Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

SINYAL DAN SISTEM

KONVOLUSI

Dibuat oleh :
Muhammad syuraih ash shiddiqie
(2111072013)

Dosen Pengampu :
Silfia Rifka,SST.,MT
Zurnawita,ST.,MT

PROGRAM STUDI SERJANA TERAPAN


TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELOKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM SINYAL DAN SISTEM

1. Praktikum Ke 6
2. Judul Praktikum : KONVOLUSI
3. Praktikan
NAMA : Muhammad syuraih ash shiddiqie
NO. BP 2111072013
4. Tanggal Praktikan :
5. Tanggal Penyerahan :
6. Dosen Pengampu
Dosen 1 : Silfia Rifka,SST.,MT
Dosen 2 : Zurnawita,ST.,MT

7. Status Pengumpulan Lapora n tepat waktu


Terlambat….hari

8. Nilai :
MODUL VII
KONVOLUSI

I. Tujuan Praktikum:
Praktikum diharapkan agar mahasiwa dapat:
1. Mahasiswa dapat melakukan operasi konvolusi pada sinyal diskrit
dan sinyalkontinu
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan proses konvolusi.

II. Dasar Teori

2.1 Konvolusi Dua Sinyal Diskrit

Konvolusi antara dua sinyal diskrit x[n] dan v[n] dapat dinyatakan sebagai:

x[n] * v[n] = Σ∞i=–∞ x[i] v[n — i] (1)

Bentuk penjumlahan yang ada di bagian kanan pada persamaan (1) disebut sebagai
convolution sum. Jika x[n] dan v[n] memiliki nilai 0 untuk semua integer pada n<0,
selanjutnya x[i]=0 untuk semua integer pada i<0 dan v[i-n]=0 untuk semua integer n
– i < 0 (atau n<i). Sehingga jumlahan pada persamaan (1) akan menempati dari nilaii=0
sampai dengan i=n, dan operasi konvolusi selanjutnya dapat dituliskan sebagai :

2.2 Mekanisme Konvolusi Diskrit

Komputasi pada persamaan (1) dan (2) dapat diselesaikan dengan merubah discrete-
time index n sampai dengan i dalam sinyal x[n] dan v[n]. Sinyal yang dihasilkan x[i]
dan v[i] selanjutnya menjadi sebuah fungsi discrete-time index i. Step berikutnya
adalah menentukan v[n-i] dan kemudian membentuk pencerminan terhadap sinyal
v[i]. Lebih tepatnya v[-i] merupakan pencerminan dari v[i] yang diorientasikan pada
sumbu vertikal (axis), dan v[n-i] merupakan v[-i] yang digeser ke kanan dengan
step n. Saat pertama kali product (hasil kali) x[i]v[n-i] terbentuk, nilai pada konvolusi
x[n]*v[n] pada titik n dihitung dengan menjumlahkan nilai x[i]v[n-i] sesuai rentang i
pada sederetan nilai integer tertentu. Untuk lebih jelasnya permasalahan ini akan
disajikan dengan suatu contoh penghitung konvolusi pada dua deret nilai integer
berikut ini.
Sinyal pertama: x[i]= 1 2 3
Sinyal kedua : h[i]= 1 2 -1

▪ Step pertama adalah pembalikan sinyal kedua, v[n] sehingga didapatan


kondisi seperti berikut:

Sinyal pertama: x[i] = 1 2 3


h[-i] = -1 2 1
Sinyal kedua:

▪ Step ke dua adalah pergeseran dan penjumlahan


n = 0
k = -2 -1 0 1 2
x(k) = 1 2 3
h(-k)= -1 2 1
0 0 1 0 0
y( 0) = 1
n = 1
k = -2 -1 0 1 2
x(k) = 1 2 3
h(1-k)= -1 2 1
0 0 2 2 0
y(1) = 2+2 = 4

n= 2
k = -1 0 1 2 3
x(k) = 1 2 3
h(2-k) = 1 2 1
0 -1 4 3 0

n=3

k= -1 0 1 2 3
x(k) = 1 2 3
h(3-k)= -1 2 1
0 0 -2 6 0
Dari hasil product and sum tersebut hasilnya dapat kita lihat dalam bentuk

deretsebagai berikut: y(n) = [1 4 6 4 -3]

