Anda di halaman 1dari 9

FISIKA DASAR 1

GERAK ROTASI DAN GRAVITASI

Dosen pengampu :

Prasetyaningsih, M. Pd.

Kelompok 5

Disusun oleh :

Arief Rizki Ramadhan

(2281180033)

Diyah Nadiyah

(2281180021)

Ida Khofifah
(2281180030)

Rahida Aprilianti Azahra (2281180034)

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2018-2019

GERAK ROTASI DAN GRAVITASI

Diyah Nadiyah1 ., Ida Khofifah2 ., Arief Rizki Ramadhan 3 ., Rahida Aprilianti Azahra4.

Jurusan Pendidikan Ipa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Serang, Indonesia
Dnadiah5@gmail.com, ida.khofifah14@gmail.com, rmdhnareif99@gmail.com,
Rahidaaprilianti@gmail.com.

Abstract

Rotation is the rotation of all points on objects that move around the axis or axis of the object. In the
topic of rotation there is a new quantity that is not contained in the translational motion of the
moment of inertia, torque, angular velocity and angular acceleration, and the energy of the object on
an axis is said to have rotational kinetic energy.

Abstrak

Rotasi adalah perputaran semua titik pada benda yang bergerak mengitari sumbu atau poros benda
tersebut. Dalam topik rotasi terdapat besaran baru yang tidak terdapat dalam gerak translasi
diantaranya momen inersia, torsi, kecepatan sudut dan percepatan sudut, serta energi benda yang
berotasi pada sebuah sumbu dikatakan memiliki energi kinetik rotasi.

1. Pendahuluan lingkaran yang pusatnya terletak pada garis


Banyak benda disekitar kita yang
lurus yang disebut sumbu rotasi.
bergerak. Ada yang bergerak vertikal, Gravitasi adalah gaya tarik-menarik
horizontal dan berputar pada porosnya. yang terjadi antara semua partikel yang
Namun benda-benda tersebut tidak mempunyai massa di alam semesta.
semuanya bergerak berputar pada Gravitasi matahari mengakibatkan benda-
porosnya. Gerak rotasi adalah gerak dari benda langit berada pada orbit masing-
sebuah benda tegar dimana seluruh partikel masing dalam mengitari matahari. Sebagai
di dalam benda tersebut bergerak dalam contoh,

bumi yang memiliki massa yang


sangat besar menghasilkan gaya gravitasi
yang sangat besar untuk menarik benda-
benda disekitarnya, termasuk makhluk
hidup, dan benda-benda yang ada dibumi.
Gaya gravitasi ini juga menarik benda-
benda yang ada di luar angkasa, seperti
A. GERAK ROTASI
bulan, meteor, dan benda angkasa lainnya.

1.1 Pengertian Gerak Rotasi rotasi yang berlangsung mengelilingi pusat


massa itu. Istilah gerak rotasi murni
Gerak sebuah benda tegar dapat
diartikan bahwa semua titik pada benda
dianalisis sebagai gerak translasi pusat
yang bersangkutan bergerak dalam
massa benda tersebut, ditambah gerak
lintasan-lintasan lingkaran, seperti halnya
titik P pada roda dalam Gambar. 1.1, dan sumbu rotasi (axis of rotation). (Giancoli,
bahwa titik pusat lingkaran-lingkaran ini 2001)
berada pada satu garis lurus yang disebut

Setiap titik pada sebuah benda yang


berotasi mengelilingi suatu sumbu rotasi
tetap bergerak dalam sebuah lingkaran
(dilukiskan dengan garis putus-putus
dalam Gambar. 1.1, untuk titik P) yang
titik pusatnya berada pada sumbu tersebut
dan yang jari-jarinya sebesar r, jarak dari
titik dimaksud ke sumbu putar. (Giancoli,
2001)

Gambar 1.1 Roda yang berputar


berlawananarah jarum jam.

(Sumber : Gaincoli, 2001:249).


1.2 Besaran Angular dan Besaran Linear

 Posisi sudutPosisi sudut garis ini


adalah sudut garis relative terhadap
suatu arah tetap, yang kita ambil
sebagai posisi sudut nol. Posisi sudut
θ diukur relatif terhadap arah
positif sumbu x. Nilai sebuah sudut
θ dapat dihitung sebagai mana
berikut :
θ=ι
r [dalam radian](1.1a)

di mana r adalah jari-jari lingkaran,


dan ι adalah panjang busur yang
melingkupi sudut yang dinyatakan
dalam radian.
Apabila benda melakukan satu ∆t→0 ∆t dt
putaran penuh, panjang busur  Percepatan sudut
ι = 2 πr sehingga didapatkan Percepatan sudut rata-rata :
θ=ι = 2 πr = 2 π rad. α =¿ ω2 – ω1 = ∆ ω
t2 - t1 ∆t
percepatan sudut sesaat:
r r α =¿ = lim ∆ω
∆t→0 ∆t
 kecepatan linear : v = ω r
 percepatan linear : at = αr .
(Giancoli,2001)

1.3 Persamaan Gerak Rotasi

Table 1.1

Persamaan gerak untuk percepatan linear


konstan dan percepatan sudut konstan.

