Anda di halaman 1dari 8

Jika sinyal berubah-ubah dapat dinyatakan jumlah dari dua komponen sinyal

genap dan ganjil.


Komponen sinyal genap dapat di bentuk dari :
1
Xe (n) = [Χ(n ) + Χ(− n )] (3.12)
2
Demikian juga sinyal ganjil :
1
X0 (n) =
2
[− Χ(n ) + Χ(− n)] (3.13)
Jadi untuk sinyal yang berubah-ubah, X(n) dapat dinyatakan sebagai :
X(n) = Xe (n) + Xo (n) (3.14)

3.1.3 Manipulasi Sederhana Pada Sinyal Waktu – Diskrit

Untuk melakukan analisis pada sinyal waktu diskrit dapat dilakukan


manipulasi sinyal. Manipulasi-manipulasi tersebut meliputi :

3.1.3.1 Transformasi variable bebas (waktu)

Sinyal X(n) dapat digeser menurut waktu dengan memindahkan variabel bebas
n dengan n-k, k integer.
k integer positif, maka menghasilkan delay (tunda) pada sinyal dengan k
satuan waktu.
k integer negatif, maka menghasilkan penambahan.
Contoh Gambar 3.6 : Suatu sinyal X(n) dilakukan pergeseran menjadi sinyal X(n-3)
dan X(n+2)
X(n) 4- X(n-3)
-2
-4-3 -2 –1 0 1 2 3 4
n -1 0 1 2 3 4 5 6 7 n

(a) (b)

X(n+2)
-7 n
-6–5–4 –3–2 –1 0 1 2
(c)
Gambar 3.6 Grafik sinyal a) X(n) b) X(n-3) c) X(n+2)

Pengolahan Sinyal Dijital 41


Sinyal X(n-3) diperoleh dengan menunda X(n) dengan tiga satuan waktu
Sinyal X(n+2) diperoleh dengan mendahului X(n) dengan dua satuan waktu

Jika sinyal X(n) disimpan pada tape magnetik atau pada piringan atau
mungkin dalam memori komputer perlu diperkenalkan delay atau mendahului
(advanced). Sebaliknya jika sinyal tidak disimpan tetapi akan dibangkitkan
dengan beberapa fenomena fisis dalam waktu real, tidak mungkin mendahulukan
sinyal waktu tertentu, karena operasi seperti itu mencakup cuplikan sinyal yang
belum dapat dibangkitkan. Sedangkan mungkin untuk memasukkan delay ke
dalam cuplikan sinyal yang sudah dibangkitkan, dan secara fisis mungkin untuk
melihat cuplikan sinyal yang akan datang. Konsekuensinya, dalam aplikasi
pengolahan sinyal waktu real, operasi mendahulukan basis waktu (time base) pada
sinyal tidak dapat direalisasikan secara fisis.

3.1.3.2 Modifikasi Amplitudo meliputi : Penambahan, Perkalian dan


Pembuatan Skala Sinyal Waktu Diskrit.

1. Pembuatan skala amplitude sinyal dengan mengalikan suatu konstanta A


dengan nilai setiap cuplikan.
y ( n ) = AX (n) ; −∞ < n < ∞ (3.15)

2. Penjumlahan; jumlah dua sinyal X1(n) dan X2(n)


y( n) = X 1( n) + X 2( n) ;−∞ < n < ∞ (3.16)

3.1.3.3 Modifikasi dasar waktu lainnya ; menggantikan variable bebas n


dengan –n.

Operasi ini dinamakan pencerminan (folding) atau pemantulan (reflection)


sinyal disekitar waktu awal n = 0
Contoh pada Gambar 3.7;
Perlihatkan grafik sinyal X(n) dan X(-n+2) dari grafik sinyal X(n).

