Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 2018 1

Operational Amplifier
La Tansa Pramesti Dewi, Tika Mijayanti, dan Suyatno
Jurusan Fisika, Fakultas Ilmu Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: tikamijayanti@gmail.com
Abstrak— Pada praktikum operational amplifier ini, yang penyaring untuk melakukan operasi matematis seperti
bertujuan memahami prinsip kerja operational amplifier dan penambahan, pengurangan, integrase, dan diferensiasi.
mengetahui inverting dan non-inverting. Pada percobaan Sebuah op-amp pada dasarnya digunakan untuk
operational amplifier ini, yang dilakukan yaitu alat dan bahan memperkuat perangkat tegangan yang dirancang dengan
dirangkai seperti gambar, osiloskop dinyalakan dan
komponen umpan balik eksternal seperti resistor, kapasitor
dikalibrasi, kemudian dihubungkan tegangan input (Vin)
pada masukan inverting dan masukan inverting digroundkan.
antara terminal input dan output. [1]
Pada op-amp, ketiga terminal mewakili port output
penguat operasional yang keduanya bisa hilang dan
Digunakan resistor 220 � sebagai Rin. Prob osiloskop sumbernya berupa tegangan atau arus. Dalam penguat
operational linear, sinyal output adalah factor amplifikasi,
yang dikenal sebagai gain (penguat) dikalikan dengan nilai
dimasukkan dari channel 1 sebagai input dan probe channel 2 sinyal input dan output ini, terdapat empat klasifikasi gain
sebagai output pada op-amp. Audio generator dinyalakan, penguat operasional yang berbeda. Sinyal output op-amp
kemudian diatur frekuensi pada audio generator. Dari adalah perbedaan antara dua sinyal input karena tahap
rangkaian inverting untuk tegangan inputnya sebesar -13.40 input dari operational amplifier sebenarnya adalah penguat
mV, -13.20 mV, -6.4 mV, sedangkan untuk outputnya sebesar diferensial. [2]
74 mV, 78 mV, 50 mV. . Sedangkan untuk rangkaian non-
inverting didapatkan nilai tegangan inputnya sebesar 48 mV,
Keuntungan dari pemakaian penguat operasional ini
44 mV, 44.8 mV, dan nilai tegangan outputnya sebesar 80 mV, adalah karakteristiknya yang mendekati ideal sehingga
100 mV, dan 340 mV. dalam merancang rangkaian yang menggunakan penguat
ini lebih mudah dan juga karena penguat ini bekerja pada
Kata Kunci—Input, Inverting, Non-Inverting, Output, tingkatan yang cukup dekat dengan karakteristik kerjanya
Tegangan secara teoritis. Dari sudut sinyal sebuah penguat
operasional mempunyai tiga terminal, yaitu dua masukan
dan satu keluaran. Karakteristik utama sebuah penguat
I. PENDAHULUAN operasional yang ideal yaitu impedansi masukan tak

D ALAM kehidupan sehari-hari, banyak sekali alat-alat


elektronik yang sering kali digunakan, misalnya
handphone, setrika, televisi, air conditioner dan barang-
terhingga. Penguat ideal diharapkan tidak menarik arus
masukan, artinya tidak ada arus yang masuk ke dalam
terminal 1 maupun 2. Kedua, yaitu impedansi keluran sama
barang elektronik lainnya. Tentunya dalam alat-alat dengan nol. Tegangan antara terminal 3 dengan ground
elektronika tersebut banyak tersusun rangkaian-rangkaian akan selalu sama dengan A, dimana A adalah factor
listrik yang beragam, begitu juga dengan komponen penguatan sebuah operational amplifier. Ketiga, penguatan
komponennya. Termasuk juga komponen operational loop terbuka tak terhingga. Apabila dioperasikan pada loop
amplifier. terbuka (tidak ada umpan balik dari keluaran ke masukan),
Operational amplifier atau lebih dikenal dengan istilah maka sebuah penguat operasional ideal mempunyai gain
Op-Amp adalah salah satu bentuk dari IC linear yang penguatan yang besarnya tak hingga. [2]
berfungsi sebagai penguat sinyal listrik. Sebuah op-amp Operational amplifier terdiri dari sususan kompleks
terdiri dari beberapa transistor, diode, resistor, dan resistor, transistor, kapasitor, dan diode. Op-amp
kapasitor yang interkoneksi dan terintegrasi sehingga kebanyakan telah dinuat menjadi integrated circuit. Salah
memungkinkannya untuk menghasilkan gain (penguatan) satu tipe op-amp yaitu memiliki 8 pin dengan dual in-line
yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Sebuah IC packages simbol rangkaian untuk op-amp merupakan
op-amp dapat terdiri dari hanya satu rangkaian op-amp bentuk segitiga seperti pada gambar 1, op-amp memiliki
atau bisa lebih. Jumlah rangkaian op-amp dalam satu dua input dan satu output. Input pada op-amp ditandai
kemasan IC dapat dibedakan menjadi single op-amp, dual dengan tanda (-) dan (+) yang menunjukkan sebagai input
op-amp, dan quad op-amp. [1] inverting dan non-inverting. Input yang disambungkan
Sebuah operational amplifier memiliki dua input dengan terminal non-inverting akan memiliki polaritas
(masukan), yaitu satu input inverting dan satu input non- yang sama dengan output, sedangkan input yang
inverting serta satu output (keluaran). Sebuah op-amp juga sidambungkan pada terminal inverting akan memiliki fase
memiliki dua koneksi catu daya yaitu satu catu daya positif atau polaritas yang beda pada output. Sebagai komponen
dan satu lagi catu daya negatif. Bentuk symbol op-amp aktif, op-amp harus diberi daya oleh sumber tegangan yang
adalah segtiga dengan garis-garis input, output, dan dua dapat ditunjukkan pada gambar 2. Meskipun pada diagram
catu daya, seperti gambar 1. Terminal yang terdapat pada rangkaian op-amp sering tidak dihubungkan dengan power
symbol op-amp diantaranya yaitu input inverting (-), input supply demi efektivitas dan penyederhanaan dalam
non-inverting (+), output (Vout), catu daya +V, dan catu menggambar, arus pada power supply tidak boleh
daya –V. [1] diabaikan. [3]
Operational amplifier merupakan perangkat linier yang
memiliki semua sifat yang dibutuhkan untuk amplifikasi
atau penguatan yang hampir ideal dank arena itu
digunakan secara ekstensif dalam pengkondisian sinyal,
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 2018 2

