Operational Amplifier
La Tansa Pramesti Dewi, Tika Mijayanti, dan Suyatno
Jurusan Fisika, Fakultas Ilmu Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: tikamijayanti@gmail.com
Abstrak— Pada praktikum operational amplifier ini, yang penyaring untuk melakukan operasi matematis seperti
bertujuan memahami prinsip kerja operational amplifier dan penambahan, pengurangan, integrase, dan diferensiasi.
mengetahui inverting dan non-inverting. Pada percobaan Sebuah op-amp pada dasarnya digunakan untuk
operational amplifier ini, yang dilakukan yaitu alat dan bahan memperkuat perangkat tegangan yang dirancang dengan
dirangkai seperti gambar, osiloskop dinyalakan dan
komponen umpan balik eksternal seperti resistor, kapasitor
dikalibrasi, kemudian dihubungkan tegangan input (Vin)
pada masukan inverting dan masukan inverting digroundkan.
antara terminal input dan output. [1]
Pada op-amp, ketiga terminal mewakili port output
penguat operasional yang keduanya bisa hilang dan
Digunakan resistor 220 � sebagai Rin. Prob osiloskop sumbernya berupa tegangan atau arus. Dalam penguat
operational linear, sinyal output adalah factor amplifikasi,
yang dikenal sebagai gain (penguat) dikalikan dengan nilai
dimasukkan dari channel 1 sebagai input dan probe channel 2 sinyal input dan output ini, terdapat empat klasifikasi gain
sebagai output pada op-amp. Audio generator dinyalakan, penguat operasional yang berbeda. Sinyal output op-amp
kemudian diatur frekuensi pada audio generator. Dari adalah perbedaan antara dua sinyal input karena tahap
rangkaian inverting untuk tegangan inputnya sebesar -13.40 input dari operational amplifier sebenarnya adalah penguat
mV, -13.20 mV, -6.4 mV, sedangkan untuk outputnya sebesar diferensial. [2]
74 mV, 78 mV, 50 mV. . Sedangkan untuk rangkaian non-
inverting didapatkan nilai tegangan inputnya sebesar 48 mV,
Keuntungan dari pemakaian penguat operasional ini
44 mV, 44.8 mV, dan nilai tegangan outputnya sebesar 80 mV, adalah karakteristiknya yang mendekati ideal sehingga
100 mV, dan 340 mV. dalam merancang rangkaian yang menggunakan penguat
ini lebih mudah dan juga karena penguat ini bekerja pada
Kata Kunci—Input, Inverting, Non-Inverting, Output, tingkatan yang cukup dekat dengan karakteristik kerjanya
Tegangan secara teoritis. Dari sudut sinyal sebuah penguat
operasional mempunyai tiga terminal, yaitu dua masukan
dan satu keluaran. Karakteristik utama sebuah penguat
I. PENDAHULUAN operasional yang ideal yaitu impedansi masukan tak
Gambar 1 Simbol operational amplifier Gambar 2 Pin konfigurasi operational amplifier (IC)
Rangkaian penguat inverting merupakan rangkaian inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian
elektronik yang berfungsi untuk memperkuat dan membalik ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Rumus dari
polaritas sinyal masukan. Maka dari itu ada tanda minus rangkaian non-inverting ini dideskripsikan oleh persamaan
pada rumus penguatannya. Sebuah penguat inverting sebagai berikut
menggunakan umpan balik negative untuk membalik dan
menguatkan sebuah tegangan. Resistor Rf melewatkan
sebagian sinyal keluaran kembali ke masukan. Karena ………………………………………...(2)
keluaran tak sefase sebesar 180 derajat, maka nilai keluaran Sedangkan untuk hasil gainnya adalah sebagai berikut
tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Rumus
dari rangkaian inverting dideskrisikan oleh gambar 3 dan
………………………………...(3)
persamaan berikut ini
Persamaan diatas digunakan untuk menentukan nilai-nilai
yang ada pada rangkaian non-inverting. [3]
……………………………………………(1)
Penguat non-inverting amplifier merupakan kebalikan
dari penguat inverting, dimana input dimasukkan pada II.METODE PENELITIAN
input non-inverting sehingga polaritas output akan sama
A. Alat dan Bahan
dengan polaritas input tapi memiliki penguatan yang
tergantung dari besarnya hambatan feedback dan hambatan Pada percobaan operational amplifier ini, alat dan
input. Rangkaian non-inverting dideskripsikan oleh gambar bahan yang digunakan yaitu power supply yang berfungsi
4. Penguat non-inverting ini memiliki masukan yang dibuat sebagai sumber tegangan, osiloskop berfungsi untuk
melalui input non- memproyeksikan sinyal litsrik agar bisa dibaca dan
dipelajari, kabel penghubung sebagai penghubung antara
alat satu dengan lainnya, Potensiometer bersungsi sebagai
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 2018 3
IV. KESIMPULAN
Pada praktikum operational amplifier ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa prinsip dasar sebuah operational
amplifier yaitu dengan membandingkan nilai kedua input
(input inverting dan input non-inverting), apabila input
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 2018 4
DAFTAR PUSTAKA
[1] Seto, Bayu Respati, “Amplifier dan Op-amp”, Magelang : Universitas
Tidar(2001).
[2] Sutrisno, “Elektronika teori dan Penerapannya” Bandung : Institut
Teknologi Bandung (1986).
[3] Alexander, C. K, dan Sadiku, “Fundamentals of Electric Circuit”,.
New York: McGraw-Hill (2013).