Nim :17.01.071.127
DEFINISI
Kita sebut F suatu anti-turunan f pada interfal I jika D xF(x)= f(X) pada I, yakni jika F’(x)=
f(x) untuk semua X dalam I
Teorema B
[ g ( x ) ]r +1
∫ [g(x)]r g’(x) dx = +C
r +1
Contoh: ∫ (x3 + 6x)5 (6x2 + 12)dx
= 2 ∫ u5 du
u6
=2[ +C ]
6
u6
= +2 c
3
6
=
( x 3+ 6 x )
+k
3
Dua hal yang harus diperhatikan mengenai penyelesaian kita. Pertama, kenyataan
bahwa (6x2 + 12)dx adalah 2du bukannya du tidak menimbulkan kesukaran;
factor 2 dapat dipindahkan ke depan tanda integral karena kelinearan. Kedua, kita
berakhir dengan sebarang konstanta 2c. ini maih tetap sebarang konstanta; kita
sebut sebagai K.
3.9 Pendahuluan Persamaan Diferensial
Mengintegrasi (menganti-diferensiasi) suatu fungsi f untuk memperoleh suatu fungsi baru F. Kita
tuliskan
∫ f(x) dx = F(x) +C
dan menurut definisi ini adalah benar asalkan F'(x) = f(x). Dalam bahasa turunan F'(x) = f(x) setara
dengan dF(x) = f(x) dx dalam bahasa diferensial (Subbab 2.9). Sehingga kita dapat memandang rumus
dalam kotak sebagai mengatakan.
∫ dF(x) = F(x) +C
Dari segi ini, kita mengintegrasi diferensial, yaitu suatu fungsi untuk memperoleh fungsi tersebut (tambah
suatu konstanta).
Cari persamaan-xy dari kurva yang melalui (-1, 2) dan yang kemiringannya pada
CONTOH 1
setiap titik pada kurva itu sama dengan dua kali absis titik itu.
PENYELESAIAN Syarat yang harus berlaku di setiap titik (x, y) pada kurva adalah
dy
=2 x
dx
Kita mencari suatu fungsi y = f(x) yang memenuhi persamaan ini dan syarat tambahan bahwa y = 2,
ketika x = -1. Terdapat saran untuk memperhatikan masalah ini, dalam berbagai metode, yaitu :
Metode 1 Ketika persamaan berbentuk dy/dx = g(x), kita amati bahwa y harus berupa suatu anti-
turunan dari g(x), yakni :
y = ∫g(x)dx y = x2 + C
3
(-1, 2 )
-2 -1 1 2
-1
-2
Gambar 1 Grafik.
Metode 2 Pikirkan dy/dx sebagai suatu hasil bagi dua diferensial. Ketika kedua ruas dari
dy/dx = 2x dikalikan dengan dx, diperoleh dy - 2x dx .
∫dy = ∫2x dx
y + C1 = x2 + C2
y = x2 + C2 – C1
y = x2 + C
Penyelesaian y = x + C mewakili keluarga kurva yang diperlihatkan pada Gambar 1. Dari keluarga ini,
kita harus memilih satu yang memenuhi y = 2 ketika x = -1; sehingga kita inginkan
2 = (-1)2 + C
dy
=2 xy + sin x
dx
y dy = ( x3 + 1 ) dx
d2 y dx
+ 3 −2 xy=0
dx 2 dy
Pemisahan Variabel ( persamaan diferensial )
dy x +3 x 2
=
dx y2
Y2dy = ( x + 3x2 ) dx
dy x +3 x 2
=
dx y2
Kemudian cari penyelesaian yang memenuhi y = 6 ketika x = 0.
y2dy = (x + 3x2)dx
jadi
∫y2 dy = ∫(x+3x2)dx
y3 X2
+C 1= + x 3+C 2
3 2
3 x2
y 3= + 3 x 3+( 3C 2−3 C 1)
2
3x 2
¿ +3 x 3+C
2
3 x2
y=
√ 2
+ 3 x 3+C
3
6=√ C
216 = C
Jadi,
3 x2
y=
√
3
2
+ 3 x 2+216
Masalah benda-jatuh.
