Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERANAN AKIDAH DALAM PERANCANGAN


PEMBANGUNAN UMMAH

Dosen Pengampu : Dr.Nur Khoiri,M.Ag

Disusun oleh :
1. M. Alawwy Dimas (1908086080)
2. Siti Ropiah (1908086094)

PENDIDIKAN BIOLOGI 1C

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO


SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Aqidah merupakan sebuah pondasi atau dasar kehidupan yang harus dimiliki oleh setiap
manusia. Aqidah berpacu kepada ketauhidan yakni kepercayaan atau keyakinan terhadap
keesaan Allah SWT.
Setiap manusia harus memiliki dasar aqidah,untuk pembentukan sikap atau prilaku yang ada
pada dirinya. Banyak manusia yang tidak memiliki dasar aqidah, sehingga hidup mereka pun
terjerumus kedalam jurang kesesatan.
Islam datang membawa aqidah tauhid,melepaskan manusia dari kejahilan menyembah
berhala,serta benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan oleh orang-orang sebelum
datangnya islam .Aqidah membawa manusia kepada jalan ketauhidan kepada Allah SWT.dan
membaskannya dari kejahilan akan gelapnya jalan yang mereka jalani sebelum datangnya islam.
Penanaman aqidah dilakukan oleh Rasulullah SAW, saat beliau menyebarkan islam dan
mengajarkan ketauhidan kepada umatnya , namun pada mulanya hanya sebagian kecil yang
mampu melepaskan budaya nenek moyangnya, dan berjalannya semakin bertambah umat rasul
yang mengikuti ajarannya untuk meninggalkan budaya mereka yang berbau kesyirikan kepada
Allah SWT dan melanggar aqidah ,mereka pun akhirnya menuju keyakinan baru “Aqidah
Islam”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian aqidah?
2. Apa peranan aqidah dalam pembentukan ummah?
3. Mengapa pembenahan tentang aqidah di utamakan?
4. Bagaimana metodologi para Rasul dalam menyampaikan aqidah?
5. Apa penyebab terjadinya penyelewengan aqidah islam?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian aqidah
2. Untuk mengetahui peranan aqidah dalam pembentukan ummah
3. Untuk mengetahui alasan pembenahan tentang aqidah di utamakan
4. Untuk mengetahui metodologi para Rasul dalam menyampaikan aqidah
5. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penyelewengan aqidah
D. MANFAAT
1. Memahami tentang pengertian aqidah
2. Memahami peranan aqidah dalam pembentukan ummah
3. Memahami alasan pembenahan tentang aqidah di utamakan
4. Memahami metodologi para Rasul dalam menyampaikan aqidah
5. Memahami penyebab terjadinya penyelewengan aqidah

E. SISTEMATIS PENULISAN
Makalah yang di sususun dengan urutan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan,
manfaat, dan sistematis penulisan
Bab II Deskripsi Teori, menggambarkan materi yang akan di bahas secara global
Bab III Pembahasan, mengemukakan pembahasan masalah bersumber pada data yang di
peroleh dibandingkan dengan teori yang terdapat pada berbagai sumber
Bab IV Penutup, memuat simpulan,kritik dan saran
BAB II
DESKRIPSI TEORI