Persamaan Variable hilang Persamaan


linear sudut
v= vo at x-xo Ө-Өo
x-xo = v ω Ө-Өo =
Gambar 1.2 Roda berputar dari vot + ½ at 2
ω o
2
+ 1/2
posisi awal ke posisi akhir. ω t
V2 = t t ω 2=
(Sumber : Gaincoli, 2001:251)
vo2 + 2a(x- ω o
2
+2
 Perpindahan sudut xo) α
Apabila sebuah benda ¿ Ө-Өo)
berputar dari suatu posisi awal yang ¿
x-v0 = a α Ө-Өo =
dinyatakan oleh Ө1, ke posisi
½ (v0 + v)t 1/2 ω o +
akhir yang dinyatakan oleh Ө2. Maka ¿
perpindahan sudut benda tersebut ω¿t
adalah
∆ θ=¿ Ө2 – Ө1 x-v0 = vo ω Ө-Өo =
 Kecepatan sudut ½ (v0 + v)t ω -½ α
o

Kecepatan sudut rata-rata: t2


(Halliday, 1960)
ω=¿ Ө2 – Ө1 = ∆ θ

t2 – t1 ∆t'

kecepatan sudut sesaat:


1.4 Energi Kinetik Gerak Rotasi
ω = lim ∆θ = dθ
Ketika sedang menggelinding, benda
memiliki energi kinetik yang terbagi atas
dua jenis, yaitu energi kinetik translasi
dan energi kinetik rotasi. Pada benda
yang berotasi murni, energi kinetiknya
adalah energi kinetik rotasi, yaitu

EK rotasi = 1/2 I ω 2
. (Saripudin,
2009)

1.5 Torsi dan Momen Inersia

Jarak tegak lurus antara garis kerja


sebuah gaya dan sumbu rotasi dinamakan
lengan ι gaya tersebut. Torsi adalah
hasil kali sebuah gaya F dan lengannya.
Torsi dilambangkan dengan lambang τ.
Gambar 1.3 momen inersia dari beberapa

τ =F . ι=F . r .sin ∅ bentuk benda tegar dengan posisi sumbu


tertentu.
Momen inersia adalah ukuran
resistensi/kelembaman sebuah benda (Sumber : http://fisikazone.com)

terhadap perubahan dalam gerak rotasi.


1.6 Hukum II Newton untuk Rotasi
Jika benda berupa partikel atau titik
bermassa m berotasi mengelilingi sumbu Hukum kedua Newton untuk gerak linear

putar yang berjarak r , momen inersia menghasilkan F =ma = mr α


partikel ini dinyatakan dengan persamaan
Di mana untuk kondisi menggelinding a
I = mr2 = r α . Hukum kedua Newton untuk
rotasi menghasilkan τ =¿ I α =¿
Jika sistem terdiri dari beberapa partikel
mr2α. (Tipler, 1998)
maka momen inersia terhadap suatu
dirumuskan


I= ∑

m .r 2
. (Tipler, 1998)

1.7 Momentum Anguler dan Hukum


Kekekalan Momentum Anguler
Momentum anguler adalah hasil kali Energi kinetic roda yang menggelinding,
besarmya momentum linear mv dengan yang diukur oleh pengamat yang diam.
jari-jari r : Jika melihat gerak menggellinding
sebagai rotasi murni pada sumbunya,
L = mvr = m(r ω ¿ r
maka didapatkan
= mr2 ω =I
K = ½ IP.ω2
Hukum kekekalan momentum angular
IP = Itpm + MR2. (Halliday, 1960)
dinyatakan dengan
1.9 Kerangka acuan :
Ʃ τ =I α
1) kerangka acuan inersial
Hukum kekekalan momentum suatu kerangka acuan inersial adalah
angular yaitu momentum sudut total pada suatu kerangka acuan yang;
sebuah benda yang bergerak berotasi  bergerak dengan kecepatan

akan konstan jika torque neto yang konstan


 tidak bergerak dipercepat
berkerja pada benda itu bernilai nol. Kita  dimana hukum inersia berlaku
dapat menuliskan  dimana hukum gerak newton
berlaku
L = konstan. (Tipler, 1998)  dimana tidak terdapat gaya-gaya
fiktif.
1.8 Menggelinding
2) Kerangka acuan non inersial
Gerakan mengelinding tanpa slip Suatu kerangka acuan non-inersial
melibatkan rotasi dan translasi secara adalah suatu kerangka yang;
bersamaan. Gerak menggelinding pada  Kecepatannya berubah (berubah

roda yaitu sebagai gerak rotasi murni dipercepat, diperlambat atau

terhadap sumbu yang selalu melewati bergerak dalam lintasan tidak

titik di mana roda bersentuhan dengan lurus)


