AQIDAH ISLAMIAH
Disusun Oleh ;
Raehani (200102109)
Qori'atul Hafizah (200102108)
Qoriatul Hafizah
Salimah (200102110)
Santi Partiwi (200102111)
Sari Ulandari (200102112)
Nurul Hikmah (200102106)
Septiana Arjunsani (200102114)
KELAS C
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HAMZANWADI
1
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang
telah memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-
Nya. Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW
makalah ini . makanlah ini merupakan pengetahuan tentang konsep aqidah dalam
islam, semua ini di rangkup dalam makalah ini , agar pemahaman terhadap
Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas
materi yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut .Selanjutnya , membaca
akan masuk pada inti pembahasaan dan di akhiri dengan kesimpulan , saran dan
pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
Terimakasih.
2
Pancor , 3 Oktober 2020
DAFTAR ISI
Kata pengantar
BAB I
pendahuluan
BAB II
PEMBAHASAAN
BAB III
PENUTUP
3.1.1 KESIMPULAN
3.1.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan.
didalamnya, bukanlah tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah
SWT menciptakan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia,
apa yang adadi bumi beserta segala sumber daya yang ada.3
sumberdaya yang ada, sebagai seorang manusia juga tidak boleh lupa akan
kodratnya yakni menyembah sang Pencipta, Allah SWT, oleh karena itu
manusia harus mempunyai aqidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa
yang diperintahkan Allah SWT. Penyempurna aqidah yang lurus kepada Allah
SWT tidak luput dari aqidah yang benar kepada Malaiakat-Malaikat Allah,
Kitab- kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para Rosul-rosul Allah untuk
4
4. Apa saja bahaya penyimpangan aqidah?
5
BAB II
PEMBAHASAN
rabth(ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam(penguatan), at-
jazmu(penetapan).
1. Secara Terminologi
6
pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran
2. Secara Etimologi
Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan. Aqidah adalah
apa yang diyakini oleh seseorang. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu
3. Secara Syara’
Rasulnya, dan kepada hari Akhir serta kepada qadar baik yang baik
2. QS Az Zumar: 65
4. QS. An Nahl: 36
Dalam syahadat berasal dari kata Arab al-‘aqdu yang berarti obligasi, di-
tautsiiqu yang berarti keyakinan kuat atau keyakinan, al-ihkaamu yang berarti
kuat.
dan yakin, bahwa tidak ada sedikit pun keraguan bagi mereka yang percaya di
dalamnya.
7
Jadi, aqidah Islamiyyah adalah iman yang teguh dan terikat kepada Allah
malaikat-Nya, rasul, buku-buku mereka, nasib baik dan buruk dan percaya
kasus yang tak terlihat, iman dalam apa yang ijma ‘(konsensus) dari Salafush
Shalih, dan semua qath’i berita (pasti), baik secara ilmiah dan amaliyah yang
telah ditentukan sesuai dengan Al Qur’an dan otentik Sunnah dan ijma ‘Salaf
as-Salih.
dalil syar’i, tidak ada medan ijtihad dan berpendapat di dalamnya. Karena
itulah sumber-sumbernya terbatas kepada apa yang ada di dalam al-Quran dan
tentang apa-apa yang wajib bagiNya dan apa yang harus disucikan dariNya
melainkan Allah sendiri. Dan tidak ada seorangpun sesudah Allah yang
karena itu manhaj as-Salafush Shalih dan para pengikutnya dalam mengambil
aqidah terbatas pada al-Quran dan as-Sunnah (Kitab Tauhid 1, Dr. Shalih bin
umat sudah rusak, bagian yang harus direhabilitasi adalah akidahnya terlebih
dan keberhasilan dunia dan akhirat. Aqidah merupakan kunci kita menuju
8
berada di atasnya. Aqidah Islam adalah tauhid, yaitumengesakan Tuhan yang
dengan segala aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu,menjadi
itulah, secara formal, ajaran dasar tersebut terangkum dalam rukun iman yang
enam. Oleh sebab itu, sebagian para ulama dalam pembahasan atau kajian
aqidah, mereka mengikuti sistematika rukun iman yaitu: iman kepada Allah,
jin, iblis, dan setan), iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Nabi dan
rasul Allah, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadar Allah
swt.
dengan ilah (Tuhan, Allah), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-
9
2. Nubuwat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan alam metafisik seperyi Malaikat, Jin, Iblis, Setan, Roh dan lain
sebaginya.
diketahui lewat sama’, yaitu dalil naqli berupa al-qur’an dan as-sunnah,
dan yang boleh ada dan tiada (jaiz) bagi Allah. Menyangkut
dengan bidang ini pula, apakah Tuhan bisa dilihat pada hari kiamat
(ru’yat Allah).
10
serta yang boleh ada dan tiada (jaiz) bagi mereka. Dibicarakan juga
sebagainya.
merupakan alasan manusia berada di muka bumi ini. Itulah yang ditunjukkan
Frasa “beribadah kepada-Ku” berarti “menauhidkan-Ku”.
Dengan begitu tauhid adalah tujuan penciptaan kita dalam kehidupan ini.
11
Hal ini cukup sebagai indikator akan keagungan dan kemuliaan tauhid.
2) Tauhid adalah inti dakwah para nabi dan rasul sehingga dakwah
setiap nabi yang diutus Allah ta’ala berpusat dan berporos pada tauhid.
ََولَقَ ْد بَ َع ْثنَا فِي ُك ِّل أُ َّم ٍة َر ُسواًل أَ ِن ا ْعبُدُوا هَّللا َ َواجْ تَنِبُوا الطَّا ُغوت
ك ِم ْن َرسُو ٍل إِاَّل نُو ِحي إِلَ ْي ِه أَنَّهُ اَل إِ ٰلَهَ إِاَّل أَنَا فَا ْعبُدُو ِن
َ َِو َما أَرْ َس ْلنَا ِم ْن قَ ْبل
€َ َواسْأَلْ َم ْن أَرْ َس ْلنَا ِم ْن قَ ْبلِكَ ِم ْن ُر ُسلِنَا أَ َج َع ْلنَا ِم ْن دُو ِن الرَّحْ ٰ َم ِن آلِهَةً يُ ْعبَد
ُون
َظ ٍيم َ أَاَّل تَ ْعبُدُوا إِاَّل هَّللا َ إِنِّي أَ َخافُ َعلَ ْي ُك ْم َع َذ
ِ اب يَوْ ٍم ع
12
“Dan ingatlah (Hud) saudara kaum ‘Aad yaitu ketika dia memberi
النُّ ُذ ُرadalah para rasul, yang berarti segenap rasul yang diutus sebelum dan
sesudah Hud memiliki tujuan yang sama, yaitu menyeru agar umat tidak
merupakan inti dakwah para nabi dan rasul, sehingga kata yang pertama
kali didengar oleh mereka dari para nabi dan yang menjadi prioritas dalam
pohon tak akan tegak berdiri kecuali memiliki akar yang kuat. Demikian
pula dengan agama yang tidak akan tegak kecuali berpijak di atas
13
Suatu pohon yang akarnya tercerabut, niscaya akan mati, maka demikian
pula dengan agama yang tidak tegak di atas tauhid, niscaya tidak akan
bermanfaat. Kedudukan tauhid bagi agama layaknya akar suatu pohon atau
Dan salah satu dalil yang menunjukkan bahwa tauhid merupakan inti
dakwah dan risalah para nabi dan rasul adalah sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,
Artinya, akidah mereka satu dan mereka semua adalah da’i yang menyeru
14
“Aku diperintahkan memerangi manusia hingga mereka bersaksi
bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain
Allah.”[2]
Demikian pula sabda beliau kepada Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu
ه إال€€هدوا أن ال إل€€ادعهم إلى أن يش€€إذا جئتهم ف€€إنك ستأتي قوما من أهل كتاب ف
Hal itulah yang menjadi pokok dakwah mereka dan hal pertama yang
15
menjadikan seseorang dinamakan sebagai muslim. Semua itu dikarenakan
agama Islam tegak berdiri di atas tauhid yang merupakan pondasi agama
َ ِالَّ ِذينَ آ َمنُوا َولَ ْم يَ ْلبِسُوا إِي َمانَهُ ْم بِظُ ْل ٍم أُو ٰلَئ
َك لَهُ ُم اأْل َ ْمنُ َوهُ ْم ُم ْهتَ ُدون
petunjuk.” [al-An’am: 82].
Ketika ayat ini diturunkan, kandungannya terasa berat oleh para sahabat.
bertanya,
ْ َأَيُّنَا الَ ي
ظلِ ُم نَ ْف َسهُ؟
dirinya sendiri?”
Mereka mengatakan demikian karena pada dasarnya setiap orang pasti pernah
berbuat zalim pada diri sendiri dengan dosa. Dari teks ayat, para sahabat
16
ِه€€ِ أَ َولَ ْم تَ ْس َمعُوا إِلَى قَوْ ِل لُ ْق َمانَ اِل ْبن،ك
ٍ ْْس َك َما تَقُولُونَ {لَ ْم يَ ْلبِسُوا إِي َمانَهُ ْم بِظُ ْل ٍم} بِ ِشر
َ ال لَي
َ َق
ِ ك لَظُ ْل ٌم ع
َظي ٌم َ ْي الَ تُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ إِ َّن ال ِّشر
َّ َيَا بُن
“Maksud ayat tersebut tidak seperti anggapan kalian, tetapi maksudnya bahwa
dengan kesyirikan sehingga redaksi ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap orang
yang beriman dan tidak berbuat kesyirikan, niscaya akan memperoleh keamanan
dan petunjuk di dunia dan akhirat. Inilah salah satu karakteristik tauhid bahwa
setiap ahli tauhid niscaya akan dianugerahi keamanan dan petunjuk di dunia dan
ْ أَفَاَل يَتَ َدبَّرُونَ ْالقُرْ آنَ ۚ َولَوْ َكانَ ِم ْن ِع ْن ِد َغي ِْر هَّللا ِ لَ َو َجدُوا فِي ِه
اختِاَل فًا َكثِيرًا
82].
17
Agama dan keyakinan yang difabrikasi dan diadakan manusia tentu akan
keyakinan yang salim, dan tauhid yang kokoh dan bertopang pada kitabullah dan
sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi. Baginya, kedudukan akidah yang benar
seperti kepala bagi jasad. Di atas akidah yang benar inilah akan dibangun segala
Dalam pembahasan yang telah lewat, kita telah mengenal tentang awal
mula terjadinya kerusakan fitrah pada manusia dan siapa yang mendalangi
kerusakan tersebut. Kerusakan terbesar yang menodai kesucian fitrah setiap insan
akhir dari setiap gerakan setan, yang berlayar dan berlabuh di atas kesucian fitrah
manusia dengan senjata yang sulit tertandingi kecuali oleh orang-orang yang
mendapat rahmat dan taufik serta hidayah dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Dua senjata ampuh setan dalam merusak fitrah manusia adalah syubhat
dan syahwat. Dengan syubhat yang disebarkan setan, sesuatu yang haq bisa
menjadi samar-samar bahkan menjadi batil dan sebaliknya yang batil bisa menjadi
pula, tauhid bisa menjadi syirik dan sebaliknya syirik bisa menjadi tauhid. Pun
18
dengan syubhatnya, sunnah bisa menjadi bid’ah dan bid’ah bisa menjadi sunnah,
demikian seterusnya.
Bila umat berkubang dalam kerusakan fitrah dan akidah, maka tidak ada
penyebabnya selain syubhat dan syahwat. Oleh karena itu, Allah subhanahu wa
As-Sa’di dalam Tafsir-nya (hlm. 656) mengatakan, “Derajat yang tinggi ini
mereka peroleh dengan kesabaran dalam belajar dan mengajar, berdakwah di jalan
wa ta’ala, dan menahan diri-diri mereka untuk berlabuh dalam lautan maksiat dan
lautan syahwat.