A. Pengertian Pemanfaatan
Menurut Davis (1989) dan Adam et.al (1992) mendefenisikan kemanfaatan sebagai
tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu teknologi tertentu akan
meningkatkan prestasi orang tersebut. Pengukuran kemanfaatan tersebut berdasarkan frekuensi
dan diversitas teknologi yang digunakan.
B. Pengertian pemanfaatan jurnal
Pemanfaatan jurnal merupakan tindakan seseorang mengambil referensi dari jurnal yang
sudah ada dan untuk mempermudah dia dalam memperjelas materi yang dia bahas.
C. Pengertian pemanfaatan buku
Buku merupakan jembatan dan sumber ilmu yang melimpah. Pemanfaatan buku
merupakan tindakan seseorang mencari bahan untuk memperkuat argumen dan materi yang di
bahas.
D. Pengertian pemanfaatan internet
Pemanfaatan internet merupakan tindakan seseorang menggunakan internet untuk
mencari referensi dengan harapan bisa mempermudah tugasnya seperti mahasiswa yang
memiliki banyak tugas dalam belajarnya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqidah
Perkataan ‘aqidah’ dari segi bahasa bermaksud simpulan atau ikatan yang kuat dan teguh.
Sesuatu yang telah tersimpul /terikat turut membawa makna ‘sesuatu yang telah menjadi teguh
dan telah termantap. Makna ‘aqidah’ dari segi bahasa ini mempunyai hubungan yang rapat
dengan makna perkataan tersebut dari segi istilah yang antaranya didefinisikan sebagai
“pembenaran dalam hati terhadap sesuatu yang turut di percayainya secara pasti (putus) tanpa
perasaan syak atau ragu sedikit pun “.
Aqidah adalah ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan.
Sedang pengertian menurut agama adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti
aqidah dengan adanya Allah dan di utusnya para Rasul.
Aqidah islam adalah ajaran tentang kepercayaan yang teguh terhadap ajaran islam yang
meliputi kemahaesaan Allah SWT (tauhid) dan segala ajaran-Nya ,yang tercakup dalam dalam
enam rukun iman,yaitu iman kepada Allah SWT, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para
rasul-Nya, hari akhir, dan kepada qada dan qadar baik buruk keduanya dari Allah SWT.
Dan jika aqidah islamiyah di sebutkan secara mutlak, maka yang di maksud adalah aqidah
ahlus sunnah wal jama’ah, karena itulah pemahaman islam yang telah di ridhoi oleh Allah
sebagai agama bagi hambanya . Dan aqidah islamiyah adalah aqidah tiga generasi pertama yang
dimuliakan yaitu generasi sahabat, tabi’in dan orang yang mengikuti mereka dengan baik.

B. Peranan Aqidah Dalam Pembentukan Ummah


Aqidah memainkan peranan besar dalam membentuk insan yang sempurna, sebuah
masyarakat yang harmoni dan negara yang aman dan sejahtera. Ia turut mampu berperanan
mencorakkan seluruh aktiviti manusia, termasuk kegiatan pembangunan ummah yang bertujuan
untuk membolehkan seluruh ahli masyarakat mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.
Dalam proses ijtihad, terdapat tiga prinsip asas islam yang perlu di terapkan yaitu tawhid,
tazkiyyah dan ‘umran, di mana dalam bidang perancangan sosial, tauhid sewajibnya menjadi
asas utama kepada aturan sosial (the principle of social order) yang ingin di terapkan dalam
sesuatu masyarakat. Hasil dari ijtihad inilah juga yang menyebabkan terlahirnya apa yang di
kenali sebagai ‘ pemikiran islam ‘.
Hal ini perlu sebenarnya di beri perhatian utama oleh semua pihak , khususnya kalangan
yang terlibat dalam usaha untuk membangun ummah. Kegagalan perancangan pembangunan
yang menitik beratkan pada sektor ekonomi secara tidak langsung telah melahirkan generasi baru
yang terlalu mementinkan kebendaan dan kurang menekankan aspek penghayatan terhadap
prinsip-prinsip ajaran islam yang luhur. Dalam setiap pembangunan, baik pembangunan negara
ataupun ummah harus memerankan aqidah sebagai pondasi, teras dan nadi utama agar
pembangunan ummah ataupun negara berjalan dengan baik. Dan Nabi Muhammad SAW pun
menitik beratkan kepada para sahabat dan umatnya betapa pentingnya pendidikan aqidah yang
harus di terapkan pada diri masing-masing dari sejak dini atau kanak-kanak.
Tidak diragukan lagi bahwa penerapan aqidah dalam bidang pembangunan ummah dapat
menumbuhkan keharmonian antar umat muslim dan dapat menumbuhkan nilai-nilai positif
dalam diri umat muslim, seperti berfikiran matang, tenang, kritis dan saintifik, mempunyai
wawasan dan misi pribadi yang jelas dalam hidup serta berpandangan jauh.

