Anda di halaman 1dari 10

PERTEMUAN 14

INTEGRAL 3
(INTEGRAL TENTU, TEOREMA DASAR KALKULUS , SIFAT-SIFAT INTEGRAL TENTU
LEBIH LANJUT DAN BANTUAN DALAM PENGHITUNGAN INTEGRAL TENTU)

1. INTEGRAL TENTU

Definisi :

Andaikan f suatu fungsi yang didefinisikan pada selang tutup [ a, b ]. Jika :

n
lim ∑ f ( x i) delta x i
! P !−−−→ 0 i=1

b
Ada, kita katakana f adalah terintegralkan pada [ a, b ]. Lebih lanjut ∫ f ( x ) dx , disebut
a
integral tentu (atau integral Reimann) f dari a ke b, diberikan oleh :

b n

∫ f ( x ) dx = lim ∑ f ( x i) delta x i
a ! P !−−−→ 0 i=1

Note : delta =

b
Secara umum ∫ f ( x ) dx menyatakan luas bertanda daerah yang terkurung diantara kurva
a
y = f (x) dan sumbu x dalam selang [ a, b ], yang berarti bahwa tanda positif dikaitkan
untuk luas bagian – bagian yang berada di atas sumbu x dan tanda negative dikaitkan untuk
luas-luas bagian yang berada di bawah sumbu x. Secara simbolik :

∫ f ( x ) dx = Aatas - Abawah
a

Dengan Aatas dan Abawah adalah seperti pada gambar berikut :

Aatas
a Abawah b
b
Dalam definisi ∫ f ( x ) dx , kita secara implicit manganggap bahwa a < b, kita hilangkan
a
batasan itu dengan definisi berikut :

∫ f ( x ) dx = 0
a

b a

∫ f ( x ) dx = - ∫ f ( x ) dx , a<b
a b

Contoh :

3
Hitung ∫ ( 2 x 2−8 ) dx
−1

Jawab :
10

8
y = 2x2 - 8
6

4 A2

-1 1 2 3
-2
A1
-4

-6
Andaikan P suatu partisi teratur dari [ - 1, 3 ] atas n selang bagian sama, masing – masing
sepanjang x = 4/n. Dalam tiap selang bagian [ x I - 1 , xi ], pilih xi berupa titik ujung
kanan, sehingga xi = xi. Maka :

4
xi = - 1 + i x = -1 + i( )
n
4 2
dan f ( xi ) = 2xi2 – 8 = 2 -1 + i( ) - 8
n

16 i 32i 2
= -6 - +
n n2

Akibatnya :

n n

∑ f ( xi ) xi = ∑ f ( xi ) xi
i=1 i=1

n
4
= ∑ ¿¿ ]
n
i=1

n n n
−24 −64 + 128
= ∑ 1 2 ∑
i 3 ∑
i2
n i=1 n i=1 n i=1

−24 64 n(n+1) 128 n ( n+1 ) (2 n+1)


= (n) - +
n n2 2 n3 6

1 128 3 1
= - 24 - 32 ( 1 + ) + (2 + + 2)
n 6 n n

Kita simpulkan bahwa :

3 n
2
∫ ( 2 x −8 ) dx = lim
IpI −−→0 i=1
∑ f ( x i )x i
−1

= lim −¿ ¿ 24 - 32 ( 1 + 1 ) + 128 ( 2 + 3 + 1 )
n−−→ ∞ n 6 n n2

128 −40
= - 24 – 32 + =
3 3
Bahwa jawabannya adalah negative tidaklah mengherankan, karena daerah di bawah
sumbu x lebih luas daripada diatas sumbu x (lihat gambar diatas).

