1.1 Pendahuluan
Sub pokok bahasan ini diawali dengan pengertian komponen rangkaian
non linear meliputi karakteristik tegangan terhadap arus serta analisis grafis
dengan satu komponen rangkaian non linear.
Dengan memahami suatu komponen rangkaian non linear, maka
mahasiswa Teknik Elektro Program Studi Diploma III nantinya akan dapat
menganalisis, merancang, dan merealisasikan suatu rangkaian elektronika
dengan fungsi tertentu berdasarkan pengetahuan akan sifat fisis suatu
komponen rangkaian non linear.
Mampu memahami prinsip kerja dan analisis grafis komponen rangkaian
non linear merupakan kompetensi dasar yang ingin diraih setelah mempelajari
sub pokok bahasan ini.
linear mempunyai karakteristik v-i yang tidak dapat diekspresikan dalam bentuk
persamaan linear sederhana. Kurva karakteristik dari komponen non linear
bukanlah suatu garis lurus, sama halnya bahwa komponen non linear tidak
mengikuti sifat-sifat superposisi. Sebagai akibatnya, adalah tidak dimungkinkan
untuk membuat ekivalen Thevenin sederhana pada suatu rangkaian yang
mengandung satu atau lebih komponen non linear.
Adapun simbol komponen dan kurva karakteristik v-i ditunjukkan dalam
0 untuk vs VTR
dengan A adalah suatu konstanta, VTR adalah tegangan ambang pada saat arus
menghantar. Komponen hipotesis demikian disebut komponen hukum-kuadrat
(square-law), yang akan digunakan untuk memodelkan perilaku komponen
elektronika sesungguhnya yang disebut transistor efek medan.
is is
v
s
Gambar 1.1 Av s2
karakteristik tegangan-arus pada komponen square-law ideal
VTRv x
Jika diketahui komponen square-law dengan A = 1 mA/V2 dan VTR = 0 terhubung vs
i (v V ) 2
dalam rangkaian
s s seperti v
TR ditunjukkan dalam Gambar 1.2. maka dapat dengan
mudah diketahui nilai arus yang mengalir melalui komponenx non linearnya.
Gambar 1.2 komponen square-law ideal dengan A=1mA/V2 dan VTR = 0 yang terhubung
seri dua tegangan sumber
mencoba mencari nilai arus pada masing-masing tegangan terpasang v1 dan v2,
yaitu:
i s1 (1 mA / V 2 )(1 V ) 2 1 mA
(1.3)
dan
i s 2 (1 mA / V 2 )(3 V ) 2 9 mA
(1.4)
Dengan superposisi, didapatkan total arusnya adalah 1 + 9 = 10 mA. Hasilnya
tidak sesuai dengan nilai arus yang didapatkan pada perhitungan pertama, yaitu
sebesar 16 mA. Masalah yang muncul ketika menggunakan superposisi pada
rangkaian non linear ditunjukkan dalam Gambar 1.3, di mana tegangan v1 dan v2
digambarkan berturutan. Ketika komponen dicatu oleh v2, titik operasinya berada
pada daerah di mana perubahan arus terhadap tegangan merupakan fungsi
dengan kenaikan yang lebih tajam dibandingkan pada saat awal. Penambahan
v-i secara matematis adalah sederhana. Oleh karena itu, titik operasi dalam
rangkaian dapat dicari dengan menggunakan Hukum Tegangan Kirchhoff
(Kirchhoff Voltage Law, KVL) atau Hukum Arus Kirchhoff (Kirchhoff Curent Law,
KCL). Hukum Kirchhoff adalah sangat umum dan diaplikasikan kesemua
rangkaian, baik linear maupun non linear. Perhatikan rangkaian dalam Gambar
1.4, sebagai contoh, di mana komponen square-law dengan parameter A =
1mA/V2 dan VTR = 0 terhubung langsung ke rangkaian resistif.
1 k 1 k
RTh 500
1 k 1 k
(1.8)
Ekivalen Theveninnya pada bagian resistif rangkaian pada Gambar 1.4
ditunjukkan dalam Gambar 1.5.