Gambar 1 Simbol operational amplifier Gambar 2 Pin konfigurasi operational amplifier (IC)

Gambar 3 Rangkaian Inverting Gambar 4 Rangkaian non-inverting

Gambar 5 Rangkaian praktikum inverting Gambar 6 Rangkaian praktikum non-inverting

Gambar 8 skema kerja praktikum operational aplifier


Gambar 7 rangkaian percobaan operational amplifier

Rangkaian penguat inverting merupakan rangkaian inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian
elektronik yang berfungsi untuk memperkuat dan membalik ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Rumus dari
polaritas sinyal masukan. Maka dari itu ada tanda minus rangkaian non-inverting ini dideskripsikan oleh persamaan
pada rumus penguatannya. Sebuah penguat inverting sebagai berikut
menggunakan umpan balik negative untuk membalik dan
menguatkan sebuah tegangan. Resistor Rf melewatkan
sebagian sinyal keluaran kembali ke masukan. Karena ………………………………………...(2)
keluaran tak sefase sebesar 180 derajat, maka nilai keluaran Sedangkan untuk hasil gainnya adalah sebagai berikut
tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Rumus
dari rangkaian inverting dideskrisikan oleh gambar 3 dan
………………………………...(3)
persamaan berikut ini
Persamaan diatas digunakan untuk menentukan nilai-nilai
yang ada pada rangkaian non-inverting. [3]
……………………………………………(1)
Penguat non-inverting amplifier merupakan kebalikan
dari penguat inverting, dimana input dimasukkan pada II.METODE PENELITIAN
input non-inverting sehingga polaritas output akan sama
A. Alat dan Bahan
dengan polaritas input tapi memiliki penguatan yang
tergantung dari besarnya hambatan feedback dan hambatan Pada percobaan operational amplifier ini, alat dan
input. Rangkaian non-inverting dideskripsikan oleh gambar bahan yang digunakan yaitu power supply yang berfungsi
4. Penguat non-inverting ini memiliki masukan yang dibuat sebagai sumber tegangan, osiloskop berfungsi untuk
melalui input non- memproyeksikan sinyal litsrik agar bisa dibaca dan
dipelajari, kabel penghubung sebagai penghubung antara
alat satu dengan lainnya, Potensiometer bersungsi sebagai
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 2018 3

