Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

IMAN KEPADA NABI DAN RASUL

Kelompok 4 :

 Ifantura atmaja (21910038)


 Dani anggara (21910110)
 Mila wati (21910172)
 Nasrawati (21910006)
 Lena astutu (21910028)
 Sartian (21910120)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHKENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Asalamua’alaikum Wr.wb.

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah banyak memberikan beribu – ribu kepada kita umatnya. Rahmat
beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, pempin
akhir zaman yang sangat di panuti oleh pengikutnya yakni Nabi
Muhamad SAW.”materi iman kepada nabi dan rasul dengan
pembahasan ini sangaja di bahas karena sangat penting untuk kita
khususnya sebagai mahasiswa yang ingin mengenali sosok Nabi dan
Rasul dan penerapanya dalam lingkungan pendidikan maupun social.

Tidak lupa juga kepada ibu dosen pengampu mata kuliah Al –


Islam dan kemuhamadiyaan (AIK) dan teman – teman yang lain untuk
memberikan saranya kepada penyusun agar penyusun makalah ini
lebih baik lagi.

Demikian,semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi


enyusun dan umumnya semua yang membaca makalah ini.

Wasalamu’alaikum Wr. Wb
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................... ii

1. BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................... 1


1.1. Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 . Rumusan masalah .............................................................. 1

1.3.Tujuan .................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................. 6


2.1. Pengertian Iman Kepada Rasul ................................. 7
2.2. Nama-nama Nabi dan Rasul....................................... 8
2.3. Sifat Wajib yang Dimiliki Rasul ................................ 10
2.4. Tugas Nabi dan Rasul ................................................. 10
2.5. Fungsi Iman Kepada Nabi dan Rasul........................ 11
2.6. Cara Beriman Kepada Rasul Allah ........................... 11
2.7 HAkikat Iman Kepada Rasulullah ............................. 13

BAB 3 PENUTUP ........................................................................... 17


3.1. Kesimpulan ................................................................... 17
3.2. Saran ............................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 18

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tidak diragukan lagi bahwa siapapun ingin hidup bahagia.
Masing-masing dalam hidup ini mendambakan ketenangan kedamaian
kerukunan dan kesejahteraan. Namun di manakah sebenarnya dapat
kita peroleh hal itu semua?

Sesungguhnya menurut ajaran Islam hanya iman yang disertai


dengan amal shaleh yang dapat menghantarkan kita baik sebagai
individu maupun masyarakat ke arah itu.

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun


perempuan dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami
beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yg telah mereka kerjakan.” .

Dengan iman umat Islam generasi pendahulu mencapai


kejayaan berhasil merubah keadaan dunia dari kegelapan menjadi
terang benderang. Dengan iman masyarakat mereka menjadi
masyarakat adil dan makmur. Para umara’ melaksanakan perintah
Allah para ulama beramar ma’ruf dan nahi mungkar dan rakyat saling
tolong-menolong atas kebajikan dan kebaikan. Kalimatul Haq mereka
junjung tinggi tiada yang mengikat antar mereka selain tali
persaudaraan iman.

Namun setelah redup cahaya iman di hati kita lenyaplah nilai-


nilai kebaikan diantara kita. Masyarakat kita pun menjadi masyarakat
yang penuh dengan kebohongan kesombongan kekerasan
individualisme keserakahan kerusakan moral dan kemungkaran.

1.2. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud iman kepada Rasul ?


2. Apa yang dimaksud Nabi dan Rasul ?
3. Apa sifat wajib yang di mliki Rasul ?

1.3. Tujuan
1. untuk mengetahui iman kepada rasul.
2. untuk mengetahui Nabi dan Rasul.
3. untuk mengetahui sifat wajib yang di miliki Rasul.

Dengan memohon ma’unah Allah makalah singkat ini mencoba


menjelaskan beberapa hal yg berkaitan dgn topik tersebut di atas.

Iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban,


karena iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu
yang ke 4. Iman kepada Rasul artinya mempercayai dengan sepenuh
hati atas kedatangan Rasul,mulai dari Rasul yang pertama yaitu Nabi
Adam as hingga Rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi
Wasallam.
Ajaran yang dibawa oleh para nabi dan Rasul sejak Nabi Adam
as hingga Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam. Merupakan
suatu rangkaian yang memiliki satu tujuan yaitu mengesankan Allah
Shalallahu Alaihi Wasallam. Berupa syariat atau hukum tertentu yang
kemudian disampaikan atau di ajarkan kepada umatnya. Oleh karena
itu,kita sebagai seorang muslim,wajib beriman atau mempercayai
kepada para Rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan
mengamalkan semua ajaran yang di bawa oleh Rasul utusan Allah
tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul maka
kita akan hidup bahagia di dunia dan juga akhirat.
Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya
mengetahui tentang pengertiannya saja itupun hanya terbatas, tanpa
mengetahui akan pemahamnnya lebih dalam dan penerapannya di
dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, kita patut dan wajib mempelajari, memahami dan
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh lebih
bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.
BAB II
PEMBAHASAN
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada
Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa
yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya.
Setelah memerintahkan berbuat adil, dan agar keadilan dapat
berkesinambungan dari seseorang dan dapat terus-menerus ditegakkan,
maka dilanjutkannya dengan nasihat yang dapat mengantar ke arah
penegakkan keadilan dan kesinambungannya yaitu memelihara dan
terus-menerus meningkatkan keimanan. Wahai orang-orang yang
beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya pelihara dan
asah serta asuh iman itu, demikian juga iman kepada kitab yang Allah
turunkan sekaligus sebelumnya seperti Taurat, Injil, dan Zabur. Barang
siapa yang membawanya kepada nabi-nabi dan barang siapa yang kafir
kepada Llah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya
dari jenis manusia atau malaikat dan hari Kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat dengan kesesatan yang sangat jauh.
Panggilan kepada orang-orang yang beriman pada awal ayat ini, yang
disusul dengan perintah beriman, ada yang memahaminya dalam arti
orang-orang yang beriman, ada yang memahaminya dalam arti orang-
orang yang beriman tetapi ada sesuatu yang kurang dalam keimanan
mereka sehingga ayat ini memerintahkan untuk menyempurnakannya.
Penganut faham ini menyatakan bahwa meraka yang diajak oleh ayat
ini adalah sementara bekas penganut agama Yahudi yang telah masuk
Islam tetapi masih terdapat dalam benak mereka hal-hal yang mereka
percayai, yang tidak sejalan dengan iman Islam yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.
Ada juga yang memahami ayat ini ditujukkan kepada orang-
orang munafik yang memang keimanan masih sangat lemah.
Selanjutnya seperti terbaca sebelum ini, ada juga yang memahaminya
dalam arti perintah kepada kaum mukminin, agar mempertahankan,
bahkan megnasah dan mengasuh iman mereka, agar dari hari ke hari
semakin kuat. Memang iman dapat demikian kuat sehingga seperti kata
Sayyidan Ali kw. “Seandainya tabir yang mencapai puncaknya).

2.1. Pengertian Iman Kepada Rasul Allah


Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat
dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang
dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati
bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt.
untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh
umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut Imam Baidhawi,
Rasul adalah orang yang diutus Allah. dengan syari’at yang
baru untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah
orang yang diutus Allah. untuk menetapkan (menjalankan) syari’at
rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi
sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak
diberikan syari’at yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu
menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa Alaihi Salam.
Iman kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang
keempat. Karena merupakan rukun iman yang keempat, bagi setiap
muslim wajib untuk mengetahui dan mengimani 25 Nabi dan Rasul
tersebut. Nabi adalah manusia terpilih untuk menerima wahyu dari
Allah. Lalu apa perbedaan Nabi dan Rasul? Nabi menerima wahyu
untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dan memiliki
tugas untuk menyampaikannya pada seluruh umat di dunia.
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7
dan Al-Mukmin ayat 78 yang artinya:
“Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad)
melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada
mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu
jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum
kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di
antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak
dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan
seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah,
diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-
orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah
diutus oleh Allah. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah
ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus
sebelum Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam. sebenarnya
sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya
di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.