Gambar 1.5 Ekivalen Thevenin pada bagian resistif rangkaian dalam Gambar 1.4
V 0
0 VTh i s RTh v s
(1.9)
maka besar tegangan komponen non linearnya dapat diperoleh dengan
mengatur kembali Pers. (1.9), yaitu:
v s VTh i s RTh
(1.10)
dan persamaan arus pada komponen non linearnya adalah
i s Av s2 (1.11)
Diasumsikan bahwa nilai v s adalah positif dan hal ini harus diperiksa ketika nilai
1 V
v s2 v s Th 0 (1.13)
ARTh ARTh
Pers.(1.13) dapat diselesaikan dengan menggunakan rumus ABC yang
menghasilkan
1/ 2
1 1
2
VTh
vs (1.14)
2 ARTh 2 ARTh ARTh
Dengan mensubstitusikan nilai-nilai A, RTh, dan VTh, diperoleh:
1/ 2
1 1
2
6
vs 2,6 V atau 4,6 V
(2)(1 )(0,5) ( 2)(1 )(0,5) (1 )(0,5)
(1.15)
Penyelesaian negatif berkaitan dengan perpotongan persamaan v-i rangkaian
i s Av s2 6,8 mA (1.17)
Cara cepat untuk memeriksa apakah titik operasi yang didapatkan dari
perhitungan di atas sudah benar. Substitusikan nilai dalam Pers.(1.17) ke dalam
Pers. (1.10), menghasilkan
v s VTh i s RTh 6V (6,8mA)(0,5k) 2,6V
(1.18)
Jawaban ini sama dengan titik operasi yang didapatkan oleh komponen square-
law.
sulit, bahkan tidak mungkin, untuk dipecahkan. Sebaliknya, teknik grafis dengan
mudah memberikan penyelesaian atas rangkaian yang hanya terdiri atas satu
komponen non linear. Pada bagian ini, titik operasi pada komponen non linear
tunggal yang terhubung ke rangkaian resistif diperoleh menggunakan teknik
grafis. Sebagai contoh, apabila komponen square-law-nya terhubung ke
rangkaian Thevenin seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.5, maka relasi v-i
Thevenin dapat digambarkan pada sumbu yang sama dengan karakteristik
komponen square-law-nya sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1.6. Arus
adalah positif di luar dari rangkaian Thevenin dan dalam komponen square-law-
Karakteristik v-i dari rangkaian disebut sebagai garis beban. Garis beban dapat
Gambar 1.7 Rangkaian resistif yang terhubung ke komponen yang tidak diketahui
Penyelesaian:
Garis beban dapat ditentukan dengan mencari ekivalen Thevenin
disebelah kiri terminal a-a. Dengan komponen yang tidak diketahui yang tidak
terhubung, tidak ada arus mengalir melewati resistor R2; oleh karena itu
tegangan rangkaian terbukanya diberikan oleh
VTh vOC I 0 R1 ( 5mA)(10k) 50V
(1.19)
Dalam hal ini, I0 mengalir dalam arah yang membuat vOC negatif.
Resistansi Thevenin RTh didapatkan dengan membuat sumber arus
konstan nol (yaitu membuat I0 sebagai rangkaian terbuka), yaitu sama dengan
RTh ( R1 R2 ) 20k
(1.20)
Komponen yang tidak diketahui dalam Gambar 1.8 ditunjukkan terhubung ke
rangkaian Thevenin pada rangkaian resistif seperti terlihat dari terminal a-a.
Gambar 1.8 Rangkaian pada Gambar 1.7 dimana rangkaian disebelah kanan terminal a-a
digantikan oleh rangkaian Thevenin
Dalam hal ini rangkaian Thevenin mempunyai arus hubung-singkat sama dengan
VTh 50
i SC 2,5mA
RTh 20k
(1.21)
Tegangan rangkaian terbuka,
v 50V pada i0
(1.22)
dan arus hubung-singkat,
i 2,5mA pada v0
(1.23)
merepresentasikan dua titik yang dapat digunakan untuk mendefisinikan garis
beban, seperti ditunjukkan dalam Gambar 1.9. Garis beban tidak terbatas pada
sudut grafik tetapi membentang melewati kuadran ketiga mencakup nilai positif i
dan v. Kemiringan garis beban bergantung pada RTh tetapi tidak bergantung pada
vTh, bahkan jika akhirnya negatif atau berubah waktu.
Gambar 1.9 Garis beban yang ditempatkan pada komponen yang tidak diketahui melalui
bagian linear dari rangkaian pada Gambar 1.7 dan 1.8
DAFTAR PUSTAKA
Horenstein. M. N., ___ , Microelectronic Circuits and Devices, Boston
University Press.