Pengolahan Sinyal Dijital 42


X(n) Y(n) = X (-n)
4 4
Pencerminan
disekitar waktu
awal n = 0
n n

(a) X(-n+2) (b)


4

Delay dengan 2 satuan


n
0 1 2 3 4 5

(c)
Gambar 3.7 a) Sinyal x(n) b) Sinyal x(-n) c) Sinyal x(-n+2)

Untuk Gambar (b) ; y( n ) = X ( − n ) ; y( 0 ) = x( 0 ) , y(1) = X ( −1) , y( −2 ) , dstnya .

y( −1) = X (1) , y ( −2) = X ( 2)

Gambar (c); y( n) = X ( − n+ 2) ; y( 0) = X ( 2) , y(1) = X (1) , y( 2) = X ( 0)

3.1.3.4 Modifikasi lainnya meliputi penggantian n dengan µn ; µn integer

Gambar 3.8 memperlihatkan contoh modifikasi n dengan µn. Dari sinyal X(n)
perlihatkan tampilan y(n) = x(2n).
x(n)

n
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6

(a)
y(n) = x (2n)

n
-3 -2 -1 0 1 2 3
(b)

Gambar 3.8 a) Sinyal x(n) b) Sinyal x(2n)

Pengolahan Sinyal Dijital 43


X(n) diperoleh dari pencuplikan Xa(t) yaitu X(n) = X a (nT)

y( n) = X ( 2n ) = X a ( 2Tn) ; berarti ekivalen dengan mengubah laju pencuplikan dari

1/T menjadi ½ T, yaitu mengurangi laju pencuplikan dengan faktor 2. Ini disebut
pencuplikan mundur.

3.2 Sistem Waktu Diskrit

Sistem waktu diskrit adalah perangkat atau algoritma yang beroperasi pada
sinyal waktu diskrit yang dinamakan masukan/eksistasi, menurut beberapa aturan
yang didefinisikan dengan baik dan untuk menghasilkan sinyal waktu diskrit lain
yang dinamakan keluaran atau respon sistem.
Dengan kata lain sistem sebagai suatu operasi atau sekelompok operasi untuk
menghasilkan sinyal masukan X(n) yang ditransformasikan menjadi sinyal y(n)
(keluaran).
Hubungannya : y(n) ≅ τ [X (n)] (3.17)

Gambar 3.9 memperlihatkan hubungan masukan-keluaran system waktu diskrit.

τ adalah transformasi (operator) atau pengolahan dilakukan dengan sistem


pada X(n) untuk menghasilkan y(n).

x(n)
Sinyal masukan / Sistem waktu
eksistasi Sinyal keluaran
Diskrit atau Respon

Gambar 3.9 Hubungan Masukan – Keluaran Sistem Waktu diskrit

3.2.1 Deskripsi Masukan – Keluaran Sistem

Hubungan masukan keluaran :


X (n) τ
→ y( n) ; y(n) adalah respon dari sistem τ terhadap masukan x(n)

Pengolahan Sinyal Dijital 44


Contoh soal 3.1:
Tentukan respon dari sistem-sistem berikut terhadap sinyal :

│n│ ; -3 ≤ n ≤ 3
X(n) =
0 ; yang lainnya

a. y(n) = X (n)

b. y(n) = X (n-1)

c. y(n) = X (n+1)

[
d. y(n) = 1/3 X ( n +1) + X n + X ( n−1) ]
e. [
y( n ) = maks X ( n +1) , X ( n ) , X ( n −1) ]
n
f. y( n) = ∑X
k = −∞
(k ) = X( n) + X (n −1) + X (n−2) + ...

Jawab : Nilai-nilai Cuplikan Sinyal Masukan :

X (n) = {...,0,3,2,1,0,1,2,3,0,...}

Selanjutnya menemukan keluaran setiap sistem dengan menggunakan
hubungan masukan – keluaran :
a) y(n) = x(n) ; Berarti keluaran dapat sama dengan masukan. Sistem ini
dikenal sebagai sistem identitas.

b) y(n) = X(n−1); y(0) = X(−1), y(1) = X(0) , y(2) = X(1) , y(3) = X(2)
Sistem “menunda” masukan dengan satu cuplikan

y( n ) = {...,0,3,2,1,0,1,2,3,0...}

c) y( n) = X ( n +1) ; y( 0) = X (1), y(1) = X ( 2) , y( 2) = X ( 3) , dst.