Dengan menggunakan Matlab dapat dilihat:

2.3 Konvolusi Dua Sinyal Kontinu


Konvolusi integral merupakan perluasan konvolusi jumlah dengan menganggap
bahwa barisan impuls sangat rapat, seolah-olah merupakan sinyal waktu kontinu.
Konvolusi integral dapat dituliskan:

2.4 Mekanisme Konvolusi Kontinu


Prinsip konvolusi integral sama dengan konvolusi kontinu, dimana dilakukan
proses pencerminan, pergeseran dan menghitung luasan bidang yang terbentuk.
Contoh:
Diketahui sinyal x(t) dan h(t). Tentukan nilai y(t) jika y(t) = x(t)*h(t)
a) h(t) → h(—r)
h h

t
-2 -1 1 2 -2 -1 1 2

h(—r) → h(t — r)
h h

-2 -1 t 1
-2 -1 1 2

b) Menentukan nilai y(t) untuk rentang t tertentu

t<0
0<t<1
y

𝑡 𝑡
-2 -1 t-1 t 1 2 3
𝑌(𝑡) = ∫ 1 · 1 dr = r| = 𝑡
0 0

1<t<2
y

1 1
-2 -1 t-1 t 2 3 y(t) = ƒ 1 · 1 dr = r | = 2—t
t–1 t—1

2 < t <3
y

y(t) = 0

Sehingga :

t ,0≤t≤1
y(t) = {2 — t ,1 < t ≤ 2
0 , t lainnya
y

t
-1 1 2 3

Dengan menggunakan Matlab dapat dilihat seperti berikut ini:

Data 1
Konvolusi Dua Sinyal Kontinu

Tentukan dan gambarkan hasil konvolusi untuk y(t) = x(t) * h(t) dimana :

Data 2

Konvolusi Dua Sinyal Diskrit

Tentukan dan gambarkan hasil konvolusi untuk y(n) = x(n) * h(n) dimana :

x(n) = [ 1 2 3 0 1]
h(n) = [ 1 2 1 -1]

Data 3
Konvolusi sinyal sinus dengan suatu respon impuls
a. Bangkitkanlah dua b ah sinyal sinus dengan amplitudo 1 dan frekuensi masing-
masing 100 Hz (S1(t)) dan 4 KHz (S2(t)). Kemudian jumlahkan kedua sinyal
sinus tersebut. Tampilkan di figure(1) secara kontinu dan di figure(2) secara
diskrit (frekuensi sampling 10 KHz).

b. Bangkitkanlah respon impuls h(n) dengan menambahkan program sebagai


berikut :
c. Selanjutkan lakukan proses konvolusi antara sinyal x(n) yang
merupakan
jumlah sinyal S1(n) dan S2(n) dengan sinyal respon impuls. Kemudian

tampilkan hasil konvolusi tersebut secara diskrit (untuk 100 sampel pertama)
pada figure(4).

d. Bandingkan dengan menggunakan grafik pada figure(5) sinyal S1(n),S2(n) dan


y(n) (hasil konvolusi S1(n)+ S2(n) dengan h(n)). Apa analisa yang diperoleh
?
e. Bandingkan suara yang dihasilkan antara sinyal S1(t), S2(t) dan y(t). Apa
analisa yang diperoleh ?
Data 4
Konvolusi sinyal suara dengan suatu respon impuls
a. Panggil sebuah sinyal suara dan jumlahkan dengan sebuah sinyal sinus

b. Bangkitkanlah respon impuls h(n) sama dengan respon impuls pada Data 2.
c. Langkah c, d, e sama dengan langkah c, d, e pada Data 2.