CONTOH 3
Dekat permukaan bumi, percepatan benda jatuh karena gravitasi adalah 32 feet per
detik. dengan mengasumsikan bahwa tahanan udara diabaikan. Jika suatu benda
dilempar ke atas dari suatu ketinggian 1000 feet dengan kecepatan 50 feet per detik, cari kecepatan dan
tingginya 4 detik kemudian.
v = -32t + 50
Akhirnya pada t = 4,
v = -32(4)+50 = -78 feet per detik
s = -16(4)2 + 50(4) + 1000 = 944 feet
Kita perhatikan bahwa jika V = V0 dan S = S0 pada t = 0, prosedur pada Contoh 3 menuju ke rumus-
rumus benda-jatuh yang terkenal:
a = -32
v = -32t + V0
S = -16t2 + V0 + S0
Percepatan suatu benda yang bergerak sepanjang suatu garis koordinat diberikan
CONTOH 4
oleh a(t) = (2t + 3)-3 dalam meter per detik per detik. Jika kecepatan pada saat t = 0
adalah 4 meter per detik, carilah kecepatan 2 detik kemudian.
PENYELESAIAN Kita mulai dengan persamaan diferensial yang diperlihatkan baris pertama di bawah.
Untuk melakukan integrasi dalam baris kedua penyelesaian, kita perkalikan dan bagi oleh 2, sehingga
mempersiapkan integral untuk Aturan Pangkat yang Digeneralisir.
dy
= (2t + 3)-3
dt
1
v = ∫(2t + 3)-3 dt = ∫(2t + 3)-32 dt
2
1 ( 2t +3 )−3 1
= +C = - +C
2 2 4 ( 2 t+ 3 ) 2
145
Yang memberikan C = . Sehingga,
36
1 145
v= +
4 ( 2 t+3 ) 2 36
Pada t = 2
−1 145
v= + ≈ 4.023 meter per detik.
4 ( 49 ) 36
Jadi
dv R2
m =¿ −mg
ds S2
v dv = -gR2s-2 ds
∫v dv = -gR2 ∫s-2 ds
v 2 gR 2
= +C
2 s
1
Sekarang v = V0 ketika s = R, sehingga C = V 0 2– gR. Akibatnya
2
2 gR 2
V2 = +V 0 2 – 2 gR
s
Akhirnya karena, 2gR2/s menjadi kecil dengan bertambah besarnya s, kita lihat bahwa v tetap positif jika
V0≥ √ 2 gR .
Tes Konsep
Jawablah dengan benar atau salah setiap pertanyaan berikut. Berikan alasan atas jawaban anda.
1. Sebuah fungsi kontinu yang didefinisikan pada sebuah interval tertutup harus mencapai nilai
maksimum pada interval tersebut.
Jawaban : BENAR
Karna sebuah interval tertutup harus mencapai nilai maksimal karna perubahan kecil dalam
masukannya berakibat perubahan kecil pula pada keluaran. Bila tidak demikian, fungsi dikatakan
diskontinu.
2. Jika sebuah fungsi didefinisikan f mencapai maksimum pada sebuah titik sebelah titik dalam c
Dari daerah asalnya, maka f’(c) =0
Jawaban SALAH
Karna jika f’(c) =0 maka salah satu dari syarat ini tidak dipenuhi, maka f diskontinu di c
3. Adalah mungkin untuk sebuah fungsi mempunyai takberhinga banyaknya titik kritis.
Jawaban SALAH
Karna titik kritis adalah mencari nilai maksimum dan nilai terkecil untuk dijadikan nilai titik
kritis maksimum
4. Sebuah fungsi kontinu yang naik pada (−∞ , ∞ ¿harus terdiferensikan dimana-mana.
Jawaban SALAH
Karena kontinu di titik selain x = 0 dan fungsi sinus kontinu di semua titik di domain sehinga
fungsi kontinu dibilang riil kecuali x = 0.
5. Jika f(x) = 3x6 + 4x4 + 2x2 , maka grafik f cekung ke atas pada seluruh garis real.
Jawaban BENAR
Karna nilai-nilai tersebut harus digunakan bersama dengan titik-titik yang menyebabkan f(x)
6. Jika f sebuah fungsi menaik yang terdifernsial pada interval I, maka f’(x)>0 untuk semua x
dalam I.
