Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Agama Islam pada semester genap tahun
Akademik 2020-2021
Oleh
Dafid Fadella : 102219088
0
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala., yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Kedudukan
Iman, Islam dan Ihsan dalam agama Islam” ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari
lebih mendalam mengenai tentang Iman, Islam dan Ihsan dalam agama Islam,serta
kedudukannya dalam agama islam agar menjadi tuntunan dan ajaran hidup bagi kita semua.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih memiliki
banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya makalah ini.
Akhir kata penulis berharap tugas makalah yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.
Penulis
( Dafid Fadella-102219088 )
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................3
1.1 Latar belakang……..................................................................................................3
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................................................3
1.3 Metode Penulisan.…................................................................................................4
1.4 Sistematika
Penulisan……………………………………………………………...4
BAB II
PEMBAHASAN……………............................................................................4
2.1 Pengertian Iman, Islam dan
Ihsan.............................................................................4
2.2 Hubungan Iman, Islam dan Ihsan............................................................................7
2.3 Perbedaan Iman, Islam dan Ihsan............................................................................8
2.4 Kedudukan Iman, Islam dan Ihsan..........................................................................8
BAB III
PENUTUP………………………………......................................................14
3.1 Kesimpulan….……...............................................................................................14
3.2
Saran……………...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….,15
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
2) Untuk menguatkan karakter, mendisiplinkan diri dan peranannya sebagai wakil dan
hamba yang dipercaya Allah SWT
3) Untuk dijadikan sebuah pembelajaran untuk kita semua dengan mengetahui kedudukan
iman,islam dan ihsan agar dapat menyempurnakan amal dan ibadah kita kepada Allah
SWT.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
pemilahan (dikotomi). Maka seseorang hanya memiliki dua kemungkinan saja: mukmin atau
kafir, tidak ada kedudukan lain diantara keduanya. Karena itu mereka berpendapat Iman tidak
bertambah dan tidak berkurang. Iman adakalanya bertambah dan adakalanya berkurang, maka
perlu diketahui kriteria bertambahnya Iman hingga sempurnanya Iman, yaitu:
1) Diyakini dalam hati
2) Diucapkan dengan lisan
3) Diamalkan dengan anggota tubuh.
Sesuai dengan hadits Rasulullah saw diatas sudah jelas bahwasanya ada enam rukun iman
yang harus diyakini untk menjadi seorang islam yang sempurna dan menjadi seorang hamba
Allah yang ihsan nantinya. Keenam Rukun Iman tersebut adalah:
a) Beriman kepada Allah Swt
b) Beriman kepada Malaikat
c) Beriman kepada Kitab-kitab
d) Beriman kepada para Rasul
e) Beriman kepada Hari Akhirat
f) Beriman kepada (Taqdir) Ketentuan Allah
2.1.2 Islam
Dari segi kebahasaan, Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata “salima” yang
mengandung arti “selamat”, “sentosa”, dan “damai”. Dari kata “salima” selanjutnya diubah
menjadi bentuk “aslama” yang berarti “berserah diri masuk dalam kedamaian”. Oleh sebab itu
orang yang berserah diri, patuh, dan taat kepada Allah swt. disebut sebagai orang Muslim. Secara
istilah kata Islam dapat dikemukan oleh beberapa pendapat :
a. Imam nawawi dalam syarh muslim : “Islam berarti menyerah dan patuh yang dilihat
secara zahir”.
b. AbA’la al-Maudud berpendapat bahwa Islam adalah damai. Maksudnya seseorang akan
memperoleh kesehatan jiwa dan raga dalam arti sesungguhnya, hanya melalui patuh dan
taat kepada Allah.
c. Menurut Hammudah Abdalati Islam adalah menyerahkan diri kepada Allah
SWT.Maksudnya patuh kepada kemauan Tuhan dan taat kepada Hukum-Nya.
Jadi di simpulkan Pengertian Islam menurut istilah yaitu, sikap penyerahan diri
(kepasrahan, ketundukan, kepatuhan) seorang hamba kepada Tuhannya dengan senantiasa
melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya, demi mencapai kedamaian dan
keselamatan hidup, di dunia maupun di akhirat.