Data 5
Operasi Konvolusi Pada Sinyal Gambar
Panggillah sebuah gambar, kemudian konvolusikan dengan matrik
identitas orde5x5. Tunjukkanlah hasil konvolusinya.
DATA 1
clear all;
clc;
clf;
t=0:0.01:4;
x1=(3-t).*((t>=0)&(t<=3));
subplot(311),plot (t,x1,'LineWidth',3)
title ('Sinyal x(t)')
axis([0 4 0 4])
grid on
x2=(1).*((t>=0)&(t<=3));
subplot(312),plot (t,x2,'LineWidth',3)
title ('Sinyal h(t)')
axis([0 4 0 4])
grid on
y=conv(x1,x2)*0.01;
subplot(313),plot (0:0.01:8,y,'LineWidth',3)
title ('Sinyal y(t)')
axis([0 4 0 6])
grid on
DATA 2
clear all; clc;clf;
x=[1 2 3 0 1];
y=[1 2 1 -1];
z=conv(x,y);
subplot(3,1,1);stem(0:4,x,'LineWidth',3)
grid on
title('Yelni Putri x(n)')
subplot(3,1,2);stem(-2:1,y,'LineWidth',3)
grid on
title('Yelni Putri h(n)')
subplot(3,1,3);stem(-2:5,z,'LineWidth',3)
grid on
title('Yelni Putri Konvolusi x(n) dengan h(n)')

DATA 3
t = 0:0.001:1;
s1 = sin(2*pi*100*t);
s2 = sin(2*pi*4000*t);
y = conv(s1,s2);
plot (y(1:100),'LineWidth',4);
title(' Sinyal Kontinu');
grid on
figure(2)
fs = 10000;
n = 0:1/fs:1;
s1 = sin(2*pi*100*n);
s2 = sin(2*pi*4000*n);
y = conv(s1,s2);
stem(y(1:100),'LineWidth',1.5); title('
Sinyal Diskrit');grid on

B=[0.0674 0.1349 0.0674]; A=[1 -1.1430 0.4128];


[H, wH]=freqz(B,A,100);
argument=atan2(imag(H),real(H));
x1=zeros(1,400);
x1(1)=1;

for n= 1:400;
if n==1
y(n)=0.0674*x1(n);
elseif n==2
y(n)=0.0674*x1(n)+0.1349*x1(n-1)+1.1430*y(n-1);
elseif n>=2
y(n)=0.0674*x1(n)+0.1349*x1(n-1)+0.0674*x1(n-2)+1.1430*y(n-1)-
0.4128*y(n-2);
end
h(n)=y(n);
end
figure(3),stem(h(1:50))
fs = 10000
n = 0:1/fs:1;
s1 = sin(2*pi*100*n); s2 = sin(2*pi*4000*n); y = s1+s2;
B=[0.0674 0.1349 0.0674]; A=[1 -1.1430 0.4128]; [H, wH]=freqz(B,A,100);
argument=atan2(imag(H),real(H)); x1=zeros(1,400);
x1(1)=1;

for n= 1:400;
if n==1
y(n)=0.0674*x1(n);
elseif n==2
y(n)=0.0674*x1(n)+0.1349*x1(n-1)+1.1430*y(n-1);
elseif n>=2
y(n)=0.0674*x1(n)+0.1349*x1(n-1)+0.0674*x1(n-2)+1.1430*y(n- 1)-0.4128*y(n-2);
end
h(n)=y(n);
end
figure(3),stem(h(1:100));
fs = 10000;
n = 0:1/fs:1;
s1 = sin(2*pi*100*n);
s2 = sin(2*pi*4000*n);
y = s1+s2;

B=[0.0674 0.1349 0.0674];