Jawaban BENAR
Jika f’(x)>0 untuk semua x yang berada pada interval I, maka f naik pada I
10. Jika f’(c) > 0 untuk semua x dalam [a,b], maka f mencapai nilai maksimum pada [a,b] di b.
Jawaban SALAH
f adalah fungsi yang kontinu pada selang tutup [a, b] dan terdiferensialkan pada selang buka (a,
b)
11. Fungsi y = tan2x tidak mempunyai nilai minimum.
Jawaban SALAH
Fungsi y = tan2x memiliki nilai minimum dan maksimum, cara menentukannya dapat
mengunakan metode grafik dan rumus
13. Fungsi y = 2x3 + x + tan x tidak mempunyai nilai maksimum atau minimum.
Jawaban SALAH
Fungsi y = 2x3 + x + tan x memiliki nilai minimum dan maksimum, cara menentukannya dapat
mengunakan metode grafik dan rumus
x 2+1
15. Grafik dari y = mempunyai asimtotdatar y = -1.
1−x 2
Jawaban BENAR
Karna fungsinya memiliki satu asimotot vartikel
3 x 2 + x 2+ sin x
16. Grafik dari y = mempunyai asimotot miring y = 3x + 2.
x
Jawaban BENAR
Asimtot tegak syarat penyebut jadi asimtot tegaknya y = 3x + 2.
17. Fungsi f(x) = √ x memenuhi hipotesis teorema nilai rataan pada [0, 2].
Jawaban BENAR
Mencari nilai turunan dari fungsi f(x) sedemikian sehinga f(x) = √ x
18. Fungsi f(x) = memenuhi hipotesis teorema nilai rataan pada [-1, 1].
Jawaban BENAR
Mencari nilai turunan dari fungsi f(x) sedemikian sehinga [-1, 1].
19. Pada interval [-1, 1], hanya akan terdapat satu titik dengan garis singgung pada y = x3 adalah
sejarah dengan tali busur.
Jawaban BENAR
Karna persamaan garis singing kurva y = x3 di titik [-1, 1]
20. Jika f’ (x) = 0 untuk semua x dalam (a, b), maka f adalah konstanta pada interval ini.
Jawaban BENAR
f’ (x) = 0 adalah fungsi yang kontinu pada selang tutup (a, b) dan terdiferensialkan pada selang
buka f
21. Jika f’(c) = f’’(c) = 0, maka f(c) bukan nilai maksimum ataupun minimum.
Jawaban SALAH
Fungsi f’(c) = f’’(c) = 0 memiliki nilai minimum dan maksimum, cara menentukannya dapat
mengunakan metode grafik dan rumus
23. Di antara segiempat dengan luas tetap K, yang kelilingnya maksimum adalah segiempat.
Jawaban BENAR
Karna segi empat terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain persegi, persegi panjang,
jajargenjang, belah ketupat, laying-layang dan trapezium.
24. Jika grafik sebuah fungsi yang terdiferensiasikan memotong sumbu-x di tiga empat, maka fungsi
tersebut harus harus mempunyai paling sedikit dua titik dengan garis singgung di titik tersebut
adalah mendatar.
Jawaban BENAR
Keempat sudutnya berjumlah 360° memiliki dua buah sisi diagonal
28. Jika f’(x) ≤ 2 untuk semua x pada interval [0, 3] dan f(0) = maka f(3) < 4.
Jawaban BENAR
Karna dengan mengunakan rumus f’(x) ≤ 2 pada interval [0, 3] dan f(0) = maka menghasilkan
f(3) < 4.
29. Jika f sebuah fungsi terdiferensiasikan, maka f tidak-menurun pada (a, b) jika dan hanya jika
f’(x) ≥ 0 pada (a, b).
Jawaban BENAR
Karna f’(x) ≥ 0 turunan dari (a, b).
30. Dua fungsi terdiferensiasikan mempunyai turunan sama pada (a, b) jika dan hanya jika dibedakan
oleh sebuah konstanta pada (a, b).
