Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU LAINNYA


D
I
S
U
S
U
N
OLEH

NAMA : NURFADILAH SIANIPAR


NUR ANAMI
PUTRI WAHYUNI
REFI FAUZAH
RIZKA
LELA
SEMESTER :I
PRODI : PGMI
Dosen pengampuh : Lely Hasanah Lubis, Spdi,M.Pd

STITA AL-BUKHARY LABUHAN BATU


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
                                                    
Puji Syukur kehadirat  Tuhan Yang  Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis menyelesaikan tugas mandiri makalah “ Hubungan Ilmu Akhlak dengan
Ilmu Lainnya” dalam waktu ini. 
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan-kesalahan, baik dari  segi pengetikan, maupun materi yang di sajikan. oleh
sebab itu, saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun sangat di
harapkan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya. Tidak lupa pula penyusun haturkan permohonan maaf  sebesar-
besarnya apabila dalam penyusunan  makalah ini terdapat kata-kata yang tidak berkenan
di hati pembaca dan tidak sesuai, karena penyusun hanya manusia biasa dan
kesempurnaan hanya milik Allah.
                                                           

                                                                                         Rantauprapat, September 2021

                                                                                                        Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2
A. Pengertian Akhlak Dan Ilmu Akhlak........................................................2
B. Hubungan Antara Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Jiwa...................................3
C. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tauhid.........................................4
D. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tasawuf.......................................5
E. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Hukum.........................................6
F. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Filsafat..........................................7
G. Hubungan Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Pendidikan....................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu ilmu dipelajari karena ada manfaatnya. Diantara ilmu-ilmu itu ada
yang memberikan manfaat dengan segera dan ada pula yang dipetik buahnya
setelah agak lama dimalkan dengan segala ketekunan.
Pada hakikatnya setiap ilmu pengetahuan antara yang satu dengan yang
lainnya itu saling berhubungan. Akan tetapi hubungan tersebut ada yang sifatnya
berdekatan, pertengahan, bahkan ada pula yang jauh. Pada pembahasan kali ini
kita akan mengkaji bersama tentang ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ilmu
akhlak, yaitu diantaranya ilmu tasawuf, ilmu tauhid, ilmu jiwa, ilmu pendidikan,
filsafat.
Konsep akhlakul karimah adalah konsep hidup yang lengkap dan tidak
hanya mengatur hubungan antara  manusia dengan alam sekitarnya, tetapi juga
terhadap penciptanya. Allah menciptakan ilmu pengetahuan bersumber dari Al-
Qur’an. Namun tidak semua orang mengetahui atau percaya akan hal itu. Ini
dikarenakan keterbatasan pengetahuan manusia dalam menggali ilmu-ilmu yang
ada dalam Alqur’an itu sendiri. Oleh karena itu penting sekali permasalahan
hubungan antara ilmu akhlak dengan ilmu lainnya ini diangkat. Dalam uraian ini
hubungan Ilmu Akhlak hanya akan dibatasi pada ilmu-ilmu yang memiliki
hubungan yang sangat erat sebagaimana tersebut di atas.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan yang akan kami ambil sebagai acuan
pada makalah ini adalah, sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian akhlak dan ilmu akhlak?
2. Bagaimana hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa?
3. Bagaimana hubungan  Ilmu akhlak  dengan ilmu tauhid?
4. Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan  ilmu Tasawuf?
5. Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan ilmu  Hukum?
6. Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan ilmu Filsafat?
7. Bagaimana hubungan ilmu akhlak dengan ilmu pendidikan?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak dan Ilmu Akhlak


Perkataan akhlak berasal dari bahasa arab  jama’ dari khuluqun, yang
menurut bahasa diartikan budi pekerti, perangai, tindak laku atau tabi’at, adab,
atau tingkah laku. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan
perkataan khalqun yang berarti kejadian, serta erat hubungannya
dengan khaliq yang berarti pencipta dan makhluk, yang berarti yang diciptakan.
Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya
hubungan baik antara khaliq dengan makhluk dan antara makhluk dengan
makhluk.
Sedangkan pengertian akhlak menurut istilah, terdapat pengertian
menurut para ahli:
1. Menurut Ibnu Maskawih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui
pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Keadaan ini dibagi dua, ada yang
berasal dari tabiat aslinya, ada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang
berulang-ulang. Boleh jadi, pada mulanya tindakan itu melalui pikiran dan
pertimbangan, kemudia dilakukan terus-menerus maka jadilah suatu bakat
dan akhlak.
2. Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyatakan bahwa akhlak adalah
daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuatan-
perbuatan yang sontan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran. Jadi, akhlak
merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang dan secara spontan
diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan.
3. Menurut Prof Dr. Ahmad Amin dalam bukunya  al akhlak merumuskan
pengertian akhlak ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada
lainnya menyetakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan
mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.

2
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu akhlak adalah
ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan yang
tercela tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin.

Ilmu akhlak bisa juga diartikan sebagai ilmu yang menjelaskan tentang
baik dan buruk, mempelajari tentang sifat-sifat terpuji dan cara-cara untuk
memilikinya, serta meempelajari tentang sifat-sifat tercela dan cara-cara untuk
menghindarinya.

Dalam bahasa Indonesia selain menerima perkataan akhlak, etika dan


moral yang masing-masing berasal dari bahasa arab, yunani, dan latin, juga
dipergunakan beberapa perkataan yang makna dan tujuannya sama atau hampir
sama dengan perkataan akhlak ialah, susila, kesusilaan, tata susila, budi pekerti,
kesopanan, sopan santun, adab, perangai, tingkah laku, perilaku dan kelakuan.

B. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa (Psikologi)


Ilmu jiwa menyelidiki dan membicarakan kekuatan perasaan, paham,
mengenal ingatan, kehendak dan kemerdekaannya, khayal, rasa kasih, kelezatan
dan rasa sakit, sedang pelajaran akhlak sangat menginginkan apa yang
dibicarakan oleh ilmu, bahkan ilmu jiwa adalah pendahuluan yang tertentu bagi
akhlak. Pada masa akhir-akhir ini terdapat dalam ilmu jiwa suatu cabang yang
disebut ilmu jiwa masyarakat. Ilmu ini menyelidiki akal manusia dari jurusan
masyarakat. Yakni menyelidiki soal bahasa dan bagaimana bekasnya terhadap
akal, adat kebiasaan suatu bangsa yang mundur dan bagaimana perkembangan
susunan masyarakat. Dan bagaimana cabang ini memberi bekas yang langsung
pada etika, melebihi dari ilmu jiwa perseorangan. Menurut para sufi, akhlak
seseorang bergantung  pada jenis jiwa yang berkuasa dalam dirinya
Ilmu Jiwa membahas tentang gejala-gejala kejiwaan yang tampak dalam
tingkah laku. Melalui ilmu jiwa dapat diketahui psikologis yang dimiliki
seseorang. Jiwa yang bersih dari dosa dan maksiat serta dekat dengan Tuhan,
misalnya akan melahirkan perbuatan sikap yang senang pula, sebaliknya jiwa
yang kotor, banyak berbuat kesalahan dan jauh dari Tuhan akan melahirkan
perbuatan yang jahat, sesat dan menyesatkan orang lain.
3
Dengan demikian ilmu jiwa mengarahkan pembahasannya pada aspek
batin manusia dengan cara penginterpretasikan perilakunya yang tampak.
Melalui bantuan informasi yang diberikan ilmu jiwa, atau potensi kejiwaan yang
diberikan al-Qur’an, maka secara teoritis ilmu Akhlak dapat dibangun dengan
kokoh. Hal ini lebih lanjut dapat kita jumpai dalam uraian mengenai akhlak yang
diberikan Quraish Shihab, dalam buku terbarunnya, Wawasan al-Qur’an. Ia
mengatakan bahwa: “Kita dapat berkata bahwa secara nyata terlihat dan
sekaligus kita akui bahwa terdapat manusia yang berkelakuan baik, dan juga
sebaliknya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ilmu jiwa dan ilmu akhlak bertemu karena
pada dasarnya sasaran keduanya adalah manusia. Ilmu akhlak melihat dari apa
yang sepatutnya dikerjakan manusia, sedangkan ilmu jiwa (psikologi) melihat
tentang apa yang menyebabkan terjadinya suatu perilaku.

C. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid


Ilmu tauhid adalah ilmu usuluddin , ilmu pokok-pokok agama, yakni
menyangkut aqidah dan keimanan, sedangkan akhlaq yang  baik menurut
pandangan Islam, harus berpijak pada keimanan. Iman tidak cukup sekedar
disimpan dalam hati, melainkan harus dilahirkan dalam perbuatan yang nyata
dan dalam bentuk amal saleh atau tingkah laku yang baik.
Ilmu Tauhid merupakan ilmu yang mambahas tentang bagaimana cara
mengesakan Tuhan. Hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid ini sekurang-
kurangnya dapat dilihat melalui empat analisa sebagai berikut:
1.      Dilihat dari segi objek pembahasannya, Ilmu Tauhid sebagaimana
diuraikan di atas membahas masalah Tuhan baik dari segi dzat, sifat dan
perbuatan-Nya.
2.      Dilihat dari segi fungsinya, Ilmu Tauhid menghendaki agar seseorang yang
bertauhid tidak hanya cukup dengan menghafal rukun iman dengan dalil-
dalilnya, tetapi yang terpenting adalah agar orang yang bertauhid meneladani
terhadap subyek yang ada dalam rukun iman.
3.      Dilihat dari erat kaitannya antara iman dan amal shalih. Dapat diuraikan
kalau suatu keimanan dalam Ilmu Tauhid sangat erat dengan perbuatan baik
dalam Ilmu Akhlak.
4
Dimana Ilmu Tauhid sebagai landasannya, sedangkan Ilmu Akhlak memberikan
penjabaran dan pengalaman dari Ilmu Tauhid. Tauhid tanpa akhlak mulia tidak
akan ada artinya, dan sebaliknya pula akhlak mulia tanpa tauhid tidak akan
kokoh.
Hubungan antara tauhid dan akhlaq tercermin dalam hadits Rasulullah saw. yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah:
)‫اكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا (رواه الترمذى‬ .A
“Orang mu’min yang sempurna imannya ialah yang terbaik budi
pekertinya.” (H.R Tirmidzi)
Jelaslah bahwa akhlaqul karimah adalah mata rantai iman. Sebagai contoh, malu
(berbuat kejahatan) adalah salah satu dari pada akhlaqul mahmudah. Nabi dalam
salah satu haditsnya menegaskan bahwa “malu itu adalah cabang dari pada
iman.”

D. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf


Sebagaimana diketahui bahwa dalam tasawuf masalah ibadah amat
menonjol, karena bertasawuf itu pada hakikatnya melakukan serangkaian ibadah
seperti shalat, puasa, haji, zikir, dan lain sebagainya, yang semuanya itu
dilakukan dalam rangka mendekatkatkan diri kepada Allah, ibadah yang
dilakukan dalam rangka bertasawuf itu ternyata erat hubungannya dengan
akhlak.

Jadi ilmu tasawuf adalah ilmu yang membahas tentang cara-cara


seseorang mendekatkan dirinya kepada Allah. Definisi lain tentang tasawuf
adalah mengambil jalan hidup secara zuhud (al-zuhd), yakni menjauhkan diri
dari gemerlapnya dunia dengan segala bentuknya, disertai dengan pelaksanaan
berbagai bentuk ibadah kepada Allah.

