Anda di halaman 1dari 22

TAUHIDULLAH : MENGHAYATI KEHADIRAN ALLAH

Luthfi Naufal Gibrani

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah mengizinkan saya
dalam menyusun dan menulis makalah ini yang berjudul TAUHIDULLAH :
MENGHAYATI KEHADIRAN ALLAH.
Hal yang paling mendasar yang mendorong saya membuat makalah ini adalah tugas
dari mata kuliah agama, untuk mencapai nilai yang memenuhi syarat perkuliahan.
Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga
atas bimbingan dosen dan semua pihak yang telah membantu dan membimbing saya.
Andai ada kekurangan dalam makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Depok, September 2014

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid
B. Pembagian Tauhid
C. Tingkatan Tauhid
D. Makna Syahadah
E. Implementasi Tauhid Dalam Kehidupan
F. Kedudukan Ilmu Tauhid Dengan Ilmu Lainnya
G. Menghayati Keberadaan Allah melalui Penciptaan Alam Semesta
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
2

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tauhid secara bahasa berasal dari kata wahhada yuwahhidu yang artinya menjadikan
sesuatu satu/tunggal/esa (menganggap sesuatu esa). Secara istilah syari, tauhid berarti
mengesakan Allah dalam

hal

Mencipta,

Menguasai,

Mengatur

dan

mengikhlaskan (memurnikan) peribadahan hanya kepada-Nya, meninggalkan penyembahan


kepada selain-Nya serta menetapkan Asmaul Husna (Nama-nama yang Bagus) dan Shifat
Al-Ulya (sifat-sifat yang Tinggi) bagi-Nya dan mensucikan-Nya dari kekurangan dan cacat.
Pada dasarnya manusia dari sejak lahir berada dalam fitrahnya yaitu, bertauhid. Namun
sesuai perkembangan lingkungan dan orang tuanyalah yang menentukan selanjutnya. Banyak
orang yang beriman namun tanpa didasari pengetahuan yang memadai. Mereka beribadah
namun ada saja yang masih menyimpang dari ketauhidannya. Apalagi mereka yang berada di
penjuru kampung yang masih banyak mempercayai pohon-pohon yang besar, batu-batuan
yang besar, dan lain sebagainya.
Berangkat dari uraian diatas kami berupaya untuk menjelaskan mengenai ilmu tauhid dan
perangkatnya.

B.

Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah Tauhid dalam Islam yaitu sebagai
berikut :

1. Apa pengertian Tauhid?


2. Bagaimana pembagian Tauhid, Hakekat dan Inti Tauhid serta Keutamaan Tauhid?
3. Bagaimana Keagungan Kalimat Tauhid, Tingkatan Ilmu Tauhid dan Kesempurnaan Tauhid?
4. Bagaimana menyikapi masalah tauhid di dalam perdebatan penciptaan alam semesta?

BAB II
3

PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid
Tauhid
Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Taala adalah Esa, tidak
ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.
Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah Subhanahu wa Taala
semata, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang Maha
Pencipta, Maha Pengatur alam semesta. Hanya Dia lah yang berhak disembah, tiada sekutu
bagiNya. Dan setiap yang disembah selain-Nya adalah batil. Sesungguhnya Dia Subhanahu
wa Taala bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan
kekurangan. Dia Subhanahu wa Taala mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat
yang tinggi.

B. Pembagian Tauhid
Ulama membagi tauhid ke dalam 4 (empat) dimensi/katagori utama. Pembagian ke dalam 4
dimensi/katagori ini didasarkan atas pertimbangan bahwa dalam 4 dimensi utama inilah
manusia harus mempunyai sikap tauhid kepada Allah dan dalam 4 dimensi ini manusia
seringkali melalaikan Allah. Keempat dimensi ini adalah:
1. Tauhid uluhiyyah, yaitu meyakini bahwa hanya Allah-lah Dzat Tuhan yang benar
(haq) dan wajib disembah dan melakukan penyembahan/pemujaan hanya kepadaNya. Orang-orang yang melakukan penyembahan selain kepada Allah atau
menduakan Allah berarti melakukan kesalahan/kesesatan karena melakukan hal yang
bertentangan dengan tauhid uluhiyyah.

2. Tauhid rububiyyah, yaitu meyakini bahwa Allah-lah yang menciptakan makhluk dan
mengatur seluruh realitas kehidupan. Benar bahwa dalam kehidupan ini ada hukum
alam, ada hukum sebab-akibat, tapi semuanya tetap berada dalam pengaturan Allah.
Orang-orang yang meyakini bahwa realitas kehidupan ada dengan sendirinya dan
segala sistem kehidupan berjalan tanpa ada kendali dan pengaturan dari Allah berarti
dia melakukan kesalahan/kesesatan dan bertentangan dengan tauhid rububiyyah.

3. Tauhid mulkiyyah, yaitu meyakini hanya Allah-lah penguasa yang wajib ditaati segala
aturannya. Orang-orang yang memuja dan mensakralkan pemimpin apalagi sampai
mentaati perintahnya yang bertentanga dengan aturan Allah berarti ia melakukan
kesalahan/kesesatan dan bertentangan dengan tauhid mulkiyyah.

4. Tauhid asma wa sifat, meyakini bahwa Allah mempunyai nama dan sifat-sifat
sebagaimana dijelaskan oleh Allah sendiri dalam kitab suci al-Quran dan melalui
penjelasan Nabi Muhammad SAW (dalam al-Hadis), tanpa menambah dan
menyerupakan sifat dan nama Allah itu dengan nama dan sifat-sifat makhluk. Orangorang yang tak mempercayai, mengubah, atau pun menyerupakan sifat dan nama
Allah dengan makhluk berarti ia melakukan kesalahan/kesesatan dan bertentangan
dengan tauhid asma wa sifat.

C. Tingkatan Tauhid
Baik tauhid maupun kemusyrikan ada tingkatan dan tahapannya masing-masing.
Sebelum kita melewati semua tahap dalam tauhid, kita belum dapat menjadi pengikut atau
ahli tauhid (muwahhid) yang sejati.

Adapun tingkatan tauhid adalah sebagai berikut :


5

a.Tauhid Zat Allah


Yang dimaksud dengan tauhid (keesaan) Zat Allah adalah, bahwa Allah Esa dalam
Zat-Nya. Kesan pertama tentang Allah pada kita adalah, kesan bahwa Dia berdikari. Dia
adalah Wujud yang tidak bergantung pada apa dan siapa pun dalam bentuk apa pun. Dalam
bahasa Al-Qur'an, Dia adalah Ghani (Absolut). Segala sesuatu bergantung pada-Nya dan
membutuhkan pertolongan-Nya. Dia tidak membutuhkan segala sesuatu.
b. Tauhid dalam Sifat-sifat Allah
Tauhid Sifat-sifat Allah artinya adalah mengakui bahwa Zat dan Sifat-sifat Allah
identik, dan bahwa berbagai Sifat-Nya tidak terpisah satu sama lain. Tauhid Zat artinya
adalah menafikan adanya apa pun yang seperti Allah, dan Tauhid Sifat-sifat-Nya artinya
adalah menafikan adanya pluralitas di dalam Zat-Nya. Allah memiliki segala sifat yang
menunjukkan kesempurnaan, keperkasaan dan ke-indahan, namun dalam Sifat-sifat-Nya tak
ada segi yang benar-benar terpisah dari-Nya. Keterpisahan zat dari sifat-sifat dan
keterpisahan sifat-sifat dari satu sama lain merupakan ciri khas keterbatasan eksistensi, dan
tak mungkin terjadi pada eksistensi yang tak terbatas. Pluralitas, perpaduan dan keterpisahan
zat dan sifat-sifat tak mungkin terjadi pada Wujud Mutlak.
Seperti Tauhid zat Allah, tauhid sifat-sifat Allah merupakan doktrin Islam dan salah
satu gagasan manusiawi yang paling bernilai, yang semata-mata mengkristal dalam mazhab
syiah.
c. Tauhid dalam Perbuatan Allah
Arti Tauhid dalam perbuatan-Nya adalah mengakui bahwa alam semesta dengan
segenap sistemnya, jalannya, sebab dan akibatnya, merupakan perbuatan Allah saja, dan
terwujud karena kehendak-Nya. Di alam semesta ini tak satu pun yang ada sendiri. Segala
sesuatu bergantung pada-Nya. Dalam bahasa Al-Qur'an, Dia adalah pemelihara alam semesta.
Dalam hal sebab-akibat, segala yang ada di alam semesta ini bergantung. Maka dari itu, Allah
tidak memiliki sekutu dalam Zat-Nya, Dia juga tak memiliki sekutu dalam perbuatan-Nya.
Setiap perantara dan sebab ada dan bekerja berkat Allah dan bergantung pada-Nya. MilikNya sajalah segala kekuatan maupun kemampuan untuk berbuat.
Manusia merupakan satu di antara makhluk yang ada, dan karena itu merupakan
ciptaan Allah. Seperti makhluk lainnya, manusia dapat melakukan pekerjaannya sendiri, dan
tidak seperti makhluk lainnya, manusia adalah penentu nasibnya sendiri. Namun Allah sama
6

sekali tidak mendelegasikan Kuasa-kuasa-Nya kepada manusia. Karena itu manusia tidak
dapat bertindak dan berpikir semaunya sendiri, "Dengan kuasa Allah aku berdiri dan duduk. "
Percaya bahwa makhluk, baik manusia maupun makhluk lainnya, dapat berbuat semaunya
sendiri, berarti percaya bahwa makhluk tersebut dan Allah sama-sama mandiri dalam berbuat.
Karena mandiri dalam berbuat berarti mandiri dalam zat, maka kepercayaan tersebut
bertentangan dengan keesaan Zat Allah (Tauhid dalam Zat), lantas apa yang harus dikatakan
mengenai keesaan perbuatan Allah (Tauhid dalam Perbuatan).
d. Tauhid dalam Ibadah
Tiga tingkatan Tauhid yang dipaparkan di atas sifatnya teoretis dan merupakan
masalah iman. Ketiganya harus diketahui dan diterima. Namun Tauhid dalam ibadah
merupakan masalah praktis, merupakan bentuk "menjadi". Tingkatan-tingkatan tauhid di atas
melibatkan pemikiran yang benar. Tingkat keempat ini merupakan tahap menjadi benar.
Tahap teoretis tauhid, artinya adalah memiliki pandangan yang sempurna. Tahap praktisnya
artinya adalah berupaya mencapai kesempurnaan.
Tauhid teoretis artinya adalah memahami keesaan Allah, sedangkan tauhid praktis
artinya adalah menjadi satu. Tauhid teoretis adalah tahap melihat, sedangkan tauhid praktis
adalah tahap berbuat. Sebelum menjelaskan lebih lanjut tentang tauhid praktis, perlu
disebutkan satu masalah lagi mengenai tauhid teoretis. Masalahnya adalah apakah mungkin
mengetahui Allah sekaligus dengan keesaan Zat-Nya, keesaan Sifat-sifat-Nya dan keesaan
perbuatan-Nya, dan jika mungkin, apakah pengetahuan seperti itu membantu manusia untuk
hidup sejahtera dan bahagia; atau dan berbagai tingkat dan tahap tauhid, hanya tauhid praktis
saja yang bermanfaat.