A=[1 -1.1430 0.4128];
[H, wH]=freqz(B,A,100);
argument=atan2(imag(H),real(H));
x1=zeros(1,400);
x1(1)=1;

for n= 1:400;
if n==1
y(n)=0.0674*x1(n);
elseif n==2
y(n)=0.0674*x1(n)+0.1349*x1(n-1)+1.1430*y(n-1);
elseif n>=2
y(n)=0.0674*x1(n)+0.1349*x1(n-1)+0.0674*x1(n-2)+1.1430*y(n-
1)-0.4128*y(n-2);
end
h(n)=y(n);
end
x = conv(y,h(n));
subplot (311),stem(s1(1:100));title('s1');
subplot (312),stem(s2(1:100));title('s2');
subplot (313),stem(x(1:100));title('h(n)');
t = 0:0.001:1;
s1 = sin(2*pi*100*t);
s2 = sin(2*pi*4000*t);
y = conv(s1,s2);
plot (y(1:100));title('Sinyal Kontinu');
grid on
subplot (311),stem(s1(1:100));title('s1');
subplot (312),stem(s2(1:100));title('s2');
subplot (313),stem(y(1:100));title('y(t)');
DATA 4
fs=10000;
s1=audioread('s1.wav');
s1=s1';
t=(1:length(s1))/fs;
s2=sin(2*pi*4500*t);
x=s1+s2;
figure(1)
subplot(311),plot(t(1:100),s1(1:100));
title(' Jumlah s1 dan s2')ylabel('sinyal
s1')
subplot(312),plot(t(1:100),s2(1:100));
ylabel('sinyal s2')
subplot(313),plot(t(1:100),x(1:100));
ylabel('sinyal x')

fs=10000;
s1=audioread('s1.wav');
s1=s1';
t=(1:length(s1))/fs;
s2=sin(2*pi*4500*t);
x=s1+s2;
figure(1)
subplot(311),plot(t(1:100),s1(1:100));
title('Jumlah s1 dan s2')
ylabel('sinyal s1')
subplot(312),plot(t(1:100),s2(1:100));
ylabel('sinyal s2')
subplot(313),plot(t(1:100),x(1:100));
ylabel('sinyal x')

B=[0.0674 0.1349 0.0674]; A=[1 -1.1430 0.4128];


[H, wH]=freqz(B,A,100);
argument=atan2(imag(H),real(H));
x1=zeros(1,400);
x1(1)=1;

for n= 1:400;
if n==1
y(n)=0.0674*x1(n);
elseif n==2
y(n)=0.0674*x1(n)+0.1349*x1(n-1)+1.1430*y(n-1);
elseif n>=2
y(n)=0.0674*x1(n)+0.1349*x1(n-1)+0.0674*x1(n-2)+1.1430*y(n-
1)-0.4128*y(n-2);
end
h(n)=y(n);
end
figure(2),stem(h(1:50),'LineWidth',2);
title('Respon Impuls h(n)-SinyalDiskrit');

fs=10000;
s1=audioread('s1.wav');
s1=s1';
t=(1:length(s1))/fs;
s2=sin(2*pi*4500*t);
x=s1+s2;

B=[0.0674 0.1349 0.0674]; A=[1 -1.1430 0.4128];


[H, wH]=freqz(B,A,100);
argument=atan2(imag(H),real(H));
x1=zeros(1,400);
x1(1)=1;

for n= 1:400;
if n==1
y(n)=0.0674*x1(n);
elseif n==2
y(n)=0.0674*x1(n)+0.1349*x1(n-1)+1.1430*y(n-1);
elseif n>=2
y(n)=0.0674*x1(n)+0.1349*x1(n-1)+0.0674*x1(n-2)+1.1430*y(n-
1)-0.4128*y(n-2);
end
h(n)=y(n);
end
y = conv(x,h(n));stem(h(1:100));title('Sinyal x(n)');

fs=10000;
s1=audioread('s1.wav');
s1=s1';
t=(1:length(s1))/fs;
s2=sin(2*pi*4500*t);
x=s1+s2;

B=[0.0674 0.1349 0.0674]; A=[1 -1.1430 0.4128];