Jawaban SALAH
Karna rumus dari turunan konstanta f’(x) ≥ 0
31. Jika f”(x) > 0 untuk semua x, maka grafik y = f(x) tidak dapat mempunyai sebuah asimtot
datar.
Jawaban SALAH
Karna fungsinya memiliki satu asimotot vartikel
33. Fungsi kubik f(x) = ax3 + cx + d, a ≠ 0 dapat mempunyai paling banyak satu nilai maksimum
local pada interval terbuka manapun.
Jawaban BENAR
Karna nilai maksimum local pada interval terbuka f(x) = ax3 + cx + d, a ≠ 0
34. Fungsi linear f(x) = ax + b, a ≠ 0 tidak mempunyai nilai minimum pada interval terbuka
maupun.
Jawaban BENAR
Fungsi f(x) = ax + b, a ≠ 0 memiliki nilai minimum dan maksimum, cara menentukannya dapat
mengunakan metode grafik dan rumus
35. Jika f kontinu pada [a, b] dan f(a)f(b) < 0, maka f(x) = 0 mempunyai akar antara a dan b.
Jawaban BENAR
Karna kuadrat f(a)f(b) < 0 dan f(x) = 0 dan membentuk aritmatika
36. Salah satu kebaikan metode bagi-dua adalah kokonvergenannya yang cepat
Jawaban BENAR
Karna suatu metode yang digunakan untuk menentukan akar suatu fungsi
37. Metode newton akan menghasilkan barisan konvergen untuk fungsi f(x) = x1/3.
Jawaban BENAR
Karna fungsi dari f(x) = x1/3. Menghasilkan barisan konvergen
38. Jika metode newton gagal konvergen untuk satu nilai pemulai, maka akan gagal konvergen untuk
setiap nilai awal.
Jawaban BENAR
Fungsi tersebut hanya memiliki satu membuat bentuk rumus iterasinya
39. Jika g kontinu pada [a,b] dan jika a < g(a) < g(b) < b, maka g mempunyai sebuah titik tetap
diantara a dan b.
Jawaban BENAR
Kontinu pada a < g(a) < g(b) < b mempunyai titik tetap pada [a,b] dan a dan b
40. Salah satu kebaikan metode bagi-dua adalah bahwa dia selalu konvergen.
Jawaban BENAR
Karna metode bagi dua mentukan akar dengan metode bagi dua
❑
42. ∫ [ f ( x ) g' ( x ) + g ( x ) f ' ( c ) ] dx=f ( x ) g ( x ) +c
❑
Jawaban BENAR
❑
' '
Karna ∫ [ f ( x ) g ( x ) + g ( x ) f ( c ) ] dx menghasilkan f ( x ) g ( x ) +c
❑
43. Jika y = cos x adalah penyelesaian terhadap persamaan diferensial (dy|dx)2 = 1 – y2.
Jawaban BENAR
y = cos x Maka menghasilkan sebuah hasil (dy|dx)2 = 1 – y2.
45. Jika turunan kedua dari dua fungsi adalah sama, maka fungsi-fungsi tersebut dibedakan paling
banyak oleh suatu konstanta.
Jawaban BENAR
Konstanta dimana integral suatu fungsi yaitu himpunan semua antiderivatif fungsi itu
❑
46. ∫ f ( x ) dx=f ( x ) untuk semua fungsi terdiferensiasi f.
❑
Jawaban BENAR
❑
Karna ∫ f ( x ) dx=f ( x ) menghasilkan terdiferensiasi f dari fungsi tersebut
❑
47. Jika s = -16t2 + v0t merupakan ketinggian pada saat t dari sebuah bola yang dilemparkan lurus
ke atas dari permukaan buni, maka bola itu akan membentur tanah dengan kecepatan –v0.
Jawaban BENAR
Gerak suatu benda yang dilempar lurus ke atas dengan kecepatan awal s = -16t2 + v0t karna
mepengaruhi ke tanah kecepatan –v0.