Siapa saja yang menyerahkan diri sepenuhnya hanya kepada Alloh, maka ia seorang
muslim, dan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah dan selain Allah maka ia seorang
musyrik, sedangkan seorang yang tidak menyerahkan diri kepada Allah maka ia seorang kafir
yang sombong. Islam di bangun diatas lima rukun,sebagaimana dijelaskan dalam Hadits yang
artinya:
6
“Abdulloh bin musa telah bercerita kepada kita, dia berkata ; handlolah bin abi sufyan telah
memberi kabar kepada kita dari ikrimah bin kholid dari abi umar ra. Berkata : Rasul saw.
Bersabda : islam dibangun atas lima perkara : persaksian sesungguhnya tidak ada tuhan selain
Allah dan sesungguhnya nabi Muhammad adalah utusannya, mendirikan sholat, memberikan
zakat, hajji dan puasa ramadhan”.
Seperti sabda rasul saw di atas bahwa rukun islam itu ada lima yaitu :
1) Membaca dua kalimat Syahadat
2) Mendirikan sholat lima waktu
3) Menunaikan zakat
4) Puasa Romadhon
5) Haji ke Baitulloh jika mampu.
2.1.3 Ihsan
Ihsan berasal dari kata “hasana yuhsinu”, yang artinya adalah “berbuat baik”, sedangkan
bentuk masdarnya adalah “ihsanan”, yang artinya “kebaikan”.Allah Swt. Berfirman dalam Al-
qur’an mengenai hal ini.”... Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu
sendiri . . .”(Al-isra’:7)
Menurut bahasa Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target
seluruh hamba Allah swt. Sebab ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan
darinya. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan
kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat dimata Allah SWT.
Rasulullah SAW Pun sangat menaruh perhatian akan hal ini, sehingga seluruh ajaran-
ajarannya mengarah kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak yang
mulia. Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya sebatas
akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari aqidah dan bagian
terbesar dari keislamannya karena, islam di bangun atas tiga landasan utama, yaitu iman, islam,
dan ihsan, seperti yang telah diterangkan oleh Rasulullah Saw.dalam haditsnya yang sahih .
Hadits ini menceritakan saat Rasulullah Saw. Menjawab pertanyaan malikat jibril – yang
menyamar sebagai seorang manusia mengenai islam, iman, dan ihsan. Setelah jibril pergi,
Rasulullah Saw. Bersabda kepada sahabatnya, “ inilah jibril yang datang mengajarkan kepada
kalian urusan agama kalian.” Beliau menyebutkan ketiga hal diatas sebagai agama, dan bahkan
Allah Swt. Memerintahkan untuk berbuat ihsan pada banyak tempat dalam Al-qur’an.
7
Selain itu Iman, Islam, dan Ihsan sering juga diibaratkan hubungan diantara ketiganya
adalah seperti segitiga sama sisi yang sisi satu dan sisi lainya berkaitan erat. Segitiga tersebut
tidak akan terbentuk kalau ketiga sisinya tidak saling mengait. Jadi manusia yang bertaqwa harus
bisa meraih dan menyeimbangkan antara iman, islam dan ihsan. Di dalam Al-qur’an juga
disebutkan bahwa Iman, Islam, dan Ihsan memiliki keterkaitan,yaitu dalam QS Al-Maidah ayat 3
dan QS Ali-Imron ayat 19 yang berbunyi :
QS Al-Maidah ayat 3 :
“ Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kaliam agama kalian dan Aku telah
menyempurnakan nikmat kepada kalian dan Aku telah meridhai Islam adalah agama yang benar
bagi kalian”.
QS Ali-Imron ayat 19 :
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”.
Di dalam ayat tersebut dijelaskan kata Islam dan selalu diikuti dengan kata addin yang
artinya agama. Addin terdiri atas 3 unsur yaitu, Iman, Islam, dan Ihsan. Dengan kata lain dapat
dinyatakan bahwa iman merupakan keyakinan yang membuat seseorang beragama-Islam dan
menyerahkan sepenuh hati kepada Allah dengan menjalankan syareatnya dan meninggalkan
segala yang dilarang oleh syariat Islam.
8
2.4.1 Kedudukan Iman
Iman dalam Islam menempati posisi amat penting dan strategis sekali. Karena iman
adalah asas dan dasar bagi seluruh amal perbuatan manusia. Tanpa iman tidaklah sah dan
diterima amal perbuatannya. Firman Allah SWT dalam Qur’an Surah An-Nisa’ 124
“Barangsiapa yg mengerjakan amal-amal shaleh baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang
yg beriman maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau
sedikitpun.” Juga dalam Qur’an Surah Al-Isra’ 19 “Dan barangsiapa yg menghendaki
kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dgn sungguh-sungguh sedang ia adl mu’min maka
mereka itu adl orang-orang yg usahanya dibalasi dgn baik.”
Disebutkan dalam hadits dari Al-Bara’ ibn ‘Azib Radhiyallahu ‘Anhu bahwa ada seorang
non muslim datang dgn bertopeng sambil membawa sepotong besi kemudian memohon kepada
Rasulullah SAW agar diperkenankan pergi bersama kaum Muslimin utk ikut berperang. Maka
beliau bersabda kepadanya “Masuklah Islam kemudian pergilah berperang!” Lalu iapun masuk
Islam dan ikut pergi berperang sehingga terbunuh. Nabi SAW bersabda “Dia beramal sedikit
tetapi dibalas dgn pahala yg banyak.” .Disebutkannya iman dalam Al-Qur’an lebih dari 840 kali
tiada lain menunjukkan posisi dan kedudukannya dalam Islam menurut Allah SWT.
9
pengertian Iman dan tidak boleh dipisahkan darinya. Karena Islam pada hakekatnya yaitu
Berserah diri lahir dan batin kepada Allah SWT dgn mengikuti segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya. Dasarnya Al-Anfal 2 - 3 Al-Mu’minun 1 - 9 dan Al-Imran 19 85.
10
kepada yesus kristus, agama Budha hanya percaya kepada Budha, agama Majusi hanya
percaya kepada Saraustra, agama Hindu hanya percaya kepada nabi yang muncul di
India. Jadi Islam adalah agama yang meliputi semua agama, dan dalam kitab sucinya
yakni al-qur’an adalah gabungan dari semua kitab suci terutama agama samawi.
2) Posisi islam di antara agama-agama besar di dunia dapat dilihat dari ciri khas
agama Islam yang mempunyai keistimewaan di antara berbagai agama. Selain agama
terakhir Islam adalah agama yang telah disempurnakan oleh Allah, firman Allah SWT:.
Artinya: Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.
3) Posisi Islam di antara agama-agama lain dapat dilihat dari peran agama Islam
yang memiliki tugas besar, di antaranya:
a) Mendatangkan perdamaian dunia dan membentuk persaudaraan di antara
sekalian agama di dunia.
b) Menghimpun segala kebenaran yang ada dalam agama sebelumnya.
c) Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada pada umat sebelumnya dan
disempurnakan dalam agama Islam.
d) Mengajarkan kebenaran abadi yang sebelumnya belum pernah diajarkan.
e) Memenuhi segala kebutuhan moral dan rohani manusia yang selalu bergerak
maju.
4) Posisi agama Islam di antara agama-agama lain juga dapat dilihat dari sisi
pembaharuan. Setelah datangnya agama Islam, agama dimaknai dengan konotasi positif,
dengan makna bahwa agama tidak hanya ada dalam lingkup akhirat saja, melainkan juga
mencakup kehidupan dunia. Disebabkan dengan kehidupan dunia yang baik, manusia
dapat mencapai kesadaran akan adanya kehidupan yang lebih tinggi.
5) Posisi Islam juga terhadap agama lain, dapat dilihat dari sifat yang diajarkan
Islam yang akomodatif dan persuasif. Yakni islam berupaya mengakomodir ajaran-
ajaran dan kepercayaan agama masa lalu, dengan memberikan makna dan semangat baru
di dalamnya. Misalnya ajaran agama sebelumnya berkurban kepada para dewa dan
arwah leluhur untuk memperoleh keberkahan. Kebiasaan berkurban ini diteruskan Islam
dengan menggantikan manusia dengan hewan ternak, tujuan kurban diarahkan sebagai
pengabdian dan rasa syukur kepada Tuhan atas segala karunia yang diberikannya.
Selanjutnya ciri Islam terhadap agama lain adalah bersifat persuasif yakni dari
satu segi Islam menghilangkan hal-hal yang tidak baik, dan mengupayakan agar proses
menghilangkan tradisi demikian tidak menimbulkan gejolak sosial yang merugikan.
Islam menggaris bawahi ajaran-ajaran yang dibawa agama terdahulu, dengan
memberikan makna baru yang terdapat di dalamnya. Misalnya dalam agama lain
terdapat pemisahan antara ibadah dan muamalah. Islam dalam hal ini memadukan,
dengan makna bahwa ibadah dapat dimaknai dengan makna yang lebih luas misalnya
11
ibadah haji inti ibadahnya lebih besar bermuatan sosial yaitu menunjukkan persaudaraan
dan solidaritas dengan sesama umat manusia di dunia dengan akhlak mulia.
6) Hubungan Islam dengan agama lain dapat dilihat dari segi moral atau akhlak.
Ditemui bahwa setiap agama mengajarkan akhlak dan moral, sebagaimana juga Islam.
Misalnya dalam agama Hindu terdapat pengendalian terhadap kesenangan. Ajaran ini
menganggap bahwa keinginan terhadap kesenangan merupakan hal yang bersifat
alamiah sesuai dengan kodrat manusia. Ajaran tentang pengendalian hawa nafsu
keduniaan (hedonisme) yang diikuti dengan keharusan melakukan perbuatan bagi
kemanusiaan dan makhluk lain dapat juga dijumpai dalam ajaran Islam yang bersumber
dari al-Qur’an dan sunnah yang artinya : Katakanlah : "Sesungguhnya aku dilarang
menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan
mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah
(pula) aku Termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk". Selain itu, ajaran yang
dibawa nabi Musa dalam agama Yahudi yang meliputi:
a) Pengakuan terhadap tuhan yang Maha Esa.
b) Larangan menyekutukan Tuhan dengan apa saja.
c) Larangan menyebut nama Tuhan dengan nama yang sia-sia.
d) Menghormati ayah dan ibu.
e) Larangan membunuh sesama manusia.
f) Larangan berbuat zina .
g) Larangan mencuri .
h) Larangan menjadi saksi palsu .
i) Menahan dorongan hawa nafsu untuk memiliki sesuatu yang bukan hak miliknya.
Pernyataan yang sama juga dapat di jumpai dalam ajaran Islam sebagaimana dalam surah
al Israa’ dimulai dari ayat 23 sampai ayat 37 yaitu:
a) Diperintahkan agar beribadah semata-mata hanya kepada Allah.
b) Diperintahkan agar menghormati orang tua, dengan mengasihani pada saat pada saat
orang tua sudah lanjut usia, tidak mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan,merendah
hati dan selalu mendoakan keduanya (al-Israa’ 23-24).
c) Memberi bantuan kepada kerabat karib, orang-orang miskin dan ibn sabil (al-Israa’:26).
d) Dilarang menghambur-hamburkan harta benda tanpa tujuan (mubazir (al-Israa’:26-27).
e) Dilarang bersifat bakhil dan juga tidak bersifat boros, karena keadaan demikian dapat
menimbulkan keadaan yang tercela (al-Israa’:29-30) .
f) Dilarang membunuh anak kandung karena takut miskin (al Israa’:31) dan lainnya.
Berdasarkan ayat-ayat tersebut nyata bahwa posisi agama Islam di antara agama-agama
yang lain adalah mengoreksi, membenarkan dan melanjutkan sambil memberikan makna baru
dan tambahan-tambahan sesuai kebutuhan zaman.
12
Islam adalah agama yang sangat komprehensif. Agama Islam mengatur umatnya dari
bangun tidur hingga tidur lagi. Semuanya sudah diatur secara jelas di dalam Al-Qur’an, dan
dicontohkan oleh teladan terbaik yaitu Nabi Muhammad Saw. Sebagai sebuah agama yang
sangat komprehensif, setidaknya terdapat tiga landasan yang ada di dalamnya yaitu Iman, Islam
dan Ihsan. Kata iman dan islam tentu sudah sangat familiar ditelinga kita atau bahkan sering
tertulis di dalam buku yang sering kita baca. Namun, hal ini berbanding terbalik dengan kata
ihsan masih sangat asing di telinga.
Kata ihsan seringkali kita artikan sebagai sebuah kata sifat. Tak jarang juga kata ihsan
disematkan menjadi nama seseorang. Namun, kita sangat jarang mencari definisi sesungguhnya
dari kata Ihsan. Sebagai salah satu dari tiga landasan yang ada dalam agama Islam, maka
menjadi
sangat penting bagi seorang muslim untuk mengetahui definisi Ihsan secara komprehensif.
Seperti mengetahui definisi Iman dan Islam secara komprehensif pula, agar kita dapat menjadi
muslim yang terbaik di mata Allah Swt.
Secara bahasa atau asal usul kata, Ihsan berasal dari bahasa arab yang memiliki arti baik.
Selain itu, kata ihsan merupakan lawan dari kata isa’ah yang memiliki arti mengokohkan,
merapikan, menguatkan dan memberikan manfaat. Nabi Muhammad SAW pun pernah
menjelaskan definisi Ihsan saat malaikat jibril menanyakan. Saat itu, Nabi Muhammad SAW
menjawab, “Ihsan adalah engkau menyembah Allah seakan engkau melihat-Nya, maka bila
engkau tak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihatmu.” (HR Muslim)
Dari jawaban Rasulullah di atas, kita dapat simpulkan bahwa Ihsan adalah saat manusia
sudah dapat dengan yakin dan mantap menyembah Allah Swt, meskipun belum pernah melihat
wujudnya. Ihsan terlihat dari akhlak seseorang kepada Allah Swt. Dimana akhlak ini ditunjukan
dari kepatuhannya kepada Allah SWT, dimana mengikuti ataupun menaati setiap peraturan-Nya
dan menjauhi setiap larangan-Nya. Serta senantiasa yakin bahwa setiap kehidupan manusia
hingga kepada hal kecil, tidak luput dari pengawasan-Nya. Maka dari itu ihsan menjadi sangat
penting, karena menjadi gradasi antara Iman dan Islam. Maka manusia terbaik di mata Allah
adalah manusia yang paling ihsan dalam beribadah dan bermuamalah.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setiap pemeluk Islam mengetahui dengan pasti bahwa Islam (Al-Islam) tidak sah tanpa
iman (Al-Iman), dan iman tidak sempurna tanpa ihsan (Al-Ihsan). Sebaliknya, ihsan adalah
mustahil tanpa iman, dan iman juga tidak mungkin tanpa Islam. Ali Bin Abi Thalib
mengemukakan tentang keutamaan Iman,Islam dan Ikhsan sebagai berikut:
“ Sahabat Ali Berkata : sesungguhnya iman itu terlihat seperti sinar yang putih, apabila
seorang hamba melakukan kebaikan, maka sinar tersebut akan tumbuh dan bertambah
sehingga hati (berwarna) putih. Sedangkan kemunafikan terlihat seperti titik hitam, maka bila
seorang melakukan perkara yang diharamkan, maka titik hitam itu akan tumbuh dan bertambah
hingga hitamlah (warna) hati”.
Kedudukan Iman lebih tinggi dari pada Islam, Iman memiliki cakupan yang lebih umum
dari pada cakupan Islam, karena ia mencakup Islam, maka seorang hamba tidaklah mencapai
keImanan kecuali jika seorang hamba telah mampu mewujudkan keislamannya. Iman juga lebih
khusus dipandang dari segi pelakunya, karena pelaku keimanan adalah kelompok dari pelaku
keIslaman dan tidak semua pelaku keIslaman menjadi pelaku keimanan, jelaslah setiap mukmin
adalah muslim dan tidak setiap muslim adalah mukmin.
Sementara itu, kedudukan pada Ihsan juga begitu penting, Sebab ihsan menjadikan kita
sosok yang mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT. Jika seorang muslim tidak bisa menjaga
ihsannya,maka seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan
kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat dimata Allah SWT.
Jadi Iman,Islam dan Ikhsan mempunyai keutamaan yang sangat besar dalam pandangan
islam ini karena bagi para pelakunya akan diberikan Syurga oleh Allah SWT sebagaimana yang
telah dijanjikan oleh Allah SWT didalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.
3.1 SARAN
14
Dari pembahasan yang dikemukakan diatas. Penulis hanya menyarankan kepada pembaca
agar lebih bersemangat dalam menjalani hidup.Semoga dengan makalah ini kita bisa mengetahui
kedudukan dari iman,islam dan ihsan yang sesungguhnya sehingga kita semua dapat
menyempurnakan keislaman kita, ibadah maupun amalan kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
15