[H, wH]=freqz(B,A,100);
argument=atan2(imag(H),real(H));
x1=zeros(1,400);
x1(1)=1;
for n= 1:400;
if n==1
y(n)=0.0674*x1(n);
elseif n==2
y(n)=0.0674*x1(n)+0.1349*x1(n-1)+1.1430*y(n-1);
elseif n>=2
y(n)=0.0674*x1(n)+0.1349*x1(n-1)+0.0674*x1(n-2)+1.1430*y(n-
1)-0.4128*y(n-2);
end
h(n)=y(n);
end
y = conv(x,h(n));stem(h(1:100));title('Sinyal x(n)');
subplot (311),stem(s1(1:100));title('s1');
subplot (312),stem(s2(1:100));title('s2');
subplot (313),stem(y(1:100));title('h(n)');

fs=10000;
s1=audioread('s1.wav');
s1=s1';
t=(1:length(s1))/fs;
s2=sin(2*pi*4500*t);
x=s1+s2;
subplot (311),stem(s1(1:100));title('s1');
subplot (312),stem(s2(1:100));title('s2a');
subplot (313),stem(x(1:100));title('y(t)');
DATA 5
a=imread('meee.jpg');
a1=rgb2gray(a);
b=eye(5);
c=conv2(a1,b);
d=uint8(c);
figure(1)
imshow(a)
title('Gambar AsliPutri')
figure(2)
imshow(d)
title('Hasil Konvolusi Gambar Asli dengan Matriks Identitas')
ANALISA

Dalam melakukan praktikum tentang konvolusi dapat diketahui bahwa kenvolusi dapat
dilakukan pada sinyal diskrit Kontinu dan gamber.

Data I menampilkan 7 sinyal yaitu x(t) h(t) dan y(t) Dimana x(t)=(3-t), (0≤t≤3)
h(t)=1.0≤t≤3 dan y(t)= x(t) *h(t) sinyal x(t) dalam rentang 0≤t≤3untuk x(t)=3-t dan h(t)
bernilai I saat 0≤t≤3. Pada matlab subplot (311) menampilkan singal x(t) pd gambar pertama
lalu plot (tx1) untuk menampilkan t terhadap x1 Untuk y=conv(x1,x2) 0,01 merupakan
program untuk menyatakan y(t) yaitu perkalian antara x(t) dan h(t) Lalu pada gambar Ke 3
dengan subplot (3,1,3) dan plot (0:0,01:8.y line Width, 3) rentang t mulai dari 0 hingga 8
dengan jarak 0,01 rentangnya bertambah karena setelah dikonvolusi kontinu menghasilkan
sinyal baru yang dapat terbentuk lebih luas / panjang dari sinyal aslinya lalu lindwidth.3
maksudnya untuk mampertebal grafik garisnya dengan ukuran 3.

Data II menampilkan hasil konvolusi dari y(n) = x(n) h(n) dimana x(n) [1 2 3 0 1) dan
h(n) [1 2 1 -1] Pads matlab ditulis z=conv (x,y) Yaitu konvolusi dari x (x(n)) dan y (h(n))
Pada stem (0.4 .... ) untuk menunjukkan bahwa data x mulai dari 0 pada n pertama lalu pada
stem (-2 1, 4 ... ) menunjukkan nilai data y dimulai dari n=-2 Walaupun amplado aslinya
bernilar 4 dan h(n) dengan amplitudo=4 tidak menutup kemungkinan sinyal kenvolusi yg
didapat berada diates 4 dan n yg berbeda rentangnya.

