Anda di halaman 1dari 12

Tugas Resume

Mata Kuliah Kalkulus Integral

Dosen Pembimbing :
Tua Halomoan Harahap, M.Pd

Nama Penyusun : Asri Rahmayani Lubis


NPM : 1602030023
Kelas : II A Pagi
Prodi : Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
2016/2017
INTEGRAL
Integral dapar diartikan sebagai kebalikan dari proses diferensial. Integral ditemukan
menyusul ditemukannya masalah dalam diferensial dimana matematikawan harus berpikir
bagaimana menyelesaikan masalah yang berkebalikan dengan solusi diferensial. Lambang

integral adalah “ ∫ ”.
Operasi dari F(x) menjadi F’(x) merupakan operasi turunan. Sedangkan untuk operasi
sebaliknya dari F’(x) menjadi F(x) disebut dengan integral (anti turunan)

Turunan Turunan
Y Y’ Y’’
Integral Integral

1. Integral Tak Tentu


Integral tak tentu adalah suatu bentuk operasi pengintegralan suatu fungsi yang
mengahasilkan suatu fungsi baru. Fungsi ini belum memiliki nilai pasti (berupa variabel),
atau batas atas dan batas bawah sehingga cara pengintegralan yang menghasilkan fungsi tak
tentu ini disebut integral tak tentu.
Adapun beberapa aturan yang dapat digunakan dalam penyelesaian integral :
 ∫ dx=x+ c

 ∫ (f ( x ) ± g ( x )¿)dx=∫ f ( x ) dx +∫ g ( x ) dx ¿
1
 ∫ x n dx= n+1 x n +c
n +1
 ∫ kx dx = kx
n
n+ 1
+c

Integral Tak Tentu dari Fungsi Trigonometri


Untuk merancang aturan integral tak tentu dari fungsi-fungsi trigonometri, perlu
diingat kembali turunan fungsi-fungsi trigonometri sebagaimana diperlihatkan dalam tabel
berikut.
No F(x) F’(x) = f(x)
1 Sin x Cos x
2 Cos x - Sin x
3 Tan x Sec2 x
4 Cot x - Cosec2 x
5 Sec x Tan x.Sec x
6 Cosec x - Cot x.Cosec x

Sedangkan aturan integral tak tentu dari fungsi-fungsi trigonometri dalam varibel
ax + b dapat dirumuskan sebagai berikut :
1
 ∫ cos ( ax+ b ) dx= sin ( ax+ b ) +c
a
1
 ∫ sin (ax +b)dx= a cos ( ax+ b ) +c
1
 ∫ sec2 ( ax+ b ) dx= a tan ( ax+ b ) +c
−1
 ∫ cosec2 ( ax +b ) dx= a
cot ( ax+ b ) +c

1
 ∫ tan ( ax+ b ) sec ( ax +b ) dx= a sec ( ax +b )+ c
−1
 ∫ cot ( ax+ b ) csc ( ax+ b ) dx= a
csc ( ax+ b ) +c

Dalam penyelesaian integral tak tentu memiliki beberapa cara penyelesian :


1. Penyelesaian cara biasa
Secara umum :
dy
Jika y’ = atau dy = y ' dx maka ∫ dy= y=∫ y ' dx
dx
Jadi dapat disimpulkan :

1
∫ x n dx= n+1 x n +c
Dengan x ≠−1

Contoh :
2 2 5
1 +1 1 3 5
∫ √2 dx=∫ x 3 dx=
3
2
x3 =
1
x +c= x √3 2+ c
3
+1
3 5

2. Penyelesaian cara subtitusi


Integral subtitusi pada prisnsipnya sama dengan integral pemisalan. Prinsip integral
subtitusi ada 2, yaitu salah satu bagian dimisalkan dengan u, sisanya yang lain (termasuk dx)
harus diubah dalam du.

Bentuk umumnya : ∫ F [ g ( x ) ] . g ( x ) dx
'

Misal u = g(x) dan du = g’(x) dx didapat ∫ F (u ) du

Contoh :
∫4 x¿¿
Misal : u=x2 +9 dan du=2 x dx
Di dapat : ∫ 2 ¿ ¿

3. Integral Parsial
Integral parsial atau pengintegralan sebagian berdasar pada turunan suatu fungsi hasil
kali. Disebut integral parsial karena sebagian bentuk dilakukan operasi turunan sebagian
operasi integral.