C. Alasan Pembenahan Tentang Aqidah Diutamakan


Pembenahan aqidah merupakan asas dasar dinuel islam. Dan para rasul pertama kali menyeru
kaumnya untuk membenahi aqidah mereka. Sebab aqidah merupakan landasan pondasi seluruh
amal ibadah dan perbuatan yang dilakukan. Tanpa pembenahan aqidah amal menjadi tiada
berguna.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-An’am/6:88
Yang artinya: “Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka
amalan yang telah mereka kerjakan”.
Dari firman Allah yang diatas ,jelaslah bahwa urgensi aqidah merupakan prioritas yang utama
dan pertama dalam dakwah. Seruan dakwah pertama kali adalah untuk pembenahan aqidah .
Rasulullah SAW bermukim di kota Mekkah setelah diangkat menjadi rasul selama tiga belas
tahun menyeru umat manusia untuk pembenahan aqidah,kepada tauhid.
Sungguh kita tengah berada dalam arena fitnah yang berkepanjangan. Negri yang aman
kini telah berubah bentuk menjadi negri yang mencekam dan menakutkan. Kolusi, korupsi, dan
nepotisme menjadi bagian penting dalam tubuh para penegak dan penduduknya.
Allah berfirman yang artinya,” Telah tampak kerusakaan di darat dan di laut karena
perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)
Sesungguhnya kehinaan dan malapetaka yang menimpa bangsa ini adalah ketika bangsa
ini menghendaki kemuliaan bukan dari islam, ketika para penguasa dan rakyatnya meninggalkan
agama dan cinta yang berlebihan terhadap dunia, hingga akhirnya Allah menimpakan kehinaan
yang tidak ada jalan keluarnya kecuali dengan kembali kepada agama.
Sebagaimana hal itu telah di jelaskan oleh nabi Muhammad SAW dalam hadist yang di
riwayatkan Imam Ahmad dalam musnadnya dan Abu Dawud dalam sunannya dari sahabat Ibnu
Umar RA. Jika masyarakat dilanda krisis aqidah, akhlaq, dan moral, dilanda krisis ekonomi dan
krisis politik yang dilematis, maka pembenahan pertama yang mesti dilakukan ialah pembenahan
aqidah dan moral dengan segala kemampuan, sebab memperbaiki masalah yang paling
berbahaya adalah hal yang disepakati oleh setiap insan berakal.
Dan perlu diketauhi oleh kita bahwa kerusakan yang di akibatkan keyakinan / aqidah
manusia dari kesyirikan,khurofat, kebid’ahan, dan kesesatan seribu kali jauh lebih berbahaya
daripada kerusakan yang di timbulkan dari rusaknya hukum/ undang-undang dan yang lainnya.

D. Metodologi Para Rasul Dalam Menyampaikan Aqidah


Pengajaran tentang aqidah adalah amat diutamakan dalam tradisi pendidikan islam dari
zaman ke zaman. Karena aqidah merupakan asas pada ajaran islam. Dalam tradisi
islam,pengetahuan tentang aqidah khususnya untuk mengenal Allah dianggap sebagai
pengetahuan yang paling tinggi. Rasulullah SAW amat menekankan aspek pendidikan ini kepada
para sahabatnya. Kepentingan ini bukan saja boleh di lihat secara jelas dari kandungan ayat
pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW di gua hira ,tetapi juga
berdasarkan penelitian terhadap kandungan surah pertama yaitu al fatihah yang terkandung
dalam al-Qur’an.Surah tersebut menekankan kewajiban manusia mengenali Allah SWT dan
mentauhidkan-Nya dengan cara yang betul.Dalam surah tersebut terkandung semua jenis tawhid,
ada yang dikenali sebagai tawhid rububiyyah ,tawhid uluhiyyah dan tawhid al-asma’ wa al-sifat.
Penelitian terhadap metodologi pembentangan aqidah yang dipraktikkan oleh para Rasul,
bahwa mereka bukan sekedar membentangkan prinsip-prinsip aqidah yang bersifat beku pada
kaum mereka atau sekedar memahamkan masyarakat tentang peristilahan aqidah yang terdapat
dalam kamus pembendaharaan islam. Dan aqidah yang di terapkan pun sesuai dengan
permasalahan yang sedang di hadapi ummah nya,dengan tujuan untuk menangani atau mengatasi
permasalahan ummah yang sedang terjadi.
Para Nabi dan Rasul tidaklah datang dalam rangka menggulingkan negara dan
menegakkan negara yang baru, tidak menginginkan kekuasaan semata dan tidak pula membentuk
organisasi untuk itu, tetapi mereka datang memberi hidayah kepada manusia dan
menyelamatkannya dari kegelapan menuju cahaya. Inilah jalan lurus yang Allah telah syari’atkan
seluruh para nabi dari yang paling awalnya hingga yang paling akhirnya, dan Dialah Allah Maha
Pencipta, Maha Bijaksana, Maha Mengetahui akan tabiat manusia dan apa yang bermaslahat
untuk mereka.