‘Mereka yakin dengan ayat-ayat Kami’ artinya dengan keimanan mereka terhadap
ayat-ayat Allah subhanahu wa ta’ala, mereka sampai ke derajat yakin, yaitu ilmu
yang sempurna yang menuntut amal. Mereka sampai ke derajat yakin karena
19
mereka belajar dengan benar dan mengambil ilmu tersebut dengan dalil-dalilnya
Dalam ayat ini, Allah subhanahu wa ta’ala memberikan pelajaran besar bahwa
untuk mematahkan kedua senjata iblis tersebut adalah dengan cara mempelajari
ilmu dan bersabar. Dengan ilmu, akan terpatahkan segala wujud dan bahaya
syubhat, serta dengan kesabaran akan bisa terpadamkan kobaran api syahwat.
Akidah adalah sesuatu yang sangat penting karena di atasnya dibangun amalan-
amalan seorang muslim. Artinya, bila akidah ini rusak maka amalan yang
terbangun di atasnya akan ikut rusak pula. Akidah terhadap amalan bagaikan ruh
terhadap jasad seseorang. Nilai sebuah amalan tergantung pada bagus atau
ُ هَ إِالَّ هللاُ َوأَنَّ ُم َح َّمدًا َرA َ َها َد ِة أَنْ الَ إِلA ش
ِ ْو ُل هللاA س َ :س ْ ِ بُنِ َي اإْل:س ْو َل هللاِ يَقُ ْو ُل
ٍ سالَ ُم عَل َى َخ ْم ُ س ِمعْتُ َر
َ
َضان
َ ص ْو ِم َر َم
َ ت َو َّ َوإِقَ ِام ال
ِ صالَ ِة َوإِ ْيتَا ِء ال َّز َكا ِة َو َح ِّج ا ْلبَ ْي
bersabda, ‘Islam di bangun di atas lima dasar: bersaksi bahwa tidak ada
20
Baitullah, dan berpuasa di bulan Ramadhan’.” (Sahih, HR. al-Bukhari
dasar yang agung dalam mengilmui agama dan di atas dasar inilah Islam tegak.
1/152)
dalam Islam. Akan tetapi pada kenyataannya banyak jenis akidah berkembang di
tengah kaum muslimin. Manakah yang menjadi fondasi Islam tersebut? Dan
Akidah yang benar adalah akidah yang terambil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akidah inilah yang menjadi fondasi Islam dan yang
menjadi asas diterimanya seluruh amalan. Inilah makna ucapan al-Imam asy-
subhanahu wa ta’ala dan (kepada) apa-apa yang diutus-Nya sesuai dengan apa
(tersebut) adalah haq, wajib atas setiap muslim untuk meyakininya. Barang siapa
21
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Ucapan al-Imam asy-
Syafi’i mengandung keimanan kepada apa yang datang dari Allah subhanahu wa
syar’i dari Al-Qur’an dan As-Sunnah bahwa amalan-amalan serta semua ucapan
akan sah diterima apabila muncul dari akidah yang benar. Apabila akidah tersebut
batil maka batal pula seluruh amalan dan ucapan yang dibangun di atasnya.