Bentuk Rumus : ∫ u dv =u v−∫ v du

Bagian u dikerjakan operasi turunan dan bagian dy dikerjakan operasi integral, dengan
bentuk ∫ v du lebih sederahana dari bentuk ∫ u du .
Contoh :
∫ 3 x cos 2 x dx=… u=3 x dan du=3 dx
=u v −∫ v du 1
dv =cos 2 x dan v= sin
2

= (3 x ) ( 12 sin 2 x )−∫( 12 sin 2 x) ( 3 dx )= 32 x sin2 x− 32 ∫ sin 2 x dx


3 3
= x sin2 x+ cos 2 x
2 4

2. Integral Tertentu
Integral tentu adalah proses pengintegralan yang digunakan pada aplikasi integral.
Pada beberapa aplikasi integral dikenal istilah batas bawah dan batas atas sebuah integral.
Batas inilah yang kemudian menjadi ciri khas sebuah integral dinamakan sebagai integral
tertentu. Sebab berbeda dengan integral tak tentu yang tidak memiliki batas, maka pada
integral tertentu ada sebuah nilai yang harus disubtitusi yang menyebabkan tidak adanya lagi
nilai C (konstanta) pada setiap hasil integral dan menghasilkan nilai tertentu.
b

Sifat : ∫¿¿
a

b b

∫ f ( x ) dx=−∫ f ( x ) dx
a a

∫ f ( x ) dx=0
a

b b

∫ kf ( x ) dx=k ∫ f ( x ) dx
a a

b c b

∫ f ( x ) dx=∫ f ( x ) dx +∫ f ( x ) dx , a< c< b


a a c

jika f ( x ) ≥ 0 dalaminterval a ≤ x ≤ b , maka≥ 0


jika f ( x ) ≤ 0 dalaminterval a ≤ x ≤ 0 , m aka≤ 0

Contoh :
[ ]
3 3

∫ 5−x dx=¿ ¿ 5 x − 12 x 2 =15−4 12 =10 12


0 0

Integral Luas Daerah


1. Menentukan Luas Daerah di Atas Sumbu-x

b
L=∫ f ( x ) dx
a

Contoh :
Hitunglah luas daerah yang diarsir

Jawab :
 Parabola mempunyaititikbalik minimum (0,0)  Luasdaerah yang diarsir
b
L=∫ ydx
2
y− y p=a ( x−x p )
a
2
¿ ∫ x dx
2
y−0=a ( x−0 )2
1

1 32
|
2
y=ax ¿ x
3 1
 Parabola melaluititik (1,1)
2

( 13 2 )−( 13 1 )
y=ax 3 3
¿
1=a .1 a=1
2

8 1
Jadi persamaan parabola yaitu y=x 2 ¿ −
3 3
7
¿ sat . lua s
3

2. Menentukan Luas Daerah di Bawah Sumbu-x

Contoh : b
L=−∫ f ( x ) dx
a
Hitunglah luas daerah yag diarsir

Jawab:
 Luasdaerah yang diarsir
 Parabola memotongsumbu x di b
(−1,0 ) dan (3,0) L=−∫ ydx
a
y=a ( x−x 1) ( x− x2 ) 3
¿−∫ ( x 2−2 x−3 ) dx
¿ a ( x−(−1 ) ) ( x−3) −1
3

¿ a ( x +1 ) ( x−3) ¿ ∫ (−x 2 +2 x+3 ) dx


−1

 Parabola melalui (1,-4)


y=a ( x+1 ) (x−3)
¿
−1 3 2 2
3
x + x +3 3
2 −1 |
−4=a ( 1+ 1 )( 1−3)
−4=−4 a
a=1
¿
[ −1 3
3
2
( 3) +(3) +3 (3) −
−1
3 ][ 3 2
(−1) +(−1) +3(−1)
]
y=a ( x+1 ) (x−3)
 Persamaan parabola ¿
[ −1
3
1
]
.27+ 9+9 — .−1+1+(−3)
3

¿ 1 ( x +1 ) ( x−3)
¿ x 2−2 x−3
¿ [ −9+18 ] −
[ ]
1
3
−2

5
¿ 9+
3

3. Luas Daerah Antara Dua Kurva di Atas Sumbu-x

b
L=∫ [ f ( x ) −g ( x) ] dx
a

Contoh :
Jika f ( x )=( x−2 )2−4 dan g ( x )=−f ( x), maka luas daerah yang dibatasi oleh kurva f dan g
adalah?

Jawab:
2
f ( x )=( x−2 ) −4
2
g ( x )=−f ( x )=4−( x−2 )

Caribatasatasdanbatasbawahnya
f ( x )=g (x)
( x−2 )2−4=4−( x−2 )2
2
2 ( x−2 ) −8=0
2 ( x −4 x + 4 ) −8=0
2

2 x2 −8 x=0
2 x ( x−4 )=0
x=0 ataux=4

4
L=∫ ( f ( x )−g ( x ) ) dx
0
4
¿ ∫ 2 x 2−8 xdx
0

¿
2 3
3
x −4 x 2 4
0 |
¿
[ 2
3
3 2
][
2 3
.( 4) −4.(4 ) − .( 0) −4.( 0)
3
2
]
¿ [ 128
3
−64 −[0]]
128−192
¿
3

64
¿ sat . luas(luas tidak mungkin negatif )
3

4. Luas Daerah Antara Dua Kurva di Bawah Sumbu-x

b
L=∫ [ g ( x )−f (x) ] dx
a

Contoh :
1
Tentukanlah luas daerah yang dibatasi oleh garis y= x−2 , sumbu-x, garis x = 4 , dan
4
sumbu-y.