E. Penyebab Terjadinya Penyelewengan Aqidah


Ada asap pasti ada api. Ada penyimpangan aqidah pasti ada sebab-sebabnya. Pada
hakekatnya manusia diciptakan Allah dalam kondisi fitrah dalam arti bertauhid kepada Allah
SWT. Hal ini sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah),(tetaplah atas) fitrah Allah
yang menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.”(QS.Ar-Ruum:30)
Secara garis besar, penyimpangan yang terjadi dalam bidang aqidah memiliki beberapa
sebab yang melatar belakanginya. Menurut Dr. Shalih bin Fuzan bin Abdullah al Fauzan
menjelaskan paling tidak ada 7 sebab seseorang terjatuh dalam penyimpangan aqidah,
diantaranya:
1. Ketidaktahuan aqidah yang benar. Ketidaktahuan ini terjadi karena mereka enggan dan tidak
menaruh perhatian persoalan aqidah. Karena berbagai alasan, mereka tidak mau mempelajari
aqidah yang benar. Sebagai akibatnya, mereka tidak mampu mengajarkan aqidah yang benar
kepada anak-anak,keluarga, dan generasi penerus mereka. Akhirnya muncullah dibelakang
mereka satu generasi yang tumbuh dalam kebodohan terhadap hakikat aqidah.
Seorang tidak mengetahui aqidah islam yang benar dan lurus, secara otomatis juga tidak
mengetahui dan tidak bisa membedakan perkara-perkara yang bertentangan dengan aqidah islam.
Akibatnya, kebenaran dan kebatilan bercampur aduk menjadi satu. Amat wajar bila akhirnya
mereka menganggap kebenaran sebagai kebatilan dan menganggap kebatilan sebagai sesuatu
yang benar.
2. Fanatisme buta terhadap adat istiadat nenek moyang dan berpegang teguh dengan tradisi kolot
mereka, meskipun mereka jelas-jelas mengetahui bahwa tradisi dan budaya tersebut bertentangan
dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka lebih bangga mengikuti budaya yang salah dari pada
mengikuti budaya yang salah dari pada mengikuti hidayah Allah yang datang kepada mereka.
3. Taklid buta terhadap semua perkataan manusia tanpa menggunakan ilmu yang benar dan
petunjuk wahyu. Segala pendapat dan keyakinan yang diajarkan oleh guru-guru dan pemimpin-
pemimpin diikuti begitu saja, tanpa menimbang kesesuainnya dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
4. Berlebih-lebihan dalam bersikap terhadap wali dan orang shalih diantara mereka. Terdorong
oleh keinginan untuk memuliakan orang-orang shalih dan para wali sebagaimana umat islam
terjatuh dalam sikap berlebih-lebihan dan keluar dari batas yang diperintahkan oleh syari’at.
5. Lalai dari mentadaburi ayat-ayat Allah, baik yang bersifat kauni maupun Qur’ani. Banyak
manusia yang telah tenggelam dalam cinta dunia. Mereka menjadikan dunia sebagai segala-
galanya, sehingga persoalan aqidah tidak mendapatkan perhatian sedikitpun.
6. Kebanyakan rumah-rumah yang ada sekarang ini telah kosong dari cahaya tauhid, hampa dari
hidayah-Nya dan jauh dari mempelajarinya. Para penghuni sudah tidak memperdulikan lagi
esensi tauhid. Bahkan sebaliknya, mereka mengisi rumah-rumah tersebut dengan sesuatu yang
justru menghancurkan aqidah dan menyelewengkannya sejauh-jauhnya.
7. Kekosongan atau minimnya pembinaan tentang aqidah yang seharusnya di tumbuhkan dan
dikembangkan secara meluas dan merata. Kurikulum pendidikan sejak jenjang TK hingga
perguruan tinggi, kebanyakan tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap pendidikan
aqidah islamyang lurus, bahkan ada yang tidak peduli sama sekali.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perkataan ‘aqidah’ dari segi bahasa bermaksud simpulan atau ikatan yang kuat dan
teguh. Dan dari segi istilah dapat didefinisikan sebagai “pembenaran dalam hati
terhadap sesuatu yang turut di percayainya secara pasti (putus) tanpa perasaan syak
atau ragu sedikit pun “.
2. Aqidah memainkan peranan besar dalam membentuk insan yang sempurna, sebuah
masyarakat yang harmoni dan negara yang aman dan sejahtera.
3. Pembenahan aqidah merupakan asas dasar dinuel islam. Dan para rasul pertama kali
menyeru kaumnya untuk membenahi aqidah mereka. Sebab aqidah merupakan
landasan pondasi seluruh amal ibadah dan perbuatan yang dilakukan. Tanpa
pembenahan aqidah amal menjadi tiada berguna.
4. Penelitian terhadap metodologi pembentangan aqidah yang dipraktikkan oleh para
Rasul, bahwa mereka bukan sekedar membentangkan prinsip-prinsip aqidah yang
bersifat beku pada kaum mereka atau sekedar memahamkan masyarakat tentang
peristilahan aqidah yang terdapat dalam kamus pembendaharaan islam. Dan aqidah
yang di terapkan pun sesuai dengan permasalahan yang sedang di hadapi ummah
nya,dengan tujuan untuk menangani atau mengatasi permasalahan ummah yang
sedang terjadi.
5. Sebab seseorang terjatuh dalam penyimpangan aqidah, diantaranya:
a. Ketidaktahuan aqidah yang benar
b. Fanatisme buta terhadap adat istiadat nenek moyang dan berpegang teguh dengan
tradisi kolot mereka
c. Taklid buta terhadap semua perkataan manusia tanpa menggunakan ilmu yang
benar dan petunjuk wahyu
d. Berlebih-lebihan dalam bersikap terhadap wali dan orang shalih diantara mereka
e. Lalai dari mentadaburi ayat-ayat Allah, baik yang bersifat kauni maupun Qur’ani
f. Kebanyakan rumah-rumah yang ada sekarang ini telah kosong dari cahaya tauhid,
hampa dari hidayah-Nya dan jauh dari mempelajarinya
g. Kekosongan atau minimnya pembinaan tentang aqidah yang seharusnya di
tumbuhkan dan dikembangkan secara meluas dan merata
B. Kritik
Jurnal yang di gunakan sebagai panduan, menggunakan bahasa Indonesia dan Malaysia
sehingga jurnal agak sulit untuk di pahami. Dan materi yang di bahas di dalamnya terlalu
rumit.
C. Saran
Seharusnya jurnal menggunakan bahsa yang mudah di pahami atau di mengerti oleh
pembaca. Dan seharusnya materi yang di bahas pun harus padat dan jelas,sehingga
memudahkan si pembaca untuk memahami isi materi.
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi muhamad,2017.Peranan Aqidah Dalam Perancangan Pembangunan Ummah, Jurnal