 Dipercepat
jalan ketika roda bergerak. Gerak rotasi  Dimana hukum inersia tidak
murni yaitu semua titik pada roda berlaku
bergerak dengan laju sudut ω yang  Dimana muncul gaya-gaya fiktif

sama. Semua titik ditepi luar roda agar gerak newton tetap berlaku.

bergerak dengan laju linear yang sama, (Tipler, 1998)

yakni v = vtpm. Rumus gerak


menggelinding : B. GRAVITASI

vtpm = ωr. 2.1 Hukum Gravitasi Newton


“Setiap benda di alam semesta menarik
benda lain dengan gaya yang besarnya
berbanding lurus dengan hasil kali masa-
masanya dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara keduanya”.

Gaya tarik menarik gravitasi ini


dinyatakan oleh Isaac Newton dalam Gambar 2.2 Hukum Kepler I
bentuk rumus sebagai beriku.

(Sumber:https://hasrilatifah109.wordp
ress.com)

(Giancoli, 2001)
2. Hukum II Kepler
“ Suatu garis khayal yang
menghubungkan matahari dengan
Gambar 2.1 Hukum Gravitasi
planet menyapu daerah yang luasnya
Newton
sama dalam waktu yang sama”
(sumber : https://id.m.wikipedia.org)

(Giancoli, 2001)

2.2 Energi Potensial Gravitasi

Energi potensial gravitasi di sini adalah


sifat sistem dua partikel bukan salah satu
Gambar 2.3 Hukum Kepler II
partikel saja.energi potensial gravitasi
dirumuskan (Sumber : https://artikelnesia.com)
(Giancoli, 2001)
EP grav = - GMm
r 3. Hukum III Kepler

2.3 Hukum Kepler “ Perbandingan kuadrat periode planet


mengitari matahari terhadap pangkat
1. Hukum I Kepler
tiga jarak rata-rata planet ke matahari
“ Setiap planet bergerak mengitari
adalah sama untuk semua planet.”
matahari dengan lintasan berbentuk
elips,matahari berada pada salah satu
titik fokusnya.”

Gambar 2.4 Rumus Hukum Kepler


III
( Sumber : https://www.softilmu.com) http://fisikazone.com. Diakses pada
tanggal 17 September 2018.
(Giancoli, 2001)
https://id.m.wikipedia.org. Diakses
KESIMPULAN
Gerak rotasi murni diartikan bahwa pada tanggal 17 September 2018.

semua titik pada benda yang


https://hasrilatifah109.wordpress.com
bersangkutan bergerak dalam lintasan-
Diakses pada tanggal 17 September
lintasan lingkaran. Hukum tarik-
2018.
menarik gravitasi newton dalam
bidang fisika berarti gaya tarik untuk https://artikelnesia.com. Diakses pada
saling mendekat satu sama lain. tanggal 17 September 2018.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada Allah SWT atas
limpahan karunia dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan
artikel ini. Ibu Prasetyaningsih, M.
Pd., selaku dosen pembimbing mata
kuliah fisika dasar 1. Kepada orang
tua kami yang telah membantu dan
mendukung kami dalam
menyelesaikan artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA

Halliday, Resnick. 1960. Fisika Dasar


jilid 1. Jakarta : Erlangga

Tipler, Paul. A. 1998. Fisika untuk


Sains dan Tekni. Jakarta : Erlangga
LAMPIRAN
Giancoli, Douglas. C. 2001. Fisika
Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta : 1. Gambar berikut adalah sebuah batang
Erlangga yang ditarik dengan gaya. Momen

Saripudin, Aip. 2009. Praktis Belajar gaya terhadap titik O adalah . . . .


Fisika . Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
jawab:

τ =F . ι=F . r .sin ∅ = 50.10.

1
√ 3 = 250 √ 3
2

2. Sebuah pesawat antariksa akan


diluncurkan dari permukaan bumi. Jika
massa pesawat tersebut adalah 1 ton, dan
jari-jari bumi 6,38 x 106 m dan massa bumi
5,98 x 1024 kg, maka tentukanlah besar
pesawat energi potensial pesawat saat
berada dipermukaan!
Jawab :
Diketahui :
m = 1 ton = 103 kg
r = 6,38 x 106 m
M = 5,98 x 1024 kg
Ditanya: Ep?

Ep = - GMm
r

Ep = -(6,67 x 10-11 . 5,98 x 1024 . 103)


6,38 x 106

Ep = -6,38 x 1010 Joule

Anda mungkin juga menyukai