Anda di halaman 1dari 6

RESONANSI RLC

Abstrak
Telah dilakukan percobaan berjudul Resonansi RLC yang bertujuan untuk mengetahui
karakteristik dari rangkaian RLC dan mencari nilai frekuensi resonansi pada RLC. Metode
yang digunakan adalah merangkai rangkaian RLC seperti pada gambar rancangan
percobaan. Mengatur AFG pada frekuensi 10 Hz, membentuk gelombang sinus, tombol
amplitudo pada posisi tengah. Menyalakan AFG dan mengatur kembali tombol amplitudo
pada AFG sampai volt AC terbaca dengan baik. Mencatat frekuensi, Vin, Vr pada tabel data
percobaan. Mengulangi langkah-langkah tersebut untuk frekuensi yang berbeda. Kami
melakukan dua kali percobaan dengan mengganti nilai resistor dan kapasitor. Pada
percobaan pertama kami mendapatkan nilai frekuensi resonansi secara percobaan sebesar
600Hz sedangkan secara perhitungan sebesar 560,38Hz. Pada percobaan kedua kami
mendapatkan nilai frekuensi resonansi secara percobaan sebesar 1750Hz sedangkan secara
perhitungan sebesar 1772,066Hz. Hasil yang kami peroleh secara percobaan dan
perhitungan terdapat sedikit perbedaan nilainya, Hal ini antara lain disebabkan oleh
kesalahan dan ketidaktelitian kami dalam merangkai alat, kekurangan kami dalam
meminimalisir gangguan pada percobaan kami.

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Rangkaian RLC merupakan ragkaian
dasar dalam bidang elektronika, dan
rangkaian ini merupakan pembelajaran
untuk rangkaian elktrik yang lebih rumit.
Dalam percobaan yang dilakukan pada
rangkaian RLC ini adalah mencari nilai
resonansi pada rangkaian RLC tersebut.
Resonansi pada rangkaian ini merupakan
resonansi seri rangkaian RLC, Karena
rangkaian yang digunakan merupakan
rangkaian seri antara R (resistor), L
(inductor), dan C (capasitor). Resonansi seri
terjadi apabila reaktansi induktif sama
dengan reaktansi capasitif, dan untuk
mengetahui lebih jelas tentang resonansi
maka dilakukanlah percobaan mengenai
Resonansi pada rangkaian RLC.


A. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di
atas dapat diketahui tujuan dari
praktikum adalah:
1. Mengetahui terjadinya resonansi
pada rankaian RLC.
2. Mengetahui hubungan kuat arus
yang mengalir pada rangkaian RLC
sebagai fungsi terhadap frekuensi
jika terjadi resonansi.
II. Landasan Teori
Impedansi suatu rangkaian seri RLC
bergantung pada frekuensi. Karena reaktansi
induktif sebanding lurus dan reaktansi
kapasitif berbanding terbalik dengan
frekuensi. Besarnya arus AC (I) yang
mengalir pada rangkaian RLC seri
bergantung pada besarnya tegangan dan
impedansi (Z). Misalkan kita mempunyai
sebuah hambatan R, inductor L, dan
kapasitor C yang terangkai secara seri dan
dihubungkan dengan sumber tegangan tetap
Vs (t) seperti pada gambar berikut :







Jika V
ab
= V
R
V
bc
= V
L

V
cd
= V
C.
Maka,

... (1)
Sedangkan Impedansi rangkaian
ekuivalen

)
Besarnya nilai impedansinya sebesar
|


Dimana

merupakan conjugate
kompleks dari

sehingga dapat diperoleh:


|

. (2)
Dan arus yang mengalir pada
rangkaian RLC tersebut adalah:

|

Jika nilai |

| merupakan nilai seperti


persamaan (2) maka persamaan di atas akan
menjadi:

........(3)
Dari persamaan (3) di atas bahwa arus
mengalir sebagai fungsi frekuensi pada saat

atau

pada saat itu arus


yang mengalir dalam rangkaian tersebut
mencapai nilai maksimum. Dan pada
kondisi ini X
L
=X
C
atau reaktansinya sama
dengan nol maka rangkaian RLC ini
mengalami resonansi dan


merupakan frekuensi resonansinya f
0
, nilai
ini dapat dicari melalui persamaan yang
menyatakan X
L
=X
C
sebagai berikut:

...........(4)
Jika dibuat grafik hubungan antara
arus rms sebagai fungsi frekuensi maka akan
tampak seperti grafik dibawah ini:








Dan grafik hubungan antara
impedansi Z terhadap frekuensi ,
ditunjukkan pada grafik sebagai berikut:




Berdasarkan nilai reaktansi induktif X
L
dan reaktansi kapasitif X
C
dikenal 3 sifat rangkaian yaitu:
1. Bersifat induktif jika nilai, X
L
> X
C