D. Makna Syahadah
Syahadah atau syahadat artinya kesaksian, yakni kesaksian bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan bahwasanya Muhammad utusan Allah. Syahadah adalah keyakinan yang
sangat kuat yang dibuktikan dengan komitmen untuk menjalankan perintah Allah dan
menjauhi larangannya. Persaksian yang pertama (kepada Allah) disebut dengan syahadat
tauhid dan persaksian yang kedua (kepada Nabi Muhammad) disebut dengan syahadat rasul.
Dalam ajaran Islam, syahadah terwadahi dalam kalimat syahadah: asyhadu allaa ilaha
illallah, wa asyhadu anna muhammadan rasulullah.
7

Syahadat adalah ikrar ketundukan seorang Muslim kepada Allah SWT. Karena itulah
syahadat harus memenuhi tiga syarat: mengikrarkan secara lisan (iqrarun billisan), meyakini
dalam hati (tashdiqun biljanan), melakukan dengan anggota tubuh (wa amalun bil arkan).
Membaca dua kalimat syahadat merupakan pengucapan syahadah dalam lisan. Ucapan ini tak
ada gunanya jika tidak diyakini dalam hati. Kemudian keyakinan juga tak ada gunanya jika
tak diikuti dengan ketaatan melakukan semua perintah Allah dengan segenap jiwa dan raga.
Dengan demikian, syahadah juga merupakan janji awal bagi seorang hamba untuk mentaati
perintah-perintah Allah SWT.
E. Implementasi Tauhid Dalam Kehidupan
Umat Islam termasuk yang mayoritas di negeri ini. Tapi diantara yang banyak itu,
berapa yang benar-benar mengimplementasikan ketauhidan dan syahadahnya itu. Berapa
prosen yang tauhidnya murni dari syirik dan berapa prosen pula yang syahadahnya memenuhi
syarat-syarat yang disebutkan di atas? Bahkan lebih dalam lagi, berapakah diantara mereka
yang mengahayati betul ketauhidannya sehingga merasakan Allah senantiasa hadir dalam
kehidupannya?
Untuk memudahkan, mari kita cek kembali syarat-syarat di atas? Pertama, untuk
masalah ketauhidan. Apa syarat ketauhidan? Mengesakan Allah dan tidak menduakannya.
Dengan kata lain, tauhid yang bersih dari syirik. Apakah kita sudah benar-benar terhindar dari
syirik? Apakah Allah sudah menjadi satu-satunya tempat menyembah, memuja, mengabdi,
memohon, bergantung, curhat? Apakah sudah? Kedua, berkaitan dengan masalah syahadah.
Apa syarat syahadah? Mengucapkan dengan lisan, meyakini dalam hati, dan melakukan
dengan anggota tubuh dan segenap kemampuan. Sudahkah? Jika sudah berarti syarat utama
tauhid dan syahadah kita sudah baik.
Pertanyaan berikutnya adalah, apakah katuhidan dan syahadah kita sudah
termanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari? Sebelum menjawab pertanyaan ini mari
perjelas dulu apa yang dimaksud dengan kehidupan sehari-hari. Kehidupan sehari-hari adalah
kehidupan kita di dunia. Kehidupan keseharian kita. Apakah dengan pemenuhan syarat-syarat
di atas belum cukup untuk dikatakan bahwa ketauhidan dan syahadah kita sudah
terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari? Betul, belum cukup. Mengapa? Jawabnya
ada dua hal: pertama, terkadang semua ketaatan yang kita jalani berjalan sebagai ritualformal belaka. Jadi semua ketaatan yang dijalankan semacam rutinitas saja. Ini adalah
8