Dalam hubungan ini Harun Nasution lebih lanjut mengatakan, bahwa


ibadah dalam islam erat sekali hubungannya dengan pendidikan akhlak. Ibadah
dalam Al-qur’an dikaitkan dengan takwa, dan takwa berarti melaksanakan
perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya, yaitu orang yang berbuat baik dan
jauh dari yang tidak baik.
5
Inilah yang dimaksud dengan ajaran amar ma’ruf
nahimunkar, mengajakan orang pada kebaikan dan mencegah orang dari hal-hal
yang tidak baik. Tegasnya orang yang bertakwa adalah orang yang berakhlak
mulia. Harun Nasution lebih lanjut mengatakan, kaum sufilah, terutama yang
pelaksanaan ibadahnya membawa kepada pembinaan akhlak mulia dalam diri
mereka.

E. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Hukum


Pokok pembicaraan dua ilmu ini ialah perbuatan manusia, dan tujuan
keduanya hampir sama, yaitu mengatur perbuatan manusia untuk kebahagiaan
mereka. Akan tetapi lingkungan Ilmu Akhlak lebih luas. Akhlak memerintahkan
berbuat apa yang berguna dan melarang berbuat segala apa yang mudlarat,
dengan ilmu hukum tidak demikian, karena banyak perbuatan yang terang
berguna tidak diperintahkan oleh ilmu hukum, seperti berbuat baik kepada fakir
miskin dan perlakuan baik antara suami istri. Demikian juga beberapa perbuatan
yang mendatangkan kemudlaratan tidak dicegah oleh imu hukum, umpamanya
dusta dan dengki. Ilmu hukum tidak menyampuri urusan ini, karena ilmu hukum
tidak perintah dan tidak melarang, kecuali apabila dapat menjatuhi hukuman
kepada oran yang menyalahi perintah dan larangannya.
Perbedaa lainnya ialah bahwa ilmu hukum melihat segala perbuatan dari
jurusan buah dan akibatnya yang lahir, sedangkan akhlak menyelami gerak jiwa
manusia yang batin (walaupun tidak menimbulkan perbuatan lahir) dan juga
menyelidiki perbuatan yanglahir.
Lebih jelas kita katakan bahwa : Ilmu hukum itu dapat berkata : “jangan
mencuri jangan membunuh” , tetapi tidak tidak dapat berkata sesuatu tentang
kelanjutannya, sedang etika bersamaan dengan ilmu hukum didalam mencegah
pencurian dan pembunuhan, dapat menambah dengan katanya : “jangan berfikir
dalam keburukam”. Jangan mengkhayalkan yang tidak berguna. Ilmu hukum
dapat menjaga hak milik manusia, dan mencegah orang yang akan
melanggarnya, akan tetapi tidak dapat memerintah kepada sipemilik agar
mempergunakan miliknya untuk kebaikan adapun yang dapat memerintahkan
ialah Akhlak.
6
F. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menyelidiki segala
sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran. Filsafat
melakukan penyelidikan segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan
menggunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat bukan mempersoalkan
gejala-gejala atau fenomena, tetapi yang dicari adalah hakikat dari fenomena.
Bagian-bagiannya meliputi:
a. Metafisika: penyelidikan di balik alam yang nyata
b. Kosmologia: penyelidikan tentang alam(filsafat alam)
c.  Logika: pembahasan tentang cara berfikir cepat dan tepat
d. Etika: pembahasan tentang tingkah laku manusia
e. Theodicea: ketuhanan tentang ketuhanan
f. Antropologia: pembahasan tentang manusia

Dengan demikian, jelaslah bahwa etika termasuk salah satu komponen


dalam filsafat. Banyak ilmu-ilmu yang pada mulanya merupakan bagian filsafat
karena ilmu tersebut kian meluas dan berkembang dan akhir membentuk rumah
tangganya sediri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga dalam etika dalam
proses perkembangannya, sekalipun masih diakui sebagai bagian dalam
pembahasan filsafat, kini telah merupakan ilmu yang mempunyai identitas
sendiri.