Sehingga nilai


2. Bersifat kapasitif jika nilai, X
L
< X
C

Sehingga nilai


3. Bersifat resistif jika nilai, X
L
= X
C

Dalam keadaan resonansi ini
impedansi Z=R, mempunyai harga terkecil
karena

sehingga sudut fase


impedansi Z sama dengan nol. Pada keadaan
ini arus sefase dengan tegangan, beda fase
180
0
, ini berarti tegangan bergantiganti
antara L dan C.
Factor kualitas dalam rangkaian
RLC adalah tegangan magnetisasi saat
rangkaian mengalami resonansi. Tegangan
pada inductor atau kapasitor = I
m
X
L
, dan
tegangan sumber adalah V= I
m
R. maka
tegangan magnetisasi adalah sebagai
berikut:


Factor kualitas

dimana

sehingga persamaan tersebut


menjadi:


III. Metode Percobaan
A. Alat dan Bahan
1. Papan rangkaian
2. Resistor
3. Inductor
4. Capasitor
5. AFG
6. Multimeter
7. Konektor
B. Rancangan Percobaan





C. Variabel Percobaan

1. Variable manipulasi : frekuensi ( f )

2. Variabel control : resistor (R)

3. Variable respon : V
R
(tegangan

resistor)
D. Langkah Percobaan
Mengukur nilai komponen-
komponen seperti resistor (R), capasitor (C),
dan inductor (L), yang akan digunakan
dalam praktikum. Merangkai resistor,
capasitor, dan inductor secara seri dan
menghubungkannya dengan AFG seperti
pada gambar rancangan percobaannya.
Menhidupkan AFG dan mengubah-ubah
amplitude pada AFG sampai nilai dari V
o

terlihat jelas. Mengukur nilai tegangan pada
R atau V
R
pada frekuensi tertentu.
Mengulangi hal yang sama untuk frekuensi
yang berbeda-beda mulai dari 10 Hz dengan
interfal 5-25 Hz.

IV. Data dan Analisis
A. Data
Data praktikum 1
R= 100 L= 0.01718H C= 4.7F
No F (Hz) Vr (V) Vin (V)
1 10 1.11 3.94
2 20 1.68 3.78
3 30 2.18 3.72
4 40 2.48 3.66
5 50 2.66 3.64
6 60 2.78 3.62
7 70 2.86 3.6
8 80 2.91 3.617
9 90 2.96 3.6
10 100 2.98 3.59
11 125 3.005 3.55
12 150 3.011 3.54
13 175 3.024 3.54
14 200 3.017 3.54
15 225 3.011 3.53
16 250 3.002 3.53
17 275 2.988 3.53
18 300 2.974 3.53
19 325 2.955 3.53
20 350 2.935 3.53
21 375 2.912 3.53
22 400 2.892 3.52
23 425 2.87 3.52
24 500 2.796 3.52
25 600 2.68 3.52
26 700 2.56 3.52
27 900 2.32 3.51
0
0.0002
0.0004
0.0006
0.0008
1 10 100 1000
a
r
u
s

(
A
)

frekuensi (Hz)
Grafik fungsi antara arus terhadap
frekuensi
28 1000 2.21 3.5

Data praktikum II
R= 146 L= 0.01718H C= 0.47F
No F (Hz) Vr (V) Vin (V)
1 10 0.023 3.9
2 50 0.047 3.8
3 100 0.061 3.75
4 150 0.068 3.71
5 200 0.073 3.69
6 250 0.077 3.68
7 300 0.081 3.67
8 350 0.083 3.66
9 400 0.085 3.66
10 450 0.087 3.65
11 500 0.088 3.64
12 550 0.089 3.64
13 600 0.09 3.62
14 650 0.091 3.62
15 700 0.092 3.62
16 750 0.093 3.62
17 800 0.093 3.61
18 850 0.093 3.6
19 900 0.094 3.6
20 950 0.094 3.59
21 1000 0.095 3.58
22 1250 0.096 3.53
23 1500 0.096 3.52
24 1750 0.097 3.49
25 2000 0.097 3.45
26 2250 0.097 3.41
27 2500 0.096 3.36
28 2750 0.096 3.33
29 4000 0.09 3.07
30 6000 0.076 2.63
31 8000 0.063 2.248
32 10000 0.051 1.927
33 20000 0.019 1.13
34 30000 0.006 0.76