‫ ِمائَةُ اَ ْلفٍ َواَ ْربَعَةٌ َو ِعش ُْر ْونَ اَ ْل ًفا‬: ‫اء ؟ قَا َل‬ ُ ‫ َيا َر‬: ‫ع َْن أ َ ِبى ذَر قَا َل‬
ِ َ‫س ْو َل هللاِ َك ْم ِع َّدةُ اْالَ ْن ِبي‬
َ َ‫سة‬
َ ‫عش ََر َج ًّما‬
‫غ ِفي ًْرا‬ َ ‫س ُل ِم ْن ذَا ِلكَ ثَالَثَةُ ِمائ َ ٍة َو َخ ْم‬ ُ ‫لر‬ ُّ َ ‫)ر َواهُ أَحْ َمد(ا‬
َ
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa
jumlah para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak
124.000 orang dan di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak
315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad ).
2.2. Nama-Nama Nabi dan Rasul
Yang merupakan aqidah kaum muslimin bahwa tidak ada yang
mengetahui jumlah nabi dan rasul secara pasti selain Allah-Subhanahu
wa Ta’ala yang telah mengutus mereka. Akan tetapi Allah Ta’ala telah
mengabarkan kepada kita sebahagian dari nama-nama mereka,
sehingga kita harus mengimani akan adanya nabi-nabi tersebut secara
rinci. Sedangkan nabi-nabi yang tidak Allah khabarkan kepada kita,
maka kita wajib beriman kepada mereka secara global.

Allah -Subhanahu wa Ta’ala menyatakan:

َ‫علَ ْيك‬
َ ‫ص ُه ْم‬ ُ ‫نَ ْق‬
ْ ‫ص‬ ‫َل ْم‬ ‫س ًال‬
ُ ‫َو ُر‬ ‫قَ ْب ُل‬ ‫ِم ْن‬ َ‫ع َل ْيك‬
َ ‫ص َنا ُه ْم‬ َ َ‫ق‬
ْ ‫ص‬ ‫قَ ْد‬ ‫س ًال‬
ُ ‫َو ُر‬
“Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak
Kami kisahkan tentang mereka kepadamu”. (QS. An-Nisa` : 164)

Merupakan suatu kaidah yang asasi bahwa tidak boleh


menetapkan jenjang kenabian kepada seorangpun kecuali dengan dalil
yang shohih dan tegas. Syaikh Muhammad bin ‘Abdilah Al-Imam
dalam kitab beliau yang berjudul Tahdzirul Atqiya` min ‘Ibadati
Quburil Anbiya` wal Auliya` menyebutkan nama-nama nabi yang
tsabit dan yang tidak tsabit dari Al-Qur`an dan Sunnah. Nama-nama
nabi dan rasul yang masyhur yang jumlahnya 25 disebutkan oleh
seorang penya`ir dalam dua bait sya’irnya:

‫س ْبعَةُ َو ُه ْم‬َ ‫عش ٍْر َويَ ْب َقى‬ َ ‫ِم ْن بَ ْع ِد‬ ‫فِي (( ِت ْلكَ ُح َّجت ُ َنا )) ِم ْن ُه ْم ث َ َمانِيَة‬
‫ذُ ْوا ْل ِك ْف ِل آ َد ُم ِبا ْل ُم ْختَ ِار َق ْد ُختِ ُم ْوا‬ ‫ْب صَا ِل ُح َو َكذَا‬ ٌ ‫شعَي‬
ُ ‫ْس ه ُْو ٌد‬ ُ ‫إِد ِْري‬

“Dalam (ayat) “Itulah hujjah Kami” (1)di antara mereka (para nabi)
disebutkan 18 dan masih tersisa 7 (orang).Mereka adalah: Idris, Hud,
Syu’aib, Sholih,demikian pula Dzul Kifli, Adam, dan semuanya ditutup
dengan Sang terpilih (Muhammad)”.

Di antara nabi yang tidak disebutkan namanya oleh penya’ir di atas


adalah: Nabi Khidir dan Nabi Yusya’ bin Nun -’alaihimas salam- (HR.
Ahmad: 2/325 dari Abu Hurairah)

2.3. Sifat wajib yang di miliki Rasul


1. Shiddiq (benar). Mereka selalu berkata benar, dimana, kapan dan
dalam keadaan bagaimanapun mereka tidak akan berdusta (kadzib).
2. Amanah, yaitu dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat.
3. Tabligh, artinya mereka senantiasa konsekwen menyampaikan
kebenaran (wahyu) kepada umatnya. Tidak mungkin mereka
menyembunyikan kebenaran yang diterimanya dari Allah .
(kitman), meskipun mereka harus menghadapai resiko yang besar.
4. Fathanah, artinya semua rasul-rasul adalah manusia-manusia yang
cerdas yang dipilih Allah t. Tidak mungkin mereka bodoh atau idiot
(baladah).
5. Khusus nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin para rasul
(sayyidul mursalin) mendapat sanjungan dan pujian yang luar biasa
dari Allah swt. disebabkan karena akhlaknya sebagaimana tersebut
dalam surah Al Qalam ayat 4 yang artinya “Dan sesungguhnya
kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung “
(Q.S. Al Qalam: 4).