Etika dianggap sebagai bagian dari filsafat  atau pemikiran kritis dan
mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Di dalamnya etika mau mengerti
mengapa kita harus  mengikuti ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita dapat
mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran
moral. Melalui filsafat ini, etika berusaha untuk mengerti mengapa, atau dasar
apa kita harus hidup menurut norma-norma tertentu.

G. Hubungan Antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan


Ilmu pendidikan dalam berbagai literatur banyak berbicara mengenai
berbagai aspek yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan pendidikan.
Ahmad D.Marimba mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah identik dengan
tujuan hidup seorang muslim, yaitu menjadi hamba Allah yang mengandung
7

implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepada-Nya. Pendidikan dalam


pelaksanaanya memerlukan dukungan orang tua dirumah, guru di sekolah serta
pimpinan tokoh masyarakat di lingkungan. Semua lingkungan ini merupakan
bagian integral dari pelaksanaan pendidikan, yang berarti pula tempat
dilaksanakannya pendidikan akhlak untuk meciptakan akhlak yang baik bagi
generasi bangsa
Ilmu pendidikan sering dijumpai dalam berbagai literatur dan banyak
berbicara mengenai berbagai aspek yang ada hubungannya dengan tercapainya
tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dalam pandangan Islam banyak
berhubungan dengan kualitas manusia yang berakhlak. Sementara itu,
Muhammad Athiyah al-abrasyi mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti
adalah jiwa dari pendidikan Islam, dan Islam telah menyimpilkan bahwa
pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan.
Hakikat pendidikan adalah menyiapkan dan mendapingi seseorang agar
memperoleh kemajuan dalam menjalani kesempurnaan. Kebutuhan manusia
terhadap pendidikan beragama seiring dengan beragamnya kebutuhan
manusia. Ia membutuhkan pendidikan fisik untuk menjaga keseharan fisiknya, ia
membutuhkan pendidikan akal agar jalan pikirnya sehat, ia membutuhkan
pendidikan sosial agar membawanya mampu bersosialisasi, ia membutuhkan
pendidikan agama untuk membimbing rohnya menuju Allah, ia membutuhkan
pula pendidikan akhlak agar perilakunya seirama dengan akhlak yang baik.
Pendidikan akhlak merupakan benang perekat yang merajut semua jenis
pendidikan di atas dengan kata lain, semua jenis pendidikan di atas harus tunduk
pada kaidah-kaidah akhlak.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa
ilmu akhlak adalah suatu ilmu yang sangat penting dimiliki manusia karena
dengan ilmu akhlak jiwa kita lebih tenang damai, dan menjadi manusia yang
lebih baik. Hubungan ilmu ahlak dengan ilmu tasawuf, tauhid, psikologi,
sosiologi, pendidikan, filsafat dan hukum adalah untuk mengetahui apakah
keadaaan rohani dan jasmani baik individu ataupun masyarakat tertentu baik
atau buruk.

B. Saran
Demikian makalah ini penulis tulus, untuk memenuhi tugas mata kuliah
Aqidah Akhlak tentang hubungan ilmu akhlak denga ilmu-ilmu lainnya.
penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari harapan dan sempurna.
Karena itu, saran dan masukan dari pembaca sangat Penulis harapkan dalam
penyempuranaan makalah ini.
9

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad. 2013.  Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta: PT Bulan Bintang.

Anwar, Rosihon. 2010.  Akhlak Tasawuf,. Bandung: CV Pustaka Setia

Suhayib 2016. Studi Akhlak. Jogjakarta: Kalimedia

Riyadi, Hendar 2008 Tauhid Ilmu. Bandung: Nuansa

http://pipitvanessa.blogspot.com/2015/10/hubungan-ilmu-akhlak-dengan-ilmu-
ilmu.html
10

Anda mungkin juga menyukai