resistor variable atau rheostat, IC LM741 yang berfungsi


sebagai penguat sinyal listrik, dan signal generator yang
berfungsi untuk menghasilkan, atau membangkitkan B. Pembahasan
gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp, segiempat, dan
bentuk gelombang pulsa. Pada pada praktikum operational amplifier ini,
didapatkan hasil dua data yakniinverting dan non-
B. Skema Rangkaian inverting. Penguat inverting merupakan suatu penguat yang
keluarannya selalu berlawanan fase dengan masukannya.
Seperti Gambar 5 dan gambar 6 Sebuah penguat inverting menggunakan umpan balik
negative untuk membalik dan menguatkan sebuah
C.Langkah Kerja
tegangan. Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal keluaran
Pada percobaan operational amplifier ini, hal pertama dan sebagian kembali ke masukan. Karena keluaran tidak
yang dilakukan yaitu alat dan bahan dirangkai seperti sefase sebesar 180 derajat, maka nilai keluaran tersebut
gambar 5 dan gambar 6, osiloskop dinyalakan dan secara efektif mengurangi besarnya masukan. Hal ini dapat
dikalibrasi, kemudian dihubungkan tegangan input (Vin) mengurangi keseluruhan dari penguat dan disebut sebagai
pada masukan inverting dan masukan inverting umpan balik negative atau feedback. Masukan yang dibalik
menghasilkan keluaran yang diperkuat namun beda fasenya
yaitu masukan positif menghasilkan keluaran negative yang
digroundkan. Digunakan resistor 100 � sebagai Rin dan diperkuat.
Untuk penguat non-inverting merupakan suatu penguat
dimana tegangan keluaran mempunyai polaritas yang sama
dengan tegangan masukan, sehingga jika masukan
dihubungkan dengan masukan non-inverting pada sinyal
resistor 200 � sebagai Rf pada op-amp. Prob osiloskop masukan, maka akan menghasilkan keluaran yang sefase.
Rangkaian non-inverting ini pada sinyal masukan
diberikan masukan non-inverting kemudian keluarannya
dimasukkan dari channel 1 sebagai input dan probe diberikan kembali dngan masukan inverting melalui
channel 2 sebagai output pada op-amp. Audio generator rangkaian umpan balik yang terbentuk dari resistor
dinyalakan, kemudian diatur frekuensi pada audio masukan R1 dan resistor umpan balik Rf tersebut
generator hingga diperoleh gelombang keluaran pada membentuk sebuah rangkaian pembagi tegangan yang
channel 2 osiloskop. mengurangi tegangan keluaran dan menghubungkan
tegangan keluaran yang telah berkurang tesebut pada
III. HASIL DAN DISKUSI masukan pembali.
Pada hasil data inverting, diperoleh tegangan masukan
A. Analisa Data yang bernilai negative dan keluaranya bernilai positif, hal
tersebut terjadi jika input inverting diberi tegangan atau
Pada percobaan ini diperoleh hasil dua data yakni, data
sinyal bolak-balik sinus, maka pada outputnya akan
inverting dan non-inverting.
berbalik fasa terhadap inputnya. Rangkaian inverting
a. Inverting
bekerja sebagai penguat tegangan pembalik pada tegangan
Vin (mV) Vout (mV)
input negative (V-). Maksudnya yaitu bahwa hasil
R1 (�) Rf (�) penguatan yang ada di tegangan output akan berbeda fasa
180 derajat dari tegangan inputnya, atau dengan kata lain
jika input berupa tegangan negative, maka output akan
220 424 -13.40 74
220 860 -13.20 78 berupa tegangan positif, dan sebaliknya.
220 1183 -6.4 50 Dari rangkaian inverting untuk tegangan inputnya
sebesar -13.40 mV, -13.20 mV, -6.4 mV, sedangkan untuk
b. Non-Inverting outputnya sebesar 74 mV, 78 mV, 50 mV. Dari data
Vin (mV) Vout (mV) tersebut, tegangan inputnya bernilai negative, dimana lebih
kecil dari nilai outpunya, hal tersebut menunjukkan bahwa
R1 (�) Rf (�) data yang diperoleh kurang sesuai dengan teori, yang mana
menunjukkan bahwa tegangan masukan lebih besar dari
220 680 48 80 tegangan keluarannya. Namun jika dilihat dari nilai
220 820 44 100 hambatan pada Rf semakin naik dan tegangan output juga
220 1083 44.8 340 naik, hal terebut sudah sesuai dengan teori. Sedangkan
untuk rangkaian non-inverting didapatkan nilai inputnya
sebesar 48 mV, 44 mV, 44.8 mV, dan nilai tegangan
outputnya sebesar 80 Mv, 100 Mv, dan 340 Mv. Dari data
tersebut jika dilihat dari nilai hambatan yang semakin naik
begitu juga dengan nilai tegangan outputnya, hal tersebut
sudah benar sesuai dengan teori.

IV. KESIMPULAN
Pada praktikum operational amplifier ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa prinsip dasar sebuah operational
amplifier yaitu dengan membandingkan nilai kedua input
(input inverting dan input non-inverting), apabila input
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 2018 4

bernilai sama maka output tidak ada (bernilai nol) dan


apabila terdapat perbedaan nilai input keduanya maka
output akan memberkan tegangan output. Penguat inverting
merupakan suatu penguat yang keluarannya selalu
berlawanan fase dengan masukannya. Sedangkan penguat
non-inverting merupakan suatu penguat dimana tegangan
keluaran mempunyai polaritas yang sama dengan tegangan
masukan, sehingga jika masukan dihubungkan dengan
masukan non-inverting pada sinyal masukan, maka akan
menghasilkan keluaran yang sefase.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah swt,
kepada kepala laboratorium elektronika, kepada pak
Suyatno selaku dosen pengampu mata kuliah elektronika
terutama mbak Tika Mijayanti selaku asisten laboratorium
dalam praktikum ini, rekan-rekan praktikan dan semua
pihak yang terkait dalam terlaksananya percobaan ini dan
penyelesaian laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Seto, Bayu Respati, “Amplifier dan Op-amp”, Magelang : Universitas
Tidar(2001).
[2] Sutrisno, “Elektronika teori dan Penerapannya” Bandung : Institut
Teknologi Bandung (1986).
[3] Alexander, C. K, dan Sadiku, “Fundamentals of Electric Circuit”,.
New York: McGraw-Hill (2013).

Anda mungkin juga menyukai