ِ َو َمن يَ ۡكفُ ۡر ِبٱإۡل ِ ي ٰ َم ِن فَقَ ۡد َحبِطَ َع َملُهۥُ َوه َُو ِفي ٱأۡل ٓ ِخ َر ِة ِمنَ ۡٱل ٰ َخ
٥ َس ِرين
merugi.” (al-Maidah: 5)
Ayat-ayat yang semakna dengan ini banyak sekali. Al-Qur’an dan As-Sunnah
telah menunjukkan bahwa akidah yang benar adalah akidah yang terhimpun dan
terangkum di dalam rukun iman yaitu beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala,
22
hari kiamat, dan kepada takdir Allah subhanahu wa ta’ala yang baik ataupun
buruk. Perkara yang enam ini merupakan prinsip-prinsip dasar akidah yang benar,
Kesimpulannya, akidah yang benar adalah akidah yang diambil dari Al-Qur’an
dan As-Sunnah sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah subhanahu wa ta’ala
dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akidah yang benar ini adalah asas
Akidah yang rusak adalah lawan akidah sahihah. Yaitu akidah yang terambil dari
individu, dan yang terambil dari akal. Tentang akidah yang rusak ini, Allah
ا َعلَ ٰ ٓىAAَ ۡدنَٓا َءابَٓا َءنAٓا إِنَّا َو َجAAا َل ُم ۡت َرفُو َهAAَة ِّمن نَّ ِذي ٍر إِاَّل قAٖ Aَس ۡلنَا ِمن قَ ۡبلِ َك فِي قَ ۡري ٰ
َ َو َك َذلِكَ َمٓا أَ ۡر
ۖۡٓا َء ُكمAAَ ۞ ٰقَ َل أَ َولَ ۡو ِج ۡئتُ ُكم بِأ َ ۡهد َٰى ِم َّما َو َجدتُّمۡ َعلَ ۡي ِه َءاب٢٣ َأُ َّم ٖة َوإِنَّا َعلَ ٰ ٓى َءا ٰثَ ِر ِهم ُّم ۡقتَدُون
23
membawa untuk kalian (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk
ٓا ُؤهُمۡ اَلAAَانَ َءابAAو َكAۡ Aَٓا أَ َولAۚ Aَ ِه َءابَٓا َءنAا َعلَ ۡيAAَٓا أَ ۡلفَ ۡينAAوَإِ َذا قِي َل لَ ُه ُم ٱتَّبِ ُعو ْا َمٓا أَن َز َل ٱهَّلل ُ قَالُو ْا بَلۡ نَتَّبِ ُع َم
ُ يَ ۡعقِلُونَ ش َٗۡٔيا َواَل يَ ۡهتَ ُه ُم ٱتَّبِ ُعو ْا َمٓا أَن َز َل ٱهَّلل
kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan)
nenek moyang mereka itu tidak mengetahui sesuatu apa pun, dan tidak
٣٦ َٱأۡل َ َّولِين
mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata, ‘Ini tidak lain hanyalah
sihir yang dibuat-buat dan kami belum pernah mendengar (seruan yang
seperti) ini pada masa nenek moyang kami dulu’.” (al-Qashash: 36)
٢٣ َونAAُ ُر ۚ ٓۥهُ أَفَاَل تَتَّقA ٍه َغ ۡيAَا لَ ُكم ِّم ۡن إِ ٰلAAدُو ْا ٱهَّلل َ َمAُٱعب ً ُس ۡلنَا ن
ۡ و ِمAۡ Aَا َل ٰيَقAAَوحا إِلَ ٰى قَ ۡو ِم ِهۦ فَق َ َولَقَ ۡد أَ ۡر
َّ َ ُد أَن يَتَفAَر ِّم ۡثلُ ُكمۡ يُ ِريٞ فَقَا َل ۡٱل َملَ ُؤ ْا ٱلَّ ِذينَ َكفَ ُرو ْا ِمن قَ ۡو ِم ِهۦ َما ٰ َه َذٓا إِاَّل بَش
َ وAۡ َ َل َعلَ ۡي ُكمۡ َولAض
ٓا َءAش
24
ٓ
َ ٱهَّلل ُ أَل َن َز َل َم ٰلَئِ َك ٗة َّما
ُ َّة فَتَ َربٞ َّ ۢ ُل بِ ِهۦ ِجنA َو إِاَّل َر ُجA إِ ۡن ُه٢٤ َا ٱأۡل َ َّولِينAAَس ِم ۡعنَا بِ ٰ َه َذا فِ ٓي َءابَٓائِن
و ْاAص
٢٥ ين
ٖ ِب ِهۦ َحت َّٰى ِح
sekali-kali tidak ada sembahan bagi kalian selain Dia. Maka mengapa
‘Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kalian, yang bermaksud hendak
menjadi orang yang lebih tinggi dari kalian. Dan kalau Allah menghendaki, tentu
dia mengutus beberapa orang malaikat, belum pernah kami mendengar (seruan
Ia tidak lain hanyalah seseorang lelaki yang berpenyakit gila, maka tunggulah
اAد ُٓو ْا إِ ٰلَ ٗهAُ ُر ٓو ْا إِاَّل لِيَ ۡعبAٓا أُ ِمAAريَ َم َو َمAۡ Aيح ۡٱبنَ َم ِ ا ِّمن دُو ِن ٱهَّلل ِ َو ۡٱل َمAا َرهُمۡ َو ُر ۡه ٰبَنَ ُهمۡ أَ ۡربَ ٗابAAَٱت ََّخ ُذ ٓو ْا أَ ۡحب
َ Aس
“Mereka menjadikan orang alim dan rahib mereka sebagai tuhan selain Allah
25
1. Menjerumuskan seseorang atau jamaah ke dalam lubang kesyirikan dan
‘alaihi wa sallam.
syariat tersebut.