Aqidah dasar dan Implementasinya. http://www.academia.edu
Akmansyah Muhammad,2017.Metode Pendidikan Aqidah Dalam Tradisi Propetik NABI
MUHAMMAD SAW,Jurnal Metode Nabi Muhammad SAW Dalam Menyampaikan Aqidah.
http://www.academia.edu
Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Pusat,2003.Suara Hidayatullah.Universitas Micighan
http://pustakaimamsyafii.com/definisi-aqidah.html
RESUME
PERANAN AQIDAH DALAM PERANCANGAN PEMBANGUNAN UMMAH

A. Pengertian Aqidah
Perkataan ‘aqidah’ dari segi bahasa bermaksud simpulan atau ikatan yang kuat dan
teguh. Sesuatu yang telah tersimpul /terikat turut membawa makna ‘sesuatu yang telah
menjadi teguh dan telah termantap. Makna ‘aqidah’ dari segi bahasa ini mempunyai
hubungan yang rapat dengan makna perkataan tersebut dari segi istilah yang antaranya
didefinisikan sebagai “pembenaran dalam hati terhadap sesuatu yang turut di percayainya
secara pasti (putus) tanpa perasaan syak atau ragu sedikit pun “.
Aqidah islam adalah ajaran tentang kepercayaan yang teguh terhadap ajaran islam yang
meliputi kemahaesaan Allah SWT (tauhid) dan segala ajaran-Nya.

B. Peranan Aqidah Dalam Pembentukan Ummah

Aqidah memainkan peranan besar dalam membentuk insan yang sempurna, sebuah
masyarakat yang harmoni dan negara yang aman dan sejahtera. Ia turut mampu
berperanan mencorakkan seluruh aktiviti manusia, termasuk kegiatan pembangunan
ummah yang bertujuan untuk membolehkan seluruh ahli masyarakat mencapai
kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.
Dalam proses ijtihad, terdapat tiga prinsip asas islam yang perlu di terapkan yaitu
tawhid, tazkiyyah dan ‘umran, di mana dalam bidang perancangan sosial, tauhid
sewajibnya menjadi asas utama kepada aturan sosial (the principle of social order) yang
ingin di terapkan dalam sesuatu masyarakat. Hasil dari ijtihad inilah juga yang
menyebabkan terlahirnya apa yang di kenali sebagai ‘ pemikiran islam ‘. Tidak diragukan
lagi bahwa penerapan aqidah dalam bidang pembangunan ummah dapat menumbuhkan
keharmonian antar umat muslim dan dapat menumbuhkan nilai-nilai positif dalam diri
umat muslim, seperti berfikiran matang, tenang, kritis dan saintifik, mempunyai wawasan
dan misi pribadi yang jelas dalam hidup serta berpandangan jauh