2.4.Tugas Nabi dan Rasul


Tugas pokok yang diberikan Allah Ta`ala kepada para nabi dan rasul
sejak dari Nabi Adam sampai dengan Nabi Muhammad Shalallahu
Alaihi Wasallam adalah :
1. Memberi kabar gembira bagi orang-orang yang mentaati
risalah-Nya.
2. Membimbing umatnya ke jalan yang benar sehingga
memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.
3. Memberi peringatan kepada orang-orang yang mengingkari-
nya.

2.5. Fungsi Iman Kepada Nabi dan Rasul


Adapun fungsi iman kepada Nabi dan Rasul adalah :
1. Menambah keimanan kepada Allah Ta`ala, bahwa Rasul itu
benar-benar pilihan Allah.
2. Mengenal Allah Ta`ala dan tata cara beribadah kepada-Nya.
3. Mendorong manusia untuk memiliki kepribadian yang luhur
dengan cara menjadikan Rasulullah sebagai “Uswatun
Hasanah”
4. Mempercayai ajaran-ajaran yang dibawa Rasul Allah untuk
disampaikan kepada umatnya.
5. Mengamalkan ajaran yang diberikan oleh Rasulullah
Shalallahu Alaihi Wasallam.

2.6. Cara Beriman Kepada Rasul Allah


Cara kita beriman kepada Rasul Allah adalah dengan cara
meneladani seluruh aspek kehidupan Rasulullah, misalnya:
1. Dalam ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk ketundukan dalam
menjalankan dan memelihara salat sesuai dengan tuntunan beliau.
Beliau bersabda:
‫ص ِلِّى‬
َ ُ ‫صلُّ ْوا َك َما َرا َ ْيت ُ ُم ْونِى ا‬
َ
Solatlah kalian sebagaimana aku salat. (H.R. Bukhari)
2. Dalam tatacara berpakaian yang menutup aurat, sopan, bersih dan
indah, makan makanan yang halal, bersih dan bergizi, makan tidak
sampai kenyang, tidak makan kecuali setelah dalam keadaan lapar.
3. Dalam berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus
melindungi, mencintai dan menyayangi keluarganya. Beliau
bersabda:
َ ‫ ُح ِب‬: ِ‫ت قُرة ُ َع ْينِى فِى الصالَة‬
‫ِّب اِلَي ِم ْن د ُ ْن َيا ُك ْم ثَالَث‬ ْ َ‫سا ُء َو ُج ِعل‬ ِّ ِ َ ‫ا‬
َ ِِّ‫لطيْبُ َوالن‬
Artinya: “Telah ditanamkan padaku di dunia ini tiga perkara: rasa
cinta kepada wanita, wewangian, serta dijadikan mataku sejuk
terhadap salat”. (H.R. an-Nasai)
4. Sebagai pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan
umatnya daripada kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe
manusia individualistik yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
5. Sebagai anggota masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka
berdiam diri di rumah seraya memisahkan diri dengan masyarakat
sekitar, tetapi selalu berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat
dan sering mengunjungi rumah-rumah para sahabatnya.
6. Cara yang paling sederhana beriman kepada Rasul Allah adalah
dengan mengetahui siapa Rasul itu. Mengetahui bukan hanya
nama, tapi sejarah, dan ajaran yang dibawanya. Pengetahuan akan
mendatangkan keyakinan, dan dari keyakinan itu akan terbersit
keimanan
7. Mengamalkan ajaran yang dibawa Nabi yang diutus kepada kita.
Nabi yang diutus terakhir adalah Nabi Muhammad . Dengan
demikian beriman kepada Rasul Allah adalah dengan beiman
kepada Nabi Muhammad terlebih dahulu.
8. Sering menyebut nama Nabi dan Rasul. Yang paling disebut adalah
yang sering dingat, yang sering diingat adalah yang paling dicintai.
Cinta adalah bias keimanan. Berarti dengan seringnya menyebut
Nama Nabi dan Rasul dalam Shalawat, atau kisah, akan
menggiring keimanan kepadanya.Sangat sulit mengimani sesuatu
yang tidak ditangkap oleh indera. “Yang paling mencintaiku adalah
siapa yang melaksanakan perintahku padahal dia tidak pernah
bertemu denganku.” Sabda Nabi. Tiga cara bagaimana beriman
kepada Rasul Allah swt tadi semoga bisa member manfaat dan
membantu kita.
9. Jujur berani dari segala perbuatan.
10. Berkata baik dan benar kepada siapa saja dan apabila tidak bisa
berkata baik, maka lebih baik diam.
11. Berusaha sekuat tenaga untuk berjuang,menegakkan kebearan da
erjuang untuk mencapai kesuksesan dengan penuh kesadaran dan
semangat mencari ridha Allah.
12. Gemar membaca shalawat atas Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi
Wasallam.
13. Melaksanakan atau menaati risalah yang telah disampaikan oleh
para rasul.