tingkatan yang paling dangkal. Kedua, terkadang keimanan dan ketaatan dihayati sebagai
doktrin metafisis yang hanya berkaitan dengan alam akhirat. Akibatnya ketaatan dan
keimanan malah menjauhkan manusia dari realitas kehidupannya dan abai terhadap
kehidupan sehari-hari.
Lantas bagaimana wujud tauhid yang terimplementasi dalam kehidpuan sehari-hari?
Ketauhidan yang terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah ketauhidan
yang mempertautkan kehidupan keseharian manusia dengan kekuasaan Allah
(trensendensi kehidupan) atau mentarnsformasikan ketauhidan/keimanan kepada Allah
dalam kehidupan sehari-hari atau yang disebut dengan tauhid sosial. Jadi kata kuncinya
ada pada dua hal: 1) transformasi ketauhidan, 2) transendensi kehidupan. Mari kita bahas satu
per satu.
Pertama, transformasi ketauhidan. Tarnsformasi ketauhidan adalah mewujudkan
ketauhdian kepada Allah dalam bentuk amal nyata dalam kehidupan sehari-hari. Karena kita
menyadari betul bahwa Allah senantiasa bersama kita, maka kita senantiasa menjaga perilaku
kita dari hal-hal buruk misalnya kesombongan, berbuat zalim, menyakiti orang lain,
merugikan orang lain, dan setersunya. Sebaliknya, kita selalu terdorong unatu melakukan halhal yang baik misalnya bersikap ramah, menolong orang lain, peduli, empati pada sesame,
dan setersunya. Intinya kehadiran kita di tengah-tengah masyarakat benar-benar membawa
manfaat bagi orang lain.
Kedua, transendensi kehidupan. Transendensi kehidupan adalah upaya mengaitkan
semua dinamika kehidupan ini dengan Allah SWT. Allah hadir sebagai pengawas kehidupan
kita, sebagai tempat bersandar, meminta, bersyukur dan hal lain yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Saat kita menerima rezeki, pertolongan, bahkan bencana semuanya selalu terkait
dengan Allah. Allah-lah yang memudahkan semuanya melalui tangan hamba-hamba-Nya.
Terkadang kita hanya berterima kasih pada manusia. Kita tak pernah sadar bahwa Allah-lah
yang mengetuk hatinya. Allah-lah yang memudahkan semuanya untuk kita. Jadi seharusnya,
pertama kali yang kita beri ucapan terima kasih adalah Allah. Baru manusia. Demikian juga
misalnya kita menerima musibah. Musibah harus menyadarkan kita bahwa itu adalah ujian,
peringatan, atau bahkan azab dari Allah. Intinya semuanya perilaku kehidupan ini, kecuali
ada ikhtiar lahiriah dan jawaban-jawaban rasional yang tak boleh ketinggalan harus
dihubungkan dengan Allah. Jika kita membutuhkan pertolongan, jika kita punya masalah, jika
kita ingin berbagi cerita, dan seterusnya, maka Allah-lah pihak pertama yang kita jadikan
9

tempat berbagi, tempat memohon, dan tempat melabuhkan perasaan. Mengapa? Karena Diaalah Yang Maha Mendengar. Dia-lah Yang Maha Peduli.
F. Kedudukan Ilmu Tauhid Dengan Ilmu Lainnya
Kemuliaan suatu ilmu tergantung pada kemulian tema yang dibahasnya. Ilmu
kedokteran lebih mulia dari teknik perkayuan karena teknik perkayuan membahas seluk
beluk kayu sedangkan kedokteran membahas tubuh manusia. Begitu pula dengan ilmu tauhid,
ini ilmu paling mulia karena objek pembahasannya adalah sesuatu yang paling mulia. Adakah
yang lebih agung selain Pencipta alam semesta ini? Adakah manusia yang lebih suci daripada
para rasul?

Adakah yang lebih penting bagi manusia selain mengenal Rabb dan

Penciptanya, mengenal tujuan keberadaannya di dunia, untuk apa ia diciptakan, dan


bagaimana nasibnya setelah ia mati? Apalagi ilmu tauhid adalah sumber semua ilmu-ilmu
keislaman, sekaligus yang terpenting dan paling utama.
Karena itu, hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardhu ain bagi setiap muslim dan
muslimah sampai ia betul-betul memiliki keyakinan dan kepuasan hati serta akal bahwa ia
berada di atas agama yang benar. Sedangkan mempelajari lebih dari itu hukumnya fardhu
kifayah, artinya jika telah ada yang mengetahui, yang lain tidak berdosa.

G. Menghayati Kehadiran Allah melalui Penciptaan Alam Semesta.

10

Mungkin pernah terbayang oleh anda bagai mana alam semesta ini bermula. Bagaimana alam
semesta ini tercipta. Dan siapakah yang maha besar yang menciptakannya.
Saya akan membahas sedikit tentang ini sebagai renungan yang berkaitan dengan tauhid
menghayati keberadaan Allah SWT.
Paham Materialisme.
Bermula dari abat ke 19. Realitas penciptaan yang kita bicarakan telah diabaikan atau
diingkari sejak dahulu oleh sebuah pandangan filosofis tertentu. Pangdangan itu disebut
materialisme. Filsafat ini , yang semula dirumuskan di kalanhan bangsawan yunani kuno,
juga telah muncul dari waktu ke waktu dalam budaya lain dan di kembangan pula secara
perorangan.
Paham materialisme beranggapan bahwa hanya materi yang ada , dan begitulah adanya
sepannjang waktu yang tak terbatas. Dari pendirian itu , di klaim bahwa alam semesta juga
selalu ada dan tidak diciptakan.
Sebagai tambahan bagi klaim mereka; bahwa alam semesta ada dalam waktu yang tak
terbatas, penganut materiaisme juga mengemukakan bahwa tidak ada tujuan atau sasaran di
dalam alam semesta. Mereka menyatakan bahwa semua keseimbangan , keselarasan dan
keteraturan yang tampak di sekitar kita hanyalah peristiwa kebetulan. Karena alasan politik
dan sosial pada abad 19 maka paham ini sangat diterima dan meluas tersebar keseluruh dunia.
Akan tetapi, temuan sains modern secara tak terbantahkan menuntujukan betapa kelirunya
pernyataan materialisme. 1

Temuan Temuan Sains Abad ke 20


Mari kita tinjau lagi dua pandangan materialisme tentang alam semesta:
1. Alam semesta telah ada sejak waktu yang tak terbatas, dan karena tidak mempunyai
awa atau akhir , alam semesta tidak diciptakan.
2. Segala sesuatu dalam alam semesta hanyalah hasil peristiwa kebetulan dan bukan
produk rancangan, rencana atau visi yang di sengaja.
Kedua pandangan ini di kemukakan dengan berani dan di bela mati- matian olleh
materialis abad ke 19 , yang tentu saja tidak punya jalan lain kecuali bergantung kepada