C. Alasan Pembenahan Tentang Aqidah Diutamakan


Pembenahan aqidah merupakan asas dasar dinuel islam. Dan para rasul pertama kali
menyeru kaumnya untuk membenahi aqidah mereka. Sebab aqidah merupakan landasan
pondasi seluruh amal ibadah dan perbuatan yang dilakukan. Tanpa pembenahan aqidah
amal menjadi tiada berguna.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-An’am/6:88
Yang artinya: “Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari
mereka amalan yang telah mereka kerjakan”.
Sungguh kita tengah berada dalam arena fitnah yang berkepanjangan. Negri yang
aman kini telah berubah bentuk menjadi negri yang mencekam dan menakutkan.
Kolusi, korupsi, dan nepotisme menjadi bagian penting dalam tubuh para penegak dan
penduduknya. Sesungguhnya kehinaan dan malapetaka yang menimpa bangsa ini adalah
ketika bangsa ini menghendaki kemuliaan bukan dari islam, ketika para penguasa dan
rakyatnya meninggalkan agama dan cinta yang berlebihan terhadap dunia, hingga
akhirnya Allah menimpakan kehinaan yang tidak ada jalan keluarnya kecuali dengan
kembali kepada agama. Dan perlu diketauhi oleh kita bahwa kerusakan yang di akibatkan
keyakinan / aqidah manusia dari kesyirikan,khurofat, kebid’ahan, dan kesesatan seribu
kali jauh lebih berbahaya daripada kerusakan yang di timbulkan dari rusaknya hukum/
undang-undang dan yang lainnya.
D. Metodologi Para Rasul Dalam Menyampaikan Aqidah
Pengajaran tentang aqidah adalah amat diutamakan dalam tradisi pendidikan islam
dari zaman ke zaman, karena aqidah merupakan asas pada ajaran islam. Penelitian
terhadap metodologi pembentangan aqidah yang dipraktikkan oleh para Rasul, bahwa
mereka bukan sekedar membentangkan prinsip-prinsip aqidah yang bersifat beku pada
kaum mereka atau sekedar memahamkan masyarakat tentang peristilahan aqidah yang
terdapat dalam kamus pembendaharaan islam. Dan aqidah yang di terapkan pun sesuai
dengan permasalahan yang sedang di hadapi ummah nya,dengan tujuan untuk menangani
atau mengatasi permasalahan ummah yang sedang terjadi.
Para Nabi dan Rasul tidaklah datang dalam rangka menggulingkan negara dan
menegakkan negara yang baru, tidak menginginkan kekuasaan semata dan tidak pula
membentuk organisasi untuk itu, tetapi mereka datang memberi hidayah kepada manusia
dan menyelamatkannya dari kegelapan menuju cahaya. Inilah jalan lurus yang Allah telah
syari’atkan seluruh para nabi dari yang paling awalnya hingga yang paling akhirnya, dan
Dialah Allah Maha Pencipta, Maha Bijaksana, Maha Mengetahui akan tabiat manusia
dan apa yang bermaslahat untuk mereka.

E. Penyebab Terjadinya Penyelewengan Aqidah


5. Sebab seseorang terjatuh dalam penyimpangan aqidah, diantaranya:
a. Ketidaktahuan aqidah yang benar
b. Fanatisme buta terhadap adat istiadat nenek moyang dan berpegang teguh dengan
tradisi kolot mereka
c. Taklid buta terhadap semua perkataan manusia tanpa menggunakan ilmu yang benar
dan petunjuk wahyu
d.Berlebih-lebihan dalam bersikap terhadap wali dan orang shalih diantara mereka
e. Lalai dari mentadaburi ayat-ayat Allah, baik yang bersifat kauni maupun Qur’ani
f. Kebanyakan rumah-rumah yang ada sekarang ini telah kosong dari cahaya tauhid,
hampa dari hidayah-Nya dan jauh dari mempelajarinya
g. Kekosongan atau minimnya pembinaan tentang aqidah yang seharusnya di
tumbuhkan dan dikembangkan secara meluas dan merata

Anda mungkin juga menyukai