2.7. Hakikat Iman Kepada Rasulullah


Diantara nikmat yang Allah berikan kepada manusia juga
seluruh alam adalah diutusnya para Rasul yang menuntun manusia dari
kegelapan menuju Islam.
Setelah beriman kepada Allah maka kewajiban berikutnya
adalah beriman kepada Rasulullah Muhammad yang menjadi pondasi
yang utama dari agama Islam. Sebab seluruh pondasi yang lainnya
dibangun di atas keimanan pada Allah dan Rasul-Nya. Seorang yang
tidak mengimani Rasulullah dan hanya beriman kepada Allah tidaklah
cukup, dan Iman menjadi batal, Sebagaimana sabda Nabi :
“Artinya: Islam itu dibangun di atas lima rukun , menyaksikan bahwa
tiada sesembahan yang haq selain Allah, dan bahwa Muhammad
adalah hamba dan RasulNya … (HR. Muslim I/45. Al-Bukhari I/).
Diantara cara beriman kepada Rasulullah adalah sebagai berikut:
1. Meyakini dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran Nabi
Muhammad dan apa yang oleh beliau bawa, sebagaimana Allah
menandaskan tentang ciri orang bertaqwa:
َ‫صدقَ بِ ِه أُولَئِكَ ُه ُم ْال ُم ْف ِل ُح ْون‬ ِ ْ‫ي َجا َء بِالصد‬
َ ‫ق َو‬ ْ ‫َوال ِذ‬
“Dan orang-orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan
membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. (Az-
Zumar : 33).
2. Ikhlas mentaati Rasul dengan melaksanakan seluruh perintah-
Nya dan menjauhi seluruh larangannya. Allah berfirman:
َ‫س ْو ِل اِال ْالبَل ُغ ْال ُمبِين‬
ُ ‫َوا ِْن ت ُ ِط ْيعُ ْوهُ ت َ ْهتَد ُوا َو َما َعلَى الر‬
“Dan jika kamu taat kepadanya , niscaya kamu mendapat petunjuk.
Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat
Allah) dengan terang”. (An-nur : 54)
3. Mengikuti ajaran pemikiran, pokok-pokok agama, hukum-hukum
dan cabang cabangnya sesuai dengan yang beliau ajarkan dengan
ikhlas. Allah berfirman:
َ َ‫ش َج َربَ ْينَ ُه ْم ثُم الَيَ ِجد ُواْ فِى أ َ ْنفُ ِس ِه ْم َح َر ًجا ِ ِّمما ق‬
َ‫ضيْت‬ َ ‫ُومنُ ْونَ َحتى يَ َح ِ ِّك ُموكَ فِ ْي َما‬
ِ ‫فَالَ َور ِبِّكَ الَي‬
‫س ِ ِّل ُمواْ ت َ ْس ِل ْي َما‬
َ ُ‫َوي‬
“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka persilisihkan,
kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap
putusan yang kamu berikan , dan mereka menerima dengan
sepenuhnya. (An-Nisa : 65).
4. Mencintai beliau , keluarga, para sahabat dan segenap
pengikutnya. Rasulullah bersabda:
ِ ‫ال يُؤْ ِمنُ ا َ َحد ُ ُك ْم َحتى أ َ ُك ْونَ ا َ َحب إِلَ ْي ِه ِم ْن َوا ِل ِد ِه َو َولَ ِد ِه َوالن‬
َ‫اس اَجْ َم ِعيْن‬
“Tidaklah beriman seorang sehingga aku lebih dia cintai dari pada
orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).
5. Membela dan memperjuangkan ajaran Nabi serta berda’wah
demi membebaskan ummat manusia dari kegelapan/kedhaliman,
kebatilan, kemungkaran dan kemaksiatan menuju kepada cahaya
kebenaran. Sebagaimana firman Allah:
َ‫ص ُر ْوهُ َوت َ َبعُواْ النُّ َو َرالذِي أ ُ ْن ِز َل َمعَهُ أ ُ ْولَئِكَ ُه ُم ْال ُم ْف ِل ُح ْون‬
َ َ‫فَال ِذيْنَ أ َ َمنُواْ بِ ِه َو َعزَ ُروهُ َون‬
“Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung” .
(Al-’Araf: 157).
6. Meneladani akhlaq dan kepemimpinan Nabi dalam setiap
amalnya, Allah berfirman:
َ ‫سو ِل هللاِ أُس َْوة َح‬
‫سنَة ِلِّ َم ْن َكانَ يَ ْر ُجواْ هللاَ َو ْاليَ ْو ِم اآلَ ِخ َر َوذَك ََر هللاَ َك ِثي ًْرا‬ َ ِ‫لَقَدْ َكانَ لَ ُك ْم ف‬
