Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI....................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 2


B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
D. Manfaat ......................................................................................................2
E. Sistematis Penulisan...................................................................................2
BAB II DESKRIPSI TEORI.............................................................................3

BAB III PEMBAHASAN

A. Abstrak dan isi jurnal...............................................................................4


B. Tanggapan terhadap jurnal.....................................................................12
C. Isi makalah
a) Pengertian Malaikat ........................................................................... 13
b) Sifat Sifat Malaikat Allah swt............................................................ 15
c) Nama dan Tugas Malaikat Allah swt ................................................ 15
d) Orang yang Didekati Malaikat Allah swt ...........................................17
e) Orang yang Dijauhi Malaikat Allah swt ............................................ 19
BAB VI PENUTUP

A. Simpulan............................................................................................... 21
B. Saran ................................................................................................ 22
DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................... 23

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa
menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa
melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Dalam bab ini, kita akan membahas
tentang Malaikat malaikat Alah,sifat dan tugasnya dan orang orang yang didekati dan
dijauhi oleh malaikat Allah
Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah
serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya
kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari
banyak malaikat yang ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui. Mereka
menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak
seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui
jumlahnya. Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat tetapi jika Allah
berkehendak maka malaikat dapat dilihat oleh manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
1. Bagaimana pengertian dari malaikat ?
2. Sifat sifat apa sajakah yang dimiliki malaikat?
3. Bagaimana tugas tugas dari malaikat?
4. Siapa sajakah orang yang didekati dan dijauhi malaikat?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari malaikat
2. Untuk mengetahui sifat sifat yang dimiliki oleh malaikat malaikat Allah
3. Untuk mengetahui sifat sifat malaikat Allah
4. Untuk mengetahui orang orang yang dijauhi maupun didekati oleh malaikat
Allah
D. MANFAAT
Hasil dari makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi serta bahan materi
bagi penulis maupun pembaca, makalah ini juga diharapkan bisa berguna bagi
masyarakat maupun untuk mengetahui tentang malaikat malaikat Allah SWT.

E. SISTEMATIS PENULISAN
Makalah yang disusun dengan urutan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan,menjelaskan latar belakang masalah,rumusan masalah
tujuan,manfaatt,dan sistematis penulisan.
Bab II Deskripsi Teori yang terkait dengan rumusan masalah
Bab III, memaparkan jurnal yang berkaitan dengan rumusan masalah dan
menanggapinya serta memaparkan materi yang berkaitan dengan rumusan masalah
Bab IV adalah penutup meliputi kesimpulan dan saran dari penulis

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 2
BAB II
DESKRIPSI TEORI

Berdasarkan wujudnya, alam dibedakan dalam dua macam, yakni alam fisis ( nyata)
dan metafisis ( ghaib). Salah satu yang termasuk ke dalam alam metafisis ialah malaikat.
Semua agama samawi mempercayai adanya malaikat, akan tetapi mungkin ada perbedaan
antara satu agama dengan yang lainnya baik dari tugas, nama, wujud, dan hakikat malaikat.
(Zakiya Daradjat, 1983)
Malaikat termasuk makhluk yang bersifat ghaib, mengakui keberadaan malaikat yang
ghaib akan lebih meyakinkan kita akan adanya Dzat Yang Maha Ghaib, yakni Allah swt.
Keberadaan malaikat dapat dipahami sebagai perantara Allah dengan manusia sebagai
makhluk-Nya. Manusia sebagai makhluk Allah swt. yang bersifat material ( memiliki bentuk
materi ), akan sulit berhubungan dengan Allah swtyang bersifat non-materi ( ghaib). Dengan
adanya malaikat Allah, Allah swt. dapat mengomunikasikan diri-Nya melalui malaikat-Nya.
Begitu juga malaikat memiliki berbagai tugas yang terkait dengan aktivitas manusia dalam
rangka beribadah atau menyembah Allah swt. ( Marzuki, 2013 )
Malaikat adalah salah satu makhluk rohani yang diinformasikan dalam kitab suci
agama samawi. Malaikat secara umum bertugas sebagai utusan Allah swt untuk menyampaikan
firman-firman-Nya. Malaikat merupakan makhluk yang istimewa, meskipun malaikat
merupakan makhluk rohani, dengan perintah dan seizin Allah swt malaikat juga dapat
menampakkan diri dalam wujud manusia. Hal ini biasanya terjadi ketika malaikat mendapat
tugas dari Allah untuk menyampaikan perintah-perintah-Nya. (Joko Maryanto, 2014)

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 3
BAB III
PEMBAHASAN

Judul : PERAN MALAIKAT DALAM KITAB SUCI (Studi Perbandingan Kitab Suci Al-
Qur’an Dan Perjanjian Lama)
Nama : Joko Maryanto
NIM : H 000 090 013
Fakultas : Fakultas Agama Islam
ABSTRAK
Malaikat adalah salah satu makhluk rohani yang di informasikan di dalam kitab suci
agama-agama Samawi. Malaikat secara umum bertugas sebagai utusan Allah SWT untuk
menyampaikan firman-firman-Nya. Malaikat merupakan makhluk yang istimewa, meskipun
malaikat merupakan makhluk rohani, dengan perintah dan seizin Allah, malaikat juga dapat
menampakkan diri dalam wujud manusia. Hal ini biasanya terjadi ketika para malaikat
mendapatkan tugas dari Allah untuk menyampaikan perintah-perintah-Nya, sebagaimana di
kisahkan didalam kitab suci agama-agama Samawi, termasuk di dalamnya adalah Kitab Suci
Al-Qur’an dan Perjanjian Lama. Selain itu mereka juga memiliki peran yang lain baik di alam
ruh maupun alam manusia.
Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama banyak ayat-ayat yang
menceritakan tentang malaikat. Akan tetapi, informasi yang diberikan dari masing-masing
kitab suci tersebut terdapat kesejajaran dan ada pula perbedaannya, baik dari pengertian,
kedudukan serta tugas para malaikat. Penelitian ini membahas tentang malaikat dalam kitab
suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama, dan spesifik pada pembahasan peran malaikat dalam
kedua kitab suci tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) karena data-data
yang digunakan ialah data-data yang dikumpulkan dari sumber data primer dan sekunder.
Sumber data primer yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Kitab Suci Al-Qur’an dan
Perjanjian Lama. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari buku-buku, artikel, serta
jurnal ilmiah. Data yang dikumpulkan dengan tehnik dokumenter yang kemudian disimpulkan
secara kualitatif komparatif dan disipulkan secara deduktif.
Dari hasil analisis, penulis menyimpulkan bahwa terdapat kesejajaran dan perbedaan
dari peran malaikat dalam Al-Qur’an dan Perjanjian Lama. Dalam hal pemaknaan kata
malaikat terdapat kesejajaran antara Al-Qur’an dan Perjanjian Lama yakni sebagai utusan
Allah. Dari segi kedudukan dan tugas malaikat sebagian terdapat kesejajaran dan sebagian
lainnya terdapat perbedaan.
Kata Kunci: Peran Malaikat, Al-Quran, Perjanjian Lama 1
A. Pendahuluan
Sosok malaikat sering dibicarakan dalam kitab suci AlQur’an dan Perjanjian Lama, baik
dari sisi sifat keghaibannya maupun tentang misi penurunan wahyu Allah kepada para rasul,
serta tugas-tugas yang lain yang harus dijalankan sebagai wujud ketaatan terhadap penciptanya.
Di dalam Islam, percaya akan adanya malaikat adalah kewajiban bagi orang-orang yang beriman.
Sebab di dalam AlQur’an disebutkan bahwa malaikatlah yang menjadi perantara dalam
menyampaikan firman-Nya kepada para rasul, sehingga menafikkan para malaikat, berarti menafikkan