Dua masalah, keduanya dari geometri, memunculkan dua pemikiran terpenting kalkulus. Masalah
pencarian garis singgung membawa kita kepada turunan. Masalah pencaarian luas akan membawa kita
kepada integral tentu. Kita mulai dengan mendefinisikan luas segi empat sebagai panjang kali lebar, dan
dari sini kita turunkan rumus-rumus untuk jajar genjang, segitiga dan sembarang poligon.
Notasi Sigma
Pendekatan kita untuk mencari luas daerah melengkung R akan melibatkan langkah-langkah
berikut:
1. Aproksimasikan daera R oleh n segiempat dengan n segiempat yang diambil bersama-sama
mengandung R, polygon luar, atau terkandung didalam R, menghasilkan polygon dalam.
2. Carilah luas masing-masing segiempat .
3. Jumlahkan luas n segiempat itu
4. Ambil lumit ketika n tak terhingga.
Beberapa Rumus Jumlah Khusus
Ketika pencarian luas daerah kita akan sering untuk meninjau jumlah n bilangan positif yang
pertama, selain itu jumlah kuadrat-kuadratnya, pangkat tiganya dan seterusnya. Terdapat rumus-rumus
yang manis untuk ini
Luas menurut poligon-poligon dalam
Pada tahun 1826-1866 Georg fredrich Bernhard Riemann yang memberikan kita definisi modern
dalam perumusan defenisi ini, kita dituntun oleh gagasan yang dibahas dalam subbab sebelumnyya
.Gagasan pertama adalah jumlah Rieman.
Contoh Rieman : Hitung jumlah Riemann R untuk f(x) = (x + 1)(x – 2)(x – 4) = X3 – 5x2 + 2x + 8
pada interval [0 , 5] dengan menggunakan partisi p dengan titik-titk partisi 0 < 1,1 < 2 < 3,2 < 4 < 5 dan
titik-titik sampel yang berpadanan X1 = 0,5; X2 = 1,5; X3 = 2,5; X4 =3,6; dan X5 =5
Penyelesai
5
Rp = ∑ f ( x́ ) ∆ x i
i=1
=f ( x́ ) ∆ x i + f ( x 2) ∆ x 2+ f ( x 3 ¿ ∆ x 3+ f ( x 4) ∆ x 4 + f ¿ ¿) ∆ x 5
=23,9698
Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan pada interval tertutup [a,b] jika
n
lim 0
||p||−0 i ) ∆ xi
∑ f ( x−¿¿
i=1
a
Maka, kita katakana f adalah terintegrasi pada [a, b] lebih lanjut ∫ f (x)dx, disebut integral tentu (atau
b
integral Riemann) f dari a ke b kemudian diberikan oleh
b n
∫ f (x)dx =||plim ¿
||−¿0 ¿ ∑
f ( x i)∆ x i
a i=1
Maka penting sekali untuk menyatakan dengan tepat bagaimana integral tentu berkaitan dengan luas
b
daerah, secara umum ∫ f (x)dx, menyatakan luas bertanda daerah yang terkurung diantara kurva y =f(x)
a
dan sumbu x dalam interval [a, b] yang berarti bahwa tanda positif dikaitkan untuk luas bagian-bagian
yang berada di atas sumbu x dalam Lambang,
b
Makna perkataan limit dalam definisi tentang integral tentu lebih umum ketimbang pengguna sebelumnya
dan oleh karenanya perlu dijelaskan dengan menggunakan identitas dengan rumus :
n
lim ¿
||p||−¿0 ¿ ∑ f ( x i) ∆ x i = L
i=1
Berarti bahwa, berpadanan setiap ε > 0 , maka terdapat suatu δ >0 sedemikian rupa sehingga terbentu
rumus sebagai berikut :
n
∑ f ( x i)∆ x i−L
i=1
Partisi yang berhubungan adalah lebih kecil dari δ . Dalam kasus ini, kita katakan bahwa limit yang
b
ditunjukan itu ada dan bernilai L,dan kembali ke lambang ∫ f ( x ) dx , kita boleh menyebut a titik ujung
a
bawah sedangkan b titik ujung atas untuk integral. Tetapi kebanyakan penulis memakai istilah limit
bawah integrasi dan limit atas integrasi.