1 Harun Yahya,Penciptaan alam semesta , Dzikra,2004 hlm. 2


11

pengetahuan ilmiah zaman mereka yang terbatas dan tidak canggih . Kedua pendapat itu
telah dibantah sepenuhnya dengan penemuan penemuan sains abad ke 20.
Yang terkubur pertama kali adalah pendapat bahwa alam semesta sudah ada sejak
waktu yang tak terbatas. Sejak tahun 1920-an, telah mun-cul bukti tegas bahwa pendapat ini
tidak mungkin benar. Para ilmuwan sekarang merasa pasti bahwa jagat raya tercipta dari
ketiadaan, sebagai hasil suatu ledakan besar yang tak terbayangkan, yang dikenal sebagai
Dentuman Besar (Big Bang). Dengan kata lain, alam semesta terbentuk, atau tepatnya,
diciptakan oleh Allah.
Abad ke-20 juga menyaksikan kehancuran klaim materialis yang kedua: bahwa segala
sesuatu di jagat raya adalah hasil dari kebetulan dan bukan rancangan. Riset yang diadakan
sejak tahun 1960-an dengan konsisten menunjukkan bahwa semua keseimbangan fisik alam
semesta umumnya dan bumi kita khususnya dirancang dengan rumit untuk memungkinkan
kehidupan. Ketika penelitian ini diperdalam, di-temukan bahwa setiap hukum fisika, kimia,
dan biologi, setiap gaya-gaya fundamental seperti gravitasi dan elektromagnetik, dan setiap
detail struktur atom dan unsur-unsur alam semesta sudah diatur dengan tepat sehingga
manusia dapat hidup. Ilmuwan masa kini menyebut de-sain luar biasa ini prinsip antropis.
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap detail alam semesta telah dirancang dengan cermat
untuk me-mungkinkan manusia hidup.
Kesimpulannya, filsafat yang disebut materialisme telah ditolak oleh sains modern.
Dari posisinya sebagai pandangan ilmiah yang dominan pada abad ke-19, materialisme
telah jatuh menjadi cerita fiksi pada abad ke-20.2
Bagaimana tidak? Seperti yang ditunjukkan Allah:
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada atara
keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir,
maka celakalah orang-orang kafir itu karena me-reka akan masuk neraka. (QS.
Shaad, 38: 27)
Adalah keliru untuk menganggap alam semesta diciptakan dengan sia-sia. Filsafat
yang benar-benar keliru seperti materialisme dan sistem-sistem yang berdasarkan pada
paham itu telah ditakdirkan untuk gagal sejak awal sekali.
2 Harun Yahya,Penciptaan alam semesta , Dzikra,2004 hlm. 3

12

Penciptaan adalah sebuah fakta. Kita akan melihat bagaimana materialisme telah
runtuh di hadapan sains modern dan juga menyaksikan betapa menakjubkan dan sempurna
alam semesta dirancang dan diciptakan oleh Allah.
Dalam bentuk standarnya, teori Dentuman Besar (Big Bang) mengasumsikan
bahwa semua bagian jagat raya mulai mengembang secara serentak. Namun bagaimana
semua bagian jagat raya yang berbeda bisa menyelaraskan awal pengembangan
mereka? Siapa yang memberikan perintah?
Andre Linde, Profesor Kosmologi 3

Pengembangan Alam Semesta dan Penemuan Dentuman Besar.


Tahun 1920-an adalah tahun yang penting dalam perkembangan as-tronomi modern.
Pada tahun 1922, ahli fisika Rusia, Alexandra Friedman, menghasilkan perhitungan yang
menunjukkan bahwa struktur alam semesta tidaklah statis dan bahwa impuls kecil pun
mungkin cukup untuk menyebabkan struktur keseluruhan mengembang atau mengerut
menurut Teori Relativitas Einstein. George Lemaitre adalah orang pertama yang menyadari
apa arti perhitungan Friedman. Berdasarkan perhitungan ini, astronomer Belgia, Lemaitre,
menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan dan bahwa ia mengembang
sebagai akibat dari sesuatu yang telah memicunya. Dia juga menyatakan bahwa tingkat
radiasi (rate of radiation) dapat digunakan sebagai ukuran akibat (aftermath) dari sesuatu
itu.
Pemikiran teoretis kedua ilmuwan ini tidak menarik banyak per-hatian dan barangkali
akan terabaikan kalau saja tidak ditemukan bukti pengamatan baru yang mengguncangkan
dunia ilmiah pada tahun 1929. Pada tahun itu, astronomer Amerika, Edwin Hubble, yang
bekerja di Observatorium Mount Wilson California, membuat penemuan paling penting
dalam sejarah astronomi. Ketika mengamati sejumlah bintang melalui teleskop raksasanya,
dia menemukan bahwa cahaya bintang-bintang itu bergeser ke arah ujung merah spektrum,
dan bahwa per-geseran itu berkaitan langsung dengan jarak bintang-bintang dari bumi.
Penemuan ini mengguncangkan landasan model alam semesta yang dipercaya saat itu.