Jawab :

Daerah tersebut adalah daerah S.


S Luas daerah S adalah

L(S) =−∫
0
( 14 x −2) dx
[ ]
4
1 2
= x −2 x
8 0

=− (( 1 2
8
. 4 −2.4 −0 ) )
= −( 2−8 )=6 satuan luas.

Menentukan Volume Benda Putar


1. Menentukan Volume Benda Putar yang Diputar Mengelilingi Sumbu-x

b
V =π ∫ ¿ ¿
a

Contoh :
Tentukanlah volume benda putar yang dibatasi oleh grafik f(x) = 4 – x 2 jika batas atas adalah
2 dan bawah 0 yang diputar 3600 terhadap sumbu x.
Jawab :
2

Volume = π ∫ ( 4−x ) dx
2 2

= π ∫ ( 16−8 x + x ) dx
2 4
V
0
[ ]
2
8 3 1 5
= π 16 x− x + x
3 5 0

= π¿

(
= π 32−
64 32
+
3 5 )
256
= π satuan volume
15

2. Menentukan Volume Benda Putar yang Diputar MengelilingiSumbu-y

b
V =π ∫ f ( y) dy
2

Contoh :
Tentukanlah volume benda putar yang dibatasi oleh grafik f(x) = 4 – x 2 jika batas atas adalah
2 dan bawah 0 yang diputar 3600 terhadap sumbu y.

Jawab :
Untuk menentukan volume benda putar tersebut, maka kita harus mengubah f(x) = 4 – x2
menjadi persamaan x2 dalam variabel y.
2 2
y=4−x → x =4− y
2

Volume = π ∫ ( 4− y ) dy
0

[ ]
2
1 2
V = π 4 y− y
2 0

(( 1 2
= π 4 (2 )− (2) −0
2 ) )
= π ( 8−2 )
= 6 π satuan volume

3. Menentukan Volume Benda Putar yang Dibatasi Kurva f(x) dan g(x) jika Diputar
Mengelilingi Sumbu-x

b
V =π ∫ ( f ( x ) ) −( g ( x ) ) dx
2 2

Contoh :
Tentukanlah volume benda putar, jika daerah yang dibatasi oleh grafik f ( x )=x−2, sumbu-y,
garis x = 2 dan y = -1 diputar 360 ° mengelilingi sumbu-x

Jawab :
Karena daerah yang dimaksud ada dibawah sumbu-x , maka volumenya adalah :
2
V =−π ∫ ( (−1) −( x−2 ) ) ¿ dx ¿
2 2

= −π ∫ 1−( x −4 x+ 4 ) dx
2

[ ]
2
−1 3
= −π x +2 x 2−3 x
3 0

= −π (( −1 3
3
.2 +2. 22−3.2 −0 ) )
= −π ( −83 +8−6)
2
= π satuan volume
3

4. Menentukan Volume Benda Putar yang Dibatasi Kurva f(y) dan g(y) jika Diputar
Mengelilingi Sumbu-y
b
V =π ∫ ( f ( y ) ) −( g ( y ) ) dy
2 2

Contoh :
Volume benda putar jika daerah yang dibatasi kurva y=−x2 + 4 dan y=−2 x +4 diputar 360 °
mengelilingi sumbu y adalah...
Jawab :
Kurva pertama bentuknya persamaan kuadrat,
2
y=−x + 4
Cari titik potong pada sumbu x, berarti y diberi harga nol, y = 0
2
y=−x + 4
0=¿ −x 2+ 4
2
0=4−x
Faktorkan,
0=( x+ 2 )( x−2 )
x=−2atau x=2
Titik-titik yang diperoleh dari langkah ini adalah (2,0) san titik (-2,0)
Titik potong pada sumbu y, berarti x diberi harga nol, x = 0.
2
y=−x + 4
2
y=−0 +4
y=4
Titik yang diperoleh dari langkah ini adalah (0,4)

2
y=−x + 4

-2 2

Kurva kedua berbentuk persamaan linier y=−2 x +4


Titik potong sumbu x, berarti y = 0
y=−2 x +4
0=−2 x+ 4
2 x=4
4
x= =2
2
Diperoleh titik (0,4)
Grafik selengkapnya sebagai berikut.
4

2
y=−x + 4

-2 2
y=−2 x +4

( ( ))
4
y2
V =π ∫ ( 4− y )− 4−2 y +
b
dy
V =π ∫ ( f ( y ) ) −( g ( y ) ) dy
2 2
0 4

( )
a 4 2
y
V =π ∫ 4− y−4+ 2 y − dy
Ubah bentuk y menjadi x atau x 2. 0 4

V =π ∫ ( y− ) dy
2 4 2
y=−x + 4 y
2
x =4− y 0 4
y=−2 x +4
[ ]
4
1 2 y3
2 x=4− y V =π y −
x=2−1/2 y 2 12 0

x 2=4−2 y +
y
4
2
sehingga (
1
V = .16−
2
64
12 )
π −( 0 ) π
8
¿ π satuan volume
3

Anda mungkin juga menyukai