Anda di halaman 1dari 11

Makalah Agama

RUKUN IMAN

DI
S
U
S
U
N
Oleh :

Surandi Gailea

(200831071)

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
( UVRI MAKASSAR )

2014

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini yang berjudul " RUKUN IMAN" tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Makassar, 10 Juli 2014

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Beragama adalah suata bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang
yang diajarkan oleh agama yang dianutnya. Beragama berarti meyakini secara
bulat terhadap pokok-pokok ajaran dan keyakinan sebuah agama. Oleha keran
itu, tidak ada manusia yang mengaku beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang
ditetapkan oleh agama tersebut.
Dalam agama Islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun
Iman, terdiri dari enam pilar. Ke enam pilar tersebut adalah keyakinan Islam
terhadap hal-hal yang ghoib yang hanya dapat diyakini secara transedental,
sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang diluar daya nalar manusia. Rukun
Iman (pilar keyakinan) ini adalah terdiri dari: 1) iman kepada Allah (Patuh dan
taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-hukumNya), 2) iman kepada Malaikat malaikat Allah (mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan
kebesaran Allah di alam semesta), 3) iman kepada Kitab-kitab Allah
(melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya secara hanif. Salah satu kitab
Allah adalah Al-Qur'an ), 4) iman kepada Rasul-rasul Allah (mencontoh
perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan
kebenaran yang disertai kesabaran), 5) iman kepada hari Kiamat (aham bahwa
setiap perbuatan akan ada pembalasan) dan 6) iman
kepada Qada dan Qadar (paham pada keputusan serta kepastian yang
ditentukan Allah pada alam semesta).
Enam pilar keimanan umat Islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib
dimiliki oleh setiap muslim. Tanpa mempercayai salah satunya maka gugurlah
keimanannya, sehingga mengimani ke enam rukun iman tersebut merupakan
suatu kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Oleh karena itu, penulis akan mengkaji berbagai hal yang meyangkut enam pilar
keimanan tersebut, baik dalil-dalilnya maupun pengaruh keimanan tersebut
terhadap kehidupan seorang muslim. Diharapkan kajian tersebut akan
menambah pemahaman penulis mengenai pentingnya rukun iman dalam
kehidupan beragama dan bermasyarakat.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka berikut ini rumusan masalah yang
akan dikaji dalam makalah ini, yaitu:
1.

Apakah yang dimaksud dengan rukun Iman?

2.

Apakah kedudukan rukun Iman dalam agama Islam?

3.

Apakah makna rukun iman terhadap kehidupan seorang muslim?

1.3

Tujuan Penulisan

Tujuan penyusunan makalah yang yang bertema tentang rukun Islam ini adalah:
1.

Memahami maksud dengan rukun Iman?

2.

Mengetahui kedudukan rukun Iman dalam agama Islam?

3.

Memahami makna rukun iman terhadap kehidupan seorang muslim?

1.4

Metode dan Teknik Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriptif
analitik, yakni dengan mengungkapkan masalah-masalah yang dikaji dan
kemudian dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada dan pengetahuan penulis.
Adapun teknis penulisan yang digunakan adalah kajian kepustakaan terhadap
berbagai literatur aqidah.

1.5

Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:


Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan dan tujuan
Penulisan, metode dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan materi, yang berisi tentang pengertian, dalil-dalil dan materi
rukun Iman.
Bab III Penutup, berisi kesimpulan dan saran.

BAB II

RUKUN IMAN SEBAGAI PILAR KEYAKINAN UMAT ISLAM

2.1 Pengertian Rukun Iman


Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan
seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman
dalam ajaran Islam, yaitu:
-

Iman kepada Allah


Patuh dan taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-hukumNya

Iman kepada Malaikat -malaikat Allah


Mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran
Allah di alam semesta

Iman kepada Kitab-kitab Allah


Melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya secara hanif. Salah satu
kitab Allah adalah Al-Qur'an
Al-Qur'an memuat tiga kitab Allah sebelumnya, yaitu kitabkitab Zabur , Taurat , dan Injil

Iman kepada Rasul-rasul Allah


Mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan
menjalankan kebenaran yang disertai kesabaran

Iman kepada hari Kiamat


Paham bahwa setiap perbuatan akan ada pembalasan

Iman kepada Qada dan Qadar


Paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam
semesta

Mengenai rukun iman ini berikut dalil-dalilnya:


Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian,
akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialahberiman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, dan nabi-nabi (Al-Baqarah:177)