3 Andrei linde, The Self Reproducing Inflationary Universe, Scientific American, vol 271.
1994, hlm 48

13

Menurut aturan fisika yang diketahui, spektrum berkas cahaya yang mendekati titik
observasi cenderung ke arah ungu, sementara spektrum berkas cahaya yang menjauhi titik
observasi cenderung ke arah merah. (Seperti suara peluit kereta yang semakin samar ketika
kereta semakin jauh dari pengamat). Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa menurut
hukum ini, benda-benda luar angkasa menjauh dari kita. Tidak lama kemudian, Hubble
membuat penemuan penting lagi; bintang-bintang tidak hanya menjauh dari bumi; mereka
juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya kesimpulan yang bisa diturunkan dari alam
semesta di mana segala sesuatunya saling menjauh adalah bahwa alam semesta dengan
konstan mengembang.4
Secara logika, Sesuatu yang mengembang pasti mempunyai titik dimana benda itu
bersatu sebelum sesuatu yang menyebabkan berkembangnya benda itu terjadi. Dilihat dari
teori bigbang bila di lihat dengan waktu mundur maka alam semesta adalah sesuatu yang
rapat dan bersatu.
Kesimpulan yang harus diturun-kan dari model ini adalah bahwa pada suatu saat,
semua materi di alam semesta ini terpadatkan dalam massa satu titik yang mempunyai
volume nol karena gaya gravitasinya yang sangat besar. Alam semesta kita muncul dari
hasil ledakan massa yang mempunyai volume nol ini. Ledakan ini mendapat sebutan
Dentuman Besar dan keberadaannya telah berulang-ulang ditegaskan dengan bukti
pengamatan.5
Penemuan Radiasi Latar Belakang kosmik.
Secara logika kita, sesuatu yang meleak pasti memiliki panas atau radiasi setelah ledakan
itu. Kita ambil contoh sebuah api unggun memiliki panas ketika api menyala. Begitu pula
dengan dentuman besar pasti memiliki bekas radiasi yang di timbulkan yang sangat besar.
Pada tahun 1948, George Gamov mengembangkan perhitungan George Lemaitre
lebih jauh dan menghasilkan gagasan baru mengenai Dentuman Besar. Jika alam semesta
terbentuk dalam sebuah ledakan be-sar yang tiba-tiba, maka harus ada sejumlah tertentu

4 dan

Harun Yahya,Penciptaan alam semesta , Dzikra,2004 hlm. 10

5
14

radiasi yang ditinggalkan dari ledakan tersebut. Radiasi ini harus bisa dideteksi, dan lebih
jauh, harus sama di selu-ruh alam semesta.
Dalam dua dekade, bukti pengamatan dugaan Gamov diperoleh. Pada tahun 1965,
dua peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan sebentuk radiasi yang
selama ini tidak teramati. Disebut radiasi latar belakang kosmik, radiasi ini tidak seperti
apa pun yang berasal dari seluruh alam semesta karena luar biasa seragam. Radiasi ini tidak
dibatasi, juga tidak mempunyai sumber tertentu; alih-alih, radiasi ini tersebar merata di
seluruh jagat raya. Segera disadari bahwa radiasi ini adalah gema Dentuman Besar, yang
masih menggema balik sejak momen pertama ledakan besar tersebut. Gamov telah
mengamati bahwa frekuensi radiasi hampir mempunyai nilai yang sama dengan yang telah
diperkirakan oleh para ilmuwan sebelumnya. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel
untuk penemuan mereka.
Pada tahun 1989, George Smoot dan tim NASA-nya meluncurkan sebuah satelit ke
luar angkasa. Sebuah instrumen sensitif yang disebut Cosmic Background Emission
Explorer (COBE) di dalam satelit itu hanya memerlukan delapan menit untuk mendeteksi
dan menegaskan tingkat radiasi yang dilaporkan Penzias dan Wilson. Hasil ini secara pasti
menun-jukkan keberadaan bentuk rapat dan panas sisa dari ledakan yang menghasilkan
alam semesta. Kebanyakan ilmuwan mengakui bahwa COBE telah berhasil menangkap
sisa-sisa Dentuman Besar.
Ada lagi bukti-bukti yang muncul untuk Dentuman Besar. Salah satunya berhubungan
dengan jumlah relatif hidrogen dan helium di alam semesta. Pengamatan menunjukkan
bahwa campuran kedua unsur ini di alam semesta sesuai dengan perhitungan teoretis dari
apa yang seharusnya tersisa setelah Dentuman Besar. Bukti itu memberikan tusukan lagi ke
jantung teori keadaanstabil karena jika jagat raya sudah ada selamanya dan tidak
mempunyai permulaan, semua hidrogennya telah terbakar menjadi helium.
Dihadapkan pada bukti seperti itu, Dentuman Besar memperoleh persetujuan dunia
ilmiah nyaris sepenuhnya. Dalam sebuah artikel edisi Oktober 1994, Scientific American
menyatakan bahwa model Dentuman Besar adalah satu-satunya yang dapat menjelaskan
pengembangan terus menerus alam semesta dan hasil-hasil pengamatan lainnya.6

6 Harun Yahya,Penciptaan alam semesta , Dzikra,2004 hlm. 15

15

Tanda-Tanda Didalam Alquran.


Kebenaran yang dipertahankan oleh sumber-sumber agama adalah realitas penciptaan
dari ketiadaan. Ini telah dinyatakan dalam kitab-kitab suci yang telah berfungsi sebagai
penunjuk jalan bagi manusia selama ribuan tahun. Dalam semua kitab suci seperti
Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan Al Quran, dinyatakan bahwa alam semesta dan
segala isinya diciptakan dari ketiadaan oleh Allah.
Dalam satu-satunya kitab yang diturunkan Allah yang telah bertahan sepenuhnya
utuh, Al Quran, ada pernyataan tentang penciptaan alam semesta dari ketiadaan, di samping
bagaimana kemunculannya sesuai dengan ilmu pengetahuan abad ke-20, meskipun
diungkapkan 14 abad yang lalu.
Pertama, penciptaan alam semesta dari ketiadaan diungkapkan dalam Al Quran
sebagai berikut:
Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia
tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia mengetahui segala
sesuatu. (QS. Al Anaam, 6: 101) !