SOAL – SOAL
Hitung integral tentu seperti contoh di atas :

2 2
2
1. ∫ ( x +1 ) dx 4. ∫ ( x +1 ) dx
0 0

1 1
2
2. ∫ ( 2 x+ π ) dx 5. ∫ ( 3 x + 1 ) dx
−2 −2

10
3. ∫ ( x 2+ x ) dx
−10
2. TEOREMA DASAR KALKULUS

Jika f kontinyu (karena terintegralkan) pada [ a , b ] dan jika F sebarang anti turunan dari f di
sana, maka :

∫ f ( x ) dx = F(b) - F(a)
a

Bukti :

Jika P : a = x0 < x1 < x2 < ……..< xn - 1 < xn < = b adalah partisi sebarang dari
[ a, b ]. Maka bentuk penggunaan penambahan dan pengurangan secara baku memberikan
:
F(b) - F(a) = F (xn) - F (xn-1) + F (xn-1) - F (xn-2) + ……..+ F (x1) - F (x0)

n
= ∑ [F ( x i )−F ( x i−1 ) ]
i=1

Menurut teorema nilai rata-rata utuk turunan yang diterapkan pada F, pada selang [xi-1 , xi],

F ( x i )−F ( x i−1 ) = F’ (xi) ( xi - xi – 1 ) = f (xi) xi

Untuk suatu pilihan xi dalam selang buka (xi-1 , xi). Jadi :


n

F(b) - F(a) = ∑ f (xi) xi


i=1

Pada ruas kiri kita mempunyai sebuah konstanta, pada ruas kanan kita mempunyai jumlah
Reimann untuk f pada [ a , b ]. Bilamana kedua ruas diambil limitnya untuk P -- 0, kita
peroleh :

n b
F ( b ) - F ( a ) = lim ∑ f (xi) xi = ∫ f ( x ) dx ----- terbukti
IPI i=1 a

CONTOH :

b
1. Perlihatkan bahwa ∫ k dx= k ( b - a ) , k = konstanta
a

Jawab :

F (x) = kx adalah suatu anti turunan f (x) = k, sehingga menurut Teorema Dasar
Kalkulus :

∫ k dx= F ( b ) - F ( a ) = kb - ka = k (b – a)
a

b
b2 a2
2. Perlihatkan bahwa ∫ x dx = 2
-
2
a

Jawab :

x2
F (x) = adalah suatu anti turunan f (x) = x, karena itu
2

b
b2 a2
∫ x dx = F ( b ) - F(a) =
2
-
2
a

3. Perlihatkan bahwa jika r suatu bilangan rasional yang bukan – 1, maka :

b
br +1 ar +1
∫ x r dx = r +1
-
r +1
a

Jawab :
x r +1 r
F (x) = adalah suatu anti turunan f (x) = x , maka menurut Teorema Dasar
r +1
Kalkulus :

b
br +1 ar +1
∫ x r dx = F ( b ) - F(a) =
r +1
-
r +1
a

Selanjutnya bentuk F ( b ) - F ( a ) dapat kita tuliskan sebagai berikut :

b
F ( b ) - F ( a ) = [ F (x) ¿a

Sehingga, misalnya :

5
x3 5 53 23 125 8 117
∫ x 2 dx= [ ¿2 = - = - = = 39
2 3 3 3 3 3 3

2
4. Hitung ∫ ( 4 x−6 x 2 ) dx
−1

2
2 4 x 1+1 6 x2 +1 2
Jawab :∫ ( 4 x−6 x ) dx =[ − ¿−1 = [ 2x2 - 2x3 ¿2−1
−1 1+1 2+ 1

= [ 2(2)2 - 2(2)3] - [ 2(-1)2 - 2(-1)3]

= (8 – 16) - (2 + 2) = - 12
4 1 4
3 3
5. Hitung ∫ (x + x )dx
1

Jawab :

4 1 4
3 4/3 3 7/3 4
∫ (x 3 + x 3 )dx = [ 4
x +
7
x ¿1
1

3 3 7/3 3 3 7/3
= [ (4)4/3 + (4) ] - [ (1)4/3 + (1) ]
4 7 4 7

45 381
= 4 -
7
= 65,68
π
6. Hitung ∫ 3 sin x dx
0

Jawab :


Rumus ∫ sin x dx = - cos x

∫ 3 sin x dx = [ - 3 cos x ¿0π = 3 + 3 = 6


0

Dinyatakan dalam lambang untuk integral tak tentu, kita boleh menuliskan kesimpulan
dari Teorema Dasar Kalkulus sebagai :

b
b
∫ f ( x ) dx = [ ∫ f ( x ) dx ¿a
a

4
7. Hitung ∫ √ x 2+ x ( 2 x+1 ) dx
0

Jawab :

2
Misal : u = x + x , maka du = (2x + 1) dx

du
--- dx =
2 x +1

4 4 1
2 2 du
Sehingga : ∫ √ x + x ( 2 x+1 ) dx = ∫u (2x + 1 )
2 x +1
0 0

4 1
2 2 3/2
= ∫u du =
3
u + C
0

2 2 3/2
= (x + x ) + C
3

Menurut Teorema Dasar Kalkulus :


4
2 2 3/2
∫ √ x 2+ x ( 2 x+1 ) dx =[
4
(x + x ) + C ¿0
0
3

2 2
= [ 3 {(4)2 + 4}
3/2
+ C¿ - [ 3 {(0)2 + 0}
3/2
+ C¿

2 2
= [ 3 ( ( 20 )3/2 + C¿ - [3 (0)
3/2
+ C¿

2
= 3 ( ( 20 )3/2 ∞ 59,63

π /4

8.Hitung ∫ sin3 2 x cos 2 x dx


0

Jawab :

du
Misal u = sin 2x, maka du = 2 cos 2x dx ---- dx =
2cos 2 x

π /4 π /4
3 du
Jadi ∫ sin 2 x cos 2 x dx = ∫ u3 cos 2 x . 2cos 2 x
0 0

π /4
1
=
2 ∫ u3 du
0

1 u4
= . + C
2 4

sin4 2 x
= + C
8

Menurut Teorema Dasar Kalkulus :

π /4
sin 4 2 x π / 4 1 1
∫ sin3 2 x cos 2 x dx = [
8
¿0 =
8
- 0 =
8
0
INTEGRAL TENTU SEBAGAI OPERATOR LINEAR

Teorema B :

Jika f dan g terintegralkan pada [ a, b ] dan bahwa k konstanta, maka kf dan f + g adalah
terintegralkan dan :

b b
1. ∫ k f ( x ) dx = k ∫ f ( x ) dx
a a

b b b
2. ∫ [ f ( x ) + g ( x ) ] dx = ∫ f ( x ) dx + ∫ g ( x ) dx
a a a

b b b
3. ∫ [ f ( x ) −g ( x ) ] dx = ∫ f ( x ) dx - ∫ g ( x ) dx
a a a

CONTOH :

2 2 2
1. Hitung ∫ ( 4 x−6 x 2 ) dx = 4 ∫ x dx - 6 ∫ 6 x 2 dx
−1 −1 −1

x2 2 x3 2
= 4[ ¿ −1 - 6[ ¿−1
2 3

4 1 8 1
= 4( 2 - 2 ) - 6 (3 + 3)

= - 12

1
2. Hitung ∫¿¿
0

Jawab :

1 1 1
2
∫¿¿ = ∫x dx + ∫¿¿¿
0 0 0

Integral yang pertama mudah dikerjakan, sedangkan yang kedua dikerjakan dengan cara
seperti contoh 1, yaitu mengandaikan u = x 2+ 1, sehingga du = 2x dx dan dx = du/2x.
1 1 1
1 1 u5
∫ ¿ ¿ ¿ = ∫ u x 2dux =
4
2
4
∫ u du = 2 5 + C = ¿ ¿ + c
0 0 0

1
x3 1
Karena itu : ∫¿¿ = [ 3
¿0 + [¿ ¿ ¿10
0

1 32 1 1 31
= ( - 0) + ( - ) = + =
3 10 10 3 10
103
30

Anda mungkin juga menyukai