Begitu juga nabi shalallahu alaihi wa salam bersabda dalam hadits Jibril: Iman
ituadalah hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitabkitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari akhir. Dan engkau beriman kepada takdir
Allah, yang baik maupun yang buruk. (HR Muslim)

2.2 Penjelasan Ringkas Tentang Rukun Iman

2.2.1 Iman Kepada Allah Taala


Iman kepada Allah adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Rabb dan
Raja segala sesuatu, Dialah Yang Mencipta, Yang Memberi Rizki, Yang
Menghidupkan, dan Yang Mematikan, hanya Dia yang berhak diibadahi.
Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan segala jenis ibadah tidak boleh
diberikan kepada selain-Nya, Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan, keagungan,
dan kemuliaan, serta Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan.
Mempercayai bahwa Allah itu adalah Zat (essensi) dan Ada (eksistensi) pada
Allah Maha Esa itu merupakan satuan, Ada pada Allah itu bersifat mutlak,
berbeda dengan eksistensi manusia bersifat nisbi. Aliran Sunni menambahkan
beberapa Sifat-Ilah yang merupakan suatu kemestian, yaitu Azali (al-Qidam),
kekal tanpa batas (al-Baqa), berbeda dengan setiap kebaharuan (Mukhlafat lil
Hawdits), keberadaannya itu pada zat-Nya sendiri (Qiymuhu bi Nafsihi), maha
esa (al-Wahdniyat), berkemampuan tanpa batas (al-Qudrat), berkemauan tanpa
hambatan (al-Irdat), tahu atas setiap sesuatu (al-u), hidup (al-Hayt), mendengar
(al-Samak), menyaksikan (al-Bashar), berbicara menurut zat-Nya (al-Kalam).

2.2.2 Iman Kepada Para Malaikat-Nya


Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah memiliki
malaikat-malaikat, yang diciptakan dari cahaya. Mereka, sebagaimana yang
telah dijelaskan oleh Allah, adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Adapun
yang diperintahkan kepada mereka, mereka laksanakan. Mereka bertasbih siang
dan malam tanpa berhenti. Mereka melaksanakan tugas masing-masing sesuai
dengan yang diperintahkan oleh Allah, sebagaimana disebutkan dalam riwayatriwayat mutawatir dari nash-nash Al-Quran maupun As-Sunnah. Jadi, setiap
gerakan di langit dan di bumi, berasal dari para malaikat yang ditugasi di sana,
sebagai pelaksanaan perintah Allah Azza wa Jalla. Maka, wajib mengimani
secara tafshil (terperinci), para malaikat yang namanya disebutkan oleh Allah,
adapun yang belum disebutkan namanya, wajib mengimani mereka
secara ijmal (global).

2.2.3 Iman Kepada Kitab-Kitab

Maksudnya adalah, meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah memiliki kitabkitab yang diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya, yang benar-benar
merupakan Kalam (firman, ucapan)-Nya. Ia adalah cahaya dan petunjuk. Apa
yang dikandungnya adalah benar. Tidak ada yang mengetahui jumlahnya selain
Allah. Wajib beriman secara ijmal, kecuali yang telah disebutkan namanya oleh
Allah, maka wajib baginya mengimaninya secara tafshil, yaitu Taurat, Injil, Zabur,
dan Al-Quran. Selain wajib mengimani bahwa Al-Quran diturunkan dari sisi
Allah, wajib pula mengimani bahwa Allah telah mengucapkannya sebagaimana
Dia telah mengucapkan seluruh kitab lain yang diturunkan. Wajib pula
melaksanakan berbagai perintah dan kewajiban serta menjauhi berbagai
larangan yang terdapat di dalamnya. Al-Quran merupakan tolok ukur kebenaran
kitab-kitab terdahulu. Hanya Al-Quranlah yang dijaga oleh Allah dari pergantian
dan perubahan. Al-Quran adalah Kalam Allah yang diturunkan, dan bukan
makhluk, yang berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya.

2.2.4 Iman Kepada Rasul-rasul


Iman kepada rasul-rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah telah
mengutus para rasul untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada
cahaya. Kebijaksanaan-Nya telah menetapkan bahwa Dia mengutus para rasul
itu kepada manusia untuk memberi kabar gembira dan ancaman kepada
mereka. Maka, wajib beriman kepada semua rasul secara ijmalsebagaimana
wajib pula beriman secara tafshil kepada siapa di antara mereka yang disebut
namanya oleh Allah, yaitu 25 diantara mereka yang disebutkan oleh Allah dalam
Al-Quran. Wajib pula beriman bahwa Allah telah mengutus rasul-rasul dan nabinabi selain mereka, yang jumlahnya tidak diketahui oleh selain Allah, dan tidak
ada yang mengetahui nama-nama mereka selain Allah Yang Maha Mulia dan
Maha Tinggi. Wajib pula beriman bahwa Muhammad shalalallahu alaihi wa salam
adalah yang paling mulia dan penutup para nabi dan rasul, risalahnya meliputi
bangsa jin dan manusia, serta tidak ada nabi setelahnya.
Kecuali mesti beriman terhadap Nabi Muhammad, yang merupakan bagian
kedua pada Syahadatain, maka setiap Muslim diwajibkan pula mempercayai
Rasul-Rasul Allah pada masa-masa sebelumnya dan memuliakannya. Di dalam
kitab suci Al-Qur'an terdapat nama dua puluh lima Rasul Allah, yang satu
persatunya disebutkan dengan nyata, yaitu : Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih,
Ibrahim, Luth, Ismail, Ishak, Yaakub, Yusuf, Ayub, Zulkifli, Syu'aib, Musa, Harun,
Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Yunus, Zakharia, Yahya, Isa,
Beberapa dalil mengenai adanya rasul Allah adalah sebagai berikut:
1)

"Kami utus pada setiap ummat itu seorang Rasul", (Nahal, 16:36).

2)
"Kami tidak akan memikulkan siksa (atas sesuatu ummat) kecuali lebih
dahulu Kami utus seorang Rasul," (Isra', 17:15).

2.2.5 Iman Kepada Kebangkitan Setelah Mati


Iman kepada kebangkitan setelah mati adalah keyakinan yang kuat tentang
adanya negeri akhirat. Di negeri itu Allah akan membalas kebaikan orang-orang
yang berbuat baik dan kejahatan orang-orang yang berbuat jahat. Allah
mengampuni dosa apapun selain syirik, jika Dia menghendaki.
Pengertian albats (kebangkitan) menurut syari adalah dipulihkannya badan dan
dimasukkannya kembali nyawa ke dalamnya, sehingga manusia keluar dari
kubur seperti belalang-belalang yang bertebaran dalam keadaan hidup dan
bersegera mendatangi penyeru. Kita memohon ampunan dan kesejahteraan
kepada Allah, baik di dunia maupun di akhirat.

2.2.6 Iman Kepada Takdir Yang Baik Maupun Yang Buruk Dari Allah Taala.
Iman kepada takdir adalah meyakini secara sungguh-sungguh bahwa segala
kebaikan dan keburukan itu terjadi karena takdir Allah. Allah taala telah
mengetahui kadar dan waktu terjadinya segala sesuatu sejak zaman azali,
sebelum menciptakan dan mengadakannya dengan kekuasaan dan kehendakNya, sesuai dengan apa yang telah diketahui-Nya itu. Allah telah menulisnya
pula di dalam Lauh Mahfuzh sebelum menciptakannya. Allah
berfirmanSesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut qadar
(ukuran). (Al-Qomar: 49)

2.3 Pengaruh Iman terhadap Kehidupan Seorang Muslim


Berikut ini adalah pembahasan mengenai pengaruh dan dampak
keimanan seseorang muslim terhadap perilakunya sehari-hari.
a.

Pengaruh Iman Kepada Allah

Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifatnya akan mempengaruhi perilaku
seorang muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya akan dibuktikan pada
dampak perilakunya. Jika seseorang telah beriman bahwa Allah itu ada, Maha
Melihat dan Maha Mendengar, maka dalam perilakunya akan senantiasa berhatihati dan waspada, ia tidak akan merasa sendirian, kendati tidak ada seorang
manusiapun di sekitarnya, sebab ia yakin bahwa Allah itu ada. Karena itu selama
iman itu ada dalam dirinya, tidak mungkin ia dapat berbuat yang tidak sesuai
dengan perintah Allah.
b.

Pengaruh Iman Kepada Malaikat

Keyakinan terhadap adanya malaikat, bukan hanya sebatas mengetahui nama


dan tugas-tugasnya, akan berpengaruh terhadap perilaku manusia. Jika kita
yakin ada malaikat yang mencatat semua amal baik dan buruk kita, maka
seorang muslim akan senantiasa berhati-hati dalam setiap perbuatannya karena
ia akan menyadari bahwa semua perilakunya tersebut akan dicatat oleh

malaikat. Begitu juga dengan keyakinan adanya malaikat, maka seorang muslim
akan senantiasa optimis dan yakin perbuatan yang baiknya tidak akan sia-sia
dilakukan. Oleh karena itu iman kepada malaikat akan melahirkan sikap berhatihati, optimis, dan dimanis, tidak mudah putus asa atau kecewa.
c.