B. Analisis
Percobaan pertama dilakukan
sebanyak 28 kali. Dengan mengubah nilai
frekuensi dimulai dari frekuensi 10Hz
sampai frekuensi 1000Hz. Hasil yang
diperoleh dari percobaan pertama adalah
bahwa nilai tegangan pada resistor (Vr)
mengalami kenaikan mulai dari frekuensi
10Hz sebesar 1,11V sampai Vr mengalami
nilai maksimum pada frekuensi 250Hz
sebesar 3,002V kemudian Vr mengalami
penurunan nilai perlahan sampai frekuensi
1000Hz Vr sebesar 2,21V. Sementara untuk
nilai tegangan pada AFG (Vin) mengalami
penurunan tegangan. Dimulai dari frekuensi
10Hz sebesar 3,94V kemudian turun hingga
frekuensi 1000Hz menjadi sebesar 3,5V.
Dari data tersebut dapat dicari grafik
hubungan antara arus terhadap frekuensi
sebagai berikut:
Berdasarkan grafik hubungan tersebut
dapat diketahui resonansi rangkaiannya
berdasarkan nilai arus yang memiliki nilai
maksimum. Dari grafik tersebut
resonansinya terjadi pada arus
0.000699093A, pada frekuensi 600 Hz. Dan
grafiknya terbukti karena berdasarkan teori
resonansi rangkaian terjadi pada saat arus
dalam rangkaian memiliki harga maksimum
atau X
C
nilainya sama dengan nilai X
L
.
berdasarakn perhitungan juga didapatkan
frekuensi resonansinya sebesarnya 560.3764
Hz, nilai tersebut didapatkan dengan
menggunakan persamaan (4) pada tinjauan
pustaka. Selain itu juga dari data hasil
percobaan juga dapat dibuat grafik
0
2000000
4000000
6000000
8000000
1 10 100 1000
R

(

)

f (Hz)
grafik hubungan impedansi terhadap
frekuensi
-0.0002
-0.0001
0
0.0001
0.0002
0.0003
0.0004
1 100 10000
a
r
u
s

(
A
)

frekuensi (Hz)
grafik fungsi antara arus terhadap
frekuensi
hubungan antara impedansi rangkaian
terhadap frekuensi, dan grafiknya sebagai
berikut:
Hasil yang kami peroleh dari
percobaan kedua adalah bahwa nilai
tegangan pada resistor (Vr) mengalami
kenaikan mulai dari frekuensi 10Hz sebesar
0,023V, sampai Vr mengalami nilai
maksimum pada frekuensi 2250Hz yaitu
sebesar 0,097V kemudian terus turun hingga
frekuensi 1000Hz menjadi sebesar 0,006V.
Sementara untuk nilai tegangan pada
AFG (Vin) mengalami penurunan tegangan.
Dimulai dari frekuensi 10Hz sebesar 3,9V
kemudian turun hingga frekuensi 1000Hz
menjadi sebesar 0,76V.
Berdasarkan data hasil praktikum
dapat dicari grafik hubungan antara arus
dengan frekuensi sebagai berikut:

Berdasarkan grafik hubungan tersebut
dapat diketahui resonansi rangkaiannya,
karena berdasarkan teorinya nilai resonansi
rangkaian terjadi saat arus dalam rangkaian
berharga maksimum. Dari grafik tersebut
arus maksimum terjadi pada frekuensi 1750
Hz, dan nilai arusnya sebesar 0.000327 A.
berdasarkan perhitungan juga menunjukkan
bahwa resonansi rangkaiannya terjadi pada
frekuensi 1772 Hz. Dan nilai tersebut
didapat dengan menggunakan persamaan (4)
pada tinjauan pustakanya.
Berdasarkan dari kedua percobaan
tersebut resonansinya terjadi pada frekuensi
600 Hz, dan nilai arus 0.000699093A dan
impedansinya sebesar 5053, pada percobaan
yang pertama. Sedangkan untuk percobaan
yang kedua didapatkan pada frekuensi 1750
Hz, arus rangkaiannya 0.000327 A dan nilai
impedansinya sebesar 10667.

VI. Penutup
A. Simpulan
Berdasarkan tujuan dari percobaannya
dapat disumpulakn bahwa percobaan resonansi
RLC sebagai berikut :
a. Resonansi seri rangkaian RLC
terjadi saat arus rangkaiannya
maksimum atau nilai dari X
C
sama
dengan nilai X
L
, berdasarkan dari
data hasil percobaan yang diperoleh
pada percobaan yang pertama nilai
resonansinya terjadi pada frekuensi
600 Hz, dan nilai arus
0.000699093A dan impedansinya
sebesar 5053. Sedanagkan pada
percobaan yang kedua
didapatkan resonansi rankaianya
terjadi pada frekuensi 1750 Hz,
arus rangkaiannya 0.000327 A
dan nilai impedansinya sebesar
10667.
b. Bedasarkan data yang diperoleh
dan dibuat grafik hubungannya,
diperoleh bahwa graifik
hubungan antara arus yamg
mengalir dalam rangkaian seri
RLC terhadap frekuensi breupa
grafik hubungan fungsi kuadrat.
Dan grafik hubungan dapat
dilihat pada analisis data hasil
percobaan.
B. Saran
Dalam melakukan percobaan
resonansi RLC ini perlu diperhatikan
komponen yang digunakan misalkan nilai
resistansinya yang digunakan tidak boleh
terlalu besar ini mengakibatkan tegangan
pada resistor tidak muncul. Selain itu juga
perlu diperhatikan rangkaiannya terbebani
yang mengakibatkan nilai tegangan masuk
menjadi kecil sehingga sulit untuk
menetukan tegangan keluarannya yang ikut
kecil juga.
Daftar Pustaka
www.wikipedia.org
www.google.com
Foster, Bob.2006.Fisika SMA kelas
XII.Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai