Anda di halaman 1dari 36

Nama: yudha putra pratama

Nim :17.01.071.127

RANGKUMAN MATERI KALKULUS II

3.8 Anti Turunan


Matematika memiliki banyak pasangan operasi balikan,: penambahan dan pengurangan, perkalian
dan pembagian, serta pemangkatan dan penarikan akar. Dalam masing-masing kasus, operasi
yang kedua menghapuskan yan pertama, dan sebaliknya. Salah satu ketertaarikan kita dalam
operasi balikan adalah kegunaannya dalam menyelesaikan persamaan. Misalnya, memecahkan
X3=8 Melibatkan penarikan akar.

DEFINISI
Kita sebut F suatu anti-turunan f pada interfal I jika D xF(x)= f(X) pada I, yakni jika F’(x)=
f(x) untuk semua X dalam I

Contoh soal: Carilah anti-turunan umun dari f(x) = x2 pada (-∞,∞).


Penyelesaian: fungsi F(X)=x3 tidak akan berhasil karena turunannya adalah 3x3 . tetapi ini
menyarankan F(x)= 1/3 x3 , yang memenuhi F’(x) = 1/3-3 x3= x2. Karenanya, anti-turunan umum
adalah 1/3 x3 + C.
Notasi Untuk Anti-Turunan:

DX∫ f(x) dx = f(x) dan ∫ DX f(x) dx = f(x) + C

Pembuktian Aturan Anti-turunan:

Untuk mendapatkan hasil dari bentuk


∫ f(x) dx = f(x) + C
Kita harus memeperhatikan bahwa
DX [F(x) + C] = f(x)
 Teorema A: Aturan Pangkat

Jika r adalah sebarang bilangan rasional kecuali -1,


x r+1
maka ∫ x’ dx = +C
r +1
Contoh: carilah anti-turunan yang umum dari f(x) = x4/3.
7
x /3
+C 3 7/3
Penyelesaian: ∫ x4/3 dx = 7 = x +C
7
3

 Teorema B

∫ sin x dx = -cos x + C dan ∫ cos x dx = sin x + C


 Teorema C, Integral Tak-Tentu Adalah Operator Linear

Misalkan f dan g mempunyai anti-turunan (integral tak-


tentu) dan misalkan k suatu konstanta maka,
(i) ∫ kf(x) dx = k∫ f(x) dx;
(ii) ∫ [f(x)+g(x)]dx = ∫ f(x)dx+∫g(x) dx;
(iii) ∫ [f(x) –(i)g(x)
Bukti: untuk memperhatikan dandx = ∫cukup
(ii), f(x) dx-∫g(x) dx.
mendiferensiasi ruas
kanan dan amati bahwa kita memperoleh integran dari ruas kiri.

DX [k∫ f(x)dx]= kDX ∫ f(x) dx = kf (x)


DX [∫ f(x)dx + ∫ g(x) dx]= DX ∫ f(x) dx + Dx∫ g(x) dx
= f(x) + g(x)
 Teorema D, Aturan Pangkat yang Digeneralisir

Misalkan g suatu fungsi yang dapat didiferensiasi dan r


suatu bilangan rasional yang bukan -1, maka:

[ g ( x ) ]r +1
∫ [g(x)]r g’(x) dx = +C
r +1
Contoh: ∫ (x3 + 6x)5 (6x2 + 12)dx

Penyelesaian: Misalkan u = x3 + 6x, maka du = (3x2 + 6)dx. Sehingga,

(6x2 + 12) dx = 2(3x2 + 6) dx = 2 du, dengan demikian

∫ (x3 + 6x)5 (6x2 + 12)dx = ∫ u5 2 du

= 2 ∫ u5 du

u6
=2[ +C ]
6

u6
= +2 c
3
6
=
( x 3+ 6 x )
+k
3

Dua hal yang harus diperhatikan mengenai penyelesaian kita. Pertama, kenyataan
bahwa (6x2 + 12)dx adalah 2du bukannya du tidak menimbulkan kesukaran;
factor 2 dapat dipindahkan ke depan tanda integral karena kelinearan. Kedua, kita
berakhir dengan sebarang konstanta 2c. ini maih tetap sebarang konstanta; kita
sebut sebagai K.
3.9 Pendahuluan Persamaan Diferensial

Mengintegrasi (menganti-diferensiasi) suatu fungsi f untuk memperoleh suatu fungsi baru F. Kita
tuliskan

∫ f(x) dx = F(x) +C

dan menurut definisi ini adalah benar asalkan F'(x) = f(x). Dalam bahasa turunan F'(x) = f(x) setara
dengan dF(x) = f(x) dx dalam bahasa diferensial (Subbab 2.9). Sehingga kita dapat memandang rumus
dalam kotak sebagai mengatakan.

∫ dF(x) = F(x) +C

Dari segi ini, kita mengintegrasi diferensial, yaitu suatu fungsi untuk memperoleh fungsi tersebut (tambah
suatu konstanta).

Cari persamaan-xy dari kurva yang melalui (-1, 2) dan yang kemiringannya pada
CONTOH 1
setiap titik pada kurva itu sama dengan dua kali absis titik itu.

PENYELESAIAN Syarat yang harus berlaku di setiap titik (x, y) pada kurva adalah

dy
=2 x
dx

Kita mencari suatu fungsi y = f(x) yang memenuhi persamaan ini dan syarat tambahan bahwa y = 2,
ketika x = -1. Terdapat saran untuk memperhatikan masalah ini, dalam berbagai metode, yaitu :
Metode 1 Ketika persamaan berbentuk dy/dx = g(x), kita amati bahwa y harus berupa suatu anti-
turunan dari g(x), yakni :

y = ∫g(x)dx y = x2 + C

Dalam kasus kita


c = 2, 1, 0, -1, -2
y = ∫ 2x dx = x2 + C
4

3
(-1, 2 )

-2 -1 1 2
-1

-2
Gambar 1 Grafik.

Metode 2 Pikirkan dy/dx sebagai suatu hasil bagi dua diferensial. Ketika kedua ruas dari
dy/dx = 2x dikalikan dengan dx, diperoleh dy - 2x dx .

Selanjutnya kedua ruas diintegralkan dan disederhanakan,

∫dy = ∫2x dx

y + C1 = x2 + C2

y = x2 + C2 – C1

y = x2 + C
Penyelesaian y = x + C mewakili keluarga kurva yang diperlihatkan pada Gambar 1. Dari keluarga ini,
kita harus memilih satu yang memenuhi y = 2 ketika x = -1; sehingga kita inginkan

2 = (-1)2 + C

Kita simpulkan bahwa C = 1 dan karena itu y = x2 + 1.

Persamaan dy/dx = 2x dan dy = 2x dx disebut persamaan diferensial. Contoh-contoh lain adalah

dy
=2 xy + sin x
dx
y dy = ( x3 + 1 ) dx

d2 y dx
+ 3 −2 xy=0
dx 2 dy
Pemisahan Variabel ( persamaan diferensial )

dy x +3 x 2
=
dx y2

Jika kedua ruas kita kalikan dengan y2 dx, kita peroleh

Y2dy = ( x + 3x2 ) dx

CONTOH 2 Selesaikan persamaan diferensial

dy x +3 x 2
=
dx y2
Kemudian cari penyelesaian yang memenuhi y = 6 ketika x = 0.

PENYELESAIAN Persamaan yang diberikan setara dengan

y2dy = (x + 3x2)dx

jadi
∫y2 dy = ∫(x+3x2)dx
y3 X2
+C 1= + x 3+C 2
3 2

3 x2
y 3= + 3 x 3+( 3C 2−3 C 1)
2

3x 2
¿ +3 x 3+C
2

3 x2
y=
√ 2
+ 3 x 3+C

Untuk mrnghitung konstanta C, kita gunakan syarat y = 6 ketika x = 0. Ini memberikan

3
6=√ C
216 = C
Jadi,
3 x2
y=

3

2
+ 3 x 2+216

Masalah benda-jatuh.
CONTOH 3
Dekat permukaan bumi, percepatan benda jatuh karena gravitasi adalah 32 feet per
detik. dengan mengasumsikan bahwa tahanan udara diabaikan. Jika suatu benda
dilempar ke atas dari suatu ketinggian 1000 feet dengan kecepatan 50 feet per detik, cari kecepatan dan
tingginya 4 detik kemudian.

PENYELESAIAN Asumsikan bahwa tinggi s diukur secara positif ke arah atas.


Maka mula-mula v = ds/dt adalah positif (s menaik), tetapi a = dv/dt adalah negatif (Tarikan gravitasi ke
arah bawah, jadi memperkecil v). Sehingga kita memulai analisis dengan persamaan diferensial dvidt =
-32, dengan syarat tambahan bahwa v = 50 dan s = 1000 pada saat t = 0. Baik Metode 1 (anti-diferensiasi
langsung) ataupun Metode 2 (pemisahan variabel) bekerja dengan baik.
dy
=−32
dt
v= ∫-32 dt = -32t + C
Karena v = 50 pada t = 0, kita temukan bahwa C = 50 sehingga

v = -32t + 50

Sekarang v = ds/dt, sehingga kita mempunyai persamaan diferensial kedua,


ds
=−32t +50
dt
Ketika kita integralkan, diperoleh
s = ∫(-32t + 50) dt
= -16t2 + 50t + K

Karena s = 1000 pada t = 0, K = 1000 dan

s = -16t2 + 50t + 1000

Akhirnya pada t = 4,
v = -32(4)+50 = -78 feet per detik
s = -16(4)2 + 50(4) + 1000 = 944 feet

Kita perhatikan bahwa jika V = V0 dan S = S0 pada t = 0, prosedur pada Contoh 3 menuju ke rumus-
rumus benda-jatuh yang terkenal:

a = -32
v = -32t + V0
S = -16t2 + V0 + S0

Percepatan suatu benda yang bergerak sepanjang suatu garis koordinat diberikan
CONTOH 4
oleh a(t) = (2t + 3)-3 dalam meter per detik per detik. Jika kecepatan pada saat t = 0
adalah 4 meter per detik, carilah kecepatan 2 detik kemudian.
PENYELESAIAN Kita mulai dengan persamaan diferensial yang diperlihatkan baris pertama di bawah.
Untuk melakukan integrasi dalam baris kedua penyelesaian, kita perkalikan dan bagi oleh 2, sehingga
mempersiapkan integral untuk Aturan Pangkat yang Digeneralisir.

dy
= (2t + 3)-3
dt

1
v = ∫(2t + 3)-3 dt = ∫(2t + 3)-32 dt
2

1 ( 2t +3 )−3 1
= +C = - +C
2 2 4 ( 2 t+ 3 ) 2

Karena v = 4 pada saat 1 = 0


1
4= - +C
4 (3 )2

145
Yang memberikan C = . Sehingga,
36
1 145
v= +
4 ( 2 t+3 ) 2 36
Pada t = 2
−1 145
v= + ≈ 4.023 meter per detik.
4 ( 49 ) 36

CONTOH 5 Kecepatan Lepas (Pilihan)


Tarikan gravitasi F oleh bumi pada suatu benda bermassa m pada jarak s dari pusat
bumi diberikan oleh F = -mgR2/s2, dengan -g (g = 32 feet per detik) adalah percepatan gravitasi pada
permukaan bumi dan R (R = 3960 mil) adalah jari-jari bumi. Perlihatkan bahwa suatu benda yang
diluncurkan ke atas dari bumi dengan kecepatan awal V 0 ≥ √ 2 gR ≈ 6,93 mil per detik tidak akan jatuh
lagi ke bumi. Dalam melakukan perhitunggan ini abaikan hambatan udara.
PENYELESAIAN Menurut Hukum Newton yang Kedua, F = ma; yakni
dv dv ds dv
F= m =¿ m ¿m v
dt ds dt ds

Jadi

dv R2
m =¿ −mg
ds S2

Dengan memisahkan variable memberikan

v dv = -gR2s-2 ds

∫v dv = -gR2 ∫s-2 ds

v 2 gR 2
= +C
2 s

1
Sekarang v = V0 ketika s = R, sehingga C = V 0 2– gR. Akibatnya
2

2 gR 2
V2 = +V 0 2 – 2 gR
s

Akhirnya karena, 2gR2/s menjadi kecil dengan bertambah besarnya s, kita lihat bahwa v tetap positif jika
V0≥ √ 2 gR .

3.10 Telaah Bab

Tes Konsep

Jawablah dengan benar atau salah setiap pertanyaan berikut. Berikan alasan atas jawaban anda.

1. Sebuah fungsi kontinu yang didefinisikan pada sebuah interval tertutup harus mencapai nilai
maksimum pada interval tersebut.
Jawaban : BENAR
Karna sebuah interval tertutup harus mencapai nilai maksimal karna perubahan kecil dalam
masukannya berakibat perubahan kecil pula pada keluaran. Bila tidak demikian, fungsi dikatakan
diskontinu.

2. Jika sebuah fungsi didefinisikan f mencapai maksimum pada sebuah titik sebelah titik dalam c
Dari daerah asalnya, maka f’(c) =0
Jawaban SALAH
Karna jika f’(c) =0 maka salah satu dari syarat ini tidak dipenuhi, maka f diskontinu di c

3. Adalah mungkin untuk sebuah fungsi mempunyai takberhinga banyaknya titik kritis.
Jawaban SALAH
Karna titik kritis adalah mencari nilai maksimum dan nilai terkecil untuk dijadikan nilai titik
kritis maksimum

4. Sebuah fungsi kontinu yang naik pada (−∞ , ∞ ¿harus terdiferensikan dimana-mana.
Jawaban SALAH
Karena kontinu di titik selain x = 0 dan fungsi sinus kontinu di semua titik di domain sehinga
fungsi kontinu dibilang riil kecuali x = 0.

5. Jika f(x) = 3x6 + 4x4 + 2x2 , maka grafik f cekung ke atas pada seluruh garis real.
Jawaban BENAR
Karna nilai-nilai tersebut harus digunakan bersama dengan titik-titik yang menyebabkan f(x)

6. Jika f sebuah fungsi menaik yang terdifernsial pada interval I, maka f’(x)>0 untuk semua x
dalam I.
Jawaban BENAR
Jika f’(x)>0 untuk semua x yang berada pada interval I, maka f naik pada I

7. Jika f’ (x) > 0 untuk semua x dalam I, maka f menaik pada I.


Jawaban BENAR
f’ (x) > 0 yang berada pada interval I maka f naik pada I

8. Jika f”(c) = 0 maka f mempunyai titik belok pada (c,f(c)).


Jawaban SALAH
Karena titik singular (x=c dimana f”(c) tidak ada), secara geometris terjadi patahan pada grafik f
di titik (c,f))

9. Fungsi kuadrat tidak mempunyai titik belok.


Jawaban SALAH
Dalam kalkulus turunan, titik belok adalah titik pada kurva di mana kurva berubah tanda dari
(dari positif menjadi negativf atau dari negative menjadi positif)

10. Jika f’(c) > 0 untuk semua x dalam [a,b], maka f mencapai nilai maksimum pada [a,b] di b.
Jawaban SALAH
f adalah fungsi yang kontinu pada selang tutup [a, b] dan terdiferensialkan pada selang buka (a,
b)
11. Fungsi y = tan2x tidak mempunyai nilai minimum.
Jawaban SALAH
Fungsi y = tan2x memiliki nilai minimum dan maksimum, cara menentukannya dapat
mengunakan metode grafik dan rumus

12. Fungsi y = 2x3 + x tidak mempunyai nilai maksimum.


Jawaban SALAH
Fungsi y = 2x3 + x memiliki nilai minimum dan maksimum, cara menentukannya dapat
mengunakan metode grafik dan rumus

13. Fungsi y = 2x3 + x + tan x tidak mempunyai nilai maksimum atau minimum.
Jawaban SALAH
Fungsi y = 2x3 + x + tan x memiliki nilai minimum dan maksimum, cara menentukannya dapat
mengunakan metode grafik dan rumus

x2 −x−6 ( x+2 )( x−3)


14. Grafik dari y = = mempunyai asimtot tegak di x = 3.
x−3 x−3
Jawaban BENAR
Asimtot tegak syarat penyebut jadi asimtot tegaknya x = 3.

x 2+1
15. Grafik dari y = mempunyai asimtotdatar y = -1.
1−x 2
Jawaban BENAR
Karna fungsinya memiliki satu asimotot vartikel

3 x 2 + x 2+ sin x
16. Grafik dari y = mempunyai asimotot miring y = 3x + 2.
x
Jawaban BENAR
Asimtot tegak syarat penyebut jadi asimtot tegaknya y = 3x + 2.

17. Fungsi f(x) = √ x memenuhi hipotesis teorema nilai rataan pada [0, 2].
Jawaban BENAR
Mencari nilai turunan dari fungsi f(x) sedemikian sehinga f(x) = √ x

18. Fungsi f(x) = memenuhi hipotesis teorema nilai rataan pada [-1, 1].
Jawaban BENAR
Mencari nilai turunan dari fungsi f(x) sedemikian sehinga [-1, 1].
19. Pada interval [-1, 1], hanya akan terdapat satu titik dengan garis singgung pada y = x3 adalah
sejarah dengan tali busur.
Jawaban BENAR
Karna persamaan garis singing kurva y = x3 di titik [-1, 1]

20. Jika f’ (x) = 0 untuk semua x dalam (a, b), maka f adalah konstanta pada interval ini.
Jawaban BENAR
f’ (x) = 0 adalah fungsi yang kontinu pada selang tutup (a, b) dan terdiferensialkan pada selang
buka f

21. Jika f’(c) = f’’(c) = 0, maka f(c) bukan nilai maksimum ataupun minimum.
Jawaban SALAH
Fungsi f’(c) = f’’(c) = 0 memiliki nilai minimum dan maksimum, cara menentukannya dapat
mengunakan metode grafik dan rumus

22. Grafik f = sin x mempunyai titik belok tak terhingga banyaknya.


Jawaban SALAH
Tidak ada titik pada grafik yang tidak memenuhi syarat, tidak ada titik balik

23. Di antara segiempat dengan luas tetap K, yang kelilingnya maksimum adalah segiempat.
Jawaban BENAR
Karna segi empat terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain persegi, persegi panjang,
jajargenjang, belah ketupat, laying-layang dan trapezium.

24. Jika grafik sebuah fungsi yang terdiferensiasikan memotong sumbu-x di tiga empat, maka fungsi
tersebut harus harus mempunyai paling sedikit dua titik dengan garis singgung di titik tersebut
adalah mendatar.
Jawaban BENAR
Keempat sudutnya berjumlah 360° memiliki dua buah sisi diagonal

25. Jumlah dua fungsi menaik adalah fungsi menaik.


Jawaban SALAH
Fungsi menaik ada satu f’(x)>0

26. Hasil kali dua fungsi menaik adalah fungsi menaik.


Jawaban BENAR
Karna dapat dikatakan sebagai hasil kali dua fungsi yaitu u(x) = x2 - x
27. Jika f’(0) = 0 dan f”(x)>0 untuk x ≥ 0, maka f menaik pada (0,∞).
Jawaban BENAR
Karna dapat dikatakan hasil dari f’(0) = 0 dan f”(x)>0

28. Jika f’(x) ≤ 2 untuk semua x pada interval [0, 3] dan f(0) = maka f(3) < 4.
Jawaban BENAR
Karna dengan mengunakan rumus f’(x) ≤ 2 pada interval [0, 3] dan f(0) = maka menghasilkan
f(3) < 4.

29. Jika f sebuah fungsi terdiferensiasikan, maka f tidak-menurun pada (a, b) jika dan hanya jika
f’(x) ≥ 0 pada (a, b).
Jawaban BENAR
Karna f’(x) ≥ 0 turunan dari (a, b).

30. Dua fungsi terdiferensiasikan mempunyai turunan sama pada (a, b) jika dan hanya jika dibedakan
oleh sebuah konstanta pada (a, b).
Jawaban SALAH
Karna rumus dari turunan konstanta f’(x) ≥ 0

31. Jika f”(x) > 0 untuk semua x, maka grafik y = f(x) tidak dapat mempunyai sebuah asimtot
datar.
Jawaban SALAH
Karna fungsinya memiliki satu asimotot vartikel

32. Nilai maksimum global selalu merupakan nilai maksimum local


Jawaban BENAR
Karna sama saja nilai maksimum global (jika ada) hanyalah yang terbesar diantara nilai-nilai
maksimum lokal

33. Fungsi kubik f(x) = ax3 + cx + d, a ≠ 0 dapat mempunyai paling banyak satu nilai maksimum
local pada interval terbuka manapun.
Jawaban BENAR
Karna nilai maksimum local pada interval terbuka f(x) = ax3 + cx + d, a ≠ 0

34. Fungsi linear f(x) = ax + b, a ≠ 0 tidak mempunyai nilai minimum pada interval terbuka
maupun.
Jawaban BENAR
Fungsi f(x) = ax + b, a ≠ 0 memiliki nilai minimum dan maksimum, cara menentukannya dapat
mengunakan metode grafik dan rumus

35. Jika f kontinu pada [a, b] dan f(a)f(b) < 0, maka f(x) = 0 mempunyai akar antara a dan b.
Jawaban BENAR
Karna kuadrat f(a)f(b) < 0 dan f(x) = 0 dan membentuk aritmatika

36. Salah satu kebaikan metode bagi-dua adalah kokonvergenannya yang cepat
Jawaban BENAR
Karna suatu metode yang digunakan untuk menentukan akar suatu fungsi

37. Metode newton akan menghasilkan barisan konvergen untuk fungsi f(x) = x1/3.
Jawaban BENAR
Karna fungsi dari f(x) = x1/3. Menghasilkan barisan konvergen

38. Jika metode newton gagal konvergen untuk satu nilai pemulai, maka akan gagal konvergen untuk
setiap nilai awal.
Jawaban BENAR
Fungsi tersebut hanya memiliki satu membuat bentuk rumus iterasinya

39. Jika g kontinu pada [a,b] dan jika a < g(a) < g(b) < b, maka g mempunyai sebuah titik tetap
diantara a dan b.
Jawaban BENAR
Kontinu pada a < g(a) < g(b) < b mempunyai titik tetap pada [a,b] dan a dan b

40. Salah satu kebaikan metode bagi-dua adalah bahwa dia selalu konvergen.
Jawaban BENAR
Karna metode bagi dua mentukan akar dengan metode bagi dua

41. Integral tak-tentu adalah operator linear.


Jawaban SALAH
Karna integral atau operato linear hanya perkaian dan pembagian


42. ∫ [ f ( x ) g' ( x ) + g ( x ) f ' ( c ) ] dx=f ( x ) g ( x ) +c

Jawaban BENAR

' '
Karna ∫ [ f ( x ) g ( x ) + g ( x ) f ( c ) ] dx menghasilkan f ( x ) g ( x ) +c

43. Jika y = cos x adalah penyelesaian terhadap persamaan diferensial (dy|dx)2 = 1 – y2.
Jawaban BENAR
y = cos x Maka menghasilkan sebuah hasil (dy|dx)2 = 1 – y2.

44. Semua fungsi yang merupakan anti-turunan haruslah mempunyai turunan.


Jawaban BENAR
Anti turunan hanya perlu berupa turunan satu sisi

45. Jika turunan kedua dari dua fungsi adalah sama, maka fungsi-fungsi tersebut dibedakan paling
banyak oleh suatu konstanta.
Jawaban BENAR
Konstanta dimana integral suatu fungsi yaitu himpunan semua antiderivatif fungsi itu


46. ∫ f ( x ) dx=f ( x ) untuk semua fungsi terdiferensiasi f.

Jawaban BENAR

Karna ∫ f ( x ) dx=f ( x ) menghasilkan terdiferensiasi f dari fungsi tersebut

47. Jika s = -16t2 + v0t merupakan ketinggian pada saat t dari sebuah bola yang dilemparkan lurus
ke atas dari permukaan buni, maka bola itu akan membentur tanah dengan kecepatan –v0.
Jawaban BENAR
Gerak suatu benda yang dilempar lurus ke atas dengan kecepatan awal s = -16t2 + v0t karna
mepengaruhi ke tanah kecepatan –v0.

4.1 Pendahuluan Luas

Dua masalah, keduanya dari geometri, memunculkan dua pemikiran terpenting kalkulus. Masalah
pencarian garis singgung membawa kita kepada turunan. Masalah pencaarian luas akan membawa kita
kepada integral tentu. Kita mulai dengan mendefinisikan luas segi empat sebagai panjang kali lebar, dan
dari sini kita turunkan rumus-rumus untuk jajar genjang, segitiga dan sembarang poligon.

Notasi Sigma

Pendekatan kita untuk mencari luas daerah melengkung R akan melibatkan langkah-langkah
berikut:
1. Aproksimasikan daera R oleh n segiempat dengan n segiempat yang diambil bersama-sama
mengandung R, polygon luar, atau terkandung didalam R, menghasilkan polygon dalam.
2. Carilah luas masing-masing segiempat .
3. Jumlahkan luas n segiempat itu
4. Ambil lumit ketika n tak terhingga.
Beberapa Rumus Jumlah Khusus

Ketika pencarian luas daerah kita akan sering untuk meninjau jumlah n bilangan positif yang
pertama, selain itu jumlah kuadrat-kuadratnya, pangkat tiganya dan seterusnya. Terdapat rumus-rumus
yang manis untuk ini
Luas menurut poligon-poligon dalam

Luas menurut poligon-poligon luar


4.2 Pendahuluan Integral Tentu

Pada tahun 1826-1866 Georg fredrich Bernhard Riemann yang memberikan kita definisi modern
dalam perumusan defenisi ini, kita dituntun oleh gagasan yang dibahas dalam subbab sebelumnyya
.Gagasan pertama adalah jumlah Rieman.

Contoh Rieman : Hitung jumlah Riemann R untuk f(x) = (x + 1)(x – 2)(x – 4) = X3 – 5x2 + 2x + 8
pada interval [0 , 5] dengan menggunakan partisi p dengan titik-titk partisi 0 < 1,1 < 2 < 3,2 < 4 < 5 dan
titik-titik sampel yang berpadanan X1 = 0,5; X2 = 1,5; X3 = 2,5; X4 =3,6; dan X5 =5

Penyelesai
5
Rp = ∑ f ( x́ ) ∆ x i
i=1

=f ( x́ ) ∆ x i + f ( x 2) ∆ x 2+ f ( x 3 ¿ ∆ x 3+ f ( x 4) ∆ x 4 + f ¿ ¿) ∆ x 5

= f (0,5)(1,1 – 0) + f(1,5)(2 -1,1) + f(2,5)(3,2 -2) + f (3,6)(4 -3,2) + f (5)(5 – 4)

=(7,875)(1,1) + (3,125,(0,9) + (-2,625)(1,2) + (-2,944)(0,8) + 18 (1)

=23,9698

DEFENISI INTEGRAL TENTU

Misalkan f suatu fungsi yang didefinisikan pada interval tertutup [a,b] jika
n
lim 0
||p||−0 i ) ∆ xi
∑ f ( x−¿¿
i=1
a
Maka, kita katakana f adalah terintegrasi pada [a, b] lebih lanjut ∫ f (x)dx, disebut integral tentu (atau
b
integral Riemann) f dari a ke b kemudian diberikan oleh
b n

∫ f (x)dx =||plim ¿
||−¿0 ¿ ∑
f ( x i)∆ x i
a i=1

Maka penting sekali untuk menyatakan dengan tepat bagaimana integral tentu berkaitan dengan luas
b
daerah, secara umum ∫ f (x)dx, menyatakan luas bertanda daerah yang terkurung diantara kurva y =f(x)
a
dan sumbu x dalam interval [a, b] yang berarti bahwa tanda positif dikaitkan untuk luas bagian-bagian
yang berada di atas sumbu x dalam Lambang,
b

∫ f (x)dx = Aatas − A bawah


a

Makna perkataan limit dalam definisi tentang integral tentu lebih umum ketimbang pengguna sebelumnya
dan oleh karenanya perlu dijelaskan dengan menggunakan identitas dengan rumus :

n
lim ¿
||p||−¿0 ¿ ∑ f ( x i) ∆ x i = L
i=1

Berarti bahwa, berpadanan setiap ε > 0 , maka terdapat suatu δ >0 sedemikian rupa sehingga terbentu
rumus sebagai berikut :
n

∑ f ( x i)∆ x i−L
i=1
Partisi yang berhubungan adalah lebih kecil dari δ . Dalam kasus ini, kita katakan bahwa limit yang
b
ditunjukan itu ada dan bernilai L,dan kembali ke lambang ∫ f ( x ) dx , kita boleh menyebut a titik ujung
a
bawah sedangkan b titik ujung atas untuk integral. Tetapi kebanyakan penulis memakai istilah limit
bawah integrasi dan limit atas integrasi.
b
Dalam definisi , ∫ f ( x ) dx ,maka secara implicit kita mengasumsi bahwa a < b maka kita hilangkan
a
batasan itu dengan definisi-definisi beriku

∫ f ( x ) dx=0
b

b a

∫ f ( x ) dx=−∫ f ( x ) dx , a>b
a b

2 2 2
3 3 3
Jadi ∫ x dx=0 ,−∫ x dx=−∫ x dx
2 6 6

Akhirnya kita tunjukan bahwa x adalah variabel boneka (dummy variabel) dalam lambang.
b

∫ f ( x ) dx=¿ ¿ dengan ini kita maksudkan bahwa x dapat diganti oleh sebarang huruf lain (tentu
a
saja,asalkan diganti disetiap tempat kemunculannya jadi rumusnya sebagai berikut :

b a b

∫ f ( x ) dx=¿ ∫ f ( t ) dt=∫ f ( u ) du ¿
a b a

Teorema A : sebagai konsekuesi dari teorema ini, fungsi-fungsi berikut dapat terintegrasi pada setiap
interval tertutup [a ,b]

1) Fungsi polynomial
2) Fungsi sinus dan kosinus
3) Fungsi rasional, asalkan [a , b] tidak mengandung titik-titik yang mengakibatkan penyebut adalah
0
Perhitungan integral tentu : dengan cara mengetahui bahwa suatu fungsi adalah terintegrasi kita bisa
menhitung integral dengan menggunakan suatu partisi berarturan (interval bagian sama panjang ) dan
dengan mengambil titik sampel x i dalam cara yang mudah contoh sebagai berikut:

3
CONTOH Hitung ∫ ( x +3 ) dx
−2

Penyelesaian partisikan interval [-2,3] menjadi n interval –bagian yang sama masing-masing dengan
panjang ∆ x=5 /n=5/nam tiap interval [ x i−1 , xi ] gunakan x́ = x 1 sebagai titip sampel.

x 0= -2

5
x 1= -2 + ∆ x=−2+
n

x 2=-2 + i∆ x=−2+ 2¿ )

x i =-2 +i ∆ x=−2+i ¿ )

x n = -2 + n ∆ x=−2+ n ( 5n )=3
Jadi, f ( x i) = x i + 3 = 1 + i (5/n), sehingga

n n

∑ f ( x i ¿ )∆ x i=∑ f (x 1 ¿ )∆ x i ¿ ¿
i=1 i=1

n
5 5
= ∑ (1+i[ ¿ ]) ¿
i=1 n n
n n
5 25
= ∑ 1+ 2 ∑ i
n i=1 n i=1

5 25 n ( n+ 1 )
= ( n )+
n n2 [ 2 ]
(rumus jumlah khusus 1)
Karena p adalah salah satu partisi beraturan , || p || 0 setara dengan n ∞ kita simpulkan bahwa
3

∫ ( x +3 ) dx=lim ¿¿ ∆ x i
−2 ¿¿

3
25 1
∫ ( x +3 ) dx=lim
n−∞
[5+ ¿ ¿( 1+ )]¿ ¿
2 n
−2

35
=
2

Teorema B sifat penambah interval

Jika f terintegrasi pada interval yang memuat titik a, b, dan c maka

c b c

∫ f ( x ) dx=∫ f ( x ) dx +∫ f ( x ) dx
a a b

Tidak peduli apapun urutan a, b, c.

Keceptan dan posis umumnya posisi yang mungkin positif atau negative adalah sama dengan integral
tentu dari fungsi kecepatan yang mungkin positif atau negative .secara lebih spesifik jika v(t) adalah
kecepatan sebuah benda pada waktu t dengan t ≥ 0, dan jika benda berada pada posisi 0 pada waktu 0,
a
maka posisi benda pada waktu a adalah ∫ v ( t ) dt
0

CONTOH : sebuah benda berada di titik asal pada waktu t = 0 mempunyai kecepatan , yang diukur
dalam meter per detik

V(t) ={t /20 jika 0 ≤ t ≤ 40

2, jika 40 < t ≤ 60

5 – t/20 jika t > 60


Sketsakan kurva kecepatan.nyatakan posisi benda pada t = 140 sebagai integral tentu dan hitung
menggunakan rumus dari geometri bidang.
140 40 60 140
t t
Penyelesean = ∫ v ( t ) dt =∫
0 0
+∫ 2dt + ∫ 5−
20 40 60 20
dt( )
= 40 + 40 + 40 – 40 =80

Gambar kurva v

20 40 60 80 100 120 140 160 180


1
4.3 Teorema Dasar Kalkulus Pertama

Teorema ini mengatakan bahwa suatu bilangan bulat difaktorkan sebagai hasil kali dari bilangan-
bilangan prima. Teorema dasar mengatakan bahwa satu polynomial berderajat n tepat mempunyai n akar,
termasuk akar bilangan kompleks dan bilangan yang berulang. Teorema apapun yang bernama “Teorema
Dasar” harus di kaji dengan seksama dan kemudian harus terus-menerus diingat.

Kalkulus adalah studi tentang limit, dan dua limit terpenting yang telah anda pelajari adalah
turunan dan integral tentu. Turunan fungsi f adalah :

Dan integral tentu adalah

Karena kecepatan adalah positif untuk semua t ≥ 0, jarak yang di tempuh selama waktu t sama dengan
posisi benda pada waktu t. Jika kecepatan negatif untuk suatu nilai t, maka benda akan bergerak mundur
pada waktu t ; dalam kasus demikian, jarak yang ditempuh akan tidak sama dengan posisi. Kita dapat
menggunakan penalaran yang sama untuk mencari bahwa jarak s yang di tempuh sejak waktu t = 0
sampai waktu t = x adalah ;

1 2
Selanjutnya, didefinisikan A(x) berupa luas di grafik y = t+ di atas sumbu-t, dan di antara garis
3 3
tegak t = 1 dan t = x ≥ 1 Fungsi ini disebut fungsi akumulasi karena dia mengakumulasikan kuas di
bawah kurva mulai dari suatu nilai tetap, sampai suatu nilai variable.
Teorema A (Teorema dasar kalkulus pertama)
Teorema B

Teorema B (Sifat perandingan)


Teorema C ( Sifat Keterbatasan )

Teorema D (Kelinearan Integral Tentu)


CONTOH 1

CONTOH 2

CONTOH 3

CONTOH 4
4.4 Teorema Dasar Kalkulus dan Metode Subsitusi

Teorema dasar kalkulus pertama yang memberikan hubungan balikan (inversi) antara integral tentu dan
turunan. Walaupun belum terlihat, hubungan ini memberi kita alat ampuh untuk perhitungan integral
tentu. Alat ini disebut teorema dasar kalkulus kedua, dan kita akan menggunakannya jauh lebih sering
dari pada teorema dasar kalkulus pertama.

Teorema A Teorema Dasar Kalkulus Kedua

Misalkan f adalah sebuah fungsi bernilai real yang kontinu, didefinisikan pada interval tertutup [a, b]. Misalkan
juga F adalah antiturunan dari f, yakni salah satu dari fungsi-fungsi yang tak terhingga banyaknya yang untuk
semua x pada [a, b],

Maka

Teorema Dasar Kalkulus Kedua penting dalam menyediakan alat ampuh untuk perhitungan integral tentu.
Tetapi perannya yang paling penting adalah sebagai penghubung antara diferensiasi dan integrasi, antara
turunan dan integral. Hubungan ini dapat lebih jelas terlihat ketika kita menuliskan kembali kesimpulan
untuk teorema dengan f(x) digantikan oleh g’(x),

Buktinya adalah sebagai berikut. TDK I telah memberi tahu kita bahwa
merupakan anti-turunan dari f(x) pada [a, b], yakni G’(x) = f(x) untuk setiap x ∈ [a, b]. Akibatnya, kita
mempunyai G’(x) − F’(x) = 0 untuk setiap x ∈ [a, b]. Menurut Teorema Nilai Rata-Rata (untuk turunan),
hal tersebut hanya mungkin terjadi apabila G(x) − F(x) = C (konstan) untuk setiap x ∈ [a, b]. Jadi, kita
peroleh

untuk setiap x ∈ [a, b]. Dengan mensubstitusikan x = a, kita mempunyai F(a) + C = 0 (karena integral
pada [a, a] mestilah sama dengan 0). Jadi C = −F(a), dan kesamaan di atas menjadi

untuk setiap x ∈ [a, b]. Khususnya, untuk x = b, kita peroleh

Catatan: Teorema Nilai Rata-Rata untuk turunan menyatakan jika f kontinu pada [a, b] dan mempunyai
turunan pada (a, b), maka terdapat c ∈ (a, b) sedemikian sehingga f’(c) = [f(b) – f(a)]/(b – a).
Contoh soal
Teorema B Aturan Subsitusi Untuk Integral Tak-tentu

Misalkan g fungsi terdiferensiasi dan misalkan bahwa F anti-turunan f maka.

Bukti: Memperlihatkan bahwa anti-turunan dari luas kanan merupakan integral dari luas kiri ini adalah
penerapan sederhana Aturan Rantai.

Dy[F(g(x))+C] = F’(g(x)) g’(x) = f(g(x)) g’ (x)

Contoh :
Teorema C Aturan Subsitusi Untuk Integral Tentu

Misalkan g mempunyai turunan kontinu pada [a,b], dan misalkan f kontinu pada daerah
nilai g. maka,

Di mana u = g(x)

Anda mungkin juga menyukai