Arus total dapat diukur
meningkatnya impedansi ZLC, dimana untuk dengan menghubungkan secara seri
menentukan nilai impedansi ZLC dengan
tegangan sumber dengan ampermeter.
menggunakan persamaan
ZLC = XC // XL b. Nilai Impedansi total rangkaian paralel
dipengaruhi oleh nilai resistansi,
Menentukan arus resistor dengan menggunakan
reakstansi induktif, dan reaktansi kapasitif.
persamaan
Reaktansi induktif berbandimg lurus
Z LC dengan nilai induktansi yaitu dari 135.25
IR= . IT
Z LC +R ohm sampai dengan 376.99 ohm. dan
reaktansi kapasitif berbanding terbalik
Nilai arus induktor semakin meningkat,
dengan nilai kapasitansi yaitu dari 1592.33
seiring meningkatnya XL dengan Vs di atur
ohm menurun sampai dengan 319.50 ohm.
konstan. Dimana arus induktor benrbanding
Besar sudut fase dipengaruhi oleh hasil
terbalik dengan XL, sesuai dengan persamaan
operasi invers tangen yang berbanding
Vs
IL = lurus dengan nilai reaktansi induktif
Xl dikurangi reaktansi kapasitif dan
Kemudian nilai arus kapasitor semakin berbanding terbalik dengan nilai resistansi.
meningkat, dimana arus kapasitor berbanding c. Pada percobaan ini didapat bahwa nilai
terbalik engan XC. Sesuai dengan persamaan hasil pengukuran sejalan dengan nilai
Vs yang didapat dari hasil perhitungan
IC = menggunakan teori yang ada.
Xc
Presentase erroe yang didapat pada kettiga arus
4.5.2 RANGKAIAN IMPEDANSI
RL, RC dan RLC melebihi 100% , hal tersebut PARALEL RL, RC, DAN RLC
dikarenakan kurang ketelitian pengukuran a. Nilai arus yang mengalir pada resistor
maupun kepresisisan alat ukur yang kkurang (IR), induktor (IL), dan kapasitor (IC),
tepat untuk mendapatkan besar arus yang dapat diukur dengan menghubungkan
sebenarnya. Sehingga dapat dikatakan hasil secara seri elemen-elemen tersebut dengan
amperemeter. Nilai arus total (IT) dapat
secara keseluruhan hasil percobaan masih
diukur dengan menghubungkan secara seri
belum sesuai penjelasan teori yang ada. tegangan sumber dengan amperemeter.
b. Nilai Impedansi total rangkaian paralel
4.5 KESIMPULAN dipengaruhi oleh nilai resistansi,
4.5.1 RANGKAIAN IMPEDANSI SERI RL, reakstansi induktif, dan reaktansi kapasitif.
RC DAN RLC Reaktansi induktif berbandimg lurus
a. Nilai tegangna pada resistor (VR) yang di dengan nilai induktansi dan reaktansi
kapasitif berbanding terbalik dengan nilai
dapatkan semakin meningkat dari 2.90 V
kapasitansi. Besar sudut fase dipengaruhi
sampai dengan 6.40 Vseiring dengan oleh hasil operasi invers tangen yang
besarnya nilai beban induktor dan berbanding lurus dengan nilai reaktansi
kapasitor. Nilai tegangan induktor (VL) induktif dikurangi reaktansi kapasitif dan
semakin menurun dari 14.60 V sampai berbanding terbalik dengan nilai
dengan 13.26 V dan nilai tegangan resistansi.

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 2021/F1B021062


c. Pada percobaan ini didapat bahwa nilai
hasil pengukuran sejalan dengan nilai
yang didapat dari hasil perhitungan
menggunakan teori yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Lab Listrik Dasar. 2017. Penintun


Pratikum Rangkaian Listrik. Mataram: Lab
Listrik Dasar FT UNRAM
Hyat, Wiliam. 2010. Rangkaian Listrik I.
Jakarta: Erlangga.
RAMDHANI. 2005. “Rangkaian Listrik”.
Laboratorium Sistem Elektronika. Jurusan
Teknik Elektro. Sekolah Tinggi Teknologi
TELKOM. Bandung
Wahyuni. 2020. “ANALISA DAN
PENYELESAIAN MODEL MATEMATIKA
PADA RANGKAIAN LISTRIK ORDE DUA”
Univcrsitas Potensi Utama, MedaN, Sumatra
Utara.

MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 202/F1B021062

Anda mungkin juga menyukai