26
٣ َٱتَّبِ ُعو ْا َمٓا أُن ِز َل إِلَ ۡي ُكم ِّمن َّربِّ ُكمۡ َواَل تَتَّبِ ُعو ْا ِمن دُونِ ِٓۦه أَ ۡولِيَٓا ۗ َء قَلِياٗل َّما تَ َذ َّكرُون
١١٦ َسبِي ِل ٱهَّلل ۚ ِ إِن يَتَّبِعُونَ إِاَّل ٱلظَّنَّ َوإِ ۡن هُمۡ إِاَّل يَ ۡخ ُرصُون
َ ضلُّو َك عَن ِ َوإِن ت ُِط ۡع أَ ۡكثَ َر َمن فِي ٱأۡل َ ۡر
ِ ُض ي
ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak
SWT, dengan iman orang tersebut ikhlas melakukan perintah Allah SWT,
dengan iman pula orang tersebut ikhlas dan sabar menerima cobaan dari
27
Allah SWT. Sehingga dibutuhkan cara atau langkah untuk menjaga iman
islam untuk meningkatan ke-iman, agar iman kita tidak mudah goyah,
karena iman itu bisa naik dan bisa turun tergantung pendirian kita kepada
Allah SWT.
maknanya
yang benar.
28
mencari atau memuliakan Rabbnya. Sebagian ayat Al-
ketenangan hati.
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
Shaad 38:29)
"Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan
Israa 17:82)
29
memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah untuk bisa
Islam
Al-Ahqaf: 13).
30
lain yang memiliki aturan dan etika yang sedemikian
aturannya.
kali sholatnya.
31
a. Merenungi tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam
(marifatullah)
yang rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon
tersebar di 114 surat dan 6666 ayat dan ratusan ribu kata yang
tersusun indah.
32
manusia. Masih banyak pula mukjizat lainnya di alam ini yang
secara ikhlas.
Amalan Hati
tawakal, penuh takut dan harap akan Allah. Jauhi sifat tamak, kikir,
Amalan Lisan
33
Dilakukan melalui kepatuhan dalam sholat, pengorbanan
hatinya sedikit demi sedikit akan tertutupi hingga cahaya petunjuk pun
sholat, puasa dan bersedekah selama ini, tetap saja rasanya semua itu
34
surga, dan membaca riwayat hidupnya (sirah) adalah cara terpenting
seseorang. Allah dan Rasul pun menyuruh kepada kita untuk lebih
Karena teman bisa menjadi tolok ukur baik atau tidaknya agama
seseorang. Oleh karena itu pilihlah teman yang bisa mengajak kita
kepada kebaikan.
35
keimanannya. Begitu juga sebaliknya, seseorang tidak akan
SWT).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
melalui wahyukepadanabi-Nya,MuhammadSaw.
36
dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-Nya Yang
Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan
berhati-hati.
3.2 Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
Catatan kaki:
[2] HR. al-Bukhari: 25, 1399 dan Muslim: 21, 22 dari hadits Abu Hurairah
radhiallahu ‘anhu.
Sumber Bacaan:
Al-Qur’an Al-Karim
Shahih al-Bukhari
Shahih Muslim6
Riyadhush Shalihin
Tafsir as-Sa’di
Syarah Masa’il al-Jahiliah
al-‘Aqidah ash-Shahihah
al-’Aqidah al-Islamiyyah
Lum’atul I’tiqad, dll.
https://inilah.com/mozaik/2211107/inilah-9-cara-meningkatkan-
kekuatan-iman
38