Aspek penting lain yang diungkapkan dalam Al Quran empat belas abad sebelum
penemuan modern Dentuman Besar dan temuan-temuan yang berkaitan dengannya adalah
bahwa ketika diciptakan, alam semes-ta menempati volume yang sangat kecil:
Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS. Al Anbiyaa, 21: 30) !
Terjemahan ayat di atas mengandung pemilihan kata yang sangat penting dalam
bahasa aslinya, bahasa Arab. Kata ratk diterjemahkan sebagai suatu yang padu yang
berarti bercampur, bersatu dalam kamus bahasa Arab. Kata itu digunakan untuk merujuk
dua zat berbeda yang menjadi satu. Frasa Kami pisahkan diterjemahkan dari kata kerja
16

bahasa Arab, fatk yang mengandung makna bahwa sesuatu terjadi de-ngan memisahkan
atau menghancurkan struktur ratk. Tumbuhnya biji dari tanah adalah salah satu tindakan
yang meng-gunakan kata kerja ini.
Mari kita tinjau lagi ayat tersebut dengan pengetahuan ini di benak kita. Dalam ayat
itu, langit dan bumi pada mulanya berstatus ratk. Me-reka dipisahkan (fatk) dengan satu
muncul dari yang lainnya. Mena-riknya, para ahli kosmologi berbicara tentang telur
kosmik yang me-ngandung semua materi di alam semesta sebelum Dentuman Besar. Dengan kata lain, semua langit dan bumi terkandung dalam telur ini dalam kondisi ratk. Telur
kosmik ini meledak dengan dahsyat menyebabkan materinya menjadi fatk dan dalam proses
itu terciptalah struktur keseluruhan alam semesta.
Kebenaran lain yang terungkap dalam Al Quran adalah pengem-bangan jagat raya
yang ditemukan pada akhir tahun 1920-an. Penemuan Hubble tentang pergeseran merah
dalam spektrum cahaya bintang diungkapkan dalam Al Quran sebagai berikut:
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesung-guhnya
Kami benar-benar meluaskannya. (QS. Adz-Dzaariyat, 51: 47) !
Singkatnya, temuan-temuan ilmu alam modern mendukung kebe-naran yang
dinyatakan dalam Al Quran dan bukan dogma materialis. Materialis boleh saja menyatakan
bahwa semua itu kebetulan, namun fakta yang jelas adalah bahwa alam semesta terjadi
sebagai hasil penciptaan dari pihak Allah dan satu-satunya pengetahuan yang benar tentang
asal mula alam semesta ditemukan dalam firman Allah yang diturunkan kepada kita.7

Hukum Entropi

7 Harun Yahya,Penciptaan alam semesta , Dzikra,2004 hlm. 17

17

Hukum ini menyatakan bahwa, jika dibiarkan, sistem yang teratur akan menjadi tidak
stabil dan berkurang keteraturannya sejalan dengan waktu. Hukum ini disebut Hukum
Entropi. Dalam ilmu fisika, entropi adalah derajat ketidakteraturan dalam sistem. Perubahan
sistem dari ke-adaan stabil menjadi tidak stabil adalah peningkatan entropi. Ketidakstabilan secara langsung terkait dengan entropi sistem tersebut.8
Kita dapat mengambil contoh akan hukum ini yaitu, Jika Anda meninggalkan mobil
di tempat terbuka bertahun-tahun atau bahkan cuma beberapa bulan, ketika kebali, Anda
pasti tidak bisa mengharapkan mobil Anda dalam kondisi seperti pada waktu Anda
meninggalkannya. Anda mungkin mendapati ban kempes, jendela rusak, karat pada bagian
mesin dan rangka, dan seba-gainya. Hal yang sama terjadi jika Anda mengabaikan
pemeliharaan rumah beberapa hari, dan Anda akan mendapati rumah lebih berdebu dan
lebih berantakan setiap harinya. Ini adalah bentuk entropi; namun Anda dapat
mengembalikannya dengan membersihkan, merapikan, serta membuang sampah.
Hukum ini secara luas diterima dan mengikat. Einstein, ilmuwan paling penting abad
ini, menyatakan bahwa hukum ini adalah hukum pertama seluruh ilmu pengetahuan.
Ilmuwan Amerika, Jeremy Rifkin, menyatakan dalam Entropy: A New World View:
Hukum Entropi akan memimpin sebagai hukum yang berkuasa sampai pada
periode sejarah berikutnya. Albert Einstein me-nyatakan bahwa ini adalah hu-kum
utama seluruh ilmu pengetahuan: Sir Arthur Eddington menyebutnya hukum
metafisikal agung di seluruh alam semesta. 9
Penting untuk ditegaskan bah-wa Hukum Entropi dengan sendirinya menggugurkan
banyak klaim penganut materialisme sejak awal. Jika terdapat rancangan nyata dan keteraturan pada alam semesta, hukum ini menyatakan bahwa, sejalan dengan waktu, keadaan
ini akan dianulir oleh alam itu sendiri. Ada dua kesimpulan dari pengamatan ini:
1. Dibiarkan begitu saja, alam semesta tidak akan bertahan untuk selama-nya. Hukum
kedua menyatakan bahwa tanpa campur tangan dari luar dalam bentuk apa pun, entropi