Data III menampilkan hasil kenvolusi sinyalal sinus dgn suatu vespon impuls dengan 5
buah pertanyaan yg artinya juga menampilkan 5 gambar (figure). figure (1) membangkitkan
2 sinyal sinus dengan A=1 dan f1= 100 Hz dan f2=4 KHz fs=10 kHz. menampilkan sinyal
secara kontinu dan figure (2) menampilkan secara diskrit.Pada (a) melakukan penjumlahan
kedua sinyal dengan programnya y(t)=S1(t) +S2(t) law hasil pada figure (1) seperti
penjumlahan/pencampuran bentuk sinyal S1t dan S2t seperti sinus.lalu pada figure (2)
mengubah sinyal ya awalnya kontinu menjadi diskrit dengan menjadi S1(n) dan S2(n), dan
frekuensi samplingnya =10 KHs. persamaannya xn =S1(n) + S2(n) Pada (b) membangkitkan
respon impulsnya yaitu figure (3) dengar stem (h (1:50)) dgn n=1 sampai n=50 setelah
dilihat pada gambar nilai setelah n=10 mendapat amplitudo mendekati 0. Pada (c) melakukan
proses konvolusi antara x(n) yaitu penjumlahan S1(n) dan S2(n) dan sinyal respon impuls
dan menampilkan hasil secara diskrit untuk n=100 yaitu figure (4) dengan z=conv (xn,h) dan
stem (2 (1:100)) untuk menampilkan 100 sampel pertama sinyal xn terhadap h, hasilnya
terlihat seperti sinyal sinus dalam bentuk diskrit dengan jumlah 100 sampel 3/3 gelombang
utuh Pada (d) membandingkan sinyal S1(n),S2(n) dan y(n)harus konvolusi S1(n)+S2(n)
dengan h(n)didapatkan bahwa amplitudonya maks tetap memiliki nilai 1dan berbentuk
seperti gelombang sinus .Pada (e) mendengarkan dan membandingkan suara yang dihasilkan
oleh S1(t) dan x(t) Dimana pada S1(t) menghasilkan suara dentuman satu kali pada S2(t)
menghasilkan suara dengungan lalu pada x(t) menghallkan 2 suara yg berderet dan diulang
dengan volume lebih keras seperti suara S1(t)dan S2(t) yang berbunyi berulang ulang.

Data 4 menggunakan sebuah audio dan membangkitkan sinyal S2 dengan Programnya


X = S1+S2 Pada figure (gambar hasilnya, bentuk S2 dan sinyal X terlihat sama padahal
berbeda. Untuk membangkitkan respon impuls awalnya memiliki A yg tinggi meningkat
lalu menurun, dan naik hingga mendekati 0 selanjutnya melakukan konvolusi diskrit antara
x dengan h (respon impuls yg dibangkitkan pada point sebelumnya) dgn n=100sempel
pertama dimana hasilnya sprt gabungan impuls dengan x atau amplitudonya impuls
menyerupai x Pada figure (4) diskrit S1 seperti sinyal respon impuls, diskut S2 seperti sinyal
x diskrit dan Kenvolusi diskrit x reperti gabungan S1 dan S2 diskrit Untuk S1 suara yg
dihasilkan sama seperti audio pade S2 suara melengking dan pada X terdengar seperti S1
yang bersuara lengking. jadi dari hal tersebut didapat bahwa x ialah penggabungan suara
antara S1 dan S2.
Data 5 melakukan Konvolusi pada sinyal gambar dan a=imread (iqwan.jpg) lalu
a1=rgb2gray(a);yaitu file gambar yg merupakan pemudaran warna abu-abu dan gambar a
Lalu conv2 (a1,b) merupakan Konvolusi 2 dimensi .selanjutnya d=wint B dimana d adalah
imager dari C / di dengan identites (5x5) terdapat 2 figure yg ditampilkan. Pada figure (1)
menampilkan gambar aslinya sementara figure (2) menampilkan gambar asli dgn matriks
identitas 5x5 hasilnya tak mengubah gelap /terang dari gambar asli tapi hanya mengubah
Pencahayaannya menjadi terang / gelap / abu-abu / pudar.
Kesimpulan

Sudah dilakukan praktikum dirimpulkan bahwa


1. kenvolusi depat dilakukan pada sinyal kentinu diskrit audio, dan gambar.
2.Respon implus dibangkitkan dengan for
3. konvolusi kontinu dan diskrit menghasilkan sinyal baru seperti penggabungannya
4. Konvolusi sinyal gambar menggunakan matriks identitas ordo 5x5 dan menghasilkan
sinyal gambar seperti asli namun memudar.
TUGAS PENDAHULUAN

1. Tentukan dan gambarkan hasil konvolusi untuk sinyal y(t) = x(t) * h(t)
x h

-1 1 2 3
t
1 2 3 t

2. Hitunglah konvolusi untuk sinyal berikut


x(n) = [ 2 3 0 1]
h(n) = [ 2 1 -1]

Anda mungkin juga menyukai