Sistem “mendahulukan” masukan satu cuplikan menjadi yang akan datang

y( n ) = {...,0,3,2,1,0,1,2,3,0,...} → n = 0

d) y( n ) = 1 / 3[X ( n +1) + X ( n ) + X ( n −1) ]

Pengolahan Sinyal Dijital 45


Keluaran sistem pada setiap waktu merupakan nilai rata-rata cuplikan
sekarang, sebelum, dan yang akan datang.
y( 0 ) = 1 / 3[X (1) + X ( −1) ] = 1 / 3[1 + 0 + 1] = 2 / 3

Dengan mengulangi komputasi untuk setiap nilai n, diperoleh :

y(n ) = {...,0,1,5 / 3,2,1,2 / 3,1,2,5 / 3,1,0,...}


5) y( n ) = maks [X ( n +1) , X ( n ) + X ( n −1) ]

Sistem ini memilih keluarannya pada waktu n dengan memilih ketiga


cuplikan masukan X ( n +1) , X ( n ) dan X ( n +1) maksimum.

y( n ) = {...0,0,3,3,2,1,2,3,3,0,0,...}

n
6) y( n ) = ∑X
k = −∞
(k ) = X ( n) + X ( n −1) + X ( n − 2 )

Sistem ini adalah dasar dari suatu akumulator yang menghitung jumlah
perjalanan seluruh nilai masukan sebelumnya hingga waktu sekarang.
y( n ) = {...,0,3,5,6,6,7,9,12,0,...}

3.2.2 Penyajian Diagram Blok Sistem waktu Diskrit

Ada beberapa macam penyajian diagram blok sistem waktu diskrit yang dapat
dihubungkan untuk membentuk sistem kompleks.
a. Penambah : Penambahan dua sinyal (barisan sinyal) untuk membentuk
barisan lain. Operasi penambahan tanpa memori, tidak perlu
untuk menyimpan salah satu barisan untuk melakukan
penambahan. Diperlihatkan pada Gambar 3.10.

y( n ) = X 1( n ) + X 2 ( n )
+

Gambar 3.10 Diagram Blok Penambah

Pengolahan Sinyal Dijital 46


b. Pengali Konstan ; Pemakaian factor skala pada masukan X(n). Operasi ini
tanpa memori, diperlihatkan pada Gambar 3.11.

X(n) a y(n) = a X(n)

Gambar 3.11 Diagram Blok Pengali Konstan

c. Pengali sinyal ; Perkalian dua barisan sinyal untuk membentuk barisan lain
(perkalian). Operasi perkalian tanpa memori, diperlihatkan
pada Gambar 3.12.

x1(n) X y1(n) = x1(n) . x2(n)

x2(n)

Gambar 3.12 Diagram Blok Pengali Sinyal

d. Elemen tunda unit; Sistem khusus yang menunda sinyal yang melewatinya
dengan suatu cuplikan, diperlihatkan pada Gambar 3.13.
Sinyal cuplikan X(n-1) dibentuk dari sinyal masukan X(n) dan disimpan
dalam memori pada waktu n.

x(n)
Z-1 y(n) = x(n-1)

Gambar 3.13 Diagram Blok Elemen Tunda

Penggunaan symbol Z-1 menunjukkan masukan tunda.

e. Elemen Pemaju Unit; Kebalikan X(n-1) elemen tunda unit,


pemaju/pendahulu unit menggerakkan bagian depan masukan dengan satu
cuplikan waktu untuk menghasilkan X(n+1), diperlihatkan Gambar 3.14.

x(n) y(n) = x(n+1)


Z
Gambar 3.14 Diagram Blok Elemen Pemaju

Pengolahan Sinyal Dijital 47


Contoh soal 3.2:
Dengan menggunakan blok, buat sketsa penyajian diagram blok sistem
waktu diskrit dengan hubungan masukan keluaran :
y ( n ) = 1 / 4 y ( n −1) + 1 / 2 x( n ) + 1 / 2 x( n −1)

x ( n ) → masukan , y ( n ) = keluaran sistem


Jawab :
x(n-1)

Z-1
x(n)
y(n)
+ +
0,5
0.5X(n)
0,25
(a)
0,25y(n-1)
Z-1
Z-1 x(n-1)

0,5{x(n-1)+x(n)}
x(n)
0,5 y(n)
+ +
x(n)
0,25

(b) 0,25y(n-1)
Z-1
Gambar 3.15 Diagram Blok Sistem

3.2.3 Klasifikasi Sistem Waktu Diskrit

Untuk menganalisis dan mendisain sistem waktu diskrit sangat bergantung


pada karakteristik umum sistem. Untuk itu perlu dikembangkan sejumlah sifat
atau katagori yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik umum
sistem. Suatu sistem yang memiliki sifat tertentu harus berlaku untuk setiap sinyal
masukan yang mungkin terhadap sistem itu. Jika suatu sifat hanya hanya berlaku

Pengolahan Sinyal Dijital 48

Anda mungkin juga menyukai