b
Dalam definisi , ∫ f ( x ) dx ,maka secara implicit kita mengasumsi bahwa a < b maka kita hilangkan
a
batasan itu dengan definisi-definisi beriku
∫ f ( x ) dx=0
b
b a
∫ f ( x ) dx=−∫ f ( x ) dx , a>b
a b
2 2 2
3 3 3
Jadi ∫ x dx=0 ,−∫ x dx=−∫ x dx
2 6 6
Akhirnya kita tunjukan bahwa x adalah variabel boneka (dummy variabel) dalam lambang.
b
∫ f ( x ) dx=¿ ¿ dengan ini kita maksudkan bahwa x dapat diganti oleh sebarang huruf lain (tentu
a
saja,asalkan diganti disetiap tempat kemunculannya jadi rumusnya sebagai berikut :
b a b
∫ f ( x ) dx=¿ ∫ f ( t ) dt=∫ f ( u ) du ¿
a b a
Teorema A : sebagai konsekuesi dari teorema ini, fungsi-fungsi berikut dapat terintegrasi pada setiap
interval tertutup [a ,b]
1) Fungsi polynomial
2) Fungsi sinus dan kosinus
3) Fungsi rasional, asalkan [a , b] tidak mengandung titik-titik yang mengakibatkan penyebut adalah
0
Perhitungan integral tentu : dengan cara mengetahui bahwa suatu fungsi adalah terintegrasi kita bisa
menhitung integral dengan menggunakan suatu partisi berarturan (interval bagian sama panjang ) dan
dengan mengambil titik sampel x i dalam cara yang mudah contoh sebagai berikut:
3
CONTOH Hitung ∫ ( x +3 ) dx
−2
Penyelesaian partisikan interval [-2,3] menjadi n interval –bagian yang sama masing-masing dengan
panjang ∆ x=5 /n=5/nam tiap interval [ x i−1 , xi ] gunakan x́ = x 1 sebagai titip sampel.
x 0= -2
5
x 1= -2 + ∆ x=−2+
n
x 2=-2 + i∆ x=−2+ 2¿ )
x i =-2 +i ∆ x=−2+i ¿ )
x n = -2 + n ∆ x=−2+ n ( 5n )=3
Jadi, f ( x i) = x i + 3 = 1 + i (5/n), sehingga
n n
∑ f ( x i ¿ )∆ x i=∑ f (x 1 ¿ )∆ x i ¿ ¿
i=1 i=1
n
5 5
= ∑ (1+i[ ¿ ]) ¿
i=1 n n
n n
5 25
= ∑ 1+ 2 ∑ i
n i=1 n i=1
5 25 n ( n+ 1 )
= ( n )+
n n2 [ 2 ]
(rumus jumlah khusus 1)
Karena p adalah salah satu partisi beraturan , || p || 0 setara dengan n ∞ kita simpulkan bahwa
3
∫ ( x +3 ) dx=lim ¿¿ ∆ x i
−2 ¿¿
3
25 1
∫ ( x +3 ) dx=lim
n−∞
[5+ ¿ ¿( 1+ )]¿ ¿
2 n
−2
35
=
2
c b c
∫ f ( x ) dx=∫ f ( x ) dx +∫ f ( x ) dx
a a b
Keceptan dan posis umumnya posisi yang mungkin positif atau negative adalah sama dengan integral
tentu dari fungsi kecepatan yang mungkin positif atau negative .secara lebih spesifik jika v(t) adalah
kecepatan sebuah benda pada waktu t dengan t ≥ 0, dan jika benda berada pada posisi 0 pada waktu 0,
a
maka posisi benda pada waktu a adalah ∫ v ( t ) dt
0
CONTOH : sebuah benda berada di titik asal pada waktu t = 0 mempunyai kecepatan , yang diukur
dalam meter per detik
2, jika 40 < t ≤ 60
Gambar kurva v
Teorema ini mengatakan bahwa suatu bilangan bulat difaktorkan sebagai hasil kali dari bilangan-
bilangan prima. Teorema dasar mengatakan bahwa satu polynomial berderajat n tepat mempunyai n akar,
termasuk akar bilangan kompleks dan bilangan yang berulang. Teorema apapun yang bernama “Teorema
Dasar” harus di kaji dengan seksama dan kemudian harus terus-menerus diingat.
Kalkulus adalah studi tentang limit, dan dua limit terpenting yang telah anda pelajari adalah
turunan dan integral tentu. Turunan fungsi f adalah :
Karena kecepatan adalah positif untuk semua t ≥ 0, jarak yang di tempuh selama waktu t sama dengan
posisi benda pada waktu t. Jika kecepatan negatif untuk suatu nilai t, maka benda akan bergerak mundur
pada waktu t ; dalam kasus demikian, jarak yang ditempuh akan tidak sama dengan posisi. Kita dapat
menggunakan penalaran yang sama untuk mencari bahwa jarak s yang di tempuh sejak waktu t = 0
sampai waktu t = x adalah ;
1 2
Selanjutnya, didefinisikan A(x) berupa luas di grafik y = t+ di atas sumbu-t, dan di antara garis
3 3
tegak t = 1 dan t = x ≥ 1 Fungsi ini disebut fungsi akumulasi karena dia mengakumulasikan kuas di
bawah kurva mulai dari suatu nilai tetap, sampai suatu nilai variable.
Teorema A (Teorema dasar kalkulus pertama)
Teorema B
CONTOH 2
CONTOH 3
CONTOH 4
4.4 Teorema Dasar Kalkulus dan Metode Subsitusi
Teorema dasar kalkulus pertama yang memberikan hubungan balikan (inversi) antara integral tentu dan
turunan. Walaupun belum terlihat, hubungan ini memberi kita alat ampuh untuk perhitungan integral
tentu. Alat ini disebut teorema dasar kalkulus kedua, dan kita akan menggunakannya jauh lebih sering
dari pada teorema dasar kalkulus pertama.
Misalkan f adalah sebuah fungsi bernilai real yang kontinu, didefinisikan pada interval tertutup [a, b]. Misalkan
juga F adalah antiturunan dari f, yakni salah satu dari fungsi-fungsi yang tak terhingga banyaknya yang untuk
semua x pada [a, b],
Maka
Teorema Dasar Kalkulus Kedua penting dalam menyediakan alat ampuh untuk perhitungan integral tentu.
Tetapi perannya yang paling penting adalah sebagai penghubung antara diferensiasi dan integrasi, antara
turunan dan integral. Hubungan ini dapat lebih jelas terlihat ketika kita menuliskan kembali kesimpulan
untuk teorema dengan f(x) digantikan oleh g’(x),
Buktinya adalah sebagai berikut. TDK I telah memberi tahu kita bahwa
merupakan anti-turunan dari f(x) pada [a, b], yakni G’(x) = f(x) untuk setiap x ∈ [a, b]. Akibatnya, kita
mempunyai G’(x) − F’(x) = 0 untuk setiap x ∈ [a, b]. Menurut Teorema Nilai Rata-Rata (untuk turunan),
hal tersebut hanya mungkin terjadi apabila G(x) − F(x) = C (konstan) untuk setiap x ∈ [a, b]. Jadi, kita
peroleh
untuk setiap x ∈ [a, b]. Dengan mensubstitusikan x = a, kita mempunyai F(a) + C = 0 (karena integral
pada [a, a] mestilah sama dengan 0). Jadi C = −F(a), dan kesamaan di atas menjadi
Catatan: Teorema Nilai Rata-Rata untuk turunan menyatakan jika f kontinu pada [a, b] dan mempunyai
turunan pada (a, b), maka terdapat c ∈ (a, b) sedemikian sehingga f’(c) = [f(b) – f(a)]/(b – a).
Contoh soal
Teorema B Aturan Subsitusi Untuk Integral Tak-tentu
Bukti: Memperlihatkan bahwa anti-turunan dari luas kanan merupakan integral dari luas kiri ini adalah
penerapan sederhana Aturan Rantai.
Contoh :
Teorema C Aturan Subsitusi Untuk Integral Tentu
Misalkan g mempunyai turunan kontinu pada [a,b], dan misalkan f kontinu pada daerah
nilai g. maka,
Di mana u = g(x)