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 4
pula firman-firman (wahyu) Allah. 1 Muhammad Na’im Yasin, Yang Menguatkan Yang Membatalkan
Iman, Terj.Abu Fahmi, (Jakarta: Gema Insani Press, 1990), hlm. 174.
Selain Al-Qur’an, di dalam Perjanjian Lama juga mengisahkan peran malaikat sebagai
utusan yang menyampaikan perintah Allah kepada manusia, mengabarkan peristiwa-
peristiwa penting kepada orang-orang pilihan yang mewartakan iman,2 salah satunya yaitu
kisah tentang malaikat yang menghalangi Abraham yang akan menyembelih anaknya Ishak,
atas perintah Allah (Kel. 22: 11), serta tugas-tugas lainnya.
Meskipun di dalam AlQur’an dan Perjanjian Lama samasama menceritakan tentang
malaikat, namun Al-Qur’an dan Perjanjian Lama bukanlah satu kesatuan kitab suci,
keduanya merupakan kitab suci yang berbeda yang menjadi sumber ajaran bagi umat yang
berbeda pula. Maka dari 2 Darmawijaya, Malaikat-Malaikat dalam Kitab Suci, (Yogyakarta:
Penerbit Kanisius, 2010), hlm. 14. 2 itulah mengapa perlu dilakukan kajian untuk
mengetahui akan adanya kemungkinan kesejajaran maupun perbedaan peran malaikat dalam
Al-Qur’an dan Perjanjan Lama.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis
menyusun rumusan masalah dengan mengelompokkan ayat-ayat tentang malaikat di dalam
Al-Qur’an dan Perjanjian Lama. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peran malaikat dalam
Kitab Suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama. Setelah diketahui peran malaikat di dalam
kedua kitab suci tersebut maka penulis akan mengkomprasikan data keduanya, sehingga
dapat diketahui adnya kesejajaran maupun perbedaan peran malaikat dalam Kitab Suci Al-
Qur’an dan Perjanjian Lama.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dapat menambah khazanah keilmuan bagi
pembaca serta bermanfaat dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita
terhadap Allah SWT, dengan memperdalam pengetahuan terhadap salah satu rukun iman
dalam Islam, yaitu iman kepada Malaikat Allah.
Sejauh pengetahuan penulis, belum ditemukan skripsi yang membahas tentang
perbandingan malaikat menurut Al-Qur’an dan Perjanjian Lama, meskipun cukup banyak
bukubuku yang membahas tentang malaikat. Adapun yang sudah penulis temukan hasil
karya ilmiah sebelumnya berupa skripsi dan 3 buku-buku yang membahas tentang malaikat
yaitu antara lain:
Khoirun Nashikin (2008, IAIN Walisongo Semarang) dalam skripsinya yang
berjudul Malaikat dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Komparatif Penafsiran Muhammad
Husein Thabathaba'i dalam Tafsir Al-Mizan dan Fakhr Ar-Razi Alam Tafsir Mafatih Al-
Ghaib), menyimpulkan bahwa Muhammad Husein Thabathaba'i menggunakan metode tafsir
bil Qur'ān dengan pendekatan ra'yu dan menitik beratkan pada aspek filosofis dan
sosiologis, sehingga penafsiran tentang malaikat yang ditawarkannya pun cenderung
rasional, yakni menyimpulkan bahwa malaikat hakikatnya merupakan esensi dari nur
(cahaya) jadi malaikat bersifat personal imaterial. Sedangkan Fakh ar-Razi mengunakan
sebuah metode yaitu analitik dan menitik beratkan pada pola tafsir bil maṡur dan bi ra'yi.
Sehingga Fakhr ar-Razi memberikan pengertian tentang malaikat sebagai satu
watak/keadaan/atau karakter yang non materi, sehingga malaikat dikatakan makhluk
impersonal imaterial.
Malaikat-Malaikat Dalam Kitab Suci, karya St. Darmawijaya. Dalam buku ini
membahas kajian tentang paham malaikat dalam kitab suci (alkitab), antara lain yakni

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 5
mencakup pengertian malaikat, kisah-kisah malaikat dalam kitab suci, tugas para malaikat
dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru serta paham malaikat dalam
kisahkisah kuno.
Berdasarkan data-data yang penulis peroleh, belum ditemukan penelitian yang
terdahulu, yang meneliti tentang peran malaikat dalam Al-Qur’an dan Perjanjian Lama.
Sehingga penulis menyusun penelitian ini dengan judul “ Peran Malaikat dalam Kitab Suci
(Studi Komparatif Kitab Suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama)”.
Malaikat merupakan termasuk hal yang ghaib dan tidak dapat diindera namun bukan
berarti malaikat tidak dapat dipelajari. Dalam hal ini ‘Abd al-Jabar mengemukakan
pendapat bahwa yang ghaib memang tidak ada yang dapat mengetahui secara langsung,
namun untuk dapat mengetahui hal yang ghaib dapat dilakukan melalui penyimpulan
berdasarkan pengetahuan atas yang hadir di sekitarnya yang disebut sebagai dalil.
Penyimpulan dari tanda atau dalil itulah yang diajukan sebagai jalan untuk mengetahui
yang ghaib. Karena tanda-tanda ini berupa hal-hal yang diketahui yang ada di sekitar
manusia, sementara yang dituju adalah pengetahuan akan sesuatu yang ghaib maka cara
seperti itu disebut Bisysyahidi ‘alal ghaibi al-istidlal. Dalil digunakan untuk mengetahui
sesuatu yang tidak dapat diketahui secara daruri (ilmu pasti). 3 Kata ‘peran’ di dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti seperangkat tingkat (aktifitas) yang
diharapkan dimiliki seseorang yang Machasin, Al-Qadi Abd al-Jabbar, Mutasyabih al
Qur’an: Dalih Rasionalitas AlQur’an, (Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2000), hlm. 63-64.
berkedudukan di dalam suatu masyarakat (kelompok).
Dalam pengertian ini berarti ada dua hal yang sangat penting bila membahas
tentang peran, yakni tentang kedudukan seseorang, dan juga tugas seseorang itu dalam suatu
kelompok. Akan tetapi dalam penelitian ini yang akan dibahas bukanlah kedudukan dan
tugas seseorang (manusia), melainkan kedudukan serta tugas salah satu makhluk Allah,
yakni malaikat.
Istilah kitab suci sangat identik dipahami dengan sumber ajaran suatu agama. Setiap
agama baik samawi maupun ardhi memiliki kitab suci sebagai sumber ajaran masing-
masing selain merupakan sumber 4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hlm. 667. informasi akan sejarah lahirnya
suatu agama.
1. Al-Qur’an
Secara harfiyah Al-Qur’ān berarti ‘bacaan’.5 Secara definisi Al-Qur’an adalah
merupakan kitab suci agama Islam yang berisi firman-firman Allah SWT yang
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril a.s, dengan
menggunakan bahasa Arab, yang terdiri dari 114 surat dan terhimpun dalam mushhaf
yang dimulai dari surat AlFaatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas, bacaannya
sebagai ibadah yang mendekatkan diri manusia kepada-Nya.
Tujuan Allah menurunkan Al-Qur’an ialah sebagai pedoman 5 Abuddin Nata,
Al-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996),
hlm. 54. 6 Tim Dosen PAI UNY, Din Al-Islam, hlm. 21. 6 bagi seluruh umat manusia,
penyejuk qalbu, solusi dari semua masalah, dan kebaikan bagi seluruh Alam (QS. Al-
An’aam: 155; QS. An-Nahl: 89).

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 6
2. Perjanjian Lama
Pada awalnya Perjanjian Lama adalah kitab suci agama Yahudi. Perjanjian Lama
secara garis besar berisi tentang riwayat sejak nabi Adam hingga masa dekat sebelum
nabi Yahya, sedang bagian Alkitab yang lain yaitu Perjanjian Baru berisi tentang
riwayat setelah nabi Yahya/ Yahya Pembaptis hingga kisah penyaliban Yesus hingga
kenaikan Yesus ke Surga.1
Didalam Alkitab Umat Katolik menggunakan Perjanjian Lama terjemahan Yunani,
dengan susunan yang terdiri dari 46 kitab 7 Djarnawi Hadikusuma, Sekitar Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Persatuan, t.t), hlm. 5. yang dianggap kanonik
atau sah/diakui sedang 2 kitab diantaranya dianggap Apokrif (tidak sah/tersembunyi).
Sedangkan Perjanjian Lama yang digunakan umat Protestan adalah Perjanjian Lama
Ibrani terdiri dari 39 Kitab, sedang 9 kitab lainnya digolongkan kitab Apokrif. 2
Di dalam Perjanjian Lama Ibrani terdiri dari 3 bagian, yaitu Kitab Taurat, Nabi-
Nabi, dan Kitab-kitab, yang kemudian orangorang Yahudi menyebutnya dengan
TENAK/ TANAKH (Thora, Nebiim, Ketubim).3
3. Malaikat Dalam Al-Qur’an
Secara bahasa, kata malaikat atau malāikah ( ‫ ) مالءكة‬adalah bentuk jamak dari
kata 8 Djarnawi Hadikusuma, Sekitar, hlm. 7. 9 J. Blommendaal, Pengantar Kepada
Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988), hlm. 9. 7 .(‫ ) ملك‬malak 10 Ada
yang berpendapat bahwa kata malak terambil dari kata alaka, mal’ākah , dan ma’lak.
Dari akar kata tersebut diperoleh perkataan malā’ik, karena mereka adalah utusan
Allah. Ada juga yang berpendapat bahwa kata malak terambil dari kata la’aka dan
mal’ākah yang berarti ‘pesan’. 11 Sehingga dapat diartikan bahwa malaikat adalah
makhluk Allah yang bertugas menyampaikan pesan dari Allah SWT kepada makhluk-
Nya. 4
Banyak ulama berpendapat bahwa malaikat 10 H.G. Abdurrasyid, dan A.F.
Hidayat, Kamus Lengkap Arab-Indonesia, IndonesiaArab (Kontekstual-Aplikatif),
(Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 172. 11 Umar S. Al-Asyqar. Menyingkap Rahasia
Alam Malaikat Menurut Al-Qur’an dan Sunnah. Terj. Supriyanto Abdullah,
(Yogyakarta: Kreasi Total Media, t.t). hlm. vii. 12 H. M. S. Projodikoro, Makhluk
Ghaib dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pilar Media, 2009), hlm. 18. dalam segi
pengertiannya dalam bahasa agama adalah makhluk halus yang diciptakan dari cahaya
yang dapat berbentuk dalam aneka bentuk, taat mematuhi perintah Allah dan tidak
memiliki kemampuan untuk mengingkari (membangkang) dari perintahperintah-Nya.
4. Malaikat Dalam Perjanjian Lama
Istilah malaikat bukanlah istilah yang berasal dari kosakata bahasa Indonesia.
Istilah malaikat dirujuk dari bahasa Ibrani yaitu malakh yang berarti utusan, 14
sedangkan dalam bahasa Inggris malaikat disebut dengan kata angels yang dirujuk dari

1
. Djarnawi Hadikusuma, Sekitar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Persatuan, t.t), hlm. 5.
2
Djarnawi Hadikusuma, Sekitar, hlm. 7.
3
J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988), hlm. 9.
4
2 H. M. S. Projodikoro, Makhluk Ghaib dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pilar Media, 2009), hlm. 18.

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 7
bahasa Yunani yaitu aggelos 13 Ibid, hlm. 20. 14 Darmawijaya, Malaikat, hlm. 13. 8
yang juga memiliki arti ‘utusan Allah.5
Malaikat bukanlah makhluk jasmaniah seperti manusia, namun malaikat
merupakan makhluk rohani (Ibr. 1: 14). Sebagai makhluk rohani malaikat tidak dapat
terdeteksi oleh panca indera manusia, karena malaikat bersifat nonfisik atau immaterial.
Namun keberadaan malaikat harus difahami sebagai wujud spiritual bukan wujud
secara material.
Berdasarkan landasan teori tersebut, kemudian perlu dilakukan pengembangan
sebagai tindak lanjut penerapan teori yang 15 Gerald O’Coliins dan Edward G. Farugia,
Kamus Teologi (Judul Asli: A Concise Dictioanry of Theology), Terj. I. Suharyo,
(Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1996), hlm. 186. 16 Mortimer Adler, Angel and Us,
Perjumpaan Dengan Malaikat, (Jakarta: Penerbit Teraju Mizan, 2005), hlm. 45.
digunakan dalam penelitian ini, yakni dengan mengelompokkan ayat-ayat yang
mengisahkan tentang peran malaikat dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama.
Kemudian dari ayat-ayat tersebut dianalisis agar menemukan kemungkinan adanya
kesejajaran dan perbedaan peran malaikat dalam Kitab Suci AlQur’an dan Perjanjian
Lama yang mencakup pengertian malaikat, kedudukan malaikat, serta tugas malaikat.

B. Model Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kepustakaan (Library Research) karena
data yang akan diteliti berupa naskahnaskah, buku-buku, atau majalah- 9 majalah
yang bersumber dari khasanah kepustakaan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif
yaitu suatu metode yang berusaha memperbandingkan agama secara umum atau
gejala-gejala agama (unsur agama) tanpa memihak, karena dalam hidup manusia
terdapat unsur-unsur yang dapat diuraikan atau diklasifikasikan dalam lingkup
struktur-struktur fundamental yang memiliki arti fenomena tersendiri.
Membandingkan satu agama dengan agama lainnya bertujuan mencapai dan
menentukan struktur yang fundamental dari pengalaman- 17 Muhammad Nazir,
Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hlm. 54. 18 Mariasusai
Dhavamony, Fenomenologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hlm. 41.
pengalaman dan konsepsi-konsepsi keagamaan dengan memilih dan menganalisis
kesejajaran dan perbedaan antar agama.
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
dokumenter. Teknik dokumenter ialah teknik pengumpulan data yang didapatkan
melalui dokumendokumen tertulis yang berupa arsip-arsip, ayat-ayat dalam kitab suci,
buku-buku, majalah, biografi, autobiografi, memoar, catatan harian, prasasati, teori,
hukumhukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian guna
memperoleh datadata penelitian yang relevan dan akurat.6
Pada penelitian ini model analisis yang digunakan yakni model analisis
kualitatif komparatif yang menekankan keaslian dan kepastian (tanpa perlakuan
5
Gerald O’Coliins dan Edward G. Farugia, Kamus Teologi (Judul Asli: A Concise Dictioanry of Theology), Terj. I.
Suharyo, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1996 hlm. 186
6
Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 8
manipulatif) dalam menggambarkan fenomena sosial secara holistic. Metode
komparatif menggambarkan tentang tipe-tipe yang berbeda dari kelompokkelompok
fenomena, untuk menentukan secara analitis faktorfaktor yang membawa ke
kesamaan-kesamaan (titik temu) dan perbedaan-perbedaan, dalam pola-pola yang
khas dari tingkah laku.
Data yang telah dikumpulkan dari sumber-sumber di atas kemudian dianalisis
secara kualitatif dan komparatif, Humaniora Pada Umumnya, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), hlm. 234. 21 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi, hlm. 39.
kemudian disimpulkan secara deduktif, yaitu cara menganalisis data dari uraian
permasalahan yang umum disimpulkan ke khusus sehingga penyajian hasil penelitian
ini dapat difahami dengan mudah.22 Dalam hal ini permasalahannya adalah mengenai
peran malaikat dalam Kitab Suci Al-Qur’an dan Perjanjian Lama.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan


1. Kedudukan Malaikat Dalam Al-Qur’an dan Perjanjian Lama
Dalam Al-Qur’an malaikat merupakan hamba Allah SWT yang sangat taat akan
segala perintahnya dan disucikan dari kesyahwatan, terhindar dari keinginan- 22
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996),
hlm. 47. 11 keinginan yang timbul akibat hawa nafsu, serta terhindar dari dosa dan
salah.23
Dalam Perjanjian Lama malaikat, malaikat merupakan utusan Allah untuk
tugas ataupun misi-misi tertentu. Selain sebagai utusan juga memiliki kedudukan
sebagai pelayan dan bala tentara Allah yang sangat taat kepada perintahnya (Mzm.
29: 1-2), meskipun ada pula malaikat yang menyalahi kodrat akibat
kesombongannya sehingga dibuang oleh Tuhan ke dunia untuk menjadi setan yang
menjerumuskan manusia dan menjadi simbol keburukan atau kejahatan (Yes. 14:
12-15).
Dengan demikian ada kesejajaran kedudukan malaikat dalam Al-Qur’an dan
perjanjian lama, yakni malaikat merupakan hamba yang melayani-Nya dan
menjalankan perintah-Nya, namun ternyata terdapat perbedaan pula dalam
kedudukannya, dalam Al-Qur’an malaikat merupakan makhluk yang taat dan tidak
membangkang, namun dalam Perjanjian Lama ternyata malaikat memiliki
kehendak bebas sehingga dapat membangkang dari perintahNya dan akhirnya
menjadi setan.
2. Tugas Malaikat Dalam AlQur’an dan Perjanjian Lama
Secara garis besar tugas malaikat adalah menjalankan perintah-Nya baik yang
12 berhungan dengan tugas di alamnya, maupun tugas yang berhubungan dengan
manusia. Kemudian jika ditinjau dari ayat-ayat Al-Qur’an yang berkenaan dengan
malaikat, adapun tugas-tugas para malaikat adalah sebagai berikut; bertasbih
mensucikan nama-Nya dari ketidak laziman (QS. Al-Anbiyaa : 20; QS. AlA’raaf:
206, QS. An-Nahl: 49; QS. Az-Zumar: 75; QS. AshSyuraa: 5), memikul
singgasana Arsy dimana Allah SWT bertahta (QS. AlMu’min: 7; QS. Az-Zumar:
75; QS. Al-Haqqah: 17), menjaga pintu surga dan memberikan salam kepada
penghuni surga (QS. Ar-Ra’du: 23-24), menjaga pintu neraka dan menyiksa para

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 9
penghuni neraka (Q.S. Az-Zumar: 71-72; QS. Al-Mudatstsir: 31; QS. Az-Zukhruf:
77), meniup sangkakala yang menjadi tanda hari kiamat serta hari kebangkitan
(QS. Az-Zumar: 68), menyampaikan firmanfirman-Nya kepada Nabi dan Rasul-
Nya (QS. Al-Baqarah: 97), mencatat setiap amal perbuatan manusia (QS.
AlInfithaar: 10-12), meneguhkan hati orang-orang yang beriman (QS. Al-Anfaal:
12), mendo’akan serta memohonkan ampun bagi orang-orang yang beriman (QS.
Al-Ahzab: 43), melindungi dan membantu orang-orang yang beriman (QS. Al-
Ahzab: 43), melaknat dan menjatuhkan hukuman bagi orang-orang kafir (QS. 13
Al-Baqarah: 161-162; QS. Ali ‘Imran: 87-88; QS. Al-Baqarah 210; QS. Al-
Furqaan: 25-26; Al-Anfaal: 50; QS. Muhammad: 27; QS. Al-Hijr: 6-8; QS.
Al-‘Alaq: 18), serta mencabut nyawa setiap makhluk-Nya (QS. As-Sajdah 11).
Kemudian, di dalam Perjanjian Lama, adapun tugas malaikat yang dikisahkan
dalam kitab-kitab Perjanjian Lama adalah sebagai berikut; menyembah dan
menjadi pelayan bagi-Nya (Mzm. 29: 1- 2; Mzm. 103: 20-21; Dan. 7: 10), menjaga
pintu surga (Taman Eden) (Kej. 3: 24), sebagai perantara/ penyampai perintah-Nya
kepada manusia (Kis.7: 53, Gal. 3:19, Ibr. 2: 2), sebagai penyampai kabar gembira
atau peristiwa penting (Kej. 16: 11, Hak. 13: 3-5), melindungi orang-orang yang
percaya (Yos. 5: 13-15; 2 Raj. 6: 17-18), serta menjatuhkan hukuman bagi orang-
orang kafir dan durhaka (Kej. 19: 1- 3; Kej. 19: 15 ; Kej. 24: 7; Kej. 28: 12; 2Sam.
24: 16-17; 2Raj. 19: 35; 1Taw. 21: 12-30; 2Taw. 32: 21; Mzm. 78: 49; Yes. 37: 36.
3. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian uraian data dan analasis data yang sudah
dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan mengenai Peran Malaikat Dalam
Kitab Suci (Studi Perbandingan Kitab Suci Al- 14 Qur’an dan Perjanjian
Lama) adalah sebagai berikut:
Ditinjau dari pengertian malaikat dalam Al-Qur’an dan Perjanjian
Lama, secara bahasa kata malaikat diartikan ‘utusan’, kemudian jika
didefinisikan juga memiliki makna yang sama, yakni merupakan makhluk
rohani yang berperan sebagai utusan yang melaksanakan perintah, dan
menyampaikan berita dari Allah kepada manusia.
Dalam perspektif kedudukan, ada kesejajaran kedudukan malaikat
di dalam Al-Qur’an dan Perjanjian Lama, yakni sama-sama sebagai hamba
Allah yang melayani dan menjalankan segala perintahNya. Namun selain
kesejajaran, terdapat pula kedudukan yang berbeda, yakni di dalam Al-
Qur’an malaikat tidaklah memiliki kewenangan untuk melawan kehendak-
Nya, sehingga selamanya malaikat akan tetap memiliki peran sebagaimana
kodratnya yakni menjadi makhluk yang taat kepada perintah Allah.
Sedangkan di dalam Perjanjian Lama malaikat memiliki kehendak bebas
untuk memilih tetap taat kepada-Nya atau menjadi makhluk yang lebih
rendah derajatnya yakni setan.
Dalam perspektif tugasnya, secara umum tugas malaikat dalam Al-
Qur’an maupun Perjanjian Lama adalah samasama menjalankan segala
perintah-Nya. Namun dalam perinciannya memang ada 15 beberapa tugas

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 10
yang sedikit berbeda, seperti di dalam AlQur’an ada malaikat yang bertugas
meniup sangkakala, sedang di dalam Perjanjian Lama tidak ditemukan ayat
yang menyebutkan hal tersebut. Di dalam Al-Qur’an ada malaikat yang
bertugas mencabut nyawa, sedangkan di dalam Perjanjian Lama tidak
disebutkan malaikat yang secara khusus diberikan amanah untuk mencabut
nyawa makhluk-Nya, di dalam Perjanjian Lama hanya disebut malaikat
mendatangkan musibah sebagai bentuk hukuman akibat kedurhakaan
maupun kekafiran, di dalam Al-Qur’an ada malaikat mendoakan dan
memohonkan ampun (manusia) kepada Allah, namun di dalam Perjanjian
Lama tugas malaikat semacam ini tidak ada kisahnya, kemudian di dalam
Kitab Suci Al-Qur’an ada malaikat yang bertugas menjaga neraka dan
malaikat yang bertugas mencatat amal manusia juga tidak terdapat dalam
Kitab Perjanjian Lama.
A. Saran
a. Sebagai umat muslim yang beriman wajiblah kiranya beriman kepada
malaikat, serta dapat memahami peran malaikat dalam tataran iman
yang telah AlQur’an jelaskan. Sehingga dengan memahami peran
malaikat dapat lebih memperdalam keimanan seorang muslim,
utamanya rukun iman yang kedua, 16 yakni iman kepada malaikat.
b. Untuk karya berikutnya, mengenai malaikat, penulis menyarankan
untuk membuat judul penelitian yang lebih mendalam lagi terkait
dengan pemahaman malaikat, karena sesuatu yang ghaib tidaklah
mudah difahami secara logika, sehingga peran kitab suci sebagai
sumber informasi akan hal yang ghaib selayaknya untuk dapat
dipelajari lebih mendalam.
B. Penutup
Alhamdulillahi Robbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian/ skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa banyak sekali kekurangan yang
terdapat dalam karya tulis ini, meskipun besar harapan untuk membuat
karya tulis yang sempurna. Namun penulis menyadari, sebagai
manusia biasa, kesalahan dan kekurangan merupakan sebuah
kepastian dalam hidup manusia, karena kesempurnaan hanya milik
Allah SWT. Maka dari itu penulis sangat mengahrapkan kritik, saran,
dan sumbangan pemikiran, guna membangun konsep berfikir dan
berkarya yang lebih baik lagi kedepannya. Dan akhirnya penulis
berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan bagi penulis khususnya

Tanggapan terhadap Jurnal

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 11
Menurut jurnal diatas, dalam perjanjian lama ada malaikat yang menyalahi kodrat
akibat kesombongannya sehingga dibuang oleh Tuhan ke dunia untuk menjadi setan yang
menjerumuskan manusia dan menjadi simbol keburukan atau kejahatan (Yes. 14: 12-15). Itu
sangat bertentangan dengan kitab Al-Qur’an yang menyatakan bahwa malaikat adalah
makhluk Allah yang selalu patuh dan patuh pada Allah, mereka tidak mendurhakai Allah
terhadap perkata yang Ia perintahkan, sebagaimana mereka juga tidak mengerjakan sesuatu
kecuali dengan perintah-Nya dan atas ijin-Nya. Allah berfirman dalam hal ini : (QS. Al-
Anbiya’ : 19-20)
َ‫الَيَ ْستَ ْكبِرُونَ ع َْن ِعبا َ َدتِ ِه َوالَ يَ ْستَحْ ِسرُون‬,ُ‫ض َو َم ْن ِع ْن َده‬ ۚ َْ ‫ولَهُ م ْن في ال َّسموات وا‬
ِ ۚ ْ‫ر‬pَ‫ْال‬ َ ِ ََ ِ َ َ
‫۝‬۲۰ َ‫۝يُ َسبِّحُوْ نَ الَّ ْي َل َوالنَّها َ َر الَ يَ ْفتُرُوْ ن‬
“Dan kepunyaan-Nya lah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat
yang di sisi-Nya,mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tida
(pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti hentinya.” (QS.
Al-Anbiya’ :19-20)

Malaikat tidaklah sama dengan manusia, mereka tidak memiliki kemauan yang bebas
dan keinginan. Mereka juga tidak diciptakan untuk diuji. Hikmah penciptaan mereka adalah
agar mereka selalu beribadah kepada Allah, bertasbih pada Allah dan bersujud pada-Nya.
Namun bersamaan dengan itu,mereka juga diperintahkan untuk tunduk dan patuh. Allah
berfirman :
‫۝‬۵۰‫يَخَ افُوْ نَ َربَّهُ ْم ِّم ْن فَوْ قِ ِه ْم َويَ ْف َعلُوْ نَ ما َ ي ُْؤ َمرُوْ َن‬

“ mereka takut kepada Rabb mereka yang diatas mereka dan melaksanakan apa yang
diperintahkan (kepada mereka)”. (QS. An-Nahl:50)
Jadi, mereka juga mukallaf ( mendapatkan beban kewajiban), namun taklif mereka
berbeda dengan taklif manusia atau jin. Manusia dan jin memiliki pilihan dan taklif mereka
adalah ujian, sehingga mereka kadang taat dan kadang bermaksiat. Syahwat dan hawa nafsu
mereka kuat danmereka mengikutinya. Oleh sebab itu, mereka diberi pahala atas ketaatan
mereka dan diberi hukuman atas kemaksiatan mereka.
Adapun malaikat, mereka tidak mempunyai pilihan. Karena mereka diciptakan untuk
taat dan dan tidak memiliki kemampuan untuk bermaksiat. Oleh sebab itu, amal malaikat dan
ketaatan mereka ibarat bernafas, makan dan minum yang dilakukan manusia tanpa
mendapatkan pahala.
Dalam perspektif kedudukan, ada kesejajaran kedudukan malaikat di dalam Al-Qur’an
dan Perjanjian Lama, yakni sama-sama sebagai hamba Allah yang melayani dan menjalankan
segala perintahNya. Namun selain kesejajaran, terdapat pula kedudukan yang berbeda, yakni
di dalam Al-Qur’an malaikat tidaklah memiliki kewenangan untuk melawan kehendak-Nya,
sehingga selamanya malaikat akan tetap memiliki peran sebagaimana kodratnya yakni menjadi
makhluk yang taat kepada perintah Allah. Sedangkan di dalam Perjanjian Lama malaikat
memiliki kehendak bebas untuk memilih tetap taat kepada-Nya atau menjadi makhluk yang
lebih rendah derajatnya yakni setan.

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 12
A. Pengertian Malaikat
Secara etimologi malaikat berasal dari bahasa arab, asal katanya malak
Jamaknya malaika, akar katanya a’luka artinya risalah atau menyampaikan pesan.
Sedangkan secara terminologi artinya tubuh luar biasa yang berdiri sendiri,mampu

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 13
berbentuk sesuai kehendak ilahiyah,memiliki kemampuan yang luar biasa tanpa
batas,tidak makan,tidak minunm,tidak menikah,dekat serta taat,tidak bermaksiat kepada
Allah terhadap apa yang dipeintahkan,mengerjakan apa yang diperintahkan,dan tidak
memiki ciri khusus Rububiyah dan Uluhiyah sama sekali7
Nash Al-Qur’an, As-sunnah,dan ijma’ kaum muslimin mendefinisikan bahwa malaikat
adalah salah satu dari makhluk Allah SWT. Dia menciptakan jin dan manusia yang
hidup berakal,dan berbicara. Alam yang dihuni malaikat berbeda dengan alam yang
ditinggali oleh jin dan manusia. Walau mereka semua adalah makhluk Allah, namun
alam para malaikat adalah alam mulia dan suci yang dipersembahkan Allah kepada
mereka karena kedekatan mereka dan untuk melaksanakan perintah perintah-Nya yang
bersifat kauniyah dan sya’iyyah. Allah menjadikan malaikat sebagai duta-Nya kepada
makhluk-Nya untuk menyampaikan wahyu dari Allah. Allah telah berfirman :
۲۶( َ‫َو قاَل ُوا اتَّ َخ َذالرَّحْ َمنُ َولَد ًۗا ُس ْب َحنَ ۚهُ بَلْ ِعبَا ٌد ُّم ْك َر ُمون‬
َ َ‫ارت‬
‫ضى َو ُه ْم‬ ْ َ‫) يَ ْعلَ ُم َما بَيْنَ أَ ْي ِدي ِه ْم َو َما َخ ْلفَ ُه ْم َوال ي‬۲۷( َ‫الَيَ ْسبِقُوْ نَهُ بِ ْالقَوْ ِل َوهُ ْم بِا َ ْم ِر ِه ے يَ ْع َملُوْ ن‬
ْ ‫شفَعُونَ إِالَّ لِ َم ِن‬

) ۲۹( َ‫) َو َمنْ َيقُ ْل ِم ْن ُه ْم إِنِّي إِلَهٌ ِمنْ دُونِ ِه فَ َذلِ َك نَ ْج ِزي ِه َج َهنَّ َم َك َذلِكَ نَ ْج ِزي الظَّالِ ِمين‬۲۸( َ‫شفِقُون‬ ْ ‫ِمنْ َخ‬
ْ ‫شيَتِ ِه ُم‬

Dan mereka berkata, "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mempunyai anak.”


Mahasuci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang
dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka
mengerjakan perintah-perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang di
hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada
memberi syafaat, melainkan kepada orang yang diridai Allah; dan mereka itu selalu
berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan barang siapa di antara mereka
mengatakan, "Sesungguhnya aku adalah tuhan selain dari Allah, " maka ia Kami
beri balasan dengan Jahanam, demikianlah Kami memberikan pembalasan kepada
orang-orang zalim” ( Al Anbiya’:26-29)

Allah menjelaskan hakikat malaikat dalam ayat ini dan menjelaskan bahwa mereka
adalah makhluk mulia yang Allah ciptakan untuk beribadah kepada-Nya, untuk
diangkat derajatnya dan untuk dimuliakan. Namun,pemuliaan ini tidak melampaui
derajat seorang hamba dan mereka tidak bisa melampaui derajat itu, meskipun mereka
mengklaim hal itu dengan derajat mereka yang tinggi. Karena jika mereka melakukan
hal itu maka Allah akan menyiksa mereka dengan api neraka.8

B. Sifat Sifat Malaikat Allah SWT.


1. Mulia dan berbakti
Allah menyifatkan kepada malaikat bahwa mereka mulia dan berbakti
Maksudnya, penciptaan mereka mulia,baik,lagi terhormat, akhlak mereka suci
lagi sempurna. Kata al karim (mulia) adalah kumpulan dari berbagai jenis
kebaikan, kehormatan, dan kelebihan. Allah telah menjadikan malaikat-Nya
seperti itu dan memberi rezeki mereka dengan kemuliaan yang dahsyat ini
karena kedekatan mereka kepada Allah dan juga karena mereka menjalankan
tugas tugas yang agung,yang tidak mungkin dijalankan kecuali oleh siapa yang
memiliki sifat sifat ini. Allah berfirman :
7
Al-Wasithah Bainallah wa Khalqihi, hlm. 105.
8
Fi Al-Malaikati Al-Muqorrobin, hlm. 15.

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 14
‫۝‬۲۶ َ‫بَلْ ِعبَا ٌد ُم ْك َر ُموْ ن‬
“Di tangan para penulis (malaikat) yang mulia lagi berbakti.”
(QS Abasa: 15-16)

2. Tawadhu’ dan tidak sombong


Ingat kembali sejarah penciptaan manusia. Dulu, ketika Adam a.s. diciptakan
dengan segala kelebihannya, Allah lalu memerintahkan malaikat untuk bersujud.
Hal itu dilakukan sebagai tanda pengakuan Malaikat terhadap kelebihan Nabi Adam
sebagai manusia. Malaikat pun menurut. Mereka bersujud dengan kepasrahan total
tanpa rasa sombong sedikit pun.

3. Hamba Allah yang selalu taat dan takut pada-Nya


Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap perkara yang Ia perintahkan,
sebagaimana mereka juga tidak mengerjakan sesuatu kecuali dengan perintah-Nya
dan atas ijin-Nya. Malaikat tidaklah sama dengan manusia, mereka tidak memiliki
kemauan yang bebas atau keinginan, mereka juga tidak diciptakan untuk diuji
karena mereka diciptakan untuk taat dan tidak memiliki kemampuan untuk
bermaksiat.

4. Malaikat tidak makan dan tidak minum


Malaikat tidak menginginkan makanan, tidak memiliki hawa nafsu makan,
dan tidak tidak memakannya. Malaikat tidak memakan makanan adalah perkara
yang telah disepakati oleh ulama. Al-Quthubi berkata “ Para ulama kita berkata ‘
mereka tidak makan karena malaikat memang tidak pernah makan ‘.”9

5. Tidak berkelamin
Allah menjadikan kelebihan kepada malaikat untuk menjadikan mereka satu
jenis, tidak disifati sebagai laki laki maupun perempuan.

6. Tidak pernah bosan dan lelah


Para malaikat yang mulia menjalankan ibadah dan ketaatan kepada Allah serta
melaksanakan perintah-Nya tanpa lelah dan tidak mengalami apa yang dialami apa
yang dialami manusia dalam hal hal tersebut.

7. Malaikat senantiasa mendoakan orang beriman


Malaikat senantiasa mendoakan kaum mukminin yang senantiasa bertobat dan
mengikuti perintah Allah SWT. Orang-orang beriman mereka doakan agar diberi
pahala surga dan dijauhkan dari neraka.

8. Malaikat memppunyai sifat malu


Sementara itu, senada dengan sifat manusia, malaikat juga memiliki rasa malu.
Seperti dalam hadits yang berbunyi:
"Nabi Muhammad bersabda, "Bagaimana aku tidak malu terhadap seorang laki-
laki yang malaikat pun malu terhadapnya"." (HR Muslim).

9
. Tafsir Al-Qurtuby, 9/68

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 15
9. Merasa terganggu dengan bau tak sedap, anjing dan patung
Bau yang tidak sedap memang menyengat. Tidak hanya itu saja, setiap
gonggongan anjing juga menjadi salah satu pertanda adanya setan, serta keberadaan
dari patung sendiri seperti berhala atau menyerupai makhluk hidup, sehingga
malaikat enggan datang ke rumah yang ada patungnya.
Seperti dalam hadits yang berbunyi,
"Nabi Muhammad bersabda, "Barang siapa makan bawang putih, bawang merah
dan bawang bakung, janganlah mendekati masjid kami, karena malaikat merasa
sakit (terganggu) dengan hal-hal yang membuat manusia pun merasa sakit"." (HR
Muslim).

10. Bersifat ghaib


Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba,
dicium dan dirasakan oleh manusia, dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh
panca indera, kecuali jika malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu, seperti
rupa manusia. Ada pengecualian terhadap kisah Muhammad yang pernah bertemu
dengan Jibril dengan menampakkan wujud aslinya, penampakkan yang ditunjukkan
kepada Muhammad ini sebanyak 2 kali, yaitu pada saat menerima wahyu dan Isra
dan Mi’raj.

C. Nama dan Tugas Malaikat Allah SWT.

Tugas-tugas malaikat secara umum antara lain adalah:


 Pertama, perantara dalam mengemban wahyu. Tugas malaikat yang paling penting
dan utama adalah menurunkan wahyu atau risalah Tuhan kepada para Nabi. Para
Nabi tidak saja melihat malaikat, tetapi juga mendengar suaranya. Oleh karena itu,
bagi para Nabi, malaikat merupakan kenyataan yang hakiki. Para Nabi kadang-
kadang melihat malaikat dalam bentuk manusia dan dalam bentuk yang lain.
 Kedua, perantara untuk meneguhkan hati. Tugas malaikat yang seperti ini adalah
untuk meneguhkan hati hamba-hamba Allah yang tulus. Dikatakan juga bahwa
malaikat adalah penjaga orang-orang yang beriman, baik di dunia maupun di
akhirat.
Firman Allah dalam QS Al-Fushilat 30 :

‫رُوا بِ ْال َجنَّ ِة الَّتِي ُك ْنتُ ْم‬p ‫وا َوأَب ِْش‬ppُ‫ افُوا َواَل تَحْ َزن‬p‫ ةُ أَاَّل تَ َخ‬p ‫ َّز ُل َعلَ ْي ِه ُم ْال َماَل ئِ َك‬p َ‫تَقَا ُموا تَتَن‬p ‫اس‬
ْ ‫ا هَّللا ُ ثُ َّم‬ppَ‫الُوا َربُّن‬ppَ‫إِ َّن الَّ ِذينَ ق‬

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah"


kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun
kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa
sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah
kepadamu".
 Ketiga, perantara untuk menjatuhkan siksaan. Tugas malaikat untuk meneguhkan
hati orang-orang yang beriman erat sekali hubungannya dengan fungsinya untuk
melaksanakan hukuman bagi orang yang kafir. Berulang kali alQuran menegaskan
bahwa ada orang-orang yang tidak mempercayai para nabi dan akhirnya mereka
mendapat adzab dari Allah Swt. Al-Quran menegaskan:

‫و ُر۝‬pp‫ ُع اأْل ُ ُم‬pp‫ ُر ۚ َوإِلَى هَّللا ِ تُرْ َج‬pp‫ َي اأْل َ ْم‬pp‫ض‬


ِ ُ‫ ةُ َوق‬pp‫ام َو ْال َماَل ئِ َك‬pp ٍ َ‫أْتِيَهُ ُم هَّللا ُ فِي ظُل‬ppَ‫رُونَ إِاَّل أَ ْن ي‬ppُ‫لْ يَ ْنظ‬ppَ‫ه‬
ِ ‫ل ِمنَ ْال َغ َم‬pp
“Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 16
(pada hari kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. Dan
hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan.”
 Keempat, mendorong berbuat baik. Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan
manusia antara lain adalah karena dorongan para malaikat. Al-Quran menjelaskan
bahwa peranan malaikat dan syetan adalah untuk mendorong manusia ke arah dua
jurusan kehidupan yang bertolak belakang. Jika malaikat mendorong manusia ke
arah kebaikan, maka syetan justeru sebaliknya, mengarahkan manusia untuk
berbuat sesat. Allah Swt. berfirman:
p‫ك‬َ p‫ َء‬p‫ ا‬ppp‫ط‬َ p‫ ِغ‬p‫ك‬ َ ppp‫ ْن‬p‫ َع‬p‫ ا‬pَ‫ ن‬p‫ ْف‬p‫ َش‬p‫ َك‬pَ‫ ف‬p‫ ا‬p‫ َذ‬pَ‫ه‬pٰ p‫ن‬pْ p‫ ِم‬p‫ ٍة‬pَ‫ ل‬p‫ ْف‬p‫ َغ‬p‫ ي‬pِ‫ ف‬p‫ت‬
pَ p‫ ْن‬p‫ ُك‬p‫ ْد‬pَ‫ ق‬pَ‫ ۝ ل‬pٌ‫د‬p‫ ي‬p‫ ِه‬p‫ َش‬p‫ َو‬p‫ق‬ ٍ p‫ ْف‬pَ‫ ن‬pُّp‫ ل‬p‫ ُك‬p‫ت‬
ٌ pِ‫ئ‬p‫ ا‬p‫ َس‬p‫ ا‬pَ‫ ه‬p‫ َع‬p‫ َم‬p‫س‬ pْ p‫ َء‬p‫ ا‬p‫ج‬pَ p‫و‬pَ
ْ
pٌ‫د‬p‫ ي‬p‫ ِد‬p‫ح‬pَ p‫ َم‬p‫و‬pْ pَ‫ ي‬p‫ل‬p‫ ا‬p‫ك‬ pَ pَ‫ ب‬pَ‫ف‬
َ p‫ر‬pُ p‫ص‬
Artinya: “Dan tiap-tiap jiwa akan datang beserta (malaikat) penggiring dan
(malaikat yang menjadi) saksi. Engkau sungguh melupakan ini, tetapi kini tabir
yang menutupi engkau Kami singkirkan dari engkau, maka pada hari ini
penglihatanmu tajam sekali.” (QS. Qaf (50): 21-22).

 Kelima, mencatat perbuatan manusia. Terkait dengan tugas malaikat yang ini Al-
Quran menyebutnya sebagai kiraman katibin atau juru tulis yang mulia. Dalam ( QS
Al Qaf(50) : 17)
pٌ‫د‬p‫ ي‬p‫ ِع‬pَ‫ ق‬p‫ل‬pِ p‫ ا‬p‫ َم‬p‫ ِّش‬p‫ل‬p‫ ا‬p‫ ِن‬p‫ َع‬p‫ َو‬p‫ ِن‬p‫ ي‬p‫ ِم‬pَ‫ ي‬p‫ ْل‬p‫ ا‬p‫ن‬pِ p‫ َع‬p‫ ِن‬p‫ ا‬pَ‫ ي‬pِّ‫ ق‬pَ‫ ل‬pَ‫ ت‬p‫ ُم‬p‫ ْل‬p‫ ا‬p‫ ى‬pَّ‫ ق‬pَ‫ ل‬pَ‫ ت‬pَ‫ ي‬p‫ ْذ‬pِ‫إ‬
“(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di
sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.”

Di samping tugas malaikat yang sifatnya umum di atas, ada juga malaikat-
malaikat tertentu dengan tugas-tugas khusus yang diberikan Allah kepada masing
masing malaikat. Ada sepuluh malaikat yang kita kenal dengan tugas-tugas
khususnya, yaitu:
1. Malaikat Jibril, tugasnya adalah menyampaikan wahyu kepada para Nabi.
2. Malaikat Mikail, tugasnya membagikan rezki.
3. Malaikat israfil tugasnya meniup terompet pada hari akhir sebagai tanda datangnya
qiyamat.
4. Malaikat Izrail, tugasnya mencabut nyawa.
5. Malaikat Raqib, tugasnya mencatat amal baik manusia.
6. Malaikat Atid, tugasnya mencatat amal buruk manusia.
7. Malaikat Munkar, tugasnya menanyai manusia di alam kubur.
8. Malaikat Nakir, tugasnya menanyai manusia di alam kubur.
9. Malaikat Malik atau Zabaniyah, tugasnya menjaga neraka.
10. Malaikat Ridwan, tugasnya menjaga surga

D. Orang yang Didekati Malaikat Allah swt.


1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci
“Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di
dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah,
ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci.” (HR. Imam Ibnu
Hibban dari Abdullah bin Umar)

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 17
2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat
“Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia
berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah,
ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’.” (HR. Imam Muslim dariAbu Hurairah,
Shahih Muslim 469).

3. Orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah


“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang)
yang berada pada shaf – shaf terdepan.” (Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah
dari Barra’ bin ‘Azib)

4. Orang yang menyambung shaf shalat berjamaah (tidak membiarkan kosong di


dalam shaf)
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang
yang menyambung shaf-shaf.” (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu
Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim meriwayatkan dari Aisyah)

5. Orang yang mengucapkan ‘aamiin‘ ketika seorang Imam selesai membaca Al-
Fatihah
“Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’,
maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu
bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa
lalu.” (HR. Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat


“Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu diantara kalian
selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum
batal wudhunya,(para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia.’”
(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106)

7. Orang yang melakukan shalat Shubuh dan Ashar secara berjamaah


”Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat (yang
menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga
shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian
mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan
pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang
bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka,
‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang
sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka
sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari
kiamat.’” (HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al-Musnad no. 9140)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan


“Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang
yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang
malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya
dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun
mendapatkan apa yang ia dapatkan.’” (HR. Imam Muslim dari Ummud Darda’,
Shahih Muslim 2733)

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 18
9. orangyangberinfak
“Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2
malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah,
berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah,
hancurkanlah harta orang yang pelit (bakhil).’” (HR. Imam Bukhari dan Imam
Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari1442 dan Shahih Muslim 1010)

10. Orangyangsedangmakansahur
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa) kepada orang-
orang yang sedang makan sahur Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa
sunnah.” (HR. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, dari Abdullah bin
Umar)

11. Orangyangsedangmenjengukorangsakit
“Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus
70,000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan
saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh.” (HR. Imam
Ahmad dari ‘Ali bin Abi Thalib, Al-Musnad no. 754)

12. Orang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain


“Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas
seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan
bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya
bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.” (HR
Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al-Bahily)

D. Orang orang yang Dijauhi Oleh Malaikat Allah swt.


1. Orang yang murtad
Allah tegaskan bahwa orang yang murtad, dia mendapat laknat Allah dan para
malaikat-Nya. Allah berfirman, yang artinya,
“Bagaimana Allah akan memberi petunjuk orang yang kafir sesudah mereka
beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar
rasul, dan keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka? Allah tidak
menunjuki orang-orang yang zalim. Mereka itu, balasannya adalah laknat Allah
ditimpakan kepada mereka, (demikian pula) laknat Para Malaikat dan manusia
seluruhnya. (QS. Ali Imran: 86 – 87)
2. Menghina dan mencela sahabat
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Siapa yang mencela sahabatku, maka dia akan mendapat laknat
Allah, para malaikat, dan semua manusia.” (HR. Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir
12541, dan dinilai hasan dalam As-Shahihah no. 2340).
Mencela sahabat statusnya berbeda dengan mencela kaum muslimin lainnya.
Mencela sahabat nilainya dosa sangat besar. Merekalah murid
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan generasi paling berjasa bagi umat
islam. Melalui perjuangan mereka, kita bisa mengenal dan merasakan indahnya

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 19
islam. Mencela sahabat, sejatinya merupakan sikap pengingkaran terhadap firman
Allah yang memuji mereka.

3. Menghalangi terlaksananya hukuman bagi pelaku kejahatan


Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda
“Siapa yang membunuh dengan sengaja maka dia berhak diqishah (balas bunuh).
Dan siapa yang menghalangi antara keluarga korban dengan pelaku untuk
melakukan qishas maka dia mendapat laknat Allah, para malaikat, dan semua
manusia. Tidak akan diterima darinya amalan wajib maupun amal sunahnya.”
(Shahih, riwayat Nasai 4790 dan Ibn Majah 2635).
Beberapa praktek di pengadilan, sebagian orang menghalangi terwujudkan hukuman
bagi pelaku tindak kriminal, baik dengan sogok atau karena kedudukan. Contoh
konkrit yang banyak kita jumpai, beberapa aparat hukum yang melakukan tindak
kriminal, lebih sulit dijerat hukum dari pada rakyat jelata. Mereka dilaknat karena
mereka penghianat umat. Allahu a’lam.

4. Tidak menghargai jaminan keamanan yang diberikan oleh seorang muslim


Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Jaminan kaum muslimin itu satu. Siapa yang mengganggu
jaminan keamanan kaum mukminin maka untuknya laknat Allah, para malaikat dan
seluruh umat manusia.” (HR. Bukhari 1870).
Orang kafir yang masuk ke negeri muslim, mereka telah mendapatkan izin dari
pemerintah muslim. Izin ini tidak lain adalah jaminan keamanan. Karena itu,
siapapun tidak boleh mengganggu mereka yang telah mendapatkan izin, tanpa sebab
yang dibenarkan.

5. Mengacung senjata kepada sesama muslim


Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa
yang mengacungkan senjata kepada saudaranya sesama muslim maka para malaikat
akan melaknatnya sampai dia lepaskan. Meskipun yang menjadi sasaran adalah
saudaranya sebapak atau seibu.” (HR. Muslim 2616).
Islam melarang kita menakut-nakuti kaum muslimin yang lain, meskipun hanya
dengan mengacungkan senjata untuk main-main. Termasuk mereka yang ngebut
ketika naik kendaraan ke arah orang lain – seolah hendak menabraknya – kemudian
direm mendadak di depannya.

6. Menasabkan diri kepada selain orang tuanya


Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Siapa yang mengaku keturunan seseorang yang bukan bapaknya,
maka dia mendapat laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. Tidak
diterima amal wajib dan sunahnya pada hari kiamat.” (HR. Muslim 1370).
Karena itu, anak angkat tetap wajib dinasabkan kepada ayah kandungnya. Kasus
yang sulit adalah anak hasil zina. Dia terlahir tanpa ayah. Karena itu, dia harus

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 20
dinasabkan ke ibunya. Jika dia dibinkan ke ayahnya, berarti mengaku keturunan
orang yang bukan bapaknya.

7. Istri yang tidak mau melayani suami tanpa udzur


Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Apabila suami mengajak istrinya ke ranjang (hubungan badan)
dan dia menolak, kemudian suami marah kepadanya, maka para malaikat akan
melaknatnya sampai pagi.” (HR. Bukhari 3237 & Muslim 1436).
. Istri boleh menolak ajakan suami jika memiliki udzur, seperti haid atau sakit.

8. Melindungi pelaku kriminal atau perbuatan bid’ah.


Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa
yang melindungi muhdits maka untuknya laknat Allah, para malaikat dan seluruh
umat manusia.” (HR. Muslim 1371)
Ibnul Atsir menjelaskan, kata muhdits [arab: ‫ ]الـمحدث‬memiliki dua cara baca:
muhdits dan muhdats. Jika dibaca muhdits artinya pelaku tindak kriminal. Sehingga
makna hadis, “Siapa yang melindungi pelaku tindak kriminal maka untuknya laknat
Allah…dst.”
Jika dibaca muhdats artinya perbuatan bid’ah, sehingga makna hadis, “Siapa yang
melindungi perbuatan bid’ah maka untuknya laknat Allah…dst.” (An-Nihayah fi
Gharib Al-Hadits, 1/907).

9. Bertindak dzalim di kota Madinah


Rasulullah pernah berdoa, “Ya Allah, siapapun yang mendzalimi penduduk Madinah
atau menakuti mereka, maka jadikan dia takut. Untuknya laknat Allah, para
malaikat, dan seluruh manusia.” (HR. Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir 6498 dan
dinilai shahih dalam shahih Targhib no. 1214).

BAB IV
PENUTUP

1. KESIMPULAN
A. Pengertian Malaikat
 Menurut bahasa jamak dari ‫ ملك‬yang artinya Risalah atau menyampaiakn pesan
 Menurut istilah makhluk yang di ciptakan Allah dari cahaya, bisa berupa
berbagai bentuk dan tidak di golongkan laki laki atau perempuan serta selalu
taat kepada perintah Allah

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 21
B. Sifat Sifat Malaikat Allah
1. Malaikat tidak makan dan tidak minum, tidak memiliki nafsu makan dan tidak
memakanya
2. Tidak berkelamin
3. Mampu menyerupai sesuatu atau menyamar
4. Patuh dan taat setiap perintah Allah
5. Tidak mempunyai sifat sombong dan selalu bertasbih
6. Mendoakan orang yang beriman
C. Tugas Malaikat Allah
 Tugas utama malaikat bertasbih kepada Allah beribadah kepadaNya siang
malam tanpa lelah tanpa henti
1. Jibril bertugas menyampaikan wahyu
2. Mikail bertugas memberi riski kepada manusia
3. Isrofil bertugas meniup sangkakala di hari kiamat
4. Izroil bertugas mencabut nyawa
5. Munkar dan Nakir bertugas menanyakan amal dan perbutan manusia di alam
kubur
6. Roqib dan Atid bertugas mencatat amal baik dan buruk manusia selama
hidupnya
7. Malik bertugas menjaga pintu neraka Ridwan bertugas menjaga pintu surga
D. Orang-Orang yang didekati oleh Malaikat
1. Orang yang tidur dalam kedaan suci
2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat
3. Orang yang berada di shaf barisan depan dalam shalat berjamaah
4. Orang yang menyambung shof pada solat jamaah
5. Orang yang duduk di tempat solat setelah melakukan shalat
6. Orang yang shalat subuh dan asar berjamaah
7. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang di doakan
8. Orang yang berinfaq
E. Orang yang Dijauhi Malaikat Allah Swt
1. Para wanita yang menolak keinginan suaminya
2. Menjahui orang junub
3. Orang yang murtad
4. Menghalangi terlaksananya hukuman bagi pelaku kejahatan
5. Tidak menghargai jaminan keamanan yang diberikan oleh seorang muslim
6. Bertindak Dzalim di kota madinah
7. Orang yang menghina dan melecehkan sahabat
8. Orang yang mengacungkan senjata kepada sesama muslim

2. SARAN
Sebagai seorang muslim yang beriman sudah menjadi kewajiban kita untuk
mengimani keberadaan malaikat yang bersifat ghaib tersebut. Selain mengimani
alangkah baiknya kita sebagai seorang muslim menerapkan sifat-sifat malaikat dalam
kehidupan sehari-hari, seperti selalu untuk memperbaiki diri sendiri dari waktu ke

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 22
waktu, berpikir positif terhadap berbagai kejadian yang terjadi di sekitarnya, dan selalu
berusaha menjaga ketaatan kepada Allah dan selalu mengagungkan-Nya agar kita
menjadi hamba Allah yang dekat dengan Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shallabi, Ali Muhammad.2014.Iman Kepada Malaikat.Penyunting dan penerjemah,


Abdillah Ari, Ihsanuddin Ahmad, Cet I. Jakarta:Ummul Qura
Margiono, Anwar junaidi.2014.Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1.Yogjakarta:
Yudhistira
Shihab Quraish.2010.Yang Halus dan Tak Terlihat:Malaikat dalam Al-
Qur’an.Ciputat:Lentera Hati
Sulaiman Umar.2017. Rahasia Alam Malaikat, Jin dan Setan. Jakarta: Qisthi Press
Thorir, Hidayah,dkk.2004.Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar Kelas IV Standart
Isi 2006.Surabaya:Erlangga

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 23
Toto Suryano, Drs, M.Pd, dkk. 1997. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.
Bandung: Tiga Mutiara

Malaikat Malaikat Allah SWT mata kuliah ilmu tauhid 2019 Page 24

Anda mungkin juga menyukai