ُ ‫ىر‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang
baik bagimu (yaitu) orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah (Al-
Ahzab:21).
7. Banyak membaca shalawat dan salam kepada beliau terutama
setelah disebut namanya.
8. Waspada dan berhati-hati dari ajaran-ajaran yang menyelisihi
ajaran Nabi Muhammad seperti waspada dari syirik, tahayul, bid’ah,
khurafat, itulah pernyataan Allah :
‫ُص ْيبِ ُه ْم َعذَاب أَ ِلي َْم‬ ِ ُ ‫فَ ْليَحْ ذَ ِرال ِذيْنَ يُخَا ِلفُونَ َع ْن اَ ْم ِر ِه ا َ ْنت‬
ِ ‫ص ْيبَ ُه ْم فِتْنَة اَ ْوي‬
“Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang telah
berangsur-angsur pergi diantara kamu dengan berlindung (kepada
kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi ajaran
Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (An-
Nur : 63).
9. Mensyukuri hidayah keimanan kepada Allah dan RasulNya
dengan menjaga persatuan umat Islam dan menghindari perpecahan
dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan AS-Sunnah shohihah.
Itulah tegaknya agama:
َ ‫ِي أ َ ْو َح ْينَا إِلَيْكَ َو َما َوص ْينَا بِ ِه إِب َْر ِهي َْم َو ُمو‬
‫سىا‬ ْ ‫ع لَ ُك ْم ِمنَ ال ِدي ِْن َما َوصى بِ ِه نُ ْو ًحا َوالذ‬ َ ‫ش َر‬ َ
‫سى ا َ ْن أَقِ ْي ُموا ال ِديْنَ َوالَ تَتَفَرقُواْ فِي ِه‬
َ ‫َو ِع ْي‬
“Dia telah mensyari’atkan bagi kaum tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa
dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama 1341) dan janganlah kamu
berpecah belah karenanya. (Asy-Syura: 13)
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Beriman kepada Rasul Allah merupakan hal yang wajib dan
patut diketahui oleh setiap umat muslim di seluruh dunia. Pengertian
beriman kepada rasul allah berarti adalah kita harus mengimani atau
mempercayai adanya rasul-rasul allah.
Pengertian Rasul adalah Rasul adalah lelaki pilihan dan yang
diutus oleh Allah dengan risalah kepada manusia. Rasul merupakan
yang terbaik diantara manusia lainnya sehingga apa yang dibawa,
dikatakan dan dilakukan adalah sesutu yang terpilih dan mulia
dibandingkan dengan manusia lain.
Jadi, beriman kepada rasul-rasul allah merupakan hal yang
sangat berharga dan patut dipelajari. Karena, selain memberikan
hikmah-hikmah yang sangat bermanfaat juga memberikan
pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di
akhirat. Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam,
memahami lebih luas, dan menerapkannya di dalam kehidupan kita
tentang beriman kepada rasul-rasul allah agar kita dapat menjadi yang
lebih baik di setiap harinya, dan mendapat kehidupan yang bahagia di
dunia maupun di akhirat.

3.2. Saran
Berdasarkan pengalaman saya, ajaran agama Islam itu sangat
penting di dunia maupun di akhirat. Demikian saran dari saya kurang
dan lebihnya saya mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA

Shalut, Muhammad. 1998. Akidah dan Syari’ah Islam. Jakarta: Bumi


Aksara.
Chirzin, Muhammad. 1997. Konsep dan Hikmah Aqidah Islam.
Yokyakarta: Mitra Pustaka.
http://islamicpwr.blogspot.co.id/2012/10/iman-kepada-rasul-
allah.htmlhttp://ravikurnia1.blogspot.co.id/2015/04/makalah-beriman-
kepada-rasul.html

Anda mungkin juga menyukai