Pengaruh Iman Kepada Kitab

Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang kuat
akan kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang harus ditempuh
manusia telah diberitahukan Allah dalam kitab suci. Manusia tidak memiliki
kemampuan untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya setelah
kehidupan untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya setelah hidup
berakhir, maka dengan pemberitahuan kitab suci manusia dapat mengatur
hidupnya menyesuaikan dengan rencana Allah, sehingga manusia mempunyai
masa depan yang jelas.
d.

Pengaruh Iman Kepada Rasul

Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan adanya rasul
maka manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang
sesuai dengan apa yang diharapkan Allah. Dengan perilaku yang dicontohkan
Rasulullah, maka manusia akan mempunyai pegangan yang jelas dan lengkap
mengenai berbagai tuntutan kehidupan baik yang berhubungan dengan Allah,
hubungan antar manusia maupun lainnya.

e. Pengaruh Iman Kepada Hari Akhir


Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan datangnya
hari akhir sebagai ujung perjalanan umat manusia. Keimanan tersebut akan
melahirkan sikap optimis, yakni bahwa tidak akan ada yang sia-sia dalam
kehidupan manusia, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan amal
ibadah dan balasannya. Manusia tidak akan kecewa apabila di dunia ia tidak
memperolah balasan dari amal perbuatannya, karena ia yakin di hari akhir ia
akan memperoleh balasan apa yang ia perbuat di dunia ini. Apabila seorang
muslim yakin akan hari akhir, maka ia akan terhindar dari sikap malas dan suka
melamun, melainkan ia akan terus berproses dan mencari makna kehidupan.

f.

Pengaruh Iman Kepada Takdir

Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa dan
putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah
takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang
muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Oleh
karena itu, jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar, sebab buruk
menurut kita belum tentu buruk menurut Allah, sebaliknya baik menurut kita
belum tentu baik menurut Allah. Karena itu dalam kaitan dengan takdir ini

segogjayanya lahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan terus
menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik
dari Allah.

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan

a.
Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar
keyakinan seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau
rukun iman dalam ajaran Islam, yaitu:man kepada Allah , Iman kepada Malaikat malaikat Allah, Iman kepada Kitab-kitab Allah, Iman kepada Rasul-rasul Allah,
Iman kepada hari Kiamat , Iman kepadaQada dan Qadar.
b.
Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifatnya akan mempengaruhi
perilaku seorang muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya akan
dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika seseorang telah beriman bahwa Allah
itu ada, Maha Melihat dan Maha Mendengar, maka dalam perilakunya akan
senantiasa berhati-hati dan waspada, ia tidak akan merasa sendirian, kendati
tidak ada seorang manusiapun di sekitarnya.
c.
Keyakinan terhadap adanya malaikatakan berpengaruh terhadap perilaku
manusia. Jika kita yakin ada malaikat yang mencatat semua amal baik dan buruk
kita, maka seorang muslim akan senantiasa berhati-hati dalam setiap
perbuatannya karena ia akan menyadari bahwa semua perilakunya tersebut
akan dicatat oleh malaikat.

d.
Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang
kuat akan kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang harus ditempuh
manusia telah diberitahukan Allah dalam kitab suci.
e.
Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan adanya
rasul maka manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik
yang sesuai dengan apa yang diharapkan Allah.
f.
Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan
datangnya hari akhir sebagai ujung perjalanan umat manusia. Keimanan
tersebut akan melahirkan sikap optimis, yakni bahwa tidak akan ada yang siasia dalam kehidupan manusia, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan
amal ibadah dan balasannya.
g.
Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa
dan putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah
Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada
seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.
3.2

Saran

Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari, oleha


karena itu penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan
taqwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut
pandangan Allah SWT. Juga keyakinan kita terhadap malaikat, kitab, rasul, hari
akhir dan takdir senantiasa harus ditingkat demi meningkatkan amal ibadah kita.
DAFTAR PUSTAKA

A.

Ahyadi. 2009. Bahan Kuliah PAI. Sumedang: PG PAUD STKIP UNSAP

Muhammad Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt. Bina Ilmu.

Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka

Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung:


Rosdakarya.

Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara

Anda mungkin juga menyukai