8 Harun Yahya,Penciptaan alam semesta , Dzikra,2004 hlm. 53

9 Jeremy Rifkin, Entropy: A New world View, New york, Viking Press, 1996, hlm.6
18

pada akhirnya menuju maksimal di seluruh penjuru alam semesta, menjadikannya dalam
keadaan benar-benar homogen.
2. Klaim bahwa keteraturan yang kita amati bukan hasil campur tangan dari luar juga
tidak benar. Segera setelah Dentuman Besar, alam se-mesta benar-benar dalam keadaan
sama sekali tak beraturan seperti terjadi jika entropi telah mencapai derajat paling tinggi.
Namun hal tersebut berubah seperti yang terlihat dengan mudah di sekitar kita. Perubahan
ini berlangsung dengan melanggar salah satu hukum alam paling dasarHukum Entropi.
Jelas, tidak mungkin menerangkan perubahan ini kecuali dengan mengakui adanya
penciptaan supra-natural.10
Allah mengungkapkan dalam Al Quran, bagaimana bumi dan langit dijaga dengan
kuasa-Nya yang agung:
Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan le-nyap; dan
sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan
keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha
Pengampun. (QS. Faathir, 35: 41)
Keteraturan ilahiah di alam semesta mengungkapkan kele-mahan kepercayaan
materialisme bahwa alam semesta adalah sekumpulan materi tak beraturan. Ini diungkapkan
dalam ayat lain:
Andaikan kebenaran itu menuruti hawa nafsu me-reka, pasti binasalah langit
dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah
mendatangkan kepada mere-ka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari
kebanggaan itu. (QS. Al Muminuun, 23: 71)

10 Harun Yahya,Penciptaan alam semesta , Dzikra,2004 hlm. 54

19

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu ( )yang berarti ikatan, attautsiiqu ( )yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (

) yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah ( ) (yang


berarti mengikat dengan kuat.
Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.
Tiga macam pembagian tauhid menurut Ulama:
Tauhid Rububiyah
Yaitu mentauhidkan Allah dalam perbuatan-Nya, seperti mencipta, menguasai,
memberikan rizki, mengurusi makhluk, dll yang semuanya hanya Allah semata yang mampu.
Dan semua orang meyakini adanya Rabb yang menciptakan, menguasai, dll.
Tauhid Uluhiya
Allah dalam perbuatan-perbuatan yang dilakukan hamba. Yaitu mengikhlaskan
ibadah kepada Allah, yang mencakup berbagai macam ibadah seperti : tawakal, nadzar, takut,
khosyah, pengharapan, dll. Tauhid inilah yang membedakan umat Islam dengan kaum
musyrikin. theis yang berkeyakinan tidak adanya Rabb.
Tauhid mulkiyyah,
yaitu meyakini hanya Allah-lah penguasa yang wajib ditaati segala aturannya.
Tauhid Asma Wa Sifat
20

Mengimani dan menetapkan apa yang sudah ditetapkan Allah di dalam Al Quran dan
oleh Nabi-Nya di dalam hadits mengenai nama dan sifat Allah tanpa merubah makna,
mengingkari, mendeskripsikan bentuk/cara, dan memisalkan.
Berdasarkan sub bab Menghayati Keberadaan Allah melalui Penciptaan Alam Semesta
Kita dapat menarik kesimpulan bahwa alam semesta yang luas tak terkira ini benar
-benar diciptakan oleh Allah SWT dan sesungguhnya Ia mempeihara alam ini. Dari awal
penciptaan dentuman besar hingga pada hari akhir nanti. Paham materialisme juga sudah
di bantahkan menurut sains modern. Tentu alquran sudah memberikan tanda-tanda
kekuasaan allah kepada kita.
Dengan kejadian di sekitar kita, Kita dapat menghayati kehadiran Allah SWT dan kebesaran
serta keagungannya. Bagaimana alam ini tercipta, bagaimana pergantian siang dan malam
terjadi, apa yang terjadi esok hari dan Bagaimana kehidupan setelah mati nanti adalah
kekuasaan Allah SWT.

B. Saran
Setelah pembahasan makalah ini, diharapkan kepada kita semua,dapat memahami
Tauhid, sehingga dapat mengenal Allah SWT serta dapat mengamalkannya dengan ibadah
dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengenal Allah SWT sebagai Tuhan
Yang Maha Esa dan yang patut disembah, kita akan terhindar dari perbuatan syirik.
Dengan kejadian di sekitar kita, Kita dapat menghayati Kehadiran Allah SWT. Oleh sebab itu
semoga keimanan akan ke Tauhidan kita semakin meningkat dan kita semakin tau mana yang
benar dan mana yang salah.
Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang dilindungi Allah SWT dari
perbuatan syirik yang mengantar kita ke neraka jahannam. Amin.

DAFTAR PUSTAKA
21

Yahya, Harun,Penciptaan Alam Semesta.2004.Bandung :Dzikra


Syaikh Muhammad At-Tamimi, Dasar-dasar Memahami Tauhid, (www.perpustakaanislam.com, Islamic Digital Library, 2001)
http://viapurwawisesasiregar.blogspot.com/2014/01/makalah-tentang-tauhidullahmenghayati.html
http://library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?id=6989
http://hamkaqolbu.blogspot.com/2013/03/makalah-ilmu-tauhid.html
http://khaerulsobar.wordpress.com/makalah/makalah-tentang-tauhid-studi-islam-i/
http://www.fimadani.com/pengertian-tauhid-dan-pembagiannya/
http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/25/tauhid-dan-implementasinya-595774.html

22

Anda mungkin juga menyukai